Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TINJAUAN PUSTAKA

Berat Badan Ideal

Berat badan ideal adalah berat badan untuk tinggi badan tertentu yang
secara statistik dianggap paling tepat untuk menjamin kesehatan dan umur
panjang. Karena standart berat badan resmi indonesia untuk indonesia
berdasarkan pertimbangan sejumlah orang yang secara statistik memenuhi syarat
belum ada, maka dapat digunakan data yang dikumpulkan oleh Society of
Actuares, 1995. Penilaian berat badan ideal yaitu pertama bila lebih dari 110%
standar dikatakan gemuk, sebaliknya bila rangka tubuh besar dan sering
berolahraga, peningkatan berat badan sampai 120% standar masih dianggap
normal. Kedua apabila 90-110% dari berat bdan standar adalah ideal atau normal.
Ketiga yaitu jika berat bedan 70-90% dari standar disebut sedang (mildmoderat
underweight). Dan keempat bila kurang 70% standar dikatakan sangat kurus
(severe underweight). (Jauhari,ahmad 2013). Dalam penghitungan berat badal
ideal biasanya menggunakan rumus Brocca yaitu :

Berat badan ideal (kg) = (Tinggi badan (cm) -100) – (10% (Tinggi badan
(cm) -100))

Hasil : Bila berat badannya <80%, dikategorikan sebagai kurus, Bila berat
badannya 80 – 120% dikategorikan berat badan ideal, dan bila berat badan >120
dikategorikan gemuk. (Asmadi, 2008)

IMT (Indeks Massa Tubuh)

Indeks massa tubuh merupakan instrumen objektif yang digunakan untuk


mengukur hubungan antara tinggi badan dan berat badan individu guna
menentukan risiko kesehatan. Berat badan berlebihan berhubungan dengan
terjadinya penyakit – penyakit tertentu, seperti jantung atau beberapa kanker.

1
Kondisi lain yang disebabkan oleh obesitas meliputi hipertensi, osteoartritis,
apnea tidur dan masalah pernapasan, stroke, penyakit kandung empedu, dan
dislipidemia. Nilai IMT meningkat seiring bertambahnya usia. Jadi IMT antara
18,5 sampai dengan 24,9 merupakan batas normal untuk orang dewasa yang lebih
tua. IMT sebesar 27 dapat diterima untuk lansia yang berusia lebih dari 65 tahun.
Untuk menilai IMT dan implikasi IMT terpada pria dan wanita dewasa. Untuk

Berat Badan( kg)


menghitung IMT dapat menggunakan rumus berikut :IMT =
Tinggibadan (m 2)
(Morris, J.C, 2014)

IMT Imlikasi/interpretasi Risiko kesehatan


<18,5 Barat badan kurang Dapat menimbulkan masalah kesehatan,
misalnya osteoporosis
18,5 – 24,9 Berat badan normal Risiko kesehatan minimal
25,0 – 29,9 Berat BadaBerlebih Resiko Kesehatan rendah sampai sedang.
Dapat menimbulkan masalah kesehatan
pada beberapa orang
30,0 – 34,9 Obesitas kelas I Risiko kesehatan tinggi
35,0 – 39,9 Obesitas kelas II Risiko kesehatan sangat tinggi
>40, 0 Obesitas kelas II Risiko kesehatan sangat tinggi

Laju Metabolisme Basal

Laju metabolisme basal adalah ukuran energi yang diperlukan untuk


mempertahankan hidup : fungsi parudan ginjal, kerja pompa jantung pemeliharaan
gradien ion lintas membran, berbagai reaksi biokomia, dan lain – lain. BMR
biasanya ditentukan dari pengukuran kecepatan konsumsi oksigen atau produksi
panas oleh seseorang dalam keadaan istrirahat, yang baru terjaga pada pagi hari
stelah berpuasa paing sedikit selama 12 jam. BMR biasanya dinyatakan dalam
kilokalori yang diperlukan setiap hari. (Marks, Dawn B. 2000)

2
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Energi Basal Metabolisma

A. Jenis kelamin

Seorang laki – laki dan seorang wanita, berat-besar badannya sama,


biasanya dalam keasaman berat ini si wanita lebih banyak mengandung lemak di
dalam tubuhnya, yang berarti pula bahwa jaringan tidak aktif dalam tubuh si
wanita lebih banyak, dengan demikian BMR pada tubuh wanita lebih rendah
dibanding dengan BMR pada tubuh laki – laki. Biasanya energi minimal yang
diperlukan wanita sepuluh persen lebih rendah daripada yang diperlukan laki –
laki.

B. Perbedaan usia

Anak yang sedang tumbuh memiliki BMR per kilogram berat badan yang
lebih besar daripada orang dewasa, karena proporsi otak, otot, dan jaringan
metabolik aktif lainnya lebih besar. BMR menurun pada orang tua yang jaringan
metabolik aktifnya berkurang dan lemak tubuh bertambah.

C. Suhu

Suhu tubuh juga mempengaruhi BMR. Wanita yang mengatakan kenyang


berarti demam, lapar berarti dingin mungkin telah membuat suatu pemngamatan
yang sahih karena BMR meningkat sebesar 12% untuk setiap peningkatan suhu
tubuh 1 derajat celcius. Suhu lingkungan juga mempengaruhi BMR. BMR sedikit
meningkat pada cuaca yang dingin. (Marks, Dawn B. 2000)

Perhitungan Energi Basal Metabolisme

HARRIS dan BENEDICT, mengemukakan cara perhitungan besarnya


energi basal metabolisma seorang laki – laki dan seorang perempuan yang
tergolong dewasa berdasarkan rumus – rumus sebagai berikut :

H= 66.473 + 13.752 W + 5.003 S – 6.755 A...... (untuk laki – laki)

H= 65.5096 + 9. 563 W + 1.850 S – 4.676 A .....(untuk wanita)

3
Dimana untuk kedua rumus diatas:

H = produksi pana dalam 24 jam (kalori), W= berat badan (kg), S = tinggi badan
(cm), A= umur

OWEN mengemukakan cara menghitung energi basar metabolisme untuk


wanita dan pria.istilah yang dipakai owen bukan BMR melainkan RMR karena
yang diukur adalah laju metabolisme istirahat. Rumus owen sebagai berikut :

BMR wanita = 795 + (7,18 x berat dalam kg)

BMR pria = 879 + (10,2 x berat dalam kg) (Marks, Dawn B. 2000)

Aktifitas Fisik

Selain keperluan energi pada metabolisme basal, aktivitas fisik juga


membutuhkan energi. Seseorang yang lebih aktih membutuhkan energi lebih
daripada seseorang yang tidak aktif. Aktivitas manusia dapat dibedakan atas
aktivitas sangat ringan, ringan, sedang, dan berat. Aktivitas sangat ringan seperti
jalan santai, menjahit, mengendarai mobil dapat meningkatkan kebutuhan energi
sebesar 130% dari nilai BMR. Aktivitas ringan seperti memperbaiki mobil akan
meningkatkan kebutuhan energi sekitar 150% dari BMR. Aktivitas sedang seperti
merawat kebun, menari, dan naik sepeda akan meningkatkan kebutuhan energi
sebesar 175% dari BMR. Dan aktivitas berat seperti bermain bola kaki, mensekap
kayu akan meningkatkan kebutuhanenergi sebesar 200% dari BMR. (Barasi,
M.E., 2007)

Total Energi

Nilai BMR dan tingkat aktivitas menentukan energi yang dibutuhkan


tubuh, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi total yaitu
Pertama, usia. Karena terjadi penurunan kebutuhan energi pada saat istirahat dan
ketika beraktivitas seiring dengan bertambahnya usia, maka total energi yang

4
dibutuhkan orang dewasa lebih rendah dari pada anak – anak. Selama periode
pertumbuhan tubuh lebih banyak membutuhkan energi. Pertumbuhan tercepat
terjadi pada saat 2 tahun pertam, remaja, dan kehamilan.Kedua, ukuran tubuh.
Seseorang dengan ukran tubuh yang besar membutuhkan energi total yang lebih
besar daripada orang yang berbadan kecil. Ketiga, suhu lingkungan. Suhu kamar
dibawah 20 derjat celcius dapat meningkatkan kebutuhan energi. Keempat,
kehamilan.kehamilan meningkatkan BMR wanit. Ibu hamil membutuhkan energi
yang lebih banyak sebagai sumber kekuatan untuk melakukan aktivitas fisik. .
(Barasi, M.E., 2007)

5
BAB II

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

2.1 HASIL PERCOBAAN

NIM Jenis Usia BB BB TB IMT/ Klasifikasi AMB Kebutuhan


Kela- kg ideal (cm) BMI (kkal) kalori sehari-
min (kg) hari
21 P 18 51 50,15 159 20,17 Normal 1.275 2.167,5
22 P 18 44 46,75 155 18,31 Kurus 1.100 1.870
23 P 18 47 44,62 152,5 20,34 Normal 1.175 1.997,5
24 P 18 44 54,4 164 16,36 Kurus 1.100 1.870
25 P 19 51 47,6 156 20,95 Normal 1.275 2.167,5
26 P 18 43 43,35 151 18,8 Normal 1.075 1.827,5
27 P 18 43 45,05 153 18,36 Normal 1.075 1.827,5
28 P 18 67 47,06 156 27,5 Berlebih 1.675 2.847,5
29 P - - - - - - - -
30 P 19 47 46,75 155 19,56 Normal 1.175 1.997,5
07 L 19 79 71,7 173 26,3 Berlebih 2.370 4171,2
Fatim P 19 43 40,8 148 19,63 Normal 1.075 1.827,5

2.2 PEMBAHASAN

1. Apakah jenis kelamin berpengaruh pada BMR ? jelaskan

Iya. Pada BMR wanita lebih rendah daripada BMR laki – laki karena pada wanita
biasanya lebih banyak memiliki jaringan adiposa. Jaringan adiposa ini secara
metabolis kurang aktif dibandingkan dengan jaringan non adiposa. (Marks, Dawn
B. 2000)

