Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM GIZI PANGAN

TOPIK: Perhitungan Kebutuhan Gizi Bumil dan Busui

Kelompok : B Hari / tanggal: Selasa,20 April 2021


Nama: Yolanda K.D NRP 6103019042

Tujuan Instruksional Umum


Mahasiswa dapat menghitung kebutuhan gizi untuk ibu hamil dan menyusui

Tujuan Instruksional Khusus


1. Mengetahui cara-cara menghitung kebutuhan gizi, khususnya kebutuhan energi dan protein bagi
wanita hamil dan menyusui.
2. Menggunakan baik rumus maupun Daftar Kecukupan Gizi dalam menghitung kebutuhan energi
dan protein untuk wanita hamil danmenyusui dihubungkan dengan aplikasinya.

Cara kerja:

A. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Protein bagi Ibu Hamil

1. Pemasukkan data usia ibu dan kehamilan, tinggi badan, dan berat badan aktual sebelum hamil.
2. Perhitungan IMT ibu hamil dengan menggunakan rumus :
IMT = berat badan aktual (kg) / tinggi bdan (m2).
3. Perhitungan berat badan sehat ibu hamil (sebelum hamil) yaang dapat diperoleh dari
perhitungan balik IMT ideal sehat ibu hamil dengan range 19,0 - 24,0
4. Pemasukkan data faktor Kelipatan EMB (FK) dan tambahan energi untuk ibu hamil (EH) yang
disesuaikan dengan tingkat kegiatan fisik ibu hamil.
5. Pemasukkan data tambahan kecukupan protein (PH) yang disesuaikan berdsarkan umur
kehamilan.
6. Perhitungan mutu gizi makanan berdasarkan skor asam amino (SSA) dan nilai cerna (C) dengan
rumus :
M = 100/SAA x 100 / C
7. Perhitungan kebutuhan energi dan protein bagi ibu hamil dengan menyesuaikan usia ibu hamil.
8. Hasil perhitungan kebutuhan energi dan protein ibu hamil

B. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Protein bagi ibu Menyusui

1. Pemasukkan data usia ibu dan laktasi, tinggi badan, dan berat badan aktual selama menyusui.
2. Perhitungan IMT ibu hamil dengan menggunakan rumus :
IMT = berat badan aktual (kg) / tinggi bdan (m2).
3. Perhitungan berat badan sehat ibu menyusui yaang dapat diperoleh dari perhitungan balik IMT
ideal sehat ibu hamil dengan range 19,0 - 24,0
4. Pemasukkan data faktor Kelipatan EMB (FK) dan tambahan energi untuk ibu menyusui (EH)
yang disesuaikan dengan tingkat kegiatan fisik ibu hamil.
5. Pemasukkan data tambahan kecukupan protein (PM) yang disesuaikan berdasarkan usia
menyusui.
6. Perhitungan mutu gizi makanan berdasarkan skor asam amino (SSA) dan nilai cerna (C) dengan
rumus :
M = 100/SAA x 100 / C
7. Perhitungan kebutuhan energi dan protein bagi ibu hamil dengan menyesuaikan usia ibu
menyusui.
8. Hasil perhitungan kebutuhan energi dan protein pada ibu yang menyusui.
Data Hasil Perhitungan :

Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kebutuhan Gizi Bumil dan Busui*)

Kasus Subjek IMT, AKE AKP (g


(I/II/III), Status Gizi (Kalori/hari) PST/hari)
Bumil *)

(1/2)
I, 1 23 th, BB 35 kg, tg 145 cm, hamil 4 16,65 1891 53,07
bulan, aktivitas ringan
Makanan: SAA 85, C 80

I, 2 23 th, BB 35 kg, tg 145 cm, hamil 4 16,65 2023 53,07


bulan, aktivitas sedang
Makanan: SAA 85, C 80

II, 1 32 th, hamil 6 bulan, aktivitas sedang, 20,31 2346 73,06


tg 160 cm, BB 52 kg
Makanan: SAA 80, C 85

II, 2 32 th, hamil 6 bulan, aktivitas sedang, 27,34 2475 82,98


tg 160 cm, BB 70 kg
Makanan: SAA 80, C 85

III, 1 30 th, BB 55 kg, tg 160 cm, aktivitas 21,48 2900 58,58


berat, hamil 2 bulan
Makanan: SAA 85, C 85

III, 2 30 th, BB 55 kg, tg 160 cm, aktivitas 21,48 2900 65,34


berat, hamil 5 bulan
Makanan: SAA 85, C 85

Keterangan:
*)
Rincian Perhitungan kebutuhan gizi tercantum dalam file EXCEL terlampir
**)
ditentukan menurut IMT ideal sehat untuk wanita = 19.0 - 24.0

Kasus Subjek IMT, AKE AKP (g


(I/II), Status Gizi (Kalori/hari) PST/hari)
Buteki *)

(1/2)
I, 1 25 th, menyusui bayi 1 bulan, aktivitas 27,56 2615 89,8
sedang, tg 150 cm, BB 62 kg
Makanan: SAA 75, C 85
I, 2 25 th, menyusui bayi 1 bulan, aktivitas 24 2615 89,8
sedang, tg 150 cm, BB 54 kg
Makanan: SAA 75, C 85

II, 1 30 th, BB setelah melahirkan 60 kg, tg 23,44 3202 96,25


160 cm, aktivitas berat, tg 160 cm,
masa menyusui 2 bulan
Makanan: SAA 80, C 80

II, 2 30 th, BB setelah melahirkan 60 kg, tg 23,44 3202 95


160 cm, aktivitas berat, tg 160 cm,
masa menyusui 5 bulan
Makanan: SAA 80, C 80

Keterangan:
*)
Rincian Perhitungan kebutuhan gizi tercantum dalam file EXCEL terlampir
**)
ditentukan menurut IMT ideal sehat untuk wanita = 19.0 - 24.0

Pembahasan:
Kebutuhan gizi bagi ibu hamil dan ibu menyusui sangat dibutuhkan bagi ibu dan anaknya.
Pada saat ibu masih mengandung maka dibutuhkannya energi,protein dan zat gizi lainnya untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin. Ketika ibu kekurangan energi atau zat gizi lainnya maka
dapat menyebabkan pertumbuhan janin yang tidak sempurna. Pada masa awal kehamilan sangat
diperlukannya tambahan energi dan protein karena pada masa awal trimester janin mulai
membentuk jaringan organ-organ yang penting seperti otak, jantung, dll sehingga diperlukannya
kebutuhan gizi yang mencukupi untuk perkembangan pada janin yang sempurna. Hal ini didukung
oleh Kristiyanasari (2010) yang menyatakan bahwa selama kehamilan, ibu membutuhkan
tambahan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta, jaringan payudara, dan
cadangan lemak.
Menurut PMK no 28 tahun 2019 kebutuhan AKE ibu hamil pada trimester 2 & 3 adalah AKE
rata-rata orang dewasa dengan penambahan 300 kkal/orang/hari. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil perhitungan AKE dan AKP dari seorang ibu hamil yakni usia ibu, usia
kehamilan, BBA (Berat Badan Aktual), BBS (Berat Badan Sehat), Nilai IMT (status gizi) dan jenis
aktivitas ibu (Berat,sedang,ringan). Semakin tua usia ibu untuk hamil maka rumus yang digunakan
untuk menghitung nilai AKEnya juga berbeda.
Pada kasus I ibu hamil yang mempengaruhi perbedaan nilai AKEnya adalah tingkat aktivitas
yang dilakukan oleh ibu tersebut. Semakin berat aktivitas yang ibu lakukan maka nilai FK (Faktor
Kelipatan EMB) dan EH (Tambahan Energi) yang diperlukan semakin tinggi pula. Pada ibu hamil
yang memiliki aktivitas sedang memerlukan FK sebesar 1,64 dan EH sebesar 245 sedangkan pada
ibu hamil yang memiliki aktivitas ringan memerlukan FK sebesar 1,56 dan EH sebesar 200. Oleh
karena itu semakin berat aktivitas yang dilakukan oleh ibu hamil maka kebutuhan AKE pada ibu
semakin tinggi pula, tetapi nilai AKPnya tidak berhubungan dengan tingkat aktivitas yang sedang
dilakukan sehingga nilai AKPnya sama.
Sedangkan pada kasus II ibu hamil yang mempengaruhi perbedaan perhitungannya adalah
perbedaan BB aktual dari ibu tersebut. Pada ibu hamil yang memiliki BBA 52 kg memiliki nilai
IMT sebesar 20,31 sedangkan pada ibu hamil yang memiliki BBA sebesar 70 kg memiliki nilai
IMT sebesar 27,34. Nilai IMT pada ibu hamil dapat dihitung menggunakan rumus BBA (kg) /
Tinggi ibu (m2). Sedangkan nilai IMT pada perempuan yang sehat adalah sebesar 19,0 - 24,0
sehingga ibu yang memiliki nilai IMT dibawah range tersebut memiliki status gizi kurang dan ibu
yang memiliki nilai IMT diatas range tersebut memiliki status gizi lebih. Oleh karena itu dalam
menghitung nilai BBS pada ibu hamil yang termasuk dalam range nilai IMT sehat menggunakan
nilai IMT ibu itu sendiri yakni 20,31 sedangkan bagi ibu hamil yang memiliki nilai IMT yang
kelebihan pada range IMT sehat dalam menghitung BBS pada ibu tersebut menggunakan range
batas atas dari IMT sehat yakni 24,0 agar ibu hamil tersebut memiliki status gizi sehat secara
perlahan. Oleh karena itu BBA yang lebih tinggi akan mempengaruhi nilai AKE dan AKP menjadi
lebih tinggi pula, sedangkan BBA yang lebih rendah akan mempengaruhi nilai AKE dan AKP nya
menjadi lebih rendah.
Pada kasus III ibu hamil yang mempengengaruhi perhitungan AKP adalah perbedaan usia
kehamilan. Semakin tua usia kehamilan ibu maka nilai PH yang diperlukan semakin tinggi pula.
Pada ibu yang berusia kehamilan 2 bulan memerlukan nilai PH sebesar 1,2 sedangkan pada ibu
yang berusia kehamilan 5 bulan memerlukan nilai PH lebih tinggi yakni sebesar 6,1. Hal ini
dikarenakan pada usia kehamilan 5 bulan lebih banyak diperlukannya tambahan protein yang lebih
tinggi untuk mampu membentuk struktur tubuh pada janin. Sedangkan umur kehamilan lebih
mudah / rendah maka nilai AKP yang diperlukan juga lebih rendah.
Menurut Kemenkes RI (2011) menyusui adalah cara alamiah untuk memberikan makanan dan
minuman pada awal kehidupan bayi. Pada masa menyusui kebutuhan gizi ibu perlu diperhatikan
karena ibu tidak hanya harus mencukupi kebutuhan dirinya melainkan harus memproduksi Air
Susu Ibu (ASI) bagi bayinya. Menurut PMK no 28 tahun 2019 ibu menyusui pada 6 bulan pertama
membutuhkan tambahan energi sebesar 330 kkal/orang/hari dan tambahan protein sebesar 20
gram, sedangkan pada 6 bulan kedua membutuhkan tambahan energi sebesar 400
kkal/orang/sehari dan tambahan protein sebesar 15 gram. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
hasil perhitungan AKE dan AKP dari seorang ibu menyusui yakni usia laktasi, BBS (Berat Badan
Sehat) selama menyususi, nilai IMT (status gizi) dan jenis aktivitas ibu (Berat,sedang,ringan).
Pada kasus I ibu menyusi nilai AKE dan AKP tidak mengalami perubahan karena pada kasus I
memiliki nilai berat badan sehat yang sama yakni sebesar 54 kg. Hal ini dikarenakan IMT pada ibu
yang memiliki BBA 62 kg termasuk pada status gizi lebih sehingga pada perhitungan BBS
menggunkana IMT batas atas yakni 24,0 sedangkan pada ibu yang memiliki BBA 54 kg memiliki
nilai IMT yang sudah sehat yakni 24,0 oleh karena itu kedua ibu tersebut memiliki nilai BBS yang
sama yakni 54 kg. Dalam perhitungan AKE dan AKP pada saat menyusui menggunakan berat
badan sehat ibu selama menyusui.
Pada kasus II ibu menyusui dipengaruhi oleh usia menyusui. Pada awal menyusui ibu sangat
membutuhkan tambahan protein yang tinggi hal ini dikarenakan kolostrum diproduksi pada
beberapa hari pertama setelah bayi dilahirkan. Kolostrum adalah cairan pertama yang disekresi
oleh kelenjar payudara. Menurut Widjaja (2012) komposisi gizi ASI yang paling baik adalah pada
tiga hari pertama setelah bayi dilahirkan yang dinamakan kolostrum. Kandungan protein pada
kolostrum lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein pada susu matur. Oleh karena itu
pada masa awal menyusi nilai AKP yang dibutuhkan lebih tinggi dibandingkan masa menyusui
yang lebih lama.

Kesimpulan:

 faktor yang mempengaruhi hasil perhitungan AKE dan AKP dari seorang ibu hamil yakni usia
ibu, usia kehamilan, BBA (Berat Badan Aktual), BBS (Berat Badan Sehat), nilai IMT (status
gizi) dan jenis aktivitas ibu (Berat,sedang,ringan).
 faktor yang mempengaruhi hasil perhitungan AKE dan AKP dari seorang ibu menyusui yakni
usia laktasi, BBS (Berat Badan Sehat) selama menyususi, nilai IMT (status gizi) dan jenis
aktivitas ibu (Berat,sedang,ringan).
 Pada awal kehamilan ibu lebih banyak membutuhkan tambahan zat gizi yang lebih tinggi
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta, jaringan payudara, dan cadangan
lemak.
 Pada 6 bulan awal menyusui ibu memerlukan tambahan protein yang cukup tinggi untuk
memproduksi ASI dan memulihkan kondisi ibu setelah melahirkan.

Daftar pustaka:

Kemenkes RI. (2011). Makanan Sehat Ibu Menyusui.


Kristiyanasari, W. 2010. Gizi Ibu Hamil. Nuha Medika, Yogyakarta
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk
Masyarakat Indonesia. Jakarta.
Widjaja, K. (2012). Kesehatan Anak : Mengatasi Diare dan Keracunan Pada Balita . Jakarta :
Kawan Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai