Pada ragi tapai terdapat berbagai mikroorganisme, umumnya dari kelompok jamur dan
khamir (yeast). Pada saat fermentasi tapai terjadi proses sakarifikasi pati (amilum) oleh enzim
amilase yang dihasilkan oleh jamur, kemudian dilanjutkan dengan fermentasi alkohol oleh
khamir.
b. Bir
Bir dibuat dari tumbuhan barley (sejenis gandum). Pada umumnya yeast yang digunakan
dalam pembuatan bir adalah Saccharomyces cerevisiae dan S. carlsbergensis. Enzim-enzim yang
terdapat didalam yeast mengubah maltosa dalam biji barley menjadi glukosa. Fermentasi bir
umumnya memakan waktu 5-14 hari, bergantung pada jenis bir dan hasil pengubahan gula
menjadi alcohol, yaitu 3-5 % larutan. Bir merupakan minuman beralkohol yang dihasilkan
melalui proses fermentasi khamir (yeast) pada zat tepung dan tidak melalui proses penyuliangan.
Kandungan alkohol yang ada di dalam air bersifat memabukan, oleh karena itu bir tidak baik
untuk dikonsumsi. Walaupun secara umum bir merupakan minuman beralkohol tetapi ada
beberapa jenis bir yang tidak beralkohol kerena alkohol tersebut telah dibuang pada saat proses
pengolahan. Bir tersebut dikenal dengan nama “Bir tanpa alkohol”.
Jenis minuman anggur yang dihasilkaan bergantung pada jenis buah anggur yang
digunakan, proses fermentasi, dan cara penyimpanannya. Rasa dan aroma anggur bergantung
pada asam-asam organik dan senyawa-senyawa aromatik organik yang terdapat didalam sari
buah anggur dan proses fermentasi. Minuman anggur umumnya mengandung alkohol dengan
kadar 10-15 %.
3. Produk makanan dan minuman hasil fermentasi asam/ Makanan Probiotik dan Prebiotik
Makanan probiotik adalah makanan yang mengandung mikroorganisme yang tidak
merugikan bagi tubuh,apabila dikonsumsi justru akan menjaga keseimbangan mikroorganisme
pada saluran pencernaan.Contoh makanan ini adalah yakult,yogurt,dan makan sejenisnya.
Makanan prebiotikadalah makanan yang mengandung serat yang akan menjadi sumber
makanan bagi oranisme probiotik yang terdapat dalam tubuh manusia,sehingga pertumbuhan
mikroorganisme probiotik dapat berlangsung dengan baik dan menggeser mikroorganisme yang
tidak menguntungkanbagi tubuh.Contoh makanan ini adalah nata de coco,vegeta,dan agar-agar.
a. Yogurt
c. Nata de coco
Nata de coco merupakan produk fermentasi air kelapa oleh bakteri Acetobacter xylinum.
Nata sebenarnya adalah polisakarida (selulosa) yang disintesis bakteri tersebut selama proses
fermentasi berlangsung Biosintesis selulosa ini menggunakan sumber gula yang berasal dari
medium air kelapa, yaitu glukosa dan fruktosa. Nata de coco merupakan jenis makanan yang
memiliki tekstur kenyal seperti jeli dan berwarna bening. Selain nata de coco, saat ini juga telah
diproduksi nata de soya yang berasal dari kedelai dan nata de pina yang berasal dari nanas.
d. Keju
Keju dibuat dari air susu yang diasamkan dengan memasukkan bakteri, yaitu Lactobacillus
bulgarius dan Streptococcus thermophillus. Untuk mengubah gula susu(laktosa) menjadi asam
susu (asam laktat) susu dipanaskan terlebih dahulu pada suhu tertentu dengan maksud untuk
membunuh bakteri yang berbahaya agar berhasil dalam proses pembuatannya. Pada pembuatan
keju, kelompok bakteri yang dipergunakan adalah bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat yang
bisa digunakan adalah Lactobacillus dan Sterptococcus.
Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan susu dengan suhu 90oC atau
dipesteurisasikan melalui pemanasan sebelum kultur bakteri asam laktat dinokulasikan
(ditanam), kemudian didinginkan sampai 30oC.
Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan.
Akibat dari kegiatan atau aktivitas bakteri tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi
cairan whey dan dadih padat, proses ini disebut pendadihan.
Kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk mengumpulkan dadih.
Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin.
Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada
temperatur 32oC – 42oC dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang air dan
disimpan agar matang. Adapun whey yang terbentuk diperas lalu digunakan untuk makanan sapi.
1. Pengasaman
Susu dipanaskan agar bakteri asam laktat, yaitu Streptococcus and Lactobacillus dapat
tumbuh. Bakteri-bakteri ini memakan laktosa pada susu dan merubahnya menjadi asam laktat.
Saat tingkat keasaman meningkat, zat-zat padat dalam susu (protein kasein, lemak, beberapa
vitamin dan mineral) menggumpal dan membentuk dadih.
2. Pengentalan
Bakteri rennet ditambahkan ke dalam susu yang dipanaskan yang membuat protein
menggumpal dan membagi susu menjadi bagian cair (air dadih) dan padat (dadih). Setelah
dipisahkan, air dadih kadang dipakai untuk membuat keju seperti Ricotta dan Cypriot hallumi
namun biasanya air dadih tersebut dibuang. Rennet mengubah gula dalam susu menjadi asam
dan protein yang ada menjadi dadih. Jumlah bakteri yang dimasukkan dan suhunya sangatlah
penting bagi tingkat kepadatan keju. Proses ini memakan waktu antara 10 menit hingga 2 jam,
tergantung kepada banyaknya susu dan juga suhu dari susu tersebut.
3. Pengolahan dadih
Beberapa keju lunak dipindahkan dengan hati-hati ke dalam cetakan. Sebaliknya pada
keju-keju lainnya, dadih diiris dan dicincang menggunakan tangan atau dengan bantuan mesin
supaya mengeluarkan lebih banyak air dadih. Semakin kecil potongan dadih maka keju yang
dihasilkan semakin padat.
Selanjutnya, ditambahkan campuran enzim yang mengandung renin untuk menggumpalkan
susu sehingga terbentuk lapisan, yaitu berupa cairan susu yang harus dibuang, sedangkan bagian
yang padat diperas dan dipadatkan. Enzim tersebut akan menambah aroma dan rasa, juga akan
mencerna protein dan lemak menjadi asam amino. Keju menjadi keras apabila kelembabannya
kecil dan pemampatannya besar. Jika masa inkubasinya semakin lama, maka keasamannya
makin tinggi sehingga cita rasanya makin tajam.
Dan fermentasi tahap kedua dilakukan oleh bakteri atau khamir yang halotoleran dalam
larutan garam. Mikroorganisme yang terlibat dalam pembuatan tauco, antara lain Aspergillus
oryzae, Rhizopus oligosporus, Laktobacillus delbruckii, Hansenulla sp., Zygosaccharomyces
soyae.
b. Kecap
Kedelai dibersihkan dan direndam dalam air pada suhu kamar selama 12 jam, kemudian
direbus selama 4-5 jam sampai lunak.
Setelah direbus, kedelai ditiriskan dan didinginkan di atas tampah.
Tampah tersebut ditutup dengan lembaran karung goni, karung terigu, atau lembaran
plastik. Karena terus berulang kali dipakai, bahan yang digunakan sebagai penutup ini
biasanya mengandung spora, sehingga berfungsi sebagai inokulum.
Spora kapang Aspergillus wentii akan bergerminasi dan tumbuh pada substrat kedelai
dalam waktu 3 sampai 12 hari pada suhu kamar.
Kapang dan miselium yang terbentuk akibat fermentasi inilah yang dinamakan koji.
Selanjutnya, koji diremas-remas, dijemur, dan kulitnya dibuang.
Koji dimasukkan ke dalam wadah dari tanah, tong kayu, atau tong plastik yang berisi
larutan garam 20-30 persen.
Campuran antara kedelai yang telah mengalami fermentasi kapang (koji) dengan larutan
garam inilah yang dinamakan moromi.
Fermentasi moromi dilanjutkan selama 14-120 hari pada suhu kamar.
Setelah itu, cairan moromi dimasak dan kemudian disaring.
c. Terasi
Mikroorganisme yang terlibat dalam fermentasi terasi, antara lain Bacillus, Pediococcus,
Lactobacillus, Brevibacterium, dan Corynebacterium.
d. Cuka
Cuka merupakan bahan penyedap hasil oksidasi etanol oleh bakteri Acetobacter.
Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan
makhluk hidup secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim. Seperti contoh
adalah bahan yang diolah dari susu anatara lain yogurt, keju dan mentega. Yang berasal dari non
susu anatara lain kecap, tempe, tape, dan minuman beralkohol seperti anggur dan tuak. Makanan
dan minuman tersebut banyak yang dibutuhkan tidak hanya oleh masyarakat menengah kebawah
melainkan juga masyarakat kalangan menengah keatas. Sebut saja tempe. Tempe kadang-kadang
dianggap sebagai bahan makanan masyarakat golongan menengah ke bawah, sehingga
masyarakat merasa gengsi memasukkan tempe sebgai salah satu menu makanannya. Akan tetapi,
setelah diketahui manfaatnya bagi kesehatan, tempe mulai banyak dicari dan digemari
masyarakat dalam maupun luar negeri.
Jenis tempe sebenarnya sangat beragam, bergantung pada bahan dasarnya, namun yang
paling luas penyebarannya adalah tempe kedelai. Tempe mempunyai nilai gizi yang baik. Di
samping itu tempe mempunyai beberapa khasiat seperti: