Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRATIKUM

PEMBUATAN ECO ENZIM

Disusun Oleh :

Siti Rahmaida Ritonga : 2154231001

Dosen Pembimbing:

Dr. Ir. Sunarya di., M.Si

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Bioteknologi Pakan
Ternak yaitu proses pembuatan Eco Enzim dari bahan-bahan limbah yang ada disekitar mulai
dari dedaunan, buah-buahan dan sayuran.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak sebagai Dosen Bioteknologi pakan
ternak yang sudah mempercayakan pembuatan laporan ini kepada penulis, sehingga sangat
membantu penulis untuk memperdalam pengetahuan pada bidang studi yang sedang ditekuni.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi pengetahuannya
kepada penulis, sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat waktu. penulis menyadari jika
laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran demi kesempurnaan dari makalah ini.

Bengkulu, 11 Januari 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4

1.1 Latar belakang...................................................................................................................................4


1.2 Tujuan Pratikum................................................................................................................................5
1.3 Manfaat Pratikum..............................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................6

2.1 Eco Enzim.........................................................................................................................................6


2.2 Manfaat Pembuatan Eco Enzim.........................................................................................................7
2.3 Limbah Buah-buahan.......................................................................................................................10
BAB III MATERI DAN METODE............................................................................................12

3.1 Waktu Praktikum.............................................................................................................................12


3.2 Alat dan bahan.................................................................................................................................12
3.3 Cara kerja........................................................................................................................................13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................................15

BAB V PENUTUP.......................................................................................................................17

5.1 Kesimpulan......................................................................................................................................17
5.2 Saran................................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19

LAMPIRAN.................................................................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah tersebut dapat
berupa limbah pertanian, limbah industri, limbah rumah tangga, limbah peternakan dan limbah-
limbah lainnya. Limbah organik adalah limbah yang dapat terurai secara alami oleh mikorba.
Berdasarkan asalnya, limbah organik adalah bahan-bahan yang berasal dari makhluk hidup
seperti sisa aktivitas manusia, hewan ataupun tumbuhan. Limbah organik jenisnya banyak dan
sangat beragam. Namun lebih spesifiknya, untuk kalangan rumah tangga, limbah organik ini
terdiri dari sisa-sisa makanan, sayursayuran, daging-tulang, dan buah-buahan (Brata dan
Nelistya, 2008).

Limbah sayuran adalah limbah padat organik yang mengandung kadar air yang tinggi. Di
pasar tradisional dan rumah tangga sangat banyak ditemukan limbah sayuran. Macam-macam
limbah sayuran yang sering ditemui adalah sawi, kubis atau kol, kangkung, bayam, buncis,
wortel dan lain sebagainya. Pada limbah sawi, kadar air yang dikandung mencapai >95% dan
limbah kol >90%. Bila ditinjau dari kandungan nutrisi, limbah sayuran tersebut masih memiliki
kandungan nutrisi meskipun tidak sesempurna pada sayur yang masih segar serta sayuran yang
sudah mengalami pembusukan ataupun mengalami kerusakan sehingga tidak layak untuk
dikonsumsi. Limbah sayuran pasar merupakan bahan yang dibuang dari usaha memperbaiki
penampilan barang dagangan berbentuk sayur mayur yang akan dipasarkan (Muwakhid, 2005).
Sedangkan limbah buah-buahan yaitu berupa buah yang sudah mengelami pembusukan ataupun
yang sudah rusak sehingga tidak bisa dikonsumsi untuk manusia yang bisanya hanya dibuang
saja bisa juga berupa kulit dari buah yang sudah dikonsumsi. Limbah buah-buahan merupakan
bahan buangan yang biasanya dibuang secara open dumping tanpa pengelolaan lebih lanjut
sehingga akan menyebabkan gangguan lingkungan dan bau tidak sedap. Limbah buah-buahan
mengandung gizi yang rendah yaitu protein kasar 1-15% dan serat kasar 5-38% (Jalaluddin et al.,
2016).

4
Dari bahan-bahan limbah yang ada kita bisa memanfaatkannya dengan baik bisa
dimanfaatkan untuk berbagai macam olahan bisa lebih bernilia bisa dibuat pupuk organik, bahan
pakan ternak, Eco Enzim.dan masih banyak lagi oleh Karena itu jangan menganggap limbah itu
sesuatu yang tidak ada manfaatnya padahal masih bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang masih
bernilai.

Eco enzim adalah hasil fermentasi limbah organik dapur menjadi bahan yang mempunyai
bahnyak manfaat untuk alam dan manusia. Manfaat ekoenzim untuk pertanian adalah sebagai
filter udara, herbisida dan pestisida alami, filter air, pupuk alami untuk tanaman, dan dapat
menurunkan efek rumah kaca. Menurut Imron (2020) eco enzyme merupakan hasil dari
fermentasi limbah sampah organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula aren, gula merah,
atau gula tebu), dan air. Ciri ciri Eco-enzyme yang baik adalah warnanya coklat gelap dan
memiliki bau khas fermentasi asam manis yang kuat.Penemu dari eco enzyme adalah Dr.
Rosukon Poompanvong. Beliau adalah seorang pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand dan
sudah melakukan penelitian sejak tahun 1980-an. Lalu, eco enzyme diperkenalkan secara luas
oleh Dr. Joean Oon yang merupakan seorang peneliti Naturopathy dari Penang, Malaysia. Dr.
Rosukon Poompanvong membuat eco enzyme dari sampah organik rumah tangga agar bisa
bermanfaat sebagai pembersih organik, pestisida, dan lain sebagainya. Eco enzyme
menghasilkan produk yang ramah lingkungan, karena pada dasarnya, diolah dari bahan-bahan
organik. Eco enzyme mudah terurai dan tidak berbahaya bagi lingkungan maupun manusia.

1.2 Tujuan Pratikum


 Memberikan pembelajaran kepada para mahasiswa tentang pemanfaatan limbah yang ada
disekitar.
 Menambah wawasan para mahasiswa untuk lebih kreatif.
 Membuat mahasiswa mengerti pembuatan pakan ternak yang berasal dari limbah.
 Menjadikan mahasiswa supaya lebih mandiri.

1.3 Manfaat Pratikum


 Bisa lebih menghargai limbah yang ada.
 Bisa dijadikan berbagai macam yang bisa diambil manfaatnya
 Membuat lingkungan lebih bersih.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Eco Enzim


Eco enzyme adalah ekstrak cairan yang dihasilkan dari fermentasi sisa sayuran dan buah-
buahan dengan substrat gula merah atau molase. Prinsip proses pembuatan ecoenzyme sendiri
sebenarnya mirip proses pembuatan kompos, namun ditambahkan air sebagai media
pertumbuhan sehingga produk akhir yang diperoleh berupa cairan yang lebih disukai karena
lebih mudah digunakan dan mempunyai banyak manfaat (Junaidi et al., 2021). Keistimewaan
eco-enzyme dibandingkan dengan pembuatan kompos adalah tidak memerlukan lahan yang luas
untuk proses fermentasi seperti pada proses pembuatan kompos, bahkan produk ini tidak
memerlukan bak komposter dengan spesifikasi tertentu. Wadah yang diperlukan hanya wadah
dari plastik dan mempunyai tutup yang masih rapat. Eco-enzyme umumnya dapat dibuat dari
kulit buah dan sisa sayuran salah satunya yaitu kulit pisang, kulit buah nanas, sayuran kol, sawi
putih dan batang kangkong (Nurhamidah et al., 2021).

Prinsip proses pembuatan eco enzyme sebenarnya mirip proses pembuatan kompos,
namun ditambah air sebagai media pertumbuhan sehingga produk akhir yang diperoleh berupa
cairan yang lebih disukai karena lebih mudah digunakan. Keistimewaan eco enzyme ini adalah
tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses fermentasi seperti pada pembuatan kompos,
bahkan produk ini tidak memerlukan bak komposter dengan spesifikasi tertentu. Botol-botol
bekas air mineral maupun bekas produk lain yang sudah tidak digunakan dapat dimanfaatkan
kebali sebagai tangka fermentasi. Hal ini juga mendukung konsep reuse dalam menyelamatkan
lingkungan. Eco enzyme memiliki banyak manfaat seperti dapat digunakan sebagai growth
factor tanaman, campuran deterjen pembersih lantai, pembersih sisa pestisida, pembersih kerak
dan penurunan suhu radiator mobil (Astuti et al., n.d., 2020).

Limbah kulit buah yang difermentasikan dengan gula dan air menghasilkan Eco-Enzyme
yang kaya manfaat secara medis (Mavani et al., 2020). Selain itu, EcoEnzyme juga dapat
dimanfaatkan sebagai pembersih ramah lingkungan, aroma terapi, penurunan kadar toksik
lingkungan, agrikultur, dan ragam manfaat lainnya (Li et al., 2016) (Hemalatha & Visantini,

6
2020)(Rasit et al., 2019). Hal tersebut sejalan dengan prinsip GC yang dapat berkontribusi dalam
upaya antisipasi ataupun penanggulangan risiko dan bencana lingkungan. Penerapan prinsip GC
tersebut dapat meningkatkan citra sosial kimia, serta sebagai platform yang tepat untuk
mengajarkan tanggung jawab sosial (Armenta et al., 2019).

Pembuatan Eco Enzyme dapat berkontribusi dalam mencegah atau mereduksi resiko
pencemaran lingkungan, serta meningkatkan citra sosial kimia, sebagai media yang tepat untuk
mengajarkan tanggung jawab sosial. Meskipun, ada teks yang membantu guru untuk memahami
prinsip dasar GC, membahas cara mengenalkannya ke dalam proses pengajaran, dibutuhkan
bahan ajar spesifik mengenai penerapan GC untuk memperluas jangkauan bahan pedagogis dari
sub-disiplin ilmu kimia (Kurowska-Susdorf et al., 2019). Arifin dkk (2009) menyatakan bahwa
eco enzyme mendukung pertanian organic sebagai biopestisida maupun pupuk organic. Eco-
enzyme selama ini dihasilkan dari limbah sayur dan limbah buah menggunakan larutan gula
merah maupun molase.

2.2 Manfaat Pembuatan Eco Enzim


Teknologi Eco-enzyme dapat dijadikan solusi bagi pengelolaan sampah organik di
masyarakat karena dapat menghasilkan beragam produk siap pakai dan sejumlah manfaat
lainnya. Selain untuk meningkatkan kualitas air, ekoenzim juga dimanfaatkan sebagai filter
udara, pestisida alami dan pupuk organik bagi sektor pertanian, serta dapat menurunkan efek
rumah kaca. ada juga manfaat eco enzim antara lain :

1. Sebagai Cairan Pembersih Serbaguna

Cairan yang dihasilkan melalui pengolahan eco enzyme, bisa digunakan dalam kegiatan rumah
tangga seperti, membersihkan rumah, membersihkan baju, dan bahkan bisa untuk mencuci buah
dan sayur. Dengan menggunakan eco enzyme, berarti menghindari penggunaan bahan kimia.
Contoh dari kegunaan eco enzyme dalam rumah tangga :

 Menghilangkan bau busuk, jamur, dan kotoran yang ada di dapur maupun kamar mandi
 Anti bakteri dan virus
 Membantu mengusir serangga
 Menghilangkan bau dari hewan peliharaan

7
 Membantu menghilangkan kutu.

Cara aplikasi eco enzyme untuk bersih-bersih rumah yaitu, campurkan cairan eco enzyme
dengan air. Waktu penyimpanannya hanya 7 hari, hal ini dikarenakan, bakteri akan tumbuh pada
air dan merusak larutan pembersih.

2. Sebagai Pupuk Tanaman

Eco enzyme juga memiliki manfaat sebagai pupuk tanaman. Cairan eco enzyme berfungsi dalam
menyuburkan tanah dan tanaman, menghilangkan hama, serta dapat membantu meningkatkan
kualitas dari buah dan sayuran. Cara pengaplikasian eco enzyme yaitu dengan mencampurkan 30
ml cairannya dengan 2 liter air, kemudian semprotkan atau siram pada tanah atau tanaman.

Untuk menggunakan cairan eco enzyme, harus dicampurkan dengan air, hal ini dikarenakan, jika
menggunakan 100% cairan eco enzyme dapat mengubah tanah menjadi asam dan tanaman akan
terbakar dari dalam.

3. Sebagai Pengusir Hama

Eco enzyme sangat efektif dalam mengusir hama tanaman. Selain mengusir hama, eco enzyme
juga bisa digunakan untuk mengusir hewan-hewan di sekitar rumah yang cukup mengganggu,
seperti semut, lalat, kecoa, nyamuk, dan serangga lainnya. Cara pengaplikasian eco enzyme
untuk hama yakni, dengan cara mencampurkan 500 ml air ke dalam 15 ml cairan eco enzyme.
Lalu semprotkan pada area yang diinginkan.

4. Membantu dalam Melestarikan Lingkungan

Eco enzyme juga bermanfaat dalam melestarikan lingkungan. Kenapa demikian? Hal ini
dikarenakan, eco enzyme mengandung senyawa yang sangat baik bagi lingkungan. Hal ini sangat
berbeda dengan produk pembersih yang dijual secara komersial. Produk pembersih umumnya
mengandung senyawa kimia yang tidak bersahabat bagi manusia maupun lingkungan.

Senyawa kimia tersebut yaitu, amonia, klorin, fosfat, nitrat, dan senyawa lainnya. Dengan
menggunakan produk pembersih komersial, akan mencemari lingkungan, tanah, dan udara.
Sedangkan, penggunaan dari 1 liter cairan eco enzyme, diklaim oleh peneliti mampu
membersihkan air sungai.

8
5. Untuk menanggulangi pengebaran (PMK)

Eco enzyme merupakan cairan hasil fermentasi yang serbaguna dan dapat digunakan
untuk aktivitas rumah tangga, pertanian, dan bahkan peternakan. Pada dasarnya, eco enzyme ini
akan mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna. Dalam
contoh penanganan kasus Pernyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak berkaki empat
ini, kita bisa menggunakan hanya dengan sedikit eco enzyme yang dicampur air biasa dengan
perbandingan 1: 1.000. Bisa menghilangkan bau kandang dan menyemprot tubuh sapi agar
segera terhindar dari virus PMK. Dalam menanggulangi wabah PMK para peternak memberikan
penanggulangan ekstra untuk memberi kesembuhan kepada hewan ternaknya. Diantaranya ada
yang memberi larutan eco enzyme yang dipercaya dapat membantu meredakan luka pada hewan
ternak. Dikutip dari: Peternakan.sariagri.id Penggunaan eco enzyme ini mampu mengurangi
secara signifikan munculnya air liur yang berlebihan pada hewan ternak yang terpapar PMK.

Eco enzyme ini bisa dibuat sendiri karena bahan-bahannya mudah didapat di rumah
tangga yakni dari hasil dari fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran
dicampur dengan gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan juga air. Bahan-bahan ini
kemudian difermentasi dalam bak plastik berpenutup rapat dalam jangka waktu paling sedikit 90
hari. Penyimpanan harus diletakkan di tempat yang bersih dan teduh. Disarankan untuk
meletakkan sebelah wadah diletakkan tanaman lidah mertua untuk menetralisir gas metana.

Untuk penggunaannya bisa mengikut tata cara berikut ini :

1. Mengaplikasikan untuk Luka Kuku, Badan, dan Mulut


Menggunakan eco enzyme murni (tanpa perlu pencampuran apapun) dan disemprotkan
sesering mungkin pada bagian luka dengan mengunakan alat semprot tanam.
2. Mengaplikasikan untuk konsumsi
Peternak juga dapat mengaplikasikan eco enzyme dengan mencampurnya ke dalam air
minum hewan yang terjangkit PMK. Takarannya ialah satu liter eco enzyme untuk seribu
liter air.
3. Mengaplikasikan untuk Pembersihan Kandang.

9
Pemilik hewan ternak terjangkit PMK dapat menggunakan eco enzyme untuk
membersihkan kandang ke lingkungan sekitar kandang untuk membantu memurnikan
ekosistem tanah sekitar kandang.
Untuk mensterilkan kandang atau kotoran hewan terjangkit PMK, dapat menggunakan
satu liter eco enzyme dengan seribu liter air. Mari jaga bumi dengan mengolah bahan
organik sisa menjadi eco enzyme yang sangat bermanfaat.

2.3 Limbah Buah-buahan


Limbah buah-buahan merupakan bahan buangan yang biasanya dibuang begitu saja tanpa
pengelolaan lebih lanjut sehingga akan menyebabkan gangguan lingkungan dan bau tidak sedap.
Peredaran buah-buahan dan sayuran di masyarakat mengakibatkan tingginya volume sampah
dari sisa buah- buahan dan sayuran tersebut. Salah satu jenis limbah yang kurang dimanfaatkan
adalah limbah buah-buahan. Limbah buah-buahan merupakan bahan buangan yang biasanya
dibuang secara open dumping tanpa pengelolaan lebih lanjut sehingga akan menyebabkan
gangguan lingkungan dan bau tidak sedap. Limbah buah-buahan mengandung gizi yang rendah
yaitu protein kasar 1-15% dan serat kasar 5-38% (Jalaluddin et al., 2016). Oleh karena itu limbah
buah-buahan perlu dikelola dengan baik, karena pada dasarnya limbah tersebut memiliki potensi
untuk dikembangkan menjadi bahan yang lebih bermanfaat. Salah satu potensi yang bisa dilihat
dari limbah buah-buahan adalah sebagai pupuk organik cair. Limbah buah-buahan sangat
berguna bagi kesuburan tanah, sehingga ada potensi dijadikan sebagai pupuk organik cair
maupun mikroorganisme lokal. Pupuk organik yang dihasilkan yaitu pupuk yang sangat kaya
akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman (Bayuseno, 2009).

 Limbah kulit nanas


Kulit nanas merupakan produk hasil olahan industri yang terdiri dari sisa daging
buah, kulit, dan kulit terluar, Jika kulit nenas tidak dimanfaatkan bisa menyebabkan
pencemaran lingkungan (Audies, 2015). Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012
melaporkan bahwa produksi nanas di Kampar mencapai 25.652 ton/tahun, sehingga dapat
diasumsikan bahwa produksi limbah nanas mencapai 17.956 ton/tahun.
Proporsi limbah pengalengan buah nanas terdiri dari 56% kulit, 17% mahkota, 15%
pucuk, 5% hati, 2% hiasan dan ampas nanas (Murni dkk., 2008). Limbah nanas telah
terbukti menjadi pakan alternatif yang layak untuk digunakan sebagai sumber serat pada

10
sapi lokal Thailand. Limbah nanas memiliki manfaat diantaranya dalam hal peningkatan
kepadatan kalori, nilai kecernaan dan pemanfaatan pakan dibandingkan dengan jerami
pangola (Suksathit, 2011).
 Limbah Daun Jeruk Purur
Jeruk purut memiliki daun majemuk menyirip beranak daun satu dan tangkai daun
sebagian melebar menyerupai anak daun. Helaian anak daun berbentuk bulat telur sampai
lonjong, pangkal membundar atau tumpul, ujung tumpul sampai meruncing, tepi
beringgit, panjang 8 – 15 cm, lebar 2 – 6 cm, kedua permukaan licin dengan bintik-bintik
kecil berwarna jernih, permukaan atas warnanya hijau tua agak mengkilap, permukaan
bawah hijau muda atau hijau kekuningan, buram, dan jika diremas baunya harum.
Bunganya berbentuk bintang dan berwarna putih kemerah-merahan atau putih kekuning-
kuningan. Bentuk buahnya bulat telur, kulitnya hijau berkerut, berbenjol-benjol, dan
rasanya asam agak pahit (Soepomo, 2012).
Daun jeruk purut mengandung tanin 1,8 %, steroid, triterpenoid, dan minyak atsiri
1 – 1,5 %. Kulit jeruk purut mengandung saponin, tannin, dan minyak atsiri 2 – 2,5 %
(Miftahendrawati, 2014). Daun jeruk purut juga digunakan sebagai bahan utama dalam
obat-obatan tradisional. Daun jeruk purut mengandung alkaloid, polifenol, minyak atsiri,
tanin, dan flavonoid.Jeruk purut memiliki efek farmakologis sebagai antiseptik dan
antioksidan (Miftahendrawati, 2014). Daun jeruk purut (C. hystrix D.C) mengandung
tannin 1,8%, steroid, triterpenoid, dan minyak atsiri dengan komposisi 1-sitronelal
sebagai komponen utama (81,49%) dan beberapa komponen lainnya yang penting adalah
sitronelol (8,22%), linalol (3,69%), dan geraniol (0,31%).
Kandungan sitronelal yang sangat tinggi menjadi salah satu kelebihan minyak
atsiri daun jeruk purut. Menurut Sait (1991) dan Knobloch et al.,(1989), sitronelal
memiliki aktivitas antibakteri yang relatif sangat tinggi. Berdasarkan penelitian
Suryaningrum (2009), minyak atsiri buah jeruk purut (C. hytrix D.C) mempunyai
aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Senyawa aktif
antibakteri dalam minyak atsiri daun jeruk purut adalah triterpenoid. Menurut
Luangnarumitchai et al.,(2007), minyak atsiri buah jeruk purut memiliki aktivitas
antibakteri terhadap Propionibacterium acne dengan MIC (Minimum Inhibitory
Concentration) sebesar2%.

11
BAB III
MATERI DAN METODE

3.1 Waktu Praktikum


Sebelum melakukan pratikum mahasiswa diminta untuk menentukan bahan dari masing-
masing setiap mahasiswa yang akan dibuat untuk membuat Eco Enzim bisa dari dedaunan,
sayuran ataupun buah-buahan yang semua bahan tersebut merupakan bahan limbah atau sisa-sisa
yang sudah tidak bisa dimanfaatkan ataupun dikonsumsi sehingga supaya lebih cepat dalam
proses fermentasi eco enzimnya.

Pratikum dilaksanakan setiap hari selasa pukul 10 sampai selesai seminggu sekali berlokasi
dilabor fakultas pertanian dan peternakan Universitas Muhammadiyah Bengkulu, awal kegiatan
pratikum dilakukan pada tanggal 22 november 2023. Kegiatan pratikum dilakukan sebanyak 8
kali sampai tanggal 9 januari 2024.

3.2 Alat dan bahan


Alat pratikum Bahan Pratikum
 Choper/ blender  Gula merah
 Pisau  Air
 Botol coca cola (1.5 L)  Kulit jeruk
 Gunting  Belimbing wuluh
 Gelas ukur
 Lampan
 Plastik

12
Alat penyaringan sari
 Saringan
 Corong
 Botol c1000
 Alat pH ukur

3.3 Cara kerja


Cara kerja pembuatan eco enzim
1. Siapkan bahan limbah dari sayuran, dedaunan, dan buah-buahan yang akan dibuat
untuk dijadikan fermentasi eco enzim.
2. Bahan yang saya gunakan itu ada dua buah bahan masing-masing sebanyak 150 gr
yang pertama adalah limbah daun jeruk purut dan kulit nanas.
3. Yang pertama dilakukan adalah cuci semua bahan sampai bersih dengan air
mengalir supaya bahan yang akan digunakan tidak tercemar oleh bakteri ataupun
mikroorganisme yang akan merusak proses fermentasi.
4. Kemudian haluskan bahan yang akan digunakan bisa menggunakan pisau, gunting
ataupun chopper sampai bahan menjadi bentuk yang kecil-kecil ataupun halus.
5. Setelah itu siapkan larutan air gula merah sebanyak 50 gr dengan 500 ml air untuk
melarutkan gula merah pastikan gula merahnya larut dalam air.
6. Selanjutnya siapkan 2 botol coca cola yang sudah dibersihkan hingga bersih untuk
media fermentasi
7. Setelah itu masukkan bahan berupa daun jeruk purut yang sudah dihaluskan
kedalam botol yang pertama dan masuukan juga kulit nanas yang sudah dipotong-
potong kecil kedalam botol yang kedua.
8. Sesudah bahan semuanya masuk kedalam botol masukkan larutan air gula merah
kedalam botol sampai teraduk rata.
9. Selanjutnya tutup botol tersebut hingga rapat supaya tidak ada udara yang masuk
10. Dan terakhir letakkan botol ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung

13
supaya proses fermentasi berjalan dengan lancar.

Cara kerja
Proses penyaringan sari dan pengukuran ph
1. Pada minggu ke 8 akan dilakukan penyaringan sari hasil fetmentasi eco enzim dan
pengukuran derajat keasaman pH
2. Hal pertama yang dilakukan adalah pengukuran gas yang terkandung dengan
menggunakan kantong plastik untuk mengetahui berapa banyak jumlah gas yang
dihasilkan
3. Kemudian siapkan alat pengukur pH untuk mengukur keasaman bahan yang sudah
difermentasi
4. Masukkan alat pegukur kedala botol fermentasi usahakan alat tersebut terendam
sampai setengah bagian agar derajat keasamannya keluar setelah mengetahui derajat
pH nya catat ataupun foto hasilnya.
5. Seteah itu siapkan saringan, corong, dan botol c1000 sarung sari pisahkan dengan
bahan yang difermentasi menggunakan saringan.
6. Setelah itu masukkan sari yang sudah didaptkan kedalam botol c100 dan terakhir
beri label pada botol masing-masing setiap bahan.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Disini terdapat tahapan pemantauan mingguan terhadap perubahan yang terjadi pada bahan
pembuatan eco enzim sampai memperoleh hasil sari yang diinginkan.

No Pemantauan setiap Perubahan pada bahan fermentasi pembuatan (Eco Enzim)


minggu
1. Minggu pertama masa Terjadi perubahan mulai dari tekstur, warna, serta bau ada
penyimpanan yang berwarna kemerahan sedikit kecoklatan. Bahan daun
jeruk purut berwarna hijau tua sedikit kecoklatan baunya
harum seperti daun jeruk pada umumnya dan tekanan gasnya
lumayan banyak. Sedangkan yang berbahan dasar kulit nanas
berwarna kuning kemerahan berbau seperti bau tapai dan
terdapat tekanan gas yang banyak.
2. Minggu kedua masa Perubahan yang terjadi tidak terlalu signifikan masih sama
penyimpanan seperti minggu sebelumnya, yang mencolok ada kadar gas
yang sangat sedikit dibandingkan minggu sebelumnya.
pengukuran gas diukur dengan mengunakan kantong plastic
untuk mengetahui seberapa banyak jumlah gasnya.
3. Minggu ketiga masa Terdapat perubahan pada fisik bahan fermentasi eco enzim
penyimpanan terjdi penggumpalan pada bahan tersebut terjadi perpisahan
anatar air dan bahan. Bahan yang kulit nanas berada
dipermukaan sedangkan yang berbahan dasar daun jeruk purut
berada dibawah. Gas yang dihasilkan dari bahan dasar kulit
nanas sebanyak 1/2 kantong 1 kg sedangkan berbahan dasar
daun jeruk purut jumlahnya juga sama jumlahnya sebanyak
1/4 kantong 1 kg.
4. Minggu keempat masa Pada minggu keempat kembali dilakukan pengamatan pada
penyimpanan pembuatan eco enzim terdapat gas yang sangat banyak pada
masing-masing bahan tersebut dan kadar air sedikit berkurang
dari minggu-minggu sebelumnya.
5. Minggu kelima masa Terjadi perubahan yang terjadi pada bau yang terjadi bau dari
penyimpanan kedua bahan semakin pekat menandakan proses fermentasi
berjalan dengan lancer untuk jumlah gas tidak ada sama
sekali.
6. Minggu keenam masa Penyimpanan diusia sebulan lebih pada proses fermentasi

15
penyimpanan pembuatan eco enzim dari bahan limbah ini terjadi berubahan
pada bentuk fisik bahan yang digunakan bentuknya sudah
sangat halus seperti lumpur dan warna dari airnya pun
kelihatan lebih jernih.
7. Minggu ketujuh masa Pada minggu ketujuh bahan yang difermentasi sudah menjadi
penyimpanan sangat halus hampir menyatu dengan air dan jumlah gasnya
mengurang kemudian warna nya sudah menjadi lebih cerah
dibandingkan sebelumnya.
8. Minggu kedelapan Pada minggu ini akan dilakukan pemisahan bahan serta air
minggu terakhir sari yang sudah difermentasi selama 2 bulan dan akan
penyimpanan sekaligus dilakukan juga pengukuran pH agar mengetahui derajat
pengambilan sari dari keasamannya. Ada beberapa alat yang dibutuhkan yaitu botol
eco enzim. c100, saringan, pH ukur dan plastik.
Pertama yang dilakukan seperti biasa yaitu mengukur
seberapa banyak gas yang dihasilkan menggunakan kantong
plastic setelah gasnya habis siapkan alat pH ukur kemudian
masukkan kedalam botol sampai terendam setengah dari alat
tersebut kemudian tulis berapa jumlah keasaman pH nya. Dan
setelah itu saring eco enzim menggunakan saringan kemudian
masukkan air yang sudah disaring kedalam botol c1000 dan
yang terakhir beri label pada botol tersebut.

16
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Limbah organik adalah limbah yang dapat terurai secara alami oleh mikorba.
Berdasarkan asalnya, limbah organik adalah bahan-bahan yang berasal dari makhluk hidup
seperti sisa aktivitas manusia, hewan ataupun tumbuhan. Limbah organik jenisnya banyak dan
sangat beragam. Namun lebih spesifiknya, untuk kalangan rumah tangga, limbah organik ini
terdiri dari sisa-sisa makanan, sayursayuran, daging-tulang, dan buah-buahan.

Eco-enzyme adalah ekstrak cairan yang dihasilkan dari fermentasi sisa sayuran dan buah-
buahan dengan substrat gula merah atau molase. Prinsip proses pembuatan ecoenzyme sendiri
sebenarnya mirip proses pembuatan kompos, namun ditambahkan air sebagai media
pertumbuhan sehingga produk akhir yang diperoleh berupa cairan yang lebih disukai karena
lebih mudah digunakan dan mempunyai banyak manfaat. Dari bahan-bahan limbah yang ada kita
bisa memanfaatkannya dengan baik bisa dimanfaatkan untuk berbagai macam olahan bisa lebih
bernilia bisa dibuat pupuk organik, bahan pakan ternak, Eco Enzim.dan masih banyak lagi oleh
Karena itu jangan menganggap limbah itu sesuatu yang tidak ada manfaatnya padahal masih bisa
dimanfaatkan untuk sesuatu yang masih bernilai.

Pembuatan Eco Enzyme dapat berkontribusi dalam mencegah atau mereduksi resiko
pencemaran lingkungan, serta meningkatkan citra sosial kimia, sebagai media yang tepat untuk
mengajarkan tanggung jawab social.

5.2 Saran
Kita bisa memanfaatkan limbah yang ada disekitar yang bisa dimanfaatkan untuk dirubah
menajadi pupuk ataupun untuk dijadikan suatu fermentasi yang lebih bermanfaat dari pada
dibuang begitu saja apalagi bahan limbah khsusnya limbah organic bisa dirubah menjadi pupuk

17
kompos serta dibuat fermentasi Eco Enzim yang masih banayak sekali manfaatnya bagi
kehidupan.

Kemudian dalam menjalanka suatu kegiatan itu harus bersungguh-sungguh jangan menganggap
suatu pekerjaan itu sebagai mainan saja tetapi harus diniatkan agar memproleh hasil yang
maksimal. Dan juga saat melakukan kegiatan praktikum harus memperhatikan apa yang dibilang
oleh pembimbing ataupun dosen yang mengajar agar ilmu yang mereka berikan bisa kita ambil
serta bisa diteriapkan dalam kehidupan sehari-hari.

18
DAFTAR PUSTAKA
Afdillah, Junaidi. (2021). Analisis Keputusan Konsumen Muslim Dalam Pembelian Produk
Makanan Ringan Di Kota Jambi. Jambi :Skripsi, Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas
Jambi.
Al Akhyar, Agus Ali Imron. 2020. Mengunjungi Simbol-Simbol Sejarah Lokal Tulungagung,
(Yogyakarta:Mirra Buana Media).
Arifin, Zainal, Sudarti Sudarti, and Albertus Djoko Lesmono. "Pengaruh model quantum
learning disertai metode eksperimen terhadap hasil belajar fisika siswa di SMA Negeri
Kalisat." Jurnal Pembelajaran Fisika 4.4 (2016): 365-370.
Armenta, R.E., Guerrero, S. & Legarreta. 2009. Stability Studies on Astaxanthin Extracted from
Fermented Shrimp Byproducts. Journal of Agricultural and Food Chemistry 57(14):6095-
6099. doi: 10.1021/ jf901083d.
Astuti, A. P., Tri, E., Maharani, W., (2020) Semarang, U. M., Semarang, U. M., Semarang, U.
M., & Gula, V. (n.d.). Pengaruh Variasi Gula Terhadap Produksi Ekoenzim
Menggunakan Limbah Buah Dan Sayur. 470–479.
Audies, A, 2015. Uji efektifitas antibakteri ekstrak kulit nanas (Ananas comosus (L) Merr.)
Terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans penyebab karies gigi. Skripsi. Universitas
Andalas Padang.
Bayuseno, A. P. (2009). Penerapan dan pengujian model teknologi anaerob digester untuk
pengolahan sampah buah-buahan dari pasar tradisional. ROTASI, 11(2), 5-12.
Brata, Kamir R. dan Nelistya, Anne. (2008). Lubang Resapan Biopori (LRB). Penebar Swadaya.
Jakarta.
Hemalatha, M., and P. Visantini. 2020. “Potential Use of Ecoenzyme for the Treatment of Metal
Based Effluent.” IOP Conference Series: Materials Science and Engineering 716(1). doi:
10.1088/1757-899X/716/1/012016.
Jalaluddin, Mohammad. "Using YouTube to enhance speaking skills in ESL classroom." English
for Specific Purposes World 17.50 (2016): 1-4.
Knobloch, K., et al., 1989, Antibacterial and Antifungal of Essential Oil Components, J. Ess.
OilRes,1 (3), 119-128.
Kurowska-Susdorf, Aleksandra, et al. "Green analytical chemistry: Social dimension and
teaching." TrAC Trends in Analytical Chemistry 111 (2019): 185-196.

19
Li, H. et al. 2016. Topical treatment of green tea polyphenols emulsified in carboxymethyl
cellulose protects against acute ultraviolet light B-induced photodamage in hairless mice.
Photochem. Photobiol. Sci., 15(10) : 1264–71. doi: 10.1039/C6PP00073H.
Luangnarumitchai, S., Lamlertthon, S., dan Tiyaboonchai, S., 2007, Antimicrobial Activity of
Essential Oils Against Five Strains of Propionibacterium acnes, Mahidol University
Journal of Pharmaceutical Sciences, Volume 34(1-4), 60-64.
Mavani HAK, Tew IM, Wong L, Yew HZ, Mahyuddin A, Ghazali RA, Pow EHN. 2020.
Antimicrobial ecacy of fruit peels eco-enzyme against enterococcus faecalis: an in vitro
study. Int. J. Environ. Res. Pub. Health 2020. 17: 1- 12.
Miftahendrawati, 2014, Efek Antibakteri Ekstrak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix) Terhadap
Bakteri Streptococcus mutans (in vitro), Skripsi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas
Hasanuddin Makassar, Makassar.
Murni, R., Suparjo, Akmal, B.L. dan Ginting. 2008. Buku Ajar Teknologi Pemanfaatan Limbah
Untuk pakan. Laboratorium Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Jambi.
Jambi.
Muwakhid, B. 2005. Isolasi, Seleksi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat isolat sampah
Organik. Disertasi Doktor. Program Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang.
Nurhamidah, N. et al. (2021) ‘Pengolahan Sampah Organik Menjadi Eco-Enzyme pada Level
Rumah Tangga menuju Konsep Eco-Community’, Andromeda: Jurnal Pengabdian
Masyarakat Rafflesia, 1(2), pp. 43–46. Available at:
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/andromeda/article/view/19241.
Rakhmat, Jalaluddin. 2012. Metode Penelitian Komunikasi, Dilengkapi Contoh Analisis
Statistik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rasit, N., L.H. Fern, & W.A. Ghani. 2019. Production and characterization of ecoenzyme
produces from tomato and orange wastes and its influence on the aquaculture sludge.
International Journal of Civil Engineering and Technology. 10(3): 967-980.
Sait, S. 1991. Protein minyak atsiri di Indonesia sebagai sumber bahan obat dalam prossiding
Forum Komunikasi Ilmiah Pengembangan Minyak Atsiri di Sumatera, Bukitnggi: 126-
134.
Soepomo. (2012). Jeruk Purut (Citrus Hystrix DC.). Indonesia: Pusat Data & Informasi PERSI.
Suksathit, S., Wachirapakorn, C., and Opatpatanakit, Y. 2011. Effects of levels of
ensiledpineapple waste and pangola hay feed as roughage sources on feed intake,
nutrientdigestibility and ruminal fermentation of Southern Thai native
cattle.SongklanakarinJ. Sci.Technol. 33 (3), 281-289.
Suryaningrum, S., 2009, Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Buah Jeruk Purut Terhadap
Staphylococcus aureus dan Eschericia coli, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

20
LAMPIRAN

Bahan limbah kulit nanas sesuai kebutuhan Bahan daun jeruk purut sesuai yang
pembuatan eco enzym dibutuhkan saat pembuatan eco enzym

Larutan gula merah Daun jeruk purut yang sudah dihaluskan

21
Eco enzym yang belum memiliki kandungan Eco enzym yang sudah memiliki kandungan
gas. gas

Derajat Ph yang diukur pada bahan daun jeruk Derajat Ph yang diukur pada bahan limbah
purut. kulit nanas.

22
Eco enzym yang sudah jadi dari bahan limbah Eco enzym yang sudah jadi dari bahan daun
kulit nanas jeruk purut.

23

Anda mungkin juga menyukai