Disusun oleh :
KELAS : 1B
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berisi mengenai peran kolaboratif perawat gigi dalam pelaksanaan prinsip
farmakologi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan karena adanya bantuan baik moral maupun material serta kerja sama
terutama dari teman-teman, dosen pembimbing, dan berbagai pihak. Untuk itulah,
penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan penghargaan dan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Akhir kata, penulis menerima secara terbuka saran dan kritik atas segala
kekurangan dalam makalah ini, dan penulis berharap makalah ini dapat
meningkatkan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan dan masyarakat luas.
Penulis
Kelomok 1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
3.1 KESIMPULAN.................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu farmakologi ?
2. Apa peran kolaboratif perawat gigi dalam pelaksanaan farmakologi ?
3. Apa saja dalam prinsip pemberian obat ?
4. Bagaimana implikasi perawat gigi dalam farmakologi ?
5. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kolaborasi
pemberian obat ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
diduga bakal terjadi. Buku-buku referensi obat seperti , Daftar Obat
Indonesia ( DOI ) , Physicians‘ Desk Reference (PDR), dan sumber daya
manusia , seperti ahli farmasi , harus dimanfaatkan perawat gigi jika
merasa tidak jelas mengenai reaksi terapeutik yang diharapkan ,
kontraindikasi , dosis , efek samping yang mungkin terjadi , atau reaksi
yang merugikan dari pengobatan ( Kee and Hayes, 1996 ).
Pemberian obat menjadi salah satu tugas kolaboratif perawat gigi
yang paling penting, karena :
a. Perawat gigi merupakan mata rantai terakhir dalam proses
pemberian obat kepada pasien.
b. Perawat gigi bertanggung jawab bahwa obat sudah diberikan dan
memastikan bahwa obat itu benar diminum oleh pasien.
c. Perawat gigi yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon
pasien terhadap pengobatan. Misalnya : pasien yang sukar
menelan, muntah atau tidak dapat minum obat tertentu.
d. Perawat hampir 24 jam waktunya disediakan untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
7
obat juga harus memperhatikan resep obat yang diberikan harus tepat,
hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan sesuai resep dan selalu
menggunakan prinsip 12 benar, yaitu:
a. Benar Klien
Klien yang benar dapat dipastikan dengan memeriksa
identitas klien, dan meminta klien menyebutkan namanya
sendiri. Beberapa klien akan menjawab dengan nama
sembarang atau tidak berespon, maka gelang identifikasi harus
diperiksa pada setiap klien pada setiap kali pengobatan. Pada
keadaan gelang identifikasi hilang, perawat gigi harus
memastikan identitas klien dan meminta klien menyebutkan
namanya sendiri. Beberapa klien akan menjawab dengan nama
sembarang atau tidak berespon, maka gelang identifikasi harus
diperiksa pada setiap klien pada setiap kali pengobatan. Pada
keadan gelang identifikasi hilang, perawat gigi harus
memastikan identitas klien sebelum setiap obat diberikan.
b. Benar Obat
Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan oleh
seorang dokter, dokter gigi, atau pemberi asuhan kesehatan
yang memiliki izin praktik dengan wewenang dari pemerintah.
Perintah melalui telepon untuk pengobatan harus
ditandatangani oleh dokter yang Perintah pengobatan mungkin
diresepkan menelepon dalam waktu 24 jam. Komponen dari
perintah pengobatan adalah :
8
6) Tanda tangan dokter atau pemberi asuhan
kesehatan.
Meskipun merupakan tanggung jawab perawat gigi
untuk mengikuti perintah yang tepat, tetapi jika salah satu
komponen tidak ada atau perintah pengobatan tidak
lengkap, maka obat tidak boleh diberikan dan harus segera
menghubungi dokter tersebut untuk mengklarifikasinya
( Kee and Hayes, 1996 ).
Perawat gigi bertanggungjawab untuk mengikuti
perintah yang tepat.Perawat gigi harus menghindari
kesalahan yaitu dengan membaca label obat minimal 3x:
1) Pada saat melihat botol atau kemasan obat
2) Sebelum menuang atau mengisap obat
3) Setelah menuang atau mengisap obat
Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap
dan sah
Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat
tersebut
Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal
kadaluarsa
c. Benar Dosis Obat
Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.
Dosis yang diberikan dalam batas yang
direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan.
Perawat gigi harus teliti dalam menghitung secara
akurat jumlah dosis yang akan diberikan, dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: tersedianya
obat dan dosis obat yang diresepkan atau diminta,
pertimbangan berat badan klien (mg/KgBB/hari), jika
ragu-ragu dosis obat harus dihitung kembali dan
diperiksa oleh perawat lain.
9
Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat
tertentu.
d. Benar Waktu Pemberian
Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
Waktu yang benar adalah saat dimana obat yang
diresepkan harus diberikan. Dosis obat harian diberikan
pada waktu tertentu dalam sehari, seperti b.i.d ( dua
kali sehari ), t.i.d ( tiga kali sehari ), q.i.d ( empat kali
sehari ), atau q6h ( setiap 6 jam ), sehingga kadar obat
dalam plasma dapat dipertahankan. Obat-obat dengan
waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada
selang waktu yang tertentu.
Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat
(t1/2). Obat yang mempunyai waktu paruh panjang
diberikan sekali sehari, dan unutk obat yang memiliki
waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada
selang waktu tertentu.
Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum
atau sesudah makan atau bersama makanan.
Memberikan obat seperti kalium dan aspirin yang dapat
mengiritasi mukosa lambung bersama-sama dengan
makanan.
Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa
apakah klien telah dijadwalkan untuk memeriksa
diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan
kontraindikasi pemeriksaan obat.
10
Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan sebelum
memberikan obat-obat peroral.
Menggunakan teknik aseptic sewaktu memberikan obat
melalui rute parenteral.
Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap
bersama dengan klien sampai obat oral telah ditelan.
11
d. Rektal
Obat dapat diberikan melalui rute rectal berupa :
enema atau supositoria.
Pemberian obat melalui rectal dilakukan untuk
memperoleh efek local, seperti pada pasien
konstipasi atau hemorrhoid.
e. Inhalasi
Saluran nafas memiliki luas epitel untuk absorpsi
yang sangat luas dan dengan demikian berguna
untuk memberi obat secara local pada saluran nafas,
misalnya :
Pemberian salbutamol (Ventolin) untuk pasien
ashma, atau dalam keadaan darurat ( misalnya terapi
oksigen ).
f. Benar Dokumentasi
Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang
berlaku di rumah sakit. Dan selalu mencatat informasi yang
sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien
terhadap pengobatan.
12
h. Benar Hak Klien untuk Menolak
Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat.
Perawat gigi harus memberikan inform consent dalam
pemberian obat. Informed consent adalah tindakan medik
dinamakan juga informed consent. Consent artinya persetujuan,
atau izin. Jadi informed consent adalah persetujuan atau izin
oleh pasien atau keluarga yang berhak kepada dokter untuk
melakukan tindakan medis pada pasien, seperti pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan lain-lain untuk menegakkan diagnosis,
memberi obat, melakukan suntikkan, menolong bersalin,
melakukan pembiusan, melakukan pembedahan, melakukan
tindak-lanjut jika terjadi kesulitan, dan sebagainya
Hak Klien Mengetahui Alasan Pemberian Obat
Hak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan
setelah mendapatkan informasi ( Informed concent ) ,
yang berdasarkan pengetahuan individu yang
diperlukan untuk membuat suatu keputusan.
Hak Klien untuk Menolak Pengobatan
Klien dapat menolak untuk pemberian suatu
pengobatan . Adalah tanggung jawab perawat untuk
menentukan , jika memungkinkan , alasan penolakan
dan mengambil langkah – langkah yang perlu untuk
mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan .
Jika suatu pengobatan dtolak , penolakan ini harus
segera didokumentasikan. Perawat gigi yang
bertanggung jawab, jika pembatalan pemberian obat ini
dapat membahayakan klien, seperti dalam pemberian
13
insulin. Tindak lanjut juga diperlukan jika terjadi
perubahan pada hasil pemeriksaan laboratorium ,
i. Benar Pengkajian
Perawat gigi harus selalu memeriksa tanda-tanda vital
pasien sebelum melakukan tindakan pemberian obat.
j. Benar Evaluasi
Perawat gigi selalu melihat atau memantau efek kerja dari
obat setelah pemberiannya.
k. Benar Reaksi terhadap Makanan
Obat memliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang
tepat. Jika obat itu harus diminum sebelum makan (ante cimum
atau a.c) untuk memperoleh kadar yang diperlukan harus diberi
satu jam sebelum makan misalnya tetrasiklin dan sebaiknya ada
obat yang harus diminum setelah makan misalnya indometasin.
l. Benar Reaksi dengan Obat Lain
Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan
dengan omeprazol penggunaan pada penyakit kronis.
14
o Persepsi pasien tentang obat : khasiatobat,
sugestiterhadapobat.
b. Keadaan obat / identifikasi obat
o Dosisobatsesuaiumurpasien
o Bentuk obat apakah padat , cair suspensi
o Pengunaan obat : oral, sub-lingual, ditelan atau
dikunyah.
c. Efek samping obat (side effect)
Efek samping obat adalah suatu reaksi yang tidak
diharapkan dan berbahaya yang diakibatkan oleh suatu
pengobatan. Efek samping obat, seperti halnya efek
obat yang diharapkan, merupakan suatu kinerja dari
dosis atau kadar obat pada organ sasaran. Interaksi obat
juga merupakan salah satu penyebab efek samping. Hal
ini terjadi ketika tenaga kesehatan (dokter, apoteker,
perawat gigi) lalai dalam memeriksa obat yang
dikonsumsi oleh pasien, sehingga terjadi efek-efek
tertentu yang tidak diharapkan di dalam tubuh pasien.
Bertambah parahnya penyakit pasien yang dapat
berujung kematian merupakan kondisi yang banyak
terjadi di seluruh dunia akibat interaksi obat ini.
d. Etiket
Etiket adalah penandaan yang diberikan oleh sarana
pelayanan kesehatan yang biasanya ditempel di depan
obat atau alat kesehatan yang berguna untuk
memberikan informasi penggunaan kepada para
pemakai obat atau alat kesehatan tersebut.
o Obat luar atau obat dalam (obat dalam diberi
etiket putih, obat luar diberi ektiket biru).
o Tanggal/bulan/tahun kadaluarsa obat.
15
o Jenisobat (sedative, antihistamine, antibiotic,
deuresis dll.
Sedatif adalah substansi yang memiliki
aktifitas moderate yang memberikan
efek menenangkan.
Antihistamin merupakan jenis obat yang
dapat dipakai untuk mengatasi berbagai
macam jenis alergi. Obat ini hanya bisa
mengurangi reaksi yang ditimbulkan
oleh alergi.
Antibiotik adalah salah satu jenis obat
yang biasanya diresepkan oleh dokter
untuk mengobati berbagai jenis penyakit
yang disebabkan oleh bakteri maupun
mikroorganisme lainnya. Namun tidak
dapat digunakan ada penderita yang
memiliki riwayat penyakit yang
disebabkan oleh virus maupun jamur.
Diuretik adalah obat yang berfungsi
untuk membuang kelebihan garam dan
air dari dalam tubuh melalui urine.
e. Keadaan pasien
Hal yang perlu dikaji adalah apakah pasien sedang
menjalani terapi khusus :
o Penderita TBC Aktif
o Penderita Kusta Aktif
o Penderita Epilepsi
o Penderita Malnutrisi
16
f. Ada tidaknya riwayat alergi obat
Bila mana ada pasien yang tidak tahan akan jenis
obat tertentu maka harus ditulis dengan jelas pada status
pasien dengan tinta merah, agar dokter dapat memilih
obat lain yang lebih aman.
17
i. Obat-obatan harus disimpan sesuai dengan syarat-syarat
penyimpanan masing-masing obat, misalnya : Lemari es,
tempat yang sejuk, gelap dan lain-lain.
j. Obat-obat yang dibeli sendiri oleh pasien harus disimpan
dalam lemari obat pada tempat khusus, dengan etiket nama
yang jelas.
k. Menuangkan obat-obatan cair, jangan pada sisi yang ada
etiketnya dan sejajar dengan mata.
l. Setiap kali selesai mengambil obat, tempat obat ditutup
kembali.
m. Bila terjadi kesalahan dalam memberikan obat harus segera
dilaporkan kepada yang bertanggung jawab.
n. Usahakan agar tangan selalu bersih, ketika akan
memberikan obat-obatan.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh bahan kimia pada
sel hidup dan sebaliknya reaksi sel hidup terhadap bahan kimia tersebut.
Tujuan pengorganisasi farmakologi adalah agar dokter perawat dan apoteker
dapat memiliki dan menggunakan obat secara rasional dengan memperhatikan
kemanjuran dan keamanannya. Perawat gigi harus terampil dan tepat saat
memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil untuk diminum (oral) atau
injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga mengobservasi
respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Implikasi perawat gigi dalam
farmakologi mencakup hal-hal yang berkaitan dengan proses perawat gigi
antara lain pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Maka dari itu
perawat gigi harus menegakkan 12 prinsip dalam pemberian obat kepada klien.
19
DAFTAR PUSTAKA
20