EDISON
NIM 02.01.21.341
Oleh :
EDISON
NIM 02.01.21.341
i
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL TUGAS AKHIR
Judul : Motivasi Petani Dalam Menggunakan Pestisida Nabati
Pada Tanaman Jagung Di Kampung Banjar Setia
Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan
Nama : Edison
NIM : 02.01.21.341
Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Jurusan : Pertanian
Disetujui Oleh :
Pembimbing 1
Pembimbing II
Diketahui Oleh :
Tanggal Seminar :
ii
KATA PENGANTAR
iv Edison
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
PENDAHULUAN................................................................................................1
Latar Belakang.............................................................................................1
Rumusan Masalah..........................................................................................3
Tujuan............................................................................................................3
Manfaat..........................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................5
Motivasi..........................................................................................................5
PETANI..........................................................................................................8
Motivasi Petani...............................................................................................9
KARAKTERISTIK PETANI.......................................................................11
PENYULUHAN PERTANIAN...................................................................12
FUNGSI PENYULUHAN PERTANIAN...................................................14
PERAN PENYULUH PERTANIAN..........................................................15
PESTISIDA NABATI..................................................................................16
JAGUNG......................................................................................................18
Penelitian relevan.........................................................................................21
Kerangka Berpikir........................................................................................22
RENCANA KEGIATAN....................................................................................23
Waktu dan Tempat.......................................................................................23
Sasaran Kegiatan..........................................................................................23
Populasi dan Sampel....................................................................................24
Teknik Pengumpulan data............................................................................27
Uji Instrumen...............................................................................................27
Validasi Instrumen................................................................................27
Reliabilitas instrument..........................................................................27
iv
Analisis Data................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................30
Lampiran 1...................................................................................................28
Lampiran 2...................................................................................................33
iv
Daftar Tabel
Tabel 1. Nama Desa, Kelompoktani dan Jumlah Petani.............................. 25
Tabel 2Jumlah Sampel di Setiap Desa....................................................... 27
Daftar Gambar
Gambar 1. model hirarki kebutuhan maslow ............................................... 7
Gambar 2.Kerangka Pikir ............................................................................23
iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jagung merupakan salah satu serealia yang strategis dan bernilai ekonomi
serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai
sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras juga sebagai sumber pakan
(Purwanto, 2008). Tanaman ini menjadi komoditas utama bagi petani di
Kampung Banjar Setia, Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, sudah sejak tiga tahun
terakhir petani di Kampung Banjar Setia menjadikan jagung sebagai komoditas
utama dalam usahatani. hal ini berkaitan dengan terganggunya irigasi sehingga
petani memanfaatkan sawah yang semula ditanami padi menjadi lahan untuk
menanam jagung.
Motivasi adalah salah satu hal yang mempengaruhi perilaku manusia, atau
bisa disebut juga sebagai pendorong, keinginan, pendukung atau kebutuhan-
kebutuhan yang dapat membuat seseorang bersemangat dan termotivasi untuk
mengurangi serta memenuhi dorongan diri sendiri, sehingga dapat bertindak
dan berbuat menurut cara-cara tertentu yang akan membawa ke arah yang
optimal.
1
segar dan 10% dari sampel sayuran olahan. Penelitian tersebut menunjukkan
bahwa masih banyak residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman yang
diaplikasi dengan pestisida. (Agus Surachman, I Gusti Ayu Ketut Rachmi
Handayani and Yudho Taruno, 2017). Untuk menjaga keberlanjutan
pembangunan pertanian masa mendatang diperlukan reorientasi paradigma
pembangunan baik dari segi arah, strategi, maupun kebijakan. Pembangunan
pertanian berkelanjutan dapat menjadi solusi alternatif bagi peningkatan
kesejahteraan rakyat tanpa mengabaikan kelestarian sumberdaya alam.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut
adalah dengan menggunakan system pengendalian hama dengan menggunakan
pestisida nabati sebagai pendekatan ekologi yang memperhatikan lingkungan
sekitar dalam pengaplikasiannya. Pestisida nabati yang dimaksud adalah larutan
yang terbuat dari ekstrak daun sirsak, serai dan daun mindi yang dipadukan
dengan ekstrak bawang putih. Pestisida nabati ini dipilih karena ketersediaan
bahan-bahan ini cukup banyak di kampung Banjar Setia serta cara pembuatannya
2
cukup mudah. Namun berdasarkan hasil waancara penulis kepada petani di
kampung Banjar Setia, petani masih enggan menggunakan pestisida nabati. Hal
ini karena tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan petani terhadap
pengendalian hama dengan menggunakan pestisida nabati masih rendah. Petani
belum sepenuhnya memahami dampak yang ditimbulkan baik kepada lingkungan
atau kesehatan petani sehingga motivasi petani dalam mengaplikasikan pestisida
nabati masih rendah. Hal ini tercermin dari data hasil wawancara yang dilakukan
penulis pada petani dimana semua petani masih mengandalkan pestisida kimia
dalam menanggulangi serangan hama wereng dan tidak termotivasi untuk
mencoba menggunakan pestisida nabati. Oleh karena itu dalam pelaksanaan tugas
akhir ini diambil judul "Motivasi Petani Terhadap Pengendalian Hama Dengan
Menggunakan Pestisida Nabati Pada Tanaman Jagung Di Kampung Banjar Setia
Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan".
Rumusan Masalah
Tujuan
Tujuan dari kegiatan tugas akhir motivasi petani dalam penerapan penggunaan
Pestisida Nabati Jagung sawah adalah sebagai berikut:
3
3. Merumuskan strategi penyuluhan untuk mengatasi permasalahan dalam
penggunaan Pestisida Nabati Pada Tanaman Jagung
Manfaat
4
TINJAUAN PUSTAKA
Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin (movemore) yang berarti dorongan atau
menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan
pada sumber daya manusia pada umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi
mempersoalkan bagai mana cara mengarahkan daya potensi bawahan, agar
mau bekerja sama produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang
telah ditentukan Malayu S.P Hasibuan, (2009:141)
Istilah motivasi, seperti halnya kata emosi, berasal dari bahasa latin, yang
berarti bergerak. Mempelajari motivasi, sasarannya adalah mempelajari penyebab
atau alasan yang membuat kita melakukan apa yang kita lakukan. Motivasi
merujuk pada suatu proses dalam diri manusia yang menyebabkannya bergerak
menuju tujuan, atau bergerak menjauhi situasi yang tidak menyenangkan Dari
berbagai teori tentang motivasi yang dikemukakan oleh para ahli, terdapat
5
berbagai teori motivasi yang bertolak pada dorongan yang berbeda satu sama
lain. Ada teori motivasi yang bertitik tolak pada dorongan dan pencapaian
kepuasan ada pula yang bertittik tolak pada asas kebutuhan yang menyebabkan
seseorang berusaha untuk dapat memenuhinya (Sudarwan, 2004).
6
d) Kebutuhan ego (esteem needs). Kebutuhan ini lebih bersifat egoistic
dan berkaitan erat dengan status seseorang. Semakin tinggi status seseorang maka
akan semakin tinggi pula kebutuhanya akan pengakuan dan penghormatan.
Motivasi yang ada pada diri petani akan mewujudkan suatu tingkah laku
yang diarahkan pada tujuan yang mencapai sasaran kepuasan.
7
b) Kebutuhan keterkaitan berkaitan dengan hubungan kemitraan.
Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan
disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang
dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus
mengenal dan memahami benar- benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan
kepribadian orang yang akan dimotivasi.Motivasi akan menimbulkan dorongan
untuk melakukan sesuatu baik itu yang berasal dari dalam diri maupun yang
berasal dari luar diri seseorang. Jika motivasi petani dalam mengaplikasikan ilmu
yang diberikan penyuluh tinggi salah satunya mengenai pengendalian hama
wereng menggunakan pestisida nabati pada tenaman jagung, maka petani akan
memperoleh hasil seperti hasil panen yang meningkat, hama wereng yang
terkendali, lebih hemat karena pestisida nabati dapat dibuat sendiri dan murah
serta dapat mengurangi residu kimia akibat penggunaan pestisida kimia.
Petani
8
Petani sebagai pengelola usaha tani berarti ia harus mengambil berbagai
keputusan di dalam memanfaatkan lahan yang dimiliki atau disewa dari petani
lainnya untuk kesejahteraan hidup keluarganya. Petani yang dimaksud dalam hal
ini adalah orang yang bercocok tanam dari hasil bumi atau pemeliharaan ternak
dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan tersebut. Apabila ada
orang yang mengaku petani yang menyimpang dari pengertian tersebut, dapat
dikatakan bukan petani.
1. Petani pemilik penggarap ialah petani yang memiliki lahan usaha sendiri
serta lahannya tersebut diusahakan atau digarap sendiri.
2. Petani penyewa ialah petani yang menggarap tanah orang lain atau petani
lain dengan status sewa.
3. Petani penyakap (penggarap) ialah petani yang menggarap tanah milik petani
lain dengan sistem bagi hasil.
4. Petani penggadai adalah petani yang menggarap lahan usaha tani orang lain
dengan sistem gadai.
5. Buruh tani ialah petani pemilik lahan atau tidak memiliki lahan usaha tani
sendiri yang biasa bekerja di lahan usaha tani petani pemilik atau penyewa
dengan mendapat upah, berupa uang atau barang hasil usaha tani, seperti
beras atau makanan lainnya.
Motivasi Petani
Istilah motivasi paling tidak memuat tiga unsur esensial yakni faktor
pembangkit motivasi, tujuan dan strategi untuk mencapai tujuan. Kekuatan,
dorongan, kebutuhan, tekanan dan mekanisme psikologi dalam motivasi
merupakan akumulasi dari faktor internal yang bersumber dari dalam diri individu
itu sendiri dan eksternal yang bersumber dari luar individu (Sudarwan, 2004).
Faktor internal yang mempengaruhi motivasi diantaranya adalah
9
1. Umur
Umur produktif untuk bekerja dinegara-negara berkembang adalah 15-55
tahun. Kemampuan kerja seorang petani juga sangat dipengaruhi oleh tingkat
umur petani tersebut, karena kemampuan kerja produktif akan terus menurun
dengan semakin lanjutnya usia petani. Soekartawi (1998) menyatakan bahwa
petani –petani yang lebih tua tampaknya kurang cenderung melakukan inovasi
pertanian dari pada mereka yang umurnya relative muda. Petani yang umurnya
lebih muda biasanya akan lebih bersemangat dibandingkan dengan petani yang
lebih tua.
2. Pendidikan
Perilaku yang ditempuh seseorang baik secara formal maupun non formal
akan sangat mempengaruhi perilakunya baik pengetahuan, keterampilan maupun
sikap. Pendidikan umumnya akan mempengaruhi cara dan pola pikir petani,
pendidikan yang lebih tinggi dan umurnya yang lebih muda menyebabkan petani
lebih dinamis. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin efisien dia
bekerja dan mengetahui cara-cara berusatani yang lebih produktif dan lebih
menguntungkan.
3. Pengalaman usahatani
Menurut lamusa dalam Nendra (2016) pengalaman sesorang sangat
menetukan keterampilan atau kemampuan teknis dan manajemen dalam
mengelola usaha. Semakin lama seorang petani menggeluti usahataninya, dapat
dikatakan seorang memiliki banyak pengalaman. Pengalaman tersebut akan
membantunya untuk mencegah hal-hal yang menimbulkan kerugian usahanya.
Memiliki pengalaman yang baik dalam berusaha tani, maka akan memotivasi
petani dalam meningkatkan usahataninya secara intensif dan dapat mengambil
keputusan yang lebih rasional. Petani yang memiliki lebih banyak pengalaman
akan berhati-hati dalam mengadopsi sebuah inovasi baru dibandingkan dengan
petani yang memiliki sedikit pengalaman.
Pengalaman petani merupakan suatu pengetahuan petani yang diperoleh
melalui rutinitas kegiatannya sehari-hari atau peristiwa yang pernah dialaminya.
10
Pengalaman yang dimiliki merupakan salah satu faktor yang dapat
membantu memecahkan masalah yang dihadapi dalam usahataninya
(Rafika,2015).
4. Luas Lahan
Modal adalah faktor penunjang utama dalam kegiatan berusahatani. Hal ini
dikarenakan tanpa modal usahatani niscaya petani akan sulit mengembangkan
usahatani yang dilakukan. Ketersediaan modal dalam berusahatani sangatlah
penting, karena ketersediaan modal mempengaruhi keberhasilan dalam
berusahatani. Apabila petani memiliki modal yang tinggi maka, petani akan
memiliki kekuatan untuk meningkatkan produksi dalam berusahatani, seperti
pengadaan teknologi modern, memperluas lahan, dan pemilihan bibit yang unggul
( Damihartini dan Jahi, 2005).
Dalam ekonomi pertanian seorang petani perlu melakukan perhitungan yang
mendetail harus dilakukan sesuai dengan potensi dan sumber daya serta
kemampuan yanag ada. Luas lahan usaha atau skala usaha yang dilakukan
disesuaikan dengan kemampuan biaya yanga ada , tenaga yang tersedia, serta
keahlian yang dikuasai. Bila ini dilakukan berarti suatu langkah ilmu ekonomi
pertanian sudah berada di depan (Daniel, 2004).
Modal merupakan input yang sangat penting dalam menentukan tinggi
rendahnya jumlah produksi yang dihasilkan. Semakin banyak faktor-faktor
produksi yang dapat dimanfaatkan dalam proses produksi, maka dapat
meningkatkan produksi yang dihasilkan, dengan begitu maka petani dapat
menikmati keuntungan dari hasil produksi tersebut (Dewi dan Yuliarmi, 2017).
Karakteristik Petani
11
1. Umur
Terdapat berbagai tingkat umur petani di kecamatan gunung labuhan ini.
Mulai dari usia 17-70 Tahun. dan Manusia dikatakan produktif apabila memiliki
usia 15-64 tahun
2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan sangat menentukan tingkat kompetensi petani dalam melakukan
kegiatan pertanian (Manyamsari & Mujiburrahmad 2014). Yang dimaksud dengan
kompetensi adalah perwujudan perilaku dalam merencanakan kegiatan untuk
mencapai target. Mengenai tingkat pendidikan Petani daerah gunung labuhan
sangat bervariatif, mulai dari SD, SMP, dan SMA.
3. Jumlah tanggungan keluarga
Besarnya jumlah tanggungan keluarga akan berpengaruh terhadap
pendapatan karena semakin banyaknya jumlah tanggungan keluarga atau jumlah
anggota keluarga yang ikut makan, maka secara tidak langsung akan memotivasi
anggota keluarga (KK) tersebut untuk mencari tambahan pendapatan atau
memaksimalkan SDA yang ada.
4. Luas lahan
Luas lahan sempit (1 ha) termasuk luas lahan sempit. Luas lahan
menunjukkan seberapa luas usahatani yang sedang digarap oleh petani. Semakin
luas usahatani maka semakin tinggi kecenderungan berusaha tani yang dilalui,
karena pada umumnya petani dengan usahatani yang luas memiliki kemampuan
ekonomi yang baik.
Penyuluhan Pertanian
12
Departemen pertanian (2002), penyuluh pertanian adalah pemberdayaan
petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan
pendidikan non formal dibidang pertanian agar ereka mampu menolong dirinya
sendiri baik dibidang ekonomi, sosial maupun politik sehingga peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan mereka dapa dicapai.
Menurut Van Den Ban dan Hawkins (1999) penyuluhan merupakan
keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar
dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapatan hingga bisa
membuat keputusan yang benar.
Penyuluhan pertanian bukanlah satu-satunya penyebab terjadinya
perubahan, tetapi merupakan salah satu diantara sekain banyak variabel yang
menyebabkan terjadinya perubahan perilaku petani dan perubahan-perubahan
yang menjadi tujuan akhir dari penyuluhan pertanian (Lionberger dan Gwin, 1983
dalam Mardikanto, 1993).
Menurut Roger (1983) dalam Mardikanto (1993), penyuluhan diartikan
sebagai seorang yang atas nama pemerintah atau Lembaga penyuluhan
berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk mengadopsi inovasi. Penyuluhan adalah
suatu proses penyebarluasan informasi yang terkait dengan upaya perbaikan cara-
cara petani dan berusaha tani demi tercapainya peningkatan produktivitas,
pendapatan petani, dan perbaikan kesejahteraan keluarga/masyarakat yang
diupayakan melalui kegiatan pembangunan pertanian.
Sebelumnya Mardikanto dan Sutami (1982), menjelaskan penyuluhan
pertanian dapat diartikan sebagi proses untuk memberikan penerangan kepada
masyarakat (petani) tentang segala sesuatu yang “belum diketahui (dengan jelas)”
untuk dilaksanakan/diterapkan dalam rangka peningkatan produksi dan
pendapatan/keuntungan yang ingin dicapai melalui proses pembanguan pertanian.
Penyuluhan sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan
memajukan kesejahteraan umum merupakan hak asasi warga negara Republik
Indonesia. Pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagi upaya untuk meningkatkan
13
produktivitas, efesiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya serta
meningkatkan kesadaran dalam plestarian fungsi lingkungan hidup UU.No.16
tahun 2006.
14
pengalaman merupakan suatu hal yang sangat diperlukan dalam keberhasilan
pembangunan pertanian.
Meskipun demikian, bukan berarti bahwa kegiatan penyuluhan pertanian
merupakan satu-satunya penyebab terjadinya perubahan-perubahan yang terjadi.
Lionberber dan Gwin dalam Mardikanto (1993) dengan tegas menyatakan bahwa
kegiatan penyuluhan`pertanian merupakan salah satu diantara sekian banyak
variabel yang menyebabkan terjadinya perubahan yang menajdi tujuan akhir dari
penyuluhan pertanian. Artinya peyuluhan yang baik tidak selalu menjamin
tercapainya tujuan pembangunan, dan kegagalan pembangunan pertanian tidak
selalu hanya disebabkannya karena buruknya pelaksanaan penyuluhan pertanian.
Beberapa faktor atau kekuatan yang mempengaruhi proses perubahan yang
diupayakan melalui menyuluhan pertanian: 1) keadaan pribadi sasaran, yang
terutama tergantung kepada motivasinya untuk melakukan perubahan; 2) keadaan
lingkungan fisik, yang mencakup jenis tanah dan keadaan alam lainnya (iklim,
dll) yanga mempengaruhi tingkat kesuburannya; 3) lingkungan sosial dan budaya
masyarakat dimana (sasaran) mereka tinggal; dan 4) macam dan aktivitas
kelembagaan yang tersedia untuk menunjang kegiatan penyuluhan.
15
Mardikanto (1993),secara konvesional peran penyuluh hanya dibatasi pada
kewajiban untuk menyampaikan inovasi dan mempengaruhi sasaran penyuluhan
melalui metoda dan teknik-teknik tertentu sampai mereka (sasaran penyuluhan)itu
dengan kesadaran dan kemampuan sendiri mengadopsi inovasi yang di
sampaikan. Akan tetapi,dalam perkembangannya,peran penyuluh tidak hanya
terbatas pada fungsi menyampaikan inovasi dan mempengaruhi proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan,akan tetapi , ia
harus mampu menjadi jembatan penghubung antara pemerintah atau lembaga
penyuluhan yang di wakilinya dengan masyarakat sasaran,baik dalam hal
menyakinkan inovasi atau kebijakan-kebijakan yang harus di terima dan
dilaksanakan oleh masyarakat sasaran,maupun untuk menyampaikan umpan balik
atau tanggapan masyarakat kepada pemerintah /lembanga penyuluhan yang
bersangkutan .Sebab hanya dengan menempatkan diri pada kedudukan atau posisi
seperti itulah dia akan mampu “mengamankan “kebijakan pemerintah atau
keinginan lembaga penyuluhan yang bertujuan membantu masyarakat
memperbaiki mutu hidup an kesejahteraannya, dilain pihak ia akan memperoleh
kepercayaan sebagai “agen pembaharuan” yang dapat di terima dan dipercaya
oleh masyarakat sasarannya. Peran penyuluh ini sangat diharapkan dapat
memotivasi petani terutama dalam penggunaan pestisida nabati sebagai penggainti
pestisida kimia dalam mengendalikan hama wereng pada tanaman jagung di
kampung Banjar Setia Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan.
Pestisida Nabati
16
pestisida nabati yang ramah lingkungan (Ramadhan et al., 2018).
Pemanfaatan pestisida nabati dapat dijadikan solusi pengendalian hama yang
mudah, murah, ramah lingkungan, serta besifat kompatibel dengan sistem
budikdamber. Pestisida nabati memiliki keunggulan dapat mudah terurai di
alam, tidak bersifat toksik bagi manusia dan hewan, termasuk tanaman jagung.
Indonesia memiliki aneka ragam tanaman yang telah diteliti dan dapat
dimanfaatkan sebagai pestisida nabati (Haryono, 2011). Tanaman sirsak
(Annona muricata) merupakan salah satu tanaman yang telah banyak
dimanfaatkan sebagai pestisida nabati (Syakir, 2011). Tando, (2018)
melaporkan bahwa terdapat senyawa metabolit sekunder dalam tanaman sirsak
yang dapat dimanfaatkan sebagai pengendali hama dan penyakit pada tanaman
budidaya. Tanaman sirsak dilaporkan dapat dijadikan sebagai pestisida nabati
untuk mengendalikan hama walang sangit (Amrullah & Herdiati, 2020), larva
ulat krop kubis (Arimbawa et al., 2017), larva ulat grayak (Yanuwiadi et al.,
2013), kutu daun dan kutu kebul (Idrus & Maros, 2016), serta penyakit
antraknosa (Zulkipli et al., 2018) Keberadaan tanaman sirsak di Kampung Banjar
Setia dapat dimanfaatkan sebagai komposisi utama pestisida nabati. Bahan utama
yang dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pestisida nabati adalah daun Sereh,
daun mindi dan daun sirsak (komposisinya daun sereh 2 kg, daun mindi 2 kg dan
daun sirsak 1 kg). Dalam kandungan ekstrak daun sirsak terdapat dua senyawa
aktif yaitu annonasinon dan annonasin. kedua senyawa tersebut termasuk dalam
golongan asetogenin monotetrahidrofuranoid yang dimana mempunyai manfaat
sebagai insektisida (Suranto, 2011). Daya racunnya menghambat laju makan serta
memperlambat pembentukan pupa. Berdasarkan hasil penelitian Soediro dkk,
sudah selayaknya sirsak (baik biji dan daunnya) yang pada awalnya merupakan
limbah tidak berguna dapat dikembangkan dan diolah menjadi bioinsektisida yang
ramah lingkungan serta mempunyai nilai ekonomi. Menurut penelitian Saragih
(2019), ekstrak daun sirsak dengan konsentrasi 20 % sudah efektif dalam
mengendalikan hama ulat api pada perkebunan kelapa sawit dengan mekanisme
racun kontak.
17
mengandung saponin, flavonoid dan polifenol, selain itu daunnya juga
mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri mengandung komponen sitronela, sitral,
geraniol, metilheptenon, eugenol-metilester, dipenten, eugenol, kadinen, kadinol
dan limonen. Bagian tanaman yang berpotensi mengendalikan hama adalah daun
dan minyak atsirinya. Kandungan senyawa sereh wangi antara lain geraniol 55-
65% dan sitronela 7-15% (Grainge dan Ahmed 1988 ; Saenong 2016). Menurut
Astriani (2012) akar wangi dan sereh wangi dengan dosis 5-20% pada
formulasi larutan (ekstrak) mempunyai toksisitas kontak dan pakan terhadap hama
bubuk (S. zeamais.) pada benih jagung, sedangkan pada formulasi serbuk
(powder) dan bentuk asli (non ekstrak) mempunyai toksisitas pakan. Sehingga
dalam kandungan sereh wangi mampu menghambat perkembangan dari S.
zeamais.
Jagung
18
persilangan dua tetua yang memiliki karakter atau sifat yang unggul serta salah
satu varietas jagung yang dibudidayakan oleh petani di Indonesia untuk bahan
baku pakan ternak. (Muthiara,Dika, Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah
Berwawasan Agribisnis. Januari 2021. 7(1): 353)
Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman semusim yang menyelesaikan
satu siklus hidupnya selama 80 hingga 150 hari. Jagung dalam satu siklus
hidupnya memerlukan dua fase pertumbuhan yaitu fase vegetatif dan fase
generatif. Klasifikasi tanaman jagung adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae-Plants
Class : Liliopsida-Monocotyledons
Subclass : Commelinidae
Order : Cyperales
Jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga Tanaman jagung memiliki
akar serabut yang dapat mencapi kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada
pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif
19
dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya
tanaman. Akar merupakan organ yang bertanggungjawab agar tanaman dapat
berdiri tegak pada tanah dan sebagai penyerapan unsur hara dan air ke batang.
Tanaman Jagung memilik tiga tipe akar, yaitu akar seminal yang tumbuh dari
embrio dan radikula, akar advenfit yang tumbuh dari buku batang bagian
terbawah pada batang, dan akar udara (brace root) (Gadmor, 2016).
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagai mana sorgum dan tebu,
namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak
tumbuh pesat sehingga tanaman terbentuk roset. Batang beruas ruas. Ruas
terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh
namun tidak banyak mengandung lignin. Tinggi tanaman jagung sangat
bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai
3 m, ada varietas yang dapat mencapai ketinggian 6 m. Menurut (Izzah 2009
dalam Gadmor 2016.) menyatakan bahwa batang jagung berbentuk silindris terdiri
dari sejumlah ruas dan buku, memiliki tinggi yang berbeda-beda tergantung dari
varietas serta lingkungan tempat tumbuh tanaman jagung.
Jagung memiliki bunga jantan dan betina yang terpisah (diklin) dalam satu
tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari
suku poaceae, yang disebut floret. Pada jagung dua floret dibatasi oleh sepasang
20
glumae (tunggal gluma). Bunga jantan tumbuh dibagian puncak tanaman, berupa
karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraromah
khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku diantara
batang dan pelepah daun. Pada umumnya sau tanaman hanya dapat menghasilkan
satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa
varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tonggkol produktif, dan
disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap unruk
penyerbukan 2–5 hari lebih dini dari pada bunga betina (prontandri) bunga betina
brupa tongkol yang terbungkus oleh semacam rambut, rambut jagung sebenarnya
adalah tangkai putik. Hampir 95% penyerbukan tanaman jagung itu berasal dari
sari tanaman lain dan hanya 5% saja yang berasal penyerbukan sari tanaman
sendiri. Karena tingkat penyerbukan dengan sari tanaman sendiri kecil maka
tanaman jagung disebut tanaman bersari bebas (cross pollinated crop) menurut
(Sunarti dkk., 2009).
Penelitian relevan
Meri Apriani (2019) dengan judul motivasi petani dalam pengendalian hama
terpadu dengan pestisida nabati untuk tanaman jagung di kecamanat Rancah
Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat. Menyatakan bahwa tingkat petani
terhadap produksi jagung adalah sering terjadi serangan hama dan penyakit yang
dapat menggagalkan panen hingga 100%.
Berdasarkan hasil analisis, tingkat motivasi petani dpengarui oleh beberapa faktor
yang berhubungan kuat dan signifikan dalam penggunaan pestisida nabati yaitu
kegiatan penyuluhan, dorongan pemerintah, dan penyuluhan. Peranan penyuluh
sangat menentukan dalam menentukan keputusan dalam menerapkan teknologi
baru untuk kemajuan usahataninya.
21
keracunan akibat penggunaan pestisida. Dalam beberapa kasus keracunan
pestisida, petani dan pekerja di pertanian lainnya terkontaminasi (terpapar)
pestisida pada proses mencampur dan menyemprotkan pestisida. Oleh karena
itu diperlukan upaya pengendalian hama secara ramah lingkungan, seperti
penggunan pestisida nabati atau biopestisida. Metode pendekatan yang akan
dilakukan untuk mendukung realisasi Program kreativitas Mahasiswa yaitu
ceramah dan diskusi, pelatihan disertai praktek pembuatan pestisida nabati
praktek teknologi pengendalian hama dan penyakit (demplot) bermanfaat
untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petani menghadapi hama dan
penyakit. luaran dari Program kreativitas Mahasiswa ini akan menghasilkan
produk pestisida nabati, peningkatan dan pemahaman dan pengetahuan petani
dalam inovasi teknologi dalam pengendalian hama dan penyakit.
Kerangka Berpikir
22
Faktor Internal (X1)
- Umur
- Pendidikan Formal
- Lama usaha tani
- Luas lahan
Gambar 2. Kerangka berpikir antara motivasi petani dan penerapan pestisida nabati
pada tanaman jagung
RENCANA KEGIATAN
Waktu pelaksanaan karya ilmiah penugasan akhir ini adalah dimulai pada
minggu pertama bulan april sampai dengan minggu keempat bulan juni 2023.
Adapun lokasi yang dipilih adalah kampung Banjar Setia, Kecamatan Baradatu
KabupatenWay Kanan.
Sasaran Kegiatan
23
Populasi dan Sampel
Populasi
24
Jumlah petani yang memenuhi kriteria dapat dilihat pada Tabel 1.
Harapan 23
Setia Tani 25
Subur Makmur 25
Mitra Tani 29
Jumlah 152
Sampel
Sampel merupakan wakil atau sebagian dari populasi yang memiliki sifat
dan karakteristik yang sama yang menggambarkan dan dapat mewakili seluruh
populasi yang diteliti. Sampel akan diambil sebagai objek dari pengamatan
lantaran dianggap dapat mewakili sebuah populasi yang ada. Hasil riset yang pada
nantinya berhasil didapatkan dari sebuah sampel ini, maka akan memunculkan
kesimpulannya. Kemudian kesimpulan ini akan dipakai untuk memastikan
kesimpulan dari populasi.
Syarat sampel Akurasi atau ketepatan , yaitu tingkat ketidakadaan “bias”
(kekeliruan) dalam sampel. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan
yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut. Tolak ukur adanya“bias”
atau kekeliruan adalah populasi. Agar sampel dapat memprediksi dengan baik
populasi, sampel harus mempunyai selengkap mungkin karakteristik populasi.
25
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada pengkajian ini adalah
teknik plihan purposive sampling. Purposive sampling yaitu pemilihan sampel
melalui pilihan-pilhan, berdasarkan kesesuaian karakteristik yang dimiliki calon
sampel/responden dengan kriteria tertentu yang ditetapkan/dikehendaki oleh
peneliti, sesuai dengan tujuan penelitiannya (Effendy, dkk. 2021)
Jumlah
Jumlah
Petani
No Desa Kelompoktani Sampel
(orang
(orang)
)
2 Harapan 23 10
3 Setia Tani 25 8
Subur
4 20 10
Makmur
26
5 Mitra Tani 29 9
Bocika Tani
6 26 8
Makmur
Jumlah 147 55
Data yang di perlukan dalam kegiatan kajian dan penulisan karya ilmiah
prakrek akhir ini terdiri atas data primer dan data skunder . Data primer
dikumpulkan langsung dari sumbernya yaitu petani sampel dengan menggunakan
insrumen kuesioner sebagai pedoman dalam melakukan wawancara secara
terstuktur . Bentuk pertanyaan dalam kuesioner adalah pertanyaan tertutup .
Sedangkan data skunder diperoleh melalui pencatatan data yang telah tersedia di
kantor kecamatan dan BPP.
Uji Instrumen
Validasi Instrumen
Menurut Arikunto (2010) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Jika
instrumen tersebut valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) juga valid dan instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2013). Tahapan pengujian validitas yang
dilaksanakan adalah dengan membagikan kuesioner ke 10 responden. Data yang
diperoleh dari responden tersebut kemudian di uji validitasnya (butir pertanyaan)
menggunakan SPSS 24.
Reliabilitas instrument
Reliabilitas merupakan penerjemahaan dari kata reliability yang artinya
keterpercayaan ,keterandalan, konsistensi dan sebagainya.Hasil pengukuran dapat
dipercaya bila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok
27
subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama,selama aspek yang diukur
tidak berubah.
Analisis Data
Teknik Analisa data yang digunakan dalam kajian ini adalah menggunakan
analisis regresi linier berganda, hal ini untuk mengetahui indicator terlemah dari
jawaban responden , sehingga akan diperoleh rangking. Program yang digunakan
adalah SPSS Version 24. SPSS (Statisstical Product and Service Solusion) adalah
program atau softwere yang di gunakan untuk olah data statistik. Adapun maksud
dilakukannya analisis data yaitu untuk mengetahui tujuan dari kajian yang
dilaksanakan yaitu menetapkan tingkat hubungan pemberdayaan kelompoktani
dalam pengembangan Kawasan biofarmaka .
28
JURNAL PALANG KIPA
“MOTIVASI PETANI TERHADAP PENGENDALIAN HAMA
DENGAN MENGGUNAKAN PESTISIDA NABATI
PADA TANAMAN JAGUNG DI KAMPUNG BANJAR SETIA KECAMATAN
BARADATU KABUPATEN WAY KANAN“
Waktu Pelaksanaan KIPA : 1 April s/d Juni 2023
Bulan/Minggu ke
No Kegiatan April Mei Juni
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
• Berangkat ke lokasi
• Melapor ke intansi
terkait
• Konsultasi dengan
1
pembimbing ektern
• Perkenalan dan
Penjelasan KIPA Kepada
pengurus kelompoktani
Pengambilan data skunder
2
dan primer
Mengolah dan
3
menganalisis data
• Konsultasi dengan
pembimbing intern dan
ektern
4 • Membuat rancangan
penyuluhan
• Penetapan materi
penyuluhan
5 Kegiatan penyuluhan
• Penyusunan KIPA
6
• Seminar Hasil
7 Ujian Komprehensif
29
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, L. Fajar Gumelar. 2020. Tingkat adopsi pupuk Organik Padi Sawah di
Kecamatan Cikoneng Ciamis. Jurnal Sains dan Penelitian
Internasional. Volume 9 Edisi 4, April 2020
30
Josef Riwu Kaho, 1988, Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik
Indonesia. Identifikasi Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi
Penyelenggaraannya, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
31
Dalam Seminar Nasional Pestisida Nabati IV pada 15 Oktober 2011.
Jakarta. 9-18 hal.
32
Lampiran 1
KUESIONER
MOTIVASI PETANI TERHADAP PENGENDALIAN HAMA
DENGAN MENGGUNAKAN PESTISIDA NABATI
PADA TANAMAN JAGUNG DI KAMPUNG BANJAR SETIA KECAMATAN
BARADATU KABUPATEN WAY KANAN
Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Mohon dengan hormat bantuan mengisi identitas Bapak/Ibu pada isian titik-
titik yang telah disediakan.
2. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk menentukan
pilihan jawaban terhadap pernyataan yang tersedia dengan jujur dan sesuai
dengan keadaan sebenarnya.
3. Informasi yang didapat melalui kuesioner bersifat rahasia dan hanya
digunakan untuk keperluan akademik.
Identitas Responden (X1):
33
Berikan tanda silang (√) pada pilihan jawaban yang dianggap paling benar pada
kolomjawaban yang tersedia.
FAKTOR INTERNAL ( X1)
Pilihan Jawaban
1 2 3 4
Tingkat Usia
Pendidikan
Luas Lahan
34
Semakin luas lahan yang digarap petani, maka
petani memiliki tingkat motivasi yang tinggi
8 pada pengendalian hama dengan
menggunakan pestisida nabati pada tanaman
jagung
Pengalaman
12
13
14
35
Serangan Hama Wereng
15
16
17
18
20
36
Pestisida nabati
kegiatan Penyuluhan
Pilihan Jawaban
Cukup Sangat
No Pernyataan
Tidak rutin Rutin rutin rutin
1 2 3 4
Metode Penyuluhan
37
1 2 3 4
Media Penyuluhan
Pilihan Jawaban
1 2 3 4
Pengetahuan
35
Bapak/Ibu mengetahui tentang bahaya
pestisida kimia bagi lingkungan dan kesehatan
38
Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang
37 pestisida nabati yang dapat dibuat dari bahan
alam
40
Bapak/Ibu mengetahui cara menerapkan
pestisida nabati bagi tanaman jagung
Pilihan Jawaban
1 2 3 4
Sikap
39
45 Bapak/Ibu setuju bahwa penggunaan pestisida
nabati akan memberikan dampak yang baik
bagi lingkungan dalma jangka panjang
Pilihan Jawaban
1 2 3 4
Keterampilan
40