Anda di halaman 1dari 27

METODE PENYULUHAN KESEHATAN GIGI

OLEH:
KELOMPOK 3
1. NUR ANNISA
2. NUR AULIA ILMI
3. NUR AZIIZA SYAM
4. NUR AZIZA
5. NUR WULANDARI
6. NURFADILLAH
7. NURFITRAH FRIDAYANA ANFAR
8. NURHIDAYATNI BASTIAN
9. NURLAELAH DILLAH
10.NURNANINGSIH

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR


D.III KEPERAWATAN GIGI

2016/2017
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahatullahi Wabaraktu
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan
inayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Kesehatan Gigi 1 ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan
semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya Amiin.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya hambatan selalu mengiringi namun atas
bantuan, dorongan dan kerjasama kelompok kami, yakni kelompok 3 semua hambatan
dalam penyusunan makalah ini dapat teratasi.
Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah
wawasan khususnya mengenai METODE PENYULUHAN KESEHATAN GIGI.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih
pemikiran khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf apabila
dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari
keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami
untuk kedepannya.

Makassar,4 Mei 2017

Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Masalah kesehatan gigi dan mulut menjadi perhatian yang penting dalam pembangunan

kesehatan yang salah satunya disebabkan oleh rentannya kelompok anak usia sekolah dari

gangguan kesehatan gigi. Usia sekolah merupakan masa untuk meletakkan landasan kokoh

bagi terwujudnya manusia berkualitas dan kesehatan merupakan faktor penting yang

menentukan kualitas sumber daya manusia (Warni, 2009).

Hasil studi Surkesnas Balitbangkes Depkes RI (2002) dalam Warni (2009)

menyimpulkan bahwa masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dikeluhkan adalah

penyakit karies gigi. Dari Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001

disebutkan pula bahwa prevalensi karies gigi aktif pada umur 10 tahun ke atas sebesar 52%

dan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya umur hingga mencapai 63% pada

golongan umur 45-54 tahun, Khusus pada kelompok umur anak usia sekolah dasar sebesar

66,8%-69,9% (Depkes RI, 2004). Rahardjo (2007) dalam Kawuryan (2008) juga

membuktikan dalam Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 bahwa terdapat 76,2

persen anak Indonesia pada kelompok usia 12 tahun (kira-kira 8 dari 10 anak) mengalami

gigi berlubang (Kawuryan, 2008).

Propinsi Kalimantan Barat juga memiliki angka karies yang besar yakni mencapai

80,2% (Sumawinata, 1992 dalam Miftah, 2009). Hasil survei tahun 1997 oleh Dinas

Kesehatan Propinsi Kalimantan Barat dalam Miftah (2009) tentang kebersihan gigi dan

mulut siswa Sekolah Dasar menunjukkan bahwa tingkat OHI-S (Oral Hygiene Index-

Simplified) 1,5-2,5 (sedang), rendahnya tingkat pengetahuan anak terhadap kesehatan gigi
dan mulut, kegiatan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) yang tidak standar. (Depkes

RI, 2004).

Demikian pula Data Survei Dasar Karies Gigi (SDKG) oleh Tim Peneliti Sub Dinas

Bina Program Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang pada siswa Sekolah Dasar umur 12

tahun di Kecamatan Sukadana tahun 2003 diketahui bahwa prevalensi karies pada murid

sekolah dasar umur 12 tahun di Kecamatan Sukadana adalah 93,33%, pada anak laki-laki

91,97%, dan pada anak perempuan sebesar 94,48%. Untuk Desa Simpang Tiga prevalensi

karies anak sekolah dasar umur 12 tahun mencapai 90%. Data tersebut menunjukkan bahwa

masih tingginya angka karies gigi pada murid sekolah dasar di Desa Simpang Tiga

Kecamatan Sukadana (Dinkes Ketapang, 2003). Berdasarkan Survei yang dilakukan oleh

petugas Perawat Gigi Puskesmas Siduk tahun 2010 bahwa 75% siswa di SDN 02 Dusun

Semanai menderita karies, sedangkan di SDN 08 prevelensinya lebih besar mencapai 80%

(Puskesmas Siduk, 2010).

Karies gigi memiliki etiologi dari tiga faktor yaitu Host (gigi dan saliva),

mikroorganisme (plak) dan substrat (diet karbohidrat). Selain faktor yang ada dalam mulut

yang berhubungan langsung dengan karies, terdapat faktor-faktor eksternal yaitu perilaku

yang berhubungan dengan cara menjaga kesehatan gigi (Tarigan, 1991).

Menurut Bahar (2000) dalam Warni (2009) bahwa salah satu faktor utama yang

mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut adalah Perilaku. Perilaku yang dapat

mempengaruhi perkembangan karies adalah tentang cara menjaga kesehatan gigi dan mulut

(Petersen, 2005 dalam Warni, 2009). Perilaku sangat dipengaruhi oleh pengetahuan.

Perilaku yang didasari pengetahuan yang benar akan lebih bertahan lama daripada perilaku
yang tidak didasari pengetahuan, termasuk pengetahuan tentang cara menjaga kesehatan

gigi yang benar akan sangat berpengaruh terhadap kejadian karies (Warni, 2009).

Upaya untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan penyuluhan kesehatan.

Penyuluhan dengan berbagai sasaran lebih ditekankan pada kelompok rentan anak sekolah.

Lingkungan sekolah merupakan perpanjangan tangan keluarga dalam meletakkan dasar

perilaku hidup sehat bagi anak sekolah. Disamping itu, jumlah populasi anak sekolah umur

6-12 tahun mencapai 40%-50% dari komunitas umum, sehingga upaya penyuluhan

kesehatan pada sasaran anak sekolah merupakan prioritas pertama dan utama. Penyuluhan

kesehatan di sekolah diintegrasikan dalam program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

(Notoatmodjo, 2005).

Penyuluhan kesehatan di sekolah meliputi berbagai aspek diantaranya penyuluhan

kesehatan gigi, yang juga merupakan bagian dari program pokok Puskesmas melalui Usaha

Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Penyuluhan kesehatan gigi di sekolah dasar wilayah Desa

Simpang Tiga selama ini dilakukan oleh petugas kesehatan gigi Puskesmas Siduk.

Penyuluhan kesehatan gigi yang umum dilakukan oleh petugas Puskesmas adalah

penyuluhan cara menjaga kesehatan gigi (Dinkes Ketapang, 2003).

Hasil wawancara peneliti (Januari 2008) dengan Perawat gigi di Puskesmas Siduk,

diketahui bahwa penyuluhan kesehatan gigi di sekolah dasar Desa Simpang Tiga dilakukan

dengan metode ceramah menggunakan media papan tulis. Namun dari hasil survei karies

gigi di sekolah dasar wilayah Desa Simpang Tiga masih menunjukkan angka prevalensi

karies yang tinggi terutama di SDN 08 Siduk, artinya penyuluhan kesehatan gigi yang

selama ini dilakukan belum efektif meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi
sehingga dapat membantu menurunkan angka karies gigi siswa sekolah dasar di Desa

Simpang Tiga.

Berdasarkan observasi peneliti bahwa di SDN 08 Siduk belum memiliki poster maupun

media kesehatan lainnya disetiap ruang kelas, sehingga penyuluhan yang dilakukan terbatas

dengan metode ceramah menggunakan media papan tulis, metode ceramah hanya

melibatkan 20% dari indra sasaran penyuluhan, oleh karenanya perlu diberikan penyuluhan

dengan alat bantu yang dapat memaksimalkan pengindraan siswa pada isi penyuluhan agar

memudahkan pemahaman (Maulana, 2009).

Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa seseorang dapat mempelajari sesuatu dengan lebih

baik apabila menggunakan lebih dari satu indera ketika menerima penyuluhan, apa yang

diingat dari isi penyuluhan adalah 50% dari apa yang didengar dan dilihat. Semakin banyak

menggunakan pengindraan dalam belajar maka akan semakin baik, panca indra yang paling

banyak menyalurkan pengetahuan ke otak adalah mata (kurang lebih sampai 87%),

sedangkan 13% pengetahuan manusia diperoleh atau disalurkan melalui indra lainnya

(Depkes RI, 2008).

Untuk memaksimalkan pemanfaatan indra sasaran diperlukan alat bantu penyuluhan

yang ditentukan oleh tujuan penyuluhan karena setiap alat bantu memiliki intensitas yang

berbeda. Jika tujuan penyuluhan pada aspek pengertian/pengetahuan maka pesan yang

disampaikan cukup dengan lisan namun harus menggunakan alat peraga yang dapat

menarik minat sasaran penyuluhan. Untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi siswa

SDN 08 Siduk diperlukan penyuluhan kesehatan gigi dengan alat bantu yang dapat menarik

minat siswa dan memaksimalkan penggunaan indra siswa, salah satunya adalah media
poster karena selain berisikan materi penyuluhan juga disertai gambar yang diharapkan

lebih menarik minat siswa dari aspek visual. Berbeda dengan alat bantu leaflet yang lebih

dominan pada tulisan konten materi penyuluhan daripada gambar (Maulana, 2009).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana metode penyuluhan kesehatan gigi?
1.3 Tujuan
Mengetahui metode penyuluhan kesehatan gigi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Metode Penyuluhan Kesehatan gigi

Metoda pendidikan kesehatan pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan
pesan kesehatan kepada individu, kelompok dan masyarakat, dengan harapan bahwa dengan
adanya pesan kesehatan maka individu, kelompok dan masyarakat memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang benar tentang perilaku kesehatan. Perubahan perilaku sebagai tujuan akhir dari
pada pendidikan kesehatan dapat dicapai dengan berbagai cara salah satu diantaranya adalah
melalui proses belajar.

Proses perubahan tingkah laku menekankan pada pendidikan dengan mengguna


pendekatan persuasif dan sugestif. Pendekatan persuasif dan sugestif dalam proses
penyuluhan kesehatan gigi merupakan salah satu alternatif untuk mencapai hasil yang
memuaskan.

PENDEKATAN SUGESTIF
Pemberian penjelasan tidak secara logis, cenderung memberi penekanan dan arahan melalui
perasaan dan emosi dengan cara membujuk orang lain secara langsung/tidak langsung dengan suatu ide
atau kepercayaan yang meyakinkan.
Penyuluhan secara sugestif relatif cepat, sangat berhasil pada masyarakat yang pendidikan dan ekonominya
kurang baik
Kelemahannya
: mudah melupakan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan. Agar dapat berhasil dengan baik,
perlu dibantu dengan alat peraga edukatif yang merangsang emosi manusia

PENDEKATAN PERSUASIF
Simon (1976) : menyatakan persuasif adalah rancangan komunikasi yang berkaitan dengan
pendidikan pada manusia untuk mempengaruhi orang lain dengan memodifikasi kepercayaan,
nilai-nilai atau perilaku secara fakta dan logika.
Gondhoyoewono (1991) : dasar pendekatan persuasif adalah menunjukkan suatu fakta,
menguraikan sebab akibat, menunjukkan konsekwensi suatu masalah, menjelaskan mengapa
harus melakukan perubahan perilaku yang berkaitan dengan topik masalah dengan peninjauan
dari berbagai segi pandang.
Keunggulan pendekatan persuasif
adalah perubahab perilaku menetap, lebih berhasil dalam mengatasi masalah yang berkaitan
dengan logika dan perasaan, merasa puas karena ikut berpartisipasi dalam pemecahan masalah
Kelemahan :
- memerlukan waktu yang terlalu banyak - pada masyarakat dengan pendidikan dan sosial ekonomi
rendah sulit untuk berdialog dan mengerti
-pada masyarakat dengan emosional tinggi sulit berhasil
Agar pendekatan persuasif dapat berhasil dengan baik, perlu dibantu alat peraga edukatif yang
menyentuh masalah logika dan fakta. Kemajuan teknologi program penyuluhan kesehatan gigi
dapat dilakukan melalui
komputer :
Dapat dipercaya
Dapat diulang kembali, hal ini merupakan metode yang populer untuk mendidik pasien
Mudah digunakan
Tidak mengintimidasi pasien
Menyenangkan
Penyuluhan melalui komputer relatif baru tetapi metode ini efektif dan tersebar di seluruh duna,
namun masih membutuhkan informasi yang lebih lanjut.
2.2 Metode Penyuluhan Kesehatan Gigi

