Anda di halaman 1dari 11

1

PENGARUH PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PADA PROGRAM
PELAYANAN ASUHAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS RAWAT JALAN MEMPAWAH

ABSTRAK
Erna Suryani1, Suwarsono S.Pd,S.SiT, M.Pd2, Sukini, S.ST, MHKes3

Tingginya angka prevalensi karies, disebabkan oleh sulitnya jangkauan pelayanan


kesehatan gigi dan mulut terutama pada daerah terpencil. Untuk menekan jumlah masalah
kesehatan gigi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencanangkan Indonesia bebas karies
pada tahun 2030 mendatang. Salah satu program yang dapat mewujudkannya adalah pelayanan
asuhan kesehatan gigi dan mulut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut terhadap tingkat keberhasilan pada program pelayanan
asuhan di wilayah Puskesmas Rawat Jalan Mempawah.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dari suatu keadaan secara obyektif
dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini menggunakan total sample sebanyak 234 orang
dengan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Instrument yang digunakan dalam
penelitian ini adalah alat oral diagnostik dan format pemeriksaan. Analisa data menggunakan
SPSS dengan uji chi square .
Uji pengaruh pelayanan asuhan terhadap angka OHIS ditemukan angka p value = 0,000 <
0,05 artinya ada pengaruh yang signifikan. Uji pengaruh pelayanan asuhan dengan DMFT juga
signifikan karena angka p value = 0,000 < 0,05. Pelayanan asuhan dapat menurunkan angka OHIS
dan DMF-T menjadi baik. Diharapkan pelayanan asuhan ini dapat dilaksanakan secara
berkelanjutan dengan kerja sama yang baik antara pihak puskesmas dengan pihak sekolah.

Kata Kunci: Pelayanan Asuhan, OHIS, DMF-T


1)
Mahasiswa Program Studi Diploma IV Keperawatan Gigi
2,3)
Dosen Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Semarang

ABSTRACT
Erna Suryani1, Suwarsono S.Pd,S.SiT, M.Pd2, Sukini, S.ST, MHKes3

The high prevalence of caries is caused by the difficulty of the range of dental and oral
health services, especially in remote areas. To reduce the number of dental health problems, the
Ministry of Health of the Republic of Indonesia has declared Indonesia caries free in the coming
2030. One program that can make it happen is dental and oral health care services. The purpose
of this study was to determine the effect of dental and oral health care on the level of success in the
care service program in the Mempawah Road Health Center area.
The type of research used is descriptive of a situation objectively with a cross sectional
design. This study used a total sample of 234 people using the Proportionate Stratified Random
Sampling technique. The instrument used in this study is an oral diagnostic tool, disclosure agent
and examination format. Data analysis using SPSS with the chi square test.
The test of the effect of care services on OHIS numbers found p value = 0,000 <0,05, which means
there is a significant effect. The test of the effect of care services with DMFT is also significant
because the number p value = 0,000 <0,05. Care services can improve OHIS and DMF-T
numbers to be good.
It is hoped that this care service can be carried out continuously with good cooperation between
the health center and the school.

Keywords: care services, OHIS, DMF-T


1)
Student of Dental Health Study Program Diploma IV
2,3)
Lecturer of Dental Health Departement Of Health Politeknik Semarang

