Sri Madiarti Sipayung1) , I Wayan Rai Widarta 2), I Desak Putu Kartika Pratiwi2)
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana
2
Dosen Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana
PS Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana,
Kampus Bukit Jimbaran, Badung-Bali
Abstract
This research aims to find out the effect of soybean fermentation time by Bacillus subtilis to produce sere kedele
with the best characteristics. This research used completely randomized design (CRD) with one treatment factor of the
fermentation time with 5 period of fermentation time (12, 18, 24, 30 and 36h). Each treatment was repeated 3 times,
resulted 15 experimental units. The data were then analyzed with Analysis of Variance method and if the treatment had
an effect on the variable, followed by the Duncan test. The result show that fermentation times had significant effect to
moisture, ash, protein, fat, carbohydrate, crude fiber content, total acid, pH value, the number microbes, hedonic test for
taste, scoring test for taste and overall acceptance of sere kedele. Fermented by B. subtilis for 12h resulted in the best
characteristic under the following criteria : 58.05% moisture content, 2.39% ash content, 15.79% protein content,
14.39% fat contetnt, 9,38% carbohydrate content, 6.1 pH value, 0.11% total acid, 9.59log cfu/g the number microbes,
color, flavour, texture liked, normal taste with sour taste and overall acceptance liked.
*Korespondensi Penulis:
226
E-mail: srimadiarti@gmail.com1)
Sipayung, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
saat ini proses produksi sere kedele masih penambahan B. subtilis yang memiliki
dilakukan dengan cara tradisional, kedelai karakteristik yang sama dengan sere kedele
dimasak dengan perebusan dan fermentasi yang difermentasi spontan selama 30 jam
secara spontan (alami) sehingga kualitas dengan kondisi suhu ruang. Berdasarkan hal
produk yang dihasilkan tidak konsisten, tersebut maka perlu dilakukan penelitian
keamanannya tidak terjaga dengan baik dan untuk mengetahui lama fermentasi sere kedele
produksinya memerlukan waktu yang lama. dengan bantuan isolat B. subtilis.
Penelitian yang dilakukan oleh Wei
dkk. (2001), melaporkan bahwa karakteristik METODE PENELITIAN
kedelai fermentasi pada natto, dipengaruhi Tempat dan Waktu
oleh lama pemasakan, lama fermentasi dan Penelitian dilaksanakan di
jenis bakteri. Proses fermentasi pada produksi Laboratorium Mikrobiologi Pangan,
natto memerlukan waktu selama 18 jam Laboratorium Analisis Pangan, Laboratorium
menggunakan inokulum B. subtilis natto Pengolahan Pangan Fakultas Teknologi
sebanyak 106- 107 cfu/g dengan suhu Pertanian Universitas Udayana, Laboratorium
fermentasi 40° - 42°C. Rekayasa Proses dan Pengendalian Mutu
Suparthana dkk. (2017), melaporkan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
bahwa pada sere kedele terdapat sejumlah Udayana dan UPT Laboratorium Terpadu
spesies bakteri, diantaranya dari kelompok Biosains dan Bioteknologi Universitas
Bacillus yakni Bacillus subtilis, B. cereus, B. Udayana.. Penelitian dilakukan pada bulan
flexus dan B.thuringiensis. Selain bakteri dari Agustus sampai Oktober 2018.
kelompok Bacillus ditemukan pula spesies
lain yang dikategorikan sebagai bakteri Bahan dan Alat
patogen. Diantara spesies bakteri yang Bahan-bahan yang digunakan dalam
ditemukan tersebut belum diketahui dengan penelitian ini terdiri dari bahan baku, bahan
pasti, bakteri mana yang berperan penting tambahan dan bahan kimia. Bahan baku
memfermentasikan kedelai dalam proses terdiri dari kedelai kuning impor yang
pembuatan sere kedele. Berdasarkan pada diperoleh dari pasar Badung, dan isolat
penelitian yang dilakukan, Bacillus subtilis Bacillus subtilis diperoleh dari Laboratorium
merupakan salah satu bakteri yang paling Mikrobiologi, Fakultas Teknologi Pertanian,
sering digunakan dalam produksi kedelai Universitas Udayana. Bahan kimia dan bahan
fermentasi karena aman digunakan sebagai lain yang digunakan antara lain : medium
bahan tambahan pangan (Hong dkk., 2008) Nutrient Broth (Merck), Nutrient Agar
dan memiliki karakteristik proteolitik (Efendi, (Merck), Pepton Water (PW) 0,1% ,
dkk., 2017), lipolitik (Yuneta dan Putra 2010) petrifilm™ AC plate (3M), akuades, alkohol
dan selulolitik (Bakti, 2012 sedangkan bakteri 96%, H2SO4 pekat, larutan lugol, pewarna
lainnya seperti B. cereus (Cicilia, 2012) safranin, kristal violet, phenolpthalein 1%,
bersifat patogen. NaCl, NaOH, heksan dan tablet Kjeldahl.
Penggunaan inokulum Bacillus subtilis Alat yang digunakan dalam penelitian
dalam pembuatan sere kedele disarankan agar ini adalah laminar air flow cabinet (JSBR
diperoleh produk yang konsisten dan terjamin 9000 SB), cawan petri, jarum ose, inkubator
keamanannya sebagai makanan tradisional (Memmert), tabung reaksi, tabung appendorf,
yang dapat diterima oleh masyarakat. Namun mikroskop (Olimpus BX51), rotary shaker
hingga saat ini belum diketahui lama (Health HMSR), sentrifuse (K3 Series-BRK),
fermentasi yang optimum untuk bunsen, waskom, panci, styrofoam, spatula,
menghasilkan sere kedele dengan kompor, timbangan analitik (Shimadsu),
227
Vol. 8, No. 3, September 2019 Pengaruh Lama Fermentasi oleh…
228
Sipayung, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
dengan populasi bakteri sebanyak 10-7 cfu/ml. (Winarno, 1991), kadar serat kasar dengan
Kedelai yang telah tercampur rata dengan metode hidrolisis asam basa (Sudarmadji,
kultur bakteri Bacillus subtilis ditempatkan di dkk., 1997), nilai pH menggunakan pH-meter
dalam styrofoam dengan penutup yang telah (AOAC, 1995), total asam dengan metode
dilubangi. Kedelai difermentasi pada suhu titrasi (Ranggana, 1987) dan total mikroba
ruang sesuai dengan perlakuan dengan lama dengan pengujian Angka Lempeng Total
fermentasi 12 jam, 18 jam, 24 jam, 30 jam menggunakan Petrifilm Aerobic Count (AC)
dan 36 jam. Sebagai kontrol dilakukan Plate (Anonim, 2018) terhadap sere kedele
fermentasi kedelai secara spontan mentah dan uji organoleptik pada sere kedele
ditempatkan di dalam besek berukuran yang telah digoreng (Soekarto, 1985).
15x15cm dan difermentasi pada suhu ruang
selama 30 jam (Walianingsih, 2015). Kedelai
yang telah difermentasi dicampur dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
bumbu yang sudah dihaluskan dengan Hasil analisis dari sere kedele dengan
komposisi bumbu yang digunakan untuk 100 fermentasi spontan sebagai data primer dan
gram kedelai yaitu 3,6 g gula pasir, 2,8 g nilai rata-rata kadar air, abu, protein, lemak,
bawang merah, 7 g bawang putih, 0,4 g karbohidrat, serat kasar, nilai pH dan total
cabai, 1,5 g garam, 0,4g ketumbar, 0,4 g mikroba disajikan pada Tabel 1.
merica hitam, 0,4 g lengkuas, 0,3 g jahe, 0,8 g
kunyit, 0,4 g kencur dan 0,8 g terasi. Tabel 1. Nilai rata-rata kadar air, abu, protein,
lemak, karbohidrat, serat kasar, nilai pH,
Kedelai fermentasi yang telah
total asam dan total mikroba sere kedele
dicampur bumbu selanjutnya akan dilakukan fermentasi spontan
analisis terhadap variabel yang diamati yaitu
kadar air, abu, protein, lemak, karbohidrat, Sere Kedele fermentasi spontan Jumlah
serat kasar, nilai pH, total asam dan total Kadar Air (%) 54,91 ± 0,65
mikorba. Sere kedele mentah dicetak bulat Kadar Abu (%) 2,32 ± 0,14
pipih lalu dikeringkan di dalam oven selama Kadar Protein (%) 15,35 ± 0,53
±9 jam dengan suhu 32°C dan digoreng Kadar Lemak (%) 9,61 ± 0,32
selama 30 detik pada suhu 180°C hingga Kadar Karbohidrat (%) 19,47 ± 0,92
matang dengan warna kecoklatan Kadar Serat Kasar (%) 7,62 ± 0,30
(Walianingsih, 2015). Sere kedele yang telah Nilai pH 6,17 ± 0,06
Total Asam (%) 0,10 ± 0,01
digoreng selanjutnya dilakukan evaluasi
Total Mikroba (log cfu/g) 9,64 ± 0,03
sensoris meliputi uji hedonik terhadap warna,
aroma, tekstur, rasa dan penerimaan Hasil analisis kadar air, abu, protein,
keseluruhan dan uji skoring terhadap rasa. lemak, karbohidrat, serat kasar, nilai pH, total
asam dan total mikroba dari fermentasi sere
Variabel yang diamati
kedele oleh B. subtilis dengan perlakuan lama
Variabel yang diamati dalam
fermentasi disajikan pada Tabel 2, Tabel 3
penelitian ini adalah kadar air dengan metode
dan Tabel 4.
