Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana keseimbangan energi dan pengelolaan berat badan pada :
a. Kebutuhan energi
b. Komposisi tubuh gemuk dan kurus
2. Bagaimana penetapan angka kecukupan gizi ?
3. Bagaimana cara memenuhi angka kecukupan gizi ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana keseimbangan energi dan pengelolaan berat badan pada
kebutuhan energi dan komposisi tubuh gemuk dan kurus
2. Untuk mengetahui penetapan angka kecukupan gizi
3. Untuk mengetahui cara memenuhi angka kecukupan gizi
1.4 Manfaat

Bagi Mahasiswa

1. Dapat menambah wawasan mahasiswa tentang keseimbangan


energi dan pengelolaan berat badan
2. Dapat menambah pengetahuan mahasiswa akan hal baru yang
belum pernah diketahui sebelumnya

Bagi Pembaca

1. Dapat mengetahui keseimbangan energi dan pengelolaan berat


bafan pada kebutuhan energi dan komposisi tubuh gemuk dan
kurus
2. Dapat mengetahui penetapan angka kecukupan gizi
3. Dapat mengetahui cara memenuhi angka kecukupan gizi
Bagi Penulis

1. Dapat menambah wawasan mahasiswa tentang keseimbangan


energi dan pengelolaan berat badan
2. Dapat menambah pengetahuan mahasiswa akan hal baru yang
belum pernah diketahui sebelumnya
3. Dapat menambah pengetahuan tentang cara membuat makalah
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keseimbangan energi dan pengelolaan berat badan pada kebutuhan total energi
dan komposisi tubuh gemuk dan kurus
Kebutuhan energi yang diperlukan setiap orang berbeda-beda. Hal ini tergantung
dari beberapa factor, antara lain yaitu : umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan serta
tingkat aktivitas sehari-hari. Besarnya energi yang dibutuhkan setiap orang perhari dapat
diketahui dengan berbagai cara, hal yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya
energi, diantaranya dengan cara :

1. Membaca tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG)


Cara ini merupakan cara yang paling praktis, yaitu dengan membaca table AKG atau
disebut RDA (Recommended Dietary Allowance). Dengan cara ini kita dapat mengetahui
secara langsung jumlah kebutuhan energi perhari berdasarkan usia, jenis kelamin, berat
dan tinggi badan serta tingkat aktivitas. Cara ini memiliki keterbatasan yaitu bahwa
tabel AKG hanya memuat untuk berat badan tertentu saja dan hanya dapat digunakan
untuk orang sehat pada umumnya.

2. Perkiraan berdasarkan Basal Metabolic Rate (BMR)


Basal Metabolic Rate (BMR) atau Laju Metabolisme Basal (LMB) adalah energi
minimal yang diperlukan tubuh dalam keadaan istirahat sempurna baik fisik maupun
mental, berbaring tetapi tidak tidur dalam suhu ruangan 250 C (Darwin, 1988). Energi
tersebut diperlukan untuk berbagai fungsi vital tubuh seperti pernapasan, pencernaan,
peredaran darah dan pengaturan suhu tubuh.
BMR dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain luas permukaan tubuh, umur, jenis
kelamin, cuaca, ras, status gizi, penyakit, hormone terutama hormone tiroksin.
BMR seseorang dapat dihitung dengan mengalikan berat badan dengan 24 kalori (Berat
badan X 24 kalori). Sedangkan jumlah kebutuhan kalori perhari dapat ditentukan
berdasarkan kelipatan BMR berikut ini.
Kebutuhan energi berdasar BMR

Tingkat Jenis Aktivitas Kebutuhan Energi/Hari


Aktivitas (kalori)
Sangat Ringan Tidur, baring, duduk, menulis, BMR + 30 % BMR
mengetik
Ringan Menyapu, menjahit, mencuci BMR + 50 % BMR
piring, menghias ruangan
Sedang Mencangkul, menyabit rumput BMR + 75 % BMR
Berat Menggergaji pohon dengan BMR + 100 % BMR
gergaji tangan
Berat Mendaki gunung, menarik beca BMR + 125 % BMR
Sekali

