Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH FARMAKOLOGI

PERAN KOLABORATIF PERAWAT GIGI DALAM PELAKSANAAN


PRINSIP FARMAKOLOGI

Disusun oleh :

 AFRIDA BLISKIS SIBUE


 AGRIVIONI NATASA R. TARIGAN
 AGUS MIRALINA HULU
 ALFIN ASSIDIQ NURANDI
 ARIFFIANI PUTRI GULO
 AYU SUTANTRI
 BELA SALFIRA
 DESI NATALIA PURBA
 DESTINA VERONIKA TANJUNG
 DHELVIA FALUTY NASUTION
 DWI ANA NITA SARI BATUBARA
 EGALORENA BR MELIALA
 ELVI SRINIARTI
 ENDAH OTARINA ASRI
 ENDANG PERMATA SARI

KELAS : 1B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MEDAN

JURUSAN KESEHATAN GIGI

TAHUN AJARAN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berisi mengenai peran kolaboratif perawat gigi dalam pelaksanaan prinsip
farmakologi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan karena adanya bantuan baik moral maupun material serta kerja sama
terutama dari teman-teman, dosen pembimbing, dan berbagai pihak. Untuk itulah,
penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan penghargaan dan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Akhir kata, penulis menerima secara terbuka saran dan kritik atas segala
kekurangan dalam makalah ini, dan penulis berharap makalah ini dapat
meningkatkan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan dan masyarakat luas.

Medan , 16 maret 2020

Penulis
Kelomok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................

1.1 LATAR BELAKANG........................................................................4


1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................5
1.3 TUJUAN PENULISAN......................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................

2.1 PENGERTIAN FARMAKOLOGI.....................................................6


2.2 PERAN KOLABORATIF PERAWAT GIGI DALAM
PELAKSANAAN FARMAKOLOGI................................................6
2.3 PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN OBAT.........................................7
2.4 IMPLIKASI PERAWAT GIGI DALAM
FARMAKOLOGI............................................................................14
2.5 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PELAKSANAAN KOLABORASI PEMBERIAN OBAT..............17

BAB III PENUTUP .........................................................................................

3.1 KESIMPULAN.................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari cara kerja obat dalam
tubuh. Obat adalah senyawa atau campuran senyawa untuk mencegah,
mengurangi gejala atau menyembuhkan penyakit, luka atau kelainan
badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau
memperindah badan atau bagian badan manusia (joenoes,2001). Penetuan
obat untuk pasien adalah wewenang dari dokter, tetapi para perawat dituntut
untuk turut bertanggung jawab dalam pengelolaan obat tersebut. Mulai dari
memesan obat sesuai order dokter, menyimpan dan mencari obat sesuai order
hingga memberikan obat kepada pasien. Memastikan bahwa obat tersebut
aman bagi pasien dan mengawasi akan terjadinya efek samping dari
pemberian obat tersebut pada pasien.
Perawat gigi adalah seseorang yang telah lulus pendidikan baik
didalam maupun diluar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan
(Pemenkes,2010). Perawat gigi adalah sesorang yang memiliki kemampuan
dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang
dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (UU kesehatan
No. 23 tahun 1992). Perawat gigi harus mengetahui semua komponen dari
perintah pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika lengkap
atau tidak jelas atau dosis yang diberikan diluar batas yang
direkomendasikan. Secara hukum perawat gigi bertanggung jawab jika
mereka memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat
tersebut merupakan kontrindikasi bagi status kesehatan klien. Cara pemberian
obat yang benar akan memberikan efek dan dampak yang bagus dan efektif
kepada proses penyembuhan penyakit. Pemberian obat yang tepat dan sesuai
dengan dosis adalah salah satu tanggung jawab penting bagi seorang perawat
yang dilakukan di tempat pelayaan kesehatan seperti hal nya rumah sakit dan
puskesmas.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu farmakologi ?
2. Apa peran kolaboratif perawat gigi dalam pelaksanaan farmakologi ?
3. Apa saja dalam prinsip pemberian obat ?
4. Bagaimana implikasi perawat gigi dalam farmakologi ?
5. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kolaborasi
pemberian obat ?

1.3 Tujuan Penulisan


Penulisan makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui tentang
peran kolaboratif perawat gigi dalam pelaksanaan prinsip farmakologi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Farmakologi


Farmakologi dalam prospek pengorganisasian tindakan kolaboratif
hendaknya terlebih dahulu dapat dipahami pengertian farmakologi itu
sendiri oleh seorang perawat.
Farmakologi berasal dari kata (Yunani) yang artinya farmakon
yang berarti obat dalam makna sempit, dan dalam makna luas adalah
semua zat selain makanan yang dapat mengakibatkan perubahan susunan
atau fungsi jaringan tubuh. Logos berarti ilmu. Sehingga farmakologi
adalah ilmu yang mempelajari pengaruh bahan kimia pada sel hidup dan
sebaliknya reaksi sel hidup terhadap bahan kimia tersebut. Pada mulanya
farmakologi mencakup berbagai pengetahuan tentang obat yang meliputi:
sejarah, sumber, sifat-sifat fisika dan kimiawi, cara meracik, efek fisiologi
dan biokimiawi, mekanisme kerja, absorpsi, distribusi, biotranformasi dan
ekskresi, serta penggunaan obat untuk terapi dan tujuan lain.

2.2 Peran Kolaboratif Perawat Gigi Dalam Pelaksanaan Farmakologi


Tujuan pengorganisasi farmakologi adalah agar dokter dan perawat
gigi dapat memiliki dan menggunakan obat secara rasional dengan
memperhatikan kemanjuran dan keamanannya.
Perawat gigi bertanggung jawab dalam pemberian obat – obatan
yang aman . Perawat gigi harus mengetahui semua komponen dari
perintah pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak
lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas yang
direkomendasikan . Secara hukum perawat gigi bertanggung jawab jika
mereka memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau
obat tersebut merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan klien . Sekali
obat telah diberikan , perawat gigi bertanggung jawab pada efek obat yang

6
diduga bakal terjadi. Buku-buku referensi obat seperti , Daftar Obat
Indonesia ( DOI ) ,  Physicians‘ Desk Reference (PDR), dan sumber daya
manusia , seperti ahli farmasi , harus dimanfaatkan perawat  gigi jika
merasa tidak jelas mengenai reaksi terapeutik yang diharapkan ,
kontraindikasi , dosis , efek samping yang mungkin terjadi , atau reaksi
yang merugikan dari pengobatan  ( Kee and Hayes, 1996 ).
Pemberian obat menjadi salah satu tugas kolaboratif perawat gigi
yang paling penting, karena :
a. Perawat gigi merupakan mata rantai terakhir dalam proses
pemberian obat kepada pasien.
b. Perawat gigi bertanggung jawab bahwa obat sudah diberikan dan
memastikan bahwa obat itu benar diminum oleh pasien.
c. Perawat gigi yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon
pasien terhadap pengobatan. Misalnya : pasien yang sukar
menelan, muntah atau tidak dapat minum obat tertentu.
d. Perawat hampir 24 jam waktunya disediakan untuk memenuhi
kebutuhan pasien.

2.3 Prinsip-Prinsip Pemberian Obat


Perawat gigi harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak
sekedar memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui
pembuluh darah (parenteral), namun juga mengobservasi respon klien
terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan efek
samping obat sangat penting dimiliki oleh perawat gigi. Perawat gigi
memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahan
kesehatan klien dengan mendorong klien untuk lebih proaktif jika
membutuhkan pengobatan. Perawat gigi berusaha membantu klien dalam
membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan,
mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan turut serta
bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan
bersama dengan tenaga kesehatan lain. Perawat gigi dalam memberikan

7
obat juga harus memperhatikan resep obat yang diberikan harus tepat,
hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan sesuai resep dan selalu
menggunakan prinsip 12 benar, yaitu:
a. Benar Klien
Klien yang benar dapat  dipastikan dengan memeriksa 
identitas klien, dan meminta klien menyebutkan namanya
sendiri. Beberapa klien akan menjawab dengan nama
sembarang atau tidak berespon, maka gelang identifikasi harus
diperiksa pada setiap klien pada setiap kali pengobatan. Pada
keadaan gelang identifikasi hilang, perawat gigi harus
memastikan identitas klien dan meminta klien menyebutkan
namanya sendiri. Beberapa klien akan menjawab dengan nama
sembarang atau tidak berespon, maka gelang identifikasi harus
diperiksa pada setiap klien pada setiap kali pengobatan. Pada
keadan gelang identifikasi hilang, perawat gigi harus
memastikan identitas klien sebelum setiap obat diberikan.
b. Benar Obat
Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan oleh
seorang dokter, dokter gigi, atau pemberi asuhan kesehatan
yang memiliki izin praktik dengan wewenang dari pemerintah.
Perintah melalui telepon untuk pengobatan harus
ditandatangani oleh dokter yang Perintah pengobatan mungkin
diresepkan menelepon dalam waktu 24 jam. Komponen dari
perintah pengobatan adalah :

1) Tanggal perintah ditulis,


2) Nama obat,
3) Dosis obat,
4) Rute pemberian,
5) Frekuensi pemberian, dan

8
6) Tanda tangan  dokter atau pemberi asuhan
kesehatan.
Meskipun merupakan tanggung jawab perawat gigi
untuk mengikuti perintah yang tepat, tetapi jika salah satu
komponen tidak ada atau perintah pengobatan tidak
lengkap, maka obat tidak boleh diberikan dan harus segera
menghubungi dokter tersebut untuk mengklarifikasinya
( Kee and Hayes, 1996 ).
Perawat gigi bertanggungjawab untuk mengikuti
perintah yang tepat.Perawat gigi harus menghindari
kesalahan yaitu dengan membaca label obat minimal 3x:
1) Pada saat melihat botol atau kemasan obat
2) Sebelum menuang atau mengisap obat
3) Setelah menuang atau mengisap obat
 Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap
dan sah
 Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat
tersebut
 Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal
kadaluarsa
c. Benar Dosis Obat
 Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.
 Dosis yang diberikan dalam batas yang
direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan.
 Perawat gigi harus teliti dalam menghitung secara
akurat jumlah dosis yang akan diberikan, dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: tersedianya
obat dan dosis obat yang diresepkan atau diminta,
pertimbangan berat badan klien (mg/KgBB/hari), jika
ragu-ragu dosis obat harus dihitung kembali dan
diperiksa oleh perawat lain.

9
 Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat
tertentu.
d. Benar Waktu Pemberian
 Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
 Waktu yang benar adalah saat dimana obat yang
diresepkan harus diberikan. Dosis obat harian diberikan
pada waktu tertentu dalam  sehari, seperti b.i.d ( dua
kali sehari ), t.i.d ( tiga kali sehari ), q.i.d ( empat kali
sehari ), atau q6h ( setiap 6 jam ), sehingga kadar obat
dalam plasma dapat dipertahankan. Obat-obat dengan
waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada
selang waktu yang tertentu.
 Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat
(t1/2). Obat yang mempunyai waktu paruh panjang
diberikan sekali sehari, dan unutk obat yang memiliki
waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada
selang waktu tertentu.
 Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum
atau sesudah makan atau bersama makanan.
 Memberikan obat seperti kalium dan aspirin yang dapat
mengiritasi mukosa lambung bersama-sama dengan
makanan.
 Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa
apakah klien telah dijadwalkan untuk memeriksa
diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan
kontraindikasi pemeriksaan obat.

e. Benar Cara Pemberian


 Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus
tepat dan memadai.

10
 Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan sebelum
memberikan obat-obat peroral.
 Menggunakan teknik aseptic sewaktu memberikan obat
melalui rute parenteral.
 Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap
bersama dengan klien sampai obat oral telah ditelan.

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute berbeda, factor


yang menentukan rute pemberian terbaik ditentukan oleh :
1) Keadaan umum pasien
2) Kecepatan respon yang diinginkan
3) Sifat kimiawi dan fisik obat, dan
4) Tempat kerja yang diinginkan.
Obat dapat diberikan secara :
a. Oral
Yaitu rute pemberian yang paling umum dan paling
banyak dipakai, karena :
-    Ekonomis
-    Paling nyaman dan aman.
b.      Parenteral
Yaitu pemberian obat tidak melalui saluran cerna,
dapat melalui :
-          Intravena (IV)
-          Intramuskuler (IM)
-          Intracutan (IC)
-          Subcutan (SC)
c.       Topikal
Yaitu pemberian obat dalam bentuk krim, salep,
lotion

11
d.      Rektal
Obat dapat diberikan melalui rute rectal berupa :
enema atau supositoria.
Pemberian obat melalui rectal dilakukan untuk
memperoleh efek local, seperti pada pasien
konstipasi atau hemorrhoid.
e.       Inhalasi
Saluran nafas memiliki luas epitel untuk absorpsi
yang sangat luas dan dengan demikian berguna
untuk memberi obat secara local pada saluran nafas,
misalnya :
Pemberian salbutamol (Ventolin) untuk pasien
ashma, atau dalam keadaan darurat ( misalnya terapi
oksigen ).
f. Benar Dokumentasi
Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang
berlaku di rumah sakit. Dan selalu mencatat informasi yang
sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien
terhadap pengobatan.

g. Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi Klien


Perawat gigi mempunyai tanggung jawab dalam melakukan
pendidikan kesehatan pada pasien, keluarga, dan masyarakat
luas terutama yang berkaitan dengan obat seperti manfaat obat
secara umum, penggunaan obat yang baik dan benar, alasan
terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh, hasil yang
diharapkan setelah pemberian obat, efek samping dan reaksi
yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat
dengan makanan, perubahan-perubahan yang diperlukan dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit dan sebagainya.

12
h. Benar Hak Klien untuk Menolak
Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat.
Perawat gigi harus memberikan inform consent dalam
pemberian obat. Informed consent adalah tindakan medik
dinamakan juga informed consent. Consent artinya persetujuan,
atau izin. Jadi informed consent adalah persetujuan atau izin
oleh pasien atau keluarga yang berhak kepada dokter untuk
melakukan tindakan medis pada pasien, seperti pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan lain-lain untuk menegakkan diagnosis,
memberi obat, melakukan suntikkan, menolong bersalin,
melakukan pembiusan, melakukan pembedahan, melakukan
tindak-lanjut jika terjadi kesulitan, dan sebagainya
 Hak Klien Mengetahui Alasan Pemberian Obat
Hak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan
setelah mendapatkan informasi ( Informed concent ) ,
yang berdasarkan pengetahuan individu yang
diperlukan untuk membuat suatu keputusan.
 Hak Klien untuk Menolak Pengobatan
Klien dapat menolak untuk pemberian suatu
pengobatan . Adalah tanggung jawab perawat untuk
menentukan , jika memungkinkan , alasan penolakan
dan mengambil langkah – langkah yang perlu untuk
mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan .
Jika suatu pengobatan dtolak , penolakan ini harus
segera didokumentasikan. Perawat gigi yang
bertanggung jawab, jika  pembatalan pemberian obat ini
dapat membahayakan klien, seperti dalam pemberian

13
insulin. Tindak lanjut  juga diperlukan jika terjadi
perubahan pada hasil pemeriksaan laboratorium ,
i. Benar Pengkajian
Perawat gigi harus selalu memeriksa tanda-tanda vital
pasien sebelum melakukan tindakan pemberian obat.
j. Benar Evaluasi
Perawat gigi selalu melihat atau memantau efek kerja dari
obat setelah pemberiannya.
k. Benar Reaksi terhadap Makanan
Obat memliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang
tepat. Jika obat itu harus diminum sebelum makan (ante cimum
atau a.c) untuk memperoleh kadar yang diperlukan harus diberi
satu jam sebelum makan misalnya tetrasiklin dan sebaiknya ada
obat yang harus diminum setelah makan misalnya indometasin.
l. Benar Reaksi dengan Obat Lain
Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan
dengan omeprazol penggunaan pada penyakit kronis.

2.4 Implikasi Perawat Gigi Dalam Farmakologi


Implikasi perawat gigi dalam farmakologi mencakup hal-hal yang
berkaitan dengan proses perawat gigi antara lain pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam pengelolaan farmakologi :
a. Keadaan pasien/identifikasi pasien
o Usia  : Bayi, anak-anak , dewasa dan lansia
o Reaksi : Bagaimana reaksi pasein setelah minum
obat.
o Pola kebiasaan  : Kebiasaan pasien pada waktu
minum obat, misalnya dengan memakai air
minum, pisang dan lain-lain.

14
o Persepsi pasien tentang obat : khasiatobat,
sugestiterhadapobat.
b. Keadaan obat / identifikasi obat
o Dosisobatsesuaiumurpasien
o Bentuk obat apakah padat , cair suspensi
o Pengunaan obat : oral, sub-lingual, ditelan atau
dikunyah.
c. Efek samping obat (side effect)
Efek samping obat adalah suatu reaksi yang tidak
diharapkan dan berbahaya yang diakibatkan oleh suatu
pengobatan. Efek samping obat, seperti halnya efek
obat yang diharapkan, merupakan suatu kinerja dari
dosis atau kadar obat pada organ sasaran. Interaksi obat
juga merupakan salah satu penyebab efek samping. Hal
ini terjadi ketika tenaga kesehatan (dokter, apoteker,
perawat gigi) lalai dalam memeriksa obat yang
dikonsumsi oleh pasien, sehingga terjadi efek-efek
tertentu yang tidak diharapkan di dalam tubuh pasien.
Bertambah parahnya penyakit pasien yang dapat
berujung kematian merupakan kondisi yang banyak
terjadi di seluruh dunia akibat interaksi obat ini.
d. Etiket
Etiket adalah penandaan yang diberikan oleh sarana
pelayanan kesehatan yang biasanya ditempel di depan
obat atau alat kesehatan yang berguna untuk
memberikan informasi penggunaan kepada para
pemakai obat atau alat kesehatan tersebut.
o Obat luar atau obat dalam (obat dalam diberi
etiket putih, obat luar diberi ektiket biru).
o Tanggal/bulan/tahun kadaluarsa obat.

15
o Jenisobat (sedative, antihistamine, antibiotic,
deuresis dll.
 Sedatif adalah substansi yang memiliki
aktifitas moderate yang memberikan
efek menenangkan.
 Antihistamin merupakan jenis obat yang
dapat dipakai untuk mengatasi berbagai
macam jenis alergi. Obat ini hanya bisa
mengurangi reaksi yang ditimbulkan
oleh alergi.
 Antibiotik adalah salah satu jenis obat
yang biasanya diresepkan oleh dokter
untuk mengobati berbagai jenis penyakit
yang disebabkan oleh bakteri maupun
mikroorganisme lainnya. Namun tidak
dapat digunakan ada penderita yang
memiliki riwayat penyakit yang
disebabkan oleh virus maupun jamur.
 Diuretik adalah obat yang berfungsi
untuk membuang kelebihan garam dan
air dari dalam tubuh melalui urine.
e. Keadaan pasien
Hal yang perlu dikaji adalah apakah pasien sedang
menjalani terapi khusus :
o Penderita TBC Aktif
o Penderita Kusta Aktif
o Penderita Epilepsi
o Penderita Malnutrisi

16
f. Ada tidaknya riwayat alergi obat
Bila mana ada pasien yang tidak tahan akan jenis
obat tertentu maka harus ditulis dengan jelas pada status
pasien dengan tinta merah, agar dokter dapat memilih
obat lain yang lebih aman.

2.5 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Kolaborasi


Pemberian Obat
a. Perawat gigi yang membagi obat harus bekerja dengan
penuh konsentrasi dan tenang.
b. Setelah mengecek perintah pengobatan, bacalah tabel tiga
kali ketika mempersiapkan obat :
 Saat mengambil obat
 Saat membuka/menuang atau mencampur
 Saat mengembalikan.
c. Obat yang sudah lama, lebih-lebih yang sudah hilang
etiketnya atau tidak jelas jangan dipakai.
d.   Cara pemberian obat harus memperhatikan prinsip 12
benar : (1) Benar Pasien, (2) Benar Obat, (3) Benar Dosis,
(4) Benar Cara/Rute, (5) Benar Waktu, (6) Benar
Dokumentasi, (7) Benar Evaluasi, (8) Benar Pengkajian, (9)
Benar Reaksi dengan Obat Lain, (10) Benar Reaksi
Terhadap Makanan, (11) Benar Tidak Expired, (12) Benar
Pendidikan Perihal Medikasi Klien
e. Perhatikan pasien waktu minum obat, jangan meninggalkan
obat diatas meja.
f. Jangan sekali-kali memberikan obat-obatan yang telah
disiapkan orang lain, kecuali jelas ditugaskan kepada kita.
g. Perhatikan reaksi pasien setelah minum obat.
h. Mencatat atau membubuhkan paraf pada waktu atau pada
status pasien setelah memberikan obat.

17
i. Obat-obatan harus disimpan sesuai dengan syarat-syarat
penyimpanan masing-masing obat, misalnya : Lemari es,
tempat yang sejuk, gelap dan lain-lain.
j. Obat-obat yang dibeli sendiri oleh pasien harus disimpan
dalam lemari obat pada tempat khusus, dengan etiket nama
yang jelas.
k. Menuangkan obat-obatan cair, jangan pada sisi yang ada
etiketnya dan sejajar dengan mata.
l. Setiap kali selesai mengambil obat, tempat obat ditutup
kembali.
m. Bila terjadi kesalahan dalam memberikan obat harus segera
dilaporkan kepada yang bertanggung jawab.
n. Usahakan agar tangan selalu bersih, ketika akan
memberikan obat-obatan.

Peran dan Tanggung jawab perawat gigi sehubungan dengan pemberian


obat:

a. Perawat gigi harus mempunyai pengetahuan dan


pemahaman yang memadai mengenai obat.
b. Mendukung keefektivitasan obat.
c. Mengobservasi efek samping dan alergi obat
d. Menyimpan, menyiapkan dan administrasi obat
e. Melakukan pendidikan kesehatan tentang obat
f. Perawatan, pemeliharaan dan pemberian obat-obatan
merupakan tanggung jawab besar bagi perawat.

Kesalahan dapat terjadi pada instruksi, pembagian, penamaan dan


pengintrepretasian instruksi sesuai dengan penatalaksanaan obat. Obat harus
diberikan perawat dengan membawa resep tertulis. Tanggung jawab ini hanya
bisa dilimpahkan dengan persetujuan dari petugas yang memiliki wewenang.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh bahan kimia pada
sel hidup dan sebaliknya reaksi sel hidup terhadap bahan kimia tersebut.
Tujuan pengorganisasi farmakologi adalah agar dokter perawat dan apoteker
dapat memiliki dan menggunakan obat secara rasional dengan memperhatikan
kemanjuran dan keamanannya. Perawat gigi harus terampil dan tepat saat
memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil untuk diminum (oral) atau
injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga mengobservasi
respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Implikasi perawat gigi dalam
farmakologi mencakup hal-hal yang berkaitan dengan proses perawat gigi
antara lain pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Maka dari itu
perawat gigi harus menegakkan 12 prinsip dalam pemberian obat kepada klien.

19
DAFTAR PUSTAKA

_________, Antihistamin Obat Pereda Reaksi Alergi, [online],


(http://www.alodokter.com/antihistamin-obat-pereda-reaksi-alergi, diakses 13
februari 2018)
_________, Jenis-Jenis Antibiotik dan Manfaatnya, [online],
(https://halosehat.com/farmasi/obat/jenis-jenis-antibiotik-dan-manfaatnya, diakses
13 februari 2018)
Anisa, Ghea, 2015, Golongan Obat Sedatif, [online],
(https://dokumen.tips/documents/golongan-obat-sedatif.html, diakses 13 februari
2018)
Farmakoterapi, 2017, Memahami Efek Samping Obat, [online],
(http://www.farmakoterapi.com/memahami-efek-samping-obat/,diakses tanggal
13 februari 2018)
Marianti, Pengertian Diuretik, [online], (http://www.alodokter.com/diuretik,
diakses 13 februari 2018)
Rokhman, Rifqi, 2014, Etiket Obat, [online], (http://m-rifqi-
rokhman.staff.ugm.ac.id/2014/03/09/etiket-obat/, diakses 13 februari 2018)
Tamahaya, Cecep, 2016, 12 Benar Cara Pemberian Obat, [online],
(http://askep33.com/2016/11/30/12-benar-cara-pemberian-obat/, 13 februari 2018)

20

Anda mungkin juga menyukai