Disusun oleh:
Kelompok 10/SPB 04
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2023
i
DAFTAR ISI
Halaman
Cover .................................................................................................. i
DAFTAR ISI ...................................................................................... 1
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................. 2
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 2
1.2 Tujuan ....................................................................................... 3
BAB II. ISI ......................................................................................... 5
2.1 Pengertian SPB dan SPT .......................................................... 5
2.2 Profil Bhumee Organic ............................................................. 7
2.3 Sistem Pertanian Terpadu di Bhumee Organik ......................... 12
2.4 Hubungan Unsur Pertanian, Peternakan, dan Perikanan .......... 17
2.5 Peran Bhumee Organic ............................................................. 18
BAB III. PENUTUP .......................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 25
1
I. PENDAHULUAN
2
Sistem pertanian terpadu merupakan evolusi dari konsep pertanian
berkelanjutan dan menawarkan pendekatan yang lebih holistik dan terintegrasi
untuk mengatasi berbagai masalah di sektor pertanian. Latar belakang sistem
pertanian terpadu mencakup sejumlah elemen yang menjelaskan mengapa
pendekatan ini menjadi penting dalam konteks pertanian modern.Sistem
pertanian terpadu didasarkan pada pemahaman bahwa segala sesuatu dalam
pertanian saling terkait. Ini mencakup hubungan antara tanaman, hewan,
manusia, dan lingkungan. Dalam sistem ini, elemen-elemen ini diintegrasikan
dengan bijak untuk menciptakan sistem pertanian yang lebih efisien dan
berkelanjutan.
1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengetahui tentang sistem pertanian berkelanjutan dan
sistem pertanian terpadu.
b. Mahasiswa mampu memahami tentang sistem pertanian berkelanjutan dan
sistem pertanian terpadu.
3
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang sistem pertanian berkelanjutan dan
sistem pertanian terpadu.
4
II. ISI
5
memecahkan masalah ini. Pertanian berkelanjutan sangat mendukung dari segi
teknis, sehingga kita dapat memilih tanah yang tepat dan mendapatkan bibit yang
baik sesuai dengan jenis tanaman yang kita tanam. Pada dasarnya, sistem
pertanian berkelanjutan adalah sistem pertanian tradisional yang bertujuan untuk
mencapai tujuan yang direncanakan secara maksimal, mengatasi masalah
ekonomi global, dan memaksimalkan permintaan yang cepat dan siap pakai. Hal
ini juga didasarkan pada pengelolaan yang optimal, penggunaan dan konservasi
sumber daya yang ada, peningkatan kualitas lingkungan lebih lanjut dan
konservasi sumber daya alam (Firnia dkk, 2023).
6
mencakup pemanfaatan pupuk organik dari kotoran ternak untuk meningkatkan
kesuburan tanah, penggunaan hewan ternak untuk mengolah lahan, dan rotasi
tanaman yang cerdas.
7
dengan sistem pertanian terpadu. Pemilik Perusahaan bhumee organic ini
adalah Bapak Deddy Tri Kuncoro yang berlokasi di Jl. Jengger, Jongkang,
Sriraharjo, Kecamatann Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Bhumee organic pertama kali dibentuk pada bulan
Agustus 2022 dan sudah berjalan selama 1 tahun dengan luas lahan 1 ha.
Komoditas pertama yang ditanam pak Deddy yaitu tanaman pepaya. Alasan
pak Deddy memilih tanaman ini karena bisa dipanen setiap harinya walaupun
awal melakukan budidayanya harus menunggu 9 bulan untuk panen awal,
namun setelahnya bisa dipanen kapan saja, Setelah berjalan 2 bulan, pak Deddy
memutuskan untuk menanam komoditas yang kedua yaitu tanaman buah naga.
Buah naga yang dibudidayakn ada dua jenis yaitu buah naga merah dan buah
naga putih.
8
Keterangan denah :
: Mess
: Lahan Pertanian
: Peternakan
: Perikanan
: Store
Denah kebun Bhumee Organik menunjukan pada halaman depan dari kebun
terdapat kedai-kedai yang berisikan beraneka ragam jenis minuman salah satunya
adalah jus buah dan terdapat kios untuk menjual langsung produk yang sudah
diapnen dari kebun yaitu berupa buah dan sayuran segar. Hasil pertanian yang telah
dipanen selain dipasarkan langsung pada kios yang ada di kebun, pak Deddy juga
memasarkannya melalui online (media sosial), dimana pembeli dapat memesan
buah dan sayur yang dikehendaki kemudian akan dikirimkan kepada para
konsumen yang memesan. Bagian belakang dari kebun terdapat lahan pertanian
dengan komoditas utama yang ditanam pada lahan tersebut adalah tanaman buah
naga dan papaya dan di samping lahan terdapat tanaman yang ditanam pada polybag
yaitu tanaman jeruk lemon, jeruk Sunkist, dan jeruk purut. pada bagian pojok dari
kebun terdapat kolam dan ujung belakang terdapat kandang kelinci dan peternakan.
Kebun Bhumee Organik juga menyediakan mess bagi pelajar/mahasiswa yang
pelakukan pelatihan dan penelitian.
9
Alasan pak Deddy mendirikan sistem pertanian terpadu ini karena jika ingin
memulai membangun usaha pada bidang pertanian dengan hanya mengembangkan
1 jenis/unsur kegiatan pertanian itu akan memakan waktu lama untuk memperoleh
keuntungan dan hanya mengeluarkan biaya yang sangat banyak sedangkan
penghasilan belum tentu didapatkan. Seiring berjalannya waktu, komoditas yang
dibudidayakan semakin bertambah, hingga saat ini terdapat 18 jenis tanaman yang
dibuudidayakn di Bhumee Organic. Sistem pertanaman yang diterapkan adalah
multiple cropping. Tumpang sari merupakan penanaman beberapa jenis tanaman
dalam sistem ganda (multiple cropping) untuk meningkatkan hasil pertanian. Pada
sistem tumpeng sari ini harus memperhatikan pemilihan kombinasi tanaman yang
tepat, agar tidak terjadi persaingan antar tanaman dalam merebutkan kebutuhan air,
sinar matahari, dan nutrisi (Ni Komang dkk., 2022).
10
Pertanian yang ada di Bhumee Organik diintegrasikan dengan peternakan
dan perikanan. Peternakan yang ada di Bhumee Organik meliputi peternakan
kelinci dan ayam, dimana jumlah hewan ternak kelinci ada 32 ekor dan 25 ekor
ayam. Adanya peternakan ini dimanfaatkan sebagai pendukung sarana produksi
bagi keberlangsungan budidaya tanaman berupa pupuk organic. Kotoran ayam dan
kelinci yang padat dijadikan sebagai pupuk organic dan urine kelinci dijadikan
sebagai pupuk organic cair (POC). Pada Bhumee Organik terdapat 2 jenis kolam,
kolam yang pertama adalah kolam besar yang awalnya digunakan untuk budidaya
ikan nila dan kolam kedua merupakan kolam yang dilapisi dengan terpal untuk
budidaya ikan lele, untuk sekarang kolam yang masih aktif adalah kolam yang
kedua yang berisi ikan lele sebanyak ± 100 ekor. Perikanan disini juga memiliki
keterkaitan untuk mendukung jalanmya kegiatan budidaya, dimana air yang ada di
kolam digunakan untuk menyiram tanaman.
11
2.3 Sistem Pertanian Terpadu di Bhumee Organik
12
Berdasarkan wawancara pada narasumber di Bhumee Organik,
penerapan sustainable farming (pertanian berkelanjutan) menciptakan sistem
pertanian multiple cropping (tumpang sari) sehingga meningkatkan
diversifikasi produk pertanian. Sustainable farming atau pertanian
berkelanjutan menurut Efendi (2016) digunakan untuk menggambarkan suatu
sistem pertanian alternatif berdasarkan pada konservasi sumberdaya dan
kualitas lingkungan. Sistem pertanian berkelanjutan bertujuan untuk
mengurangi adanya pencemaran lingkungan yang berakibat pada kerusakan
lingkungan dengan mempertahankan produktivitas pertanian dan peningkatan
pendapatan sehingga stabilitas dan kualitas kehidupan masyarakat meningkat.
Indikator yang harus diperhatikan dalam penerapan sistem pertanian ini adalah
dengan menerapkan sistem pertanian yang ramah lingkungan, mensejahterakan
masyarakat, dan secara sosial dapat diterima oleh masyarakat secara luas. Hal
tersebut sesuai dengan penuturan narasumber bahwa Bhumee Organik
merupakan cost center yang keberadaannya dapat mensejahterakan masyarakat
hingga ke lingkungan secara luas.
13
sistem tersebut dapat menciptakan sirkuler ekonomi yang mendukung
peningkatan pendapatan bagi owner maupun masyarakat yang berkaitan.