2
PENDAHULUAN produktivitas sehari hari. Dari angka
Kesehata merupakan bagian kejadian karies gigi pada tahun 2013
integral dari kesehatan secara lalu, jumlahnya mencapai 53%, naik
keseluruhan yang dapat dari 2007 yang berjumlah 41%.
mempengaruhi kualitas hidup. Untuk menekan jumlah masalah
Penyakit gigi dan penyakit kesehatan gigi, Kementerian
periodontal tinggi di masyarakat dan Kesehatan mencanangkan Indonesia
hasil penelitian menunjukkan karies Bebas Karies pada tahun 2030
gigi mempunyai dampak luas, yaitu mendatang. Salah satu program
pada kualitas hidup antara lain yang dijalankan adalah
keterbatasan fungsi, disabilitas fisik, menggalakkan upaya promotif untuk
ketidaknyamanan psikis. menyikat gigi dengan baik dan
(Kementerian Kesehatan RI, 2012). benar dan memberdayakan dokter
Menurut Undang undang No. gigi dan terapis kesehatan gigi di
36 tahun 2009 tentang Kesehatan Unit Kesehatan Sekolah dan
Pasal 46-47 menyatakan bahwa puskesmas yang tersebar hingga ke
untuk mewujudkan derajat pelosok Indonesia.(Kemenkes RI,
kesehatan yang setinggi-tingginya 2015).
bagi masyarakat, diselenggarakan Berdasarkan Riskesdas (2013),
upaya kesehatan perseorangan dan prevalensi nasional masalah gigi dan
upaya kesehatan masyarakat. Upaya mulut menunjukkan sebesar 25,9%
peningkatan kesehatan gigi dan sebanyak 14 propinsi mempunyai
mulut pada masyarakat prevalensi masalah gigi dan mulut di
diselengggarakan dalam bentuk atas angka Nasional. Pelayanan
kegiatan dengan pendekatan asuhan kesehatan gigi dan mulut
promotif, preventif dan rehabilitatif adalah pelayanan kesehatan gigi dan
yang dilaksanakan secara terpadu mulut yang terencana, ditujukan
merupakan bagian integral dari kepada kelompok tertentu yang
pembangunan kesehatan Nasional, dapat diikuti dalam kurun waktu
untuk itu upaya meningkatkan tertentu diselenggarakan secara
derajat kesehatan gigi dan mulut berkesinambungan dalam bidang
dapat mempengaruhi kesehatan promotif, preventif, dan kuratif
secara menyeluruh. Pelayanan sederhana yang diberikan kepada
kesehatan gigi, pencegahan penyakit individu, kelompok, dan masyarakat
gigi oleh pemerintah, pemerintah untuk mencapai taraf kesehatan gigi
daerah dan masyarakat yang dan mulut yang optimal (Depkes RI
dilakukan secara terpadu, 2000).
terintegrasi dan berkesinambungan. Prevalensi penduduk Pontianak
Kesehatan gigi sering kali yang mempunyai masalah kesehatan
diabaikan oleh masyarakat gigi dan mulut dalam 12 tahun
Indonesia. Mereka mengganggap terakhir sebanyak 20,1%. Diantara
bahwa masalah pada gigi tidak 26,5% yang memdapatkan
menyebabkan kematian sehingga tak perawatan dari tenaga kesehatan
menjadi peroritas untuk dijaga gigi, 2,1% penduduk telah
kesehatannya. Faktanya, sederet kehilangan seluruh gigi aslinya.
masalah pada gigi bisa (Dian, 2012).
mempengaruhi fungsi organ tubuh Berdasarkan Riset Kesehatan
yang lain dan mengganggu Dasar (Riskesdas) Nasional pada

3
2013, kasus karies gigi (DMF-T) Berdasarkan hasil model
rata-rata di Kalimatan Barat percontohan selama kegiatan di
mencapai 6,2%. Itu berarti,dari 28 Puskesmas Rawat Jalan Mempawah,
gigi yang dimiliki oleh masyarakat data awal sebelum kegiatan DMF-T
Kalimantan barat rata-rata 6 gigi 4,6 ,OHIS 1,8 PTI hanya 0,2%
mengalami karies gigi. (Riskesdes sangat rendah masih penambalan
2013). Anak sekolah > 12 tahun giginya. Setelah kegiatan berjalan di
adalah DMF-T< 3 dan th 2010 < 2 lakukan evaluasi midtren dengan
dan keadaan di Indonesia saat ini hasil DMF-T 3,1 ,OHIS 0,5 dan PTI
masih di bawah indek WHO, tetapi meningkat menjadi 50% jadi anak-
dari tahun ke tahun cenderung anak sudah mulai mau nambal gigi
meningkat. Berdasarkan hasil yang berlubang. Dan hasil akhir
survey yang dilakukan di kegiatan pada tahun 2005 DMF-T
Mempawah pada 2003 DMF-T anak 3,3 ,OHIS 0,6 dan PTI 50 %. Model
usia 12 tahun > 4,7 yang bearti percontohan dilakukan pada 2
bahwa angka ini jauh di atas target Sekolah saja waktu itu yaitu SDN
WHO sekarang yaitu <1 dan OHIS NO 2 dan SDN NO 08 Mempawah.
anak 12 th > 1,8 sedangkan target Untuk melihat tingkat
yang ditetapkan adalah < 1. keberhasilan program pelayanan
Tingginya angka karies di asuhan kesehatan gigi dan mulut di
Kabupaten Mempawah disebabkan wilayah kerja Puskesmas Rawat
oleh sulitnya jangkauan pelayanan Jalan Mempawah telah dilakukan
kesehatan gigi dan mulut masih evaluasi kegiatan program
sangat terbatas dan tidak pelayanan asuhan kesehatan gigi
seimbangnya distribusi dokter gigi dan mulut dilakukan 1tahun sekali
dan terapis gigi dan mulut pada terhadap tiga hal, yaitu :
daerah terpencil di mana penduduk Evaluasi proses, terhadap
perdesaan 70 % bertempat tinggal. pelaksanan kegiatan program
Jadi saat ini sebagian besar pelayanan asuhan yang
penduduk tidak mendapatkan menyangkut sumber daya seperti
pelayanan kesehatan gigi dan mulut tenaga, dana dan fasilitas lainya.
yang memadai, terjangkau dan tepat Evaluasi hasil program untuk
guna. Pada Kabupaten Mempawah menilai sejauh mana program
,terdapat 14 puskesmas tetapi masih tersebut berhasil dilaksanakan
ada 50% Puskesmas tidak punya sesuai dengan target yang ingin
dokter gigi dan hanya ada terapis dicapai OHIS baik < 1 dan DMF-T
gigi dan mulut saja.Untuk mengatasi < 1. Evaluasi dampak program
masalah di atas pada tahun 2003 - pelayanan asuhan kesehatan gigi
2005 dilakukan uji coba sebuah dan mulut terhadap indek
model percontohan dengan judul kebersihan gigi dan mulut OHIS dan
Pengembangan dan Pemantapan angka karies gigi DMF-
Sistim Pemeliharaan Kesehatan gigi T.(Ratnasari, 2017) Dari hasil
dan Mulut di daerah perdesaan evaluasi kegiatan program
Indonesia, yang isinya tentang pelayanan kesehatan gigi dan mulut
Program pelayanan asuhan di Puskesmas Rawat Jalan
kesehatan gigi dan mulut ( Mempawah tahun 2017 dengan hasil
Pusdiknakes WHO, 2004). indek OHIS = 1, dan DMF-T =2,5.

