Anda di halaman 1dari 32

ANGKA KECUKUPAN GIZI

(AKG)

Disampaikan pada Mata Kuliah


Gizi Dalam Daur Kehidupan (GDDK)
TA. 2018/2019

Oleh : Umi Mahmudah, S.Gz., M.Gizi

Prodi S1 Ilmu Gizi


Universitas Respati Yogyakarta
Pengertian AKG

• AKG merupakan suatu kecukupan rata-rata


zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang
menurut golongan umur, jenis kelamin,
ukuran tubuh dan aktivitas untuk mencegah
terjadinya defisiensi gizi atau kelebihan gizi.
AKG
• Indonesia  Angka Kecukupan Gizi (AKG)
• Amerika Serikat dan Kanada  Dietary Reference Intake
(DRIs) yang terdiri dari 4 komponen: Estimated Average
Requirement (EAR), Recommended Dietary Allowance
(RDA), Adequate Intake (AI), Tolerable Upper Intake Level
(UL)
• FAO/WHO  Recommended Nutrient Intake (RNI)
• Uni Eropa  Population Reference Intakes
• Jepang  Nutrients-Based Dietary Reference Intakes
(NBDRIs)
• Filipina  Recommended Energy and Nutrient Intakes (RENI)
• Australia dan Selandia Baru  Nutrient Reference Values
(NRVs)
Dietary Reference Intake (DRIs)
• DRI: patokan untuk menentukan kecukupan gizi seseorang untuk
hidup sehat
• EAR: rata-rata kecukupan zat gizi yang diperoleh dari nilai rata-rata
kecukupan gizi berdasarkan hasil penelitian terhadap sejumlah
orang yang dianggap sehat. Rata-rata kecukupan zat gizi ini bila
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mencukupi kecukupan 50%
populasi sehat.
• RDA: angka kecukupan gizi yang bila diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari akan memenuhi kecukupan gizi 97.5% populasi sehat
(IOM, 1997).
• AI: angka yang menggambarkan kecukupan gizi berdasarkan asupan
gizi orang yang sehat. AI digunakan bila belum cukup kajian
kecukupan zat gizi tertentu pada populasi tertentu
• UL: nilai rata-rata tertinggi asupan gizi harian yang tidak
menimbulkan risiko gangguan kesehatan (adverse health effects)
bagi hampir semua orang secara umum.
Sejarah AKG
• AKG di Indonesia disusun tahun 1958 oleh
Lembaga Makanan Rakyat.
• Dalam kurun waktu 1968-2004, setiap lima
tahun sekali secara nasional ditetapkan Angka
Kecukupan Gizi (AKG).
• Sejak 2004, AKG direncanakan akan dievaluasi
setiap 10 tahun sekali.
• AKG dirumuskan oleh para pakar dibidangnya
melalui Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
(WNPG).
Data yang Diperlukan untuk
Penyusunan AKG
• Basis perhitungan AKG dari dokumen FAO/WHO dan IOM
dengan penyesuaian terhadap hasil kajian di Indonesia (ukuran
tubuh) yang relevan dan mutakhir
• Anak dan remaja  data umur, BB, TB/PB dikonversikan
menjadi nilai Z-Score menurut umur dan jenis kelamin  baku
pertumbuhan WHO 2006 (0-59 tahun) dan baku WHO 2007 (5-
19 tahun).
• Dewasa  data BB nilai rata-rata berat badan dari sekelompok
orang yang memiliki status gizi yang normal dari RISKESDAS 2007
dan 2010 menurut standar WHO
Data yang Diperlukan untuk
Penyusunan AKG
• Kecukupan energi sejak usia empat tahun dikoreksi
dengan faktor aktifitas
• Kategori Aktifitas Fisik (Physical Activity – PA) 
sangat ringan, ringan, aktif, dan sangat aktif,
berdasarkan kategori IOM (2005)
• Aktivitas sedang  Perubahan kategori
• Nilai PA pada anak sebelum usia sekolah (umur <9 th)
dan pada usia lanjut (≥ 80 tahun) diasumsikan sangat
ringan;
• sedangkan nilai PA pada usia lainnya diasumsikan
pada kategori ringan, yang sejalan dengan hasil
Riskesdas (2007).
Penentuan Angka Kecukupan Energi (AKE)

• AKE pada anak dan dewasa  model persamaan


estimasi energi IOM 2005  mempertimbangkan BB,
TB, pertumbuhan & perkembangan (usia), jenis
kelamin, energi cadangan bagi anak dan remaja,
aktivitas fisik, serta thermic effect of food (TEF)
• TEF: peningkatan pengeluaran energi karena asupan
pangan  nilainya 5-10% dari Total Energy
Expenditure (TEE) (Mahan & Escoot-stump 2008).
• Angka 5 %  anak-anak yang tekstur makanannya
lembut dan minum ASI/susu (umur <3 th) ; dan Angka
10%  usia selanjutnya.
Penentuan Angka Kecukupan Protein (AKP)

