Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN HASIL PERCOBAAN

PRAKTIK BIOLOGI PEMBUATAN TAPE

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 ANGGOTA


:
- Erique Bjorn Felix Naufal Arnowo
- Famhi Alleyu
- Jariaku Kalaaheng
- Niqma Salsabila
- Nissa Amalia
- Yeremia Paniano T.Lalin
- Yoanda Alexa
I. JUDUL : PRAKTIK PERCOBAAN BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN TAPE

II. TUJUAN : Membuktikan adanya penerapan Bioteknologi pada


kehidupan sehari – hari dalam percobaan pada makanan fermentasi
yaitu Tapai.

III. ALAT DAN BAHAN :


A. ALAT
▪ Pisau
▪ Mangkuk
▪ Toples higenis
▪ Panci
▪ Kompor
▪ Talenan
B. BAHAN
▪ Singkong
▪ Ragi
▪ Gula
▪ Air

IV. DASAR TEORI


Bioteknologi adalah perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu
rekayasa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan aplikasi
organisme hidup, sel, dan bagian dari organisme hidup. Saat ini,
implementasi bioteknologi sudah diterapkan di berbagai sektor
penting.

Bioteknologi berfungsi untuk meningkatkan hasil produksi dalam


bidang pertanian perkebunan, serta perikanan khususnya yang
berkaitan dengan kebutuhan pangan menghasilkan vaksin dengan
menggunakan virus. Meningkatkan jumlah spesies dari tumbuhan
melalui penyerapan proses kultur jaringan.

Menurut Habibi-Najafi (2006), bioteknologi pangan didefinisikan


sebagai aplikasi teknik biologis untuk hasil tanaman pangan hewan,
dan organisme dengan tujuan meningkatkan sifat kualitas keamanan
dan kemudahan dalam proses produksi makanan.
Tape merupakan bioteknologi konvensional karena dalam
pembuatannya menggunakan langsung hasil yang diproduksi oleh
mikroorganisme. Pada tape mikroorganisme yang digunakan yaitu
bakteri Saccharomyces Cerevisea.

Pemberian ragi memiliki fungsi untuk fermentasi ketan menjadi tape.


Proses pengemasan tape berfungsi untuk memperoleh suasana
anaerobik sehingga dapat mendukung proses fermentasi dan oleh
mikroba amilolitik dan menjaga agar tetap steril.

V. HASIL PERCOBAAN Langkah-langkah


pembuatan
1.Kupas Kulit Singkong

2. Potong kecil Singkong dan Cuci bersih


3. Isi Panci untuk mengukus singkong dengan air bersih
4. Isi panci dengan singkong yang sudah dibersihkan tadi
5. Singkong di kukus selama 30 menit dengan api sedang
6. Setelah 30 menit, Singkong diangkat dan tiriskan hingga singkong
dingin
7. Pindahkan singkong ke mangkuk dan ditaburkan ragi, singkong di aduk
rata bersama singkong

Berikut ini adalah hasil percobaan dari tape singkong


VI. PEMBAHASAN
Tapai atau tape adalah kudapan yang dihasilkan dari proses
fermentasi bahan pangan berkarbohidrat sebagai substrat oleh ragi.[1]
Di Indonesia dan negara-negara tetangganya, substrat ini biasanya beras
ketan dan umbi singkong. Ragi untuk fermentasi tapai merupakan
campuran beberapa mikroorganisme, terutama fungi (kapang dan
jamur), seperti Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus oryzae,
Endomycopsis burtonii, Mucor sp., Candida utilis, Saccharomycopsis
fibuligera, dan Pediococcus sp.[1], tetapi tidak tertutup kemungkinan
jenis lain juga terlibat. Tapai hasil fermentasi dengan ragi yang
didominasi S. Cerevisiae umumnya berbentuk semi-cair, lunak, berasa
manis keasaman, mengandung alkohol, dan memiliki tekstur lengket.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan tersebut dan setelah mengalami
pengamatan lebih lanjut, maka dapat disimpulkan bahwa tapai
termasuk bioteknologi tradisional yang diterapkan dalam lingkungan
bermasyarakat, produk ini merupakan hasil fermentasi dari ragi tapai
yang dapat mengubah glukosa menjadi alkohol juga mengeluarkan
karbon dioksida sebagai proses pematangannya. Dalam pembuatan
tapai dibutuhkan beberapa bakteri juga fungi yang berperan aktif
dalam pembentukan tekstur tapai, dan juga mencegah tapai agar
tidak basi. Karbon dioksida akan menguap dalam proses pematangan
tapai sebab jika tidak ada karbon dioksida maka jamur dan bakteri
yang berperan aktif dalam proses ini tidak akan hidup, jenis bakteri
yang diperlukan dalam tapai adalah jenis bakteri yang tidak bisa sama
sekali hidup jika terkena oksigen, oleh sebab itu perlunya tapai
ditempatkan dalam toples yang tertutup rapat agar karbon dioksida
aktif menguap. Kemudian, adanya kadar alkohol yang bermula dari
glukosa berperan dalam penentuan rasa dan aroma yang khas pada
tapai. Maka sebab itu, semakin lama waktu fermentasi tekstur tapai
akan semakin lembek dan hancur sebab bertambahnya kadar
alkohol.

Anda mungkin juga menyukai