3. Distraksi
Teknik distraksi berguna untuk mengalihkan perhatian pasien dan teknik
ini memungkinkan untuk prosedur perawatan yang singkat. Seorang dokter dapat
mengajak pasien berkomunikasi, atau meminta pasien untuk berkonsentrasi pada
pernapasan, misalnya menghirup udara melalui hidung dan menghembuskannya
melalui mulut. Hal ini sangat bermanfaat terutama sebelum memulai pengobatan,
agar pasien mampu memvisualisasikan rasa nyaman dan aman.
Metode ini dapat dilakukan juga dengan meminta pasien untuk melakukan
kegiatan yang menyebabkan kelelahan otot, misalnya dengan meminta pasien
menaikkan kaki dan menahannya untuk beberapa saat. Ketika otot pasien semakin
lelah, maka diperlukan usaha lebih untuk menahan kaki dalam posisi tinggi,
sehingga mengalihkan perhatian pasien dari prosedur intraoral. Teknik distraksi
dapat dikombinasi dengan prosedur relaksasi, jika pasien sulit untuk mengatasi
refleks muntah dengan teknik relaksasi saja.
Teknik distraksi bermanfaat untuk pasien dengan refleks muntah yang
ringan, dan pada prosedur perawatan yang singkat. Namun, teknik-teknik ini
mungkin tidak memadai jika digunakan pada pasien dengan refleks muntah yang
parah tanpa kombinasi dengan teknik lainnya. (Bassi, 2004)
4. Sugesti
Teknik distraksi dapat disempurnakan dengan memasukkan unsur sugesti.
Dokter dapat meyakinkan pasien bahwa muntah tidak akan terjadi selama
prosedur perawatan. Citra visual dapat digunakan untuk meningkatkan sugesti,
dengan memberikan pandangan-pandangan yang positif. Teknik hipnosis
dapat membantu pasien untuk rileks dan mencegah refleks muntah saat
perawatan gigi yang akan dilakukan. Ada beberapa kontraindikasi terhadap
teknik hipnosis, tetapi seharusnya hanya digunakan setelah dokter telah
menerima pelatihan yang tepat. Seorang hipnoterapis yang berpengalaman
dapat menggunakan pendekatan sugesti yang canggih untuk membantu
mengatasi refleks muntah. (Bassi, 2004)
G. S. Bassi, BDS. Jurnal Prosthetic Dentistry 2004 Volume 91 Nomer 5. etiology and
management of gagging : A review of the literature