oleh
Fanecia Apriani
NIM D41212031
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Praktikum yang berjudul
“Pengenalan Produk Enzie: Cairan Eco-enzyme Serbaguna Di Desa Waru” dengan
tepat waktu. Laporan Hasil Praktikum ini disusun untuk memenuhi tugas UTS
pada mata kuliah Penyuluhan Pertanian. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dini Nafisatul M., S. Tr. P., M. Tr. P., selaku dosen pengampu pada
mata kuliah Penyuluhan Pertanian. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan hasil
praktikum ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Ruang Lingkup............................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum........................................................................................ 3
1.3 Manfaat Praktikum......................................................................................3
BAB II LOKASI DAN WAKTU........................................................................... 4
2.1 Tema Kunjungan......................................................................................... 4
2.2 Sasaran Kunjungan......................................................................................4
2.3 Jadwal Kunjungan....................................................................................... 5
2.4 Media Penyuluhan.......................................................................................5
2.5 Tahapan - Tahapan Kunjungan....................................................................6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 9
3.1 Hasil Inovasi Penyuluhan............................................................................9
3.2 Hasil Diskusi Kunjungan.......................................................................... 10
BAB IV.................................................................................................................. 12
PENUTUP.............................................................................................................12
4.1 Kesimpulan............................................................................................... 12
4.2 Saran..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
LAMPIRAN - LAMPIRAN................................................................................ 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
petani yang berperilaku profesional dalam berusaha tani sehingga dapat
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga dalam masyarakatnya.
Adapun satu dari banyaknya topik penyuluhan pertanian yang dapat
digunakan pada daerah ini adalah mengenai penggunaan eco-enzyme. Eco-enzyme
adalah cairan fermentasi dari limbah organik buah-buahan, sayuran, dan sampah
organik lainnya yang sangat berguna untuk pertanian, kesehatan, dan rumah
tangga (Hasanah, 2021). Limbah rumah tangga seperti sisa sayuran dan kulit buah
yang dianggap sebagai sampah dapat diubah menjadi eco-enzyme (Titi Aryanti et
al., 2022). Cairan eco-enzyme ini diperoleh dari fermentasi bahan-bahan alami
seperti buah-buahan yang sudah tidak layak konsumsi, gula, dan air. Larutan ini
memiliki potensi besar dalam meningkatkan produktivitas pertanian, memperbaiki
kualitas tanah, serta mengurangi dampak negatif pertanian terhadap lingkungan.
Eco-enzyme pertama kali ditemukan oleh Dr. Rosukon Poompanvong asal
Thailand melalui proses fermentasi bahan-bahan alami seperti protein tumbuhan,
mineral, dan hormon (Sari et al. dalam Pakpahan et al., 2022). Dengan demikian,
eco-enzyme dapat menjadi solusi untuk mengurangi sampah rumah tangga dan
penggunaan pupuk kimia dalam budidaya tanaman (Rosnina et al., 2022).
Pembuatan eco-enzyme sendiri dilakukan berdasarkan rumus perbandingan
1:3:10 yaitu 1 bagian gula : 3 bagian sisa buah atau sayuran : 10 bagian air dan
difermentasi selama 3 bulan (Arifin et al. dalam Pakpahan et al., 2022).
Eco-enzyme sendiri juga hanya membutuhkan media seukuran botol sehingga
dapat menghemat tempat pengolahan. Botol-botol bekas air mineral maupun
bekas produk lain yang sudah tidak digunakan ini juga dimanfaatkan kembali
sebagai tangki fermentasi eco-enzyme yang akhirnya dapat mengurangi jumlah
sampah anorganik jenis botol (Nasihin et al., 2022). Hal ini pada akhirnya juga
akan mengarah pada pendekatan pengelolaan limba dengan konsep nol limbah
(zero waste) yang memberi multi manfaat (Muliarta & Darmawan, 2021).
Meskipun potensinya yang besar, pengetahuan tentang eco-enzyme
ternyata masih terbatas di kalangan masyarakat khususnya terhadap mitra dan
pelaku pertanian. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan penyuluhan pertanian
untuk mengenalkan dan menjelaskan manfaat eco-enzyme, mengajarkan cara
2
pembuatan dan aplikasinya dalam praktik pertanian sehari-hari. Melalui
penyuluhan ini, penulis dan tim bertujuan untuk memberikan pemahaman
mendalam tentang eco-enzyme dan bagaimana penggunaannya dapat membantu
menciptakan pertanian yang lebih berkelanjutan, ramah lingkungan dan memiliki
nilai tambah. Dengan pengetahuan ini, penulis berharap mitra dan pelaku
pertanian dapat mengadopsi eco-enzyme sebagai salah satu alat penting dalam
transformasi menuju pertanian yang lebih berkelanjutan.
3
3. Memahami cara mengelola limbah organik dengan eco-enzyme, membantu
mengurangi pencemaran lingkungan dan mendukung konsep nol limbah.
4. Dapat mengoptimalkan penggunaan eco-enzyme dalam pertanian mereka,
yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil panen dan keberlanjutan
usaha pertanian maupun kehidupan sehari-hari mereka.
4
BAB II
LOKASI DAN WAKTU
5
Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo. Keputusan ini diambil dikarenakan penulis
dan tim melihat bahwa lingkungan ini sangat cocok dengan inovasi yang akan
disampaikan dalam program penyuluhan pertanian.
Selain kesesuaian lingkungan, alasan lain yang mendorong penulis dan tim
untuk memilih mitra di lingkungan ini adalah dikarenakan pihak mitra juga akan
berpartisipasi dalam lomba kebersihan lingkungan tingkat kabupaten. Hal ini
menjadikan mereka sebagai sasaran yang sangat relevan dan berpotensi besar
untuk menerima informasi beserta panduan yang akan disampaikan. Dengan
demikian, penulis dan tim yakin bahwa dengan adanya penyuluhan pertanian ini
akan memiliki dampak yang signifikan dalam upaya membantu mitra untuk
menjaga kebersihan dan keberlanjutan lingkungan di wilayah tersebut.
6
Gambar 1. Media Penyuluhan
7
b. Menetapkan sasaran yang akan dikunjungi
Sasaran yang dituju adalah para pengurus PKK dan pengurus RT
lingkungan Gang 4 A, RT 02, RW 06, Kecamatan Waru,
Kabupaten Sidoarjo.
c. Membuat jadwal kunjungan/penyuluhan pertanian
Jadwal kunjungan direncanakan pada tanggal 06 September 2023.
Namun dikarenakan adanya kepentingan mendadak dari pihak
mitra, jadwal kunjungan diundur dan dilaksanakan pada 07
September 2023.
d. Mempersiapkan materi dan ceklist penyuluhan pertanian
Proses selanjutnya yakni persiapan materi dan ceklist penyuluhan
pertanian. Adapun materi disusun dan dipersiapkan dalam bentuk
presentasi melalui media PPT dan brosur. Hal ini dimaksudkan
agar mitra dapat lebih mudah dalam memahami materi yang akan
disampaikan.
e. Menyiapkan semua perangkat yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
kunjungan
Penyiapan perangkat penunjang juga dilakukan untuk
mensukseskan kunjungan penyuluhan. Adapun perangkat yang
dipersiapkan adalah satu buah laptop, satu buah pointer dan ATK.
2. Pelaksanaan Kunjungan
Dalam pelaksanaan kunjungan, kami menyusun rundown acara untuk
memudahkan berjalannya acara. Adapun rincian tahapannya adalah
sebagai berikut:
a. Pembukaan
Pada tahapan ini, penulis dan tim sebagai pemateri dan penyuluh
membuka acara dengan salam dan perkenalan diri.