Cara ini lebih teliti di banding dengan membaca table RDA, tetapi belum dapat
menghitung kebutuhan energi seseorang secara terperinci
Misalnya seseorang dengan berat badan 50 kg yang bekerja berat maka kebutuhan kalori
per hari adalah :
BMR = 50 X 24 kalori
= 1200 kalori
Maka kebutuhan kalori per hari adalah = 1200 + 100 % (1200) = 2400 kalori

3. Perhitungan berdasarkan komponen penggunaan energi


Komponen yang diperlukan untuk perhitungan kebutuhan energi meliputi :
 Basal Metabolic Rate (BMR)
BMR adalah energi minimal untuk fungsi vital organ tubuh
 Specific Dynamic Action (SDA)
SDA adalah banyaknya energi yang diperlukan untuk proses metabolisme makanan, rata-
rata sebesar 10 % BMR
 Aktivitas sehari-hari
Aktivitas sehari hari adalah kegiatan rutin harian
 Pertumbuhan
Anak-anak sampai dengan usia 18 tahun memerlukan tambahan energi untuk proses
pertumbuhan
Cara Menghitung Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi seseorang dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut :

Tahap 1 : Tentukan Status Gizi


Misalnya menggunakan IMT (Indeks Masa Tubuh)

Berat Badan (kg)


IMT = ----------------------
Tinggi Badan (m)2

Selanjutnya hasil penilaian IMT dikonsultasikan dengan tabel berikut :


Status Gizi
Status Gizi Laki-laki Perempuan

Kurus < 20.1 < 18.7


Normal 20.1 – 25.0 18.7 – 23.8
Overweight 25.1 – 30.0 23.9 – 28.6
Obese > 30 > 28.6
Rata-rata 22.0 20.8

Tahap 2 : Hitung Besarnya BMR


Besarnya BMR selain dapat dihitung dengan mengalikan berat badan X 24 kalori, juga
dapat menggunakan tabel berikut :
BMR laki-laki
Jenis Berat Energi (Kalori)
Kelamin Badan 10 – 18 tahun 18 – 30 tahun 30 – 60 tahun
(kg)
Laki-laki 55 1625 1514 1499
60 1713 1589 1556
65 1801 1664 1613
70 1889 1739 1670
75 1977 1814 1727
80 2065 1889 1785
85 2154 1964 1842
90 2242 2039 1889

BMR Perempuan
Jenis Berat Energi (Kalori)
Kelamin Badan 10 – 18 tahun 18 – 30 tahun 30 – 60 tahun
(kg)
Perempuan 40 1224 1075 1167
45 1291 1149 1207
50 1357 1223 1248
55 1424 1296 1288
60 1491 1370 1329
65 1557 1444 1369
70 1624 1516 1410
75 1691 1592 1450
Tahap 3 : Hitung SDA
Besarnya SDA yaitu 10 % BMR

Tahap 4 : Hitung Energi Aktivitas Fisik Harian


Energi Akt. Fisik = Faktor Aktivitas Fisik X {BMR + SDA}
Dimana SDA = 10 % BMR

Untuk besarnya factor aktivitas fisik, lihat tabel berikut ini :


Faktor Aktivitas Fisik

Aktivitas Jenis Aktivitas Laki-laki Perempuan

Istirahat Tidur, baring, duduk 1.2 1.2


Ringan sekali Menulis, mengetik 1.4 1.4
Ringan Menyapu, menjahit, 1.5 1.5
mencuci piring, menghias
ruangan
Ringan- Sekolah, kuliah, kerja 1.7 1.6
sedang kantor

Sedang Mencangkul, menyabit 1.8 1.7


rumput
Berat Menggergaji pohon dengan 2.1 1.8
gergaji tangan
Berat Sekali Mendaki gunung, menarik 2.3 2.0
beca
Tahap 5 : Tambahan kalori pertumbuhan
Untuk seseorang yang masih dalam usia pertumbuhan (sampai usia 18 tahun) maka
tambahkan kebutuhan energi sesuai table berikut :

Kebutuhan energi untuk pertumbuhan (kal/hari)


Umur (tahun) Tambahan Energi
10 – 14 2 kkal/kg Berat badan
15 1 kkal/kg Berat badan
16 – 18 0.5 Kkal/kg Berat badan

Untuk mempermudah perhitungan, perhatikan contoh berikut :


