Anda di halaman 1dari 70

PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI ALTERNATIF

PUPUK ORGANIK DALAM BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI


EDAMAE (Glycine max) DI P4S BINTANG TANI
SEJAHTERA BONDOWOSO

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG


(PKL)

Oleh

Rizqi Ardina Putra


NIM A42181841

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2021
PEMANFAATAN LIMBAH KOTORAN SAPI SEBAGAI ALTERNATIF
PUPUK ORGANIK DALAM BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI
EDAMAE (Glycine max) DI P4S BINTANG TANI
SEJAHTERA BONDOWOSO

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG


(PKL)

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana terapan pertanian
(S.Tr.P) Di Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan
Jurusan Produksi Pertanian

Oleh

Rizqi Ardina Putra


NIM A42181841

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2021

ii
iii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

LEMBAR PENGESAHAN

PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN ASAP CAIR SEBAGAI


PENGENDALI HAMA TANAMAN JAGUNG DI P4S BINTANG TANI
SEJAHTERA
KABUPATEN BONDOWOSO

Rizqi Ardina Putra

NIM A42181841

Telah melaksanakan praktek kerja lapang dan dinyatakan lulus


Tim Penilai
Pembimbing lapang Dosen Pembimbing utama

Buharto Rudi Wardana, Spd, Msi


NIP. 198902192019031011
Mengetahui,
Ketua jurusan produksi pertanian

Dwi Rahmawati,SP. MP
NIP. 197608312010122001

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan yang berjudul “Pemanfaatan
limbah kotoran sapi sebagai alternatif pupuk organik dalam budidaya tanaman
kedelai edamame (Glycine max) di P4s Bintang tani sejahtera Bondowoso”
Dengan baik.
Laporan praktek kerja lapang ini merupakan hasil dari praktek kerja lapang
lapang yang di mulai pada tanggal 06 september sampai 06 Desember 2021. Di
pusat pelatihan pertanian dan pedesaan swadaya (P4S) Bintang Tani Sejahtera,
kecamatan tamanan, Kabupaten Bondowoso. Sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarja Terapan (S. Tr. P) di Program Studi Teknologi Produksi
Tanaman Pangan, Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Saiful Anwar, S.TP, MP selaku Direktur Politeknik Negeri Jember.
2. Dwi Rahmawati, SP.MP selaku Ketua Jurusan Produksi Pertanian.
3. Rudi Wardana S.Pd, MP selaku ketua Program Studi Teknologi Produksi
Tanaman Pangan yang sekaligus sebagai dosen pembimbing PKL yang
banyak sekali memberi bimbingan dan masukan.
4. Bapak Buharto selaku Pimpinan P4S Bintang Tani Sejahtera beserta
keluarga.
5. Bapak muzakki selaku pembimbing lapang dan semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan laporan praktek kerja lapang ini.
Laporan ini masih belum sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun diperlakukan sebagai perbaikan dimasa mendatang.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.
Jember, Januari 2022

Penulis

v
RINGKASAN

Pemanfaatan limbah kotoran sapi sebagai alternatif pupuk organik dalam


budidaya tanaman kedelai edamame (Glycine max) di P4s Bintang tani sejahtera
Bondowoso, Rizqi Ardina Putra, NIM A42181841, Tahun 2021, 73 hlm, Program
Studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan, Produksi Pertanian, Politeknik
Negeri Jember, Rudi Wardana S.Pd, MP (Dosen Pembimbing).

Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di Pusat Pelatihan


Pertanian Dan Pedesaan Swadaya (P4S) Bintang Tani Sejahtera, Desa Karang
melok, Kecamatan Tamanan, Kabupaten Bondowoso, P4S Bintang Tani Sejahtera
merupakan tempat yang bergerak dalam bidang pegembangan berbagai proyek
mulai dari budidaya pertanian organik dan pembuatan pupuk organik. Kegiatan
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan pada tanggal 06 September 2021
sampai dengan 07 Desember 2021.
Praktek Kerja Lapang (PKL) dilakukan sebagai bentuk kegiatan
pendidikan dengan memberikan pengalaman serta menjadi sarana pengembangan
keterampilan dan keahlian pada diri mahasiswa. Metode yang digunakan dalam
kegiatan prktek kerja lapang (PKL) di P4S Bintang Tani Sejahtera dilakukan
dengan menggunakan metode praktik di lapangan, wawancara, demonstrasi,
observasi dan studi pustaka.
Beberapa kegiatan yang dilakukan seperti pengenalan lokasi perusahaan.
pembuatan beberapa produk organic, dan budidaya pada tanaman jagung dan juga
pada tanaman padi. Budidaya tanaman jagung yang dilakukan menggunakan
system pertanian semi organic yaitu kombinasi antara penggunaan bahan organic
dan anorganik. Bahan organic seperti pupuk dan pestisida yang digunakan
merupakan produk hasil dari pembuatan di P4S Bintang Tani Sejahtera.
Pengaplikasian pupuk organic padat bokashi digunakan sebagai pupuk alternative
yang di aplikasikan pada saat awal tanam. Budidaya semi organik ini dinilai dapat
memberikan keuntungan yang lebih baik, dapat dilihat dari segi kelestarian
lingkungan serta kesuburan tanahnya.

vi
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i
COVER....................................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
RINGKASAN..........................................................................................................v
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapang..............................................3
1.2.1 Tujuan Umum Khusus Praktek Kerja Lapang...................................3
1.2.2 Tujuan Khusus Praktek Kerja Lapang.....................................................3
1.2.3 Manfaat Praktek Kerja Lapang...............................................................3
1.3 Lokasi dan Waktu......................................................................................4
1.4 Metode Pelaksanaan..................................................................................4
BAB 2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN / INSTANSI..................................6
2.1 Sejarah P4S Bintang Tani Sejahtera...............................................................6
2.1.1 Visi dan Misi P4S Bintang Tani Sejahtera..............................................8
2.1.2 Tujuan P4S Bintang Tani Sejahtera.........................................................8
2.1.3 Motto P4S Bintang Tani Sejahtera..........................................................9
2.1.4 Kurikulum P4S Bintang Tani Sejahtera..................................................9
2.2 Kondisi Lingkungan P4S Bintang Tani Sejahtera..........................................9
2.2.1 Keadaan Alam.........................................................................................9
2.2.2 Kondisi Geografis..................................................................................10
2.2.3 Kependudukan Desa..............................................................................10
2.4 Fasilitas P4S Bintang Tani Sejahtera...........................................................10

vii
2.5 Stuktur Organisasi P4S Bintang Tani Sejahtera...........................................12
2.6 Ketenagakerjaan......................................................................................13
BAB 3. KEGIATAN UMUM LOKASI PKL........................................................16
3.1 Pengenalan Perusahaan...........................................................................16
3.2 Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang.........................................................16
3.3 Hasil Kegiatan.........................................................................................16
3.1.1. Pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL).....................................16
3.1.2. Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC)...........................................18
3.1.3. Produksi Pupuk Organik Padat........................................................19
3.1.4. Pembuatan Asap Cair.......................................................................22
3.3.5 Pembuatan Asam Amino.................................................................24
3.3.6 Pembuatan MOL Eksplorasi Tanah.................................................26
3.3.7 Pembuatan Pestisida Nabati (PESNAB)................................................27
3.3.8 Budidaya Tanaman Jagung..............................................................28
3.3.9 Budidaya Edamame.........................................................................30
BAB 4. KEGIATAN KHUSUS DAN PEMBAHASAN.......................................34
4.1 Pemanfaatan kotoran sapi sebagai alternative pupuk..............................34
4.1.1 Proses pembuata pupuk organik padat kandang sapi............................34
4.1.2 Aplikasi pupuk organik padat dan penanaman edamame......................38
4.1.3 Kondisi lahan edamame.........................................................................39
4.1.4 Kandungan pupuk organik padat.....................................................40
4.2 Analisis usaha tani...................................................................................41
4.2.1 Analisis usaha tani di P4s Bintang Tani Sejahtera...........................41
4.2.2 Perbandingan analisis usaha tani...........................................................43
4.3 Pembahasan.................................................................................................44
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................47
5.1 Kesimpulan..............................................................................................47
5.2 Saran........................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................48
LAMPIRAN...........................................................................................................50

viii
DAFTAR TABEL

3.1 Analisis Usaha MOL -------------------------------------------------------------18


3.2 Analisis Usaha POC --------------------------------------------------------------19
3.3 Analisis Usaha POP --------------------------------------------------------------22
3.4 Analisis Usaha Asap Cair -------------------------------------------------------24
3.5 Analisis Usaha Asam Amino ---------------------------------------------------26
4.1 Kandungan pupuk organik padat -----------------------------------------------40
4.2 Analisis Usaha Tani --------------------------------------------------------------41
4.3 Analisis Usaha Tani Edamame -------------------------------------------------42

ix
DAFTAR GAMBAR

2.1 Struktur Organisasi P4S Bintang Tani Sejahtera------------------------------12


4.1 Alat dan Bahan pupuk organik padat ------------------------------------------34
4.2 Pemindahan kotoran sapi dari penampungan ke gudang --------------------34
4.3 Proses fermentasi pupuk ---------------------------------------------------------36
4.4 Proses penggilingan pupuk padat -----------------------------------------------36
4.5 Proses memperkaya kandungan ------------------------------------------------37
4.6 Packing dan Mengukur berar perkemasan ------------------------------------38
4.7 Aplikasi pupuk organik padat ---------------------------------------------------39
4.8 Tanaman Edamame berumur 8 hst ---------------------------------------------39
4.9 Tanaman Edamame berumur 14 hst -------------------------------------------39

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Sertifikat PKL--------------------------------------------------------------50


Lampiran Logbook --------------------------------------------------------------------51
Lampiran Dokumentasi Kegiatan ---------------------------------------------------52

xi
xii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktek Kerja Lapang (PKL) merupakan bagian pendidikan secara informal
yang menyangkut proses belajar melalui pengalaman di luar proses mengajar
dengan tatap muka atau bentuk pendidikan formal, dengan maksud agar
mahasiswa memperoleh keterampilan, intelektual, manajerial, dan manajemen
social pada dunia usaha dan dunia industry (DUDI) serta instansi terkait, dalam
upaya mencapai kopetensi mahasiswa selain mengikuti kuliah tatap muka dan
praktikum di laboratorium/lapang.
Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadya (P4S) Bintang Tani Sejahtera
adalah sebuah industri saprodi pertanian yang berfokus pada pengembangan
organic pertanian. P4S Bintang Tani Sejahtera berada di desa Karang Melok,
Kecamatan Tamanan, Kabupaten Bondowoso. Pemilihan Pusat Pelatihan
Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Bintang Tani Sejahtera sebagai lokasi
Praktek Kerja Lapang (PKL) karena terdapat kesesuaian antara bidang ilmu yang
ditekuni oleh mahasiswa program studi teknologi produksi tanaman pangan
dengan kategori Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Bintang Tani
Sejahtera. Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Bintang Tani
Sejahtera merupakan suatu kelompok tani yang diketuai oleh Bapak Buharto.
Kegiatan utama di P4S Bintang Tani Sejahtera adalah memberikan pelatihan
untuk menjalankan pertanian organik dan produksi pupuk organik.
Kedelai edamame merupakan jenis tanaman polong – polongan yang
memiliki ukuran biji yang lebih besar bila dibandingkan dengan tanaman kedelai
lainnya, yang juga merupakan tanaman potensial yang perlu untuk dikembangkan
karena memiliki rata – rata produksi 3,5 ton/ha, lebih tinggi dari pada produksi
tanaman kedelai biasa yang memiliki rata – rata produksi yang hanya 1,7 – 3,2
ton/ha ( Marwoto,2007)
Pupuk merupakan salah satu kebutuhan utama pada usaha dalam budidaya
tanaman. Unsur hara nitrogen merupakan salah satu unsur hara yang penting dan

1
2

harus tersedia bagi tanaman. Kebutuhan unsur nitrogen bagi tanaman lebih
tinggi dari pada unsur lainnya. Pupuk urea merupakan pupuk yang mengandung
unsur nitrogen yang sudah menjadi kebutuhan pokok bagi petani di Indonesia,
sebab pupuk urea telah dianggap petani mampu meningkatkan produktivitas
sehingga terjadinya pemborosan dalam pemakaian pupuk urea yang tidak bisa
dihindari.
Seiring dengan perkembangan jaman, banyak ditemukan berbagai
permasalahan akibat kesalahan manajemen pertanian yaitu pencemaran yang
diakibatkan oleh penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia karena pemakaian
bahan-bahan tersebut secara berlebihan sehingga berda kualitas lingkungan dan
kesehatan manusia. baIk terhadap penurunan. Usaha yang dapat dilakukan untuk
membenahi atau memperbaiki kesuburan tanah yaitu dengan mengganti pupuk
kimia menjadi pupuk organik. Kandungan unsur hara di dalam pupuk organik
padat yang terbuat dari kotoran hewan tidak terlalu tinggi, akan tetapi pupuk
organik padat ini dapat memperbaiki sifat-sifat fisik dan sifat biologis tanah
seperti permeabilitas tanah, porositas tanah, struktur tanah, Carbon organic, daya
menahan air dan kation-kation tanah.
Pupuk Organik Padat kotoran sapi merupakan salah satu pupuk organic
starter yang baik bagi tanaman. Pupuk yang diproduksi oleh P4S Bintang Tani
Sejahtera berasal dari ternak sapi sendiri. Kotoran sapi yang digunakan
merupakan kotoran sapi yang sudah didiamkan beberapa saat hingga kotoran sapi
sedikit kering. Untuk menjadi pupuk organik padat, perlu melalui proses
fermentasi agar proses pengomposan berlangsung lebih singkat dibandingkan
dengan cara konvensional. Secara umum, kotoran sapi banyak digunakan sebagai
pupuk kandang karena ketersediaan bahan bakunya lebih banyak dibandingkan
kotoran hewan lainnya.
3

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapang


1.2.1 Tujuan Umum Praktek Kerja Lapang
Adapun tujuan umum dari Praktek Kerja Lapang ( PKL ) sebagai berikut :
1) Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam budidaya kedelai
edamame di P4s Bintang Tani Sejahtera.
2) Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam budidaya kedelai
edamame dengan menggunakan pendekatan organik.
3) Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam pembuatan produk
pertanian organik.
1.2. 2 Tujuan Khusus Praktek Kerja Lapang
Adapaun tujuan khusus dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ( PKL )
sebagai berikut :
1) Mampu untuk menjelaskan alat, bahan, serta cara pembuatan Pupuk
organic padat limbah kotoran sapi di P4S Bintang Tani Sejahtera.
2) Mampu mengetahui manfaat serta cara pengaplikasian dari Pupuk
organic padat limbah kotoran sapi yang diproduksi di P4S Bintang
Tani Sejahtera.
3) Mampu membuat analisis usaha tani dari budidaya edamame dengan
menggunakan pupuk organic padat di P4S Bintang Tani Sejahtera.

1.2.3 Manfaat Praktek Kerja Lapang


Adapula manfaat dari Praktek Kerja Lapang ( PKL ) adalah sebagai
berikut :
1) Mahasiswa terampil untuk mengerjakan pekerjaan lapangan, serta
sekaligus melakukan serangkaian keterampialn yang sesuai dengan
bidang keahliannya.
2) Mahasiswa terampil untuk berpikir kristis dan menggunakan daya
pikirnya dengan bentuk pemberian komentar atas kegiatan yang telah
dikerjakan yang tertuang dalam bentuk laporan kegiatan Prektek Kerja
Lapang ( PKL ) yang dibukukan.
4

3) Mahasiswa memperoleh kesempatan untuk memantapkan keterampilan


serta pengetahuannya sehingga kepercayaan dan kematangan diri
mahasiswa akan semakin matang.
1.3 Lokasi dan Waktu
Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan selama kurang lebih
4 bulan pada tanggal 06 September – 07 Desember 2021. Adapun aktivitas
kegiatan Praktek Kerja Lapang ( PKL ) yang dilaksanakan pada :
Tanggal : 06 September – 06 Desember 2021
Jam Kerja : Senin – Minggu jam 07.00 – 16.00 WIB
Diskusi : Senin dan Rabu jam 19.00 – 21.00 WIB
Lokasi : Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Bintang
Tani Sejahtera yang terletak di Desa Karang Melok Kecamatan
Tamanan Kabupaten Bondowoso.
1.4 Metode Pelaksanaan
Adapun metode pelaksanaan yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang
( PKL ) di Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Bintang Tani
Sejahtera Bondowoso, adalah sebagai berikut :
1. Praktek Lapang
Dengan menggunakan metode ini mahasiswa diajak untuk melakukan
kegiatan secara langung di Lokasi Praktek Kerja Lapang ( PKL ) yakni di
Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Bintang Tani
Sejahtera Bondowoso.
2. Demonstrasi
Penggunaan metode ini yakni dengan melibatkan pembimbing lapang
yang disediakan pada lokasi Praktek Kerja Lapang ( PKL ), dengan
demontsrasi mahasiswa diajak untuk melihat kegiatan yang dilakukan.
3. Wawancara
Penggunaan metode wawancara digunakan dengan cara menggali
informasi yang diperlukan oleh mahasiswa untuk lebih memahami dan
mengetahui kegiatan yang dilakukan di Lokasi Praktek Kerja Lapang ( PKL ),
5

wawancara dilakukan kepada pembimbing lapang serta masyarakat yang


memiliki kreadibilitas atas informasi yang dicari.
4. Observasi
Penggunaan metode ini yakni mahasiswa secara langsung terjun ke
lapangan untuk memperoleh data yang dibutuhkan.
5. Studi pustaka
Studi pustaka digunakan sebagai sumber data sekunder yang berasal dari
catatan dari puhak lokasi Praktek Kerja Lapang ( PKL ), serta literature
lainnya yang dirasa diperlukan.
6. Diskusi
Metode diskusi adalah metode dengan mengadakan pertemuan dengan
para petani yang berada di wilayah P4S dengan membahas beberapa topic dan
studi di lapang di lahan budidaya masing masing petani. Sehingga dalam
kegiatan ini para petani sedikit banyak paham tentang permasalah berikut
dengan solusi di lahan budidayanya.
BAB 2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN / INSTANSI

2.1 Sejarah P4S Bintang Tani Sejahtera


Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Bintang Tani
Sejahtera didirikan oleh Bapak Buharto yang terletak di Desa Karangmelok,
Kecamatan Tamanan, Kabupaten Bondowoso. Secara geografis Desa
Karangmelok terletak 19 km disebelah tenggara Pusat Kabupaten Bondowoso,
luasan desa ini mencakup 257,1 Ha yang terdiri dari 4 dusun dengan jumlah
penduduk sebanyak 2.707 jiwa yang mayoritas mata pencahariannya sebagai
petani. Komoditas yang dibudidayakan oleh petani di sekitar Desa Karangmelok
terdiri dari komoditi tembakau, padi, kedelai edamame, dan cabai.
Potensi di Desa Karangmelok cukup besar dalam bidang pertanian, namun
terdapat kendala pada tingkat kesuburan tanah yang semakin menurun setiap
tahunnya sehingga tingkat produksi tanaman yang dihasilkan tidak bisa maksimal.
Penurunan tingkat kesuburan tanah disebabkan oleh aplikasi pupuk kimia yang
berlebihan sehingga penyerapan pupuk kimia ditanah menyebabkan residu
ditanah.Selain itu, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan menyebabkan
peningkatan costproduksi pada budidaya yang dilakukan. Dengan kondisi tersebut
muncullah sebuah inspirasi untuk menyelesaikan permasalahan tingginya
costproduksi yang tidak sesuai dengan produksi yang dihasilkan oleh tanaman
ketika dipanen.
Pada tahun 2004 Bapak Buharto atas dasar panggilan hati dengan berbekal
sedikit ilmu sewaktu bersekolah di MAN dan pada saat itu bertepatan dengan
adanya Organisasi Persatuan Guru Guru Ngaji (PERSADA AGUNG) yang
berpusat pada Pondok Pesantren Al Islah Bondowoso memberikan pelatihan
pembuatan pupuk organik padat sehingga semakin menguatkan keinginan Bapak
Buharto untuk memberikan solusi terhadap permasalahan rendahnya tingkat
kesuburan tanah dengan cara memberikan pupuk organik yang telah diproduksi.
Setelah beberapa bulan dari pelatihan tersebut muncullah ide untuk melakukan
produksi pupuk organik padat secara mandiri dengan memanfaatkan kotoran sapi

6
7

yang potensinya cukup banyak di masyarakat sekitar. Harapannya dengan adanya


kegiatan produksi pupuk organik padat ini dapat memenuhi kebutuhan petani
dalam upaya peningkatan kesuburan tanah dilahannya sehingga costproduksi
untuk pupuk dapat lebih kecil.
Dalam proses perintisan berdirinya P4S Bintang Tani Sejahtera terdapat
banyak tantangan yang dihadapi oleh Bapak Buharto dengan keterbatasan ilmu
dan modal yang dimiliki tanpa pantang menyerah terus berusaha dengan kondisi
alat tetap berusaha dan berjuang untuk meningkatkan kesuburan tanah dilahannya
serta dengan penuh keyakinan berharap dapat meningkatkan kesejahteraan untuk
keluarganya. Setelah 1 tahun berproses, masyarakat sekitar mulai mengagumi
kegigihan Bapak Buharto atas usaha yang dijalankan selain itu masyarakat juga
mulai melihat bahwa usaha tersebut sudah mulai menunjukkan hasil dimana lahan
budidaya yang diaplikasi pupuk organik padat hasil panennya cukup baik daripada
sebelumnya. Sehingga masyarakat sekitar khususnya kelompok tani yang diketuai
oleh Bapak Buharto berkeinginan untuk ikut serta aplikasi pupuk organik padat
pada lahannya.
Pada tahun 2009 mendapat fasilitas dari Dinas Pertanian Bondowoso serta
Pengamat Organisme Penganggu Tanaman (POPT) dan Balai Penyuluhan
Pertanian setempat memberikan bantuan cooper dari Dinas Pertanian Bondowoso
kepada Bapak Buharto, ditahun yang sama masyarakat luar juga mulai mengenal
Bapak Buharto dan mendapatkan informasi mengenai pupuk organik padat yang
diproduksinya melalui penyebaran dari mulut ke mulut. Pada tahun 2010 salah
satu perguruan tinggi negeri yakni Politeknik Negeri Jember yang tertarik dengan
P4S Bintang Tani Sejahtera mulai mengajak bermitra dan memberikan tambahan
ilmu kepada Bapak Buharto. Sehingga pada tahun 2010 Bapaj Buharto lebih giat
dalam pembuatan produk organik bufor dari kotoran ternak sapi sehingga
diharapkan dapat meringankan pekerjaan para perternak sapi. Pada saat ini Bapak
Buharto lebih dikenal oleh masyarakat luas sehingga produksi pupuk organik
padat meningkat serta pemasarannya semakin luas. P4S Bintang Tani Sejahtera
sering dijadikan tempat studi banding, PKL, bahkan belajar bagi kalangan
pendidik dan pihak pihak terkait bahkan peneliti dari Thailand, Vietnam, Belanda,
8

dan Saudi Arabia pernah berkunjung ke tempat ini. Pada akhirnya Bapak Buharto
terkenal sebagai Profesor Organik dari Bondowoso dan produk pupuk organik
bufor terkenal ke berbagai daerah serta menjadikan Bapak Buharto sering
diundang lembaga-lembaga pertanian di dalam maupun luar kota Bondowoso
sebagai juru bicara dalam memberikan materi menganai proses pembuatan pupuk
organik dan pertanian organik.

2.1.1 Visi dan Misi P4S Bintang Tani Sejahtera


Visi P4S Bintang Tani Sejahtera yakni mewujudkan pertanian yang tangguh
dan berdaya saing produk serta peningkatan nilai tambah dan peningkatan
kesejahteraan petani.
Misi P4S Bintang Tani Sejahtera yakni mendorong pembangunan pertanian
yang tangguh dan berdaya saing, berkelanjutan dan berwawasan ramah
lingkungan melalui peningkatan produksi keanekaragaman konsumsi pertanian
serta memfasilitasi pelaku usaha dalam pengembangan teknologi pembangunan
sarana dan prasarana pembiayaan dan akses pasar.

2.1.2 Tujuan P4S Bintang Tani Sejahtera


Tujuan dari P4S Bintang Tani Sejahtera antara lain :
2. Meningkatkan swadaya petani dan meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan wawasan berusaha tani.
3. Meningkatkan kecakapan dan keyakinan peserta Praktik Kerja Lapang
(PKL) terhadap usaha tani sebagai pekerjaan atau sumber mata
percaharian.
4. Menumbuhkan kreativitas, sikap kritis, rasa percaya diri, dan jiwa
kewirausahaan peserta Praktik Kerja Lapang (PKL).
5. Menumbuhkembangkan hubungan social dari interaksi positif antara
peserta Praktik Kerja Lapang (PKL).
9

2.1.3 Motto P4S Bintang Tani Sejahtera


Motto dari P4S Bintang Tani Sejahtera adalah “Jadilah Petani Berotak
Jerman, Berhati Mekkah, Berkaki Cina, Berjiwa Indonesia”. Mottor tersebut
memiliki maksud yakni berotak Jerman haruslah pandai dalam berteknologi,
tetapi juga harus selalu berhati Mekkah yaitu ingkat bahwa segala kemampuan
adalah pemberian sang Illahi, berkaki Cina harus selalu mempunyai semangat dan
bekerja keras agar bermartabat, tetapi tetap berjiwa Indonesia yaitu dengan sopan
santun dan tindak terlalu membanggakan diri sendiri.

2.1.4 Agenda kegiatan P4S Bintang Tani Sejahtera


Kegiatan praktik yang diberikan kepada mahasiswa/i yang melakukan
Praktik Kerja Lapang (PKL) mengacu pada standart kurikulum P4S Bintang Tani
Sejahtera yaitu :
1. Praktik pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL).
2. Praktik pembuatan pupuk padat.
3. Praktek pembuatan pupuk organic cair
4. Praktek pembuatan asam amino
5. Praktek pembuatan PGPR
6. Praktek pembuatan MOL Eksplorasi
7. Praktek pembuatan asap cair
8. Praktek pembuatan pestisida nabati

2.2 Kondisi Lingkungan P4S Bintang Tani Sejahtera


Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Bintang Tani
Sejahtera berlokasi di Desa Karangmelok, Kecamatan Tamanan, Kabupaten
Bondowoso. Tempat ini mulai didirikan pada tahun 2004 dengan luas tanah
sekitar 700 m2. Desa Karangmelok yang mempunyai luas yakni ± 269,48 Ha
dengan batas wilayah langsung di bagian utara dengan desa Kemirian, bagian
timur dengan Desa Mengen, bagian barat dengan Desa Sukosari, bagian selatan
dengan Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember. Sedangkan untuk kondisi
geografisnya Desa Karangmelok berada pada Ketinggian tanah 344 MDPL
10

dengan curah hujan 3.779 mm/tahun, berada di datarana rendah dengan suhu rata
rata 23o C. jumlah penduduk di Desa karang melok berkisar kurang lebih 2.707
jiwa dengan rincian Laki – laki 1.338 orang dan Perempuan 1.369 orang dengan
range usia 0 – 19 tahun berjumlah 849 orang, 20 – 40 tahun 906 orang, sedangkan
umur 41 keatas berjumlah 952 orang. Jika di rinci berdasarkan mata pencarian
maka jumlah Petani 2590 orang, untuk Pertukangan 105 orang, untuk Jasa 10
orang sedangkan Pensiunan ada kjurang lebih hanya 2 orang.

2.4 Fasilitas P4S Bintang Tani Sejahtera


Fasilitas yang terdapat di P4S Bintang Tani Sejahtera antara lain :
1. Kantor P4S Bintang Tani Sejahtera
2. Aula pertemuan P4S Bintang Tani Sejahtera
3. Tempat produksi pupuk organik padat dan pupuk organik cair (POC)
4. Kandang sapi
5. Tempat fermentasi jerami padi
6. Lantai jemur
7. Tempat selep gabah
8. Green house dan Gazebo
9. Lumbung pangan
10. Gudang
11. Solar Dryer Dome
12. Kolam ikan
13. Mess P4S Bintang Tani Sejahtera
11

2.5 Stuktur Organisasi P4S Bintang Tani Sejahtera

KETUA
BUHARTO

SEKRETARIS BENDAHARA

CHOLIDIANA AFRIANTI NURHASANAH JAMILAH

DIVISI PERLENGKAPAN
DIVISI HUMAS DAN
MUZAKI PEMASARAN
AHMAD IBROHIM ABDUL GHANI
MOHAMMAD SOFYAN

DIVISI PUPUK ORGANIK


DIVISI LITBANG
PADAT DAN CAIR
MAHFUD IMAM
SAIFUL BAHRI
SYAFI’I
SAMIN

DIVISI KONSUMSI
DIVISI AGEN HAYATI
MURAHMA
ABUSIRI AWIROWAT
MISYA

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi P4S Bintang Tani Sejahtera


12

2.6 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja yang ada di P4S Bintang Tani Sejahtera berjumlah 14 orang
yang masing-masing mempunyai tugas dan wewenang pada pekerjaannya. Pada
perusahaan ini terdapat beberapa Divisi yang dibuat untuk memudahkan
koordinasi dan pelaksanaan kerja yang akan dilakukan. Berikut rincian tugas,
pokok, dan fungsi dari masing-masing pekerja yang ada di Pusat Pelatihan
Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Bintang Tani Sejahtera antara lain :
1. Ketua P4S Bintang Tani Sejahtera
a. Ketua sebagai pemimpin dan pemilik usaha yakni Bapak Buharto yang
mempunyai kewenangan dalam mengkoordinasi semua yang ada didalam
perusahaan
b. Menetapkan semua kebijakan
c. Mengawasi dan mengendalikan semua aktivitas perusahaan
d. Menerima dan melayani para konsumen
e. Melaksanakan penjualan serta membina hubungan baik antara pelanggan
atau konsumen dengan para petani.

2. Sekretaris
a. Sekretaris P4S Bintang Tani Sejahtera berjumlah satu orang yang bernama
Cholidiana Afrianti yang memiliki tugas menyiapkan agenda rapat untuk
pimpinan serta perwakilan meeting dan menjadi relasi
b. Menetapkan rencana kerja, mengkoordinasi serta mengendalikan semua
aktivitas perusahaan.

3. Berdahara
a. Bendahara P4S Bintang Tani Sejahtera berjumlah satu orang yang
bernama Nurhasanah Jamilah yang memiliki tugas memberikan laporan
keuangan kepada pemimpin perusahaan
b. Mencatat semua pembukuan yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan
c. Sebagai perantara pemberian gaji karyawan serta melakukan pembayaran
kepada pemason bahan baku
13

4. Divisi Perlengkapan
Devisi perlengkapan P4S Bintang Tani Sejahtera berjumlah 3 orang yang
bernama Muzaki, Ahmad Ibrohim, dan Mohammad Sofyan yang memiliki tugas
mempersiapkan perlengkapan serta sarana pendukung yang akan dibutukan pada
kegiatan produksi di P4S Bintang Tani Sejahtera.

5. Divisi Humas dan Pemasaran


Divisi Humas dan Pemasaran P4S Bintang Tani Sejahtera berjumlah satu
orang yang bernama Abdul Ghani yang memiliki tugas melakukan hubungan baik
dengan konsumen dan melakukan penjualan untuk semua produk yang diproduksi
oleh P4S Bintang Tani Sejahtera. Pada bagian ini diharapkan pemasaran produk-
produk yang diproduksi oleh P4S Bintang Tani Sejahtera bisa lebih luas lagi serta
pemanfaatannya pada bidang bidang pertanian bisa meningkat.

6. Divisi Litbang
Divisi Litbang P4S Bintang Tani Sejahtera berjumlah dua orang yang
bernama Mahfud dan Imam Syafi’I yang memiliki tugas melakukan pemantauan
dan mengendalikan kegiatan bawahan, membimbing bawahan dalam upaya
peningkatan produktifitas kerja, mengevaluasi rencana jangka pendek maupun
jangka panjang, serta mengevaluasi sistem dan prosedur kerja yang disesuaikan
dengan perkembangan operasional perusahaan.

7. Divisi Pupuk Organik Padat dan Cair


Divisi pupuk organik padat dan cair P4S Bintang Tani Sejahtera berjumlah
dua orang yang bernama Samin dan Saiful Bahri yang memiliki tugas
membimbing peserta praktik kerja lapang, kelompok tani, maupun masyarakat
luas dalam memahami proses produksi pada pupuk organik padat dan pupuk
organik cair (POC).
14

8. Divisi Agen Hayati


Divisi agen hayati P4S Bintang Tani Sejahtera berjumlah satu orang yang
bernama Abusiri yang memiliki tugas membimbing perserta Praktik Kerja Lapang
(PKL), kelompok tani, maupun masyarakat luas dalam memahami proses
produksi pada pembuatan dan perkembangbiakan agen hayati di P4S Bintang Tani
Sejahtera.
9. Divisi Konsumsi
Divisi konsumsi P4S Bintang Tani Sejahtera berjumlah tiga orang yang
bernama Murahma, Swirowati, dan Misya yang memiliki tugas memasak untuk
konsumsi ketika terdapat kegiatan dan peserta Praktik Kerja Lapang (PKL) serta
karyawan 20 pekerja di P4S Bintang Tani Sejahtera.
15

BAB 3. KEGIATAN UMUM LOKASI PKL

3.1 Pengenalan Perusahaan


Sebagai bentuk kegiatan awal Praktek Kerja Lapang (PKL) di lingkungan
P4S Bintang Tani Sejahtera adalah pengenalan lokasi PKL berikut dengan profil
perusahaan serta pemberian materi terlebih dahulu tentang gambaran umum
kegiatan PKL yang akan dilaksanakan, materi tersebut disampaikan oleh Bapak
Buharto selaku pemimpin P4S Bintang Tani Sejahtera.

3.2 Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang


Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) diatur sesuai dengan kegiatan –
kegiatan yang terdapat di P4S Bintang Tani Sejahtera. Secara garis besar
pelaksanaan PKL dimulai pada tanggal 06 September 2021 hingga 07 Desember
2021. Jadwal kegiatan PKL terdapat di lampiran.

3.3 Hasil Kegiatan


3.3.1 Pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL)
Secara umum Micro Organisme dimanfaatkan sebagar starter dalam
pembuatan pupuk organic padat, POC, asam amino, PGPR, dan eksplorasi tanah.
MOL sendiri terdiri dari beberapa komponen yang penting dalam pembuatannya
antara lain karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme. Proses pembuatan
MOL terdapat 2 tahap, yaitu pembuatan MOL induk dan inokulasi babat sapi.
Untuk tahap pertama yaitu pembuatan MOL induk. Alat yang digunakan dalam
pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL) induk adalah timba, kompor, dandang,
telenan, pengaduk kayu, gayung, gas LPG, pisau, dan saringan. Sedangkan bahan
yang dibutuhkan yaitu tetes tebu 1 kg, bekatul jagung 3 kg, kentang 1 kg, terasi ½
kg, dan air 15 liter. Langkah – langkah dalam pembuatan MOL induk, yaitu :
mencampurkan tetes tebu dan terasi dengan tambah air sebanyak 10 liter,
kemudian diaduk hingga rata atau homogen. Memasukkan bahan tadi ke dalam
dandang sambil direbus hingga mendidih, kemudian dipindahkan ke dalam timba
besar. Menambahkan bekatul jagung ke dalam ember secara perlahan agar tidak
16

menggumpal, kemudian ditutup rapat. Mengupas kentang lalu dipotong dadu,


kemudian direbus dan diambil sari airnya. Air rebusan kentang dimasukkan ke
dalam ember yang berisi rebusan tetes tebu dan terasi tadi, kemudian diaduk
hingga homogen dan ditutup rapat selama 24 jam.
Tahap kedua yaitu inokulasi babat sapi. Alat yang digunakan dalam
pembuatan inokulasi babat sapi, yaitu : pengaduk kayu, timba, dan gayung.
Sedangkan bahan yang diperlukan, yaitu : nanas 2 buah dan babat sapi 2 kg.
Langkah – langkah dalam pembuatan inokulasi babat sapi, yaitu : membersihkan
babat sapi, kemudian memisahkan bagian kasar (seperti handuk) dengan bagian
yang halus. Mencacah babat sapi bagian kasar (seperti handuk), kemudian
memasukkannya ke dalam timba yang terdapat mol yang telah didiamkan
sebelumnya. Mengupas nanas dan dipotong kecil – kecil, kemudian di blender.
Setelah itu dimasukkan ke dalam timba yang terisi media mol. Diaduk hingga rata
atau homogeny. Menutup rapat dan difermentasi selama 21 hari.
Mikroorganisme Lokal (MOL) yang sudah jadi memiliki ciri – ciri :
terdapat spora berupa gelembung atau busa, berwarna kuning kecoklatan, dan
beraroma khas menyerupai tape. Mikroorganisme Lokal (MOL) dapat digunakan
untuk pembuatan pupuk organic padat dan pupuk organic cair sehingga baik
digunakan sebagai decomposer.

3.3.2 Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC)


Pupuk Organik Cair (POC) adalah pupuk yang tersedia dalam bentuk cair.
POC dapat diartikan sebagai pupuk yang dibuat secara alami melalui proses
fermentasi sehingga menghasilkan larutan hasil pembususkan dari sisa tanaman,
kotoran hewan, atau manusia. Bahan baku utama pembuatan Pupuk Organik cari
(POC) di P4S Bintang Tani Sejahtera yaitu berasal dari urine sapi yang
ditambahkan MOL yang berasal dari babat sapi. Dalam proses pembuatan POC
diberi MOL induk sebagai starter mikroorganisme perombak yang akan
mempercepat proses fermentasi, serta penambahan molase bertujuan sebagai
sumber makanan bagi mikroorganisme.
17

Alat yang digunakan dalam pembuatan POC urine sapi, yaitu : gentong,
timba kecil, gayung, saringan plastic, dan pengaduk kayu. Sedangkan bahan yang
diperlukan, yaitu : urine sapi 40 liter, molsis 5 liter, dan MOL induk 1 kg.
Langkah – langkah dalam pembuatan POC urine sapi, yaitu : mengambil urine
sapi pada tempat penampungan menggunakan gayung dan disaring, kemudian
memasukkannya ke timba kecil, lalu dipindah ke gentong. Melakukan
pemindahan urine sapi sesuai dengan kebutuhan. Membuat larutan berupa MOL
induk dan molasis, kemudian diaduk hingga homogen. Setelah itu campuran
tersebut dimasukkan ke dalam gentong. Melakukan pengadukan hingga
homogeny menggunakan pengaduk kayu. Setelah itu gentong ditutup rapat.
Pengadukan dilakukan selama 15 hari setiap pagi dan sore hari. Fermentasi pada
POC urine sapi dilakukan selama 21 hari. Ciri – ciri jika POC urine sapi yang
telah jadi yaitu ditandai dengan adanya spora di permukaan, memiliki bau yang
menyengat, dan berwarna coklat.

3.3.3 Produksi Pupuk Organik Padat


Pupuk Organik merupakan hasil dekomposisi bahan-bahan organik yang
diurai atau dirombak oleh mikroorganisme, yang hasil akhirnya menyediakan
unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Pupuk organik sangat penting yang mempunyai arti sebagai penyangga
sifat fisik, kimia, dan biologis tanah sehingga dapat meningkatkan efisiensi
penyerapan pupuk oleh tanaman dan produktivitas lahan (Supartha, I.N.Y., 2012).
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
sebab unsur hara yang terdapat didalam tanah belum tentu mampu mencukupi
kebutuhan tanaman untuk proses tumbuh dan berkembang sehingga pertumbuhan
tanaman kurang optimal (Salikin, 2003).
Pada pembuatan pupuk organik padat menggunakan bahan dasar kotoran
sapi yang sudah kering dan terkumpul. Bahan dasar kotoran sapi banyak
ditemukan disekitar lingkungan P4S Bintang Tani Sejahtera dikarenakan didaerah
ini terdapat peternak sapi. Pemanfaatan kotoran sapi sebagai pupuk organik
diharapkan dapat memberikan keuntungan serta jika diaplikasikan pada tanah
18

dapat meningkatkan kesuburan tanah. Menurut Sihotang (2010) menyatakan


bahwa kotoran sapi mengandung hemisellulosa sebesar 18,6%, sellulosa 25,2%,
lignin 20,2%, nitrogen 1,67%, fosfat 1,11%, kalium sebesar 0,56%, serta
mempunyai C/N ratio 16,6-25%. Sehingga dengan adanya kandungan tersebut
pada kotoran sapi diharapkan dapat meningkatkan kesuburan tanah pada lahan
budidaya.
Proses pembuatan pupuk organik padat di P4S Bintang Tani Sejahtera
membutuhkan bahan antara lain kotoran sapi, MOL Induk, molasis atau tetes tebu,
larutan decomposes (Rhizobium, PGPR, dan Trichoderma dengan perbandingan 1
: 1 : 1), air, dan cocopeat. Sedangkan alat yang dibutuhkan antara lain sekop,
knapsack sprayer, cangkul, terpal, mesin cooper atau ayakan, karung, dan
kendaraan pengangkut. Proses pembuatan pupuk organik padat diawali dengan
mengumpulkan kotoran sapi dari beberapa tempat kemudian diangkut kedalam
tempat produksi pupuk organik padat kemudian mengumpulkan bahan-bahan
yang lain yang dibutukan. Sebelum diangkut dan digunakan dalam proses
pembuatan pupuk organik padat sebaiknya kotoran sapi dipastikan sudah benar-
benar kering, cara mengeringan dapat dilakukan dengan pembalikan dan
meratakan kotoran sapi. Kotoran sapi yang masih basah menyebabkan proses
produksi kurang optimal. Setelah pengangkutan kotoran sapi sesuai kebutuhan
kemudian dilakukan penyemprotan decomposer sebesar 5 liter, molasis 1 kg, dan
air 14 liter kemudian diaduk rata dan disemprotkan menggunakan knapsack
sprayer secara merata di permukaan kotoran sapi. Setelah itu, kotoran sapi ditutup
rapat menggunakan terpal untuk menjaga bahan selama proses fermentasi
berlangsung.
Proses fermentasi pada kegiatan produksi pupuk organik padat dilakukan
selama 21 hari. Setiap satu minggu sekali dilakukan pembalikan bahan untuk
menjaga suhu bahan tetap seimbang dan agar bahan terfermentasi secara merata.
Setelah proses fermentasi selama 21 hari jika pupuk organik cari sudah jadi
ditandakan dengan kondisi pupuk warnanya coklat kehitaman, teksturnya remah,
serta sudah tidak berbau. Proses selanjutnya adalah menghaluskan kotoran sapi
menggunakan chooper atau bisa dilakukan pengayakan secara manual. Hasil
19

pengayakan kotoran sapi yang sudah halus ditambah dengan cocopeat dengan
perbandingan 1800 kg kotoran sapid an 200 kg cocopeat, kemudian diaduk
menggunakan cangkul sampai tercampur rata. Setelah pencampuran cocopeat
dapat dilakukan penambahan MOL Induk sebagai penambah nutrisi agar hasil
pupuk organik padat lebih baik. MOL Induk yang ditambahkan sebanyak 10 liter
yang dicampur kedalam 70 liter air kemudian disiram merata pada kotoran sapi
yang sudah dihaluskan, sebaiknya kondisi kadar air pupuk organik yang sudah
disiram MOL Induk adalah 30%. Setelah penyiraman sebaiknya pupuk organik
padat didiamkan selama satu hari untuk proses fermentasi agar kondisi pupuk
organik bisa lebih optimal untuk siap dikemas.
Proses kemas pupuk organik terlebih dahulu menyiapkan karung dan plastik
sebagai wadah kemasanya. Kemudian proses pengemasan dilakukan dengan cara
memasukkan pupuk organik padat kedalam karung, kemudian menimbang pupuk
organik padat dengan berat 40 kg per karung. Setelah semua pupuk organik padat
telah selesai dimasukkan kedalam karung selanjutnya menjahit karung
menggunakan mesin jahit karung. Proses pengemasan dapat dilakukan beberapa
kali sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan pupuk organik padat yang telah
siap dikemas.
P4S Bintang Tani Sejahtera dalam melakukan proses produksi pupuk
organik padat sekali produksi dapat menghasilkan 2 ton pupuk organik padat.
Dalam pembuatan pupuk organik padat melibatkan 5 orang pekerja laki-laki,
untuk sarana dan prasarana yang digunakan selama proses produksi termasuk
kedalam kategori modern karena penghalusan kotoran sapi sudah menggunakan
chooper serta mesin pengayak bertenaga diesel, kemudian untuk menjahit karung
dilakukan menggunakan mesin jahit karung. Pemanfaatan kotoran sapi sebagai
bahan baku pembuatan pupuk organik padat menjadikan P4S Bintang Tani
Sejahtera memperoleh keuntungan yang cukup tinggi, serta bahan baku tersebut
juga banyak ditemukan disekitar. Kelemahan dari produksi pupuk organik padat
adalah terkait dengan labelling yang masih belum dilakukan oleh pihak P4S
Bintang Tani Sejahtera.
20

3.3.4 Pembuatan Asap Cair


Asap cair merupakan produk yang dihasilkan dari proses pembakaran sisa-
sisa tumbuhan yang terjadi secara tidak sempurna, hal ini terjadi karena ada proses
penyubliman didalam tangki pembakaran. Proses penyubliman yakni perubahan
dari molekul gas membentuk molekul cair. Pada umumnya asap cair digunakan
sebagai pestisida dan fungisida alami sehingga dalam proses penggunaannya
aman dan ramah terhadap lingkungan (Sutriadi, 2019). Asap cair merupakan hasil
propolis dari pembakaran yang telah banyak dimanfaatkan sebagai bioflavor,
pembentuk warna pada produk asapan, pengawet makanan, pengawet kayu, dan
penggumpalan lateks. Namun penggunaan asap cari sebagai agen hayati masih
belum banyak dikembangkan pada dunia pertanian. Asap cair memiliki sifat
fungsional yakni disebabkan karena kandungan senyawa fenol, karbonil, dan asam
yang dimiliki oleh bahan baku yang digunakan (Darmadji, 2009). Keuntungan
dari penggunaan asap cair yakni lebih mudah diaplikasikan, efisien waktu,
memiliki karakteristik yang kuar berupa aroma, warna, dan rasa serta
penggunaannya tidak mencemari lingkungan (Budijanto, 2019).
Di P4S Bintang Tani Sejahtera melakukan pembuatan asap cair dengan
bahan baku sekam padi yang sudah kering. Dalam pembuatan asap cair
memerlukan bahan antara lain karung, kayu bakar, dan air. Sedangkan alat yang
digunakan adalah alat propolis yang telah dirangkai dengan susunan tabung
pirolisator, pipa kondensor, penampung destilat) kemudian membutuhkan jurigen
kapasitas 5 liter, corong, dan pematik api (korek). Prosedur dalam pembuatan asap
cair pertama yakni menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, kemudian
memasukkan sekam padi kering kedalam tabung pirolisator yang telah
dihubungkan dengan pipa kondensor serta penampung destilat. Kemudian
menyalakan kayu bakar yang digunakan untuk proses pembakaran bahan, dari
proses pembakaran tersebut akan terbentuk asap kemudian asap tersebut dialirkan
ke pipa kondensator untuk proses penyumbliman agar membentuk cairan,
selanjutnya cairan yang keluar tersebut ditampung pada jerigen. Untuk
menghasilkan asap cair 5 liter diperlukan waktu ± 78 jam dan bahan sekam padi
sebanyak 6 karung besar.
21

Pada pembuatan asap cair hal utama yang menjadi sorotan adalah lamanya
proses pembakaran bahan sampai terbentuk cairan asap yang ditampung didalam
jerigen. Penyebab lamanya proses pembakaran dikarenakan keterbatasan alat
pirolisis serta kondisi lingkungan yang kurang mendukung seperti hujan. Untuk
satu kali produksi pembuatan asap cair sekam padi dibantu oleh 2 orang pekerja
yang terus memantau api didalam tabung agar tidak padam selain itu mengganti
air didalam tabung pendingin untuk memaksimalkan proses penyubliman dari
asap menjadi cairan. Jika api pembakaran padam maka akan membutuhkan waktu
yang lebih lama lagi. Asap cair terbagi menjadi beberapa grade yakni grade 1,
grade 2, dan grade 3, namun yang diproduksi di P4S Bintang Tani Sejahtera
hanya grade 3 yang berfungsi sebagai pengendalian hama dan penyakit pada
tanaman budidaya. Kelemahan lainnya dari proses produksi asap cari adalah
waktu produksi yang lama dan jarang dilakukan karena masih sedikit penggunaan
asap cair baik dari pihak P4S Bintang Tani Sejahtera maupun masyarakat luas.
Selain itu, belum adanya labelling asap cair dari P4S Bintang Tani Sejahtera
sehingga menjadi kendala utama.

3.3.5 Pembuatan Asam Amino


Salah satu produk pertanian organik yang dihasilkan oleh PAS Bintang
Tani Sejahtera ialah asam amino. Asam amino yang dibuat dengan menggunakan
bahan dasar ikan lemuru, dapat pula digantikan dengan ikan yang memiliki
kandungan protein tinggi. Asam amino dapat digunakan sebagai sumber utama
nutrisi yang dapat digunakan oleh tanaman. Dengan adanya asam amino
kebutuhan tanaman akan unsur hara baik makro maupun mikro, akan dapat
terpenuhi. Pada awalnya pembuatan asam amino didasari atas pemahaman
bahwasannya, pada akhirnya unsur hara yang ditambahkan kedalam tanaman
nantinya akan diserap dalam bentuk asam amino. Sehingga untuk memutus
adanya proses penguraian unsur hara kedalam asam amino, maka dibuatlah
alternatif lain dengan cara membuat asam amino yang dapat ditambahkan secara
langsung kepada tanaman, sehingga proses penyerapan tanaman akan dapat lebih
mudah dan cepat serta efektif.
22

Selain bahan utama yakni ikan lemuru atau ikan lain yang kaya akan
protein bahan lainnya yang digunakan dalam proses pembuatan asam amino
adalah arutan MOL 2 liter dan molasses atau tetes tebu sebanyak 8 liter,
sedangkan ikan yang digunakan sebanyak 10 Kg. Sedangkan alat yang digunakan
adalah penggiling daging atau ikan, timba dan tutupnya, pengaduk dari bamboo
atau kayu, dan spidol. Prosedur pembuatan asam amino pertama dimulai dengan
Mempersiapkan bahan ikan lemuru untuk dihaluskan dengan menggunakan
penggilingan daging, memastikan seluruh bagian dari ikan lemuru sudah halus
secara keseluruhan. Setelah dirasa halus, menambahkan MOL kedalam wadah
dengan takaran 2 Liter, serta tetes tebu (mollase) dengan takaran 8 Liter, setelah
menjadi satu maka diaduk hingga merata keseluruhan bahan tersebut. Proses
pencampuran dapat dikatakan merata apabila molase atau tetes tebu yang
ditambahkan dapat terangkat hingga warna yang dihasilkan hitam. Apabila telah
rata maka dilakukan proses fermentasi dengan cara menutup dengan jangka waktu
minimal 1 bulan hingga 7 Bulan, tetapi semakin lama maka proses fermentasi
yang terjadi akan semakin baik. Proses fermentasi akan dapat dikatakan berhasil
apabila asam amino berbau seperti latex.
Dalam proses pembuatan asam amino melibatkan 2 orang pekerja dengan
hasil produksi sebanyak 20 Liter. Sebenarnya penggunaan bahan dasar ikan
lemuru dapat digantikan dengan kola tau keong sawah, apabila nantinya terjadi
kesulitan bahan baku, selain itu apabila proses produksi yang dilakukan dalam
skala kecil, maka lebih baik menggunakan bahan baku yang tersedia disekitar,
asalkan tetap terdapat kadungan tinggi protein pada bahan dasar yang dipilih.
Berikut adalah Analisa usaha pembuatan asam amino yang terdapat pada P4S
Bintang Sejahtera.

3.3.6 Pembuatan MOL Eksplorasi Tanah


Mikroorganisme Lokal (MOL) adalah cairan hasil fermentasi dari substrat
atau media tertentu yang berada di sekitar kita.MOL eksplorasi tanah merupakan
upaya pengisolasian tanah guna mengembang biakan microorganism yang ada di
dalamnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah microorganism dalam
23

tanah serta meningkatkan pula Carbon Organik pada tanah untuk menciptkan
kesuburan tanah.
Alat yang di gunakan dalam pembuatan MOL eksplorasi tanah yaitu
timba, pengaduk, nampan, pisau, telenan, saringan, blender, panci, kompor.
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu tanah, nanas, kentang, bonggol pisang,
molase, terasi, air, bekatul. Proses pembuatan eksplorasi tanah yang pertama yaitu
menyiapkan alat dan bahan kemudian masukan 10 liter air kedalam panci,
masukan molase dan terasi yang telah dipotong dadu kedalam panci kemudian
diaduk hingga mendidih lalu dimasukan kedalam timba. Setelah dimasukan
ditimba lalu ditambahkan bekatul sedikit demi sedikit dan diaduk hingga merata.
Potong kentang berbentuk dadu dan rebus kentang, air yang digunkan untuk
merebus sebanyak 5 liter, kentang direbus hingga mendidih. Kentang yang telah
direbus dihasilkan ekstrak kentang, kemudian ekstrak kentang ditambahkan
kedalam timba yang sudah tercanpur bahan bahan lainnya. Diamkan selama 1 x
24 jam. Setelah itu potong kecil-kecil nanas supaya memudahkan untuk diblender
dan masukan air secukupnya. Setelah nanas diblender kemudian dimasukan
kedalam timba yang sudah di diamkan selama 1 x 24jam. Setelah itu ditambahkan
tanah dan bonggol pisang yang sudah dipotong kecil-kecil. Aduk hingga merata
dan tutup timba selama 21 hari agar microorganism berkembang secara maksimal.

3.3.7 Pembuatan Pestisida Nabati (PESNAB)


Pestisida organik yang berasal dari tumbuhan disebut pula dengan pestisida
nabati. Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan aktif pestisida mulai banyak
digunakan untuk pengendalian hama dan penyakit. Hal ini dikarenakan tumbuhan
adalah sumber bahan kimia potensial yang dapat digunakan sebagai pestisida yang
ramah lingkungan dan lebih aman secara kesehatan (Wiratno et al., 2014).
Pestisida organik atau pestisida nabati merupakan pestisida yang berasal dari
bahan organik, yang berfungsi sebagai obat tanaman dalam melindungi tanaman
dari serangan hama akibat dari aroma dan kandungan bahan alami yang tidak
disukai oleh hama tanaman. Seperti yang juga dikemukakan oleh Grdisa & Grsic,
2013 bahwa Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari
24

tumbuhan yang relatif mudah dibuat dengan kemampuan yang terbatas, karena
pestisida nabati bersifat mudah terurai.
Pada P4S Bintang Tani Sejahtera Pembuatan Pestisida Nabati dilakukan
dengan bahan rempah – rempah. Rempah yang digunakan antara lain seperti jahe,
kunir, kunci, laos, bawang merah, bawang putih, serai. Sedangkan bahan
tambahan yang digunakan pada pembuatan pestisida nabati ini adalah tetes tebu
atau molasess sebanyak 2 kg, dan mol sebanyak 5 liter. Sedangkan alat yang
digunakan ialah pisau, telenan, wadah, timba, mesin penghalus, alat pengaduk,
label, dan spidol. Proses awal yang dilakukan untuk membuat pestisida nabati
mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Selanjutnya, mengupas dan
memotong rempah – rempah yang akan digunakan dalam membuat pestisida
nabati. Melakukan penggilingan atau penghalusan terhadap bahan – bahan
tersebut agar lebih halus, pada proses penghalusan dapat dilakukan penambahan
air maupun tidak, hal ini disesuaikan dengan kondisi bahan yang digunakan,
apabila tidak menghambat proses penghalusan maka tidak perlu ditambahkan air,
apabila menghambat maka dapat ditambahkan air secukupnya. Setelah halus,
memasukkan rempah-rempah kedalam timba. Menambahkan larutan MOL
sebanyak 5 liter dan tetes tebu atau molasess sebanyak 2 kg. Diaduk hingga
bahan tercampur rata keseluruhan, hingga warna berubah menjadi kehitaman.
Setelah tercampur, dilakukan proses fermentasi dengan menutup timba
penampungan yang digunakan. Proses fermentasi berjalan selama 21 hari.
Pestisida nabati yang telah jadi memiliki ciri-ciri beraroma tidak menyengat dan
seperti bau tape, terdapat spora pada atas permukaan pestisida nabati. Pada
pestisida nabati juga ditambahkan label agar dapat diketahui bahan apa saja yang
digunakan pada pembuatan pestisida nabati serta tangal pembuatan pestisida
nabati tersebut.
Penggunaan rempah – rempah sebagai bahan dasar, menjadi salah satu hal
yang menjadi perhatian hal ini dikarenakan, harga rempah – rempah yang saat ini
cukup mahal menjadikan perlu adanya alternatif lain yang harus dipikirkan untuk
mengantikan rempah – rempah tersebut dengan bahan dasar lain. Penganti bahan
dasar dapat berasal rerumputan yang tidak memiliki harga jual serta memang telah
25

tersedia dilingkungan sekitar dalam jumlah besar, atau dapat pula tetap
menggunakan rempah tetapi dengan budidaya sendiri agar dapat meminimalisir
biaya produksi yang ada. Berikut Analisa usaha Pestisida Nabati yang terdapat
didalam P4S Bintang Tani Sejahtera.

3.3.8 Budidaya Tanaman Jagung


a. Pengolahan Lahan
Proses budidaya tanaman Jagung yang pertama dilakukan adalah pengolahan
lahan. Pada proses pengolahan lahan pada budidaya Jagung ini dilakukan dengan
proses pembajakan. Pembajakan yang dilakukan dimaksudkan untuk membuat
bedengan yang akan digunakan sebagai pagar bagi tanaman jagung yang akan
ditanam. Luas lahan pada proses budidaya jagung ialah 5000 m2 atau 0.5 Ha.
Proses pengolahan lahan dilakukan dengan traktor. Lahan yang digunakan
merupakan lahan bekas lahan jagung, yang dimana sersah sersah bekas tanaman
jagung yang sebelumnya juga ikut di bajak dan di benamkan.Lahan budidaya
Jagung merupakan lahan milik SMK Mambaul ulum yang kebetulan dalam
pengelolaanya di kelola oleh peserta PKL SMK yang bekerja sama dengan P4S
Bintang Tani Sejahtera Bondowoso.
b. Penanaman
Pada budidaya Jagung yang dilakukan dengan menggunakan benih Jagung
Varietas Betras 6, benih yang dilakukan tanpa mendapat treatment khusus.
Penanaman benih dilakukan dengan cara ditugal dan menggunakan alat tugal
dorong sehingga dalam pengerjaanya bisa lebih cepat dan efesien untuk jumlah
benih perlubang 2 benih dengan jarak tanam 70 x 0 cm. Setelah benih ditanam,
benih ditutup dengan ditambahkan pupuk organik agar benih terhindar dari semut.
c. Perawatan
1. Pemupukan
Proses pemupukan pada tanaman jagung diberikan pada usia 14, 30, dan 40
HST. Pemupukan yang dilakukan yakni dengan menggunakan pupuk Urea dan
NPK. Sementara di tambahkan juga pupuk organik 250 Kg. Sedangkan asam
amino dan POC ditambahkan 660 ml per 42 Liter.
26

2. Pengendalian OPT
Proses pengendalian OPT dilakukan dengan menyemprotkan asap cair serta
Pesnab pada usia 15 HST dan 45 HST. Dengan takaran asap cair sebanyak 660 ml
per 42 Liter. Sebelum dilakukannya pengendalian OPT terlebih dahulu dilakukan
monitoring terhadap tanaman. Apabila telah melebihi batas ambang ekonomi
maka dapat dilakukan pengendalian, tetapi jenis pengendalian yang dilakukan
pada lahan budidaya jagung dengan menggunakan secara organik dapat dijadikan
tindakan preventif meskipun belum terjadi serangan diatas batas ambang
ekonomi. Hal ini dikarenakan, bahan organik relative aman apabila diberikan
berulang – ulang.
3. Sanitasi
Proses sanitasi dilakukan agar tidak terjadi kompetisi antara tanaman budidaya
dengan gulma yang menganggu proses budidaya yang dilakukan. Proses sanitasi
yang dilakukan secara tradisional secara mekanik yakni dengan mencabut dan
membersihkan gulma yang ada.

3.3.9 Budidaya Edamame


A. Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan untuk persiapan tanam merupakan bagian penting dari
teknologi budidaya, dalam upaya mendapatkan produktivitas optimal. Penyiapan
lahan yang baik dapat memberikan kondisi yang ideal bagi pertumbuhan tanaman.
Kegiatan penyiapan lahan adalah sebagai berikut:
1. Persiapan dan pembuatan saluran
Kegiatan diawali dengan observasi untuk mengetahui kemiringan lahan pada
lokasi yang akan dikelola, guna menentukan langkah yang akan diambil berupa:
arah saluran, pemasukan dan pengeluaran air, sanitasi, sistem pembukaan tanah,
penentuan jalan ke lokasi dan di dalam lokasi (pengangkutan saprodi dan hasil
panen), membuat jadwal kegiatan, kebutuhan tenaga, dan biaya. pemasangan
patok atau tanda-tanda yang diperlukan. Pengolahan tanah untuk budi daya
edamame ditujukan untuk meratakan dan menggemburkan tanah dalam bentuk
bedengan-bedengan. Pengolahan tanah berfungsi membuka dan membalik tanah
27

di permukaan, dan membentuk bongkahan-bongkahan kecil tanah sampai


kedalaman 20-25 cm sebelum dibuat bedengan. Alat yang di gunakan meliputi
hand traktor, cultivator, dan cangkul.
2. Pembuatan bedengan
Pembuatan bedengan untuk penanaman benih edamame, dibuat dengan cara
menghancurkan ulang tanah hasil pembukaan tanah pertama, sehingga menjadi
rata dan gembur dengan lebar 1 m, panjang 10 m, dan tinggi 20 - 25 cm, jarak
antar bedeng 50 cm. Teknik tanam ini dapat mengatasi berbagai macam situasi
cuaca, harapanya tanaman edamame yang di budidaya dapat bertahan di berbagai
macam cuaca.
3. Jarak tanam
Benih edamame di tanam di atas permukaan bedengan setelah disebar pupuk
kandang dan pupuk dasar, permukaan rata dan gembur, bersih dari gulma dan
dalam kondisi lembab. Untuk memperoleh produksi optimal maka penanaman
benih dilakukan dengan jari tangan. Lubang benih dibuat dengan pisau kecil,
ditekan ke dalam bedengan. Sebagai pedoman untuk ukuran kedalaman
penempatan benih adalah ruas satu telunjuk jari tangan. Dengan cara ini,
kedalaman lubang benih tetap terjaga sehingga pertumbuhan kecambah tidak akan
terganggu akibat lubang tanam yang terlalu dalam. Ke dalam setiap lubang tanam
dimasukkan satu butir biji benih edamame, kemudian lubang ditutup dengan tanah
secara merata dan tidak dipadatkan (untuk menutup benih agar tetap berada di
tempatnya dan menjaga kelembaban benih). Pola tanam yang di gunakan adalah 4
row hal ini di lakukan dengan alasan penananaman 4 row untuk budidaya dalam
skala produksi dan untuk memaksimalkan keberadaan air di masa transisi musim
hujan, pemaksimalan produksi tanaman perbedengan karena peralihan di musim
kemarau dengan curah hujan yang tinggi dalam artian untuk menjaga kestabilan
tanaman.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat penanaman adalah:
 Tanah bedengan lembab (kapasitas lapang)
 Jarak tanam kurang lebih 10 cm x 20 cm
 Jaga kondisi lahan tetap bersih dari gulma
28

4. Penyulaman
Pemantauan daya tumbuh benih perlu dilakukan untuk memastikan benih
yang telah ditanam dapat berkecambah dan tumbuh normal, sehingga populasi
tanaman yang hidup tiap hektar sesuai dengan yang direncanakan. Penyulaman
tanaman diperlukan karena tidak semua benih dapat tumbuh normal. Namun
penyulaman tanaman edamame berbeda dengan kedelai biasa. Penyulaman
kedelai biasa menggunakan benih, sedang penyulaman edamame adalah dengan
cara tanam pindah (transplanting), menggunakan bibit yang sudah ditumbuhkan
terlebih dahulu di dalam bilik pembibitan atau nursery. Penyemaian benih di bilik
pembibitan dilakukan bersamaan dengan saat tanam benih di lapang. Penggunaan
bibit transplant untuk penyulaman diperlukan karena pertumbuhannya sangat
pesat. Apabila penyulaman tidak menggunakan bibit transplant, pertumbuhan
tanaman tertinggal karena adanya persaingan dengan tanaman-tanaman yang
sudah tumbuh terlebih dulu, khususnya dalam mendapatkan sinar matahari untuk
proses fotosintesis. Penyulaman dilaksanakan pada saat tanaman berumur 7-10
hari.
5. Pemupukan
a. Pupuk dasar
Penebaran atau pemberian pupuk organic padat kotoran sapi dilakukan 5-7
hari sebelum tanam, disebar rata di atas permukaan bedengan, dengan dosis 30
kg/bedengan.
b. Pemberian pupuk POC
Pemberian pupuk organik cair, asam amino, dan asap cair di lakukan
secara bertahap 5 hari sekali mulai tanaman berumur 15 hari hingga tanaman
masuk fase generative. Untuk dosis yang di gunakan sekitar 120 ml per tangki
( tangki 14 liter air)
6. Pengairan
Pemberian air pada tanaman edamame sangat penting artinya untuk memacu
pertumbuhan dan perkembangan tanaman agar mampu berproduksi maksimal.
Prinsip pengairan adalah mengupayakan pemberian air yang cukup dan tepat
waktu pada fase-fase pertumbuhan tanaman. Sistem pengairan yang di gunakan
29

adalah Penggenangan saluran irigasi dengan cara memasukkan air ke dalam


selokan diantara bedengan sampai ketinggian 2/3 tinggi bedengan selama 1-2 jam,
kemudian air dialirkan ke saluran pembuangan sampai tuntas (pra penanaman).
Pengairan selanjutnya di lakukan pada tanaman berumur 10-15 hari pasca tanam
hal ini di lakukan untuk menjaga kondisi tanah agar tetap lembab dan dalam
keadaan kapasitas lapang. Dan pengairan terahir di lakukan pada tanaman masuk
pada fase generative atau tanaman dalam proses pengisian polong.
7. Penyiangan
Penyiangan pada dasarnya diperlukan untuk mengendalikan atau
membersihkan rumput atau tanaman pengganggu (gulma) yang tumbuh pada areal
pertanaman edamame. Tujuan penyiangan adalah untuk menghindari persaingan
antara tanaman dengan gulma dalam memperoleh unsur hara, membuang gulma
sebagai inang hama/penyakit, dan memudahkan tahapan pemeliharaan
selanjutnya. Kegiatan penyiangan di lakuakan pada tanaman berumur 7 hst hal ini
di lakukan agar kondisi lahan tetap steril dari gulma yang mengganggu dan
penyiangan selanjutnya di laukukan pada tanaman umur 30 hst hal ini pun juga
bertujuan agar gulma yang tersisisa bisa bersih dan terhindar dari persaingan
tanaman budidaya kita
8. Pengendalian OPT
Tanaman perlu dilindungi dari hama dan penyakit, karena kerusakan tanaman
akibat diserang hama dan penyakit dapat menurunkan produktivitas, gagal panen,
atau puso. Apabila terdapat polong yang cacat oleh serangan hama maka produk
tidak laku dijual. Pengendalian hama dan penyakit dimulai sejak benih akan
ditanam, yaitu dengan perlakuan rawat benih (seed treatment) menggunakan
insektisida karbosulfan (Marshall untuk pengendalian awal terhadap hama lalat
bibit dan cendawan. Bagi umumnya petani, penggunaan insektisida untuk
pengendalian hama merupakan cara yang paling gampang dan bahannya mudah
didapatkan. Namun kenyataannya, hama hampir tidak dapat diselesaikan secara
tuntas dengan penggunaan insektisida. Penyebabnya antara lain adalah lemahnya
kemampuan dalam mengidentifikasikan jenis, stadia hama, dan gejala serangan
hama. Dalam study lapang kali ini penggunaan pestisida nabati asap cair sangat di
30

untungkan sekali, selain untuk menjadi ke alamian dan residu pestisida kimia
penggunaan pestisisda nabati di nilai cukup efektif pada beberapa penyakit dan
hama yang menyerang pada tanaman edamame. Pengendalian menggunakan asap
cair di lakuakan bertahap 5 hari sekali metode ini du lakuakan sebagai pengendali
sekaligus sebagai pencegah hama agar tidak menyerang tanaman budidaya.
9. Panen
Tanaman edamame untuk produksi polong segar dipanen pada umur 65- 68
HST dengan kondisi polong siap untuk dipetik, yaitu tingkat ketuaan polong
cukup (polong terisi penuh) dan warna hijau cerah.
31

BAB 4. KEGIATAN KHUSUS DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemanfaatan kotoran sapi sebagai alternative pupuk


4.1.1 Proses pembuata pupuk organik padat kandang sapi
a. Persiapan alat dan bahan
Menyiapkan alat dan bahan merupakan hal utama yang perlu dilakukan
sebelum memulai pembuatan pupuk organik padat.

Gambar 4.1 alat dan bahan pupuk organik padat


Alat-alat yang digunakan dianytaranya seperti : sekop, cangkul, timba,
ayakan, terpal, handsprayer, mesin cooper. Sedangkan bahan yang digunakan
yaitu larutan (Rhizobum, PGPR, Trichoderma), Mikroorganisme Lokal (MOL),
air, kotoran sapi dan cocopeat. Cangkul dan sekop digunakan untuk memindahkan
atau meratakan kotoran sapi pada proses pembuatan pupuk organic padat. Timba
digunakan sebagai wadah penampungan pupuk kandang dan wadah untuk
menyiapkan larutan MOL PGPR, Trichoderma, rhizobium. Sprayer digunakan
untuk mengisi larutan MOL, PGPR, Trichoderma, dan rhizobium. Selanjutnya
mesin cooper digunakan untuk menggiling pupuk kandang yang sudah jadi atau
yang telah melaui proses fermentasi dan selanjutnya dihaluskan, dari bentuk yang
kasar atau tidak beraturan agar menjadi bentuk yang lebih halus.
b. Pemindahan kotoran sapi

Gambar 4.2 pemindahan kotoran sapi dari penampungan ke gudang


32

Kotoran sapi yang ada pada penampungan di ambil menggunakan mobil


picku up atau tosa di bawa ke gudang untuk di keringkan agar kotoran sapi lebih
mudah dalam proses fermentasi. Penjemuran dan fermentasi dilakukan agar
kotoran sapi tersebut tidak mengalami pembusukan pada saat proses pembuatan
pupuk kandang. Dalam aplikasinya tempat yang digunakan harus tertutup,
terhindar dari sinar matahari dan juga hujan.
c. Proses fermentasi
Pada proses umumnya kapasitas yang di gunakan adalah 1 ton kotoran
sapi yang dalam prosesnya kotoran sapi di ratakan setebal 30 cm untuk kemudian
d semprot dengan MOL atau pengurai. Namun sebelum itu siapkan larutan
Mikroorganisme Lokal (MOL) yang berbahan dasar dari babat sapi untuk disiram
atau disemprotkan pada kotoran sapi. Larutan MOL yang digunakan yaitu
sebanyak 5 liter dan kemudian di larutkan air sebanyak 10 liter. Untuk tahapnya
setiap lapis 30 cm di semprot dengan MOL lalu di timbun lagi 30 cm di semprot
lagi, teruss hingga 1 kapasitas pupuk dalam 1 ton terpenuhi. Menurut Sucipto dan
Hendariyono (2018) Pemberian larutan Mikroorganisme Lokal dari mikroba babat
sapi bertujuan untuk mempercepat dan meningkatkan proses dekomposer atau
proses pengomposan pada proses pembuatan pupuk organic padat. Setelah di
lakukan penyemprotan Larutan mikroorganisme Lokal (MOL) tutup kotoran sapi
menggunakan terpal untuk dilakukannya proses fermentasi. Proses fermentasi
berlangsung selama 21 hari. Setiap minggu perlu dilakukan pembalikan untuk
menjaga kondisi yang sesuai untuk pengomposan seperti menjaga kelembapan
pupuk (ali dkk, 2018). Menurut Tabun dkk (2017) pembalikan pupuk untuk
mengatur sirkulasi udara dan dapat membuang gas yang panas agar suhu yang
dihasilkan tidak tinggi. Setelah proses fermentasi berlangsung selama 21 hari
maka dapat dilihat dan diamati perubahan yang terjadi. Pupuk kandang yang
sudah jadi dapat ditandai dengan perubahan warna, aroma, suhu pada pupuk
kandang, dan strukturnya. Pupuk kandang akan mengalami perubahan warna
menjadi kehitaman atau coklat kehitaman, aroma tidak berbau busuk akan tetapi
aroma yang dihasilkan menyerupai bau tanah dan struktur tanahnya yaitu remah
(Kusuma, 2012).
33

Gambar 4.3 proses fermentasi pupuk

d. Penggilingan pupuk hasil fermentasi


Bentuk pupuk kandang setelah proses fermentasi berbentuk gumpalan
gumpulan sehingga perlu untuk dihaluskan. Pupuk kandang hasil fermentasi
tersebut kemudian dihaluskan dengan menggunakan mesin cooper. Pupuk
organik padat atau pupuk kandang yang sudah halus kemudian diayak
menggunakan ayakan untuk memisahkan pupuk kandang yang sudah halus
dengan sampah, atau selain pupuk kandang. Setelah itu ditambah dengan cocopeat
dengan perbandingan cocopeat dan pupuk organic padat yaitu 1 ton pupuk organic
padat 100 kg cocopeat, kemudian aduk hingga merata. Cocopeat atau sabut kelapa
yang digunakan mengandung unsur hara makro atau mikro seperti Kalium (K),
Fosfor (P), Calsium (Ca), Natrium (Na) dan mineral, cocopeat bermanfaat sebagai
penambahan unsur kalium pada proses pupuk organik padat (Sucipto dan
Hendariyono, 2018).

4.4 Proses penggilingan pupuk padat


e. Proses memperkaya
Proses ini menjadi proses pembeda pupuk organik P4S Bintang Tani
Sejahtera dengan pupuk organik padat produk lainya. Hal ini menjadi suatu proses
unggulan yang menjadikan produk P4S berani di adu dengan produk yang serupa.
34

MOL induk, PGPR, Tricoderma, dan Mikoriza dengan takaran perusahaan di


larutkan dengan air sebaanyaak 70 liter.

Gambar 4.5 Proses memperkaya kandungan


Menyemprot larutan tersebut pada pupuk organic padat hingga merata,
kemudian tutup menggunakan terpal. Dilakukan fermentasi kembali selama 1 hari.
Pemberian larutan trichoderma pada pupuk kandang memiliki fungsi sebagai
dekomposer, biostimulants, biofertilizers, dan juga bioprotectans yaitu untuk
mengendalikan pathogen penyakit tanaman seperti penyakit tular tanah (Purwanto
dkk, 2018). Kandungan dalam proses memperkaya tersebut juga sering di sebut
Biostimulan. Biostimulan memiliki fungsi sebagai pemacu atau perangsan
pertumbuhan. Mengatur konsentrasi berbagai zat pengatur tumbuhan seprti
auksin, sitokinin, giberelin dalam lingkungan akar. Biofertilizer digunakan
sebagai penyedia unsur hara. Mengikat nitrogen dari udara, melarutkan unsur hara
P yang terika dalam tanah. Bioprotectant digunakan sebagai pengendali pathogen
yang berasal dari tanah dengan cara menghasilkan berbagai senyawa/ metabolit
anti pathogen.
f. Pengemasan Produk
Pupuk yang sudah melewati proses pencoperan dan fermentasi Langkah
selanjutnya melakukan pengemasan dengan menggunakan karung yang telah di
lapisi plastic di dalamnya dengan kapasitas 40 kg dan di jahit rapi dengan tujuan
untuk menjaga mutu produk.
35

Gambar 4.6 Packing dan mengukur berat perkemasan


4.1.2 Aplikasi pupuk organik padat dan penanaman edamame
Aplikasi pupuk organik padat pada tanaman kedelai edamame dilakukan 1
kali yaitu pada saat awal penanaman. Dalam proses pengaplikasian yang lahan
yang akan di aplikasi sudah dalam kondisi bedengan dengan lebar 1 m, panjang
12 m. aplikasi di lakukan dengan di taburkan langsung di atas bedengan dengan
dosis 30 kg perbedeng. Proses ini berlnjut hingga pemerataan di atas lahan
bedengan agar pupuk bisa terserap oleh tanaman secara maksimal. Setelah di
berikan pupuk kandangn tanah di diamkan selama 1 minggu hal ini bertujuan agar
microba dan karbon organik pada pupuk dapat bersiombiosis secara langsung
dengan lahan budidaya. Proses penanaman edamame di lakukan dengan cara di
buat lubang tanam dengan kedalaman hanya 2-3 cm hal ini dilaukakan agar
tanaman bisa keluar dengan baik dari lubang tanam jika terlalu dalam di
khawatirkan kecambah dari benih edamame tidak dapat keluar dari lubang tanam
dengan baik. Penggunaa seed treatment sperti insectisida dan fungisida pada benih
juga sangan di perlukan mengingat hal ini juga sangat di perlukan agar benih tidak
di makan serangga tanah ataupun terkena jamur hingga membuat tanaman tidak
tumbuh. Proses penanam dilakukan dengan jarak tanam 10 x 20 cm pada
bedengan tanaman. Pada tiap lubang tanam diberikan benih sebanyak 1 benih.
36

Gambar 4.7 Aplikasi pupuk organik padat


4.1.3 Kondisi lahan edamame
Pengaplikasian pupuk organik padat atau pupuk kandang merupakan
starter awal pertumbuhan tanaman edamame degan di berikanya di awal masa
tanam harapanya ketika tanaman sudah mulai tumbuh tanaman edamame bisa
langsung menyerap nutria yang ada di dalamnya.

Gambar 4.8 tanaman edamame berumur 8 hst


Dalam foto di atas tanaman edamame sudah mulai terlihat tumbuh dengan
ketinggian sekitar 7-8 cm. tanaman tumbuh serentak namun ada juga beberapa
lubang tanam dalam hal ini ada beberapa kemungkinan yang terjadi diantaranya
benih busuk di dalam, namun rata rata permasalahanya adalah lbang tanam yang
terlalu dalam sehingga tanaman yang tumbuh di dalam tanah tidak kuat untuk
muncul ke area permukaan.

Gambar 4.9 tanaman edamame berumur 14 hst


Pada tanaman edamame yang sudah berumur 14 hst ke atas di sini
tanaman edamame mulai menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik mengingat
ketika di starter awal tanaman sudah langsung di sapa dengan utrisi tanah di fase
37

ini tanaman harus sudah mulai di lakuakan pemupukan kembali agar tanaman
edamame dapat tumbuh secara baik dan optimal.

4.1.4 Kandungan pupuk organik padat


Tabel 4.1 Kandungan Pupuk organik padat
No Kandungan Kadar %
1 pH H2O 6.68
2 N-total 1.13
3 P2O5 1.68
4 K2O 1.70
5 MgO 0.86
6 C-Organik 18.76
7 Kadar air 12.20
Kandungan yang ada dalam pupuk kandang jika di lihat dari table di atas
cukup kompleks, mengingat C-Organik yang cukup tinggi kalium, phospat, dan
magnesium juga ada di dalamnya mengingat nutrisi tersebut dirasa cukup baik
jika di aplikasikan ke lahan budidaya khususnya di lahan budidaya edamame.
38

4.2 Analisis usaha tani


4.2.1 Analisis usaha tani di P4s Bintang Tani Sejahtera
Tabel 4.2 Analisis Usaha Tani
5 Biaya Tetap
Jenis Biaya Satuan Harga Jumlah
Sewa Lahan 1 ha 2.000.000 / ha 2.000.000
Timba 10 unit 5.000 50.000
Knapsack 5 unit 200000 1.000.000
Sewa traktor 1 HOK 1.200.000 1.200.000
Transportasi 500.000
Total 4.750.000
Biaya Variabel
Pupuk fertila 200 kg 50.000 / 50 kg 2.600.000
Mulsa 12 roll 650.000/roll 7.800.000
Pupuk Organik Padat 5 ton 25.000 / 40 kg 3.125.000
Pupuk Organik Cair 20 liter 15.000 / liter 300.000
Asam amino 20 liter 30.000 / liter 600.000
Mol Tanah 5 Liter 30.000/liter 150.000
Pestisida nabati 20 liter 15.000/liter 300.000
Benih edamame 100 kg 65000 / kg 6.500.000
Asap Cair 10 liter 35.000 / liter 350.000
Total 21.725.000
Biaya Pekerja
Olah Lahan 10 laki - laki 40.000 400.000
Penanaman 20 orang perempuan 30.000 / orang 600.000
Penyulaman 8 orang 30.000 / orang 240.000
Pasang/bongkar mulsa 10 orang 30.000/orang 600.000
Penyeprotan 5x 5 orang 40.000/orang 1.000.000
Panen 10 laki - laki ,20 perempuan 600.000
Total 3.440.000
TOTAL KESELURUHAN 29.915.000
Hasil Panen 12.000 kg 7000 84.000. 000

Keuntungan 54.085.000

BC Ratio (Keuntungan : Total Pengeluaran) 1,8


RC Ratio (Total Pemasukan : Total Pengeluaran) 2,8
39

4.2.2 Analisis usaha tani edamame secara umum


4.3 Analisis Usaha Tani Edamame
Biaya Tetap
Jenis Biaya Satuan Harga Jumlah
Sewa Lahan 1 ha 2.000.000 / ha 2.000.000
Timba 10 unit 5.000 50.000
Knapsack 5 unit 200000 1.000.000
Sewa traktor 1 HOK 1.200.000 1.200.000
Transportasi 500.000
Total 4.750.000
Biaya Variabel
Pupuk Organik 2 Ton 25000 / 40 kg 1.125.000
Mulsa 12 roll 650.000/roll 7.800.000
Urea 400 Kg 1300 / kg 5.200.000
SP 36 150 Kg 6900 / kg 1.035.000
KCL 150 Kg 8000 / kg 1.200.000
Benih edamame 100 kg 65000 / kg 6.500.000
Pestisida 600.000
Total 23.460.000
Biaya Pekerja
Olah Lahan 10 laki - laki 40.000 400.000
Penanaman 20 orang perempuan 30.000 / orang 600.000
Penyulaman 8 orang 30.000 / orang 240.000
Pasang/bongkar mulsa 10 orang 30.000/orang
Penyeprotan 5x 5 orang 40.000/orang 1.000.000
10 laki - laki ,20 600.000
Panen perempuan
Total 3.440.000
TOTAL KESELURUHAN 31.650.000
Hasil Panen 12.000 kg 7000 84.000. 000

Keuntungan 52.350.000

BC Ratio (Keuntungan : Total Pengeluaran) 1,6


RC Ratio (Total Pemasukan : Total Pengeluaran) 2,6
40

4.2.2 Perbandingan analisis usaha tani


Apabila melihat dari hasil Analisa usaha tani keduannya maka yang lebih
menguntungkan dari segi nilai BC Ratio maupun RC Ratio yakni proses budidaya
tanaman edamame milik P4S mengingat hasil dari BC ratio maupun RC ratio
memiliki nilai lebih tinggi meskupun hanya di blakang koma, jika di lihat dengan
seksama peran penggunaan organik di rasa lebih efektif di bandingkan dengan
penggunaan kimia, baik dari segi agronomis maupun secara ekonomis. Apabila
dilihat dari segi lainnya baik dari segi kelestarian lingkungan serta kesuburan
tanah maka proses budidaya dengan cara semi organik yang dilakukan P4S akan
tetap memberikan keuntungan yang lebih baik. Proses budidaya semi organik
dengan hasil ratio yang diperoleh lebih tinggi daripada proses budidaya
Anorganik hal ini menunjukan pengaruh budidaya organik sudah mulai lebih baik.
Proses budidaya yang dilakukan masih berjalan untuk pertama kali sehingga
didalamnya masih terjadi beberapa kendala dan hal – hal mendasar yang perlu
dilakukan pembenahan didalamnya. Kesalahan yang terjadi secara mendasar dapat
dilihat dari aspek pemberian dosis organik, apabila melihat literature yang ada
maka minimal pemberian pupuk organik ialah 20 – 30 Ton perhektar (Roidah,
2013), apabila dikonfersikan pada luasan lahan 0.3 ha, maka minimal pemberian
pupuk organik ialah 6 Ton.
Dalam sekala analisa potensi hasil yang di peroleh harusnya bisa lebih
tinggi dari data yang di hasilkan. Adanya hasil kurang maksimal yang diperoleh di
asumsikan bahwa belum adanya proses budidaya yang paten dalam penerapanya
yang pada akhirnya harus melalui pembenaran – pembenaran sesuai dengan SOP
proses budidaya tanaman edamame yang telah dilakukan P4S Bintang Tani
Sejahtera. Meskipun dengan pertanian yang dilakukan sekarang telah memperoleh
keuntungan namun hal ini juga masih perlu di tingkakan. Dengan berani memulai
untuk mengaplikasi dan memberikan bahan – bahan organik kedalam proses
budidaya yang dilakukan merupakan langkah awal yang perlu diapresiasi, karena
hal ini menujukkan telah adanya kesadaran terhadap proses pelestarian alam dan
lingkungan.
41

4.3 Pembahasan
Salah satu produk pertanian organik yang dapat digunakan sebagai
alternatif dalam supporter pertumbuhan tanaman adalah pupuk kandang sapi
mengingat dalam metode budidaya tanaman peran aktif pupuk organik juga sangat
penting. Pupuk kandang merupakan hasil dekomposisi dari fermentasi bahan
bahan organik berbentuk padat yang di urai oleh microba sehingga dapat
menyediakan unsur hara yang di butuhkan oleh tanaman untuk petumbuhan dan
perkembangan tanaman. (shuparta,2012)
Keuntungan pemberian bahan organik ke dalam tanah di antaranya adalah
dapat memantapkan agregat tanah, meningkatkan kandungan N, P, K.
Penambahan pupuk kandang sapi memberikan keuntungan bagi pertumbuhan
tanaman. Pupuk kandang sapi juga meningkatkan kemampuan tanah untuk
menyimpan air yang nantinya berfungsi untuk mineralisasi bahan organik menjadi
hara yang dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman selama masa
pertumbuhannya (Setiono dan Azwarta, 2020).bila dilihat dari kacamata analisis
usaha tani, pemberian pupuk kandang pada lahan budidaya juga cukup baik
apalagi dalam upaya pendekatan pertanian semi organik baik secara ekonomis
maupun agronomis karna secara umum secara ekonomis di lihat dari analisis
usaha tani menunjukan hasil lebih baik dengan angka lebih tinggi dari
pembandingnya. dari segi agronomis pun juga sama, bila di lihat dari sector
pertanian berkelanjutan akan lebih baik dari model tanaman budidaya anorganik.
Tanaman semi organik akan mendapat nilai alami lebih tinggi dari pembandingya
tanaman an organik dalam budidayapun juga sama khususnya bagi lahan budidaya
maupun bagi tanaman selanjutnya yang secara umum juga sebagai bentuk upaya
penyuksesasn pertanian berkelanjutan.meski demikian tanaman dengan
penggunaan organik juga memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan dari pupuk
kandang adalah unsur hara sangat lambat tersedia (Pangaribuan dkk, 2012).
Selain menghasilkan produk pupuk organik padat yang memiliki manfaat
dalam supporter dan salah satu pembenah tanah, di P4S juga menghasilkan
banyak produk lain terkait dengan pertanian ramah lingkungan diantaranya seperti
42

POC, Asap cair, Asam amino, pestisida nabati dan lain sebagainya. Adanya upaya
ini merupakan aksi nyata yang diinisiasi oleh Bapak Buharto atas kesadarannya
terkait dengan pentingnya pertanian yang ramah lingkungan. Namun, dibalik
produk – produk yang memiliki nilai kebermanfaatan dan nilai jual tinggi terdapat
kelemahan mendasar yang dimiliki oleh produk yang dibuat. Salah satu masalah
utama yang masih ditemui pada proses produksi produk hasil P4S Bintang tani
sejahtera ialah terkait izin edar serta labeling terhadap produk yang dimiliki.
Belum adanya izin edar yang dimiliki, menjadi salah satu problematika terhadap
produk – produk tersebut. Produk yang dipasarkan dan dibuat tidak diberi label.
Sedangkan label sendiri memiliki peran penting baik bagi produsen maupun
konsumen agar produk yang digunakan dapat diaplikasikan dengan benar, baik
dari takaran (dosis) maupun kegunaan yang dimiliki, selain itu pada label nantinya
akan dapat dilihat batas pengunaan produk hingga kapan dan produk tersebut
dibuat oleh siapa. Adanya labeling juga dapat menunjukan hak cipta sah yang
dimiliki oleh sebuah perusahaan, sehingga dengan labeling produk yang
dihasilkan dapat dilindungi karena termuat produsen serta izin edar yang ada.
Namun seiring berjalannya waktu pada fase ini ini P4S sudah mualia
menunjukkan komitmenya dalam gerakkanya di bidang organik, roses labeling
produk, dan pengusulan izin usaha sudah mulai di proses harapan kedepanya P4S
Bintang Tani sejahtera bisa berpijak di kaki sendiri dengan legalitas dan izin edr
dengan standard mutu yang jelas dan di tetapkan. Mengingat tidak adanya izin
edar serta labeling ini menjadikan proses produksi produk di P4S Bintang Tani
sejahtera, mengalami kendala terkait dengan distribusi dan pemasaran yang
dilakukan. Mayoritas produk dibuat berdasarkan atas ada tidaknya pesanan,
sehingga pada setiap bulannya hasil yang diperoleh perusahaan berbeda – beda
dan masih belum terdapat proses management yang sesuai. Apabila pada produk
telah tertera izin edar serta diberi label didalamnya, maka proses distribusi dan
pemasaran akan lebih meluas dengan jangkauan bukan hanya di wilayah
Bondowoso saja namun produk – produk berkualitas yang dihasilkan dan dimiliki
oleh P4S Bintang tani sejahtera dapat dinikmati masyarakat pengiat pertanian
ramah lingkungan di Indonesia.
43

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil Praktik Kerja Lapang yang telah di laksanakan dapat di
simpulkan bahwa :
1. Meningkatnya keterampilan mahasiswa dalam pembuatan pupuk organik
padat dari limbah kotoran sapi.
2. Meningkatnya keterampilan mahasiswa dalam mengaplikasikan pupuk
organik padat kotoran sapi pada lahan budidaya edamame.
3. Meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam pembuatan analisa usaha
tani pada lahan budidaya edamame.
5.2 Saran
Usaha pemanfaatan limbah kotoran sapi dalam upaya peningkatan
produksi tanaman kedelai edamame merupakan upaya yang cukup tepat,
dengan menggunakan bahan bahan organik untuk meminimalisir adanya
residu dari bahan kimia. Agar di dapatkan hasil yang lebih optimal perlu
44

adanya pengembangan strategi perawatan, perlakuan dan aspek


budidayanya.
45
46

DAFTAR PUSTAKA

Budijanto, S., Hasbullah, R., Prabawati, S., & Zuraida, I. (2019). Identifikasi dan
uji keamanan asap cair tempurung kelapa untuk produk pangan. Jurnal
Penelitian Pascapanen Pertanian, 5(1), 32-40.

Darmadji, P. (2009). Teknologi asap cair dan aplikasinya pada pangan dan hasil
pertanian. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Djauhari, S. M., & Sihotang, R. P. (2010). Study of Good Corporate Governance


Implementation in Listed State-owned Enterprises Through a Content
Analysis Method of Annual Reports. Journal of Applied Finance &
Accounting, 3(1), 35-46.

Kusuma, M. E. (2012). Pengaruh beberapa jenis pupuk kandang terhadap kualitas


Bokashi. Jurnal Ilmu Hewani Tropika (Journal Of Tropical Animal
Science), 1(2), 41-46.

Mursalim, Ikra, Muh Khalifah Mustami, and Ahmad Ali. "Pengaruh penggunaan
pupuk organik mikroorganisme lokal media nasi, batang pisang, dan
ikan tongkol terhadap pertumbuhan tanaman sawi (Brassica
juncea)." Jurnal Biotek 6, no. 1 (2018): 32-45.

Pangaribuan, D. H., & Kurniawan, C. (2017). Pengaruh pupuk cair urine sapi
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis (Zea mays
L.). Jurnal Metamorfosa, 4(2), 202-209.

Purwanto, Tarjoko, dan Hartanto, A. (2018). Aplikasi teknologi richokompos dan


pupuk organik cair untuk meningkatkan produksi selada organik.
Abdimas, 193-199.

Riza, F. V., Hadipramana, J., & Hasibuan, A. K. (2021). Pengolahan Pupuk


Ramah Lingkungan dari Kotoran Kambing di Desa Jarang Hulu
Kabupaten Padang Lawas. ABDI SABHA (Jurnal Pengabdian kepada
Masyarakat), 2(2), 230-235.

Roidah, I. S. (2013). Manfaat penggunaan pupuk organik untuk kesuburan


tanah. Jurnal Bonorowo, 1(1), 30-43.

Salikin, K. A. (2003). Sistem pertanian berkelanjutan. Kanisius.


47

Setiono, S., & Azwarta, A. (2020). PENGARUH PEMBERIAN PUPUK


KANDANG SAPI TERHADAPPERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L). Jurnal Sains Agro, 5(2).

Supartha, I. N. Y., Wijana, G. E. D. E., & Adnyana, G. M. (2012). Aplikasi jenis


pupuk organik pada tanaman padi sistem pertanian organik. E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika, 1(2), 98-106.

Sutriadi, M. T., Harsanti, E. S., Wahyuni, S., & Wihardjaka, A. (2019). Pestisida
Nabati: Prospek Pengendali Hama Ramah Lingkungan. Jurnal
Sumberdaya Lahan, 13(2), 89-101.
48

LAMPIRAN
Lampiran 1 sertifikat PKL
49

Lampiran 2 log book


N
HARI TANGGAL JAM KEGIATAN
O
Pemaparan perusahaan
1. Senin 06 September 2021 11 jam
Pembuatan jadwal kegiatan
Kerja bakti
2. Selasa 07 September 2021 10 jam Pengenalan lingkungan
Diskusi bersama
Kerja bakti,
3. Rabu 08 September 2021 9 jam Persiapan alat dan bahan
pembuatan MOL Induk
Pembuatan media MOL Induk
4. Kamis 09 September 2021 10 jam
Pengemasan POC
5. Jumat 10 September 2021 7 jam Inokulasi MOL Induk
Sosialisasi Bank JATIM
6. Sabtu 11 September 2021 6 jam Persiapan alat dan bahan
pembuatan PGPR
Pembuatan media PGPR
7. Minggu 12 September 2021 10 jam
Penyiapan kemasan pupuk padat
8. Senin 13 September 2021 8 jam Inokulasi PGPR
Persiapan alat dan bahan untuk
media tanam
9. Selasa 14 September 2021 9 jam Penanaman sawi, cabai, dan
edamame pada polybag
Pengemasan POC
Persiapan alat dan bahan
10. Rabu 15 September 2021 8 jam
pembuatan MOL tanah
11. Kamis 16 September 2021 8 jam Pembuatan media MOL tanah
Inokulasi MOL tanah
12. Jumat 17 September 2021 10 jam Evaluasi mengenai pembuatan
PCPR dan MOL tanah
Pengambilan bahan pupuk
13. Sabtu 18 September 2021 8 jam
organik padat
Pengambilan bahan pupuk
14. Minggu 19 September 2021 8 jam
organik padat
Pengolahan lahan jagung di
15. Senin 20 September 2021 10 jam Yonif 514 Maesan
Pengemasan asam amino
Pengolahan lahan jagung di
16. Selasa 21 September 2021 8 jam
Yonif 514 Maesan
17. Rabu 22 September 2021 10 jam Penanaman jagung di Yonif 514
Maesan
50

Diskusi bersama
Penanaman jagung di Yonif 514
18. Kamis 23 September 2021 8 jam
Maesan
19. Jumat 24 September 2021 8 jam Pembuatan POC urine sapi
Pengamatan & pengadukan POC
20. Sabtu 25 September 2021 8 jam
Penyemprotan dekomposer
Pengamatan & pengadukan POC
21. Minggu 26 September 2021 8 jam Pengambilam bahan pupuk
organik padat
Pengamatan & pengadukan POC
Pengambilam bahan pupuk
22. Senin 27 September 2021 10 jam
organik padat
Diskusi bersama
Pengamatan & pengadukan POC
23. Selasa 28 September 2021 8 jam Pemindahan media tanam
alpukat
Pengamatan & pengadukan POC
Revitalisasi kelembagaan petani
24. Rabu 29 September 2021 10 jam & penyususanan RDKK
bersama Penyuluh Pertanian
Pengemasan POC
Pengamatan & pengadukan POC
25. Kamis 30 September 2021 8 jam Pengambilan bahan pupuk
organik padat
Pengamatan & pengadukan POC
Penyemprotan asam amino,
8,5 POC, & asap cair pada tanaman
26. Jumat 01 Oktober 2021 cabai, sawi, dan edamame
jam
Persiapan bahan asap cair
Pengamatan tanaman edamame
Pengamatan & pengadukan POC
27. Sabtu 02 Oktober 2021 8 jam
Pembuatan asam amino
Pengamatan & pengadukan POC
28. Minggu 03 Oktober 2021 8 jam
Pengemasan pupuk padat
Pengamatan & pengadukan POC
Penyemprotan asam amino,
POC, & asap cair pada tanaman
29. Senin 04 Oktober 2021 10 jam cabai, sawi, dan edamame
Penjemuran sekam padi
Penyiapan kemasan pupuk padat
30. Selasa 05 Oktober 2021 8 jam Pengamatan & pengadukan POC
51

Pengemasan pupuk padat


Pengamatan & pengadukan POC
Diskusi bersama Penyuluh
31. Rabu 06 Oktober 2021 5 jam
Pertanian
Diskusi malam
Pengamatan & pengadukan POC
32. Kamis 07 Oktober 2021 8 jam Pembuatan dan pembalikan
pupuk organik padat
Pengamatan & pengadukan POC
Persiapan dan pembuatan media
33. Jumat 08 Oktober 2021 7 jam tanam
Kegiatan pendampingan siswa
SMK Manbaul Ulum
penanaman edamame di polybag
Pengamatan & pengadukan POC
34. Sabtu 09 Oktober 2021 8 jam Persiapan penanaman jagung
Penanaman jagung
35. Minggu 10 Oktober 2021 8 jam Penanaman jagung
Pembalikan bahan pupuk
36. Senin 11 Oktober 2021 10 jam organik padat
Distribusi pupuk organik padat
Pengemasan pupuk padat
37. Selasa 12 Oktober 2021 10 jam
Distribusi POC
Persiapan lahan edamame
38. Rabu 13 Oktober 2021 10 jam
Distribusi pupuk organik padat
Penggilingan bahan pupuk
39. Kamis 14 Oktober 2021 8 jam
organik padat
Kerja bakti
Demplot Inpari 33 menggunakan
sistem JARWO
40. Jumat 15 Oktober 2021 10 jam Monitoring tanaman jagung
Pengambilan sampel tanah
Diskusi bersama
41. Sabtu 16 Oktober 2021 8 jam Penanaman kedelai edamame
Diskusi bersama Bu Liliek
42. Minggu 17 Oktober 2021 8 jam
Penanaman kangkung
Sanitasi taman & kerja bakti
Pembuatan media persemaian
43. Senin 18 Oktober 2021 10 jam
benih edamame
Penyemprotan decomposer
52

Pembuatan alat untuk


penyulaman jagung
Supervisi 1
44. Selasa 19 Oktober 2021 8 jam
Pengemasan pupuk padat
Penyulaman tanaman jagung
Studibanding ke Gapoktan Al –
45. Rabu 20 Oktober 2021 10 jam Barokah dan Desa Wisata
Wonosari - Bondowoso
Evaluasi budidaya jagung
Penyulaman kedelai edamame
46. Kamis 21 Oktober 2021 8 jam Pembalikan bahan pupuk organi
padat
Pengambilan sampel tanah
47. Jumat 22 Oktober 2021 9 jam Penyulaman kedelai edamame
Penggilingan dan pengayakan
pupuk organik padat
Penyulaman kedelai edamame
48. Sabtu 23 Oktober 2021 8 jam
Pengemasan pupuk padat
Penyulaman kedelai edamame
49. Minggu 24 Oktober 2021 10 jam Penyemprotan decomposer
Persiapan alat dan bahan
pembuatan MOL Induk
Pembuatan media MOL Induk
50. Senin 25 Oktober 2021 10 jam
Penyiapan kemasan pupuk padat
Inokulasi MOL Induk
51. Selasa 26 Oktober 2021 10 jam Persiapan alat dan bahan
pembuatan PGPR
Kunjungan BBPP Malang
52. Rabu 27 Oktober 2021 10 jam Pembuatan media PGPR
Evaluasi pembuatan PGPR
Inokulasi PGPR akar kopi
53. Kamis 28 Oktober 2021 10 jam Persiapan alat dan bahan
pembuatan MOL tanah
Pengambilan sampel tanah
54. Jumat 29 Oktober 2021 9 jam
Pembuatan media MOL tanah
Inokulasi MOL tanah
55. Sabtu 30 Oktober 2021 8 jam Penggilingan dan pengayakan
bahan pupuk organik padat
Penyulaman bibit edamame
56. Minggu 31 Oktober 2021 8 jam Penggilingan dan pengayakan
bahan pupuk organik padat
53

Penyiangan lahan edamame


Persiapan alat dan bahan
57. Senin 01 November 2021 10 jam
pembuatan asam amino
Penyiapan kemasan POC
Penyemprotan lahan edamame
58. Selasa 02 November 2021 10 jam
Pembuatan asam amino
Penggilingan dan pengayakan
bahan pupuk organik padat
59. Rabu 03 November 2021 10 jam Pengemasan pupuk padat
Diskusi bersama
Penyemprotan decomposer
60. Kamis 04 November 2021 11 jam
Penyiapan kemasan pupuk padat
Pengambilan sampel tanah
61. Jumat 05 November 2021 9 jam Pengemasan pupuk padat
Pengemasan POC
Pengemasan pupuk padat
62. Sabtu 06 November 2021 12 jam Pembalikan bahan pupuk padat
Sortasi kedelai edamame
Pembalikan bahan pupuk padat
63. Minggu 07 November 2021 8 jam
Pengemasan pupuk padat
Penjemuran sekam padi
64. Senin 08 November 2021 10 jam Pembalikan bahan pupuk padat
Controlling asap cair
Pendampingan siswa SMAN 1
Prajekan – Bondowoso
65. Selasa 09 November 2021 11 jam Pembalikan bahan pupuk padat
Penyiapan kemasan pupuk padat
Penggilingan dan pengayakan
66. Rabu 10 November 2021 10 jam bahan pupuk organik padat
Diskusi bersama
Penggilingan dan pengayakan
67. Kamis 11 November 2021 8 jam bahan pupuk organik padat
Pengemasan pupuk padat
Pengambilan sampel tanah
68. Jumat 12 November 2021 9 jam Penggilingan dan pengayakan
bahan pupuk organik padat
Penyemprotan lahan edamame
69. Sabtu 13 November 2021 8 jam Penggilingan dan pengayakan
bahan pupuk organik padat
70. Minggu 14 November 2021 8 jam Penggilingan dan pengayakan
54

bahan pupuk organik padat


Penggilingan dan pengayakan
71. Senin 15 November 2021 10 jam bahan pupuk organik padat
Distribusi pupuk organik padat
Penggilingan dan pengayakan
72. Selasa 16 November 2021 10 jam bahan pupuk organik padat
Penyiapan kemasan pupuk padat
Penggilingan dan pengayakan
73. Rabu 17 November 2021 10 jam bahan pupuk organik padat
Diskusi bersama
Penyemprotan decomposer
74. Kamis 18 November 2021 8 jam Pembalikan bahan pupuk
organik padat
Pengambilan sampel tanah
75. Jumat 19 November 2021 9 jam
Pengemasan pupuk padat
Pengemasan pupuk padat
76. Sabtu 20 November 2021 10 jam
Penyiapan kemasan pupuk padat
77. Minggu 21 November 2021 8 jam Pengemasan pupuk padat
Pengemasan POC
78. Senin 22 November 2021 10 jam
Pengemasan asam amino
Pengemasan asam amino
79. Selasa 23 November 2021 9 jam
Pengamatan tanaman edamame
Penyemprotan lahan edamame
80. Rabu 24 November 2021 10 jam
Wawancara bersama petani
Sanitasi lahan edamame
81. Kamis 25 November 2021 10 jam
Penyiapan kemasan pupuk padat
Sanitasi lahan edamame
82. Jumat 26 November 2021 10 jam
Distribusi POC dan asam amino
Sanitasi lahan edamame
83. Sabtu 27 November 2021 8 jam
Diskusi bersama Bu Liliek
Pengamatan hama pada tanaman
kedelai edamame
84. Minggu 28 November 2021 8 jam
Penggilingan dan pengayakan
bahan pupuk organik padat
Persiapan bahan dan pembuatan
85. Senin 29 November 2021 11 jam asap cair
Distribusi pupuk organik padat
Persiapan bahan dan pembuatan
86. Selasa 30 November 2021 10 jam asap cair
Diskusi bersama
55

Monitoring lahan edamame


Penyiangan lahan edamame
87. Rabu 01 Desember 2021 9 jam Penggilingan dan pengayakan
bahan pupuk organik padat
Controling asap cair
Pengemasan POC, asam amino,
88. Kamis 02 Desember 2021 10 jam dan asap cair
Penyiapan kemasan POC
Pengemasan pupuk padat
89. Jumat 03 Desember 2021 10 jam
Penyiapan kemasan pupuk padat
Monitoring lahan edamame
Pengambilan dan penyiapan
90. Sabtu 04 Desember 2021 13 jam
bahan untuk membuat PESNAB
Pembuatan PESNAB
91. Minggu 05 Desember 2021 8 jam Penyemprotan PESNAB
Sortasi benih edamame
Penggilingan dan pengayakan
bahan pupuk organik padat
92. Senin 06 Desember 2021 10 jam Pengemasan pupuk padat
Wawancara bersama petani
Kerja bakti
93. Selasa 07 Desember 2021 5 jam
Perpisahan
56

Lampiran 3 Dokumentasi

Kantor P4S Aula Pertemuan Mess (tempat menginap)

Taman dan gazebo Gudang Green house

Kolam Lantai jemur Tempat fermentasi


jerami
57

Gudang pupuk padat Gudang pupuk cair Gudang produk organik

Olah lahan edamame Olah lahan jagung Tanam jagung

Panen dan sortasi Panen jagung Panen buncis


edamame

Pembuatan media tanam Pembuatan POC urin sapi Pembuatan POC +

Pembuatan MOL induk Pembuatan PGPR Pembuatan MOL


eksplorasi
58

Pembalikan Kotoran sapi Pembuatan Asam Amino Pengemasan dan


penimbangan pupuk
padat

Diskusi malam Tanam jagung Kunjungan ke gapoktan


Al barokah

Tanam padi Penggilingan pupuk Pengambilan kotoran


kandang sapi

Packing asam amino Pembuatan asam amino Penakaran dosis POC

Sosialisasi bersama Sanitasi lahan edamame Packing POC


penyuluh pertanian

Anda mungkin juga menyukai