Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan ISSN : 2527-8010 (ejournal)

Vol. 8, No. 3, 226-237, September 2019

PENGARUH LAMA FERMENTASI OLEH Bacillus subtilis TERHADAP


KARAKTERISTIK SERE KEDELE
Effect of Fermentation Time by Bacillus subtilis on The Characteristic of Sere Kedele

Sri Madiarti Sipayung1) , I Wayan Rai Widarta 2), I Desak Putu Kartika Pratiwi2)
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana
2
Dosen Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana
PS Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana,
Kampus Bukit Jimbaran, Badung-Bali

Abstract
This research aims to find out the effect of soybean fermentation time by Bacillus subtilis to produce sere kedele
with the best characteristics. This research used completely randomized design (CRD) with one treatment factor of the
fermentation time with 5 period of fermentation time (12, 18, 24, 30 and 36h). Each treatment was repeated 3 times,
resulted 15 experimental units. The data were then analyzed with Analysis of Variance method and if the treatment had
an effect on the variable, followed by the Duncan test. The result show that fermentation times had significant effect to
moisture, ash, protein, fat, carbohydrate, crude fiber content, total acid, pH value, the number microbes, hedonic test for
taste, scoring test for taste and overall acceptance of sere kedele. Fermented by B. subtilis for 12h resulted in the best
characteristic under the following criteria : 58.05% moisture content, 2.39% ash content, 15.79% protein content,
14.39% fat contetnt, 9,38% carbohydrate content, 6.1 pH value, 0.11% total acid, 9.59log cfu/g the number microbes,
color, flavour, texture liked, normal taste with sour taste and overall acceptance liked.

Keyword : soybean, sere kedele, Bacillus subtilis, fermentation, traditional food .

PENDAHULUAN terdapat bakteri dominan yang membantu


Sere kedele merupakan salah satu berlangsungnya proses fermentasi kedelai
pangan tradisional yang diproduksi oleh yaitu Bacillus subtilis (Tamang, 2015), bahan
penduduk di pesisir Tenggara Pulau Bali. Sere baku yang digunakan dan metode yang
kedele terbuat dari kedelai sebagai bahan hampir sama dengan proses produksi sere
utama yang diolah secara tradisional melalui kedele. Perbedaan sere kedele dengan produk
proses fermentasi dan penambahan bumbu kedelai fermentasi lainnya hanya pada jenis
sebagai cita rasa, selanjutnya digoreng atau bumbu yang digunakan pada proses
diawetkan dengan dibentuk bulat pipih fermentasi.
kemudian dijemur hingga kering. Bumbu Menurut Walianingsih (2015), proses
yang digunakan berupa bawang merah, produksi sere kedele dengan fermentasi
bawang putih, gula, garam, merica, kunyit, spontan memerlukan waktu 30 jam dengan
lengkuas, ketumbar dan cabe yang terlebih kondisi suhu ruang untuk menghasilkan
dahulu dihaluskan. Proses fermentasi produk dengan karakteristik terbaik.
berlangsung secara spontan, mikroba yang Widyantari (2016) melaporkan sere kedele
tumbuh kemungkinan berasal dari wadah, yang beredar di pasar umum Kabupaten
udara dan daun-daunan yang digunakan Gianyar memiliki kandungan nutrisi dengan
sebagai penutup (Koswara, 1997). kadar air berkisar antara 56,89% - 64,65%;
Sere kedele memiliki kesamaan dengan kadar abu 1,56% - 2,42%; kadar protein
pangan tradisional hasil fermentasi kedelai di 14,90% - 20,93%; kadar lemak 5,34% -
wilayah asia seperti Natto di Jepang, 9,50% dan kadar karbohidrat 10,81% -
Chongkukjang di Korea, Thua nao di 12,97%. Waktu proses produksi sere kedele
Thailand dan Kinema di India. Kesamaan memerlukan waktu yang cukup lama dengan
pada produk fermentasi kedelai ini yaitu lama fermentasi 1 sampai 2 hari dan hingga

*Korespondensi Penulis:
226
E-mail: srimadiarti@gmail.com1)
Sipayung, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan

saat ini proses produksi sere kedele masih penambahan B. subtilis yang memiliki
dilakukan dengan cara tradisional, kedelai karakteristik yang sama dengan sere kedele
dimasak dengan perebusan dan fermentasi yang difermentasi spontan selama 30 jam
secara spontan (alami) sehingga kualitas dengan kondisi suhu ruang. Berdasarkan hal
produk yang dihasilkan tidak konsisten, tersebut maka perlu dilakukan penelitian
keamanannya tidak terjaga dengan baik dan untuk mengetahui lama fermentasi sere kedele
produksinya memerlukan waktu yang lama. dengan bantuan isolat B. subtilis.
Penelitian yang dilakukan oleh Wei
dkk. (2001), melaporkan bahwa karakteristik METODE PENELITIAN
kedelai fermentasi pada natto, dipengaruhi Tempat dan Waktu
oleh lama pemasakan, lama fermentasi dan Penelitian dilaksanakan di
jenis bakteri. Proses fermentasi pada produksi Laboratorium Mikrobiologi Pangan,
natto memerlukan waktu selama 18 jam Laboratorium Analisis Pangan, Laboratorium
menggunakan inokulum B. subtilis natto Pengolahan Pangan Fakultas Teknologi
sebanyak 106- 107 cfu/g dengan suhu Pertanian Universitas Udayana, Laboratorium
fermentasi 40° - 42°C. Rekayasa Proses dan Pengendalian Mutu
Suparthana dkk. (2017), melaporkan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
bahwa pada sere kedele terdapat sejumlah Udayana dan UPT Laboratorium Terpadu
spesies bakteri, diantaranya dari kelompok Biosains dan Bioteknologi Universitas
Bacillus yakni Bacillus subtilis, B. cereus, B. Udayana.. Penelitian dilakukan pada bulan
flexus dan B.thuringiensis. Selain bakteri dari Agustus sampai Oktober 2018.
kelompok Bacillus ditemukan pula spesies
lain yang dikategorikan sebagai bakteri Bahan dan Alat
patogen. Diantara spesies bakteri yang Bahan-bahan yang digunakan dalam
ditemukan tersebut belum diketahui dengan penelitian ini terdiri dari bahan baku, bahan
pasti, bakteri mana yang berperan penting tambahan dan bahan kimia. Bahan baku
memfermentasikan kedelai dalam proses terdiri dari kedelai kuning impor yang
pembuatan sere kedele. Berdasarkan pada diperoleh dari pasar Badung, dan isolat
penelitian yang dilakukan, Bacillus subtilis Bacillus subtilis diperoleh dari Laboratorium
merupakan salah satu bakteri yang paling Mikrobiologi, Fakultas Teknologi Pertanian,
sering digunakan dalam produksi kedelai Universitas Udayana. Bahan kimia dan bahan
fermentasi karena aman digunakan sebagai lain yang digunakan antara lain : medium
bahan tambahan pangan (Hong dkk., 2008) Nutrient Broth (Merck), Nutrient Agar
dan memiliki karakteristik proteolitik (Efendi, (Merck), Pepton Water (PW) 0,1% ,
dkk., 2017), lipolitik (Yuneta dan Putra 2010) petrifilm™ AC plate (3M), akuades, alkohol
dan selulolitik (Bakti, 2012 sedangkan bakteri 96%, H2SO4 pekat, larutan lugol, pewarna
lainnya seperti B. cereus (Cicilia, 2012) safranin, kristal violet, phenolpthalein 1%,
bersifat patogen. NaCl, NaOH, heksan dan tablet Kjeldahl.
Penggunaan inokulum Bacillus subtilis Alat yang digunakan dalam penelitian
dalam pembuatan sere kedele disarankan agar ini adalah laminar air flow cabinet (JSBR
diperoleh produk yang konsisten dan terjamin 9000 SB), cawan petri, jarum ose, inkubator
keamanannya sebagai makanan tradisional (Memmert), tabung reaksi, tabung appendorf,
yang dapat diterima oleh masyarakat. Namun mikroskop (Olimpus BX51), rotary shaker
hingga saat ini belum diketahui lama (Health HMSR), sentrifuse (K3 Series-BRK),
fermentasi yang optimum untuk bunsen, waskom, panci, styrofoam, spatula,
menghasilkan sere kedele dengan kompor, timbangan analitik (Shimadsu),

227
Vol. 8, No. 3, September 2019 Pengaruh Lama Fermentasi oleh…

erlenmeyer, corong, eksikator, batang Uji Konfirmasi


pengaduk, pipet mikro, labu kjeldal, soxhlet, Uji konfirmasi dilakukan dengan tiga
cawan porselin, penjepit, waterbath metode yakni pengecatan gram, pengamatan
(thermology), muffle purnace, gelas ukur dan morfologi dan uji katalase.
gelas beker.
Penyiapan inokulum Bacillus subtilis
Rancangan Percobaan Sebanyak satu ose isolat Bacillus
Rancangan yang digunakan pada subtilis diambil dari dari stok kultur kerja dan
penelitian ini adalah Rancangan Acak ditumbuhkan ke dalam 5 ml media NB,
Lengkap (RAL) dengan 5 taraf perlakuan dikultur selama 24 jam pada suhu ruang.
berupa lama fermentasi (T). Perlakuan lama Jumlah sel B. Subtilis dihitung dengan
fermentasi terdiri dari fermentasi oleh menggunakan metode sebar. Sebanyak 1 ml
Bacillus subtilis selama 12 jam (T1), 18 jam kultur dilarutkan dengan pepton water (PW)
(T2), 24 jam (T3), 30 jam (T4) dan 36 jam ditambahkan dalam 9 ml larutan pepton water
(T5) Seluruh perlakuan diulang sebanyak 3 (pengenceran 10-1) dan dilanjutkan seterusnya
kali sehingga diperoleh 15 unit percobaan. sampai pengenceran ke 10-7. Penghitungan
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan jumlah sel B.subtilis dilakukan pada
sidik ragam pada program SPSS, jika pengenceran 10-6 dan 10-7 yang diambil
perlakuan berpengaruh terhadap variabel yang sebanyak 1ml dan disebar dalam media NA
diamati, dilanjutkan dengan uji Duncan dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu
(Sastrosupadi, 2000). 37°C. Kemudian dihitung jumlah koloni yang
tumbuh.
Pelaksanaan Penelitian Inokulum B. Subtilis diperoleh dari 1
Proses pelaksanaan penelitian terdiri ml kultur B. Subtilis disentrifuse dengan
dari beberapa tahapan yaitu : kecepatan 6000 rpm selama 10 menit dengan
suhu 4°C dan diperoleh pelet pada dasar
Pembuatan kultur kerja tabung. Supernatan dibuang dan pelet dicuci
Isolat B. Subtilis yang diperoleh dari menggunakan aquades diulang sebanyak dua
isolasi sere kedele yang telah disimpan dalam kali. Pelet dilarutkan dengan aquades steril
kulkas dengan suhu -70ºC dijadikan sebagai sebanyak 5 ml, inokulum B.subtilis siap untuk
sumber inokulum. Sebanyak 1 ose dari isolat dipakai.
B.subtilis ditumbuhkan pada media Nutrient
Broth (NB) diinkubasi selama 24 jam pada Proses pembuatan sere kedele
suhu 37 ºC. Sebanyak 1 ose dari kultur B. Kedelai dipilih dan dibersihkan dari
subtilis kemudian ditumbuhkan pada media benda asing kemudian ditimbang sebanyak
Nutrient Agar (NA) untuk memperoleh koloni 100 g, selanjutnya dicuci dengan
tunggal dengan metode strake dan diinkubasi menggunakan air yang dilakukan sebanyak
selama 24 jam pada suhu 37 ºC. Koloni dua kali pencucian tujuannya untuk
B.subtilis yang tumbuh pada media nutrient menghilangkan semua kotoran yang ada pada
agar sebanyak 1 ose ditumbuhkan ke dalam 5 kedelai. Kedelai kemudian dimasak sampai
mL media nutrient broth (NB) steril dan kedelai matang pada panci presto bertekanan
diinkubasi pada rotary shaker selama 24 jam 80kPa selama 50 menit dengan perbandingan
dengan suhu ruang. Kultur kerja B.subtilis 1 bagian kedelai : 3 bagian air. Kemudian
dibuat dengan menanam isolat yang diambil ditiriskan hingga tidak ada air yang menetes.
dari media nutrient broth sebanyak 1 ose dan Sebanyak 100 gram kedelai masak
ditanam pada agar miring dengan metode diinokulasikan dengan starter B.subtilis
strake.

228
Sipayung, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan

dengan populasi bakteri sebanyak 10-7 cfu/ml. (Winarno, 1991), kadar serat kasar dengan
Kedelai yang telah tercampur rata dengan metode hidrolisis asam basa (Sudarmadji,
kultur bakteri Bacillus subtilis ditempatkan di dkk., 1997), nilai pH menggunakan pH-meter
dalam styrofoam dengan penutup yang telah (AOAC, 1995), total asam dengan metode
dilubangi. Kedelai difermentasi pada suhu titrasi (Ranggana, 1987) dan total mikroba
ruang sesuai dengan perlakuan dengan lama dengan pengujian Angka Lempeng Total
fermentasi 12 jam, 18 jam, 24 jam, 30 jam menggunakan Petrifilm Aerobic Count (AC)
dan 36 jam. Sebagai kontrol dilakukan Plate (Anonim, 2018) terhadap sere kedele
fermentasi kedelai secara spontan mentah dan uji organoleptik pada sere kedele
ditempatkan di dalam besek berukuran yang telah digoreng (Soekarto, 1985).
15x15cm dan difermentasi pada suhu ruang
selama 30 jam (Walianingsih, 2015). Kedelai
yang telah difermentasi dicampur dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
bumbu yang sudah dihaluskan dengan Hasil analisis dari sere kedele dengan
komposisi bumbu yang digunakan untuk 100 fermentasi spontan sebagai data primer dan
gram kedelai yaitu 3,6 g gula pasir, 2,8 g nilai rata-rata kadar air, abu, protein, lemak,
bawang merah, 7 g bawang putih, 0,4 g karbohidrat, serat kasar, nilai pH dan total
cabai, 1,5 g garam, 0,4g ketumbar, 0,4 g mikroba disajikan pada Tabel 1.
merica hitam, 0,4 g lengkuas, 0,3 g jahe, 0,8 g
kunyit, 0,4 g kencur dan 0,8 g terasi. Tabel 1. Nilai rata-rata kadar air, abu, protein,
lemak, karbohidrat, serat kasar, nilai pH,
Kedelai fermentasi yang telah
total asam dan total mikroba sere kedele
dicampur bumbu selanjutnya akan dilakukan fermentasi spontan
analisis terhadap variabel yang diamati yaitu
kadar air, abu, protein, lemak, karbohidrat, Sere Kedele fermentasi spontan Jumlah
serat kasar, nilai pH, total asam dan total Kadar Air (%) 54,91 ± 0,65
mikorba. Sere kedele mentah dicetak bulat Kadar Abu (%) 2,32 ± 0,14
pipih lalu dikeringkan di dalam oven selama Kadar Protein (%) 15,35 ± 0,53
±9 jam dengan suhu 32°C dan digoreng Kadar Lemak (%) 9,61 ± 0,32
selama 30 detik pada suhu 180°C hingga Kadar Karbohidrat (%) 19,47 ± 0,92
matang dengan warna kecoklatan Kadar Serat Kasar (%) 7,62 ± 0,30
(Walianingsih, 2015). Sere kedele yang telah Nilai pH 6,17 ± 0,06
Total Asam (%) 0,10 ± 0,01
digoreng selanjutnya dilakukan evaluasi
Total Mikroba (log cfu/g) 9,64 ± 0,03
sensoris meliputi uji hedonik terhadap warna,
aroma, tekstur, rasa dan penerimaan Hasil analisis kadar air, abu, protein,
keseluruhan dan uji skoring terhadap rasa. lemak, karbohidrat, serat kasar, nilai pH, total
asam dan total mikroba dari fermentasi sere
Variabel yang diamati
kedele oleh B. subtilis dengan perlakuan lama
Variabel yang diamati dalam
fermentasi disajikan pada Tabel 2, Tabel 3
penelitian ini adalah kadar air dengan metode
dan Tabel 4.
pemanasan (Sudarmadji, dkk., 1997), kadar
abu dengan metode pengabuan (Sudarmadji, Kadar Air
dkk., 1997), kadar protein dengan metode Hasil analisis ragam menunjukkan
semi mkro-Kjeldhal (Sudarmadji, dkk., 1997), bahwa lama fermentasi kedelai dengan
kadar lemak dengan metode Soxhlet Bacillus subtilis berpengaruh sangat nyata
(Sudarmadji, dkk. 1997), kadar karbohidrat (P<0,01) terhadap kadar air sere kedele. Tabel
dengan metode corboydrate by different 2 menunjukkan kadar air sere kedele berkisar

229
Vol. 8, No. 3, September 2019 Pengaruh Lama Fermentasi oleh…

antara 58,05% sampai 60,77%. Selama proses berkisar antara 56,89% sampai 64,64%
fermentasi terjadi kenaikan kadar air. (Widyantari, 2017). Hal ini menunjukkan
Peningkatan kadar air disebabkan oleh bahwa kadar air sere kedele yang difermentasi
B. subtilis merombak karbohidrat pada oleh B. subtilis berada diantara kadar air sere
kedelai sebagai sumber energi untuk tumbuh kedele yang beredar dipasaran.
dan berkembang. Hasil dari perombakan
karbohidrat adalah gula-gula sederhana yang Kadar Abu
diubah menjadi energi dengan hasil Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
sampingan berupa metabolit, asam, CO2 dan lama fermentasi kedelai dengan Bacillus
air (Suprihatin, 2010), sehingga semakin lama subtilis berpengaruh sangat nyata (P<0,01)
fermentasi maka kadar air semakin terhadap kadar abu sere kedele. Tabel 2
meningkat. menunjukkan kadar abu sere kedele berkisar
antara 1,90% sampai 2,39%. Selama proses
Tabel 2. Nilai rata-rata kadar air, abu dan protein sere fermentasi oleh B.subtilis terjadi penurunan
kedele. kadar abu.
Kadar Abu merupakan zat anorganik sisa hasil
Lama Kadar Air Kadar
Protein
Fermentasi (%) Abu (%)
(%) pembakaran suatu bahan makanan. Kadar abu
12 jam (T1) 58,05 ± 2,39 ± 15,79 ± menunjukkan total mineral yang terkandung
0,05 b 0,07 a 0,72 a dalam suatu bahan pangan. Hal yang sama
18 jam (T2) 58,07 ± 2,24 ± 15,07 ± dilaporkan Sarkar dkk.(1998), bahwa selama
0,65 b 0,11 b 0,38 ab proses fermentasi pada kinema terjadi
24 jam (T3) 58,39 ± 2,00 ± 14,33 ±
0,41 b 0,01 c 0,32 bc
penurunan sebagian besar mineral yaitu,
30 jam (T4) 58,70 ± 1,95 ± 13,69 ± kalsium, tembaga, besi, mangnesium, mangan
0,04 b 0,03 c 0,56 c dan fosfor. Penurunan kadar abu selama
36 jam (T5) 60,77 ± 1,90 ± 12,59 ± fermentasi disebabkan bakteri menggunakan
0,43 a 0,01 c 0,34 d mineral, vitamin dan gula yang ada pada
Keterangan: Huruf yang sama dibelakang nilai rata-rata
bahan untuk pertumbuhannya sebagai sumber
pada kolom yang sama menunjukkan
perlakuan berbeda tidak nyata (P>0,05) energi.
Sere kedele yang difermentasi spontan
Sere kedele yang difermentasi spontan pada penelitian ini memiliki kadar abu
pada penelitian ini memiliki kadar air sebesar sebesar 2,32%. Kadar abu sere kedele
54,91%. Kadar air pada sere kedele fermentasi spontan berada diantara kadar abu
fermentasi spontan lebih rendah dari sere sere kedele yang difermentasi B. subtilis
kedele fermentasi dengan B. subtilis karena dengan lama fermentasi 12 jam hingga 18
wadah yang digunakan berbeda yakni pada jam. Fermentasi sere kedele secara spontan
sere kedele fermentasi spontan menggunakan selama 30 jam menghasilkan kadar abu yang
besek dan sere kedele fermentasi styrofoam. lebih tinggi dibandingkan sere kedele yang
Air yang dihasilkan selama proses fermentasi diperoleh dari fermentasi menggunakan B.
pada sere kedele terserap oleh besek subtilis dengan waktu yang sama. Hal
(Setyawardhani, 2008) dan penggunaan tersebut disebabkan karena pada sere kedele
besek sebagai wadah fermentasi karena besek fermentasi spontan terdapat Klebsiella
sebagai sumber mikroba yang berperan dalam pneumonia (Suparthana dkk, 2017). Tamang,
fermentasi spontan pada pembuatan sere dkk.(2016) melaporkan bahwa K. pneumonia
kedele (Koswara, 1997). adalah bakteri yang menghasilkan vitamin
Sere kedele yang beredar di pasar umum B12. Vitamin B12 penyusunnya adalah atom
Kabupaten Gianyar memiliki kadar air cobalt. Atom cobalt akan menjadi residu

230
Sipayung, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan

dalam proses pengabuan sehingga terhitung yang difermentasi B. subtilis. Hal tersebut
sebagai kadar abu. disebabkan karena pada sere kedele dengan
Sere kedele yang beredar di pasar umum fermentasi spontan terjadi persaingan antar
Kabupaten Gianyar memiliki kadar abu mikroba menggunakan nutrisi untuk
berkisar antara 1,56% sampai 2,42% menghasilkan metabolit (Holzaple (2002)
(Widyantari, 2017). Hal ini menunjukkan dalam Antara ( 2011)). Metabolit yang
bahwa kadar abu sere kedele yang dihasilkan selama proses fermentasi dapat
difermentasi oleh B. subtilis berada diantara berupa enzim protease dalam jumlah yang
kadar abu sere kedele yang beredar dipasaran. terbatas.Hal ini mengakibatkan hanya sedikit
protein yang terdapat pada kedelai menjadi
Kadar Protein terurai, sehingga kadar protein pada sere
Hasil analisis ragam menunjukkan kedele fermentasi spontan lebih tinggi
bahwa lama fermentasi kedelai dengan dibandingkan dengan sere kedele fermentasi
Bacillus subtilis berpengaruh sangat nyata B. subtilis.
(P<0,01) terhadap kadar protein sere kedele.
Tabel 2 menunjukkan kadar protein sere Tabel 3. Nilai rata-rata kadar lemak, karbohidrat dan
kedele berkisar antara 12,59% sampai Lama Kadar
Kadar
15,79%. selama proses fermentasi oleh B. Fermentasi Kadar
Karbohi
Serat
subtilis terjadi penurunan kadar protein. Lemak (%) Kasar
drat(%)
Penurunan kadar protein selama proses (%)
12 jam (T1) 14,39 ± 9,38 ± 8,25 ±
fermentasi disebabkan karena B. subtilis 0,26 a 0,78 d 0,13 a
bersifat proteolitik (Efendi dkk., 2017). B. 18 jam (T2) 14,17 ± 10,65 ± 8,12 ±
subtilis menghasilkan enzim protease yang 0,52 a 0,54 c 0,07 ab
mendegradasi protein kedelai selama 24 jam (T3) 12,05 ± 13,24 ± 7,67 ±
fermentasi menjadi asam amino, peptida dan 0,47 b 0,24 b 0,14 bc
30 jam (T4) 10,66 ± 15,01 ± 7,31 ±
amonia ( Chukeatirote, 2015). Selama proses 0,22 c 0,32 a 0,54 cd
fermentasi oleh B. subtilis sejumlah protein 36 jam (T5) 9,37 ± 15,37 ± 6,91 ±
digunakan sebagai sumber nitrogen untuk 0,15 d 0,42 a 0,29 d
pertumbuhannya, sehingga protein menurun. serat kasar sere kedele.
Sere kedele yang beredar di pasar umum Keterangan: Huruf yang sama dibelakang nilai rata-rata
pada kolom yang sama menunjukkan
Kabupaten Gianyar memiliki kadar protein perlakuan berbeda tidak nyata (P>0,05).
berkisar antara 14,90% sampai 20,93%
(Widyantari, 2017). Hal ini menunjukkan Kadar Lemak
bahwa kadar protein sere kedele yang Hasil analisis ragam menunjukkan
difermentasi oleh B. subtilis dengan lama bahwa lama fermentasi kedelai dengan
fermentasi 12 jam (T1) dan 18 jam (T2) Bacillus subtilis berpengaruh sangat nyata
berada diantara kadar protein sere kedele yang (P<0,01) terhadap kadar lemak sere kedele.
beredar dipasaran, sedangkan sere kedele Tabel 3 menunjukkan kadar lemak sere kedele
dengan fermentasi B. subtilis dengan lama berkisar antara 9,37% sampai 14,39%.
fermentasi 24– 36 jam memiliki kadar Selama proses fermentasi terjadi penurunan
protein yang lebih rendah dibandingkan sere kadar lemak.
kedele dengan fermentasi spontan pada Penurunan kadar lemak selama proses
penelitian ini dan yang beredar di pasaran. fermentasi disebabkan karena B. subtilis
Sere kedele difermentasi spontan pada bersifat lipolitik yang dapat menghidrolisis
penelitian ini memiliki kadar protein yang lemak. Lipase diproduksi selama fermentasi
lebih tinggi dibandingkan dengan sere kedele yang dapat memecah trigliserida menjadi

231
Vol. 8, No. 3, September 2019 Pengaruh Lama Fermentasi oleh…

asam lemak bebas dan gliserol (Yuneta dan metabolisme berupa homopolisakarida
Putra 2010). Asam lemak bebas akan mudah (polimer yang terdiri dari satu macam
mengalami kerusakan sehingga monosakarida, contohnya dektran dan
mengakibatkan kadar lemak menurun selama pullulans) dan heteropolisakarida
proses fermentasi (Oktavia dkk., 2012). (polisakarida yang terdiri dari 2-4 macam
Sere kedele dengan fermentasi spontan monosakarida, contohnya eksopolisakarida
pada penelitian ini memiliki kadar lemak yang dihasilkan bakteri asam laktat) (Malaka,
sebesar 9,61% yang berada diantara kadar 2010).
lemak sere kedele yang difermentasi B.
subtilis dengan lama fermentasi 30 jam (T4) Serat Kasar
dan 36 jam (T5) dan sere kedele yang beredar Hasil analisis ragam menunjukkan
dipasar umum Kabupaten Gianyar memiliki bahwa lama fermentasi kedelai dengan
kadar lemak berkisar antara 5,34% sampai Bacillus subtilis berpengaruh sangat nyata
9,50% (Widyantari, 2017). (P<0,01) terhadap kadar serat kasar sere
kedele. Tabel 3 menunjukkan kadar serat
Kadar Karbohidrat kasar sere kedele berkisar antara 6,91%
Hasil analisis ragam menunjukkan sampai 8,25%. Selama proses fermentasi oleh
bahwa lama fermentasi kedelai dengan Bacillus subtilis terjadi penurunan kadar serat
Bacillus subtilis berpengaruh sangat nyata kasar.
(P<0,01) terhadap kadar karbohidrat sere Penurunan kadar serat kasar selama
kedele. Tabel 3 menunjukkan kadar fermentasi disebabkan karena B.subtilis
karbohidrat sere kedele berkisar antara 9,38% menghasilkan enzim selulase yang
sampai 15,37%. Selama proses fermentasi menghidrolisis selulosa menjadi glukosa
terjadi kenaikan kadar karbohidrat. (Bakti, 2012). Semakin lama fermentasi,
Kadar karbohidrat sere kedele yang maka semakin lama kesempatan B. subtilis
diperoleh berdasarkan by difference pada uji menghasilkan enzim untuk mendegradasi
proksimat dipengaruhi oleh nilai dari kadar selulosa pada kedelai, sehingga kadar serat
air, abu, protein dan lemak. Kadar abu, kasar sere kedele semakin menurun. Sere
protein lemak sere kedele menurun sehingga kedele yang difermentasi spontan pada
kadar karbohirat meningkat. Kadar penelitian ini memiliki kadar serat kasar
karbohidrat mengalami kenaikan disebabkan sebesar 7,62% yang berada diantara kadar
karena selama fermentasi B. subtilis serat kasar sere kedele yang difermentasi
menghasilkan eksopolisakarida Bacillus subtilis dengan lama fermentasi 24
(Vijayabasskar dkk., 2011), sehingga semakin jam (T3) dan 30 jam (T4).
lama fermentasi maka kadar karbohidrat
semakin meningkat. Nilai pH
Sere kedele difermentasi spontan pada Hasil analisis ragam menunjukkan
penelitian ini memiliki kadar karbohidrat bahwa lama fermentasi kedelai dengan B.
sebesar 19,47%. Bakteri yang ditemukan pada subtilis berpengaruh sangat nyata (P<0,01)
sere kedele fermentasi spontan yaitu terhadap nilai pH sere kedele. Tabel 4
Weissella confuse dan Klebsiella pneumonia menunjukkan nilai pH sere kedele berkisar
(Suparthana dkk.,2017) merupakan jenis yang antara 5,13 sampai 6,10. Selama proses
mampu menghasilkan eksopolisakarida fermentasi oleh B. subtilis terjadi penurunan
(Malik dkk.,2010 dan Dinoto dkk.,2011). pH.
Eksopolisakarida adalah polisakarida yang Penurunan pH dikarenakan adanya
diekskresikan oleh sel sebagai produk aktivitas bakteri selama fermentasi yang

232
Sipayung, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan

menghasilkan asam-asam organik yang lama fermentasi, maka mikroba semakin


merupakan hasil pemecahan oleh enzim pada banyak memanfaatkan nutrien dalam kacang
fermentasi sere kedele. B. subtilis kedelai untuk proses metabolisme, sehingga
menghasilkan enzim protease yang kemampuan mikroba untuk menghasilkan
mendegradasi protein menjadi asam-asam asam-asam organik semakin meningkat
amino (Efendi dkk., 2017) dan enzim lipase (Zaini, 2016). Semakin lama proses
yang mendegradasi lemak menjadi asam fermentasi kedelai oleh B. subtilis maka
lemak (Yuneta, 2010). Semakin lama terjadi kenaikan total asam yang
fermentasi berlangsung maka asam-asam memengaruhi nilai pH yang semakin
organik yang dihasilkan semakin banyak, menurun. Nilai pH yang rendah memiliki total
sehingga terjadi penurunan nilai pH. Sere asam yang tinggi. Sere kedele yang
kedele yang difermentasi spontan memiliki difermentasi spontan memiliki total asam
nilai pH 6,17 yang memiliki nilai pH lebih sebesar 0,10% yang memiliki nilai lebih
tinggi dibandingkan sere kedele yang rendah dari sere kedele yang difermentasi
difermentasi B. subtilis. oleh B.subtilis.
Tabel 4. Nilai rata-rata nilai pH, total asam dan total Total Mikroba
mikroba sere kedele. Hasil analisis ragam menunjukkan
Total bahwa lama fermentasi kedelai dengan
Lama Total Asam Mikroba Bacillus subtilis berpengaruh sangat nyata
pH
Fermentasi (%) ( log
cfu/g)
(P<0,01) terhadap total mikroba sere kedele.
12 jam (T1) 6,10 ± 0,11 ± 9,59 ± Tabel 4 menunjukkan total mikroba kasar
0,00a 0,01d 0,02d sere kedele berkisar antara 9,59log cfu/g
18 jam (T2) 6,03 ± 0,13 ± 9,96 ± sampai 10,33log cfu/g. Selama fermentasi
0,06b 0,01 cd 0,07c total mikroba mengalami peningkatan dari
24 jam (T3) 6,00 ± 0,14 ± 10,33 ±
awal fermentasi 12 jam (9,59log cfu/g) hingga
0,00b 0,01 bc 0,03 a
30 jam (T4) 5,70 ± 0,15 ± 10,07 ± 24 jam (10,33log cfu/g) dan mengalami
0,00c 0,01 ab 0,03 b penurunan pada lama fermentasi selanjutnya
36 jam (T5) 5,13 ± 0,16 ± 9,93 ± yakni pada jam ke-30 sampai ke-36.
0,06d 0,01a 0,03c Peningkatan jumlah mikroba
Keterangan: Huruf yang sama dibelakang nilai rata-rata dikarenakan mikroba mengalami
pada kolom yang sama menunjukkan
perlakuan berbeda tidak nyata (P>0,05). pertumbuhan berupa pertambahan jumlah sel
Total Asam dengan memanfaatkan nutrisi yang dipecah
Hasil analisis ragam menunjukkan menjadi gula sederhana yang digunakan
bahwa lama fermentasi kedelai dengan B. sebagai sumber energi. Pada jam ke-30
subtilis berpengaruh sangat nyata (P<0,01) (10,07log cfu/g) terjadi penurunan total
terhadap total asam sere kedele. Tabel 4 mikroba dimana hal tersebut merupakan fase
menunjukkan total asam sere kedele berkisar menuju kematian yang disebabkan oleh
antara 0,11% sampai 0,16%.Selama proses nutrien di dalam medium sudah habis dan
fermentasi oleh B. subtilis terjadi kenaikan energi cadangan di dalam sel telah habis
total asam. (Suprihatin, 2010). Jika dibandingkan dengan
Mikroba berperan dalam pembentukan fermentasi spontan, nilai rata-rata total
asam-asam organik dan komponen rasa. mikroba sebesar 9,64 log cfu/g berada
Asam organik dihasilkan dari proses diantara total mikroba sere kedele yang
metabolisme mikroba selama proses difermentasi B. subtilis dengan lama
fermentasi melalui proses glikolisis. Semakin fermentasi 12 jam (T1) dan 24 jam (T2).

233
Vol. 8, No. 3, September 2019 Pengaruh Lama Fermentasi oleh…

Evaluasi Sensoris berkisar antara 3,40 (biasa) sampai 3,80


Evaluasi sifat sensori sere kedele (suka).
dilakukan dengan uji hedonik terhadap warna,
tekstur, rasa, aroma dan penerimaan Tekstur
keseluruhan dan uji skoring terhadap rasa. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
Sere kedele yang disajikan kepada panelis lama fermentasi oleh B. subtilis pada sere
merupakan sere kedele yang telah digoreng. kedele berpengaruh tidak nyata (P>0,05)
Nilai rata-rata uji hedonik terhadap warna, terhadap nilai rata-rata uji hedonik tekstur dari
tekstur, rasa, aroma dan penerimaan sere kedele. Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai
keseluruhan dan uji skoring terhadap rasa sere rata-rata uji hedonik tekstur sere kedele
kedele dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6. berkisar antara 3,33 (biasa) sampai 3,87
(suka).
Tabel 5. Nilai rata-rata uji hedonik warna, aroma
dan tekstur sere kedele. Tabel 6. Nilai rata-rata uji hedonik rasa dan
Lama Nilai Rata-Rata Uji Hedonik penerimaan keseluruhan dan uji
Fermentasi Warna Aroma Tekstur skoring rasa sere kedele
12 jam (T1) 3,67 ± 3,60 ± 3,53 ±
Lama Rasa Uji Hedonik
0,49 a 0,51 a 0,64 a Fermentasi Uji Uji Penerimaan
18 jam (T2) 3,67 ± 3,67 ± 3,33 ±
Hedonik Skoring Keseluruhan
0,49 a 0,62 a 0,62 a
24 jam (T3) 3,73 ± 3,80 ± 3,53 ± 12 jam (T1) 3,40 ± 3,60 ± 3,53 ± 0,83 b
0,59 a 0,56 a 0,52 a 0,83 a 0,50 b
30 jam (T4) 3,60 ± 3,67 ± 3,87 ± 18 jam (T2) 3,33 ± 3,47 ± 3,40 ± 0,63 b
0,50 a 0,49 a 0,74 a 0,49 a 0,64 b
36 jam (T5) 3,67 ± 3,40 ± 3,33 ± 24 jam (T3) 3,80 ± 3,33 ± 4,07 ± 0,46 a
0,49 a 0,83 a 0,72 a 0,56 a 0,62 b
Keterangan: Huruf yang sama dibelakang nilai rata-rata 30 jam (T4) 3,53 ± 3,20 ± 3,53 ± 0,53 b
pada kolom yang sama menunjukkan 0,52 a 0,41 b
perlakuan berbeda tidak nyata (P>0,05). 36 jam (T5) 2,73 ± 4,20 ± 2,80 ± 0,86 c
Kriteria hedonik : 1 (sangat tidak suka), 2 (tidak suka), 0,88 b 0,68 a
3 (biasa), 4 (suka), 5 (sangat suka) Keterangan: Huruf yang sama dibelakang nilai rata-rata
pada kolom yang sama menunjukkan
perlakuan berbeda tidak nyata (P>0,05).
Warna
Kriteria hedonik : 1 (sangat tidak suka), 2 (tidak suka),
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa 3 (biasa), 4 (suka), 5 (sangat suka)
lama fermentasi oleh B. subtilis pada sere Kriteria skoring : 1 (sangat tidak asam), 2 (tidak
kedele berpengaruh tidak nyata (P>0,05) asam), 3 (agak asam), 4 (asam), 5 (sangat
terhadap nilai rata-rata uji hedonik warna dari asam)
sere kedele. Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai Rasa
rata-rata uji hedonik warna sere kedele Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa
berkisar antara 3,60 (suka) sampai dengan lama fermentasi oleh fermentasi B. subtilis
3,73 (suka). pada sere kedele berpengaruh sangat nyata
(P<0,01) terhadap nilai rata-rata uji hedonik
Aroma dan uji skoring rasa sere kedele. Tabel 6
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertinggi
lama fermentasi oleh Bacillus subtilis pada diperoleh pada lama fermentasi 24 jam (T3)
sere kedele berpengaruh tidak nyata (P>0,05) yaitu sebesar 3,80 (suka) serta tidak berbeda
terhadap nilai rata-rata uji hedonik aroma dari dengan lama fermentasi 12 jam (T1), 18 jam
sere kedele. Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai (T2) dan 30 jam (T4), sedangkan nilai rata-
rata-rata uji hedonik aroma sere kedele rata terendah diperoleh pada lama fermentasi

234
Sipayung, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan

36 jam (T5) yaitu sebesar 2,73 (biasa). KESIMPULAN DAN SARAN


Tingkat kesukaan panelis terhadap rasa sere Kesimpulan
kedele dipengaruhi oleh lama fermentasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah
kedelai oleh B. subtilis dimana semakin lama dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
fermentasi maka sere kedele memiliki rasa berikut :
asam. Tingkat kesukaan panelis tertinggi 1. Lama fermentasi oleh B. berpengaruh
diperoleh pada lama fermentasi 24 jam yang sangat nyata terhadap kadar air, abu,
memiliki rasa agak asam. protein, lemak, karbohidrat, serat kasar,
Nilai rata-rata uji skor rasa sere kedele nilai pH, total asam, total mikroba, uji skor
pada Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai rata- dan hedonik rasa dan uji hedonik
rata terendah diperoleh pada lama fermentasi penerimaan keseluruhan sere kedele dan
30 jam (T4) sebesar 3,20 (agak asam) serta berpengaruh tidak nyata terhadap uji
berbeda tidak nyata dengan perlakuan lama hedonik warna, aroma dan tekstur.
fermentasi 24 jam (T3) sebesar 3,33 (agak 2. Lama fermentasi 12 jam oleh Bacillus
asam), 18 jam (T2) sebesar 3,47 (agak asam) subtilis menghasilkan karakteristik terbaik
dan 12 jam (T1) sebesar 3,60 (asam) dan pada pembuatan sere kedele dengan
nilai rata-rata tertinggi diperoleh pada lama kriteria kadar air 58,05%, kadar abu
fermentasi 36 jam (T5) sebesar 4,20 (asam). 2,39%, kadar protein 15,79%, kadar lemak
Berdasarkan penilaian panelis sere kedele 14,39%, kadar karbohidrat 9,38%, kadar
yang semakin asam kurang disukai. serat kasar 8,25%, nilai pH 6,1, total asam
Semakin lama fermentasi maka rasa 0,11%, total mikroba 9,59log cfu/g, warna,
sere kedele akan semakin asam. Selama aroma, tekstur disukai, rasa biasa dengan
fermentasi asam-asam organik dihasilkan dari rasa asam serta penerimaan keseluruhan
proses metabolisme mikroba melalui proses disukai.
glikolisis dan adanya aktifitas B. subtilis yang
menghasilkan enzim protease ( Chukeatirote, Saran
2015) dan lipase (Yuneta, 2010) yang Berdasarkan penelitian diatas
mampu mengubah substrat menjadi asam- disarankan untuk melakukan penelitian lebih
asam amino dan asam lemak. lanjut mengenai :

Penerimaan Keseluruhan 1. Pengaruh penggunaan isolat bakteri


Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa tunggal atau campuran yang terdapat pada
lama fermentasi oleh Bacillus subtilis pada sere kedele untuk menghasilkan sere
sere kedele berpengaruh sangat nyata kedele yang dapat diterima oleh
(P<0,01) terhadap nilai rata-rata uji hedonik masyarakat.
penerimaan keseluruhan sere kedele. Tabel 6 2. Pengaruh penggunaan suhu fermentasi
menunjukkan bahwa nilai rata-rata tertinggi dalam proses pembuatan sere kedele
diperoleh pada lama fermentasi 24 jam (T3) sehingga menghasilkan sere kedele yang
yaitu sebesar 4,07 (suka), sedangkan nilai dapat diterima oleh masyarakat.
rata-rata terendah diperoleh pada lama
DAFTAR PUSTAKA
fermentasi 36 jam (T5) yaitu sebesar 2,80
(biasa). Nilai rata-rata uji hedonik penerimaan Anonimous.1995.Method of Analysis.
keseluruhan baik dari segi warna, tekstur, rasa Association of Official Analytical
dan aroma menunjukkan bahwa sere kedele Chemistry. Washington D.C
dengan fermentasi oleh B. subtilis dapat
diterima oleh panelis.

235
Vol. 8, No. 3, September 2019 Pengaruh Lama Fermentasi oleh…

Anonimous.2018. 3M Petrifilm Aerobic Koswara, S. 1997. Mengenal makanan


Count Plates. tradisional. Bagian 1: Hasil olahan
https://www.3m.com/3M/en_US/compa kedelai. Buletin Teknologi & Industri
ny-us/all-3m-products/~/AEROBIC- Pangan 8(2): 74-78.
3M-Petrifilm-Aerobic-Count-
Plates/?N=5002385+3293785706&rt=r Malaka, R. 2010. Eksopolisakarida bakteri
ud [Diakses Online tanggal 20 Agustus starter kultur susu fermentasi sebagai
2018]. sumber polisakarida harapan di masa
depan. Orasi Ilmiah. Tidak Dipublikasi.
Antara, N. S. 2011. Peran Bakteri Asam Fakultas Peternakan. Universitas
Laktat Strain Lokal untuk Memperbaiki Hasanuddin.
Mutu dan Keamanan Produk Pangan
Lokal. Orasi Ilmiah. Tidak Malik, A., A.K. Hermawati, M.
Dipublikasikan. Fakultas Teknologi Hestiningtyas, A. Soemiati dan M.
Pertanian. Universitas Udayana. Radji. Isolasi dan skrining molekuler
Bakti, C.P.2012. Optimasi Produksi Enzim bakteri asam laktat pembawa gen
Selulase dari Bacillus sp. BPPT CC glukansukrase dari makanan dan
RK2 dengan Variasi pH dan Suhu minuman mengandung gula. Makara,
Menggunakan Response Surface Sains. 14(1):63-68.
Methodology.Skripsi. Tidak
Dipublikasikan. Fakultas Teknik. Oktavia, A.D., D. Mangunwidjaja dan S.
Universitas Indonesia Wibowo. 2012. Pengelolahan limbah
cair perikanan menggunakan
Chukeatirote, E. 2015. Thua nao : Thai konsorsium mikroba indigenous
fermented soybean. J.Ethn Foods 2:115- proteolitik dan lipolitik. Jurnal
118. Agorintek. 6(2):65-71.
Cicilia, A.P. 2012. Ketahanan Spora dan Sel
Vegetatif Bacillus cereus Terhadap Ranggana, S. 1987. Manual Analysis of Fruit
Suhu Awal Preparasi dan Selama and Vegetable Product. Mc Graw
Penyimpanan Makanan Pendamping Publishing Company Limited. New
Asi Bubuk Instan. Skripsi. Tidak Delhi.
Dipublikasikan. Sekolah Pascasarjana.
Institut Pertanian Bogor. Chukeatirote, Sarkar,P., E. Morisson, U.Tinggi, S.M.
E. 2015. Thua nao : Thai fermented Somerset dan G.S. Craven. 1998. B-
soybean. J.Ethn Foods 2:115-118. Group vitamin and mineral contents of
soybeans during kinema production. J.
Dinoto,A., Saputra, S., Nugroho, A.J. dan Sci. Food.Agric. 78: 498-502.
Rahayu, R.D. 2011. Keanekaragaman
bakteri penghasil eksopolisakarida asal Sastrosupadi, A., 2000. Rancangan
saluran cerna manusia. Berk.Penel. Percobaan Praktis Bidang Pertanian.
Penerbit Kanisus, Yogyakarta.
Efendi,Y., Yusra dan V. Efendi. 2017.
Optimasi potensi bakteri Bacillus Soekarto, S.T. 1985. Penilaian Organoleptik
subtilis sebagai sumber enzim protease. untuk Industri Pangan dan Hasil
Jurnal Akuatika Indonesia 2(1): 87-94. Industri Pertanian. Bharata, Jakarta.

236
Sipayung, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan

Setyawardhani, R.D. 2008. Pengaruh Jenis Walianingsih, E.J. 2015. Pengaruh Lama
Kemasan dan Volume Ketan Terhadap Fermentasi Kedelai Terhadap
Fermentasi Serta Perubahan Mutu Tape Karakteristik Sere Kedele. Skripsi.
Ketan Hitam Selama Penyimpanan. Tidak dipublikasikan. Fakultasi
Skripsi. Tidak dipublikasikan. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Udayana.
Bogor.
Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi. 1997. Wei, Q., W.Hall, K.C.Chang. 2001. Natto
Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. characteristics as affected by steaming
Liberty Yogyakarta, Yogyakarta. time, bacillus strain, and fermentation
time. Journal Food Microbiology and
Suparthana, I P, A.S. Duniaji, dan H. Safety 66(1): 167-173.
Masayuki. 2017. Investigation and
molecular analysis of balinese Widyantari, M.D. 2017. Inventarisasi dan
traditionally produced soybean Kajian Mutu Sere Kedele di Pasar
fermented food, sere kedele. Prosiding Umum Kabupaten Gianyar. Skripsi.
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Tidak dipublikasikan. Fakultas
(Senastek) IV, Bali, Indonesia. Teknologi Pertanian. Universitas
Udayana.
Suprihatin. 2010. Teknologi Fermentasi.
UNESA University Press, Surabaya. Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Tamang, J.P., D.H. Shin, S.J. Jung dan S.W.
Chae. 2016. Functional Properties of Yuneta, R. dan S.R. Putra. 2010. Pengaruh
Microorganism in Fermented Foods. Suhu pada Lipase dari Bakteri Bacillus
Frontiers in Microbiology, 7. subtilis. Prosiding Kimia FMIPA. Tidak
Dipublikasikan. Institut Teknologi
Tamang,J.P. 2015. Naturally fermented ethnic Sepuluh November. Surabaya.
soybean foods of india. Journal of
Ethnic Foods 2: 8-17 Zaini, Z.O.F. Pengaruh Lama Fermentasi
Terhadap Nilai pH, Total Asam, Jumlah
Vijayabaskar, P., Babinastarlin, S., Shankar, Mikroba, Protein dan Kadar Alkohol
T., Sivakumar, T. Dan Anandapandian, Kefir Susu Kacang Kedelai. Skripsi.
K.T.K. 2011. Quantification and Tidak dipublikasikan.Universitas Islam
characterization of exopolysaccharides Negeri Maulana Malik Ibrahim Malan
from Bacillus subtilis (MTCC 121).
Advances in Biological Research 5(2):
71-76

237

Anda mungkin juga menyukai