pemanasan (Sudarmadji, dkk., 1997), kadar
abu dengan metode pengabuan (Sudarmadji, Kadar Air
dkk., 1997), kadar protein dengan metode Hasil analisis ragam menunjukkan
semi mkro-Kjeldhal (Sudarmadji, dkk., 1997), bahwa lama fermentasi kedelai dengan
kadar lemak dengan metode Soxhlet Bacillus subtilis berpengaruh sangat nyata
(Sudarmadji, dkk. 1997), kadar karbohidrat (P<0,01) terhadap kadar air sere kedele. Tabel
dengan metode corboydrate by different 2 menunjukkan kadar air sere kedele berkisar
229
Vol. 8, No. 3, September 2019 Pengaruh Lama Fermentasi oleh…
antara 58,05% sampai 60,77%. Selama proses berkisar antara 56,89% sampai 64,64%
fermentasi terjadi kenaikan kadar air. (Widyantari, 2017). Hal ini menunjukkan
Peningkatan kadar air disebabkan oleh bahwa kadar air sere kedele yang difermentasi
B. subtilis merombak karbohidrat pada oleh B. subtilis berada diantara kadar air sere
kedelai sebagai sumber energi untuk tumbuh kedele yang beredar dipasaran.
dan berkembang. Hasil dari perombakan
karbohidrat adalah gula-gula sederhana yang Kadar Abu
diubah menjadi energi dengan hasil Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
sampingan berupa metabolit, asam, CO2 dan lama fermentasi kedelai dengan Bacillus
air (Suprihatin, 2010), sehingga semakin lama subtilis berpengaruh sangat nyata (P<0,01)
fermentasi maka kadar air semakin terhadap kadar abu sere kedele. Tabel 2
meningkat. menunjukkan kadar abu sere kedele berkisar
antara 1,90% sampai 2,39%. Selama proses
Tabel 2. Nilai rata-rata kadar air, abu dan protein sere fermentasi oleh B.subtilis terjadi penurunan
kedele. kadar abu.
Kadar Abu merupakan zat anorganik sisa hasil
Lama Kadar Air Kadar
Protein
Fermentasi (%) Abu (%)
(%) pembakaran suatu bahan makanan. Kadar abu
12 jam (T1) 58,05 ± 2,39 ± 15,79 ± menunjukkan total mineral yang terkandung
0,05 b 0,07 a 0,72 a dalam suatu bahan pangan. Hal yang sama
18 jam (T2) 58,07 ± 2,24 ± 15,07 ± dilaporkan Sarkar dkk.(1998), bahwa selama
0,65 b 0,11 b 0,38 ab proses fermentasi pada kinema terjadi
24 jam (T3) 58,39 ± 2,00 ± 14,33 ±
0,41 b 0,01 c 0,32 bc
penurunan sebagian besar mineral yaitu,
30 jam (T4) 58,70 ± 1,95 ± 13,69 ± kalsium, tembaga, besi, mangnesium, mangan
0,04 b 0,03 c 0,56 c dan fosfor. Penurunan kadar abu selama
36 jam (T5) 60,77 ± 1,90 ± 12,59 ± fermentasi disebabkan bakteri menggunakan
0,43 a 0,01 c 0,34 d mineral, vitamin dan gula yang ada pada
Keterangan: Huruf yang sama dibelakang nilai rata-rata
bahan untuk pertumbuhannya sebagai sumber
pada kolom yang sama menunjukkan
perlakuan berbeda tidak nyata (P>0,05) energi.
Sere kedele yang difermentasi spontan
Sere kedele yang difermentasi spontan pada penelitian ini memiliki kadar abu
pada penelitian ini memiliki kadar air sebesar sebesar 2,32%. Kadar abu sere kedele
54,91%. Kadar air pada sere kedele fermentasi spontan berada diantara kadar abu
fermentasi spontan lebih rendah dari sere sere kedele yang difermentasi B. subtilis
kedele fermentasi dengan B. subtilis karena dengan lama fermentasi 12 jam hingga 18
wadah yang digunakan berbeda yakni pada jam. Fermentasi sere kedele secara spontan
sere kedele fermentasi spontan menggunakan selama 30 jam menghasilkan kadar abu yang
besek dan sere kedele fermentasi styrofoam. lebih tinggi dibandingkan sere kedele yang
Air yang dihasilkan selama proses fermentasi diperoleh dari fermentasi menggunakan B.
pada sere kedele terserap oleh besek subtilis dengan waktu yang sama. Hal
(Setyawardhani, 2008) dan penggunaan tersebut disebabkan karena pada sere kedele
besek sebagai wadah fermentasi karena besek fermentasi spontan terdapat Klebsiella
sebagai sumber mikroba yang berperan dalam pneumonia (Suparthana dkk, 2017). Tamang,
fermentasi spontan pada pembuatan sere dkk.(2016) melaporkan bahwa K. pneumonia
kedele (Koswara, 1997). adalah bakteri yang menghasilkan vitamin
Sere kedele yang beredar di pasar umum B12. Vitamin B12 penyusunnya adalah atom
Kabupaten Gianyar memiliki kadar air cobalt. Atom cobalt akan menjadi residu
230
Sipayung, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
dalam proses pengabuan sehingga terhitung yang difermentasi B. subtilis. Hal tersebut
sebagai kadar abu. disebabkan karena pada sere kedele dengan
Sere kedele yang beredar di pasar umum fermentasi spontan terjadi persaingan antar
Kabupaten Gianyar memiliki kadar abu mikroba menggunakan nutrisi untuk
berkisar antara 1,56% sampai 2,42% menghasilkan metabolit (Holzaple (2002)
(Widyantari, 2017). Hal ini menunjukkan dalam Antara ( 2011)). Metabolit yang
bahwa kadar abu sere kedele yang dihasilkan selama proses fermentasi dapat
difermentasi oleh B. subtilis berada diantara berupa enzim protease dalam jumlah yang
kadar abu sere kedele yang beredar dipasaran. terbatas.Hal ini mengakibatkan hanya sedikit
protein yang terdapat pada kedelai menjadi
Kadar Protein terurai, sehingga kadar protein pada sere
Hasil analisis ragam menunjukkan kedele fermentasi spontan lebih tinggi
bahwa lama fermentasi kedelai dengan dibandingkan dengan sere kedele fermentasi
Bacillus subtilis berpengaruh sangat nyata B. subtilis.
(P<0,01) terhadap kadar protein sere kedele.
Tabel 2 menunjukkan kadar protein sere Tabel 3. Nilai rata-rata kadar lemak, karbohidrat dan
kedele berkisar antara 12,59% sampai Lama Kadar
Kadar
15,79%. selama proses fermentasi oleh B. Fermentasi Kadar
Karbohi
Serat
subtilis terjadi penurunan kadar protein. Lemak (%) Kasar
drat(%)
Penurunan kadar protein selama proses (%)
12 jam (T1) 14,39 ± 9,38 ± 8,25 ±
fermentasi disebabkan karena B. subtilis 0,26 a 0,78 d 0,13 a
bersifat proteolitik (Efendi dkk., 2017). B. 18 jam (T2) 14,17 ± 10,65 ± 8,12 ±
subtilis menghasilkan enzim protease yang 0,52 a 0,54 c 0,07 ab
mendegradasi protein kedelai selama 24 jam (T3) 12,05 ± 13,24 ± 7,67 ±
fermentasi menjadi asam amino, peptida dan 0,47 b 0,24 b 0,14 bc
30 jam (T4) 10,66 ± 15,01 ± 7,31 ±
amonia ( Chukeatirote, 2015). Selama proses 0,22 c 0,32 a 0,54 cd
fermentasi oleh B. subtilis sejumlah protein 36 jam (T5) 9,37 ± 15,37 ± 6,91 ±
digunakan sebagai sumber nitrogen untuk 0,15 d 0,42 a 0,29 d
pertumbuhannya, sehingga protein menurun. serat kasar sere kedele.