Metode penyuluhan yang umum digunakan adalah metode didaktik (one way method) dan
metode sokratik (two way method). Pada metode didaktik pendidik cenderung aktif sedangkan
siswa sebagai sasaran pendidik tidak diberi kesempatan mengemukakan pendapat.Metode
sokratik dilakukan dengan komunikasi dua arah antara siswa dan pendidik. Peserta didik
diberikan kesempatan mengemukakan pendapat dan dua orang atau lebih dengan latar belakang
berbeda bekerja sama saling memberikan keterangan dan ikut serta dalam menyatakan pendapat.
Salah satu metode sokratik yang tepat digunakan pada pendidikan kesehatan gigi dan mulut
pada anak-anak sekolah dasar adalah demonstrasi. Pada metode demonstrasi materi pendidikan
disajikan dengan memperlihatkan cara melakukan suatu tindakan atau prosedur. Diberikan
penerangan-penerangan secara lisan, gambar-gambar, dan ilustrasi.Tujuan metode demonstrasi
yaitu untuk mengajar seseorang atau siswa bagaimana melakukan suatu tindakan atau memakai
suatu produksi baru. Keuntungannya dapat menjelaskan suatu prosedur secara visual, sehingga
mudah dimengerti dan siswa dapat mencoba pengetahuan yang diterimanya. Kerugian pada
metode ini diperlukan alat-alat dan biaya yang besar serta perencanaannya memakan waktu yang
lama.Proses perubahan tingkah laku menekankan pada pendidikan denganmengguna pendekatan
persuasif dan sugestif.
Pendekatan persuasif dan sugestif dalam proses penyuluhan kesehatan gigi merupakan salah satu
alternatif untuk mencapai hasil yang memuaskan.
1)Pendekatan sugestif
Berupa pemberian penjelasan tidak secara logis, cenderung memberi
penekanan dan arahan melalui perasaan dan emosi dengan cara membujuk orang lain secara
langsung/tidak langsung dengan suatu ide atau kepercayaan yang meyakinkan.Penyuluhan secara
sugestif relatif cepat, sangat berhasil
pada masyarakat yangpendidikan dan ekonominya kurang baik.
Kelemahannya
: mudah melupakan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan. Agar dapat berhasil dengan baik,
perlu dibantu dengan alatperaga edukatif yang merangsang emosi manusia.
2)Pendekatan persuasif
Menurut Simon (1976), persuasif adalah rancangan komunikasi yang berkaitan dengan
pendidikan pada manusia untuk mempengaruhi orang lain dengan memodifikasi kepercayaan,
nilai-nilai atau perilaku secara fakta danlogika.Sedangkan menurut Gondhoyoewono (1991),
dasar pendekatan persuasif adalah menunjukkansuatu fakta, menguraikan sebab akibat,
menunjukkan konsekwensi suatumasalah, menjelaskan mengapa harus melakukan perubahan
perilaku yangberkaitan dengan topik masalah dengan peninjauan dari berbagai
segipandang.Keunggulan pendekatan persuasif adalah perubahab perilaku menetap,lebih berhasil
dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan logika danperasaan, merasa puas karena ikut
berpartisipasi dalam pemecahan masalah. Kelemahannya antara lainmemerlukan waktu yang
terlalu banyak, pada masyarakat dengan pendidikan dan sosial ekonomi rendah sulit untuk
berdialog dan mengerti, pada masyarakat dengan emosional tinggi sulit berhasil. Agar
pendekatan persuasif dapat berhasil dengan baik, perlu dibantu alat peragaedukatif yang
menyentuh masalah logika dan fakta.Pemakaian alat bantu dalam merubah perilaku anak
merupakan hal yang sangat penting. Alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang dipakai oleh
pendidik di dalam menyampaikan bahan pendidikan. Alat bantu ini lebih sering disebut alat
peraga, karena berfungsi untuk membantu memperagakan sesuatu di dalam proses pendidikan.
Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap siswa
dapaat diterima atau ditangkap melaluipanca indera.Alat bantu dalam pendidikan mempunyai
peran dalam mempertinggi kemampuan belajar, memperkuat daya ingat, memperbesar minat,
dan mempermudah penghayatan. Alat peraga langsung yang dianggap paling efektif untuk anak-
anak adalah model. Model yaitu alat peraga yang dapat dilihat dan diamati, yang dapat berupa
alat yang sebenarnya ataupun dibuat meniru aslinya. Siswa yang diberi pendidikan dapat melihat,
merasakan, dan menelitinya. Alat peraga langsung membantu para siswa dalam mengartikan atau
mempelajari suatu bahan pendidikan sehingga para siswa lebih banyak kemungkinan untuk
belajar.Keberhasilan suatu proses pendidikan kesehatan dapat diukur melalui beberapa indikator
seperti pada keberhasilan proses pendidikan pada umumnya, yaitu pengetahuan peserta didik
terhadap materi pendidikan yang diberikan (knowledge). Pengetahuan adalah merupakan
hasiltahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Indikator kedua yaitu sikap atau tanggapan peserta didik terhadap
materi pendidikan yang diberikan (attitude). Sikap adalah merupakan reaksi atau respons
seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Indikator ketiga adalah
praktek atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi pendidikan
yang diberikan (practice).

Menurut Notoatmodjo (2003) metode yang dapat dipergunakan dalam penyuluhan

kesehatan adalah :

1. Metode Ceramah, adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide,

pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh

informasi tentang kesehatan.


2. Metode Diskusi Kelompok, pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan

tentang suatu topik pembicaraan diantara 5 20 peserta (sasaran) dengan seorang

pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.

3. Metode Curah Pendapat, yakni suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap anggota

mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh masing-

masing peserta, dan evaluasi atas pendapat-pendapat tadi dilakukan kemudian.

4. Metode Panel, yaitu pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau

peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 (tiga) orang atau lebih panelis dengan seorang

pemimpin.

5. Metode Bermain Peran, metode ini berupa memerankan sebuah situasi dalam kehidupan

manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atu lebih untuk dipakai

sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.

6. Metode Demonstrasi, adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur

tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan

bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga.

Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.

7. Metode Simposium, adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang

dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.

8. Metode Seminar, adalah suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk

membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya.
Metode penyuluhan yang umum digunakan adalah metode didaktik (one way method) dan

metode sokratik (two way method). Pada metode didaktik pendidik cenderung aktif sedangkan

siswa sebagai sasaran pendidik tidak diberi kesempatan mengemukakan pendapat. Ceramah

merupakan salah satu metode didaktik yang baik digunakan pada pendidikan kesehatan gigi dan

mulut untuk anak-anak sekolah dasar.14

Yang termasuk metode ini antara lain :

a. Metode ceramah

b. Siaran melalui radio,

c. Pemutaran film/terawang (slide),

d. Penyebaran selebaran,

e. Pameran.15

Metode sokratik dilakukan dengan komunikasi dua arah antara siswa dan pendidik.

Peserta didik diberikan kesempatan mengemukakan pendapat dan dua orang atau lebih dengan

latar belakang berbeda bekerja sama saling memberikan keterangan dan ikut serta dalam

menyatakan pendapat. Salah satu metode sokratik yang tepat digunakan pada pendidikan

kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak sekolah dasar adalah demonstrasi. Pada metode

demonstrasi materi pendidikan disajikan dengan memperlihatkan cara melakukan suatu tindakan

atau prosedur. Diberikan penerangan-penerangan secara lisan, gambar-gambar, dan ilustrasi.

Tujuan metode demonstrasi yaitu untuk mengajar seseorang atau siswa bagaimana melakukan

suatu tindakan atau memakai suatu produksi baru. Keuntungannya dapat menjelaskan suatu

prosedur secara visual, sehingga mudah dimengerti dan siswa dapat mencoba pengetahuan yang

diterimanya. Kerugian pada metode ini diperlukan alat-alat dan biaya yang besar serta

perencanaannya memakan waktu yang lama.14

Yang termasuk metode ini adalah :


a. Wawancara,

b. Demonstrasi,

c. Sandiwara,

d. Simulasi,

e. Curah pendapat,

f. Permainan peran (roll playing), dan

g. Tanya jawab.15

Ceramah
Metode ceramah yaitu metode yang boleh dikatakan metode tradisional karena
sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara
penyampai pesan dengan sasaran didik dalam proses belajar mengajar. Meski
metode ini lebih banyak menuntut keaktifan pengajar daripada sasaran didik,
tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan belajar
mengajar. Metode ini sangat baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi
maupun rendah.
Adapun yang dimaksud dengan metode ceramah adalah pidato yang disampaikan
oleh seorang pembicara di depan sekelompok pengunjung/pendengar. Metode ini
dapat dipakai dengan memperhatikan keadaan-keadaan berikut :
Jika waktu untuk menyampaikan informasi terbatas
Jika peserta sudah termotivasi
Jika pembicara menggunakan media gambar dalam menyampaikan
pesan/informasi kepada sasaran
Jika kelompok terlalu besar
Jika digunakan sebagai pengantar sesuatu kegiatan
Persiapan :
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi yang
akan disampaikan untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri dengan :
Mempelajari materi dengan sistematika yang baik, lebih baik lagi jika disusun
dalam bentuk diagram atau skema
Mempersiapkan alat-alat Bantu pengajaran misalnya makalah singkat atau hand
out, slide, transparan, soud dan sebagainya
Pelaksanaan :
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah tersebut
dapat menguasai sasaran ceramah, untuk dapat menguasai sasaran penceramah
dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :
Sikap dan penampilan yang meyakinkan
Suara hendaknya cukup keras dan jelas
Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah
Berdiri di depan tidak boleh duduk (di tengfah-tengah)
Menggunakan alat bantu pengajaran (AVA) semaksimal mungkin
Kelebihan metode ceramah :
Dapat dipakai pada sasaran orang dewasa
Dapat dipakai pada kelompok yang lebih besar
Tidak terlalu banyak melibatkan alat bantu pengajaran
Dapat menyampaikan pesan atau informasi dengan baik
Kekurangan metode ceramah :
Pembicara harus menguasai topik pembicaraan
Peserta menjadi pasif
Dapat menjadi kurang menarik
Daya ingat biasanya terbatas
Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)

Media Leaflet
Pengertian leaflet
Menurut Notoatmodjo (2003) leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan
kesehatan melalui lembaran yang dilipat, isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun
gambar, atau kombinasi.
Leaflet adalah media berbentuk selembar kertas yang diberi gambar dan tulisan (biasanya lebih
banyak tulisan) pada kedua sisi kertas serta dilipat sehingga berukuran kecil dan praktis dibawa.
Biasanya ukuran A4 dilipat tiga. Media ini berisikan suatu gagasan secara langsung ke pokok
persoalannya dan memaparkan cara melakukan tindakan secara pendek dan lugas. Leaflet yang
banyak kita temui biasanya bersifat memberikan langkah-langkah untuk melakukan sesuatu
(instruksional). Leaflet sangat efektif untuk menyampaikan pesan yang singkat dan padat seperti
poster, media ini juga mudah dibawa dan disebarluaskan. Bahkan karena ukurannya yang lebih
ringkas, jumlah yang dibawa bisa lebih banyak daripada poster.
Keuntungan leaflet :
(1). Dapat membantu petugas memberikan pelajaran
(2). Daya tangkap penglihatan lebih besar
(3). Sebagai alat penghubung yang dapat menyampaikan berita-berita dan penjelasan-penjelasan
kepada masyarakat dalam jumlah besar
(4). Kesempatan untuk mempelajari kembali akan lebih banyak
(5). Mudah dibawa dan disebarluaskan
(6). Proses buat relative cepat dan murah
(7). Efektif untuk pesan yang singkat dan padat
(8). Bisa dibuat sederhana (reproduksi fotocopy)
Kekurangan leaflet
(1). Butuh illustrator untuk member gambar
(2). Pengusaan computer (lay out)
(3). Memerlukan keterampilan baca tulis
(4). Mudah hilang dan rusak
(5). Pesan yang disampaikan terbatas
(Anonimb, 2010).
Metode demonstrasi

adalah suatu cara penyajian pengertian atau ide yang dipersiapkan dengan teliti untuk

memperlihatkan berbagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan atau menggunakan

suatu prosedur.15

Demonstrasi adalah suatu cara menyajikan bahan pengajaran/penyuluhan dengan cara

mempertunjukkan secara langsung obyeknya atau cara melakukan sesuatu atau mempertunjukkan

suatu proses.15

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa demonstrasi adalah salah satu

cara menyajikan informasi dengan cara mempertunjukkan secara langsung obyeknya atau

menunjukkan suatu proses atau prosedur. Penyajian ini disertai penggunaan alat peraga dan tanya

jawab. Biasanya demonstrasi diberikan kepada kelompok individu yang tidak terlalu besar

jumlahnya.15

Tujuan metode demonstrasi ialah :

a. Memperlihatkan kepada kelompok bagaimana cara membuat sesuatu dengan

prosedur yang benar, misalnya memperlihatkan bagaimana cara membersihkan gigi

dan gusi yang benar, alat dan bahan apa yang digunakan, bentuk dan tipenya,dan

bagaimana cara menggunakannya.

b. Meyakinkan kepada kelompok bahwa ide tersebut bisa dilaksanakan setiap orang.

c. Meningkatkan minat orang untuk belajar, dan mencoba sendiri dengan prosedur

yang didemonstrasikan.15

Keuntungan metode demonstrasi ialah:

a. Dengan demonstrasi proses penerimaan sasaran terhadap materi penyuluhan akan

lebih berkesan secara mendalam sehingga mendapatkan pemahaman atau pengertian


yang lebih baik dan sempurna, terlebih bila peserta dapat turut serta secara aktif

melakukan demonstrasi.

b. Dapat mengurangi kesalahan bila dibandingkan membaca atau mendengar karena

presepsi yang jelas diperoleh dari hasil pengamatan.

c. Benda-benda yang digunakan benar-benar nyata sehingga hasrat untuk mengetahui

lebih dalam dan rinci dapat dikembangkan.

d. Peragaan dapat diulang dan dicoba oleh peserta.

e. Dengan mengamati demonstrasi, masalah atau pertanyaan yang ada dapat terjawab.15

Kerugian metode demonstrasi yaitu :

a. Demonstrasi merupakan metode yang tidak efektif apabila alat atau benda yang

diperagakan termasuk alat berat atau tidak dapat diamati dengan jelas karena agak

rumit, atau jumlahnya terbatas sehingga hanya beberapa orang yang mempunyai

kesempatan untuk mempraktikkannya.

b. Apabila bendanya kecil, benda itu hanya dapat dilihat secara nyata oleh beberapa

orang yang berdekatan dengan pembicara.

c. Kurang cocok untuk jumlah peserta yang banyak.15

Pemakaian alat bantu dalam merubah perilaku anak merupakan hal yang sangat penting.

Alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang dipakai oleh pendidik di dalam menyampaikan bahan

pendidikan. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga, karena berfungsi untuk membantu

memperagakan sesuatu di dalam proses pendidikan. Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip

bahwa pengetahuan yang ada pada setiap siswa dapaat diterima atau ditangkap melalui panca

indera.14

Alat bantu dalam pendidikan mempunyai peran dalam mempertinggi kemampuan belajar,

memperkuat daya ingat, memperbesar minat, dan mempermudah penghayatan. Alat peraga
langsung yang dianggap paling efektif untuk anak-anak adalah model. Model yaitu alat peraga

yang dapat dilihat dan diamati, yang dapat berupa alat yang sebenarnya ataupun dibuat meniru

aslinya. Siswa yang diberi pendidikan dapat melihat, merasakan, dan menelitinya. Alat peraga

langsung membantu para siswa dalam mengartikan atau mempelajari suatu bahan pendidikan

sehingga para siswa lebih banyak kemungkinan untuk belajar.14

Masa usia anak adalah transisi dalam interaksi sosial dimana terjadi perubahan figur

tokoh (model) akan berpengaruh pada diri anak, dimana tokoh ibu akan digantikan dengan tokoh

guru. Untuk itu didalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut perlu adanya kerja sama yang baik

dengan guru. Menurut Piaget, pola perkembangan anak dibagi menjadi 4 tahapan : stadium

