Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL PENELITIAN

PENGETAHUAN TENTANG KARIES GIGI SEBELUM DAN


SESUDAH PENYULUHAN KESEHATAN DI PERGURUAN
ADVENT CIMINDI BANDUNG

KNOWLEDGE OF DENTAL CARIES BEFORE AND AFTER HEALTH


EDUCATION IN PERGURUAN ADVENT CIMINDI BANDUNG

Mesrina Simbolon1, Imanuel Sri Mei Wulandari2


Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Advent Indonesia
Email: mesrinasimbolon@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti kepada kepada 10
orang siswa/i kelas 4 SD di Perguruan Advent Cimindi Bandung, mereka tidak
mengetahui apa itu karies gigi dan apa yang menyebabkannya bahkan 5 orang dari
antara mereka mengalami karies gigi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan tentang karies gigi di Perguruan Advent
Cimindi Bandung. Metode: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah desain peneitian kuantitatif dengan rancangan pra-post tes dalam satu
kelompok (pra-post test design). Penelitian ini dilakukan di Perguruan Advent Cimindi
Bandung pada 31 Oktober 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/i
kelas 4 di Perguruan Advent Cimindi Bandung tahun ajaran 2017/2018. Pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah 43 orang. Data dikumpul menggunakan tes yang terdiri dari
12 pertanyaan dengan nilai validasi dan reabilitas. Nilai validasi antara 0,446-0,707
dan nilai reabilitas adalah 0,859. Data yang terkumpul kemudian diolah dengan
menggunakan rumus persentasi dan uji hipotesis dengan pengujian dua pihak
menggunakan SPSS. Hasil: Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pengetahuan
tentang karies gigi sebelum penyuluhan kesehatan adalah cukup dengan angka
persentasi 74,4%. Pengetahuan setelah penyuluhan adalah baik dengan angka
persentasi 92,7%. Hasil perhitungan thitung menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan pengetahuan tentang karies gigi di Perguruan Advent Cimindi Bandung
sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan nilai thitung 5,920 pada taraf
kepercayaan 95% atau α = 0,05. Diskusi: Beberapa saran ditujukan kepada praktik
keperawatan komunitas, pendidikan keperawatan komunitas, dan penelitian
selanjutnya.

Kata kunci: Pengetahuan, Karies gigi

ABSTRACT
Introduction: Results of a preliminary study conducted by researchers at the 10
students 4th grade in Cimindi Bandung Adventist University, they do not know what it
is dental caries and what causes, even 5 of them experienced dental caries.Purpose:
This study aims to determine the extent of knowledge about dental caries in Cimindi
Bandung Adventist University. Method: The research design used in this research is
quantitave design with pre-post test in one group (pre-post test design).This research
was conducted in Cimindi Bandung Adventist University on October 31, 2017. The
population in this study were all students grade 4 in Perguruan Advent Cimindi
academic year 2017/2018. Sample used in this study is total sampling. The number of
samples in this study were 43 people. Data was collected using a test consisting of 12
JURNAL
questions with the validation value and reliability. Validation value between 0.446 to
0.707 and the value of reliability is 0.859. The collected data is then processed using
a percentage formula and hypothesis testing by paired t-test using SPSS. Result: The SKOLASTIK
calculations result show that knowledge about dental caries before health education is
enough with the percentage 74.4%. Knowledge after health education is good with
KEPERAWATAN
Vol, 4, No. 1
percentage 92.7%. The results of this study showed a significant differences in
Januari - Juni 2018
knowledge about dental caries in Perguruan Advent Cimindi Bandun before and after
health education with t-count 5.920 at 95% level confidence or α = 0.05. Discussion: ISSN: 2443 – 0935
Several suggestions were addressed to nursing community practice, nursing E-ISSN 2443 - 1699
community education and nursing research.

39
Mesrina Simbolon1, Imanuel Sri Mei Wulandari2

Key words: knowledge, dental caries

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan merupakan sejak usia dini (Depkes, 2015). Penyakit


bagian terpenting dalam mencapai gigi yang sering diderita oleh hampir
tujuan pembangunan nasional. Tujuan semua penduduk Indonesia ialah karies
pembangunan kesehatan adalah untuk gigi (Riskesdas, 2013).
meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap Prevalensi karies masih cukup tinggi di
orang agar terwujud derajat kesehatan seluruh dunia, ini berdasarkan
masyarakat yang optimal. Keberhasilan Federation Dentaire Internationale
pembangunan kesehatan memegang (2013) yaitu sekitar 90% penduduk
peran penting dalam meningkatkan mutu dunia berisiko mengalami penyakit gigi
dan daya saing sumber daya manusia dan mulut. World Health Organization
Indonesia. Pencapaian tujuan (2012) juga mengemukakan bahwa di
pembangunan kesehatan ditempuh dunia sekitar 60-90% dari anak usia
dengan menyelenggarakan berbagai sekolah mengalami karies gigi.
upaya kesehatan secara menyeluruh,
berjenjang, dan terpadu (Depkes RI, Di Amerika Serikat, karies gigi
2015). merupakan penyakit kronis anak-anak
yang sering terjadi dan tingkatnya 5 kali
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut lebih tinggi dari asma (Healthy People,
merupakan bagian integral dari 2010). Karies merupakan penyebab
pelayanan kesehatan secara menyeluruh. patologi primer atas penanggalan gigi
Indikator status kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak (American Dental
telah ditetapkan yang mengacu pada Hygiene Association, 2010). Anak usia
Global Goals for Oral Health 2020 yang 12 tahun merupakan usia di mana karies
dikembangkan oleh FDI dan WHO. akan lebih cepat terjadi karena gigi
Salah satu program teknis yang molar/geraham merupakan gigi dimana
disarankan adalah agar negara-negara di makanan mudah melekat karena bentuk
dunia mengembangkan kebijakan anatominya (WHO, 2012).
pencegahan penyakit gigi dan mulut
serta meningkatkan upaya promosi Hampir semua provinsi di Indonesia
kesehatan gigi dan mulut, khususnya mengalami peningkatan jumlah
pada anak usia sekolah dan remaja penderita karies gigi. Peningkatan
(Kemenkes RI, 2012). tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi
Selatan (29,1%) dan Lampung (23,6%),
Penyakit gigi dan mulut yang menjadi yaitu dua kali lebih peningkatan
masalah kesehatan masyarakat pada Nasional (9,8%). Bila di tinjau dari
umumnya adalah penyakit/kelainan pada kelompok umur menurut WHO,
jaringan penyangga gigi (periodontal penderita karies aktif mengalami
diseases) dan karies gigi. Hal ini peningkatan prevalensi dari tahun 2007
sebenarnya mudah dicegah yaitu dengan ke tahun 2013, dengan peningkatan
menanamkan kebiasaan/perilaku terbesar pada usia 12 tahun (13,7%)
pemeliharaan kesehatan gigi yang baik (Riskesdas, 2013).

40 | Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018


PENGETAHUAN TENTANG KARIES GIGI SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN KESEHATAN DI PERGURUAN ADVENT
CIMINDI BANDUNG

Data perilaku menggosok gigi pada Penelitian ini dilakukan di Perguruan


masyarakat Indonesia terjadi Advent Cimindi Bandung pada tanggal
peningkatan dari tahun 2007 ke tahun 31 Oktober 2017. Penilaian pengetahuan
2013 dari 91,1% menjadi 93,8%. Tetapi, sebelum dan sesudah penyuluhan
jika dilihat dari data masyarakat kesehatan dilakukan dengan
Indonesia yang menggosok gigi dengan menggunakan test yang berisi 12
benar memiliki prevalensi yang kecil pertanyaan tentang karies gigi. Test
bahkan mengalami penurunan yaitu terlebih dahulu di uji validitas dan
7,3% pada tahun 2007 menjadi 2,3% releabilitas agar layak digunakan dalam
pada tahun 2013. Penurunan ini terjadi di penelitian. Nilai validasi antara 0,446-
semua provinsi yang ada di Indonesia 0,707 dan nilai reabilitas adalah 0,859.
dengan penurunan yang sangat drastis di
Provinsi Kepri (15,4%) dan provinsi Peneliti mengukur tingkat pengetahuan
Papua Barat (14,7) (Info Dokter, dilakukan sebanyak dua kali yaitu
2015).Hasil Pemeriksaan Kesehatan sebelum peneliti memberikan
Dasar (2013) menunjukkan sebanyak penyuluhan kesehatan dan setelah
12,04 juta warga Jawa Barat atau 28% penyuluhan kesehatan. Hasil test
dari total 43 juta penduduk di provinsi itu pengetahuan sebelum dan sesudah
mengalami masalah kesehatan gigi dan penyuluhan kesehatan akan dianalisa
mulut. Angka ini termasuk tinggi dan dengan menggunakan rumus persentasi
memerlukan perhatian khusus agar pengetahuan dan diinterpretasikan sesuai
prevalensinya tiak meningkat lagi. dengan skala pengetahuan menurut
Arikunto (2006). Skor 76%-100%
Dari latar belakang ini penulis ingin kategori baik, skor 56%-75% kategori
memberikan penyuluhan kesehatan cukup, skor <56% kategori kurang.
tentang karies gigi dan membandingkan Untuk mengetahui perbedaan
pengetahuan mereka pada saat sebelum pengetahuan sebelum dan sesudah
penyuluhan kesehatan dan sesudah pengetahuan akan dilakukan uji
penyuluhan kesehatan. hipotesis dengan pengujian dua pihak
dengan taraf signifikansi α=0,05.
METODE PENELITIAN
HASIL
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan Tabel 1. Rata-rata Persentasi
tentang karies gigi sebelum dan sesudah Pengetahuan Sebelum dan Sesudah
penyuluhan kesehatan. Populasi dalam penyuluhan
penelitian ini adalah seluruh siswa/i
Paired Samples Statistics
kelas 4 SD di Perguruan Advent Cimindi
Bandung tahun ajaran 2017/2018 yang Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
berjumah 43 orang. Desain penelitian Pair PRE 74,4186 43 14,70559 2,24258
yang digunakan adalah desain peneitian 1 POST 91,6674 43 12,20690 1,86153
kuantitatif dengan rancangan pra-post
tes dalam satu kelompok (One-group
pra-post test design). Jumlah responden Tabel 1. menunjukkan bahwa persentasi
sebanyak 43 orang. Dengan pengetahuan tentang karies gigi di
pengambilan sampel secara total Perguruan Advent Cimindi Bandung
sampling. sebelum diberikan peyuluhan kesehatan
adalah 74,4%. Arikunto (2006)

Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018 | 41


Mesrina Simbolon1, Imanuel Sri Mei Wulandari2

mengatakan bahwa persentase dan agar menciptakan hidup sehat


pengetahuan 74,4 % berada pada masyarakat juga berperan aktif dalam
kategori cukup. Sedangkan presentasi upaya kesehatan (Ali, 2010).
pengetahuan sesudah diberikan
penyuluhan kesehatan adalah 91,66%, Tabel 1. menunjukkan bahwa persentasi
dimana ini menunjukan nilai pada pengetahuan tentang karies gigi di
kategori baik. Hasil yang didapatkan Perguruan Advent Cimindi Bandung
adanya peningkatan dari kategori cukup sesudah diberikan peyuluhan kesehatan
sebelum diberikan penyuluhan dan adalah 92,7 %. Arikunto (2006)
kategori baik sesudah diberikan mengatakan bahwa persentase
penyuluhan. pengetahuan 92,7% berada pada kategori
baik. Hasil data di atas menunjukkan
Ada beberapa faktor yang dapat bahwa pengetahuan tentang karies gigi
memengaruhi pengetahuan seseorang sesudah penyuluhan kesehatan berada
salah satunya adalah sarana komunikasi pada kategori baik. Peningkatan
/ media massa (Notoadmodjo, 2010). pengetahuan ini menunjukkan bahwa
Sarana komunikasi dan berbagai bentuk penyuluhan kesehatan dengan metode
media massa seperti televisi, radio, surat ceramah tentang miopi adalah metode
kabar, majalah, dan internet mempunyai yang efektif untuk meningkatkan
pengaruh besar terhadap pembentukan pengetahuan. Pengetahuan dapat
opini dan kepercayaan orang. Media diperoleh melalui mendengarkan materi
massa baik cetak maupun elektronik yang disajikan dengan gambar dan
akan memberikan berbagai informasi penjelasan dalam bentuk power point
sehingga masyarakat akan memperoleh menggunakan media LCD.
informasi yang lebih banyak dan dapat
memengaruhi pengetahuan seseorang Hasil penelitian ini sejalan dengan
(Notoadmodjo, 2010). penelitian yang dilakukan oleh
Wijayanti (2016) yang menyimpulkan
Pengetahuan yang baik diperlukan agar bahwa ceramah dengan power point
masyarakat mau dan dapat melakukan menggunakan media LCD dapat
anjuran yang berhubungan dengan meningkatkan pengetahuan. Mahfoedz
kesehatan (Maulana, 2009). Hal ini (2007) menambahkan faedah
menunjukkan bahwa pengetahuan penggunaan media yakni mendorong
tentang miopi masih perlu ditingkatkan. keinginan orang untuk mengetahui,
Salah satu metode yang dapat digunakan kemudian lebih mendalami, dan
untuk meningkatkan pengetahuan adalah akhirnya memberikan pengertian yang
melalui penyuluhan. lebih baik.

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan Hal ini juga didukung oleh Notoadmodjo
pendidikan dengan cara menyebarkan (2010) yang mengatakan bahwa
pesan, menanamkan keyakinan pada penyuluhan atau pendidikan kesehatan
masyarakat sehingga masyarakat sadar, adalah suatu kegiatan atau usaha untuk
tahu, mengerti, dan bisa melakukan menyampaikan pesan kepada
sutau imbauan yang berhubugan dengan masyarakat, kelompok atau individu.
kesehatan. Tujuan dari pemberian Diharapkan dengan adanya pesan
penyuluhan kesehatan adalah untuk tersebut akan mempertahankan
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, pengetahuan yang sudah baik dan
kemauan, dan kemampuan masyarakat

42 | Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018


PENGETAHUAN TENTANG KARIES GIGI SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN KESEHATAN DI PERGURUAN ADVENT
CIMINDI BANDUNG

meningkatkan pengetahuan yang keyakinan. Hal ini dimaksudkan agar


kurang. masyarakat tidak saja sadar, tahu, dan
mengerti, tetapi mau dan dapat
Maulana (2009) menyatakan bahwa melakukan anjuran yang berhubungan
penyuluhan merupakan pendidikan dengan kesehatan.
kesehatan yang dilakukan dengan
menyebarkan pesan dan menanam

Tabel 2. Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan


Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Low er Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 Pre - Post -2,070 2,293 ,350 -2,775 -1,364 -5,920 42 ,000

Berdasarkan hasil olah data tersebut, bahwa penyuluhan atau pendidikan


diketahui bahwa hasil t hitung adalah 5,920 kesehatan adalah suatu kegiatan atau
dan t tabel 1.68195. Menurut Sugiyono usaha untuk menyampaikan pesan
(2008), pada kriteria pengujian dua kepada masyarakat, kelompok atau
pihak, bila t hitung < t tabel maka Ho individu. Diharapkan dengan adanya
diterima dan harga t hitung adalah harga pesan tersebut akan mempertahankan
mutlak, jadi tidak dilihat (+) dan (-), pengetahuan yang sudah baik dan
dengan demikian 5,920 >1,68195, maka meningkatkan pengetahuan yang
t hitung > t tabel. Berarti nilai Ho ditolak kurang. Hasil ini juga sejalan dengan
dan nilai Ha diterima dengan signifikan hasil penelitian Ayuningsih (2014) yang
pada taraf kepercayaan 95%, nilai ∝ menyimpulkan bahwa penyuluhan
0,050, dk = n-1=43-1=42. Oleh sebab itu kesehatan berpengaruh terhadap
dari hasil di atas dapat disimpulkan pengetahuan dan sikap. Penyuluhan
bahwa ada perbedaan yang signifikan kesehatan yang diberikan kepada siswa
pengetahuan tentang karies gigi di akan meningkatkan pengetahuan mereka
Perguruan Advent Cimindi Bandung tentang penyuluhan kesehatan yang
sebelum dan sesudah penyuluhan diberikan.
kesehatan.
Kahmir (2008) menyatakan bahwa
Hasil dari data di atas menunjukkan penyuluhan merupakan metode yang
bahwa ada perbedaan yang signifikan efektif untuk meningkatkan
antara pengetahuan tentang karies gigi pengetahuan. Penyuluhan lebih efektif
sebelum dan sesudah penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan karena
kesehatan. Hal tersebut memperlihatkan dalam mengikuti penyuluhan selain
bahwa penyuluhan yang disampikan membaca, peserta penyuluhan dapat
peneliti memberikan pengaruh terhadap mendengarkan penjelasan materi.
peningkatan pengetahuan tentang karies
gigi. SARAN

Hal ini sesuai dengan pendapat Beberapa saran ditujukan untuk


Notoadmodjo (2010) yang mengatakan pendidikan keperawatan komunitas,

Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018 | 43


Mesrina Simbolon1, Imanuel Sri Mei Wulandari2

praktik keperawatan komunitas, dan http://www.fdiworlddental.org/


penelitian keperawatan. Hasil penelitian (22 Maret 2017).
yang diperoleh diharapkan dapat
dijadikan sumber acuan bagi perawat Kahmir. (2008). Promosi Kesehatan dan
dalam melakukan penyuluhan kesehatan Ilmu Prilaku. Bandung: Alpabeta
tentang karies gigi kepada anak sekolah.
Penelitian ini diharapkan dapat Kementerian Kesehatan RI. (2015).
menambah pemahaman mengenai Promosi Kesehatan di Daerah
penyuluhan kesehatan tentang miopi Bermasalah Kesehatan. Jakarta
untuk anak sekolah sehingga
memperkaya ilmu pengetahuan dalam Kompas. (2016). Mengapa Sikat Gigi
bidang keperawatan khususnya mata Perlu Diganti 3 Bulan Sekali.
kuliah keperawatan komunitas. http://lifestyle.kompas.com/read/
2016/02/24/161600923/Mengap
Hasil penelitian ini diharapkan dapat a.Sikat.Gigi.Perlu.Diganti.3.Bula
dijadikan referensi atau masukan bagi n.Sekali. (04 April 2017)
peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian yang lebih lanjut tentang Mahfoedz, I. (2007). Pendidikan
pengetahuan karies gigi dan perilaku kesehatan bagian dari promosi
pencegahan karies gigi di Perguruan kesehatan. Yogyakarta:
Advent Cimindi Bandung. Fitramaya

DAFTAR PUSTAKA Maulana. H. D. J. (2009). Promosi


Kesehatan. Jakarta: EGC
Ali, M. (2007). Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Bandung: PT Nasir (2009). Menjaga Kesehatan Gigi
IMTIMA dan Mulut. Alfabeta: Bandung

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi


Suatu Pendekatan Praktek. Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Jakarta: Rineka Cipta. 344 Rineka Cipta

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Notoadmodjo. S. (2007). Promosi


Suatu Pendekatan Praktik. Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta: Rineka Cipta Jakarta: Rineka Cipta

Data Karie. (2015) 93 Juta Lebih Notoadmodjo. S. (2012). Metodologi


Penduduk Indonesia Menderita Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Karies Akif. (22 Maret 2017) Rineka Cipta

Departemen Kesehatan RI. (2004). Nursalam. (2013). Metodologi


Pedoman Rujukan Upaya Penelitian Ilmu Keperawatan.
Kesehatan Gigi. Jakarta. Jakarta: Salemba Medika. Ed. 3

Federation Dentaire Internationale. Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistik.


(2013). FDI's definition of Oral Bandung: Alfabeta
Health.

44 | Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018


PENGETAHUAN TENTANG KARIES GIGI SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN KESEHATAN DI PERGURUAN ADVENT
CIMINDI BANDUNG

Riset Kesehatan Dasar. (2007). Badan Sugiyono. (2008). Metode Penelitian


Penelitian Dan Pengembangan Kuantitatif Kualitatif. Bandung:
Kesehatan Departemen Alfabeta
Kesehatan RI. Jakarta
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Riset Kesehatan Dasar. (2013). Badan Kuantitatif Kualitatif. Bandung:
Penelitian Dan Pengembangan Alfabeta
Kesehatan Departemen Sumijatun. (2012). Membudayakan
Kesehatan RI. Jakarta Etika dalam Praktik
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Riset Kesehatan Dasar. (2013). Badan Medika.
Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Wirartha. (2007). Pedoman Penulisan
Kesehatan RI. Jakarta Usulan Penelitian, Skripsi,
danTesis. Yogyakarta: Andi

Jurnal Skolastik Keperawatan | Vol.4, No.1 | Jan – Jun 2018 | 45

Anda mungkin juga menyukai