4
Berdasarkan hasil model subjek pada satuwaktu.
percontohan pengembangan dan (Notoatmodjo, 2012).
pemantapan program pelayanan Jumlah populasi Puskesmas
asuhan kesehatan gigi dan mulut di Rawat Jalan Mempawah sejumlah
Mempawah itu sangat baik 18 dengan jumlah siswa sebanyak
dilanjutkan dan diterapkan ke 2377 anak. Adapun sampel yang
sekolah –sekolah lain mulai dari digunakan dalam penelitian ini
sejak dini seperti PAUD, TK, SDN, semua siswa dalam program
MI, SMP, SMA , POSYANDU dan pelayanan asuhan kesehatan gigi
kelompok masyarakat lain. Karena dan mulut yang mempunyai karies
dengan program pelayanan asuhan dalam rongga mulut dengan
kesehatan gigi dan mulut adalah menggunakan Proportionate
merupakan pelayanan professional Stratified Random Sampling.
yang diberikan oleh perawat gigi Adapun sampel yang digunakan
kepada perorangan dan masyarakat dalam penelitian ini semua siswa
(Kepmeskes RI standar 2006). dalam program pelayanan asuhan
Berdasarkan hasil program kesehatan gigi dan mulut yang
kegiatan pelayanan asuhan mempunyai karies dalam rongga
kesehatan gigi dan mulut di mulut dengan menggunakan
Puskesmas Rawat Jalan Mempawah Proportionate Stratified Random
yang dilanjutkan dan kembangkan Sampling.
sampai saat ini didapat hasil rata- Tabel 3. 1 Pembagian Sampel
rata angka OHIS sedang dan angka
karies (DMF-T) tinggi peneliti Jumlah
Popul
tertarik ingin meneliti pengaruh Kelas yang di Terpilih
asi
program pelayanan asuhan tentukan
kesehatan gigi dan mulut terhadap I-II 546 10% 50 : 18
keberhasilan pelayanan asuhan =3
kesehatan gigi dan mulut di wilayah Kelas I
kerja puskesmas rawat jalan –II = 3
Mempawah dan hasil kegiatan siswa
pelayanan asuhan dari tahun 2004- III- IV 955 10% 95 :18
2017. =5
METODE PENELITIAN Kelas II
Dalam penelitian ini jenis – III =
penelitian yang digunakan adalah 5 siswa
deskriptif yaitu merupakan jenis V- VI 876 10% 87 :18
penelitian yang digunakan dengan =5
tujuan utama untuk membuat Kelas
gambaran atau deskripsi suatu IV – V
keadaan secara obyektif. = 5
(Notoatmodjo, 2007). Rancangan siswa
penelitian yang digunakan adalah Jadi sampel yang di ambil
cross sectional yang merupakan 232 : 18 = 13 siswa setiap sekolah
rancangan penelitian dimana tiap secara random
subjek penelitian hanya diobservasi
sekali saja dan pengukuran
dilakukan terhadap status variabel

5
HASIL PENELITIAN yang paling banyak dijumpai yaitu
1. Analisis Univariat kategori usia 10 dan 12 tahun sekitar
1) Distribusi Frekuensi Jenis 48 responden (20,5 %).
Kelamin Responden
3) Distribusi Frekuensi Kelas
Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Responden
responden berdasarkan jenis Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi
kelamin responden berdasarkan kelas
Jumlah f (%) Distribusi Kelas

Laki-laki 128 54,7 Kelas Responden f (%)


1 18 7,7
Perempuan 106 45,3
2 36 15,3
Total 234 100
3 36 15,3
Berdasarkan tabel 4.1
menunjukkan bahwa responden 4 54 23,1
yang paling banyak dijumpai yaitu
Kategori Laki-laki sekitar 128 5 36 15,4
responden (54,7%).
6 54 23,1
2) Distribusi Frekuensi Umur
Total 234 100
Responden
Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan tabel 4.3
responden berdasarkan umur menunjukkan bahwa responden
Umur yang paling banyak dijumpai yaitu
kategori kelas 4 dan 6 sekitar 54
Umur Jumlah Persentasi
responden (23,1 %).
6 14 6,0
4) Distribusi Frekuensi
7 23 9,8 berdasarkan Jumlah Responden
Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi
8 26 11,1 berdasarkan Jumlah Responden
9 33 14,1 Sekolah Jumlah f (%)
SDN 01 13 5,6
10 48 20,5
Mempawah
11 39 16,7 SDN 02 13 5,6
12 48 Mempawah
20,5
SDN 04 13 5,6
13 2 0,9 Mempawah
14 1 0,4 SDN 05 13 5,6
Mempawah
Total 234 100
SDN 07 13 5,6
Berdasarkan tabel 4.2 Mempawah
menunjukkan bahwa responden

6
SDN 08 13 5,6 0,00 99 42,3
Mempawah
0,16 9 3,8
SDN 10 13 5,6
Mempawah 0,20 12 5,1

SDN 12 13 5,6 0,30 17 7,3


Mempawah 0,50 2 0,9
SDN 14 13 5,6 0,66 43 18,4
Mempawah
1,00 51 21,8
SDN 16 13 5,6
Mempawah 2,00 1 0,4