8
b. Menyampaikan maksud dan tujuan
Pada tahap ini, penulis dan tim menyampaikan maksud dan tujuan
kedatangan kami ke lingkungan tersebut yaitu untuk memberikan
informasi dan mendapatkan feedback dari mitra mengenai inovasi.
c. Menyampaikan informasi terkait inovasi yang telah disiapkan
disesuaikan dengan permasalahan/kebutuhan mitra
Pada tahap ini, penulis dan tim menyampaikan inovasi yang telah
disiapkan sesuai dengan kebutuhan mitra.
d. Menjawab pertanyaan dan berdiskusi dengan mitra
Pada tahap ini, penulis dan tim membuka forum diskusi untuk
pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari pihak mitra dengan
menjawab serta mendiskusikan bersama mitra.
e. Memberikan pertanyaan kepada mitra sesuai dengan ceklist yang
telah disusun
Setelah proses tanya jawab dari pihak mitra, penulis dan tim
memberikan pertanyaan kepada mitra sesuai ceklist yang telah
disusun untuk mendapatkan feedback dari pihak mitra.
f. Mencatat hasil wawancara, masalah-masalah yang ditemukan, serta
usulan-usulan mitra
Pada tahap ini, penulis dan tim mencatat hasil wawancara,
masalah-masalah yang ditemukan dan usulan-usulan dari mitra
yang didapatkan setelah proses diskusi dan pertanyaan berdasarkan
ceklist.
g. Mendokumentasi kegiatan penyuluhan
Tahap terakhir dalam pelaksanaan kunjungan adalah
mendokumentasikan kegiatan. Dokumentasi dilakukan selama
berlangsungnya acara.
9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
3.2 Hasil Diskusi Kunjungan
Berdasarkan kunjungan yang telah dilakukan, didapatkan beberapa hasil
diskusi sebagai berikut:
1. Mitra menghadapi permasalahan yang cukup serius terkait pengolahan
sampah organik khususnya sampah rumah tangga. Saat ini sampah organik
cenderung dibuang begitu saja tanpa ada pengolahan yang maksimal dan
berkelanjutan. Dampak dari hal ini adalah hilangnya peluang untuk
memberikan nilai tambah terhadap sampah organik. Mitra
mengungkapkan, sampah rumah tangga yang tidak terpakai selalu menjadi
sampah dan berdampak negatif terhadap kelestarian lingkungan
dikarenakan terkadang timbul bau yang tidak sedap ataupun polusi udara
akibat pembakaran sampah.
2. Setelah mengetahui permasalahan ini dan menyampaikan informasi
mengenai inovasi yang ada, dari sudut pandang penulis dan tim, para mitra
menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap informasi yang
disampaikan mengenai produk inovatif dari penulis dan tim, khususnya
eco-enzyme. Eco-enzyme tidak hanya berperan penting dalam pengolahan
limbah tetapi juga mendukung masyarakat dalam persiapan mengikuti
kompetisi lingkungan hidup tingkat kabupaten. Selain itu, produk ini juga
menawarkan peluang bisnis yang menarik bagi para mitra. Sedangkan dari
sudut pandang mitra, ternyata informasi yang disampaikan membawa
manfaat yang signifikan bagi mereka. Eco-enzyme dinilai memiliki banyak
manfaat, seperti dapat mengurangi jumlah sampah rumah tangga yang
dihasilkan, memanfaatkan sampah untuk menghindari pemborosan, dan
mengurangi biaya yang harus dikeluarkan untuk produk pembersih rumah
tangga dan pupuk, serta menyuburkan tanaman.
3. Berdasarkan masukan mitra setelah penulis dan tim menyarankan
penggunaan inovasi produk dari penulis dan tim dalam sesi brainstorming,
hasil pengamatan kami menunjukkan bahwa mitra di lingkungan tersebut
menunjukkan tingkat antusiasme yang sangat tinggi setelah pemberian
informasi tentang produk eco-enzyme. Para mitra tidak hanya
11
menunjukkan minat yang besar tetapi juga berpartisipasi aktif dengan
memberikan tanggapan positif melalui pertanyaan-pertanyaan yang
relevan dan bermakna. Hal ini mencerminkan tingginya kesadaran
lingkungan dan motivasi untuk berkontribusi terhadap pelestarian alam di
dalam lingkungan mitra. Sedangkan dari sudut pandang mitra, mereka
menyambut positif informasi ini, dikarenakan hal ini membantu mereka
lebih memahami bagaimana cara mengubah sampah rumah tangga
menjadi produk bernilai tinggi dengan bahan baku yang terjangkau.
4. Hasil observasi kami menunjukkan bahwa mitra menemui kendala berupa
waktu tunggu yang cukup lama pada saat proses fermentasi. Mitra kami
mengeluh bahwa waktu tunggu ini merupakan masalah yang perlu diatasi
dalam proses fermentasi mereka kedepannya.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Eco-enzyme, atau "garbage enzyme", adalah cairan hasil fermentasi
sampah organik dengan berbagai manfaat, termasuk sebagai pembersih,
penangkal serangga alami, dan penyubur tanaman. Produksinya berdampak positif
pada lingkungan dengan melepaskan gas ozon yang mengurangi polusi dan
menyediakan nutrisi tanah. Penyuluhan pertanian ini dilakukan secara efektif
menggunakan media seperti infografis dan presentasi PowerPoint. Berdasarkan
hasil penyuluhan, mitra menghadapi masalah limbah rumah tangga tidak terkelola
dan pengenalan mengenai eco-enzyme menjadi solusi yang disambut dengan baik
oleh mitra. Meskipun respons mitra positif, ada satu usulan dari pihak mitra
mengenai kendala waktu tunggu selama fermentasi yang diharapkan dapat teratasi
dengan melakukan percepatan masa fermentasi dalam prosesnya.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ada, perlu dilakukan upaya lebih lanjut
untuk meningkatkan kesadaran mitra tentang pentingnya pengolahan sampah
organik, terutama limbah rumah tangga. Hal ini dapat dilakukan melalui
penyuluhan yang lebih intensif tentang manfaat dan proses eco-enzyme yang lebih
mendetail. Dengan mendorong mitra untuk lebih aktif mengambil peran dalam
pemanfaatan eco-enzyme sebagai solusi pengolahan limbah dan peluang bisnis,
diharapkan mitra dapat berkontribusi dalam pengelolaan lingkungan yang lebih
baik secara mandiri.
13
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, C. W., Yasmin, A., Fitdaushi, A. N., Rizqia, A. Q. S. Z., Safitri, A. R.,
Anggraeni, D. N., ... & Pratama, Y. A. (2022). Mengubah Sampah Organik
Menjadi Eco Enzym Multifungsi: Inovasi di Kawasan Urban. DEDIKASI:
Community Service Reports, 4(1).
Hasanah, Y. (2020). Eco Enzim dan Manfaatnya untuk Produksi Beras Organik
dan Disinfektan. Jurnal Transfer Saintech , 3 (2), 119-128.
Nasihin, I., Nurdin, N., Kosasih, D., Mulyanto, A., & Maryam, S. (2022).
Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pembuatan Eco-Enzym sebagai
Alternatif Pemutus Rantai Sampah Organik Rumah Tangga.
Empowerment: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 5(01), 1-4.
14
Rosnina, Wirda, Z., Nilahayati, Sartika A, D., & Zuriani. (2022). Aplikasi Pupuk
Eco-Enzyme Pada Lahan Marginal di Desa Reuleut Barat Muara Batu
Aceh Utara. 4(1), 78–83.
15
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Lampiran 1
Berita Acara
16
Lampiran 2
Ceklist Pengamatan/Wawancara pada Praktikum Penyuluhan Pertanian
17
secara keseluruhan
memberikan pengalaman
yang sangat positif dan
memuaskan.
2. Permasalahan Permasalahan yang Mitra memaparkan bahwa
menurut mitra dihadapi oleh mitra permasalahan limbah
adalah kurangnya organik (utamanya limbah
pengolahan sampah rumah tangga) yang tidak
organik (limbah rumah digunakan selalu dibuang,
tangga) yang maksimal, sehingga tidak ada nilai
dimana sampah tersebut tambah dari limbah
hanya dibuang tanpa tersebut.
diolah untuk
keberlanjutan
lingkungan.
3. Tanggapan mitra saat Dalam pandangan kami, Mitra memaparkan bahwa
diberikan informasi mitra sangat antusias dari adanya informasi
mengenai inovasi untuk mendengarkan yang diberikan, mitra
yang disampaikan informasi kami tentang mendapatkan manfaat
produk inovasi kami, lebih. Hal ini dikarenakan
yaitu eco-enzyme. produk eco-enzyme dinilai
Eco-enzyme tidak hanya memiliki banyak manfaat
berperan dalam seperti dapat mengurangi
pengolahan limbah, tetapi sampah rumah tangga
juga mendukung yang dihasilkan, adanya
persiapan mitra dalam pemanfaatan sampah agar
lomba lingkungan tingkat tidak terbuang sia-sia serta
kabupaten, sementara mengurangi biaya
juga menjadi peluang pengeluaran rumah tangga
bisnis bagi mitra. akibat kebutuhan bahan
pembersih rumah tangga
dan penyubur tanaman.
4. Tanggapan mitra saat Berdasarkan hasil Mitra memaparkan bahwa
disarankan untuk pengamatan kami, mitra mereka merespon dengan
menggunakan di lingkungan tersebut sangat positif. Hal ini
informasi yang menunjukkan tingkat dikarenakan informasi
disampaikan antusiasme yang luar yang didapatkan
biasa saat mereka menambah wawasan mitra
mendengarkan informasi terkait pemanfaatan
terkait produk limbah rumah tangga
18
eco-enzyme yang kami menjadi produk bernilai
persembahkan. Dalam lebih dan bahan-bahan
suasana tersebut, mitra yang dibutuhkan dalam
tidak hanya menunjukkan proses pembuatannya juga
minat yang tinggi, tetapi dapat dijangkau.
juga berpartisipasi aktif
dengan memberikan
feedback yang sangat
positif melalui
pertanyaan-pertanyaan
yang sangat relevan dan
memiliki bobot yang
signifikan. Hal ini
memberikan gambaran
bahwa kesadaran
lingkungan dan minat
untuk berkontribusi pada
upaya pelestarian alam di
kalangan mitra kami
sangat tinggi.
5. Kendala yang Berdasarkan hasil Mitra memaparkan bahwa
dirasakan mitra jika pengamatan yang kami kendala yang dirasakan
menerapkan inovasi lakukan, kami telah adalah adanya waktu
yang disampaikan mengidentifikasi bahwa tunggu saat proses
salah satu kendala yang fermentasi.
dirasakan oleh mitra
kami adalah waktu
tunggu yang cukup lama
saat proses fermentasi
berlangsung.
6. Usulan mitra Berdasarkan hasil Mitra memaparkan bahwa
pengamatan kami, mitra mungkin bisa ada inovasi
kami telah memberikan aroma lain yang dapat
saran yang sangat lebih ampuh dalam
berharga mengenai menutupi aroma hasil
inovasi produk kami. fermentasi. Hal ini
Salah satu saran yang dikarenakan mitra merasa
diberikan adalah tentang bahwa aroma hasil
meningkatkan aroma fermentasi produk
produk dengan eco-enzyme masih bisa
19
menggunakan essential dicium walaupun hanya
oil. Mitra kami percaya sedikit. Mitra juga
bahwa dengan menyarankan jika nanti
menambahkan essential produk dipasarkan, harga
oil ke dalam formula yang dipatok bisa
produk, kita dapat diturunkan. Hal ini
menciptakan aroma yang dikarenakan pengalaman
lebih wangi dan menarik mitra dalam pemilihan
bagi konsumen. Selain produk sejenis dilihat dari
itu, mitra kami juga harganya yang terjangkau
menyarankan agar kita terlebih dahulu
berhati-hati dalam dibandingkan kualitasnya.
menentukan harga
produk ini. Mereka
menyarankan agar tidak
mematok harga terlalu
tinggi, dikarenakan
kekhawatiran bahwa
harga yang terlalu tinggi
dapat membuat produk
kita kurang bersaing di
pasar. Oleh karena itu,
mitra mengusulkan agar
kita mempertimbangkan
dengan baik strategi
harga yang akan kita
terapkan, sehingga
produk kita tetap menarik
bagi konsumen tanpa
harus mengorbankan
kualitas atau keuntungan.
20
Lampiran 3
Daftar Hadir Mitra
21
Lampiran 4
Rundown Teknis Acara Penyuluhan Pertanian
22
Lampiran 5
Dokumentasi Kegiatan
23