Sere kedele yang beredar di pasar umum Keterangan: Huruf yang sama dibelakang nilai rata-rata
pada kolom yang sama menunjukkan
Kabupaten Gianyar memiliki kadar protein perlakuan berbeda tidak nyata (P>0,05).
berkisar antara 14,90% sampai 20,93%
(Widyantari, 2017). Hal ini menunjukkan Kadar Lemak
bahwa kadar protein sere kedele yang Hasil analisis ragam menunjukkan
difermentasi oleh B. subtilis dengan lama bahwa lama fermentasi kedelai dengan
fermentasi 12 jam (T1) dan 18 jam (T2) Bacillus subtilis berpengaruh sangat nyata
berada diantara kadar protein sere kedele yang (P<0,01) terhadap kadar lemak sere kedele.
beredar dipasaran, sedangkan sere kedele Tabel 3 menunjukkan kadar lemak sere kedele
dengan fermentasi B. subtilis dengan lama berkisar antara 9,37% sampai 14,39%.
fermentasi 24– 36 jam memiliki kadar Selama proses fermentasi terjadi penurunan
protein yang lebih rendah dibandingkan sere kadar lemak.
kedele dengan fermentasi spontan pada Penurunan kadar lemak selama proses
penelitian ini dan yang beredar di pasaran. fermentasi disebabkan karena B. subtilis
Sere kedele difermentasi spontan pada bersifat lipolitik yang dapat menghidrolisis
penelitian ini memiliki kadar protein yang lemak. Lipase diproduksi selama fermentasi
lebih tinggi dibandingkan dengan sere kedele yang dapat memecah trigliserida menjadi
231
Vol. 8, No. 3, September 2019 Pengaruh Lama Fermentasi oleh…
asam lemak bebas dan gliserol (Yuneta dan metabolisme berupa homopolisakarida
Putra 2010). Asam lemak bebas akan mudah (polimer yang terdiri dari satu macam
mengalami kerusakan sehingga monosakarida, contohnya dektran dan
mengakibatkan kadar lemak menurun selama pullulans) dan heteropolisakarida
proses fermentasi (Oktavia dkk., 2012). (polisakarida yang terdiri dari 2-4 macam
Sere kedele dengan fermentasi spontan monosakarida, contohnya eksopolisakarida
pada penelitian ini memiliki kadar lemak yang dihasilkan bakteri asam laktat) (Malaka,
sebesar 9,61% yang berada diantara kadar 2010).
lemak sere kedele yang difermentasi B.
subtilis dengan lama fermentasi 30 jam (T4) Serat Kasar
dan 36 jam (T5) dan sere kedele yang beredar Hasil analisis ragam menunjukkan
dipasar umum Kabupaten Gianyar memiliki bahwa lama fermentasi kedelai dengan
kadar lemak berkisar antara 5,34% sampai Bacillus subtilis berpengaruh sangat nyata
9,50% (Widyantari, 2017). (P<0,01) terhadap kadar serat kasar sere
kedele. Tabel 3 menunjukkan kadar serat
Kadar Karbohidrat kasar sere kedele berkisar antara 6,91%
Hasil analisis ragam menunjukkan sampai 8,25%. Selama proses fermentasi oleh
bahwa lama fermentasi kedelai dengan Bacillus subtilis terjadi penurunan kadar serat
Bacillus subtilis berpengaruh sangat nyata kasar.
(P<0,01) terhadap kadar karbohidrat sere Penurunan kadar serat kasar selama
kedele. Tabel 3 menunjukkan kadar fermentasi disebabkan karena B.subtilis
karbohidrat sere kedele berkisar antara 9,38% menghasilkan enzim selulase yang
sampai 15,37%. Selama proses fermentasi menghidrolisis selulosa menjadi glukosa
terjadi kenaikan kadar karbohidrat. (Bakti, 2012). Semakin lama fermentasi,
Kadar karbohidrat sere kedele yang maka semakin lama kesempatan B. subtilis
diperoleh berdasarkan by difference pada uji menghasilkan enzim untuk mendegradasi
proksimat dipengaruhi oleh nilai dari kadar selulosa pada kedelai, sehingga kadar serat
air, abu, protein dan lemak. Kadar abu, kasar sere kedele semakin menurun. Sere
protein lemak sere kedele menurun sehingga kedele yang difermentasi spontan pada
kadar karbohirat meningkat. Kadar penelitian ini memiliki kadar serat kasar
karbohidrat mengalami kenaikan disebabkan sebesar 7,62% yang berada diantara kadar
karena selama fermentasi B. subtilis serat kasar sere kedele yang difermentasi
menghasilkan eksopolisakarida Bacillus subtilis dengan lama fermentasi 24
(Vijayabasskar dkk., 2011), sehingga semakin jam (T3) dan 30 jam (T4).
