Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM GIZI PANGAN

TOPIK: Perhitungan Kebutuhan Gizi Bayi dan Anak Sapihan

Kelompok : B Hari / tanggal: Selasa, 2 Maret 2021


Nama: Yolanda K.D NRP 6103019042

Tujuan:

Tujuan Instruksional Umum


 Mahasiswa dapat menghitung kebutuhan gizi untuk bayi dan anak

Tujuan Instruksional Khusus


 Mahasiswa dapat menghitung kebutuhan energi dan protein bayi dan anak sesuai dengan usia dan berat
badannya.

Cara kerja:
Menyiapkan Tabel dengan menggunakan Microsoft
Excel seperti dibawah ini

Kasus Usia Jenis BB BB Status AKEi(Kal/kg AKE AKPi (g SAA C M AKP (g


Bayi/ Kelamin Aktual Sehat Gizi BB/hari) (Kal/hari) PST/kg PST/hari)
Anak (kg) (kg) BB/hari)
(bulan)

Memasukan data pada tabel

Menentukan berat badan sehat bayi/anak berdasarkan tabel


standar antropometri sesuai umur dan jenis kelamin

Mengecek status gizi bayi/anak

Menentukan AKEi bayi dapat dihitung Menentukan AKEi anak pada tabel sesuai
dengan rumus: dengan umur dan jenis kelamin
129 – 9,4U + 0,62U2

Menghitung AKE dengan mengalikan Menghitung AKE dengan mengalikan


AKEi dengan berat badan sehat AKEi dengan berat badan sehat

Menghitung nilai cerna (M) dengan rumus: Menghitung AKP dengan mengalikan
(100/SAA) x (100/C) AKPi dengan berat badan sehat

Menghitung AKP dengan mengalikan


AKPi, berat badan sehat, dan M
Data Hasil Perhitungan NKP:
Pindahkan rekapitulasi hasil perhitungan kebutuhan gizi bayi dan anak sapihan di sini.

Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan Kebutuhan Gizi Bayi dan Anak Sapihan*)

Status Gizi AKE AKP


No Subjek
Aktual**) (Kalori/hari) (g PST/hari)
BAYI
1 Bayi laki-laki 8 bulan BBA 6,5 kg BB Kurang 642 11,4
2 Bayi perempuan 8 bulan BBA 5,9 BB Kurang 586 10,4
kg
3 Bayi laki-laki 8 bulan BBA 8,3 kg BB normal 772 13,7
4 Bayi perempuan 8 bulan BBA 8,3 BB normal 772 13,7
kg
5 Bayi laki-laki 4 bulan BBA 8 kg BB Lebih 788 14,5
6 Bayi perempuan 4 bulan BBA 8 kg BB Lebih 737 13,6
7 Bayi laki-laki 4 bulan BBA 5,2 kg BB kurang 566 10,4
8 Bayi perempuan 4 bulan BBA 4,6 BB kurang 505 9,3
kg
ANAK
9 Anak perempuan 50 bulan BBA 12 BB Kurang 1159 20
kg
10 Anak perempuan 50 bulan BBA BB normal 1518 26,2
16,5 kg
11 Anak laki-laki 18 bulan BBA 13 kg BB Lebih 1269 22,3
12 Anak laki-laki 18 bulan BBA 12,1 BB normal 1258 22,1
kg

Keterangan:
*)
Rincian Perhitungan kebutuhan gizi tercantum dalam file EXCEL terlampir
**)
Ditentukan menurut kategori status gizi pada indeks antropometri berat badan menurut umur anak usia
0-60 bulan.
Pembahasan:

Kecukupan gizi seseorang dapat kita lihat dari hasil perhitungan angka kecukupan gizi (AKG) yang
dimiliki orang tersebut. Menurut Kartono dkk (2012) angka kecukupan gizi (AKG) merupakan
kecukupan zat gizi setiap hari menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan aktivitas tubuh
untuk mencegah terjadinya kekurangan ataupun kelebihan gizi. Angka kecukupan gizi antara jenis
kelamin perempuan dengan laki-laki yang dibutuhkan perhari tidak sama. Faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai AKG yaitu berat badan, tinggi badan, jenis kelamin, usia dan jenis aktivitas
seseorang (A. Supariasa dan I. Dewa Nyoman, 2001). Bayi adalah anak dari umur 0-11 bulan, anak
balita dari umur 12-59 bulan, dan anak prasekolah dari umur 60-72 bulan. Masa krisis bagi anak balita
pada umur 24-60 bulan salah satunya adalah mulai terbentuknya jaringan otak. Sehingga diperlukannya
pantauan asupan gizi pada bayi dan anak-anak agar kebutuhan gizinya terpenuhi. Apabila kebutuhan
gizinya tidak terpenuhi akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Pertumbuhan yang terganggu akan
berdampak pada perkembangan balita (Kusuma & Hasanah, 2018).
Hasil AKE dan AKP bayi pada tabel diatas memiliki hasil perhitungan yang berbeda-beda. Hal ini
dikarenakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi yakni faktor usia, jenis kelamin, BBA (Berat
Badan Aktual), dan status gizinya. Perbedaan usia pada bayi mempengaruhi range BB normal/sehat
sehingga akan mempengaruhi perhitungan AKE dan AKP pada bayi. Dapat dilihat pada kasus 3 dan 5
bayi memiliki usia yang berbeda namum memiliki berat badan aktual yang hampir sama yakni 8,3 kg
dan 8 kg namun memiliki status gizi yang berbeda pula hal ini dikarenakan pada bayi laki-laki yang
berumur 8 bulan dan 4 bulan memiliki range BB normal/sehat yang berbeda. Range berat badan sehat
pada bayi laki-laki berumur 4 bulan adalah 5,6-7,8 kg sedangkan pada bayi laki-laki berumur 8 bulan
adalah 6,9-9,6 kg. Dapat dilihat dari range BB normal/sehat pada usia bayi yang lebih tua diperlukan
asupan gizi yang lebih banyak dibandingakan dengan bayi yang masih berusia muda. Hal ini
dikarenakan adanya perbedaan aktivitas tubuh yang dilakukan, bayi yang lebih tua cenderung lebih aktif
dibandingkan bayi yang masih muda.
Perbedaan jenis kelamin juga akan memberikan perbedaan pada range status gizinya yang akan
mempengaruhi perhitungan AKE dan AKP. Contohnya pada kasus 5 dan 6 dapat dilihat kedua bayi
memiliki usia, berat badan aktual, dan status gizi yang sama namun adanya kemungkinan terjadinya
perbedaan pada status gizi karena kedua bayi tersebut memiliki jenis kelamin yang berbeda sehingga
range berat badan normal/sehat yang dimiliki juga berbeda. Range berat badan normal/sehat pada bayi
laki-laki berumur 4 bulan adalah 5,6-7,8 sedangkan range berat badan normal/sehat bayi perempuan
berumur 4 bulan adalah 5,0-7,3 kg. Dari perbedaan range BB normal/sehat tersebut dapat disimpulkan
bahwa bayi yang berjenis kelamin laki-laki diperlukan asupan gizi yang lebih besar dibandingkan
dengan asupan gizi bayi perempuan. Hal ini dikarenakan biasanya bayi laki-laki memiliki pertumbuhan
lebih cepat dan lebih aktif dibandingkan perempuan sehingga perlu asupan gizi yang lebih.
BBA pada bayi mempengaruhi status gizi bayi yang dapat dilihat dari tabel antropometri dan status
gizi pada bayi mempengaruhi perbedaan nilai AKE dan AKP. Status gizi pada bayi ditentukan oleh BBA
yang dimiliki oleh bayi dan dilihat pada tabel antropometri apakah termasuk dalam range BB
normal/sehat. Bayi yang memiliki status gizi BB kurang memiliki nilai AKE dan AKP yang lebih kecil
dibandingkan bayi yang memang memiliki status gizi BB normal/sehat sehingga data BB normal/sehat
pada perhitungan AKE dan AKP menggunakan batas bawah dari range BB sehat pada umur bayi agar
bayi dengan status gizi BB kurang dapat mengejar ketertinggalannya secara perlahan-lahan untuk dapat
mencapai status gizi BB normal/sehat.
Sedangkan bayi yang memiliki status gizi BB lebih memiliki nilai AKE dan AKP yang lebih besar
dibandingkan bayi yang memang memiliki status gizi BB normal/sehat sehingga menggunakan data BB
normal/sehat batas atas dari range BB sehat agar bayi dengan berat badan lebih dapat mengurangi
asupan gizinya secara perlahan-lahan agar bisa kembali ke status gizi BB normal/sehat. Sedangkan pada
bayi yang memiliki status gizi BB normal, maka berat badan aktualnya yang digunakan pada
perhitungan AKE dan AKP.
Dapat dilihat pada kasus 1 dan 3 serta kasus 2 dan 4 terlihat bahwa status gizi menentukan nilai
AKE dan AKP bayi. Contohnya pada kasus 1 dan 3 bayi tersebut memiliki umur yang sama yakni 8
bulan dan berjenis kelamin laki-laki, tetapi memiliki berat badan aktual dan status gizi yang berbeda.
Range status gizi BB normal untuk bayi laki-laki berumur 8 bulan adalah 6,9-9,6 kg. BBA yang dimiliki
oleh bayi laki-laki pada kasus 1 adalah 6,5 kg dan status gizinya adalah BB kurang, sedangkan BBA
pada bayi kasus 3 adalah 8,3 dan status gizinya adalah BB normal. Dapat dilihat bahwa bayi laki-laki
pada kasus 3 yang status gizinya BB normal memiliki nilai AKE dan AKP yang lebih besar yakni 772
Kal/hari dan 13,7 g PST/ hari dibandingkan dengan bayi laki-laki pada kasus 1 yang memiliki status gizi
BB kurang yakni 642 Kal/hari dan 11,4 g PST/hari.
Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap anak memiliki nilai AKE dan AKP yang berbeda. Hal
ini disebabkan karena adanya faktor perbedaan jenis kelamin, berat badan aktual, status gizi, dan nilai
cerna. BBA pada anak akan mempengaruhi status gizi anak yang dilihat berdasarkan range BB
normal/sehat pada anak sesuai umur sehingga hal tersebut juga akan mempengaruhi nilai AKE dan AKP
tiap anak. Sama halnya pada bayi bahwa anak yang memiliki status gizi BB kurang akan memiliki nilai
AKE dan AKP yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang memiliki status gizi BB nomral/sehat
dan begitu juga sebaliknya anak yang memiliki status gizi BB lebih memiliki nilai AKE dan AKP yang
lebih besar dibandingkan dengan anak yang memiliki status gizi normal/sehat.
Dapat dilihat pada kasus 9 dan 10, anak perempuan tersebut sama-sama berusia 50 bulan namun
anak perempuan pada kasus 10 memiliki status gizi BB normal sedangkan anak perempuan pada kasus 9
memiliki status gizi kurang sehingga nilai AKE dan AKP anak pada kasus 10 lebih besar yakni 1518
Kal/hari dan 26,2 g PST/hari dibandingkan dengan nilai AKE dan AKP anak pada kasus 9 yakni 1159
Kal/hari dan 20 g PST/hari. Oleh karena itu berat badan sehat yang digunakan dalam perhitungan AKE
dan AKP-nya adalah batas bawah dari range berat badan sehat anak perempuan berumur 50 bulan
Pada kasus 11 dan 12, anak laki-laki tersebut sama-sama berusia 18 bulan namun anak laki-laki
pada kasus 11 memiliki status gizi BB lebih sedangkan pada kasus 12 anak laki-laki tersebut memiliki
status gizi BB normal sehingga nilai AKE dan AKP pada anak kasus 11 lebih besar yakni sebesar 1269
Kal/hari dan 22,3 g PST/hari dibandingkan dengan nilai AKE dan AKP pada anak kasus 12 yakni
sebesar 1258 Kal/hari dan AKP-nya 22,1 g PST/hari.
Selain itu ada faktor lain yakni perbedaan nilai cerna (M) pada tiap anak berbeda-beda. Hal ini
dikarenakan nilai cerna (M) pada anak dipengaruhi oleh karakter menu dari setiap anak. Apabila anak
memiliki formulasi menu yang berbeda-beda , maka nilai cerna (M) pada tiap anak juga dapat berbeda.
Pada bayi atau anak yang memiliki status nilai gizi kurang harus ditingkatkan lagi AKE dan
AKPnya agar mampu mengejar ketinggalan dan mendapatkan status gizi normal sedangkan bayi atau
anak yang memiliki status nilai gizi lebih harus dikurangi nilai AKE dan AKPnya agar dapat mencapai
status gizi normal. AKG antara bayi dan anak memiliki perbedaan. AKG pada anak lebih besar
dibandingkan dengan AKG pada bayi, hal ini dikarenakan aktivitas tubuh pada anak jauh lebih besar
dibandingkan dengan bayi sehingga anak lebih membutuhkan asupan gizi yang lebih dibandingkan bayi.

Kesimpulan:
 Nilai AKG pada anak dan bayi berbeda karena adanya perbedaan pada aktivitas tubuh.
 Nilai AKE dan AKP pada bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni perbedaan usia, jenis
kelamin, BBA dan status gizi.
 Nilai AKE dan AKP pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni perbedaan jenis kelamin,
BBA, status gizi, dan nilai cerna.

Daftar pustaka:
A Supariasa, I Dewa Nyoman. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Kartono, D., Hardinsyah, A. B. Jahari, A. Sulaeman, M. Astuti, M. Soekatri, dan H. Riyadi. 2012.
Ringkasan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang Dianjurkan bagi Orang Indonesia 2012, Conference
Paper: 1-18.
Kusuma, R. M., & Hasanah, R. A. (2018). Antropometri Pengukuran Status Gizi Anak Usia 24-60 Bulan
di Kelurahan Bener Kota Yogyakarta. Jurnal Medika Respati, 13(4), 36–42.

Anda mungkin juga menyukai