Menurut ADA empat tipe cast alloy yang digunakan dalam kedokteran gigi yang didasarkan
pada perbedaan kekuatan dan elongasi atau pemanjangannya adalah
Tipe 1 : tipe 1 digunakan untuk pembuatan inlay. Hal itu dikarenakan pada cast alloy tipe 1
bersifat lunak dan cocok untuk restorasi yang hanya terkena sedikit tekanan
Tipe 2 : tipe 2 cocok digunakan untuk unlay dan onlay. Hal itu dikarenakan tipe 2 alloy ini
bersifat sedang sehingga cocok untuk restorasi yang terkena tekanan sedang
Tipe 3 : tipe 3 digunakan untuk pembuatan onlay, mahkota, mahkota vinir yang tebal, dan
gigi tiruan sebagian cekat dengan span pendek. Hal ini dikarenakan pada alloy tipe 3 bersifat
keras dan cocok untuk situasi tekanan yang besar
Tipe 4 : gigi tiruan sebagian cekat dengan span panjang, pasak dan inti endodontik, dan
mahkota dengan vinir yang tebal. Hal itu dikarenakan alloy tipe 4 memiliki sifat ekstra keras
sehingga cocok digunakan untuk tekanan yang besar
Aloi dari bahan dasar metal atau paduan dari beberapa metal dasar, tidak mengandung emas
platinum atau paladium. Komposisi dan sifat – sifatnya tertera dalam tiga standart ISO untuk
aloi, ISO 6871 yang menyatakan kekhususan mengenai limit komposisi dan kebutuhan
kebutuhan untuk cor aloi dari bahan dasar metal kedokteran gigi yang digunakan untuk
membentuk piranti lepasan kedokteran gigi. aplikasi dental aloi secara ringkas tertera dalam
tabel berikut:122
Sebagian besar kerangka logam dari gigi tiruan sebagian lepasan adalah terbuat dari aloi
kobalt-kromium (craig, ). Tujuan utama penggunaan kromium adalah untuk lebih
memperkeras aloi dengan cara pengerasan larutan, serta juga memberi daya tahan terhadap
korosi. Kromium yang dipaparkan pada permukaan aloi dengan cepat menjadi teroksidasi dan
membentuk suatu lapisan permukaan yang tipis dan pasif dari kromium oksida, yang
mencegah perlekatan lanjut dari sebagian besar aloi. Molibdenum dan berilium ditambahkan
untuk menghaluskan struktur butir serta memperbaiki keadaan aloi dari bahan dasar metal
selama cor.
Aloi Co-Cr memiliki daktilitas relatif rendah, suatu kenyataan yang harus diingat jika
melakukan perubahan – perubahan pada penjangkar gigi tiruan lepasan. Daktilitas dapat
kemudian berkurang jika konsentrasi karbida menjadi bertambah selama meleleh dengan
pembakarnya adalah oksiasetilen menyala.
Dibandingkan logam campur untuk restorasi logam keramik, logam campur logam dasar
pada umumnya mempunyai kekerasan dan kekakuan (modulus elastisitas) yang lebih tinggi
dan lebih tahan terhadap perubahan bentuk menggantung pada temperatur yang ditinggikan,
tetapi lebih sulit di cor dan disolder dibandingkan logam campur Au-Pd atau Pd-Ag
(Anusavice, 2003).
Sifat – sifat dari dua kelompok cor aloy bahan dasar metal menyataan bahwa aloi Co-Cr
terutama digunakan untuk cor gigi tiruan sebagian, karena nilai – nilai yang tinggi dari
modulus elastisitas dan limit – limit proporsioal yang ada disini merupakan hal yang penting,
sedangkan aloy Ni-Cr terutama digunakan untuk cor kecil seperti mahkota dan jembatan.
Kedua aloi bahan dasar metal ini memberikan alternatif untuk cor aloi emas dalam hal
penghematan biaya.
Dua komponen utama untuk gigi tiruan kerangka logam sebagian tuang atau cor adalah
konektor dan cengkeram. Konektor harus kaku (dibutuhkan nilai tinggi dari modulus
elastisitas), serta harus tidak ada perubahan bentuk secara permanen akibat adanya stress
mekanik (dibutuhkan nilai tinggi dari limit proporsional). Dalam hal kebutuhan tersebut aloy
Co-Cr sangat memenuhi. Sebagai tambahan densitas yang lebih rendah dari aloy bahan dasar
metal memberi arti bahwa gigi tiruan yang dibentuk dari material ini lebih ringan dan lebih
ringan lagi apabila konektor – konektornya merupakan bagian yang lebih tipis.
Cengkeram atau penjangkar nilai tinggi dari limit proporsional dibutuhkan untuk
mencegah terjadinya deformasi atau perubahan bentuk. Nilai yang lebih rendah dari modulus
elastisitas akan menyebabkan cengkeram menyertakan area undercut yang relatif dalam
akibat peningkatan fleksibilitasnya. Sebagai tambahan aloi yang digunakan untuk membenuk
cengkeram harus menjadi daktil sehingga penyesuaian dapat dibuat pada cengkeram tanpa
terjadinya fraktur. Aloy emas sangat memenuhi kebutuhan tersebut.
Yang paling baik adalah menggunakan aloi CoCr untuk konektor dan aloi emas untuk
cengkeram. Keadaan ini memungkinkan untuk memateri sruktur tersebut secara bersamaan.
Sampai saat ini ditemukan peningkatan penggunaan aloi Ni/Cr untuk cor gigi tiruan kerangka
logam sebagian. Hal ini disebabkan karena relatif mudahnya tindakan akhir dan pemolesan
pada aloi tersebut dibanding dengan Co/Cr sebagai akibat lebih rendahnya nilai pengerasan