PENDAHULUAN
Masalah gizi yang paling utama di Indonesia sampai saat ini adalah Kurang Energi Protein,
Anemia, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) dan Kurang Vitamin A (KVA). Diperkirakan
jumlah anak balita menderita gizi buruk di seluruh Indonesia saat ini sekitar 1,3 juta orang.
Selain itu terdapat lebih dari 1,2 juta ibu hamil menderita anemia, dan setiap tahun lahir
400.000 bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Apabila kita simak siklus kehidupan, kondisi
tersebut merupakan mata rantai yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Apalagi
kalau dikaitkan dengan angka kemiskinan.
Hasil pencatatan terakhir menunjukkan lebih dari 12 juta keluarga di Indonesia tergolong
miskin. Jika masalah gizi tersebut di atas berada pada kelompok keluarga miskin itu, maka
penanggulangan masalah akan semakin sulit dan dampak yang timbul juga akan semakin
berat.
Semakin mudahnya orang keluar-masuk antar negara juga berpengaruh terhadap timbulnya
perubahan gaya hidup dan pola makan. Gaya hidup konsumtif dan pola makan serba “fast
food” sudah semakin menyebar di kota-kota besar. Di Indonesia, yang masih termasuk
kelompok negara sedang berkembang, perubahan tersebut menyebabkan timbulnya masalah
gizi ganda. Di satu sisi masalah kurang gizi yaitu Kurang Energi Protein, Anemia, Gangguan
Akibat Kurang Yodium (GAKY) dan Kurang Vitamin A (KVA), sementara di sisi lainnya timbul
masalah gizi lebih yang cenderung meningkat, terutama di perkotaan, seperti kegemukan,
hipertensi, jantung, diabetes, dan lain-lain.
Selain masalah gizi lebih, keterbukaan dan kemudahan keluar-masuk orang antar negara
juga mempermudah penyebaran penyakit, yang sulit dikontrol. Dalam hitungan hari, penyakit
yang dulu tidak pernah ada di negara tersebut, dapat segera menyebar menulari ratusan
penduduk. Selain itu, keterbukaan juga mempengaruhi kualitas pola asuh anak karena ibu
harus bekerja, yang pada akhirnya dapat menyebabkan timbulnya masalah kurang gizi pada
anak.
Gizi mempunyai fungsi khusus berkaitan dengan kesehatan tubuh. Fungsi utama gizi dalam
tubuh adalah a) sebagai sumber tenaga, b) sumber zat pembangun, dan c) sumber zat
pengatur. Bagi orang sehat, ketiga kelompok zat gizi tersebut merupakan penjaga kestabilan
proses-proses yang terjadi dalam tubuh sehingga tubuh tetap sehat dan segar. Sedangkan
bagi orang sakit, kelengkapan gizi dibutuhkan untuk penyembuhan penyakit, pengganti sel-
sel yang rusak, penurunan suhu tubuh menjadi normal, dan lain-lain sesuai dengan
karakteristik penyakit.
KEBUTUHAN GIZI
Pada dasarnya kebutuhan gizi berbeda antara individu yang satu dengan lainnya. Perbedaan
kebutuhan gizi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam
tubuhnya maupun dari luar tubuh.
Kebutuhan energi untuk laki-laki dewasa berkisar antara 1.900–2.700 Kal/hari, sedangkan
pada wanita antara 1.700–2.100 Kal/hari. Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun
1998, menetapkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) bagi orang dewasa secara nasional
berdasarkan kebutuhan energi/kalori dari protein, sebagai berikut:
*) Terdiri dari 9 gr protein ikan, 6 gr protein hewani lain dan 40 gr protein nabati.
Bila kita jabarkan menurut takaran konsumsi makanan sehari pada orang dewasa umur 20-59
tahun, yaitu:
Ø Nasi/pengganti 4-5 piring,
Ø Lauk hewani 3-4 potong,
Ø Lauk nabati 2-4 potong,
Ø Sayuran 1 ½ - 2 mangkok
Ø Buah-buahan 2-3 potong.