2. Mengapa usia berpengaruh pada BMR ? jelaskan

Pada anak yang sedang tumbuh memiliki BMR perkilogram berat badan yang
lebuh besar daripada orang dewasa, karena proporsi otak, otot, dan jaringan

6
metabolik aktif lainnya lebih besar. BMR menurun pada orang tua yang jaringan
metabolik aktifnya berkurang dan jaringan lemaknya bertambah. (Marks, Dawn
B. 2000)

Pada percobaan diatas didapatkan bahwa data menunjukkan berbagai IMT


dari beberapa orang. Pengukuran IMT tersebut bertujuan untuk mengetahui
tingkat kesehatan terdapat tujuh yang termasuk klasifikasi normal, 2 dengan
klasifikasi kurus dan 1 dengan klasifikasi berlebihkebutuhan kalori sehari – hari
dapat diukur dengan cara mengalikan antara berat badan dengan kalori normal
yaitu 17,5. Sehingga dari data juga didapatkan informasi bahwa kebutuhan kalori
seseorang sehari – hari dapat bergantung pada berat badan seseorang tersebut. Jika
seseorang mempunyai berat badan yang besar maka kebutuhan harian seseorang
tersebut juga besar. Pada data diatas juga dilakukan pengukuran AMB. Tujuan
pengukuran AMB ini yaitu untuk mengetahui atau AMB sebagai pedoman
seseorang apakah seseorang tersebut harus menambah, mengurangi ataupun
mempertahankan berat badan. Pada percobaan manusia coba adalah berjenis
kelamin perempuan dan laki - laki. Jenis kelamin berpengaruh terhadap besarnya
AMB. Laki – laki memiliki AMB lebih besar daripada perempuan. Pada
perhitungan AMB menggunakan rumus cepat yaitu 25 x Berat badan (kg).
Sehingga tidak dapat menunjukkan adanya perbedaan AMB terhadap faktor
perbedaan usia dengan berat badan yang sama. Apabila perhitungan AMB
menggunakan rumus Benedict maka akan menunjukkan perbedaan AMB
berdasarkan faktor usia. AMB juga dipengaruhi oleh berat badan. Seseorang
dengan usia yang sama dan memiliki berat badan yang berbeda maka hasil akhir
AMB akan berbeda. Hasil percobaan menunjukkan bahwa jika seseorang
memiliki berat badan yang lebih besar dengan usia yang sama maka AMB juga
lebih besar. AMB juga dipengaruhi oeh tinggi badan. Tetapi pada percobaan
tersebut tidak menggunakan rumus benedict pengaruh faktor tinggi badan tidak
dimunculkan. Berdasarkan teori benedict jika seseorang memiliki usia sama, berat
badan sama tetapi tinggi badan berbeda maka hasil akhir AMB juga berbeda.
Seseorang akan memiliki AMB lebih besar jika seseorang tersebut memiliki tinggi
badan yang lebih.

7
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perhitungan IMT (Indeks Masa Tubuh) bergantung terhadap besarnya


berat badan (kg) dan tinggi badan (m2). IMT akan berbanding lurus dengan
berat badan. Artinya yaitu semakin besar berat badan seseorang maka akan
semakin besar IMT. Tetapi IMT berbanding terbalik dengan tinggi badan.
Artinya semakin tinggi seseorang maka IMT semakin kecil angka IMT.
Pengukuran IMT ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan
seseorang.
2. Besar sedikitnya AMB seseorang bergantung terhadap beberapa faktor,
antara lain yaitu usia, berat badan, jenis kelamin, dan tinggi badan. Berat
badan, Tinggi badan, serta jenis kelamin berbanding lurus dengan
besarnya AMB. Artinya semakin besar berat badan, semakin tinggi
seseorang maka AMB juga semakin tinggi. Begitupula dengan jenis
kelamin. Laki – laki akan memiliki besar AMB yang lebih dari pada
wanita. Tetapi AMB berbanding terbalik terhadap usia. Artinya yaitu
semakin banyak usia seseorang (semakin tua) maka AMB akan semakin
menurun. Perhitungan AMB berfungsi sebagai pedoman seseorang untuk
menambah berat badan, menurunkan berat badan, maupun
mempertahankan berat badan.
3. Besarnya kebutuhan kalori bergantung pada berat badan. Semakin besar
berat badan seseorang maka kebutuhan kalori sehari – hari semakin besar.

8
DAFTAR PUSTAKA

Barasi, M.E. 2007. At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit Erlangga

Jauhari, A. 2013. Nutrisi dan Keperawatan. Yogyakarta : Dua satria offset

Kertasapoetra, G. 1995. Ilmu Gizi. Jakarta: PT Rineka Cipta

Marks, Dawn B. 2000. Biokomia Kedokteran Dasar : Sebuah Pendekatan Klinis.


Alih bahasa : Brahm U. Pendit. Jakarta : EGC

Morris, J.C. 2013. Pedoman Gizi :Pengkajian dan Dokumentasi. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai