Anda di halaman 1dari 9

TUGAS ILMU PENGETAHUAN

ALAM
DAMPAK LIMBAH INDUSTRI TEMPE TERHADAP
LINGKUNGAN

KELOMPOK 4
NAMA KELOMPOK

1. HALIMAH TUKSADIAH 5. GERALD ALFARIZI


2. ANDIN KAMADIA 6. ARI DIMAZ CANDRA
3. ELVA NATASYA 7. TAMAM RAFFLY A.
4. MARISA NASUTION 8. RIZKI MARISA
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alasan memilih tempe untuk kami industrikan adalah tempe mempunyai


banyak keuntungan yaitu tempe termasuk makanan yang sudah dikenal banyak
masyarakat. Tempe juga dapat dapat dibeli dengan harga terjangkau, dan tempe
banyak manfaat untuk kesehatan manusia. Cara pembuataan tempe pun sederhana
dan mudah. Ketika kita membuka industri tempe tersebut, kita juga dapat membuka
lowonga kerja. Tempe juga makanan tradisional bagi orang Indonesia dan mulai
banyak juga dikenal di macam negara. Asupan gizi di tempe pun banyak untuk
kesehatan. Tempe juga dapat dinamakan dengan warisan budaya indonesia. Tempe
sampai sekarang masih di perjualbelikan di sekitar-sekitar kita. Pada zaman
sekarang tempe juga dapat di impor ke macam-macam negara. Bahan dasar tempe
adalah kedelai, kedelai pun banyak manfaat dan gizi untuk mencegah penyakit yang
datang. Tempe dapat dijadikan dan dicampur dengan banyak varian makanan, dan
juga bisa merubah tempe menjadi makanan kekinian.

1. Pengertian Tempe
Tempe merupakan makanan tradisional yang dihasilkan dari fermentasi biji
kedelai atau beberapa bahan lainnya. Fermentasi menggunakan beberapa jenis
kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus
stolonifer dan beberapa jenis kapang Rhizopus lainnya. Dimana pada proses
fermentasi akan terjadi hidrolisis senyawa – senyawa kompleks menjadi sederhana,
sehingga baik untuk dicerna. Tempe merupakan makanan yang kaya akan serat
pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Tempe selain sebagai alternatif untuk
mencukupi kebutuhan protein, juga memiliki nilai obat seperti antibiotika untuk
menyembuhkan infeksi, antioksidan untuk menangkap radikal bebas ( Sartika
2009). Menurut Haryoko dalam , secara umum tempe berwarna putih, dikarenakan
pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk
tekstur yang memadat. Tempe memiliki aroma yang khas dikarenakan adanya
degradasi dari komponen-komponen kedelai itu sendiri.

2. Pengolahan Tempe

Tempe adalah produk kedelai fermentasi asli Indonesia yang kaya akan
komponen nutrisi. Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang
tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber
protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam
amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun
penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk
menjaga keseimbangan asam amino tersebut. Kacang-kacangan dan umbi-umbian
cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk.
Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya
dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk
dan susu kedelai. Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul
kadar proteinnya dapat mencapai 40 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung,
tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai
mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein
susu skim kering. Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau
sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat
dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai. Kedelai dapat
diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses
pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses
yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa
dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas, penggiling, dan cetakan.

3. Kandungan Gizi Tempe


Di dalam tempe kandungan Gizinya lebih baik dibandingkan dengan kedelai dan
produk turunan lainnya. Kandungan tersebut diantaranya ialah Vitamin B2, Vitamin
B12, Niasin dan juga asam pantotenat,bahkan hasil analisi ,Gizi tempe
menunjukkan kandungan niasin sebesar 1,13 mg/100 gram berat tempe yang
dimakan. Menurut Dwinaningsih (2010) dalam (Dewi dan Aziz,2011), kelompok
vitamin yang terdapat di dalam tempe terdiri atas dua jenis yaitu yang larut di dalam
air (Vitamin B kompleks) dan larut lemak (Vitamin A, D, E dan K).
Tempe memiliki sumber vitamin B yang potensial jenis Vitamin tersebut ialah,
Vitamin B1 (Tiamin), Vitamin B2 (Riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat
( Niasin), Vitamin B6 (Piridoksin), dan Vitamin B12 (Sianokobalamin), tempe
merupakan satu-satunya sumber nabati yang memiliki kandungan B12, dimana
kandungan ini hanya dimiliki oleh produk hewani, sehingga tempe memiliki
potensial yang lebih baik dibandingkan produk nabati lainnya , selama proses
fermentasi dalam pembuatan tempe terjadi peningkatan Vitamin B12 yang sangat
mencolok,yaitu 33 kali lebih banyak dibandingkan kedelai.
Riboflavin (Vitamin B6) meningkat 4-14 kali lebih banyak dibanding kedelai,
Niasin meningkat 2-5 kali, biotin mengalami peningkatan sebesar 2-3, asam folat 4-
5 kali, dan asam pentatonat hanya meningkat 2 kali lipat dibandingkan dari
kandungan kedelai sebelum difermentasi. Vitamin ini tidak dihasilkan oleh kapang
Rhizopus, melainkan dari kontaminasi Klebsiella pneumoniae, dan Citrobacter
freundii.
Kandungan dari Vitamin B12 di dalam tempe berkisar dari 1,5 sampai 6,3
mikrogram/ 100 gram tempe kering yang dikonsumsi, jumlah ini sudah lebih dari
cukup memenuhi kebutuhan Vitamin B12 seseorang per hari. Dengan
mengkonsumsi tempe setiap hari, kandungan Vitamin B12 seorag vegetarian tidak
perlu untuk dikhawatirkan karena sudah terpenuhi.

B. Tujuan
- Untuk mengetahui dampak positif dari industri usaha tempe
- Untuk mengetahui dampak negatif dari pembuangan industri usaha tempe pada
lingkungan
- Untuk mengetahui cara meminimalisir dampak dari limbah industri usaha
tempe

C. Rumusan Masalah
- Bagaimana dampak positif dari industri usaha tempe?
- Bagaimana dampak negatif dari industri usaha tempe?
- Cara meminimalisir dampak negatif dari hasil sampingan industri usaha
tempe?
II.Analisa Usaha

A. Dampak Positif

1. Limbah pembuatan tahu dapat digunakan sebagai sumber pupuk pertanian. Air
limbah yang mengandung zat organik oleh industri langsung dibuang ke saluran
irigasi dapat dimanfaatkan untuk kesuburan tanah pertanian. Biasanya para petani
mencari air untuk mengairi sawahnya dan memanfaatkannya.
2. Dapat juga berguna untuk tambahan makanan ikan-ikan peliharaan disawah.
Biasanya para petani yang mengelola ikan secara rutin dan terus-menerus mengaliri
untuk makanan ikan. Dan hasilnya pun ikan cepat besar.
3. Limbah padat pada industri tempe dapat dijadikan oncom
4. Membuka lapangan kerja baru
B. Dampak Negatif

1. Air buangan (efluen) atau limbah buangan dari pengolahan pangan dengan
Biological Oxygen Demand (BOD) tinggi dan mengandung polutan seperti tanah,
larutan alkohol, panas dan insektisida. Apabila efluen dibuang langsung ke suatu
perairan akibatnya menganggu seluruh keseimbangan ekologik dan bahkan dapat
menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya. Limbah cair berupa air
bekas rendaman kedelai dan air bekas rebusan kedelai ditampung di dalam septic
tank yang telah dibuat oleh pengelola pabrik tempe, namun tidak bisa dipungkiri
limbah cair tersebut masih dibuang ke perairan.
2. Dampak limbah gas terhadap lingkungan, industri tempe mengandung banyak bahan
organic dan padatan larutan. Untuk memproduksi 1 ton tempe dihasilkan limbah
3.000-5.000 liter. Penyebab pencemaran udara dari pabrik tempe yaitu asap dari
pengelohan tempe, asap sari kayu bakar, dan aroma dari bahan baku tempe yang
mengandung amonia.
3. Dampak limbah padat hasil industri tempe, yaitu sampah kulit kedelai dapat
menumpuk dengan sangat banyak jika tidak dibuang dengan benar. Sampah dari
kedelai dapat menimbulkan bau yang tidak sedap. Dapat mempengaruhi kesehatan
masyarakat sekitar dan mencemari lingkungan.

C. Cara Meminimalisirkan Dampak Negatif


1. Salah satu upaya dalam meminimalisirkan dampak tersebut adalah pemanfaatan
limbah cair dari industri tempe adalah dengan menggunakannya sebagai pupuk,
dikarenakan limbah cair industri tempe mengandung senyawa organik yang cukup
tinggi seperti sakarida, lemak, dan protein yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
Tanaman yang cocok untuk memperoleh dampak baik dari limbah cair industri
tempe adalah kangkung. Membuat instalasi pengolahan limbah cair tempe dengan
sistem anaerobik-biogas juga dapat dilakukan untuk memanfaatkan limbah tempe.
Proses anaerobik akan menghasilkan gas methana (biogas) yang dapat dimanfaatkan
dalam proses produksi tempe sehingga mengurangi biaya produksi.
2. Penanganan limbah gas dari industri ini cukup ditangapi dengan system bilogis, hal
ini karena ada polutannya merupakan bahan organic seperti karbohidrat, vitamin,
dan protein sehingga akan dapat didegradasi oleh pengolahan secara biologis.
Tujuan dasar pengelolahan limbah udara adalah untuk menghilangkan sebagian
besar padatan tersuspensi dan bahan terlarut, kadang-kadang juga penyisihan unsur
hata(nustrien) berupa nitrogrn dan fosfor.
3. Penanganan limbah padat dari industri tempe yaitu membuang bekas kedelai ke
tempat yang yang telah disediakan. Dan sebelum di buang dapat diolah supaya tidak
bau. Dapat meminimalirkan sampah yang dibuang dengan baik.

III.Penutup
Kesimpulan
 Dampak Negatif
1. Dampak negatif yang diberikan oleh limbah cair yaitu dapat merusak atau
mencemari perairan
2. Dampak negatif dari limbah padat yang dihasilkan dari industri tempe yaitu
kulit kedelai yang mengelupas selama proses perendaman dan kulit kedelai
tersebut dapat menumpuk menjadi banyak, lalu limbah tersebut dapat
mencemari lingkungan sekitar
3. Dampak negatif yang dihasilkan oleh limbah gas yaitu asap yang membuat
polusi udara
 Dampak Positif
1. Beberapa limbah yang dihasilkan oleh industri tempe dapat dijadikan sebagai
suatu yang bermanfaat
2. Manfaat dari limbah padat yaitu dapat dijadikan makanan ternak
3. Sedangkan manfaat sampingan limbah cair yaitu dapat dijadikan pupuk
dengan pengolahan tersendiri
 Cara meminimalisirkannya
1. Penanganan limbah cair industri tempe yaitu dapat dijadikan pupuk
2. Dan penanganan limbah gas industri tempe adalah dengan ditanggapi system
bilogis
3. Penanganan limbah padat pada industri tempe yaitu dapat membuang sampah
tersebut dengan tempat yang disediakan dan tidak membuang sembarangan.

Anda mungkin juga menyukai