Sensorimotorik (0-18 atau 24 bulan), Stadium Praoperasional (1-7 tahun), Stadium operasional

konkrit (7-11 tahun), Stadium operasional formal (11-15 tahun atau lebih). Makin tinggi umur

anak, tingkah lakunya makin terorganisasi dan mempunyai tujuan-tujuan yang dikenal sebagai

tingkah laku bermotif. Selanjutnya Harlod menyatakan, ada beberapa teori tentang proses

perubahan perilaku antara lain: pengembangan serta penyebaran (research development and

dissemination), dan perubahan sikap (Attitude Change).

Metode Permainan Simulasi (Simulation Game)

Metode merupakan gabungan antara metode role play dengan diskusi kelompok.
Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan
monopoli

Caranya persis seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk
arah) selain papan main. Beberapa orang menjadi pemain dan sebgian lagi berperan
sebagai nara sumber

Curah Pendapat (Brain Storming)

Curah pendapat adalah semacam pemechan masalah dimana setiap anggota


mengusulkan semua kemungkinan pemecahan, tidak ada kritik dan evaluasi atas
pendapat-pendapat yang telah dikemukakan.
Metode ini merupakan modifikasi dari metode diskusi kelompok, prinsipnya
sama dengan metode diskusi kelompok bedanya pada permulaan sebelum diskusi
pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan tiap anggota memberikan
jawaban atau tanggapan kemudian jawaban tersebut ditampung dan ditulis di papan
tulis atau plifchart, setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya tiap anggota
dapat mengomentari dan akhirnya terjadi proses diskusi kemudian dibuat kesimpulan.
Metode ini sangat penting terutama untuk pembukkaan suatu diskusi kelompok

Penggunaan

Metode ini lebih cocok digunakan untuk :

Mengembangkan pikiran yang kreatif

Merangsang partisipasi

Mencari kemungkinan pemecahan masalah

Mencari pendapat yang baru

Keuntungan

Tidak menyita banyak waktu

Dapat dipakai pada kelompok besar atau kecil

Hanya sedikit peralatan yang diperlukan

Membangkitkan pendapat baru

Kerugian

Mudah lepas kontrol

Sulit untuk membuat anggota mengerti atau menerima

Anggota cenderung untuk m,engadakan evaluasi

Metode Permainan Peran (Role Play)


Metode permainan peran dan sosio drama dapat dikatakan sama artinya dan dalam
pemakainya sering disilih gantikan.permainan perran dan sosiodrama pada dasarnya
mendramtisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah social/kesehatan

Permainan peran adalah pemeranan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan
tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih dan biasanya digunakan
sebagai bahan analisis oleh kelompok.

Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran
tertentu untuk memainkan peran, misalnya sebagai dokter puskesmas, perawat tau
bidan sedangkan anggota kelompok yang lainnya berperan sebagai pasien atau
anggota masyarakat

Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode ini antara lain sebagai berikut :

Agar sasaran dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain

Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab

Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara


spontan

Merangsang anggota atau sasaran untuk berpikir dan memecahkan masalah.

Penggunaan metode role play :

Metode permainan peran digunakan apabila :

Peserta perlu mengetahui pandangan/pendapat yang berlawanan

Jika peserta mampu untuk melakukan penggunaan metode tersebut

Untuk membantu pemahaman peserta terhdap suatu masalah

Jika ingin mengubah sikap peserta dan pengaruh emosi dpat membantu dalam
penyajian masalah tersebut.

Untuk pemecahan masalah

Petunjuk penggunaan metode permainan peran :

Tetapkan dahulu masalah-masalah social/kesehatan yang menarik perhatian sasaran


untuk dibahas
Ceritakan kepada sasaran mengenai isi dari masalah-masalah dalam konteks cerita
tersebut

Tetapkan anggota/peserta yang dapat atau bersedia untuk memainkan peranannya


dihadapan peserta yang lain

Jelaskan kepada peserta atau pendengar mengenai peranan mereka pada waktu
permainan peran/sosiodrama sedang berlangsung

Beri kesempatan kepada para pelaku untuk berunding beberapa menit sebelum
mereka memainkan perannya

Akhiri role play/sosiodrama pada waktu situasi pembicaraan mencapai ketegangan

Akhiri role play/sosiodrama dengan diskusi bersama untuk memecahkan masalah


yang ada pada permainan tersebut.

Keuntungan :

Keuntungan metode permainan peran adalah :

Segera mendapat perhatian dari peserta

Dapat dipakai pada kelompok besar dan kecil

Membantu peserta untuk menganalisa situasi

Menambah rasa percaya diri peserta

Membantu peserta memahmi masalah

Membantu peserta dalam mendapatkan pengalaman yang ada pada pikiran orang
lain

Meningkatkan semangat untuk memecahkan masalah

Kelemahan :

Kelemahan penggunaan metode permainan peran :

Mungkin masalahnya diasosialisasikan dengan pemerannya

Banyak yang tidak senang memerankan sesuatu

Membutuhkan pemimpin yang terlatih


Terbatas pada beberapa situasi saja

Ada kesulitan dalam memerankan

Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah cara penyampaian pesan dalam bentuk pertanyaan yang
harus dijawab terutama dari pengajar kepada sasaran tetapi dapat pula sebaliknya

Metode Tanya jawab adalah metode tertua dan banyak digunakan dalam proses
pendidikan baik di lingkungan keluarga masyarakat maupun sekolah

Kelebihan metode Tanya jawab :

Pertanyaan dapat menarik dan meusatkan perhatian sasaran sekalipun ketika sasaran
sedang ribut, yang mengantuk kembali segar dan hilang kantuknya

Merangsang sasaran untuk melatih dan mengembangkan daya piker termasuk daya
ingat

Mengembangkan keberanioan dan keterampilan dalam menjawab dan


mengemukakan pendapat.

Kekurangan metode Tanya jawab

Sasaran merasa takut, oleh karena itu penyampai pesan harus dapat menciptakan
suasana yang tidak tegang dan akrab

Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah
dipahami

Waktu sering banyak terbuang terutama apabila sasaran tidak dapat menjawab
pertanyaan sampai 2 atau 3 orang

Dalam jumlah sasaran yang banyak tidak mungkin cukup awaktu untuk memberikan
pertanyaan kepada setiap sasaran
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Metode penyuluhan yang umum digunakan adalah metode didaktik (one way method) dan

metode sokratik (two way method). Pada metode didaktik pendidik cenderung aktif sedangkan

siswa sebagai sasaran pendidik tidak diberi kesempatan mengemukakan pendapat. Ceramah

merupakan salah satu metode didaktik yang baik digunakan pada pendidikan kesehatan gigi dan

mulut untuk anak-anak sekolah dasar.14

Yang termasuk metode ini antara lain :

a. Metode ceramah

b. Siaran melalui radio,

c. Pemutaran film/terawang (slide),

d. Penyebaran selebaran,

e. Pameran.15

Metode sokratik dilakukan dengan komunikasi dua arah antara siswa dan pendidik.

Peserta didik diberikan kesempatan mengemukakan pendapat dan dua orang atau lebih dengan

latar belakang berbeda bekerja sama saling memberikan keterangan dan ikut serta dalam

menyatakan pendapat. Salah satu metode sokratik yang tepat digunakan pada pendidikan

kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak sekolah dasar adalah demonstrasi. Pada metode

demonstrasi materi pendidikan disajikan dengan memperlihatkan cara melakukan suatu tindakan

atau prosedur. Diberikan penerangan-penerangan secara lisan, gambar-gambar, dan ilustrasi.

Tujuan metode demonstrasi yaitu untuk mengajar seseorang atau siswa bagaimana melakukan

suatu tindakan atau memakai suatu produksi baru. Keuntungannya dapat menjelaskan suatu
prosedur secara visual, sehingga mudah dimengerti dan siswa dapat mencoba pengetahuan yang

diterimanya. Kerugian pada metode ini diperlukan alat-alat dan biaya yang besar serta

perencanaannya memakan waktu yang lama.14

Yang termasuk metode ini adalah :

a. Wawancara,

b. Demonstrasi,

c. Sandiwara,

d. Simulasi,

e. Curah pendapat,

f. Permainan peran (roll playing), dan

g. Tanya jawab.

3.2 Saran

Semoga makalah yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi semua masyarakat pada
umumnya dan bagi mahasiswa keperawatan gigi pada khususnya. Apabila ada kesalahan
dalam penyusunan makalah ini,penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya,dan segala
saran dan kritikan yang membangun sangat penyusun harapkan dari pembaca demi
pengembangan keterampilan menulis selanjutnya.Kiranya penyelesaian makalah ini dapat
bermanfaat bagi semuanya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/11729959/Dental_Health_Education_DHE_Pendidikan_Penyuluhan_
Kesehatan_Gigi_PKG

http://prasko17.blogspot.co.id/2011/08/metode-dalam-penyuluhan.html

Anda mungkin juga menyukai