Anda di halaman 1dari 17

PEMBERDAYAAN DAN PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN DOKTER GIGI KECIL

Oleh:

KELOMPOK 2A

Dheamira Rosida 201611101040

Nadhirah Anindita Raniah Yunita 201611101041

Annisa Syifa Maharani 201611101045

Nia Nurmayanti 201611101052

Septiana Dwi Rahayu 201611101057

Nila Khurin'in 201611101072

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2020
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Meningkatkan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya yang dilakukan
dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut sejak usia dini. Karies merupakan penyakit
yang paling umum dan menyerang lebih dari 80% anak- anak di negara maju dan
berkembang (Sriyono, 2009). Anak usia sekolah khususnya anak sekolah dasar merupakan
salah satu kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut, karena pada umumnya
anak-anak tersebut masih mempunyai perilaku atau kebiasaan diri yang kurang menunjang
kesehatan gigi dan mulut. Departemen Kesehatan telah melakukan berbagai upaya
pendekatan pelayanan kesehatan, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara
terpadu dan berkesinambungan guna meningkatkan kesehatan gigi dan mulut (Herijulianti
dkk., 2002). Hal tersebut sejalan dengan WHO Global Oral Health Programme (GOHP) yang
menyarankan kepada seluruh negara di dunia untuk melakukan suatu pengembangan
kebijakan pencegahan dan promosi kesehatan gigi dan mulut. Salah satu kegiatan yang
diprioritaskan oleh GOHP adalah promosi kesehatan gigi di sekolah untuk anak sekolah dan
remaja (Kemenkes RI, 2012).
Penyuluhan kesehatan gigi pada anak sekolah dasar umur 6-12 tahun sangat penting
karena pada usia tersebut adalah masa kritis, baik bagi pertumbuhan gigi geliginya juga bagi
perkembangan jiwanya sehingga memerlukan berbagai metode dan pendekatan untuk
menghasilkan pengetahuan, sikap, dan perilaku yang sehat khususnya kesehatan gigi dan
mulut (Rahayu, 2005). Pada periode umur ini, anak sudah menunjukkan kepekaan untuk
belajar sesuai dengan rasa ingin tahunya, termasuk menyikat gigi. Oleh karena itu pada usia
ini sangat tepat untuk mengajarkan sesuatu hal yang baru kepada anak (Sutjipto dkk, 2013).
Program UKGS merupakan suatu program pokok di seluruh Puskesmas di Indonesia.
Dokter gigi kecil merupakan salah satu kader dan tenaga pelaksana UKGS yang merupakan
siswa SD terpilih untuk berperan aktif dalam melaksanakan sebagian usaha peningkatan
kesehatan di sekolahnya (Oktadewi dkk, 2018). Salah satu peran penting utama dokter gigi
kecil adalah menggerakkan serta memotivasi teman sekolah melalui perilaku sehat tentang
kesehatan gigi dan mulut guna terciptanya kesadaran siswa akan kesehatan. Pemberian
pelatihan dokter kecil mampu memberikan pembelajaran yang menghasilkan perubahan dari
yang semula belum memahami menjadi dapat memahami. Dari yang awalnya tidak
mengetahui menjadi mengetahui. Salah satu materi dalam pelatihan dokter kecil adalah
mengenai kesehatan gigi dan mulut yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan
mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan (Sriyono, 2009).

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan Umum pembentukan dokter gigi kecil ini adalah pemberdayaan siswa dalam
upaya meningkatkan kesehatan gigi dan mulut . sedangkan tujuan khusus yaitu
a. Menambah pengetahuan para siswa mengenai cara pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut
b. Menambah ketrampilan siswa sekolah dasar tersebut dalam melakukan
pencegahan terjadinya kelainan pada gigi dan mulut.
c. Merubah perilaku tentang kesehatan gigi dan mulut
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Dokter Gigi Kecil


Dokter gigi kecil adalah peserta didik yang memenuhi kriteria dan telah dilatih untuk
ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri
sendiri, teman, keluarga, dan lingkungannya (Kemenkes RI, 2011)

2.2 Kriteria Dokter Gigi Kecil


a. Peserta didik kelas 4 atau 5 Sekolah dasar/ Madrasah Ibtidaiyah dan mbelum
pernah mendapatkan pelatihan dokter kecil
b. Berprestasi sekolah
c. Berbadan sehat
d. Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab
e. Berpenampilan bersih dan berperilaku sehat
f. Berbudi pekerti baik dan suka menolong
g. Atas izin orang tua
(Kemenkes RI, 2011)

2.3 Kegiatan Dokter gigi kecil sebagai berikut :


a. menggerakkan, membimbing, dan melaksanakan penyuluhan kesehatan
b. membantu petgas kesehatan melaksanakan pelayanan kesehatan desekolah
c. pengamatan kebersihan sekolah misalnya ruang uks, warung sekolah, dan
lingkungan sekolah
(Kemenkes RI, 2011)

2.4 Karies pada Anak Usia Dini


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016 menyatakan kejadian karies gigi pada anak
masih besar yaitu 60-90% (Katli, 2018). Di Indonesia kejadian karies gigi pada anak masih tinggi,
menurut data PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia) menyebutkan bahwa sebanyak 89%
penderita karies adalah anak-anak (Norfai & Rahman, 2017). Tingginya angka penyakit gigi dan
mulut saat ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah faktor perilaku
masyarakat yang belum menyadari pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Hal ini
terlihat dari 22,8% penduduk Indonesia tidak menyikat gigi dan dari 77,2% yang menyikat gigi
hanya 8,1% yang menyikat gigi tepat waktu (Nurhidayat dkk, 2012). Pada umumnya
kebersihan gigi dan mulut anak lebih buruk karena anak lebih banyak makan makanan dan
minuman yang menyebabkan karies dibanding orang dewasa. Anak-anak umumnya senang
gula-gula, apabila anak terlalu banyak makan gula-gula dan jarang membersihkannya,
maka gigigiginya banyak yang mengalami karies (Amikasari, B., & Nurhayati, D, 2014).
Hasil penelitian Katli (2018) didapatkan responden yang sering konsumsi makanan
kariogenik hampir seluruh responden (85,7%) mengalami karies gigi

2.4.1 Konsumsi Makanan Kariogenik pada Anak Sekolah Dasar


Penelitian Grace (2016) yaitu kebiasaan makan makanan kariogenik proporsi
tertinggi adalah kebiasaan sedang yaitu 71,0%. Semakin tinggi konsumsi makanan
kariogenik maka semakin tinggi juga kemungkinan tingkat keparahan karies gigi yang
dialami. Makanan kariogenik adalah makanan manis dan lengket yang dapat menyebabkan
karies gigi seperti biskuit, permen, buah kering (manisan), minuman ringan, dan es krim.
Makanan ini dapat menghasilkan penurunan pH yang sangat tajam, sekitar 4. makanan dan
minuman yang bersifat fermentasi karbohidrat lebih signifikan memproduksi asam, diikuti
oleh demineralisasi email. Karbohidrat kompleks seperti gandum relatif lebih tidak
berbahaya karena tidak sempurna dihancurkan di dalam rongga mulut, tetapi molekul
karbohidrat yang rendah dengan mudah bersatu dengan plak dan dimetabolisme secara
cepat oleh bakteri (Nurhaliza, 2013). Anak-anak umur 9 tahun sudah mulai memilih
makanan, sudah memiliki makanan kesukaan seperti : pizza, es krim, kue basah dan kue
kering (Allen, dkk., 2010). Makanan-makanan tersebut termasuk jenis makanan kariogenik.
Menurut Amikasari, B., & Nurhayati, D (2014) Pada umumnya keadaan kebersihan mulut
anak lebih buruk dan anak lebih banyak makan makanan dan minuman yang menyebabkan
karies dibanding orang dewasa. Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila anak
terlalu banyak makan gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigigiginya banyak
yang mengalami karies.
2.4.2 Kebiasaan Menggosok Gigi Anak Sekolah Dasar
Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian Grace (2016) didapatkan
kebiasaan menggosok gigi proporsi tertinggi adalah anak yang memiliki kebiasaan cukup
yaitu 44,8%. Menggosok gigi dengan cara yang baik dan benar juga mampu mengurangi plak
di permukaan gigi sehingga dapat menurunkan angka kejadian karies gigi. Hal ini juga
sejalan dengan penelitian Alim (2014) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
kebiasaan menggosok gigi secara teratur terhadap timbulnya status karies pada anak usia
sekolah.

2.4.3 Karies Gigi Pada Anak di Sekolah Dasar


Penelitian Khotimah (2013) yang dilakukan di sekolah dasar negeri 03 Semarang
didapatkan hasil sebagian besar responden (71,4%) mengalami karies gigi. Kerusakan pada
gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga akan mengganggu
aktivitas sehari-hari. Gejala awal suatu penyakit seringkali tidak diperhatikan atau dianggap
tidak terlalu penting. Kecenderungan ini juga terjadi pada penyakit gigi termasuk penyakit
karies gigi. Karies gigi ini adalah penyakit infeksi yang telah dikenal sejak dulu. Menurut
Nurhidayat (2012) Tingginya angka penyakit gigi dan mulut saat ini sangat dipengaruhi oleh
faktor perilaku masyarakat yang belum menyadari pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut. Oleh karena itu sangat penting bagi masyarakat dimulai dari anak-anak untuk
selalu menjaga kebersihan dari gigi dan mulut.
BAB 3. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Sasaran
Khalayak sasaran adalah 6 siswa. 3 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan dari
masing-masing kelas 4 dan 5. total kader dokter gigi kecil berjumlah 12 orang. Pemilihan
kelas 4 dan 5 yaitu dengan alasan sudah lancar membaca, bisa berkomunikasi aktif dan
mempunyai kesempatan untuk menyebarluaskan informasi ke teman dan lingkungannya
sebelum lulus Sekolah Dasar.

3.2 Jadwal Pelatihan


3.2.1 Pertemuan I
a. Melakukan pre test tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan
kebersihan gigi dan mulut. Pada pertemuan pertama dilaksanakan pre test
kepada calon dokter gigi kecil.Pre test dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan dasar seputar kedokteran gigi bagi calon
dokter gigi kecil. Selain itu, dilakukan pre test dapat dijadikan sebagai
pembanding dalam evalluasi akhir ketika diadakan post test dan sebagai tolak
ukur kemajuan pengetahuan siswa setelah dan sebelum dilakukan pelatihan
dokter gigi kecil.
b. Melakukan sikat gigi bersama serta observasi tentang cara menyikat gigi seluruh
siswa calon kader / dokter gigi kecil
3.2.2 Pertemuan II
Dilakukan pelatihan dan pendampingan pada kader/dokt er gigi kecil. Materi
penyuluhan ini tertera dalam booklet yang dibagikan kepada dokter gigi kecil. Penyuluhan
tersebut tentang
a. Penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut
Materi penyuluhan:
a) Bagian-bagian gigi
b) Makanan yang baik dan tidak baik untuk gigi
c) Pencegahan penyakit gigi
d) Alat kedokteran gigi
Evaluasi: Bisa menjawab ketika ditanya diakhir penyuluhan
b. Pelatihan Materi Pelatihan:
Cara menyikat gigi yang benar dengan evaluasi yaitu siswa dapat
memperagakan setelah dilakukan pelatihan

3.2.3 Pertemuan III


a. Melakukan Evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Evaluasi
dilakukan kegiatan dengan post test.
b. Pemeriksaan OHIS kepada calon dokter gigi kecil sebagai evaluasi kesehatan
rongga mulut

