ABSTRAK
Susu segar adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat, yang diperoleh dari
pemerahan yang benar, tidak mengalami penambahan atau pengurangan suatu komponen apapun
dan tidak mengalami proses pemanasan (SNI, 1992). Hasil penelitian menunjukkan suhu dan
waktu mempengaruhi karakteristik terhadap performa secara kimia, organoleptik dan
mikroorganisme. Semakin tinggi suhu dan lama waktu sterilisasi mengalami kerusakan protein,
pemisahan lemak, berat jenis, organoleptik dan mempengaruhi pertumbuhan mikrorganisme.
Perlakuan terbaik dari penelitian ini adalah pada perlakuan suhu 121 °C dengan waktu selama 8
menit dengan tidak adannya pertumbuhan mikroorganisme thermofilik 0 cfu, kadar protein 2.151
dan nilai organoleptik pada warna 6.33 ( agak suka ), aroma 6.00 (agak suka) dan rasa 6.17 (agak
suka).
ABSTRACT
Fresh milk is the liquid that comes from a healthy udder, which is obtained from the
proper milking, no additional of any components and no process heating (ISO 1992). The results
show the temperature and time effect the performance characteristics of a chemical, organoleptic
and microorganisms. The higher the temperature and the length of time sterilization damaged
protein, fat separation, density, organoleptic and affects the growth of microorganisms. The best
treatment of this research is on the treatment of 121 ° C with a time of 8 minutes with no growth
of microorganisms thermophilic 0 cfu, protein content ( 2,151) and organoleptic value on the
color of 6:33 (a bit like), aroma 6.00 (a bit like) and taste 6:17 ( rather like).
20
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN “AGRIKA” , VOLUME 10, NOMOR 1, MEI 2016
PENDAHULUAN
Susu segar sangat rentan sekali rusak,
baik dalam fisiologi, kimiawi dan
mikrobilogi. Koagulasi kimiawi disebabkan
karena susu segar banyak mengandung
protein, dimana sifat protein mudah
terdenaturasi oleh panas. Koagulasi Gambar 1. Sketsa proses denaturasi protein
bakteri pembusuk yang merupakan sumber bentuk kehidupan disebut sterilisasi. Suatu
makanan yang sangat kompleks bagi benda yang steril, dipandang dari sudut
mikroorganisme, sehingga perlu adanya mikrobiologi artinya bebas dari mikroba atau
teknologi pengolahan tepat guna agar susu mikroorganisme hidup. Suatu benda atau
substansi hanya dapat steril atau tidak steril,
segar menjadi tahan lama daya simpannya
tidak akan pernah mungkin setengah steril
dan tidak rusak. Faktor-Faktor yang
atau hampir steril (Pelczar dan Chan, 1988).
mempengaruhi kerusakan protein bila
Menurut Anton(2003 ) sterilisasi yaitu proses
susunan ruang atau rantai polipeptida suatu
mematikan semua mikroorganisme dengan
molekul protein berubah maka dikatakan
pemanasan, dengan tujuan membebaskan
protein ini terdenaturasi, sebagaian besar
bahan dari semua mikroba perusak.
protein globular mudah mengalami
denaturasi. Jika ikatan-ikatan yang Autoklaf adalah alat pemanas tertutup
membentuk konfigurasi molekul tersebut yang digunakan untuk mensterilikan suatu
rusak, molekul akan mengembang. Kadang- benda menggunakan uap bersuhu dan
kadang perubahan ini memang dikehendaki bertekanan tinggi 121˚C, 15 lbs selama
dalam pengolahan makanan, tetapi sering kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan
pula dianggap merugikan sehingga perlu pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk
21
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN “AGRIKA” , VOLUME 10, NOMOR 1, MEI 2016
sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel etalasi bakteri, dektruksi, buret, erlemeyer,
ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, pipet tetes, corong dll.
dan antibiotik. Pada spesies yang sama, Bahan merupakan media sebagai
endospora dapat bertahan pada kondisi pengujian dalam penelitian. Dalam
lingkungan yang dapat membunuh sel penelitian ini bahan yang digunakan dalam
vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat pengujian yaitu produk susu sterilisasi
dibunuh pada suhu 100˚C, yang merupakan coklat, media agar, H2SO4, Lysine
titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Hydrochloride, Sucrose, H3BO3, K2SO4,
Pada suhu 121˚C , endospora dapat dibunuh CuSO4,Tryptophan, Aquades, HCl, PP,
dalam waktu 4 – 5 menit, dimana sel NaOH dan lain lain.
vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam
waktu 6 – 30 detik pada suhu 65˚C. Tempat dan Waktu Penelitian
Untuk meningkatkan produktifitas Penelitian dilaksanakan di
dalam sterilisasi, dilakukan penelitian Laboratorium Quality Assurance (QA) dan
menggunakan 2 faktor, yaitu suhu dan Laboratorium Corporate Riset and
waktu sterilisasi, penggunaan suhu dan Development ( CRD ) di PT. Indolakto
waktu diharapkan dapat membunuh mikro- Purwosari. Penelitian dilaksanakan
organisme dan mengurangi denaturasi November – Desember 2015.
protein. Manfaat penelitian diharapkan agar
mahasiswa dapat mampu mengetahui Pembuatan Susu Sapi Cair Rasa Coklat
pengaruh waktu dan suhu steriliasi autoklaf Proses pembutan susu sapi rasa
memberikan informasi kepada perusahaan coklat yang pertama proses pencampuran
mengenai mikroorganisme, dimana dalam proses bahan baku
dimasukkan kedalam suatu wadah steinlis
METODE PENELITIAN yang kemudian diaduk dengan kecepatan
Alat dan Bahan 1200 rpm dengan alat IKA RW 20,
Alat merupakan sarana untuk kemudian setelah proses pencampuran
melakukan pengujian dalam penelitian. dilakukan proses homo genesasi yaitu proses
Dalam penelitian ini alat yang digunakan, penyeragaman globula–globula lemak
autoklaf, cawan petri, mikroskop, oven, dengan cara dimasukkan kedalam celah-
celah sempit yang kemudian ditekan. Proses
22
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN “AGRIKA” , VOLUME 10, NOMOR 1, MEI 2016
23
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN “AGRIKA” , VOLUME 10, NOMOR 1, MEI 2016
Menurut The Art of Compounding interaksi tidak berbeda nyata dengan nilai F
(1957 ), total waktu yang dibutuhkan untuk (α = 0.05) terhadap nilai kadar protein.
sterilisasi adalah 24 menit, dimana 12 menit Berikut Gambar nilai rerata kombinasi uji
waktu yang dibutuhkan untuk penetrasi suhu kadar protein.
mencapai 121˚C, dan 12 menit tambahan Dari hasil penelitian yang telah
yang diperlukan pada saat suhu mencapai dilakukan, nilai rerata tertinggi kadar protein
121˚C. pada suhu 121°C adalah (2.161) dan nilai
Spora bakteri adalah struktur tahan kadar protein terendah suhu 124 °C adalah
terhadap keadaan lingkungan yang ekstrim, (2.070), sedangkan nilai rerata tertinggi
misalnya keadaan kering, pemanasan, kadar protein pada waktu 4 menit adalah
keadaan asam, dan sebagainya. Menurut (2.206) dan nilai rerata kadar protein
Nikcli, Graeme dan Pagel (1999) dalam terendah pada waktu 12 menit adalah
stabilitas panas dari hasil spora bakteri, tidak (2.042). Dalam penelitian tersebut tidak ada
bisa dihilangkan dengan cara sterilisasi pengaruh nyata pada nilai kadar protein,
mendidih yang menggunakan panas basah, karena pada saat pemanasan tidak ada
sehingga harus dilakukan pada temperatur nitrogen yang terlepas diudara sehingga
lebih tinggi dan tekanan autoklaf. Lama kadar protein tidak ada yang hilang.
waktu sterilisasi 8 menit dan 12 menit dapat Menurut Kurniawan. (2013). prinsip
membunuh bakteri thermofilik sehingga dari penentuan kadar protein dengan metode
tidak terdapat pertumbuhan. Menurut Kjedahl adalah penentuan jumlah Nitrogen
Sumarsih (2010), sterilisasi menggu nakan (N) yang dikandung oleh suatu bahan
autoklaf merupakan cara yang paling baik dengan cara mendegradasi protein bahan
karena uap air panas dengan tekanan tinggi organik dengan menggunakan asam sulfat
menyebabkan penetrasi uap air ke dalam sel- pekat untuk menghasilkan nitrogen sebagai
sel mikroba menjadi optimal sehingga amonia, kemudian menghitung jumlah
langsung mematikan mikroba. nitrogen yang terlepas sebagai amonia lalu
mengkonversikan ke dalam kadar protein
dengan mengalikannya dengan konstanta
Kadar Protein tertentu.
Dari hasil analisis ragam menunjukkan
bahwa perlakuan antara suhu, waktu dan
24
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN “AGRIKA” , VOLUME 10, NOMOR 1, MEI 2016
25
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN “AGRIKA” , VOLUME 10, NOMOR 1, MEI 2016
dari nilai tersebut masuk dalam kategori adalah (6.13) yaitu aroma agak disukai
agak suka dari skala 1-9. berdasarkan skala 1-9, dan nilai terendah
Menurut Lidiasari (2006) bahwa suhu pada suhu 124°C adalah (6.08) yaitu aroma
tinggi selama pengolahan bahan pangan agak disukai sedangkan pada perlakuan
dapat menyebabkan reaksi pencoklatan non waktu nilai tertinggi pada waktu 12 menit
enzimatis (reaksi maillard). Selanjutnya adalah (6.25) yaitu aroma agak disukai dan
Winarno (2002), mengemukakan bahwa nilai terendah pada waktu 4 menit adalah
reaksi maillard adalah reaksi pencoklatan (5.91) yaitu aroma netral. Hal ini terjadi
yang terjadi antara karbohidrat khususnya karena aroma susu bersifat khas dan mudah
gula pereduksi dengan gugus amina primer. hilang apabila terjadi kontak pemanasan dan
Hasil reaksi tersebut menghasilkan bahan udara. Pada saat pengujian organoleptik,
berwarna coklat yang sering tidak produk mengalami umur simpan selama 2
dikehendaki atau bahkan menjadi indikasi hari.
penurunan mutu, Winarno (1997). Menurut Lesiak, Olson, and Ahn (1996)
juga menambahkan bahwa bau yang tidak
Aroma diinginkan dapat berkembang selama
Dari hasil analisis ragam menunjukkan penyimpanan karena kontaminasi sebelum
bahwa tidak berbeda nyata dengan nilai F penyimpanan atau refrigasi yang kurang
(α=0.05) pada uji organoleptik terhadap memadai. Kerusakan susu sterilisasi ditandai
aroma. Berikut gambar grafik nilai rerata oleh timbulnya bau dan rasa yang masam.
pada aroma. Selain menghasilkan gas, aktivitas fermentasi
oleh mikroba pembusuk juga menghasilkan
alkohol dan asam-asam organik yang
menyebabkan susu menjadi berflavor dan
beraroma masam (Ali dan Khansan, 2003).
Rasa
Gambar 2. Grafik nilai rerata pada aroma Dari hasil analisis ragam menunjukkan
bahwa tidak berbeda nyata dengan nilai F (α
=0.05) pada uji organoleptik terhadap rasa.
Dari hasil pengujian yang telah
dilakukan, nilai tertinggi pada suhu 121°C Berikut gambar grafik nilai rerata pada rasa
26
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN “AGRIKA” , VOLUME 10, NOMOR 1, MEI 2016
sangat baik. Namun, citarasa susunya sudah Pada gambar diatas, menunjukkan
tidak terlalu bagus karena telah melalui bahwa suhu dan waktu mempengaruhi
proses pemanasan dengan suhu tinggi. pemisahan lemak, semakin tinggi suhu dan
Kelebihan proses ini tidak menghilangkan semakin lama waktu yang digunakan untuk
sterilisasi pemisahan lemak semakain tinggi.
Dapat dikatakan bahwa semakin lamanya
27
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN “AGRIKA” , VOLUME 10, NOMOR 1, MEI 2016
28
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN “AGRIKA” , VOLUME 10, NOMOR 1, MEI 2016
29
JURNAL ILMU-ILMU PERTANIAN “AGRIKA” , VOLUME 10, NOMOR 1, MEI 2016
30