Naufal berusia 21 tahun, berat badan 58 kg, tinggi 160 cm, aktivitas sehari-harinya adalah
kuliah termasuk kategori ringan- sedang. Sehingga kebutuhan energi Naufal dapat
dihitung melalui tahapan sebagai berikut :
Tahap 1 : IMT = BB/TB2
58/(1.6)2 =22.6 (normal)

Tahap 2 : BMR = BB X 24 kalori


58 X 24 kalori = 1392 kalori

Tahap 3 : SDA = 10 % X BMR


10 % X 1392 = 139.2 kalori

Tahap 4 : Energi Aktivitas fisik


Faktor Aktivitas Fisik X {BMR + SDA (10 % BMR)}
1.7 X (1392 + 139.2) = 2603 kalori
Jadi total kebutuhan energi perhari adalah 2603 kalori
Komposisi Tubuh Manusia

Menurut J Brochek, komposisi tubuh: 62,4% Air, 16,4% Protein, 5,9% Mineral, 15,3%
Lemak, 84,7 % Massa lemak bebas (FFM). Menurut Gilbert B Forber komposisi tubuh
adalah jumlah seluruh dari bagian tubuh. Bagian tubuh terdiri dari adiposa dan massa
jaringan bebas lemak. Sementara menurut WHO tubuh manusia dibagi menjadi 4 macam
komposisi yang komplek yang terdiri dari:

1. Komposisi atomik. Berat badan merupakan akumulasi sepanjang hidup dari 6 elemen
utama yaitu: oksigen, karbon, hidrogen, nitrogen, kalsium, dan fosfor. Kurang dari 2
% berat badan terdiri dari sulfur, kalium, natrium, klorida, magnesium dan 40 elemen
lain yang secara normal terdapat dalam jumlah kurang dari 10 gram.
2. Komposisi molekular. Elemen terbagi dalam komponen molekular yang
dikelompokkan dalam 5 kategori besar, yaitu: lemak, protein, glikogen, air, dan
mineral. Tingkat molekular ini secara praktis seringkali dibagi atas: lemak dan massa
bebas lemak. Komposisi ini menyusun dasar untuk sel yang fungsional.
3. Komposisi selular. Komposisi ini terdiri dari 3 komponen: sel, cairan ekstrasel dan
bagian padat ekstrasel. Massa sel dibagi lagi atas lemak (komponen molekular) dan
bagian yang aktif secara metabolik yaitu massa sel tubuh. Sehingga pada akhirnya
akan terdiri dari body cell mass, cairan ekstrasel dan solid ekstrasel.
4. Komposisi jaringan dan organ. Sel akan membentuk jaringan dan organ tubuh, seperti
jaringan adiposa, otot skelet, tulang, kulit, jantung, dan organ visceral lainnya.
Jaringan dan organ tubuh akan membentuk tubuh manusia yang merupakan perpaduan
5. Komponen tubuh, yaitu atomik, molekular, selular, jaringan dan organ serta tubuh
secara keseluruhan.

Komposisi tubuh diukur untuk mendapatkan persentase lemak, tulang, air, dan otot
dalam tubuh. Pengukuran komposisi tubuh juga ditujukan untuk mendeteksi kebutuhan
tubuh terhadap asupan makanan serta mendapatkan informasi yang relevan terhadap upaya
pencegahan dan penanganan penyakit.

Kontrol Berat Badan


Mengontrol Berat Badan adalah cara untuk mempertahankan dan menjaga berat
badan agar sesuai atau ideal, bisa juga sesuai dengan apa yang diinginkan. Dua Ribu lima
ratus tahun yang lalu Hippocates dan seorang ahli menemukan bahwa "orang yang
gemuk meninggal dengan tiba-tiba" hal ini masih sering terjadi hingga saat ini. Tentu saja
bukan dalam segala hal , tetapi kematian yang mendadak sering terjadi pada orang
gemuk. penting sekali memperhatikan berat badan dengan tidak membiarkan diri menjadi
terlalu kurus atau terlalu gemuk dengan kata lain anda harus berusaha menjaga berat
badan sesuai yang anda inginkan.
Berat badan merupakan parameter antropometris yang paling banyak digunakan
karena mudah dimengerti, agar berat badan dapat dijadikan ukuran yang reliabel,
sejumlah parameter lain harus dipertimbangkan, seperti tinggi badan, dimensi kerangka
tubuh, proporsi lemak, otot, tulang, serta komponen berat patologis (misal edema dan
splenomegali). Dalam menentukan status gizi seseorang, ukuran ini harus
dikombinasikan dengan parameter antropometris yang lain. Berat badan yang tertimbang
ialah berat badan total, terdiri dari atas lean body mass (LBM) dan berat lemak. LBM
meliputi otot,tulang, dan darah. LBM dihitung dengan formula Katch-McArdle. Berat
lemak dihitung dengan rumus :

FW = TWB x %BF

Ket :
FW = fat weight (berat lemak)
TBW = total body weight (BB total)
BF = body fat (lemak tubuh)

Secara sederhana, seorang laki-laki dapat diperdiksi memiliki BB 48,2 kg wanita


45,4 kg jika tinggi badannya 154 cm. Ketika tinggi bertambah 2,54 cm, BB laki-laki akan
naik sebanyak 2,7 kg wanita 2,3 kg. Jika berat badan pasien melebihi BB ideal, maka
harus dicermati apakah itu kelebihan BB oleh karena overhidrasi atau dilatar belakangi
oleh kelebihan lemak. Keterangan tentang kelebihan BB ini diperoleh dari keluarga,
pasien sendiri, catatan medis, atau membandingkan BB ketika pasien masuk rumah sakit
dengan BB sekarang. Jika ternyata obesitas, tentukan BB yang merefleksikan lean body
mass dengan menggunakan rumus obesity-adjusted weight OAW sebagai berikut:

OAW = IBW + [(ABW - IBW) x 0,25]

Ket :
IBW = ideal body weight (berat badan ideal, BBI)
ABW = actual body weight (berat badan sekarang)
Berat badan ideal orang dewasa (diatas 18 tahun), karena acuan baku belum
tersedia, ditentukan dengan berbagai Cara menghitung BBI diantaranya dengan
menggunakan formula lorentz:

BBI (laki-laki) = (TBcm - 100) - (TBcm - 150) / 4


BBI (wanita) = (TBcm - 100) - (TBcm - 150) / 2,5

Berat badan ideal harus dikoreksi dengan perkiraan berat bagian tubuh yang
misalnya telah teramputasi, jika pasien telah amputasi atau mengalami kelumpuhan
ekstremitas; paraplegia (BBI dikurangi 10-15%) dan tetraplegia (15- 20%). Berat badan
melebihi 200% tergolong obesitas morbid, diatas 150% termasuk obesitas, dan lebih
besar dari 120% tergolong BB berlebih. Sebaliknya jika BB kurang dari 80-90% BBI
dianggap malnutrisi ringan, antara 70-80% masuk malnutrisi ringan dan dibawah 70%
dianggap malnutrisi berat.

Cara Menghitung Berat Badan Ideal


Rumus BMI (Body Mass Index)
Body Mass Index (BMI) atau Index Massa Tubuh (IMT) adalah perhitungan berat
badan ideal yang dapat digunakan sebagai salah satu rujukan untuk menghitung berat
badan.

IMT (BMI) = Berat Badan (Kg) / Tinggi badan (m) x Tinggi badan(m)

Misalnya: BMI = (45) / (1.65) x (1.65) = 16.5


Jika perhitungan diatas sudah di dapat, maka selanjutnya masukkan kriteria hasil tersebut
ke dalam kategori yang mana menutut IMT/ BMI versi World Health
Organization (WHO) :
BMI < 18.5 = underweight atau berat badan kurang, disarankan untuk meningkatkan
olahraga dan makan makanan padat kalori dari jenis complex carbohidrat.
BMI 18.5 – 22.9 = berat badan ideal, sangat bagus.
BMI 23 – 24.9 = masuk kategori ideal, akan tetapi kategori ini masuk ke dalam
kategori warning, sehingga perlu untuk menjaga pola makan
dan perbanyak olahraga.
BMI 25 – 29.9 = kondisi berat badan memasuki batas obesitas, segera bulatkan
tekad untuk mulai program diet.
BMI > 30 = sudah termasuk kategori obesitas, berbagai penyakit siap
menghampiri. Segera terapkan program diet lebih serius untuk
mengatasinya.

Bahaya Kelebihan Berat Badan


Orang yang gemuk cenderung merasa bahagia dengan keadaanya, tapi dalam segi
medis kegemukan justru membawa dampak berbahaya bagi kesehatan tubuh. Umumnya
banyak faktor yang menyebabkan seseorang menjadi gemuk, salah satu penyebabnya
adalah mereka makan secara berlebihan dalam artian melebihi kebutuhan mereka sehari-
hari.
Kelebihan asuapan makanan tersebut akan menjadi lemak, semua lemak
tambahan ini memberi beban pada jantung, ginjal, dan hati dan juga pada persendian
yang menopang berat badan seperti panggul, lutut, dan mata kaki. Ini berarti
bahwa tubuh akan lebih cepat rusak, hal ini terjadi karena organ-organ yang seharusnya
bekerja secara normal kini harus bekerja secara extra dan bukan tidak mungkin lemak
yang berlebihan itu dapat membawa kepada kematian.

Menurunkan Berat Badan Secara Sehat


Berikut adalah langkah sederhana untuk menurunkan berat badan dan
menjaga berat badan ideal :
1. Batasi jumlah makanan.
Teruskanlah dengan makanan yang seimbang tapi kurangi segala panganan yang
mewah yang sangat digemari karena makan itu terlalu banyak mengandung kalori,
tetapi jangan lupa memakan makanan yang mengandung banyak serat untuk
melancarkan pencernaan dan jangan memakan makanan yang banyak
mengandung kalori.
2. Hentikanlah makan diantara waktu makan (mengemil).
Latihlah dirimu untuk meniadakan memakan makanan yang tidak perlu.
3. Tentukan dan atur jenis makanan
4. Makan teratur
5. Olahraga yang teratur.
Olahraga yag terbaik ialah berjalan kaki, dengan berjalan kaki akan membantu untuk
membakar lebih banyak kalori yang tidak diperlukan.
6. Konsumsi buah dan sayur
Pandangan Yang Salah Dalam Menurunkan Berat Badan
1. Banyak mengonsumsi makanan asin
Bukan hanya makanan berlemak dan makanan manis yang perlu dikurangi, makanan
yang banyak mengandung garam juga perlu diredam. Selain bisa mengakibatkan
hipertensi, terlalu banyak garam di dalam tubuh membuat cairan tubuh tertahan.
Akibatnya, berat badan akan susah untuk diturunkan.
2. Stres
Hormon kortisol yang keluar saat stres akan merangsang nasfu makan,
memperlambat metabolisme, dan meningkatkan penumpukan lemak di perut.
Relaksasi, seperti mendengarkan musik, tertawa, beryoga, pijat, atau jalan-jalan di
alam terbuka, dapat mereduksi stres. Lakukan salah satu aktivitas ini minimal 10 –15
menit setiap hari.
3. Sering begadang/ kurang tidur
Sebuah penelitian di AS menyatakan, kurang tidur akan meningkatkan hormon rasa
lapar dan menurunkan hormon rasa kenyang. Studi yang lain menambahkan, orang
yang tidurnya kurang dari 4 jam sehari punya peluang menderita obesitas 73% lebih
tinggi dibandingkan orang yang tidur 7-9 jam per hari.
4. Minum alkohol
Alkohol memperlambat proses metabolisme tubuh dengan menekan sistem saraf
pusat. Alkohol juga dapat meningkatkan kortisol, hormon stres yang membantu
penumpukan lemak di perut.

2.2 Penetapan angka kecukupan gizi

Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (RDA)


merupakan kecukupan rata-rata zat gizi sehari bagi hampir semua orang sehat (97,5%)
menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh aktivitas fisik, genetik dan keadaan
fisiologis untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Di Indonesia, Angka
Kecukupan Gizi (AKG) disusun dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG)
setiap 5 tahun sekali sejak tahun 1978. AKG ini mencerminkan asupan rata-rata sehari
yang dikonsumsi oleh populasi dan bukan merupakan perorangan/individu. Berbeda
dengan kebutuhan gizi (requirement), yang menggambarkan banyaknya zat gizi minimal
yang diperlukan oleh masing-masing individu, sehingga ada yang rendah dan tinggi yang
dipengaruhi oleh faktor genetik.
Kegunaan AKG yang dianjurkan adalah:

Untuk menilai kecukupan gizi yang telah dicapai melalui konsumsi makanan bagi
penduduk, untuk perencanaan dalam pemberian makanan tambahan maupun perencanaan
makanan institusi, untuk perencanaan penyediaan pangan tingkat regional maupun
nasional, acuan pendidikan gizi, dan acuan label pangan yang mencantumkan informasi
nilai gizi.
2.3 Cara memenuhi angka kecukupan gizi

Terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat sehingga kebutuhan


zat gizi relatif lebih tinggi dibandingkan kelompok umur lainnya. Makin berat pekerjaan /
aktifitas seseorang, maka kebutuhan zat gizi terutama sumber energi makin tinggi pula.

Dalam menghitung angka kecukupan gizi seseorang dipengaruhi oleh banyak


faktor, diantaranya faktor geografi. Orang di daerah perkotaan dengan tingkat polusi yang
tinggi memerlukan banyak makanan sumber vitamin dan mineral. Sedangkan Orang-
orang di daerah pegunungan, dengan udara yang dingin memerlukan banyak makanan
sumber vitamin dan sumber energi yang lebih tinggi. Kemudian kebutuhan zat gizi pada
wanita hamil atau menyusui meningkat karena untuk mencukupi kebutuhan gizi bayi dan
dirinya.

Kegunaan mengetahui angka kecukupan gizi pada anak antara lain untuk:

1. Menentukan cukup tidaknya kebutuhan gizi seseorang;


2. Membuat rencana untuk mencukupi gizi setiap orang sesuai umurnya;
3. Evaluasi tingkat kecukupan penyediaan makanan seseorang.

Faktor-faktor yang Menbantu Tercapainya Status Gizi


A. Aktivitas fisik
Aspek ini mempertahankan kebutuhan energi dan nafsu makan,menjamin asupan
makanan yang adekuat, serta mempertahankanmassa otot, yang menunjang
hidup mandiri dan kemampuanmenyediakan makanannya sendiri.
B. Interaksi sosial
Hal ini mendorong orang untuk makan dan mempertahankan minatmereka terhadap
makanan.
C. Pemilihan Makanan
Pemilihan makanan dari berbagai macam jenis, yang mencakup semuakelompok
makanan dalam jumlah yang sesuai.
Menurut Leaflet yang disebar oleh RS Hermina Tangerang, sebagai media promosi kesehatan
cara memenuhi Angka Kecukupan Gizi Pada Anak, sebagai berikut:

1.Angka Kecukupan Gizi Pada Balita (1-2 tahun)

Nasi / Pengganti: 1-1,5 piring;

Lauk hewani: 2-3 potong;

Susu: 1 gelas;

Lauk nabati: 1-2 potong;

Sayuran: 1,5 mangkok;

Buah: 2-3 potong.

2. Angka Kecukupan Gizi Pada Balita (3-4 tahun)

Nasi / Pengganti: 1-1,5 piring;

Lauk hewani: 2-3 potong;

Susu: 1 gelas;

Lauk nabati: 1-2 potong;

Sayuran: ½ mangkok;

Buah: 2-3 potong

3. Angka Kecukupan Gizi Anak (5-6 tahun)

Nasi / Pengganti: 2-3 piring;

Lauk hewani: 2-4 potong;

Susu: 1 gelas;

Lauk nabati: 1-2 potong;


Sayuran: 1-1½ mangkok;

Buah: 2-3 potong.

4. Angka Kecukupan Gizi Anak (7-9 tahun)

Nasi / Pengganti: 2-4 piring;

Lauk hewani: 2-4 potong ;

Lauk nabati: 2-3 potong;

Sayuran: 1-1 ½ mangkok;

Buah : 2-3 potong.

5.Angka Kecukupan Gizi Anak (10-12 tahun)

Nasi / Pengganti: 3-4 piring;

Lauk hewani: 3-4 potong;

Lauk nabati: 2-4 potong;

Sayuran: 1½-2 mangkok;

Buah : 2-3 potong

6.Angka Kecukupan Gizi Anak Remaja (13-15 tahun)

Nasi / Pengganti: 3-5 piring;

Lauk hewani: 3-4 potong;

Lauk nabati: 2-4 potong;

Sayuran: 1½-2 mngkuk;

Buah : 2-3 potong.


7.Angka Kecukupan Gizi Anak Dewasa (16-19 tahun)

Nasi / Pengganti: 4-5 piring;

Lauk hewani: 3-4 potong;

Lauk nabati: 2-4 potong;

Sayuran: 1½-2 mangkok;

Buah: 2-3 potong

Anda mungkin juga menyukai