• Kecukupan protein pada anak dan


dewasa didasarkan pada kecukupan
protein pada setiap kelompok umur
dan jenis kelamin anjuran IOM (2005)
dan WHO (2007) serta faktor koreksi
mutu protein (jumlah nitrogen dan
asam amino esensial).
Penentuan Angka Kecukupan Lemak (AKL)

• Kecukupan lemak didasarkan pada


anjuran sebaran persentase energi dari
lemak dan kebutuhan asam lemak
esensial bagi setiap kelompok umur dan
jenis kelamin yang dianjurkan IOM
(2005) dan FAO/WHO (2008).
• Dalam menaksir kecukupan lemak
memperhatikan distribusi
keseimbangan energi dari gizi makro,
termasuk rasio ω-6/ ω-3.
Kecukupan Vitamin dan Mineral

• Sementara Angka kecukupan vitamin


dan mineral dirumuskan melalui kajian
dan adaptasi dari anjuran WHO, FAO
dan IOM
• Zat gizi mikro  berdasarkan US-RDA 
ukuran tubuh tidak berpengaruh secara
bermakna (misalnya Iodine 1-3
mikrogram/kg BB)
Penentuan Angka Kecukupan Serat (AKS)

• Angka kecukupan serat pangan (AKS) bagi


anak, remaja dan dewasa adalah 14 g serat
pangan per 1000 kkal kecukupan energi (IOM,
2005).

AKG mengalami perkembangan sesuai dengan


Perkembangan IPTEK Gizi & Ukuran Antropometri
Penduduk.
Cakupan Zat Gizi dalam AKG
• 2004: energi, protein, vitamin A, thiamin, riboflavin,
niasin, vitamin B12, asam folat, vitamin C, kalsium,
fosfor, zat besi, seng, iodium, magnesium, selenium,
mangan, flour, vitamin D, vitamin E, piridoksin.

• 2013: energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, air,


14 vitamin (vitamin A, vitamin D, vitamin E, vitamin K,
thiamin, riboflavin, niasin, piridoksin, asam folat,
vitamin B12, asam pantotenat, biotin, kolin dan
vitamin C), dan 13 mineral (kalsium, fosfor,
magnesium, natrium, kalium, besi, iodium, seng,
tembaga, kromium, selenium, mangan, fluor).
Perbedaan AKG 2004 dengan AKG
2013
• AKG 2013 mencakup angka kecukupan
lemak (termasuk ω-3 dan ω -6),
karbohidrat, serat, air, vitamin K,
kromium, tembaga, natrium, kalium, asam
pantotenat, kolin dan biotin yang pada
AKG sebelumnya belum ditetapkan.
• Sebagian angka kecukupan gizi yang baru
dihitung berdasarkan berbagai temuan
baru, termasuk data berat dan tinggi
badan orang Indonesia berdasarkan
Riskesdas 2007 dan 2010.
Kegunaan AKG
• Dasar dalam perencanaan konsumsi dan penyediaan
pangan kelompok orang/ wilayah/ nasional untuk
mencapai status gizi kesehatan optimal.
• Penilaian konsumsi pangan secara agregatif (makro)
tingkat nasional dan wilayah.
• Dasar dalam perumusan acuan label gizi.
• standar pengembangan pangan/diet termasuk
produk pangan.
• Dasar perumusan anjuran porsi pangan dalam
mengimplementasikan Pedoman Gizi Seimbang.
AKG tidak untuk penilaian atau penelitian tingkat
asupan zat gizi individu
Keterbatasan AKG

1. Angka yang ada sifatnya relatif  secara


periodik direvisi sesuai hasil penelitian
2. Angka yang ada adalah angka rata-
rata/perkiraan untuk orang sehat, tidak
untuk orang sakit
3. Berat badan yang tercantum sudah tertentu
4. Belum mempertimbangkan faktor geografis
& ekologi
Kecukupan Gizi VS Kebutuhan
Gizi
• KECUKUPAN GIZI ≠ KEBUTUHAN GIZI
• Kebutuhan Gizi  per individu
• Kebutuhan gizi adalah banyaknya zat gizi yang
dibutuhkan seseorang untuk
mempertahankan status gizi adekuat.
DASAR PENENTUAN KEBUTUHAN GIZI INDIVIDU
• BEE  jenis kelamin, umur, berat
badan, tinggi badan, status gizi.
• Kondisi fisiologis (hamil,
menyusui)
• Keadaan sakit
• Penyembuhan
• Jenis kegiatan fisik
• Ukuran tubuh
• Komposisi tubuh
• Mutu gizi konsumsi pangan
Cara Perhitungan Kebutuhan Zat
Gizi
• Bisakah menghitung kebutuhan gizi
menggunakan AKG?
• Bagaimana cara menghitung kebutuhan
gizi secara individual?
Kebutuhan Gizi
Energi = BB Aktual/ BB pada AKG X energi AKG sesuai umur