3.3 Metode Pelatihan


Kegiatan pelatihan dilakukan dengan metode ceramah dan kombinasi pelatihan
langsung berupa cara menggosok gigi. Metode ini menarik bagi siswa yang dibuktikan
mereka sangat antusias dalam mengikuti pelatihan dokter gigi kecil. Kegiatan yang sangat
penting disini adakah mengajarkan siswa calon dokter kecil untuk bisa memberi
penyuluhan. Penyuluhan sederhana yang diberikan kepada antar teman mengenai kapan
waktu yang tepat untuk melakukan sikat gigi, makanan yang menyehatkan gigi, makanan
yang menyebabkan gigi berlobang, cara melakukan sikat gigi yang benar.

3.4 Target dan Luaran


a. Meningkatnya pengetahuan kader dokter gigi kecil tentang kesehatan gigi dan
mulut. Pengetahuan ini disebarluaskan kepada temannya, saudara atau
tetangganya
b. Produk Dental Pop-Up Booklet sebagai buku pegangan dokter gigi kecil dalam
melaksanakan promosi
c. Pin dan medali untuk kader dokter gigi kecil. ini sebagai bukti bahwa siswa telah
melakukan pelatihan dan sebagai penghargaan pada siswa tersebut
Daftar Pustaka

Allen, Eileen, Marotz, Lynn, R. 2010. Profil Perkembangan Anak: Prakelahiran hingga usia
12 tahun, Penterjemah: Valentino, Indeks, Jakarta.

Amikasari, B., & Nurhayati, D. (2014). Hubungan Konsumsi Makanan Manis Dengan
Kejadian Karies Gigi Pada Anak Prasekolah Di TK B RA Muslimat PSM Tegal rejo
desa Semen Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Magetan vol. 3(2): 20–27

Grace. 2016. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak SD
Kelas V-VI Di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara

Herijulianti, dkk. 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Katli. 2018. Faktor-faktor Kejadian Karies Gigi Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Betungan Kota Bengkulu. JNPH vol 6(1): 46–52.

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Pelatihan Dokter Kecil. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan
Anak

Khotimah. (2013). Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Karies Gigi Pada
Anak Usia 6-12 Tahun Di Sd Negeri Karangayu 03 Semarang. Stikes Tologorejo, 014:
1– 10

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi PenelitianKesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Norfai & Rahman. 2017. Hubungan Pengetahuan Dan Kebiasaan Menggosok Gigi Dengan
Kejadian Karies Gigi Di SDI Darul Mu’minin Kota Banjarmasin Tahun 2017.
Dinamika Kesehatan 8(1), 212–218

Nurhaliza, Cut. 2015. Karies Gigi. Jakarta: EGC

Nurhidayat, dkk. 2012 . Perbandingan Media Power Point Dengan Flip Chart Dalam
Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut. Jurnal Universitas Negeri
Semarang
Oktadewi,F.D., C.Cahyani, B. T. Hartomo. 2018. Revitalisasi Program Usaha Kesehatan
Gigi Sekolah (Ukgs) Melalui Pembinaan Dokter Kecil Di Sdn 1 Susukan Kecamatan
Sumbang Kabupaten Banyumas. Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
“Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VIII”14-
15November 2018 Purwokerto

Rahayu, E. M. 2005. Pengaruh PKG terhadap Pengetahuan dan Sikap Anak Kelas V di SD
Muh Wirobrajan Yogyakarta.Skripsi.

Sutjipto,c., V.N.S Wowor,W.P.J Kaunang. 2013. Gambaran Tindakan Pemeliharan


Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Usia 10 – 12 Tahun Di Sd Kristen Eben Haezar 02
Manado. Jurnal e-Biomedik Vol 1 (1)
LAMPIRAN

A. Soal Pre Test dan Post test

SOAL PRE TEST DAN POST TEST CALON DOKTER GIGI KECIL

NAMA :

KELAS :

1. Gigi manusia dibedakan menjadi….


a. Gigi susu dan gigi sulung
b. Gigi sulung dan gigi permanen
c. Gigi permanen dan gigi dewasa
d. Gigi permanen dan gigi sementara
2. Jumlah gigi pada anak-anak adalah….
a. 18
b. 20
c. 24
d. 28
3. Jumlah gigi pada orang dewasa adalah….
a. 24
b. 28
c. 32
d. 36
4. Bagian gigi yang dapat dilihat dan terletak di atas gusi disebut dengan….
a. Mahkota gigi
b. Akar gigi
c. Badan gigi
d. Kepala gigi
5. Bagian gigi yang tidak dapat dilihat dan terletak di dalam gusi disebut….
a. Akar gigi
b. Mahkota gigi
c. Badan gigi
d. Pulpa gigi
6. Di bawah ini yang bukan merupakan bagian dari gigi adalah….
a. Enamel
b. Dentin
c. Pulpa
d. Otot
7. Manakah yang bukan merupakan alat kedokteran gigi?
a. Sonde
b. Kaca mulut
c. Pinset
d. Obeng
8. Apakah nama alat kedokteran gigi pada gambar di bawah ini?

a. Kaca mulut
b. Sonde
c. Pinset
d. Alat bur
9. Makanan yang perlu dikurangi untuk mencegah penyakit gigi dan mulut adalah….
a. Makanan yang kaya serat
b. Makanan yang mengandung vitamin
c. Makanan yang manis
d. Makanan yang pedas
10. Contoh makanan yang tidak baik untuk gigi adalah….
a. Susu
b. Wortel
c. Daging
d. Permen
11. Di bawah ini yang termasuk dalam makanan yang baik untuk gigi adalah….
a. Es krim
b. Cokelat
c. Apel
d. Donat
12. Hal yang dilakukan untuk mencegah penyakit gigi dan mulut, kecuali….
a. Menggosok gigi secara rutin
b. Makan makanan yang kaya nutrisi seperti sayur dan buah
c. Rutin memeriksakan gigi
d. Makan makanan yang manis
13. Berapa kali sehari menggosok gigi yang baik dan benar?
a. Empat kali sehari
b. Tiga kali sehari
c. Dua kali sehari
d. Satu kali sehari
14. Kapan waktu yang tepat untuk menggosok gigi?
a. Ketika mandi pagi dan sore
b. Pagi setelah makan dan malam sebelum tidur
c. Sebelum tidur
d. Setiap selesai makan
15. Ketika menggosok gigi, sebaiknya meggunakan pasta gigi sebanyak….
a. Sebesar biji kacang
b. Dioleskan ke seluruh bulu sikat gigi
c. Sebanyak banyaknya
d. Setengah dari bulu sikat gigi
16. Pasta gigi yang baik untuk mencegah gigi berlubang, mengandung….
a. Garam
b. Fluoride
c. Yodium
d. Gula
17. Ketika menggosok gigi, sebagiknya menggunakan sikat yang….
a. Bulunya lembut
b. Bulunya kasar
c. Ukurannya besar
d. Ukurannya kecil
18. Memeriksakan gigi secara rutin sebaiknya dilakukan setiap….
a. Setiap bulan
b. Setiap 3 bulan sekali
c. Setiap tahun
d. Setiap minggu
19. Ketika menyikat gigi, bagian-bagian yang perlu disikat yaitu….
a. Bagian dalam gigi saja
b. Bagian luar gigi saja
c. Seluruh permukaan gigi
d. Seluruh permukaan gigi, lidah, dan langit-langit
20. Gerakan menyikat gigi bagian dalam gigi depan bawah dan gigi depan atas adalah….
a. Maju mundur
b. Mencongkel
c. Memutar ke depan dan ke belakang
d. Ke atas ke bawah
B. Pop-Up Dental Booklet

Halaman 1 Halaman 2

Halaman 3 Halaman 4
Halaman 5 Halaman 6

Halaman 7 Halaman 8
C. Medali dan Pin Dokter Gigi Kecil

Medali Dokter Gigi Kecil Pin Dokter Gigi Kecil

Anda mungkin juga menyukai