Anda di halaman 1dari 5

LKM: GP/IV/1 |1

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM GIZI PANGAN


Bagian yang Dapat Dimakan (BDD)
TOPIK ………………………………………………………………………………………………….

Hari/Tanggal: Minguu / 21-02-2021

Nama : Yolanda K.D NRP 6103019042

Kentang Besar
Uji …………………………………………………………………….……………………………………………………………………………………………………………………
(Diisi untuk setiap uji dalam topik praktikum yang sedang dilakukan  1 uji per LKM)
Cara Kerja :
Pindahkan cara kerja dari Kegiatan A di sini

A. Membersihkan kentang dengan air mengalir hingga bersih.


B. Mengeringkan kentang hingga benar-benar kering.
C. Menimbang kentang menggunakan timbangan dan dicatat.
D. Mengupas kulit kentang secara keseluruhan menggunakan pisau.
E. Memotong bagian tunas yang ada pada kentang.
F. Menimbang kulit dan tunas kentang menggunakan timbangan dan dicatat.
G. Menimbang kembali kentang yang sudah dipisahkan dari kulit dan tunasnya, kemudian dicatat.
H. Menghitung % BDD berdasarkan data timbangan yang sudah dicatat.
LKM: GP/IV/1 |2

Pengamatan :
Pindahkan data percobaan dari Kegiatan B di sini

Nama Sampel: Kentang besar


Foto Sampel dari beberapa sisi :

Pengamatan ... lanjutan ...


Pindahkan data percobaan dari Kegiatan B di sini

Data Berat dan % BDD


Sampel Gambar/Foto Berat (g)

Awal 569

BDD 511
LKM: GP/IV/1 |3

Berat piring = 186 gram


236 g - 186 g = 50
Non-BDD
194 g - 186 g = 8
Total Non-BDD = 58 g

% BDD

Perhitungan rinci % BDD:

BDD% = (Berat BDD / Berat awal bahan segar) x 100%


BDD% = (511 gram / 569 gram) x 100%
BDD% = 0,8981
BDD% = 89,81 %
LKM: GP/IV/1 |4

Pembahasan:

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil perhitungan %BDD pada kentang besar.
Faktor pertama adalah ukuran dari kentang, ada 4 ukuran kentang yang tersebar dalam
masyarakat yakni kentang mini, kecil, sedang dan besar. Setiap varietas kentang memiliki
ukuran yang berbeda-beda. Semakin kecil ukuran kentang yang dipakai maka jumlah kentang
yang dipakai juga semakin banyak sehingga adanya perbedaan jumlah kentang yang akan
diuji % BDD-nya. Faktor yang kedua adalah kualitas dari kentang tersebut, apakah kentang
tersebut sudah bertumbuh tunas atau bahkan mulai muncul warna hijau dipermukaan
kulitnya. Kentang yang sudah bertunas atau sudah mulai muncul warna hijau. Bagian yang
berwarna hijau atau tunas harus dibuang karena beracun, apbila bagian berwarna hijau yang
muncul haya kecil maka kita harus memotong bagian tersebut sebanyak setengah bagian
kentang. Namun apabila bagian yang berwarna hijau tersebut sudah menyebar hingga
setengah bagian sebaiknya kentang tersebut tidak dikonsumsi. Faktor yang ketiga adalah
alat yang kita gunakan saat mengupas kentang, ada orang yang mengupas menggunakan peeler
atau pisau sehingga ketebelan seseorang dalam mengupas kentang berbeda-beda, ada yang
mengupas kentang setipis mungkin dan ada juga orang yang mengupas kentang dengan
ketebalan tertentu.
Pada umumnya di Indonesia kulit kentang dibuang (tidak lazim) dan biasasnya
dimanfaatkan untuk makan ternak, atau diolah menjadi pupuk organik. Didalam kulit kentang
terkandung senyawa polifenol dan glikoalkoid (Schieber A and Aranda MD, 2009). Kentang
yang berwarna hijau, bertunas, dan secara fisik sudah rusak dapat mengandung glikoalkoid
yang tinggi dan dapat menimbulkan rasa pahit dan keracunan dengan gejala rasa seperti
terbakar di mulut, sakit perut, mual, dan muntah (BPOM,2008). Oleh karena itu kulit
kentang, tunas, dan bagian warna hijau yang muncul pada kentang termasuk Non-BDD karena
tidak layak untuk dimakan.
Pada hasil perhitungan %BDD yang saya dapatkan adalah 89,81% sedangkan dalam tabel
DKBM kentang segar memiliki hasil %BDD sebesar 85%. perbedaan %BDD ini kemungkinan
disebabkan perbedaan ukuran kentang yang diuji berbeda, perbedeean ketebalan dan
ketipisan saat mengupas kulit kentang dan alat yang digunakan untuk mengupas. Saya
mengupas kentang menggunakan pisau dan saya terbiasa mengupas kulit kentang dengan tipis
sehingga tidak banyak kentang yang terbuang sedangkan adanya kemungkinan hasil dari tabel
DKBM menggunakan alat peeler sehingga memiliki ketebalan yang berbeda.

Kesimpulan :
 Kulit kentang, kentang yang berwarna hijau, dan kentang yang bertunas termasuk Non-BDD
karena tidak layak dan tidak lazim untuk dimakan.
 Ukuran kentang, Jenis varietas, kualitas kentang, dan alat yang digunakan untuk mengupas
mempengeruhi faktor perhitungan %BDD.
 %BDD pada kentang sekitar 85% - 90%

Daftar Pustaka :
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2006. Racun Alami Pada Tanaman Pangan.
https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/157/RACUN-ALAMI- (21 Februari 2021)
Kementrian kesehatan RI. 2018. Pedoman Metode Melengkapi Nilai Gizi Bahan Pangan pada
Tabel Komposisi Pangan Indonesia (19 Februari 2021).
Schieber, A and Aranda, MD. 2009. Potato Peels : A Source of Nutritionally and
Pharmacologically Interesting Compounds – A Review. Food. 3(2):23-29.
LKM: GP/IV/1 |5

Paraf Pemeriksa …………………


Nilai :……….

Anda mungkin juga menyukai