PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bioteknologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari pemanfaatan
makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari
makhluk hidup (enzim, alkohol, dan antibiotik) dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa yang dapat digunakan oleh manusia. Bioteknologi
berhubungan dengan penggunaan organisme hidup dalam proses industri
berskala-besar. Bioteknologi mikroorganisme adalah aspek bioteknologi industri
yang berhubungan dengan proses dengan melibatkan mikroorganisme.
Pemanfaatan makhluk hidup atau produk dari makhluk hidup melalui proses
fermentasi untuk membuat produk bahan pangan sehari-hari seperti tempe, tapai,
roti, keju, dan nata de coco. Dibidang farmasi, penerapan bioteknologi telah
menghasilkan produk-produk penting seperti antibiotik, vaksin, insulin analog,
diagnostika penyakit, dan produk farmasi lainnya. Inovasi dibidang pangan dan
farmasi telah menunjukan potensi yang besar bioteknologi untuk
mengembangkan berbagai macam produk dan bahan-bahan farmasi terapeutik
yang dapat meningkatkan efisiensi produksi.
1
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara
negara maju. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan
para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau
kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang
pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan, dan
DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul
karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta
juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan bioteknologi?
2. Bagaimana ruang lingkup kajian bioteknologi dibidang pangan dan farmasi?
3. Apasajakah contoh bioteknologi dalam dibidang pangan dan farmasi?
D. METODE PENULISAN
Untuk memperoleh data-data menyusun karya tulis ini penulis
menggunakan beberapa metode penelitian yaitu:
1. Metode wawancara
2. Metode observasi
3. Metode kajian pustaka
4. Metode dokumentasi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. PENGERTIAN TEMPE
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji
kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis
kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus atau Rhizopus oryzae.
Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai “ragi tempe”.
Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa
kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh
manusia. Tempa kaya akan serat pangan, kalisum, vitamin B, dan zat
besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat,
seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan
pencegah penyakit degeneratif.
Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia
kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang
memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi
membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu,
tempe terasa agak masam.
3
Pada tahap awal pembuatan tempe, biji kedelai direbus. Tahap
perebusan ini berfungsi sebagai proses hidrasi, yaitu agar biji kedelai
menyerap air sebanyak mungkin. Perebusan juga dimaksudkan untuk
melunakkan biji kedelai supaya nantinya dapat menyerap asam pada
tahap perendaman.
b. Pengupasan
d. Pencucian
4
Inokulasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (1) penebaran
inokulum pada permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan
dikeringkan, lalu dicampurkan merata sebelum pembungkusan; atau
(2) inokulum dapat dicampurkan langsung pada saat perendaman,
dibiarkan beberapa lama, lalu dikeringkan.
5
3) Kondisi lingkungan yang diperlukan bagi pertumbuhan harus
sesuai supaya produksi maksimum.
6
Zat besi pada tempe ternyata juga lebih mudah diserap tubuh
dibanding pangan nabati lainnya. Sementara mineral kalsiumnya
berfungsi ganda, yaitu mencegah osteoporosis dan menurunkan
kolesterol darah.
b. Khasiat Tempe
1) Diet
Bagi mereka yang diet rendah kalori, tempe merupakan
makanan yang cocok, yaitu hanya 157 kalori per 100 gram.
Padahal beberapa makanan lain nilainya di atas 350 kalori.
2) Diabetes
Hidangan yang sesuai bagi penderita diabetes karena gula
yang rendah
3) Serangan Jantung dan Stroke
Berbagai hasil penelitian terakhir menunjukkan, konsumsi
tempe yang teratur setiap hari dapat menurunkan kolesterol
darah. Senyawa protein, asam lemak PUFA, serat, niasin dan
kalsium, terutama aktif menurunkan kolesterol jahat dalam darah.
Sehingga penyumbatan pembuluh darah oleh plaque kolesterol
dan pengerasan pembuluhnya dapat dicegah. Penyumbatan dan
pengerasan ini sering disebut aterosklerosis yang menyebabkan
penyakit jantung, hipertensi, dan stroke. Di dalam tempe juga
terdapat senyawa yang akan menghambat aktivitas HMG-CoA
reduktase, enzim yang berperan dalam pembentukan kolesterol.
Dengan menghambat aktivitas enzim ini, maka tahap awal sintesa
kolesterol dapat dicegah.
4) Osteoporosis
Tempe juga dapat membantu kecukupan kalsium tubuh dan
mengurangi risiko osteoporosis yang banyak dialami oleh orang
lanjut usia.
7
5) Diare
Merangsang antibodi E-coli diare. Tempe, menurut Mohamad
Harli, sarjana Gizi Masyarakat dan Sumber Daya IPB, juga
merangsang fungsi kekebalan tubuh terhadap E-coli, yakni
bakteri penyebab diare yang banyak diderita balita dan anak-
anak. Penyebabnya adalah sanitasi lingkungan dan higiene
makanan yang mereka konsumsi masih kurang. Protein yang
terdapat dalam tempe sangat tinggi, mudah dicerna sehingga baik
untuk mengatasi diare.
6) Kanker
Senyawa tempe yang diduga memiliki aktivitas antipenyakit
degeneratif seperti kanker antara lain vitamin E, karotenoid,
superoksida desmutase, dan isoflavon. Vitamin E dan korotenoid
tempe adalah antioksidan onenzimatik dan lipotik, yang mampu
memberikan satu ion hodrogen kepada radikal bebas. Sehingga
radikal bebas tersebut stabil dan tidak ganas lagi. Penelitian yang
dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat,
menemukan bahwa genestein dan phytoestrogen yang terdapat
pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat, payudara
dan penuaan (aging).Antioksidan ini disentesis pada saat
terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri
Micrococcus leteus dan Coreyne bacterium.
7) Anemia
Penyakit anemia ini dapat menyerang wanita yang malas
makan, karena takut gemuk, sehingga persediaan dan produksi
sel-sel darah merah dalam tubuh yang menurun., tempe juga
dapat berperan sebagai pemasok mineral, vitamin B12 (yang
terdapat pada pangan hewani), dan zat besi yang sangat
dibutuhkan dalam pembentukan sel darah merah.
8
B. PRODUK HASIL BIOTEKNOLOGI BIDANG FARMASI
Produk hasil bioteknologi modern dibidang farmasi mencakup antibiotik,
vaksin, interferon, insulin analog, dan antibodi monokronal, serta vitamin B2
dan B12.
9
sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotik
bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata
rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah molekul bakteri.
Antibiotik berbeda dengan disinfektan dalam hal cara kerjanya, yaitu
disinfektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang
tidak wajar bagi kuman untuk hidup.
10
6) Polimiksin dihasilkan oleh Bacillus polymixa. Polimiksin B
digunakan untuk melawan bakteri Gram negatif.
7) Basitrasin dihasilkan oleh Bacillus subtilis. Basitrasin mampu
menghambat sintesis dinding sel bakteri dan digunakan untuk
melawan bakteri Gram positif.
b. Vaksin
Vaksin adalah sediaan biologis yang digunakan untuk
menghasilkan kekebalan adaptif terhadap penyakit infeksi tertentu.
Biasanya, vaksin mengandung agen atau zat yang menyerupai
mikroorganisme penyebab penyakit dan sering kali dibuat dari
11
mikroorganisme yang dilemahkan atau dimatikan, dari toksinnya,
atau dari salah satu protein permukaannya. Agen dalam vaksin
merangsang sistem imun agar dapat mengenali agen tersebut sebagai
ancaman, menghancurkannya, dan mengingatnya agar sistem imun
dapat kembali mengenali dan menghancurkan mikroorganisme yang
berhubungan dengan agen tersebut saat ditemui pada masa depan.
Vaksin dapat bersifat profilaksis (misalnya untuk mencegah atau
memperbaiki dampak akibat infeksi patogen pada masa depan) atau
terapeutik (misalnya vaksin terhadap kanker).
Pemberian vaksin disebut vaksinasi, yang merupakan salah satu
bentuk imunisasi. Vaksinasi merupakan metode paling efektif untuk
mencegah penyakit menular. Penerapan vaksinasi secara luas telah
menciptakan kekebalan kelompok yang berperan penting dalam
pemberantasan cacar di seluruh dunia dan pembatasan sejumlah
penyakit seperti polio, campak, dan tetanus di banyak belahan dunia.
Efektivitas vaksinasi telah dipelajari dan diverifikasi secara luas;
vaksin yang telah terbukti efektif misalnya vaksin influenza, vaksin
HPV, dan vaksin cacar air. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
melaporkan bahwa saat ini telah diterbitkan izin untuk vaksin bagi
dua puluh lima jenis infeksi yang dapat dicegah.
c. Interferon
Interferon adalah hormon berbentuk sitokin berupa protein
berjenis glikoprotein yang disekresi oleh sel vertebrata karena akibat
rangsangan biologis, seperti virus, bakteri, protozoa, mycoplasma,
mitogen, dan senyawa lainnya.
Terdapat tiga kelas interferon yaitu, alfa, beta, dan gamma.
a) Interferon-α dihasilkan oleh leukosit dan berperan sebagai
molekul anti-viral. Penggunaan interferon-α untuk perawatan
penderita hepatitis B dan hepatitis C dapat menginduksi
hipotiroidisme atau hipertiroidisme, tiroiditis maupun disfungsi
12
kelenjar tiroid. IFN-α memiliki efek anti-proliferatif dan anti-
fibrosis pada sel mesenkimal.
b) Interferon-β dihasilkan oleh fibroblas dan dapat bekerja pada
hampir semua sel di dalam tubuh manusia.
c) Interferon-γ dihasilkan oleh limfosit sel T pembantu dan hanya
bekerja pada sel-sel tertentu, seperti makrofaga, sel endotelial,
fibroblas, sel T sitotoksik, dan limfosit B.
Interferon, terutama alfa dan beta memiliki peranan penting
dalam pertahanan terhadap infeksi virus. Senyawa interferon adalah
bagian dari sistem imun non-spesifik dan senyawa tersebut akan
terinduksi pada tahap awal infeksi virus, sebelum sistem imun
spesifik merespon infeksi tersebut. Pada saat rangsangan atau
stimulus biologis terjadi, sel yang memproduksi interferon akan
mengeluarkannya ke lingkungan sehingga interferon dapat berikatan
dengan reseptor sel target dan menginduksi transkripsi dari 20-30 gen
pada sel target. Hal ini menghasilkan keadaaan anti-virus pada sel
target. Aktivasi protein interferon terkadang dapat menimbulkan
kematian sel yang dapat mencegah infeksi lebih lanjut pada sel.
13
biasanya hanya disebut sebagai analog insulin atau bahkan
(umumnya) hanya insulin (tanpa spesifikasi lebih lanjut ).
Modifikasi ini telah digunakan untuk membuat dua jenis analog
insulin: yang lebih mudah diserap dari tempat suntikan dan karena itu
bekerja lebih cepat daripada insulin alami yang disuntikkan secara
subkutan, dimaksudkan untuk memasok insulin bolus yang
dibutuhkan pada waktu makan (insulin prandial); dan yang
dilepaskan perlahan selama periode antara 8 dan 24 jam,
dimaksudkan untuk memasok insulin basal pada siang hari dan
khususnya pada malam hari (insulin basal).
e. Antibodi monoklonal
Antibodi manokronal adalah antibodi monospesifik yang dapat
mengikat satu epitop saja. Antibodi monoklonal ini dapat dihasilkan
dengan teknik hibridoma. Sel hibridoma merupakan fusi sel dan sel.
Pembuatan sel hibridoma terdiri dari tiga tahap utama yaitu
imunisasi, fusi, dan kloning. Imunisasi dapat dilakukan dengan
imunisasi konvensional, imunisasi sekali suntik intralimpa, maupun
imunisasi in vitro. Fusi sel ini menghasilkan sel hibrid yang mampu
menghasilkan antibodi seperti pada sel limpa dan dapat terus
menerus dibiakan seperti sel myeloma. Frekuensi terjadinya fusi sel
ini relatif rendah sehingga sel induk yang tidak mengalami fusi
dihilangkan agar sel hasil fusi dapat tumbuh.
Frekuensi fusi sel dapat diperbanyak dengan menggunakan
Polietilen glikol (PEG), DMSO, dan penggunaan medan listrik. PEG
berfungsi untuk membuka membran sel sehingga mempermudah
proses fusi. Sel hibrid kemudian ditumbuhkan pada media
pertumbuhan. Penambahan berbagai macam sistem pemberi makan
dapat meningkatkan pertumbuhan sel hibridoma. Pada dunia
kesehatan, antibodi monoklonal ini dapat digunakan untuk diagnosis
14
kehamilan, uji golongan darah ABO, dan uji serum (AIDS dan
Hepatitis).
f. Vitamin B2
Vitamin B2 atau riboflavin adalah suplemen untuk mencegah dan
mengatasi kekurangan (defisiensi) vitamin B2. Vitamin B2 bekerja
bersama vitamin B lain untuk menjaga kesehatan kulit, saraf, mata,
dan sel darah merah.
Vitamin B2 dapat ditemukan di dalam susu, roti, daging,telur,
kacang-kacangan, dan sayuran hijau. Selain itu, vitamin B2 juga bisa
ditemukan dalam bentuk suplemen. Suplemen vitamin B2 sering
ditemukan dalam multivitamin yang tersedia dalam bentuk tablet,
sirop, atau kapsul.
Suplemen vitamin B2 diberikan kepada penderita defisiensi
vitamin B2 yang tidak bisa mencukupi asupan vitamin ini dari
makanan. Kekurangan vitamin B2 bisa terjadi pada orang yang
menderita kondisi tertentu, seperti infeksi berkepanjangan, penyakit
liver, penyakit pada saluran pencernaan, kecanduan alkohol, atau
kanker.
g. Vitamin B12
Vitamin B12 (cyanocobalamin) adalah vitamin yang bermanfaat
untuk pembentukan sel darah merah yang sehat, mengoptimalkan
fungsi saraf, menghasilkan energi, serta menjaga kesehatan kulit dan
rambut.
Vitamin B12 terkandung secara alami di dalam makanan dan
tersedia juga dalam bentuk suplemen tambahan. Sumber vitamin B12
alami antara lain ikan, kerang, daging, hati, telur, susu, yoghurt, dan
keju. Selain itu, vitamin B12 juga dapat diperoleh dari sereal yang
sudah difortifikasi atau diperkaya dengan vitamin ini.
15
Pada umumnya, kebutuhan vitamin B12 harian dapat dipenuhi
dengan mengonsumsi makanan atau minuman yang disebutkan di
atas. Namun, orang yang menderita penyakit Crohn, Celiac, kanker,
infeksi HIV, atau malnutrisi dapat kekurangan vitamin B12 sehingga
memerlukan asupan suplemen.
16
BAB III
METODE PRAKTIKUM
2) Tungku Pembakaran
17
3) Dandang Perebusan
18
6) Takaran
7) Sealer
8) Garpu Tusuk
19
9) Timbangan
10) Plastik
20
12) Box Plastik Tempat Tempe
b. Bahan
1) Ragi tempe
2) Kacang kedelai
21
3. PROSEDUR KERJA
a. Hal pertama yang di lakukan adalah mencuci kedelai menggunakan air
bersih dalam satu kali proses pembuatan. Biasanya kacang kedelai yang di
butuhkan sebanyak 50 kg.
Gambar 3.15
b. Setelah selesai dicuci, kacang kedelai direbus didalam drum besar selama 13
jam. Biasanya, kacang kedelai direbus di atas tungku kayu bakar dengan api
yang besar.
Gambar 3.16
22
Gambar 3.17
d. Setelah itu, kacang kedelai di cuci dan digiling menggunakan mesin belah
dua. Hal ini bertujuan agar kacang kedelainya terbelah menjadi dua bagian,
kemudian kacang dicuci kembali. Dan dimasukan kedalam renga sambil
disiram air hangat, dan kacang kedelai kedelai didiamkan selama kurang
lebih 2 jam. Kemudian kacang kedelai dimasukan kedalam kotak, setelah itu
dicampur dengan ragi sebanyak kurang lebih 25 kg.
Gambar 3.18
e. Setelah diaduk sampai rata kacang kedelai dimasukan kantong plastik, lalu
ditimbang, ada yang ukuran yang besar beratnya 4 ons, dan yang kecil
beratnya 3 ons. Kacang kedelai yang sudah ditimbang dilem dengan proses
pembakaran (tradisional kemudian di blek dengan cara tradisional).
Gambar 3.19
23
Gambar 3.20
Gambar 3.21
24
b) bolpoin
Gambar 3.22
Gambar 3.23
2) Bahan
Pertanyaan mengenai produk bioteknologi di bidang famasi.
3) PROSEDUR KERJA
a. Pertama, siapkah alat dan bahan yang diperlukan.
b. Selanjutnya, tunjukkan surat izin kunjungan dari sekolah.
c. Kemudian ajukan beberapa pertanyaan mengenai produk bioteknologi di
bidang farmasi dan rekam menggunakan handphone.
25
Gambar 3.24
Gambar 3.25
Gambar 3.26
26
BAB IV
1. HASIL PENGAMATAN
Pengamatan yang dilakukan pada dua hari berturut-turut setelah pengolahan
kedelai hingga menjadi kedelai adalah sebagai berikut:
2. PEMBAHASAN
Pada pengamatan I keadaan bungkus kedelai dipenuhi uap air akibat panas
yang masih ditimbulkan oleh proses fermentasi dan mycelia putih dari jamur
belum merata (masih terlihat padatan/biji kedelai).
Pada pengamatan II masih ada biji kedelai yang terlihat akan tetapi
keadaan kedelai telah terbungkus sempurna oleh mycelia putih dari jamur,
karena padatan kedelai menempel pada pembungkusnya maka padatan kedelai
tersebut terlihat membentuk tekstur yang rata sesuai bentuk pembungkusnya dan
pastinya tercium bau yang khas dari bungkusan kedelai tersebut yaitu bau tempe.
1. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan yang didapat setelah wawancara adalah sebagai berikut:
27
a. Produk hasil bioteknologi yang tersedia di Apotek Pramuka, Labuhan Ratu
II, Kecamatan Way Jepara diantaranya adalah antibiotik, vitamin B2, dan
vitamin B12.
b. Sedangkan produk hasil bioteknologi lainnya seperti vaksin, insulin analog,
interferon, dan antibodi manokronal tidak tersedia di apotek tersebut dan
tersedia di rumah sakit dan puskemas.
2. PEMBAHASAN
a. Antibiotik
1) Penisilin
Beberapa contoh obat yang termasuk dalam golongan penisilin
adalah:
a) Amoxicillin
Gambar 4.1
Bentuk obat: Tablet, kaplet, sirup kering, kapsul, dan suntik
Merek dagang: Amobiotic, Amoxicillin Trihydrate, Amoxsan,
Betamox, Erlamoxy, Etamox, Holimox, Hufanoxil, Omemox,
Pehamoxil, Pritamox, Supramox, Topcillin
b) Ampicillin
Gambar 4.2
28
Bentuk obat: Kaplet, kapsul, sirup kering, suspensi kering, dan
suntik
Merek dagang: Ambiopi, Ampicillin, Ampicillin Trihydrate,
Binotal, Phapin, Sanpicillin, Viccillin
c) Oxacillin
Gambar 4.3
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: Meixam
d) Penicillin G
Gambar 4.4
e) Penicillin VK
Gambar 4.5
Bentuk obat: Tablet
29
Merek dagang: Phenoxymethyl Penicillin Potassium,
Phenoxymethyl Penicillin
a. Kantuk
30
b. Pusing hingga terasa ingin pingsan
c. Mual dan muntah
d. Diare
e. Perut kembung atau gangguan pencernaan
f. Sakit perut
g. Hilang nafsu makan
h. Kandidiasis pada kelamin, khususnya pada wanita.
Selain itu, ada efek samping yang lebih serius akibat penggunaan
antibiotik, yaitu:
b. Vitamin B2
Gambar 4.6
1) Merek dagang vitamin B2: Arkavit C, Curcuma Plus, Curcumin,
Momilen PL, Nutrimax B, Surbex Pramilet
Golongan Obat bebas
Kategori Suplemen vitamin
Manfaat Mencegah dan mengatasi kekurangan vitamin B2
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
31
Bentuk obat Tablet, sirop, dan kapsul
c) Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita hepatitis, sirosis,
atau gangguan empedu.
d) Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis
setelah mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin B2.
32
g. Perempuan usia 10–18 tahun: 1 mg
h. Perempuan usia ≥19 tahun: 1,1 mg
c. Vitamin B12
Gambar 4.7
1) Merek dagang vitamin B12: BlackmoresExecutive B, BecombionSyrup,
Betominplex, Enervita B Complex Plus, Havit B12, Jamieson B Complex,
Nature’s Plus Vitamin B-12, Nutrimax B Complex, Ramvit Vitamin B12,
Sanvita-B Plus, Synplus B Complex, Seles B12, Ultra Vit B Complex,
Vitamin B12, Vitamin B12 IPI, Vitamin B Complex + B12, Wellness Mega
B Complex, Mersibion, Neurobion 5000, Neurosanbe.
Golongan Obat bebas dan resep
Kategori Suplemen vitamin
Manfaat Mengobati defisiensi vitamin B12,
terutama pada penderita anemia pernisiosa
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
33
Bentuk obat Tablet, tablet kunyah, tablet larut
(effervescent), kapsul lunak, sirop, cairan suntik
34
1–3 tahun 0,9
35
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan laporan ini yang didapatkan maka dapat kami menarik
sebuah garis besar tentang peranan bioteknologi dalam sebuah kehidupan
manusia sebagai berikut.
B. SARAN
1. Penerapan bioteknologi, sebaiknya tidak hanya dari segi menghasilkan suatu
produk saja namun juga perlu diperhatikan dampak yang akan terjadi dengan
dihasilkannya produk tersebut.
2. Dari pembuatan laporan ini ada beberapa hal yang perlu diperbaiki
diantaranya siswa harus selalu mengikuti perkembangan informasi mengenai
bioteknologi baik dibidang pangan maupun farmasi, hal ini dikarenakan ilmu
bioteknologi dibidang pangan dan farmasi yang terus berkembang dan
memunculkan teori atau cara baru.
36
DAFTAR PUSTAKA
Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah. 1993. Buku Panduan Teknologi
Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI. Swiss Development
Cooperation.
37
LAMPIRAN
Gambar 5.1
Gambar 5.2
Gambar 5.3
38