Anda di halaman 1dari 7

 Sejarah Perkembangan Bioteknologi

Bioteknologi berasal dari 3 kata, yaitu Bios yang berarti hidup, Teknos yang berarti


penerapan, dan Logos yang berarti Ilmu. Dengan kata lain, Bioteknologi merupakan cabang
ilmu biologi yang mempelajari tentang pemanfaatan bagian makhluk hidup untuk
menghasilkan barang atau jasa yang bermanfaat bagi manusia. Penerapan bioteknologi
sudah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak ribuan tahun lalu. Perkembangannya sendiri
dapat digolongkan menjadi 3 periode, yaitu:

1. Periode Bioteknologi Tradisional (6000 SM)

Ditandai dengan penggunaan mikroba (fermentasi) untuk pengolahan atau pengawetan


makanan dan minuman. Periode ini berlangsung sebelum tahun 1800 M diawali dengan
pembuatan bir berbahan dasar ragi yang dilakukan oleh masyarakat Babilonia. Selain bir,
terdapat pula makanan dan minuman yang diolah melalui proses fermentasi. Contohnya: roti,
tempe, tape, sake, oncom, dan kecap. Namun, masyarakat zaman dahulu belum mengenal
istilah bioteknologi, karena tidak ada ilmu yang menjelaskan tentang hal tersebut.

2. Periode Bioteknologi Ilmiah (1800 SM -  pertengahan abad ke 19)


Manusia mulai menyadari bahwa proses fermentasi tidak terjadi begitu saja. Berbekal rasa
ingin tahu, mereka melakukan penelitian dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah.
Hasilnya berupa penemuan enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah gula menjadi
alkohol. Dilanjutkan dengan penggunaan istilah bioteknologi oleh Karl Ereky di tahun
1919. Pada periode ini, hasil bioteknologi tidak hanya makanan, melainkan juga obat-
obatan, seperti antibiotik dan penisilin.

3. Periode Bioteknologi Modern (setelah perang dunia II - sekarang)

Zaman semakin berkembang, kebutuhan manusia pun bertambah. Ada upaya


untuk menghasilkan bahan pangan dan obat-obatan melalui proses yang lebih efektif
dan efisien. Bioteknologi modern diawali dengan penemuan enzim endonuklease
retriksi. Enzim ini memungkinkan kita untuk memotong dan menyisipkan DNA ke makhluk
hidup.

Jenis dan Produk Bioteknologi


Oke, Brainies. Kalau tadi kita sudah membahas perkembangan bioteknologi, sekarang kita
akan mengenal jenis bioteknologi berdasarkan prinsipnya. Secara umum, ada 2 jenis
bioteknologi yaitu konvensional dan modern.

1. Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi konvensional menggunakan prinsip atau cara tradisional dalam
menghasilkan produk. Misalnya, pembuatan tape dengan menaburkan ragi ke permukaan
singkong dan mendiamkannya selama 3 hari. Proses ini memerlukan bantuan
mikroorganisme berupa jamur Saccharomyces cerevisiae, jamur Aspergillus sp dan
bakteri Acetobacter aceti. Hasilnya, mikroorganisme tadi mengubah rasa singkong menjadi
manis dan mengeluarkan aroma yang khas.

2. Bioteknologi Modern

Bioteknologi modern menggunakan teknologi reproduksi atau rekayasa genetika serta


alat-alat yang canggih dalam menghasilkan produk di bidang pangan, kesehatan, bahkan
pertanian. Di dalam rekayasa genetika terdapat rekombinasi DNA, yaitu proses penyatuan
molekul DNA dari 2 spesies yang berbeda yang dilakukan di luar sel hidup. Hal ini bertujuan
untuk menghasilkan spesies baru yang lebih unggul. Contoh produk bioteknologi modern
antara lain: jagung BT, tomat Flavr Savr, vaksin, hormon insulin, hingga bayi tabung.

Penerapan Bioteknologi di Berbagai Bidang


1. Pangan

Pembuatan makanan bergizi, penyedap rasa, dan bernilai jual tinggi. Contohnya: keju,
yoghurt, cuka, kecap, oncom, mentega, nata de coco, roti, dan MSG.

2. Kedokteran & Farmasi

Pembuatan hormon insulin, vaksin, antibiotik, vitamin B2, vitamin B12, antibodi
monoklonal, terapi gen, transplantasi stem cell pasien leukimia, dan teknologi IVF (bayi
tabung).

3. Lingkungan

Memanfaatkan mikroorganisme ataupun tumbuhan dalam pengolahan limbah sehingga


konsentrasinya berada di bawah ambang batas maksimum yang ditetapkan. Proses ini disebut
dengan bioremediasi.

4. Pertambangan

Mengekstraksi logam dari bijihnya dengan bantuan bakteri Thiobaccilus Ferrooxxidans.


Proses ini disebut sebagai biohidrometalurgi.
5. Pertanian

Menghasilkan bibit unggul, tahan hama, serta meningkatkan produksi tanaman dalam waktu
singkat di lahan terbatas. Contoh: jagung BT, tomat Flavr Savr, Golden Rice, kentang Russet
Burbank.

6. Peternakan

Meningkatkan produktivitas dan kualitas hewan ternak, membantu melestarikan spesies yang
hampir punah, serta menjaga kesehatan hewan dari serangan penyakit.

7. Bioenergi Terbarukan

Memanfaatkan kotoran hewan, sisa tumbuhan, serta limbah menjadi bahan bakar alternatif,
seperti: biogas, biodiesel, dan etanol.
 Produk yang Merupakan Hasil
Teknologi Pangan
Manusia dalam kehidupannya selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan bahan
pangan yang sehat, bergizi, dan memiliki kandungan baik untuk tubuh. Seiring
dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, manusia berinovasi untuk
menciptakan bahan pangan sesuai dengan gaya hidup yang berubah-ubah.

Dengan bantuan teknologi, bahan pangan dapat diolah melalui berbagai bidang
ilmu pengetahuan, seperti misalnya ilmu gizi, biologi, kimia, biokimia, dan teknik
kimia.

Teknologi Pangan

Dirangkum dalam buku Pengantar Teknologi Pangan menurut Dahrul Syah,


teknologi dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan manusia yang menerapkan
berbagai pengetahuan untuk didayagunakan dalam masyarakat.

Dirangkum dalam buku Pengantar Teknologi Pangan menurut Dahrul Syah,


teknologi dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan manusia yang menerapkan
berbagai pengetahuan untuk didayagunakan dalam masyarakat.

Perbesar
Tempe adalah salah satu produk hasil dari teknologi pangan. Foto: Pixabay
Sementara itu, teknologi pangan memiliki turunan arti dari pengertian teknologi,
yaitu pengaplikasian ilmu pangan ke dalam sistem seleksi, pengawetan,
pengolahan, pengemasan, distribusi, dan pemanfaatan bahan pangan yang baik,
aman, dan bergizi.

Adapun dalam buku Seri IPA BIOLOGI yang diterbitkan oleh Yudhistira Ghalia
Indonesia, teknologi pangan dapat disebut juga sebagai bioteknologi pangan.

Bioteknologi merupakan penerapan ilmu dan rekayasa dalam mengolah bahan


anorganik atau organik, dengan memanfaatkan makhluk hidup.

Sedangkan pangan sendiri berarti segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati
dan air, baik yang diolah maupun tidak, yang digunakan sebagai makanan atau
minuman bagi manusia.

Teknologi pangan atau bioteknologi pangan memungkinkan terjadinya produksi


makanan, yang memiliki aneka macam bahan pangan hasil fermentasi
mikroorganisme.

 10 Produk yang Merupakan Hasil dari Teknologi Pangan!

Umumnya mikroorganisme digunakan dalam teknologi pangan untuk


meningkatkan produksi pangan. Bahkan sejak zaman dahulu, manusia telah
menggunakan mikroorganisme untuk membantu dalam proses pembuatan
minuman anggur.

Jenis mikroorganisme yang berperan dalam produk makanan hasil olahan


teknologi pangan biasanya berasal dari kelompok jamur dan bakteri.

Berikut ini adalah 10 produk yang merupakan hasil dari teknologi pangan, yang
dikutip dari buku IPA Terpadu (Biologi, Kimia, Fisika) yang diterbitkan oleh PT
Grafindo Media Pratama.

1. Roti

Roti merupakan makanan yang dibuat dari adonan, yang terdiri dari tepung terigu,
air, gula, garam, dan ragi. Roti menggunakan ragi dengan jenis Saccharomyces
cereviceae.
Glukosa dan tepung terigu yang didiamkan akan mengalami fermentasi anaerobik
sehingga menghasilkan gas karbon dioksida, yang menyebabkan adonan dapat
mengembang.

2. Tempe

Tempe terbuat dari kacang kedelai yang difermentasi oleh jamur, yaitu Rhizopus
oryzae, Rhizopus oligosporus, dan Rhizopus stoloniferus.

Proses fermentasi yang terjadi pada tempe membuat tempe menghasilkan kadar
protein hingga sembilan kali daripada sumber protein lainnya.

3. Oncom

Oncom mirip dengan tempe, namun berbahan dasar bungkil kacang tanah.
Permukaan oncom ditaburi jamur oncom yang digunakan untuk fermentasi agar
menghasilkan oncom berwarna jingga.

4. Kecap

Kecap terbuat dari campuran kedelai dan gandum yang difermentasi oleh jamur
Aspergillus oryzae.

5. Tauco (Miso)

Tauco adalah produk makanan dari hasil fermentasi kedelai oleh kapang atau
jamur. Tauco memiliki tekstur yang mirip kecap, namun memiliki rasa yang sedikit
asam, ada pula yang manis.

6. Keju

Keju adalah produk makanan berbahan dasar susu, yang digumpalkan dan dicetak.
Keju mengandung bakteri asam laktat, yang menimbulkan cita rasa aroma keju,
serta mencegah tumbuhnya mikroorganisme lain yang tidak diinginkan.
7. Yoghurt

Yoghurt merupakan minuman berasa asam yang terbuat dari susu, yang
ditambahkan bakteri asam laktat.

8. Nata de Coco

Nata de coco adalah jenis makanan hasil fermentasi oleh bakteri Acetobacter
xylinum. Nata de coco memiliki bentuk yang padat, kenyal, berwarna putih
transparan, dengan cita rasa mirip kolang-kaling.

9. Minuman beralkohol

Minuman beralkohol dibuat dengan cara memfermentasikan bahan yang


mengandung gula sehingga menjadi alkohol dan karbon dioksida. Gula yang
didapatkan secara alami berasal dari buah-buahan, misalnya anggur.

10. Asam cuka

Cuka terbuat dari alkohol yang difermentasikan oleh bakteri asam cuka. Selain
bersifat asam, cuka memiliki sifat sebagai pengawet.

(HDP)

Anda mungkin juga menyukai