SDN 17 13 5,6 Total 234 100,0


Mempawah
Berdasarkan tabel 4.5
SDN 18 13 5,6 menunjukkan bahwa responden
Mempawah yang paling banyak dijumpai yaitu
debris indeks kriteria baik sebanyak
SDN 21 13 5,6 99 responden (42,3 %).
Mempawah 6) Distribusi Frekuensi nilai
SDN 24 13 5,6 Calculus Indeks
Mempawah Tabel 4. 6 Distribusi Frekuensi
nilai Calculus Indeks
SDN 25 13 5,6 Calculus Index
Mempawah
Nilai Jumlah Persentasi
SD IT 13 5,6 Calculus
Mempawah Indeks
MI 13 5,6 0,00 231 98,7
Mempawah
0,16 1 0,4
Total 234 100
0,30 2 0,9
Berdasarkan tabel 4.4
menunjukkan bahwa sekolah yang Total 234 100,0
menjadi sampel sebanyak 18 sekolah Berdasarkan tabel 4.6
di mana masing-masing sekolah di menunjukkan bahwa responden
periksa muridnya sebanyak 13 siswa yang paling banyak dijumpai yaitu
dengan strata yang sama berdasarkan responden yang mempunyai nilai
kelasnya. calculus kriteria baik sebanyak 231
5) Distribusi Frekuensi Debris responden (98,7 %).
Indeks 7) Distribusi Frekuensi nilai OHIS
Tabel 4. 5 Distribusi Frekuensi Tabel 4. 7 Distribusi Frekuensi
Debris Indeks nilai OHIS
Debris Indeks OHIS
Nilai Debris Responden f (%) Nilai OHIS Responden f (%)
Indeks

7
0-1,2 232 99,1 75% 5 12,1
(Baik)
100% 16 6,8
1,3-3 2 0,9
(Sedang) Total 234 100

Total 234 100,0 Berdasarkan tabel 4.9


menunjukkan bahwa responden
Berdasarkan tabel 4.7 yang paling banyak dijumpai yaitu
menunjukkan bahwa responden responden yang mempunyai nilai
yang paling banyak dijumpai yaitu PTI kriteria sehat sebanyak 111
responden yang mempunyai nilai responden (47,4 %).
OHIS kriteria baik sebanyak 232
responden (99,1 %). 10) Distribusi Frekuenasi
Program Pelayanan Asuhan
8) Distribusi Frekuensi angka DMF-T Tabel 4. 10 kriteria program
responden pelayanan asuhan di sekolah
Tabel 4. 8 Distribusi Frekuensi Skor Jumlah f (%)
angka DMF-T responden Penilaian sekolah
DMF-T
50-75 10 55,5
Nilai DMF-T Responden f (%) (sering)
0,0-1 (sangat 97 41,5 75-100 8 45,5
rendah) (Rutin)
1,2-2,6 127 54,3 Total 18 100,0
(rendah)
Berdasarkan tabel 4.10
2,7-4,4 6 2,6 menunjukkan bahwa responden
(sedang) yang paling banyak dijumpai
yaitu responden dengan skor
4,5-6,5 (tinggi) 4 1,7 penilaian kriteria kegiatan sering
Total 234 100,0 dilaksanakan sebanyak 10
sekolah (55,5%).
Berdasarkan tabel 4.8 11) Distribusi Frekuensi rerata
menunjukkan bahwa responden OHIS, DMF-T dan PTI
yang paling banyak dijumpai yaitu Tabel 4. 11 frekuensi rerata
responden yang mempunyai angka OHIS, DMF-T dan PTI
DMF-T kriteria rendah sebanyak Pemeriksaan Rerata Kriteria
127 responden (54,3 %).
9) Distribusi Frekuensi angka PTI OHIS 0,40 Baik
Tabel 4. 9 Distribusi Frekuensi DMF-T 1,56 Rendah
angka PTI
PTI Jumlah f (%) PTI 30,66 Sedang

Sehat 111 47,4 Berdasarkan tabel 4.11 terlihat


bahwa pada pemeriksaan OHIS
50% 96 41,0 masuk dalam kriteria baik (0,40)
66,67% 6 2,6 dengan DMF-T kriteria rendah dan
PTI kriteria sedang.

8
2. Analisis Bivariat Tabel 4. 13 Uji pengaruh pelayanan
Dalam penelitian ini, analisa asuhan terhadap DMF-T
bivariat digunakan untuk Value df Asymp.Sig.
mengetahui ada tidaknya
hubungan variabel bebas dengan
variabel terikat untuk mengetahui Person 22,668a 4 0,000
pengaruh pelayanan asuhan
Chi
keperawatan gigi dan mulut 24,003 4 0,000
Square
terhadap tingkat keberhasilan
program pelayanan asuhan Likeli
kesehatan gigi dan mulut. Hasil hood 2,419 1 ,120
uji korelasi menggunakan Uji Chi Ratio
Square. 234 ,
1) Tabulasi Silang Program Linear-
Pelayana Asuhan terhadap by-
OHIS Linear
Tabel 4. 12 Uji pengaruh Assciat
pelayanan asuhan terhadap ion
OHIS
Value df Asymp. N of
Sig Valid
Cases
(2-
sided) Setelah diuji dengan Chi Squre
Person 35,955а 9 ,000 terlihat p value = 0,000. Jika pvalue
Chi ≤0,05 artinya Ho ditolak dan Ha
Square 40,205 9 ,000 diterima artinya ada pengaruh yang
signifikan dari pelayanan asuhan
Likelihoo 9,549 1 ,002
terhadap angka DMF-T.
d Ratio 234
KESIMPULAN
Linear-
1. Ada pengaruh program
by-Linear
Pelayanan asuhan kesehatan gigi
Associati
dan mulut terhadap tingkat
on
keberhasilan pada program
N of pelayanan asuhan kesehatan gigi
Valid dan mulut.
Cases 2. Ada pengaruh program
Pelayanan asuhan kesehatan gigi
Setelah diuji dengan Chi Squre dan mulut terhadap status
terlihat p value = 0,000. Jika pvalue kebersihan gigi dan mulut
≤0,05 artinya Ho ditolak dan Ha (OHIS) pada program pelayanan
diteria artinya ada pengaruh yang asuhan kesehatan gigi dan mulut.
signifikan dari pelayanan asuhan 3. Ada pengaruh program
terhadap angka OHIS. Pelayanan asuhan kesehatan gigi
2) Tabulasi Silang Program dan mulut terhadap status
Pelayanan Asuhan terhadap kesehatan gigi dan mulut (DMF-
DMF-T

9
T) pada program pelayanan Gigi-Malmo University 20
asuhan kesehatan gigi dan mulut. years-celebrate with us.
6. Gultom dan Diah, 2017.
SARAN Pelayanan Asuhan Kesehatan
1. Perlu dilakukan upaya Gigi dan Mulut Masyarakat,
peningkatkan frekuensi BPPSDMK- Kementerian
kunjungan baik yang bersifat Kesehatan.
promotif , preventif khususnya 7. Hostono, 2007. Analisa Data
penatalaksanaan kuratif pada Falkutas Kesehatan
terbatas. Masyarakat Universitas
2. Perlu dilakukan penelitian Indonesia.
lanjutan dengan teknik 8. Indirawati, 2013. Penilaian
sampling total populasi supaya indeks DMF-T anak usia 12
dapat dilihat dampak dari tahun oleh dokter gigi dan
program pelayanan asuhan. bukan dokter gigi di Kabupaten
3. Perlu dilakukan penelitian Ketapan. Litbang Departemen
lanjutan dengan sasaran yang Kesehatan
berbeda, seperti pada anak TK / 9. Kementerian Kesehatan RI,
Pra sekolah karena ingin 2012. Profil Kesehatan
mendeteksi awal pertumbuhan Indonesia,
gigi permanent dan mencegah Indonesia.Kementerian
terjadinya karies Kesehatan RI.
4. Perlu dilakukan penelitian 10. , 2018. Profil
lanjutan dengan sasaran SMP Kesehatan Indonesia,
karena ingin mengetahui Kementerian Kesehatan RI,
dampak dari program pelayanan Indonesia
asuhan terhadap OHIS dan 11. , 2012.
DMF-T. Pedoman Usaha Kesehatan
Gigi Sekolah (UKGS),
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI,
1. Azwar S, 2011. Metode
Indonesia.
Penelitian. Pustaka Pelajar,
12. KEPMENKES RI, 2006.
Yogyakarta.
Standard pelayanan asuhan
2. Bloom, 2005. Konsep
kesehatan gigi dan mulut,
Paradigma Sehat, SKRIPSI FK
Menteri Kesehatan RI.
UMM, Malang
Indonesia.
3. Derby, 2015. Asuhan
13. Kidd Edwina, A,M. dan Bechal,
Keperawatan Gigi dan Mulut
S, J. 2013. Dasar-Dasar Karies
Pada Pasien Diabetes Melitus.
Penyakit dan Penanggulangan,
E-Journal Poltekkes Kemenkes
EGC. Jakarta.
Semarang.
14. Koerniati I, 2006.
4. Femala Dian, 2012. Perilaku
Perkembangan Perawatan Gigi
Perawat gigi dalam
Masa Depan, Andalas
Pelaksanaan Program UKGS di
University Press. Padang.
Kota Pontianak, Journal
15. Kusumawardani Endah, 2011.
Promosi Kesehatan Indonesia-
Buruknya Kesehatan Gigi dan
E- jounal UNDIP.
Mulut. SIKLUS, Yogyakarta.
5. Greene dan Vermilion, 1960.
Oral Hygiene Index Dokter

10
16. Mahfoedz Irham, 2008. 24. Riyanto A, 2011. Aplikasi
Menjaga Kesehatan Gigi dan Metodologi Penelitian
Mulut Anak-anak dan Ibu Kesehatan. Nuha Medika,
Hamil. Fitramaya, Yogyakarta. Yogyakarta.
17. Marya, 2017. Gambaran 25. Sirait, N.M, 2011. Hubungan
Kejadian Karies Gigi Pelayanan Asuhan Kesehatan
berdasarkan body mass index Gigi dan Mulut Terhadap
pada anak-anak usia 48-60 Status DMF-T Siswa SD di
bulan di TK Negeri Pembina Wilayah Kerja Puskesmas I
Denpasar. SKRIPSI FK, Denpassar Selatan Tahun 2011.
Universitas Udayana. Skripsi. Denpassar.
18. Notoatmodjo, 2010. 26. Siska, dkk, 2018. Pelayanan
Metodologi Penelitian Asuhan Kesehatan Gigi dan
Kesehatan. Rineka Cipta. Mulut Individu. BPSDM,
Jakarta. Jakarta.
19. Pontonuwu J, dkk. Gambaran 27. Sriyono N.W, 2005. Pengentar
Karies Anak Sekolah Dasar Di Ilmu Kedokteran Gigi
Kelurahan Kinillow 1 Pencegahan. MEDIKA, FKG
Kecamatan Tomohon Utara. UGM Yogyakarta.
Ejournal, UniversitasSam 28. Sugiyono, 2017. Statistika
Ratulangi, Manado, Untuk Penelitian. Alfabeta,
20. Pratiwi D, 2007.Gigi Bandung.
sehat.Kompas. Jakarta. 29. Sundoro E.H, 2007. Serba serbi
21. Priyono Bambang, 2008. Buku Ilmu Konservasi. UI Press,
Ajar Epidemiologi untuk Jakarta.
Kesehatan. E-Journal FKG 30. Suwargiani, 2018. Hubungan
Universitas Gadjah Mada, Tingkat Keparahan Karies Gigi
Yogyakarta. dengan status gizi kelas dua
22. PUSDIKNAKES, 2004. SDN 01 Ciangsana. SKRIPSI
Pengembangan dan FK UIN Syarif Hidayatullah.
Pemantapan Sistem Jakarta.
Pemeliharaan Kesehatan Gigi
dan Mulut di daerah perdesaan
Indonesia, WHO.
23. RISKESDAS, 2013. Riset
Kesehatan Dasar. Jakarta

11

Anda mungkin juga menyukai