Protein = BB Aktual / BB pada AKG X protein AKG sesuai umur

Lemak = BB Aktual / BB pada AKG X lemak AKG sesuai umur


ATAU
Lemak = 20-25% dari Energi

KH = BB Aktual / BB pada AKG X KH AKG sesuai umur


ATAU
Karbohidrat = Total energi – (energi protein+energi lemak)
4
Kebutuhan Gizi Individu Berdasarkan AKG
Langkah-Langkah Perhitungan Kebutuhan Gizi:
Status Gizi  Penggunaan BB
KLASIFIKASI IMT  Bila St.gizi
St.Gizi kurang < 18,5 kurang/normal gunakan
St.Gizi normal 18,5 – 22,9 BB aktual.
Overweight 23 – 24,9  Bila St.gizi overweight/
Obesitas ! 25 obesitas, gunakan BB
standar dalam AKG.

BB aktual
Kebutuhan gizi = x AKG
BB standar
Perhitungan BEE Dengan Metode Harris
Benedict

BEE (wanita) = 655.1 + 9.66(W) + 1.85(H) - 4.68(A)

BEE (pria) = 66.5 + 13.75 (W) + 5(H) - 6.78(A)

W (weight) = berat badan (kg)*


H (Height) = tinggi badan (cm)
A (Age) = umur (tahun)
*Berdasarkan klasifikasi status gizi
Kebutuhan Energi Individu
ENERGI = BEE X FS x FA

Energi Basal adalah energi yang diperlukan tubuh dalam kondisi tubuh
istirahat total (tidak ada aktifitas fisik). Biasanya diukur saat berbaring pagi
hari yang dipuasakan sebelumnya.

FAKTOR STRES: FAKTOR AKTIVITAS :


Ringan = 1.2 Bed rest = 1.1
Sedang = 1.3 Ringan = 1.2-1,3
Berat = 1.5 Sedang = 1,4-1,5
Disesuaikan dengan kondisi Berat = 1,6-1,7
penyakit Banyak referensi mengenai faktor aktivitas
Kebutuhan Gizi Individu (Harris Bennedict)
Langkah-Langkah Perhitungan Kebutuhan Gizi:
Status Gizi  Penggunaan BB
KLASIFIKASI IMT  Bila St.gizi kurang/normal
St.Gizi kurang < 18,5 gunakan BB aktual
St.Gizi normal 18,5 – 22,9  Bila St.gizi overweight,
Overweight 23 – 24,9 gunakan BB ideal
Obesitas ! 25  Bila St.gizi obesitas,
gunakan BB adjusment

BB Ideal = 90% x (TB-100)

BB Adjusment = BBI + [0,25 x (BB Aktual – BB Ideal)]


Kebutuhan Gizi
TEE = BEE X FS x FA

• Protein = 1 g/kgBB atau 10-15% TEE


• Lemak = 20 – 25% TEE
• KH = Pengurangan Energi dari Protein &
Lemak atau 60-70% TEE
Aktivitas Pria Wanita

Ringan (light Jenis aktivitasPegawai, pegawai kantor,


Pegawai kantor, pekerjaan
activity) profesional (dokter, pengacara, pekerjaan profesional,
akuntan, guru, arsitek dsb), pekerja rumah tangga.
pelayan toko, penganggur dsb.

Sedang (moderately Pekerja industri ringan, siswa, Pekerja industri ringan,


active) mhsiswa, pekerja bangunan, pekerja rumah tangga,
perkebunan, angkatan bersenjata mahasiswa, buruh di toko.
yang aktif di lapangan (pasukan),
nelayan.

Berat (very active) Buruh tani, kuli, buruh Buruh tani, penari,
kehutanan, pekerja tambang, olahragawati
buruh pabrik baja.

Sangat berat Penarik gerobak, penarik becak Pekerja kontruksi bangunan


(exceptionally
active)
Kebutuhan Zat Gizi

• Protein: menurut FAO RAPA (1989) sebaiknya


sekitar 15% dari total energi.
• Berdasarkan anjuran WHO (2010) dan IOM
(2005), kontribusi energi dari lemak bagi
remaja dan dewasa sebaiknya tidak melebihi
30%; bagi bayi 40-60% dan bagi anak 2 tahun
35%. Anjuran konsumsi lemak bagi orang
dewasa pada Pedoman Gizi Seimbang adalah
sampai 25% kecukupan energi.
LATIHAN
TUGAS
Hitunglah Kebutuhan Gizi Berdasar AKG Dan
Berdasar Harris Benedict:
1. Wanita usia 19 tahun, BB 46 kg, TB 163 cm
2. Pria usia 20 tahun, BB 62 kg, TB 167 cm
3. Wanita usia 22 tahun, BB 63 kg, TB 157 cm
4. Pria usia 22 tahun, BB 71 kg, TB 162 cm
Praktikum AKG BMP

• Menghitung kebutuhan gizi masing-


masing individu menggunakan AKG
dan Harris Benedict
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai