PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia ubi kayu selain dipakai sebagai bahan makan pokok nomor tiga setelah
padi dan jagung sebagian besar ubi kayu diolah secara home industri atau fabrikasi untuk
pembuatan tapioka. Pada pengolahan ubi kayu ini selain dihasilkan bahan baku produk berupa
tepung tapioka, juga akan dihasilkan limbah berupa limbah padat maupun limbah cair.
Pemanfaatan limbah padat kaopi sudah banyak diteliti dan diupayakan sebagai
usaha yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu : Onggok ( ampas tapioka kering) dimanfaatkan
sebagai bahan pengisi pada pembuatan saus, bahan baku pembuatan emping dan mie ampas
ketela, bahan baku pembuatan kue basah, biskuit dan lain-lain. Onggok kering tanpa giling
dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak, membuat oncom, media jamur tiram putih,
Keberadaan limbah tersebut biasanya banyak ditimbun, sehingga menimbulkan pence
maran udara dan mudah sekali mengundang kerumunan lalat. Hewan tersebut akhirnya
mudah berkembang biak dan mengganggu lingkungan. Selain itu pencemaran bau akibat
limbah tersebut sangat mengganggu kesehatan sistem pernapasan manusia yang menciumnya.
Pada proses pembuatan tepung limbah kaopi yang dihasilkan berupa limbah padat dan
limbah cair. Limbah padat sebagian besar komponen berupa karbohidrat (pati) dalam bentuk
selulosa dan serat. Selain limbah padat, proses pengolaan ubi kayu menjadi tapioka juga
menghasilkan limbah cair. Besarnya kedua jenis limbah ini berkisar 67- 69% (Hendri, 1999
1
Tepung limbah kaopi yang belum mengalami pengolahan mempunyai pencemaran
yang cukup tinggi karena sebagian besar kandungannya adalah bahan organik. Parameter
kunci untuk menentukan kualitas limbah cair adalah mengetahui kandungan PH, BOD, COD,
dan TSS limbah. Limbah cair tapioka mengandung BOD sebsar 300-7500 mgL , COD
-1
sebesar 3100-20000 mgL -1, dan TSS (padatan terlarut) 1500-8500 mgL -1 (Soeriaatmadja,
Pencemaran Lingkungan yang disebabkan oleh air tepung limbah kaopi ditinjau dari
kandungan yang ada didalamnya air limbah bersifat Biodegradable yaitu bahan yang secara
alamiah dapat atau mudah diurai oleh mikroba. Apabila air ini di buang ke badan air yang
dialiranya tidak ada atau bahkan mengalir maka akan terjadi proses pembusukan organik yang
terkandung dan didalamnya. Kalau daya dukung alami dari badan air tersebut tidak cukup
untuk menetralisir maka akan terjadi penurunan kualitas sehingga daya guna dari badan air
Permasalahan yang muncul air limbah tepung tapioka menghasilkan limbah cair dari
proses pencucian dan pengendapan yang mengandung bahan organik yang berpotensi sebagai
pencemar lingkungan apabila tidak diolah dan seringkali merisaukan masyarakat karena
limbah tersebut menghasilkan bau yang tidak sedap (Rahmatul Robby, 2013).
Dalam proses pengolahan kasoami terdapat proses pemerasan yang bertujuan untuk
mengurangi kadar air dalam parutan singkong. Dimana air hasil pemerasan singkong parut ini
mengandung pati atau kanji dan terbuang sebagai limbah cair kasuami. Dari hasil wawancara
terhadap produsen kasoami yang berlokasi di Jl. Haeba dengan penggunaan singkong
sebanyak 200 Kg/hari, kwintal limbah cair 1 Kg/hari sebagai bahan baku produksi kasoami
dan pati hasil pemerasan parutan singkong tidak dimanfaatkan sehingga perlunya suatu
2
pemikiran untuk menjadikan pati tersebut suatu produk olahan baik makanan maupun
minuman.
Salah satu potensi untuk memanfaatkan hasil samping dari pembuatan kasoami yang
berupa pati/tapioka ini dapat digunakan sebagai bahan pengganti sagu yang digunakan
sebagai bahan baku untuk pembuatan siomay ikan tenggiri. Siomay terbuat dari daging ikan
tenggiri segar dengan komponen pembentuk tepung tapioka dan putih telur yang dibungkus
dengan kulit pangsit. Pada penelitian ini, siomay dibuat dengan penambahan puree labu siam
Siomay juga merupakan bahan pangan olahan dari daratan China. Siomay pun telah
mengalami begitu banyak modifikasi. Salah satu modifikasi siomay yang akrab di telinga
adalah siomay bandung. Siomay terbuat dari daging ikan, bawang putih, bawang merah,
mudah ditemukan di tempat-tempat jajanan atau pesta-pesta yang ada, bahkan banyak juga
masyarakat yang kesehariannya menjadikan siomay menjadi makanan rutinnya sebagai lauk-
pauk alternatif mereka (Maemunah, 2001). Siomay yang sering kita dapati di tempat jajanan
ataupun tempat lainnya masih belum memiliki banyak pilihan nilai variasi rasa atau
Hasil tangkapan yang diperoleh terdiri dari berbagai jenis ikan bernilai ekonomis
tinggi yaitu udang, ikan tuna, ikan cakalang, ikan tongkol, ikan kakap, ikan tengiri, cumi-
cumi, ikan kerapu, ikan baronang, ikan hias. Potensi perikanan tangkap menurut jumlah
tangkapan yang diperbolehkan (JTB) ± 542.000 ton/tahun dengan pemanfaatan baru mencapai
3
Ikan tongkol (Euthynnus affinis) merupakan spesies yang sangat menarik untuk dikaji
baik dari segi komposisi nutrisi maupun dari segi ekonominya. Ikan tongkol mempunyai
kandungan nutrisi yang tinggi terutama protein yaitu antara 22,6-26,2 g/100 g daging, lemak
antara 0,2-2,7 g/100 g daging, dan beberapa mineral (kalsium, fosfor, besi, sodium), vitamin
A (retinol), dan vitamin B (thiamin, riboflavin dan niasin) (Departemen of Health Education a
nd Walfare 1972 dalam Maghfiroh 2000).
Dari uraian tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang pengolahan siomay yang
memanfaatkan hasil dari pengolahan kasoami sehingga pati singkong/tapioka tersebut tidak
terbuang percuma. Yang mengganggu lingkungan menyebabkan bau busuk dan mengganggu
lingkungan sekitar. Untuk itu perlu dilakukan suatu penanganan untuk mengurangi limbah
4
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut : “ Pemanfaatan Tepung Kaopi Pada Pembuatan Siomay Ikan Tongkol (Euthynnus
affinis C)” ?
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui daya terima dari segi rasa siomay dengan penambahan tepung tapioka
limbah kaopi
b. Mengetahui daya terima dari segi warna siomay dengan penambahan tepung
c. Mengetahui daya terima dari segi tekstur siomay dengan penambahan tepung
d. Mengetahui daya terima dari segi aroma siomay dengan penambahan tepung
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Untuk memberikan informasi bahwa hasil samping dari pengolahan limbah kaopi
yaitu pati singkong/tapioka dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk yang memiliki nilai
ekonomis.
5
2. Bagi Institusi
pengolahan limbah kaopi sebagai usaha tambahan bagi usaha kecil menengah (UKM)
kasuami.
3. Bagi peneliti
hasil samping dari limbah kaopi yang berupa pati singkong/tapioka juga dapat