lama fermentasi maka kadar karbohidrat
semakin meningkat. Nilai pH
Sere kedele difermentasi spontan pada Hasil analisis ragam menunjukkan
penelitian ini memiliki kadar karbohidrat bahwa lama fermentasi kedelai dengan B.
sebesar 19,47%. Bakteri yang ditemukan pada subtilis berpengaruh sangat nyata (P<0,01)
sere kedele fermentasi spontan yaitu terhadap nilai pH sere kedele. Tabel 4
Weissella confuse dan Klebsiella pneumonia menunjukkan nilai pH sere kedele berkisar
(Suparthana dkk.,2017) merupakan jenis yang antara 5,13 sampai 6,10. Selama proses
mampu menghasilkan eksopolisakarida fermentasi oleh B. subtilis terjadi penurunan
(Malik dkk.,2010 dan Dinoto dkk.,2011). pH.
Eksopolisakarida adalah polisakarida yang Penurunan pH dikarenakan adanya
diekskresikan oleh sel sebagai produk aktivitas bakteri selama fermentasi yang
232
Sipayung, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
233
Vol. 8, No. 3, September 2019 Pengaruh Lama Fermentasi oleh…
234
Sipayung, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
235
Vol. 8, No. 3, September 2019 Pengaruh Lama Fermentasi oleh…
236
Sipayung, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan
Setyawardhani, R.D. 2008. Pengaruh Jenis Walianingsih, E.J. 2015. Pengaruh Lama
Kemasan dan Volume Ketan Terhadap Fermentasi Kedelai Terhadap
Fermentasi Serta Perubahan Mutu Tape Karakteristik Sere Kedele. Skripsi.
Ketan Hitam Selama Penyimpanan. Tidak dipublikasikan. Fakultasi
Skripsi. Tidak dipublikasikan. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Udayana.
Bogor.
Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi. 1997. Wei, Q., W.Hall, K.C.Chang. 2001. Natto
Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. characteristics as affected by steaming
Liberty Yogyakarta, Yogyakarta. time, bacillus strain, and fermentation
time. Journal Food Microbiology and
Suparthana, I P, A.S. Duniaji, dan H. Safety 66(1): 167-173.
Masayuki. 2017. Investigation and
molecular analysis of balinese Widyantari, M.D. 2017. Inventarisasi dan
traditionally produced soybean Kajian Mutu Sere Kedele di Pasar
fermented food, sere kedele. Prosiding Umum Kabupaten Gianyar. Skripsi.
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Tidak dipublikasikan. Fakultas
(Senastek) IV, Bali, Indonesia. Teknologi Pertanian. Universitas
Udayana.
Suprihatin. 2010. Teknologi Fermentasi.
UNESA University Press, Surabaya. Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Tamang, J.P., D.H. Shin, S.J. Jung dan S.W.
Chae. 2016. Functional Properties of Yuneta, R. dan S.R. Putra. 2010. Pengaruh
Microorganism in Fermented Foods. Suhu pada Lipase dari Bakteri Bacillus
Frontiers in Microbiology, 7. subtilis. Prosiding Kimia FMIPA. Tidak
Dipublikasikan. Institut Teknologi
Tamang,J.P. 2015. Naturally fermented ethnic Sepuluh November. Surabaya.
soybean foods of india. Journal of
Ethnic Foods 2: 8-17 Zaini, Z.O.F. Pengaruh Lama Fermentasi
Terhadap Nilai pH, Total Asam, Jumlah
Vijayabaskar, P., Babinastarlin, S., Shankar, Mikroba, Protein dan Kadar Alkohol
T., Sivakumar, T. Dan Anandapandian, Kefir Susu Kacang Kedelai. Skripsi.
K.T.K. 2011. Quantification and Tidak dipublikasikan.Universitas Islam
characterization of exopolysaccharides Negeri Maulana Malik Ibrahim Malan
from Bacillus subtilis (MTCC 121).
Advances in Biological Research 5(2):
71-76
237