1. Bidang Ekonomi
Bhumee organik memiliki berbagai jenis produk yang diproduksi
dari pertanian, peternakan, maupun perikanan yang memiliki nilai jual
dengan menambah pendapatan masyarakat dan meningkatkan nilai
ekonomi. Produksi pertanian menghasilkan produk sayur dan buah yang
bermitra dengan beberapa pengusaha seperti penjual jus buah, tengkulak,
dsb. Hasil produksi ternak dimanfaatkan dagingnya untuk kelinci dan ayam
dimanfaatkan telurnya yang dapat dijual dengan mitranya seperti rumah
makan. Selain itu, limbah hewan ternak digunakan untuk pupuk organik
cair, kompos, dan berbagai jenis penyubur tanaman. Hal tersebut
mendukung pengadaan konsep zero waste agar limbah yang dihasilkan pada
usaha produksi di Bhumee Organik mampu termanfaatkan dengan baik dan
dapat meminimalkan pengeluaran untuk pupuk tanaman.
2. Bidang Sosial
Penerapan sistem pertanian berkelanjutan (sistem pertanian terpadu)
membutuhkan dukungan sosial dengan memberikan berbagai manfaat
kepada masyarakat agar hidup dari sektor pertanian. Bhumee Organik
berperan dengan memberikan dampak kepada masyarakat, misalnya yaitu
dengan memberikan contoh pemanfaatan limbah sayur untuk dijadikan
kompos ke tanaman, menyediakan kebutuhan sayur maupun buah-buahan
dan hasil ternak pada masyarakat yang nantinya dapat dimanfaatkan dengan
menyambung hidup dari pertanian, memberikan motivasi sosial kepada
14
masyarakat bahwa menanam tidak hanya dapat dilakukan oleh petani
namun dengan pemanfaatan lahan yang sempit masyarakat dapat
memanfaatkan pekarangannya untuk bercocok tanam, dan memberikan
contoh penerapan sistem pertanian yang ramah lingkungan sehingga
memberikan kesan yang baik kepada masyarakat karena tidak merusak
lingkungan.
3. Lingkungan
Adanya sistem pertanian terpadu dengan konsep zero waste di
Bhumee Organik berdampak positif pada lingkungan sekitar. Karena
letaknya di dekat central kota, maka Bhumee Organik menambah serapan
air tanah pada lingkungan sehingga menciptakan lingkungan yang asri.
Sistem pertanian di Bhumee Organik juga menggunakan saprodi yang tidak
mencemarkan lingkungan karena penerapan sistem pertanian organik yang
memanfaatkan beberapa bahan alami sebagai pupuk sehingga tidak
mencemari tanah dan ramah lingkungan. Menurut Sulaiman (2008) dalam
Ramadhani (2019) menyatakan bahwa akan lebih baik jika limbah dapat
dipandang sebagai bahan baku untuk memproduksi barang tertentu
sehingga bernilai ekonomis. LEISA (Low Eksternal Input Sustainable
Agriculture) merupakan penyangga pola pertanian terpadu yang
didefinisikan oleh Suryana (2007) dalam Ramadhani (2019) bahwa LEISA
berpacu pada optimalisasi sumber daya lokal yang ada dengan
mengkombinasikan seluruh komponen usaha tani. Konsep LEISA yang
dilaksanakan dapat melahirkan manfaat seperti optimalisasi penerapan daur
ulang (zero waste), meminimalkan kerusakan lingkungan, dan diversifikasi
produk.
4. Pendidikan dan Pelatihan
Sarana dan prasarana yang ada di Bhumee Organik dimanfaatkan
seluruhnya sebagai kebun lapang yang dapat dikunjungi oleh masyarakat
tanpa dipungut biaya, namun apabila pengunjung membutuhkan guide tour
yang digunakan untuk memandu dan menambah pengetahuan pengunjung
biasanya dipatok biaya parkir seikhlasnya. Secara tidak langsung
15
pendidikan dipenuhi oleh perusahaan dengan adanya kunjungan yang
membutuhkan berita dan informasi yang dibutuhkan oleh pengunjung.
Pelatihan di Bhumee Organik juga dibuka untuk masyarakat umum,
pemagang, PKL, maupun penelitian. Revenue pelatihan dilakukan untuk
membantu masyarakat atau pelajar yang ingin mendalami atau mengadakan
proyek tertentu dengan ketentuan sebagai berikut :
- Apabila masyarakat atau pelajar membutuhkan waktu kurang
dari 1 bulan maka tarif yang harus dibayarkan sebesar Rp.
400.000.
- Apabila masyarakat atau pelajar membutuhkan waktu 3 bulan
maka tarif yang harus dibayarkan adalah gratis dengan catatan
transfer knowladge oleh pihak Bhumee Organik tetap dilakukan
namun tenaga selama 3 bulan harus dipenuhi oleh penyewa
(masyarakat atau pelajar).
- masyarakat atau pelajar membutuhkan lahan kurang dari 1 bulan
maka tarif yang harus dibayarkan sebesar Rp. 400.000
- Apabila masyarakat atau pelajar ingin melakukan magang atau
pembelajaran selama lebih dari 3 bulan maka akan diberikan
uang saku oleh pihak Bhumee Organik dengan tukar tenaga.
5. Hiburan
Bhumee Organik memiliki beberapa komponen yang dapat
dijadikan tempat hiburan yang menarik perhatian pengunjung. Beberapa
komponen yang patut dijadikan sebagai tempat untuk hiburan antara lain
yaitu seperti kafe jus dan pendopo yang nyaman untuk digunakan diskusi
atau bersantai, toko sayur dan buah organik, lahan yang luas untuk
dikelilingi pengunjung, dan kandang kelinci dan kandang ayam serta kolam
ikan yang menyejukkan mata. Hal tersebut menjadikan Bhumee Organik
dapat dijadikan wisata edukasi yang tepat untuk kalangan anak-anak hingga
dewasa.
16
2.4 Hubungan Unsur Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Pada Sistem
Pertanian Terpadu di Bhumee Organik
Penerapan sistem pertanian terpadu yang ada di Bhumee Organik
melibatkan beberapa unsur pertanian, peternakan, dan perikanan yang sangat
erat. Berikut penjelasan masing-masing peran unsur pertanian, peternakan, dan
perikanan yang ada di Bhumee Organik :
1. Pertanian
Pertanian merupakan unsur utama yang mendorong usaha
pemanfaatan lahan secara maksimal di Bhumee Organik. Jenis sistem
pertanian yang diterapkan di Bhumee Organik merupakan pertanian organik
yang membutuhkan bahan penyubur dan pupuk alami tanpa menggunakan
bahan kimia. Mayrowani (2012) mendefinisikan bahwa pertanian organik
sistem pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa
menggunakan bahan kimia sintetis dan didasarkan pada prinsip kesehatan,
ekologi, dan perlindungan. Pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan
lingkungan yang ada di Bhumee Organik karena konsep pertaniannya
menerapkan zero waste dengan melakukan pengelolaan terhadap limbah
hasil produksi untuk dikelola kembali dan dimanfaatkan sebagai pupuk
maupun penyubur tanaman. Jenis tanaman utama yang dibudidayakan
adalah tanaman pepaya dan buah naga dengan tanaman tumpang sari lebih
dari 13 jenis tanaman sayuran seperti cabai, tomat, terong, mentimun, dll.
Pemilihan tanaman buah pepaya didasarkan agar dilakukan pemanenan
setiap saat sehingga pendapatan yang dihasilkan kontinu atau setiap saat
petik.
2. Peternakan dan Perikanan
Penerapan pertanian organik membutuhkan beberapa bahan alami
seperti limbah ternak yaitu urin maupun kotoran yang dikeluarkan oleh
hewan ternak. Jenis hewan ternak yang ada yaitu kelinci dan ayam. Kelinci
setiap harinya ditampung urinnya untuk digunakan sebagai pupuk organik
cair (POC) sebagai pengganti pupuk kimia yang kurang ramah lingkungan.
Sedangkan kotoran ayam dan kotoran kelinci digunakan sebagai bahan
17
pupuk organik yang difermentasikan menjadi pupuk organik untuk
dikembalikan ke lahan sebagai pupuk dasar tanaman. Pada bidang
perikanan, jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan lele dan ikan nila.
Kebutuhan pakan dipenuhi dari maggot yang diperoleh dari budidaya
maggot dari limbah kompos yang tidak terpakai dari limbah pertanian
(sayur dan buah). Hal tersebut menunjukkan bahwa unsur pertanian,
peternakan, dan perikanan sangat erat dan berkaitan satu sama lain untuk
saling memanfaatkan potensi sumberdaya dalam menciptakan suatu sistem
pertanian yang terpadu.
18
dari kotorannya serta perikanan di dalamnya dapat menyuplai ketersediaan air
untuk menyiram tanaman.
1. Aspek ekologi
19
Secara aspek ekologi, sistem pertanian terpadu dapat menciptakan
pertanian ramah lingkungan sehingga kedepannya dapat menjadi solusi
dalam mencegah menurunya tingkat kesuburan lahan
2. Aspek Ekonomi
Secara aspek ekonomi, sistem pertanian terpadu yang berkelanjutan
dapat memberikan keuntungan karena dalam menerapkan sistem
pertanian terpadu tentunya dalam satu lahan terdapat beberapa jenis
tanaman yang dibudidayakan sehingga peluang untuk memperoleh
keuntungan itu besar.
3. Aspek Sosial
Secara aspek sosial, sistem pertanian terpadu dengan konsep kearifan
lokal yang mudah diterima oleh masyarakat.
1. Keberlanjutan lahan
Penerapan sistem pertanian terpadu di Bhumee Organik sangat
berperan demi keberlanjutan lahan karena penggunaan pupuk dan
pestisida yang ramah lingkungan tidak merusak tanah dan mencegah
20
kematian mikroorganisme yang dapat membantu dalam pertumbuhan
dan perkembangan tanaman terutama dalam hal mengikat nitrogen dari
udara. Selain itu, penerapan sistem pertanian terpadu di Bhumee
Organik ini mencegah adanya pencemaran lingkungan dari limbah-
limbah rumah tangga yang biasanya dianggap sudah tidak penting lagi.
Kehadiran limbah rumah tangga seperti sisa sayuran dan buah dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk ataupun diolah menjadi makanan ternak.
Menurut Devi dkk (2022), limbah buah-buahan adalah limbah yang
kurang dimanfaatkan, di dalam limbah buah-buahan terdapat kandungan
beberapa zat seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Vitamin,
Kalsium (Ca), Zat Besi (Fe), Natrium (Na) dan Magnesium (Mg) yang
berpotensi dapat digunakan sebagai pupuk organic cair.
2. Keberlanjutan Ketahanan Pangan
Adanya Bhumee Organic sangat berperan bagi ketahanan pangan.
Seperti yang telah diketahui pada kebun Bhumee Organik menerapkan
sistem pertanian yang keseluruhannya organic mulai dari pengendalian
hama penyakit baik untuk pupuknya, sehingga dapat dipastikan hasil
panen yang dihasilkan adalah produk pertanian aman dan layak
konsumsi. Aman dikonsumsi yang dimaksud adalah produk pangan
yang dihasilkan terbebas dari hama penyakit, tidak terdapat endapan
pestisida dan tidak membahayakan jika dikonsumsi. Layak yang
dimaksud adalah produk pangan ini diproduksi dalam keadaan bersih,
tidak mengalami kerusakan, tidak berbau dan dalam kondisi layak untuk
diperjual belikan.
3. Keberlanjutan Ekonomi atau Pendapatan
Bagi keberlanjutan ekonomi, Bhumee Organik sangat berperan
karena menekan pengeluaran sekecil mungkin karena sarana produksi
yang terhitung besar seperti pupuk, pestisida dan lain-lain sudah dibantu
dengan adanya pertanian terpadu yang memadukan antara pertanian,
peternakan dan perikanan. Produk pangan yang dihasilkan juga akan
bernilai lumayan tinggi karena jaminan keamanan pangan dan
21
kelayakan pangannya juga tinggi, sehingga peluang untuk memperoleh
keuntungan atau penghasilan yang menguntungkan itu besar.
22
III. PENUTUP
Kesimpulan
23
berkelanjutan dapat diintegrasikan ke dalam sistem pertanian terpadu untuk
mencapai hasil yang lebih baik maksimal.
24
DAFTAR PUSTAKA
Crisna, M.P., dan M.S. Pradana. 2022. Penerapan Sistem Pertanian Terpadu untuk
Mensejahterakan Petani Desa. Jurnal Bakti Kita, 3(2): 13-18.
Devi, A., H. Juliansyah., dan K. Anwar. 2022. Minimalisasi Biaya Produksi Usaha
Tani Melalui Pemanfaatan Limbah Buah-buahan Sebagai Pupuk Organik
Cair. Jurnal Malikussaleh Mengabdi, 1(2): 60-67.
Firnia, D., Lahati, B. K., Kusumawati, A., Darma, W. A., Umam, C., Jihad, M., &
Dahliana, B. (2023). SISTEM PERTANIAN
BERKELANJUTAN. Penerbit Tahta Media.
Haryanta, D., Tohiron, M., & Gunawan, B. (2018). Sistem Pertanian Terpadu.
Ramadhani, R., Sanjaya, V. W., & Rahmawati, W. S. 2019. Efisiensi Biaya pada
Sistem Pertanian Berbasis Zero Waste di Kabupaten Soppeng. Journal of
Applied Accounting and Taxation, 4(2) : 160-164.
Utami, S., & Rangkuti, K. 2021. Sistem Pertanian Terpadu Tanaman Ternak Untuk
Peningkatan Produktivitas Lahan. Agriland : Jurnal Ilmu Pertanian, 9 (1) :
1-6.
25