PENDAHULUAN
Berat badan ideal adalah berat badan untuk tinggi badan tertentu yang
secara statistik dianggap paling tepat untuk menjamin kesehatan dan umur
panjang. Karena standart berat badan resmi indonesia untuk indonesia
berdasarkan pertimbangan sejumlah orang yang secara statistik memenuhi syarat
belum ada, maka dapat digunakan data yang dikumpulkan oleh Society of
Actuares, 1995. Penilaian berat badan ideal yaitu pertama bila lebih dari 110%
standar dikatakan gemuk, sebaliknya bila rangka tubuh besar dan sering
berolahraga, peningkatan berat badan sampai 120% standar masih dianggap
normal. Kedua apabila 90-110% dari berat bdan standar adalah ideal atau normal.
Ketiga yaitu jika berat bedan 70-90% dari standar disebut sedang (mildmoderat
underweight). Dan keempat bila kurang 70% standar dikatakan sangat kurus
(severe underweight). (Jauhari,ahmad 2013). Dalam penghitungan berat badal
ideal biasanya menggunakan rumus Brocca yaitu :
Berat badan ideal (kg) = (Tinggi badan (cm) -100) – (10% (Tinggi badan
(cm) -100))
Hasil : Bila berat badannya <80%, dikategorikan sebagai kurus, Bila berat
badannya 80 – 120% dikategorikan berat badan ideal, dan bila berat badan >120
dikategorikan gemuk. (Asmadi, 2008)
1
Kondisi lain yang disebabkan oleh obesitas meliputi hipertensi, osteoartritis,
apnea tidur dan masalah pernapasan, stroke, penyakit kandung empedu, dan
dislipidemia. Nilai IMT meningkat seiring bertambahnya usia. Jadi IMT antara
18,5 sampai dengan 24,9 merupakan batas normal untuk orang dewasa yang lebih
tua. IMT sebesar 27 dapat diterima untuk lansia yang berusia lebih dari 65 tahun.
Untuk menilai IMT dan implikasi IMT terpada pria dan wanita dewasa. Untuk
2
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Energi Basal Metabolisma
A. Jenis kelamin
B. Perbedaan usia
Anak yang sedang tumbuh memiliki BMR per kilogram berat badan yang
lebih besar daripada orang dewasa, karena proporsi otak, otot, dan jaringan
metabolik aktif lainnya lebih besar. BMR menurun pada orang tua yang jaringan
metabolik aktifnya berkurang dan lemak tubuh bertambah.
C. Suhu
3
Dimana untuk kedua rumus diatas:
H = produksi pana dalam 24 jam (kalori), W= berat badan (kg), S = tinggi badan
(cm), A= umur
BMR pria = 879 + (10,2 x berat dalam kg) (Marks, Dawn B. 2000)
Aktifitas Fisik
Total Energi
4
dibutuhkan orang dewasa lebih rendah dari pada anak – anak. Selama periode
pertumbuhan tubuh lebih banyak membutuhkan energi. Pertumbuhan tercepat
terjadi pada saat 2 tahun pertam, remaja, dan kehamilan.Kedua, ukuran tubuh.
Seseorang dengan ukran tubuh yang besar membutuhkan energi total yang lebih
besar daripada orang yang berbadan kecil. Ketiga, suhu lingkungan. Suhu kamar
dibawah 20 derjat celcius dapat meningkatkan kebutuhan energi. Keempat,
kehamilan.kehamilan meningkatkan BMR wanit. Ibu hamil membutuhkan energi
yang lebih banyak sebagai sumber kekuatan untuk melakukan aktivitas fisik. .
(Barasi, M.E., 2007)
5
BAB II
2.2 PEMBAHASAN
Iya. Pada BMR wanita lebih rendah daripada BMR laki – laki karena pada wanita
biasanya lebih banyak memiliki jaringan adiposa. Jaringan adiposa ini secara
metabolis kurang aktif dibandingkan dengan jaringan non adiposa. (Marks, Dawn
B. 2000)
Pada anak yang sedang tumbuh memiliki BMR perkilogram berat badan yang
lebuh besar daripada orang dewasa, karena proporsi otak, otot, dan jaringan
6
metabolik aktif lainnya lebih besar. BMR menurun pada orang tua yang jaringan
metabolik aktifnya berkurang dan jaringan lemaknya bertambah. (Marks, Dawn
B. 2000)
7
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
Morris, J.C. 2013. Pedoman Gizi :Pengkajian dan Dokumentasi. Jakarta: EGC