Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa era globalisasi ini, masyarakat Indonesia di tuntut agar dapat
menghasilkan produk yang bernilai jual yang cukup tinggi dengan kwalitas yang
terbaik agar dapat menyeimbangkan hasil produksinya dengan produksi impor
yang semakin banyak beredar di Negara kita ini, khususnya di kota-kota besar
yang paling banyak mengkonsumsi produk luar negeri atau impor dari pada
produk lokal. Hal ini agar masyarakat dapat menciptakan ide-ide baru yang dapat
menghasilkan produk yang sangat diminati oleh orang banyak baik dalam
maupun luar negeri. Salah satu produk yang dapat menghasilkan nilai jual yang
cukup tinggi dengan kreativitas yang bagus dan tidak perlu modal yang begitu
banyak yaitu dengan pengolahan limbah cangkang telur yang ada di lingkungan
masyarakat.
Limbah merupakan hasil buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu
proses kegiatan dari industry. Salah satu limbah yang akan di manfaatkan
sebagai hasil produk yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi ialah pengolahan
cangkang telur. Banyaknya telur yang dimakan membuat limbah cangkang
telurnya menjadi cukup banyak. Jika limbah cangkang telur ini tidak dapat diolah
kembali maka dapat menimbulkan pencemaran pada lingkungan. Menurut Umar
(2000) dalam Zulfita & Raharjo (2012), cangkang telur mengandung hampir
95,1% terdiri atas garam-garam organic, 3,3% bahan organik (terutama protein)
dan 1,6% air. Sebagian besar bahan organic terdiri atas persenyawaan calcium
karbonat ( CaCO3 ) sekitar 98,5% dan Magnesium karbonat sekitar (MgCO3)
sekitar 0,85%. Menurut Stadelman dan (Stadelman & Owen, 1989; Zulfita &
Raharjo, 2012), jumlah mineral didalam cangkang telur beratnya 2,25 gram yang
terdiri dari 2,21 gram kalsium, 0,02 gram magnesium, 0,02 gram fosfor serta
sedikit besi dan Sulfar. Oleh sebab itu, limbah cangkang telur ini dapat diolah
menjadi salah satu penghasil pupuk organik, pakan ikan dan lain sebagainya.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) produksi telur di Indonesia pada
tahun 2012 mencapai 1.540.750 ton dan mengalami peningkatan 5,48% dari
tahun 2011. Kenyataan ini mengakibatkan potensi limbah yang cukup besar
(Mairizon, 2013). Cangkang telur jika tidak dimanfaatkan secara maksimal maka
akan merusak keindahan lingkungan, hal ini karena cangkang telur
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengurangi secara alami.
Cangkang telur merupakan limbah buangan organic yang sudah tidak terpakai.
Limbah cangkang telur sudah dimanfaatkan oleh beberapa peneliti maupun
masyarakat tertentu yang mengetahui nilai ekonomis dan daya guna limbah
cangkang telur tersebut, namun belum terlalu banyak masyarakat umum yang
kreatif dan inovatif untuk memanfaatkannya.
Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk dapat mengetahui bahwa
pengolahan limbah cangkang telur dapat menjadi pupuk organik dan sebagai
hasil produk yang bernilai ekonomis tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan
masalah diatas, rumusan masalahnya adalah bagaimana pengaruh penambahan
limbah cangkang telur terhadap pertumbuhan

1.3 Tujuan Penlitian


Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bahwa pengolahan limbah
cangkang telur dapat menjadi pupuk organic dan sebagai hasil produk yang
bernilai cukup tinggi.

1.4 Manfaat penelitian


1. Bagi Masyarakat
 Hasil penelitian ini dapat dikembangkan sebagai usaha
pengolahan limbah cangkang telur yang dapat menambah
pendapatan masyarakat
 Meningkatkan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat
dalam pemanfaatan limbah cangkang telur
2. Bagi Peneliti
 Dapat memperoleh pengalaman langsung bagaimana cara
memanfaatkan limbah cangkang telur
 Dapat menambah wawasan, pengetahuan, maupun
keterampilan peneliti khususnya yang terkait dengan tempat
pengolahan limbah cangkang telur.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori


Limbah merupakan bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan
proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industry, dan lain sebagainya.
Berdasarkan sifatnya limbah dibedakan menjadi dua, yaitu limbah organic dan
limbah anorganik. Limbah organic merupakan limbah yang dapat diuraikan secara
sempurna melalui proses biologi baik aerob maupun anaerob, sedangkan limbah
anorganik merupakan limbah yang tidak dapat diuraikan melalui proses biologi.
Limbah organic yang dapat diurai melalui proses biologi mudah membusuk seperti
sisa makanan, syuran, potongan kayu, daun-daun kering, dan sebagainya. Limbah
organic dapat mengalami pelapukan dan terurai menjadi bahan kecil dan berbau
(latifah, 2011).
Berdasarkan nilai ekonomisnya limbah dapat dibedakan menjadi limbah
yang mempunyai nilai yang ekonomis. Limbah yang memiliki nilai ekonomis yaitu
limbah dengan melalui suatu proses yang nantinya akan memberikan suatu nilai
tambah sedangkan limbah non ekonomis yaitu suatu limbah yang walaupun hanya
dilakukan proses lanjut dengan melalui cara apapun tidak akan memberikan nilai
tambha kecuali sekedar untuk mempermudah system pembuangan limbah. Jenis
limbah tersebut sering menimbulkan masalah pencemaran dan kerusakan
lingkungan (kristanto, 2006).

2.2

Anda mungkin juga menyukai