Selain peningkatan, pada kondisi sakit tertentu diperlukan pengurang-an atau bahkan
larangan bagi zat gizi tertentu. Penderita penyakit Diabetes Mellitus misalnya, disarankan
untuk mengurangi konsumsi gula dan bahan-bahan manis lainnya dalam jumlah tertentu.
Demikian pula misalnya penderita Hipertensi, tidak diperbolehkan makan daging yang
berlemak, atau mengurangi penggunaan garam dapur.
Cara sederhana/cepat:
Wanita : BMR = 25 kkal x W (kg)
Pria : BMR = 30 kkal x W (kg)
W = berat badan
Cara FAO/WHO:
Tabel 1. Cara FAO/WHO (1985); sesuai umur dan jenis kelamin
SDA adalah jumlah energi yang digunakan untuk pencernaan, transportasi dan penyerapan
atau metabolisme makanan atau zat gizi oleh tubuh. SDA setiap zat gizi berbeda-beda, antara
protein, lemak dan karbohidrat. Makanan orang Indonesia kebanyakan merupakan sumber
karbohidrat, berbeda dengan makanan orang barat yang lebih banyak mengandung sumber
lemak atau protein. SDA makanan campuran seperti orang Indonesia rata-rata 10 % dari kalori
BMR + aktivitas.
Contoh:
Seorang wanita berumur 30 tahun dengan berat badan 52 kg dan tinggi badan 158 cm dengan
aktivitas ringan. Tentukan kebutuhan energi dalam sehari wanita tersebut.
a. Harris Benedict:
BMR = 655 + (9.6 x BB) + 1.8 x TB) – (4.7 x Umur)
= 655 + (9,6 52) + (1,8 x 158) – (4,7 x 30)
= 1297,6 kkal (dibulatkan 1298 kkal)
b. Miflin-St.Jeor:
BMR = 10 W + 6.25 H – 5A – 161
= (10 x 52) + (6.25 x 158) – 161
= 1346.5 kkal (dibulatkan 1346 kkal)
c. Cara sederhana:
BMR = BB x 0.95 kkal x 24 jam
= 52 x 0,95 x 24
= 1185.8 kkal (dibulatkan 1186 kkal)
d. Cara cepat:
BMR = 25 kkal x kg BB
= 25 x 52
= 1300 kkal
e. Rumus FAO/WHO:
BMR = 14,7 x 52 + 496 kkal
= 1260,4 kkal (dibulatkan 1260 kkal).
3. Energi SDA
= 10% (BMR + aktivitas)
= 10% (1298 + 2012)
= 331 kkal
Jadi total kebutuhan energi dalam sehari sebanyak 1298 + 2012 + 331 = 3641 kkal
Kebutuhan zat gizi lain, khususnya zat gizi makro seperti karbohidrat, lemak dan protein dapat
ditentukan berdasarkan proporsi kebutuhan energi. Proporsi kebutuhan ketiga zat gizi tersebut
adalah:
Karbohidrat : 60-70%
Lemak : 15-25%
Protein : 10-15%
Contoh:
Seorang wanita yang membuuhkan energi sebanyak 3641 kkal. Berapa kebutuhan karbohidrat,
lemak dan proteinnya?
25% x 3641
Kebutuhan lemak = -------------------
9 …………(setiap 1 gr lemak = 9 kkal)
= 101 gram
15% x 3641
Kebutuhan protein = ------------------
4 …………(setiap 1 gr protein = 4 kkal)
Si A bekerja sebagai sekretaris (Sedang) mmpunyai BB 45 kg dan TB 165, dan umur 25 tahun.
Berapa kebutuhan nerginya setiap hari.
Kebutuhan energi:
1. Mentukan BMR;
BMR = BB x 0.95 kkal x T
= 45 x 0.95 kkal x 24 jam
= 1026 kkal.
Koreksi tidur:
BMRtidur = BB x 0.1 kkal x jam
= 45 x 0.1 kkal x 8 jam
= 36 kkal
BMR = 1026 – 36 = 990 kkal
2. Menentukan energi aktivitas fisik;
Energi aktivitas= faktor koreksi x BMR
= 1.70 x 990
= 1683 kkal
3. SDA
SDA = 10% (BMR + Akt. Fisik)
= 10% (990 + 1683)
= 267 kkal
Total kebutuhan energi si A = 990 + 1683 + 267 = 2940 kkal.
AKG disusun berdasarkan kelompok umur, gender dan tambahan untuk ibu hamil dan ibu
menyusui. AKG untuk energi mencerminkan rata-rata kebutuhan tiap kelompok penduduk
menurut berat badan patokan dan aktifitas sedang. Angka kecukupan protein selain
memperhitungkan kelompok umur, juga melihat mutu protein yang dinyatakan dalam skor asam
amino dan daya cernanya. Mutu protein yang digunakan berdasarkan campuran makanan hewani
dan nabati dengan nilai cerna 85 %. Demikian juga AKG untuk vitamin dan mineral seperti
vitamin A, zat besi dan kalsium didasarkan pada mutu hidangan orang Indonesia yang masih
belum baik (dominan nabati).
Cara menentukan AKG, pertama dengan menghitung kebutuhan faali rata-rata penduduk
yang sehat dan mewakili tiap golongan umur dan gender. Kemudian angka tersebut ditambahkan
dengan factor kehilangan dalam penyerapan, variasi kebutuhan antara individu dan ketersediaan
faali zat gizi sumber pangan. Jadi dalam AKG sudah dimasukkan batas keamanan untuk tiap zat
gizi, meliputi kehilangan dalam penyerapan, kebutuhan faali, ketersediaan faali zat gizi sumber
pangan dan variasa antar penduduk.
Kebutuhan faali rata-rata penduduk adalah kebutuhan minimal sehari agar seseorang rata-
rata tidak menjadi sakit pada kondisi yang umum dianggap normal. Ketersediaan faali zat gizi
sumber pangan adalah nilai gizi dari pangan itu yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Variasi
kebutuhan antar individu adalah perbedaan cirri setiap orang misalnya bekerja lebih berat,
olahragawan, atau stress.
AKG untuk bayi dan anak merupakan kebutuhan zat gizi yang memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan yang memuaskan, sedangkan AKG untuk orang dewasa
merupakan jumlah yang dibutuhkan untuk memelihara berat badan normal dan mencegah deplesi
zat gizi dari tubuh/jaringan.
Jika dirinci kebutuhan gizi per kg berat badan per hari dapat dijelaskan sbb :
1. Pada remaja (16-19 tahun) dan dewasa kebutuhan energi 45 kkal pada laki-laki dan 40 kkal
pada wanita, sedangkan kebutuhan protein 0,9 g per kg BB baik pada laki maupun wanita
2. Pada anak remaja 13-15 tahun kebutuhan energi 55 kkal per kg BB pada anak laki-laki dan 45
kkal pada anak wanita sedangkan kebutuhan protein 1,5 g per kg BB sama pada anak laki-laki
dan anak wanita.
3. Pada anak usia sekolah (10-12 tahun) kebutuhan energi 65 kkal pada laki-laki dan 55 kkal pada
wanita, sedangkan kebutuhan protein 1,5 g per kg BB sama pada laki-laki dan wanita
4. Pada anak balita dan anak usia sekolah (6-9 tahun) kebutuhan energi 100 kkal per kg BB dan
protein 2 g per kg BB sama pada anak laki-laki dan wanita
5. Pada usia lanjut kebutuhan energi 35 kkal per kg BB dan protein 0,9 g per kg BB sama pada
laki-laki dan wanita.
Umur BB Enrg Prot Mak Lauk Lauk Sa- Buah Min/ Gula Susu
(kg) kkal ein pok Hew Nab yur San
(g)
Bayi
0-6 bl 5,5 560 12 - - - - - - - ASI
7-12bl 8,5 800 15 2P 1,5 P 1,5 P 1P 1P - 1P 1P
Anak
1-3 th 12 1250 23 3 2 2 1 1 2 1 1
4-6 th 18 1750 32 4 3 2 2 2 4 2 1
7-9 th 24 1900 37 5 3 2,5 2 2 5 2 1
Pria
10-12 th 30 2000 45 5 3 3 2 2 5 2,5 1
13-15 th 45 2400 64 6,5 3 3 2,5 2 6 3 1
16-19 th 56 2500 66 7 3 3 2,5 2 6 4 -
20-45 th 62 2800 55 8 4 3 2,5 2 8 5 -
46-59 th 62 2500 55 7 3 3 2,5 2 7 4 -
>60 th 62 2200 55 6 2 3 2 2 5 3 1
Wanita
10-12 th 35 1900 54 5 3 2 2 3 5 2 1
13-15 th 46 2100 62 5,5 3 3 2 3 6 3 1
16-19 th 50 2000 51 5 3 3 2 3 6 2,5 -
20-45 th 54 2200 48 6 3 3 2,5 2 6 3 -
46-59 th 54 2100 48 5,5 2,5 3 2 2 5 3 -
> 60 th 54 1850 48 4,5 2 3 2 2 4 2 1
Hamil +285 +12 7 4 3 3 2 6 4 2
Menyusui 0-6 bl +700 +16 8 4 4 3 3 7 5 2
7-12 bl +500 +12 7 4 4 3 3 6 4 2
Diolah dari : Almatsier, S, 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia, Jakarta
Keterangan :
Makanan pokok : nasi, jagung, terigu, ubi, sagu, pisang, roti, mie
Lauk hewani : daging, ikan, telur, kerang, ayam, keju
Lauk nabati : kac. hijau, kac. merah, kac. tanah, tempe, tahu
Sayuran : sayuran daun, sayuran buah muda, kac. panjang, buncis, wortel, labu
Buah : semua buah-buahan yang dimakan segar, belum diolah
Golongan IV sayuran
Sayuran kelompok A mengandung sedikit sekali energi, protein dan karbohidrat. Sayuran boleh
digunakan sekehendak tanpa diperhitungkan banyaknya.
Golongan V buah-buahan
Satu satuan penukar mengandung 40 kkal, 10 g karbohidrat
Golongan VI susu
Satu satuan penukar mengandung 110 kkal, 7 g protein, 9 g karbohidrat dan 7 g lemak
Daftar Pustaka
Almatsier, S, 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cet. 3. Gramedia, Jakarta.
Almatsier, S, 2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Gramedia, Jakarta
Depkes RI, 1996. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Dit. Bina Gizi Masy, Jakarta.
Gizi seimbang.
Apabila angka kecukupan gizi tersebut tidak terpenuhi, akan terjadi kekurangan dan dapat
menurunkan fungsi tubuh. Akibatnya terjadi penurunan daya tahan tubuh. Untuk
mempertahankan fungsi normal tubuh maka pola makan kita perlu merujuk kepada pola gizi
seimbang.
Laki2: BMR = 66 + (13.7 x berat kg) + (5 x tinggi cm) - (6.8 x umur th)
Perempuan: BMR = 655 + (9.6 x berat kg) + (1.8 x tinggi cm) - (4.7 x umur th)
Kalau kita melakukan kegiatan selain berbaring seperti yang disebutkan di atas, BMR dikali dengan angka
dibawah ini:
Inactive, Little or no exercise, desk job --- Laki2: 1.4, Perempuan: 1.4
Light, Some light daily exercise --- Laki2: 1.5, Perempuan: 1.5
Moderate, Regular aerobic exercise --- Laki2: 1.78, Perempuan: 1.64
Heavy, Energy-intensive job or serious athlete --- Laki2: 2.1, Perempuan: 1.82
Contoh: Sri, Perempuan, berat 70kg, tinggi 167cm, umur 28, aktivitas moderate
BMR = 655 + 672 + 300 - 131 = 1496
Kebutuhan energy = BMR x 1.64 = 2453.
Setelah kita bisa menghitung kebutuhan kalori kita sehari-hari, kita jadi tahu bahwa tubuh kita
membutuhkan x kalori untuk bertahan hidup dan melakukan kegiatannya sehari-hari. Tetapi hal ini sering
disalahartikan oleh kebanyakan orang.
Kebanyakan orang berpikir (atau kalau saya boleh bilang, SEMUA ORANG berpikir), kalau saya makan
segini banyak aja gendut, berarti saya harus harus mengurangi makan. Mengurangi makan bisa kurus,
berarti semakin sedikit saya makan, saya bisa lebih cepat kurus. Dari pemikiran tersebut, hampir semua
orang, berusaha makan sehari cuma sekali atau dua kali saja demi mempertahankan rumus dokter
pribadinya yang katanya kalau 'kalori yang masuk lebih kecil daripada kalori yang keluar maka kamu akan
kurus'.
Beberapa orang dengan semangat baja bahkan berhasil makan sesedikit mungkin, dan menambah jumlah
olahraganya, supaya kalori yang masuk ke tubuh bisa lebih kecil lagi. Berhasilkah mereka menurunkan
berat badan? Ternyata tidak ada yang berhasil. Mungkin satu atau dua orang berhasil, tetapi ketika mereka
berhenti diet, dan kembali makan normal, berat badan mereka langsung naik kembali ke titik awal bahkan
lebih berat lagi.
Memang benar, seperti contoh di atas, bahwa kebutuhan energy Sri adalah 2453 kalori, kalau dia diet
sehingga kalori yang masuk cuman 1000 sehari, pemikiran kita adalah dia sudah menepati rumus
dokternya yaitu kalori masuk (1000) < kalori keluar (2453). Tetapi yang lepas dari perhatian Sri adalah,
ketika dia mengurangi jumlah kalorinya sedemikian drastis, BMR tubuh yang sebesar 2453 tersebut
berubah juga menjadi LEBIH KECIL.
Tubuh kita memang canggih tetapi tetap tidak bisa membedakan, kalori rendah yang kita konsumsi itu
apakah kita sedang dalam diet dengan tujuan menurunkan berat badan, ataukah kalori rendah itu berarti
kita sedang dalam bahaya atau terdampar di suatu tempat tanpa makanan.
Solusi untuk menurunkan berat badan adalah mengurangi kalori sebesar 500 kalori saja per harinya. Bisa
dengan cara mengurangi makan sebesar 500 kalori saja, atau makan dengan jumlah yang sama tetapi
menambah olahraga dengan pembakaran sebesar 500 kalori. Atau bisa dengan mengkombinasi keduanya,
misalnya diet mengurangi 300 kalori makanan, dan olahraga membakar kalori sebesar 300 kalori.
Makan 6x dengan jumlah kalori yang dihitung, misalkan kita mau diet sebesar 2000 kalori, maka bukan
berarti kita makan full 6x penuh seperti makan biasa, tetapi bagilah jatah 2000 kalori itu menjadi 6x.
Secara kasar bisa disimpulkan kalau kebutuhan energy sehari Sri sebesar 2453, tetapi misalnya, karena
dia makan terlalu sedikit, sehingga kalori yang masuk cuma sebesar 1000 kalori saja (padahal diet yang
benar seharusnya cuma mengurangi sekitar 500 saja), maka rumusnya akan menjadi 2453-500 = 1953.
kebutuhan energy 1953 sedangkan makanan yang masuk cuma 1000. Maka defisit sebesar 953 kalori ini
lah yang berbahaya. Ketika defisit ini terjadi, tubuh akan berusaha mengembalikan defisit ini dan inilah
yang akhirnya menjadi efek yo-yo diet. Yaitu setelah turun drastis dan tidak lama kemudian berat badan
akan kembali naik dengan cepat.
Semoga artikel ini bisa membuka wawasan kita dan mulai mengatur pola makan kita sehingga pembakaran
kalori di tubuh kita terjadi secara maksimal. Good luck.