Anda di halaman 1dari 47

MOTIVASI PETANI DALAM MENGGUNAKAN PESTISIDA NABATI

PADA TANAMAN JAGUNG DI KAMPUNG BANJAR SETIA


KECAMATAN BARADATU KABUPATEN WAY KANAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

EDISON
NIM 02.01.21.341

PROGRAM REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU


PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
2023
MOTIVASI PETANI DALAM MENGGUNAKAN PESTISIDA NABATI
PADA TANAMAN JAGUNG DI KAMPUNG BANJAR SETIA
KECAMATAN BARADATU KABUPATEN WAY KANAN

Oleh :
EDISON
NIM 02.01.21.341

Proposal Tugas Akhir

Sebagai salah satu syarat memperoleh sebutan gelar profesional


Sarjana Terapan Pertanian (S.TrP)
Pada Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan

PROGRAM REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU


PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
2023

i
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL TUGAS AKHIR
Judul : Motivasi Petani Dalam Menggunakan Pestisida Nabati
Pada Tanaman Jagung Di Kampung Banjar Setia
Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan
Nama : Edison
NIM : 02.01.21.341
Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
Jurusan : Pertanian

Disetujui Oleh :

Pembimbing 1

Ir. Wasrob Nasruddin, M.S.


NIP. 195807051983031003

Pembimbing II

Wahyuningsih, S.ST., M.P.


NIP. 196511011991032001

Diketahui Oleh :

Ketua Program Studi

Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan,

Ait Maryani, S.P., M.Pd.


NIP. 19591009198202001

Tanggal Seminar :

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanaahu Wata’ala atas semua


limpahan rahmat dan ridhoNya sehingga penulis bisa menyusun Proposal Tugas
Akhir dengan judul Motivasi Petani Terhadap Pengendalian Hama Dengan
Menggunakan Pestisida Nabati Pada Tanaman Jagung Di Kampung Banjar Setia
Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan ini dengan segala upaya dan tepat
pada waktunya.
Proposal Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan Pendidikan Program D-IV RPL Program Studi Penyuluhan
Pertanian Berkelanjutan, pada Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor.
Proposal ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu
saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Ir. Wasrob Nasruddin, MS. selaku
pembimbing I dan Wahyuningsih, S.ST, M.P selaku pembimbing II serta Saptaria
Rizky, S.P selaku Pembimbimg eksternal yang telah secara intensif membimbing
penyusunan Proposal Tugas Akhir ini. Tak lupa saya juga menyampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Syaifuddin, M.P, selaku
Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor yang telah memfasilitasi
dalam penyusunan Proposal Tugas Akhir ini. Ibu Endang Krisnawati, S.P., M.P,
selaku Ketua Jurusan dan Ibu Ait Maryani, S.P., M.Pd, selaku Ketua Program
Studi. Terimakasih juga saya sampaikan kepada semua teman-teman BPP
Baradatu Kabupaten Way Kanan yang banyak memberikan masukan dan bantuan
dalam penyusunan Proposal Tugas Akhir ini.
Saya menyadari sepenuhnya, bahwa Proposal Tugas Akhir ini masih jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
saya harapkan demi penyempurnaan Proposal Tugas Akhir ini. Akhirnya saya
berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya dan
umumnya bagi pembaca.
Way Kanan, Februari 2023

iv Edison
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL TUGAS AKHIR..........................i

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

PENDAHULUAN................................................................................................1
Latar Belakang.............................................................................................1
Rumusan Masalah..........................................................................................3
Tujuan............................................................................................................3
Manfaat..........................................................................................................4

TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................5
Motivasi..........................................................................................................5
PETANI..........................................................................................................8
Motivasi Petani...............................................................................................9
KARAKTERISTIK PETANI.......................................................................11
PENYULUHAN PERTANIAN...................................................................12
FUNGSI PENYULUHAN PERTANIAN...................................................14
PERAN PENYULUH PERTANIAN..........................................................15
PESTISIDA NABATI..................................................................................16
JAGUNG......................................................................................................18
Penelitian relevan.........................................................................................21
Kerangka Berpikir........................................................................................22

RENCANA KEGIATAN....................................................................................23
Waktu dan Tempat.......................................................................................23
Sasaran Kegiatan..........................................................................................23
Populasi dan Sampel....................................................................................24
Teknik Pengumpulan data............................................................................27
Uji Instrumen...............................................................................................27

Validasi Instrumen................................................................................27

Reliabilitas instrument..........................................................................27

iv
Analisis Data................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................30
Lampiran 1...................................................................................................28
Lampiran 2...................................................................................................33

iv
Daftar Tabel
Tabel 1. Nama Desa, Kelompoktani dan Jumlah Petani.............................. 25
Tabel 2Jumlah Sampel di Setiap Desa....................................................... 27

Daftar Gambar
Gambar 1. model hirarki kebutuhan maslow ............................................... 7
Gambar 2.Kerangka Pikir ............................................................................23

iv
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jagung merupakan salah satu serealia yang strategis dan bernilai ekonomi
serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai
sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras juga sebagai sumber pakan
(Purwanto, 2008). Tanaman ini menjadi komoditas utama bagi petani di
Kampung Banjar Setia, Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis, sudah sejak tiga tahun
terakhir petani di Kampung Banjar Setia menjadikan jagung sebagai komoditas
utama dalam usahatani. hal ini berkaitan dengan terganggunya irigasi sehingga
petani memanfaatkan sawah yang semula ditanami padi menjadi lahan untuk
menanam jagung.

Motivasi adalah salah satu hal yang mempengaruhi perilaku manusia, atau
bisa disebut juga sebagai pendorong, keinginan, pendukung atau kebutuhan-
kebutuhan yang dapat membuat seseorang bersemangat dan termotivasi untuk
mengurangi serta memenuhi dorongan diri sendiri, sehingga dapat bertindak
dan berbuat menurut cara-cara tertentu yang akan membawa ke arah yang
optimal.

Dalam proses penanaman jagung, petani masih sangat bergantung pada


bahan kimia baik dalam pemupukan, pengendalian gulma dan pengendalian hama.
Dewasa ini pembangunan pertanian lebih menekankan pada pertumbuhan
ekonomi tanpa memperhatikan ekosistem lingkungan. Hal ini akan menimbulkan
dampak negatif terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan.
Penggunaan pestisida di Indonesia dewasa ini sudah mencapai tingkat yang meng-
khawatirkan. Penggunaan pestisida yang tidak terkendali akan menimbulkan
berbagai masalah kesehatan dan pencemaran lingkungan. Suatu penelitian
terhadap 315 sampel produk pertanian dilaporkan bahwa residu pestisida
ditemukan pada 47% sampel produk segar dan 7% sampel makanan olahan. Dan
dari hasil pengujian, residu pestisida ditemukan pada 35% dari sampel produk

1
segar dan 10% dari sampel sayuran olahan. Penelitian tersebut menunjukkan
bahwa masih banyak residu pestisida yang tertinggal dalam tanaman yang
diaplikasi dengan pestisida. (Agus Surachman, I Gusti Ayu Ketut Rachmi
Handayani and Yudho Taruno, 2017). Untuk menjaga keberlanjutan
pembangunan pertanian masa mendatang diperlukan reorientasi paradigma
pembangunan baik dari segi arah, strategi, maupun kebijakan. Pembangunan
pertanian berkelanjutan dapat menjadi solusi alternatif bagi peningkatan
kesejahteraan rakyat tanpa mengabaikan kelestarian sumberdaya alam.

Jagung merupakan salah satu tanaman penting yang digunakan sebagai


makanan pokok oleh masyarakat di Kabupaten Way Kanan. Berdasarkan data
Programa Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan (2019), luas lahan di
Kabupaten Way Kanan adalah 3.670 ha dengan produktivitas hasil Jagung sebesar
6,25 ton/ha. Sedangkan target produktivitas hasil Jagung untuk tahun 2019 adalah
sebesar 6,77 ton/ha. Untuk menunjang hal tersebut perlu diperhatikan beberapa
hal seperti penggunaan varietas unggul, pemupukan, cara bercocok tanam, dan
serangan hama. Dalam budidaya Jagung sawah petani sering kali dihadapkan
dengan berbagai kendala dan salah satunya adalah serangan hama yang dapat
menimbulkan kerugian yang cukup besar, berdampak pada penurunan hasil panen
yang merugikan petani, dan memengaruhi ketersediaan kebutuhan Jagung bagi
masyarakat sekitar. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada
petani mengatakan bahwa pada masa tanam 2022, petani mengalami kerugian
akibat hama wereng yang menyerang tanaman jagung mereka. Hampir 75%
tanaman jagung pada lahan petani di kampung Banjar Setia mengalami gagal
panen akibat serangan hama wereng.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut
adalah dengan menggunakan system pengendalian hama dengan menggunakan
pestisida nabati sebagai pendekatan ekologi yang memperhatikan lingkungan
sekitar dalam pengaplikasiannya. Pestisida nabati yang dimaksud adalah larutan
yang terbuat dari ekstrak daun sirsak, serai dan daun mindi yang dipadukan
dengan ekstrak bawang putih. Pestisida nabati ini dipilih karena ketersediaan
bahan-bahan ini cukup banyak di kampung Banjar Setia serta cara pembuatannya

2
cukup mudah. Namun berdasarkan hasil waancara penulis kepada petani di
kampung Banjar Setia, petani masih enggan menggunakan pestisida nabati. Hal
ini karena tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan petani terhadap
pengendalian hama dengan menggunakan pestisida nabati masih rendah. Petani
belum sepenuhnya memahami dampak yang ditimbulkan baik kepada lingkungan
atau kesehatan petani sehingga motivasi petani dalam mengaplikasikan pestisida
nabati masih rendah. Hal ini tercermin dari data hasil wawancara yang dilakukan
penulis pada petani dimana semua petani masih mengandalkan pestisida kimia
dalam menanggulangi serangan hama wereng dan tidak termotivasi untuk
mencoba menggunakan pestisida nabati. Oleh karena itu dalam pelaksanaan tugas
akhir ini diambil judul "Motivasi Petani Terhadap Pengendalian Hama Dengan
Menggunakan Pestisida Nabati Pada Tanaman Jagung Di Kampung Banjar Setia
Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan".

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari kegiatan tugas akhir Motivasi Petani


Terhadap Pengendalian Hama Dengan Menggunakan Pestisida Nabati Pada
Tanaman Jagung adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat motivasi petani dalam penggunaan Pestisida Nabati


Pada Tanaman Jagung?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi petani dalam
penggunaan Pestisida Nabati Pada Tanaman Jagung?
3. Bagaimana strategi penyuluhan untuk meningkatkanm motivasi petani
dalam penggunaan Pestisida Nabati Pada Tanaman Jagung?

Tujuan

Tujuan dari kegiatan tugas akhir motivasi petani dalam penerapan penggunaan
Pestisida Nabati Jagung sawah adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan tingkat motivasi petani dalam penerapan penggunaan


Pestisida Nabati Pada Tanaman Jagung
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi petani dalam
penggunaan Pestisida Nabati Pada Tanaman Jagung

3
3. Merumuskan strategi penyuluhan untuk mengatasi permasalahan dalam
penggunaan Pestisida Nabati Pada Tanaman Jagung

Manfaat

Manfaat dari kegiatan tugas akhir motivasi petani dalam penggunaan


Pestisida Nabati Jagung adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan informasi tentang penggunaan Pestisida Nabati Pada


Tanaman Jagung bagi Petani
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam penggunaan
Pestisida Nabati Pada Tanaman Jagung bagi Petani serta Penyuluh
3. Mampu merumuskan strategi penyuluhan untuk meningkatkan motivasi
petani dalam penerapan penggunaan Pestisida Nabati Pada Tanaman
Jagung bagi Petani
4. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan penggunaan
Pestisida Nabati Pada Tanaman Jagung oleh Petani

4
TINJAUAN PUSTAKA

Motivasi

Motivasi merupakan salah satu hal yang mempengaruhi perilaku manusia,


motivasi disebut juga sebagai pendorong, keinginan, pendukung atau
kebutuhan- kebutuhan yang dapat membuat seseorang bersemangat dan
termotivasi untuk mengurangi serta memenuhi dorongan diri sendiri, sehingga
dapat bertindak dan berbuat menurut cara-cara tertentu yang akan membawa ke
arah yang optimal.

Motivasi berasal dari kata latin (movemore) yang berarti dorongan atau
menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan
pada sumber daya manusia pada umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi
mempersoalkan bagai mana cara mengarahkan daya potensi bawahan, agar
mau bekerja sama produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang
telah ditentukan Malayu S.P Hasibuan, (2009:141)

Pengertian motivasi menurut Johansen, motivasi adalah dorongan dasar


yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri
seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan
dorongan yang ada dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang
didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang
mendasarinya. Memotivasi maksudnya mendorong seseorang mengambil
tindakan tertentu. Proses motivasi terdiri dari : (a) identifikasi atau apresiasi
kebutuhan yang tidak memuaskan, (b) menetapkan tujuan yang dapat memenuhi
kepuasan dan (c) menyelesaikan suatu tindakan yang dapat memberikan
kepuasan. ( Hasibuan,2007).

Istilah motivasi, seperti halnya kata emosi, berasal dari bahasa latin, yang
berarti bergerak. Mempelajari motivasi, sasarannya adalah mempelajari penyebab
atau alasan yang membuat kita melakukan apa yang kita lakukan. Motivasi
merujuk pada suatu proses dalam diri manusia yang menyebabkannya bergerak
menuju tujuan, atau bergerak menjauhi situasi yang tidak menyenangkan Dari
berbagai teori tentang motivasi yang dikemukakan oleh para ahli, terdapat

5
berbagai teori motivasi yang bertolak pada dorongan yang berbeda satu sama
lain. Ada teori motivasi yang bertitik tolak pada dorongan dan pencapaian
kepuasan ada pula yang bertittik tolak pada asas kebutuhan yang menyebabkan
seseorang berusaha untuk dapat memenuhinya (Sudarwan, 2004).

Motivasi yang terkait dengan pemaknaan dan peranan kognisi lebih


merupakan motivasi instrintik, yaitu motivasi yang muncul dari dalam, seperti
minat atau keinginan (curiosity), sehingga seseorang tidak lagi termotivasi oleh
bentuk-bentuk insentif atau hukuman. Sedangkan motivasi ekstrintik ialah
motivasi yang disebabkan oleh keinginan untuk menerima ganjaran atau
menghindari hukuman, motivasi yang terbentuk oleh faktor-faktor eksternal
berupa ganjaran atau hukuman. Atkinson mengemukakan bahwa kecenderungan
sukses ditentukan oleh motivasi, peluang, serta intensif, begitu pula sebaliknya
dengan kecenderungan untuk gagal. Motivasi dipengaruhi oleh keadaan emosi
seseorang. Menurutnya, motivasi berprestasi dimiliki oleh setiap orang,
sedangkan intensitasnya tergantung pada kondisi mental orang tersebut
(Hasibuan, 2007).

Kebutuhan manusia oleh Maslow diklasifikasikan atas lima jenjang yang


secara mutlak harus dipenuhi menurut tingkat jenjangnya. Masing-masing tingkat
dijelaskan sebagai berikut:

a) Kebutuhan fisiologis (physiological needs). Kebutuhan ini


merupakan kebutuhan mempertahankan hidup dan bukti yang nyata akan tampak
dalam pemenuhanya atas sandang, pangan, dan papan

b) Kebutuhan rasa aman (safety needs). Manifestasinya dapat terlihat


pada kebutuhan akan keamanan jiwa, keamanan harta, perlakuan yang adil dan
jaminan hari tua.

c) Kebutuhan sosial (sosial needs). Kebutuhan sosial ini merupakan


kebutuhan yang paling penting untuk diperhatikan segera setelah kebutuhan rasa
aman dan kebutuhan fisikologis sudah terpenuhi.

6
d) Kebutuhan ego (esteem needs). Kebutuhan ini lebih bersifat egoistic
dan berkaitan erat dengan status seseorang. Semakin tinggi status seseorang maka
akan semakin tinggi pula kebutuhanya akan pengakuan dan penghormatan.

e) Aktualisasi diri (self-actualization needs). Kebutuhan jenis ini


merupakan kebutuhan yang paling tinggi, yaitu untuk menunjukkan prestasinya
yang maksimal tanpa terlalu menuntut imbalan dari organisasi.

Motivasi yang ada pada diri petani akan mewujudkan suatu tingkah laku
yang diarahkan pada tujuan yang mencapai sasaran kepuasan.

Pada teori motivasi Aldefer merumuskan kembali hierarki Maslow dalam


tiga kelompok, yang dinyatakan sebagai keberadaan, keterkaitan, dan
pertumbuhan (existence, relatedness, and growth) yaitu:

a) Kebutuhan akan keberadaan adalah semua kebutuhan yang berkaitan


dengan keberdaan manusia yang dipertahankan dan berhubungan dengan
kebutuhan fisiologis dan rasa aman pada hierarki Maslow.

7
b) Kebutuhan keterkaitan berkaitan dengan hubungan kemitraan.

c) Kebutuhan pertumbuhan adalah kebutuhan yang berhubungan


dengan perkembangan potensi perorangan dengan kebutuhan penghargaan dan
aktualisasi diri yang dikemukakan Maslow.

Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan
disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang
dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus
mengenal dan memahami benar- benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan
kepribadian orang yang akan dimotivasi.Motivasi akan menimbulkan dorongan
untuk melakukan sesuatu baik itu yang berasal dari dalam diri maupun yang
berasal dari luar diri seseorang. Jika motivasi petani dalam mengaplikasikan ilmu
yang diberikan penyuluh tinggi salah satunya mengenai pengendalian hama
wereng menggunakan pestisida nabati pada tenaman jagung, maka petani akan
memperoleh hasil seperti hasil panen yang meningkat, hama wereng yang
terkendali, lebih hemat karena pestisida nabati dapat dibuat sendiri dan murah
serta dapat mengurangi residu kimia akibat penggunaan pestisida kimia.

Petani

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI:2020) petani merupakan


orang yang pekerjaannya bercocok tanam. Menurut Rodjak, petani sebagai unsur
usaha tani memegang peranan yang penting dalam pemeliharaan tanaman atau
ternak agar dapat tumbuh dengan baik, ia berperan sebagai pengelola usaha tani.
Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan pada proses
pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti sempit
dinamakan dengan pertanian rakyat, sedangkan pertanian dalam arti luas meliputi
pertanian dalam arti sempit, kehutanan, peternakan dan perikanan, merupakan
suatu hal yang penting (Soetriono 2016:1). Pertanian (agriculture) tidak hanya
merupakan kegiatan ekonomi untuk menghasilkan pendapatan saja. Lebih dari
itu, petani adalah sebuah cara hidup (way of life atau livehood) bagi sebagian
besar petani

8
Petani sebagai pengelola usaha tani berarti ia harus mengambil berbagai
keputusan di dalam memanfaatkan lahan yang dimiliki atau disewa dari petani
lainnya untuk kesejahteraan hidup keluarganya. Petani yang dimaksud dalam hal
ini adalah orang yang bercocok tanam dari hasil bumi atau pemeliharaan ternak
dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan tersebut. Apabila ada
orang yang mengaku petani yang menyimpang dari pengertian tersebut, dapat
dikatakan bukan petani.

Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya dengan


cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan
memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah dan lain lain), dengan harapan
untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun
menjualnya kepada orang lain. Petani padi dapat dibedakan berdasarkan :

1. Petani pemilik penggarap ialah petani yang memiliki lahan usaha sendiri
serta lahannya tersebut diusahakan atau digarap sendiri.
2. Petani penyewa ialah petani yang menggarap tanah orang lain atau petani
lain dengan status sewa.
3. Petani penyakap (penggarap) ialah petani yang menggarap tanah milik petani
lain dengan sistem bagi hasil.
4. Petani penggadai adalah petani yang menggarap lahan usaha tani orang lain
dengan sistem gadai.
5. Buruh tani ialah petani pemilik lahan atau tidak memiliki lahan usaha tani
sendiri yang biasa bekerja di lahan usaha tani petani pemilik atau penyewa
dengan mendapat upah, berupa uang atau barang hasil usaha tani, seperti
beras atau makanan lainnya.

Motivasi Petani

Istilah motivasi paling tidak memuat tiga unsur esensial yakni faktor
pembangkit motivasi, tujuan dan strategi untuk mencapai tujuan. Kekuatan,
dorongan, kebutuhan, tekanan dan mekanisme psikologi dalam motivasi
merupakan akumulasi dari faktor internal yang bersumber dari dalam diri individu
itu sendiri dan eksternal yang bersumber dari luar individu (Sudarwan, 2004).
Faktor internal yang mempengaruhi motivasi diantaranya adalah

9
1. Umur
Umur produktif untuk bekerja dinegara-negara berkembang adalah 15-55
tahun. Kemampuan kerja seorang petani juga sangat dipengaruhi oleh tingkat
umur petani tersebut, karena kemampuan kerja produktif akan terus menurun
dengan semakin lanjutnya usia petani. Soekartawi (1998) menyatakan bahwa
petani –petani yang lebih tua tampaknya kurang cenderung melakukan inovasi
pertanian dari pada mereka yang umurnya relative muda. Petani yang umurnya
lebih muda biasanya akan lebih bersemangat dibandingkan dengan petani yang
lebih tua.
2. Pendidikan
Perilaku yang ditempuh seseorang baik secara formal maupun non formal
akan sangat mempengaruhi perilakunya baik pengetahuan, keterampilan maupun
sikap. Pendidikan umumnya akan mempengaruhi cara dan pola pikir petani,
pendidikan yang lebih tinggi dan umurnya yang lebih muda menyebabkan petani
lebih dinamis. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin efisien dia
bekerja dan mengetahui cara-cara berusatani yang lebih produktif dan lebih
menguntungkan.
3. Pengalaman usahatani
Menurut lamusa dalam Nendra (2016) pengalaman sesorang sangat
menetukan keterampilan atau kemampuan teknis dan manajemen dalam
mengelola usaha. Semakin lama seorang petani menggeluti usahataninya, dapat
dikatakan seorang memiliki banyak pengalaman. Pengalaman tersebut akan
membantunya untuk mencegah hal-hal yang menimbulkan kerugian usahanya.
Memiliki pengalaman yang baik dalam berusaha tani, maka akan memotivasi
petani dalam meningkatkan usahataninya secara intensif dan dapat mengambil
keputusan yang lebih rasional. Petani yang memiliki lebih banyak pengalaman
akan berhati-hati dalam mengadopsi sebuah inovasi baru dibandingkan dengan
petani yang memiliki sedikit pengalaman.
Pengalaman petani merupakan suatu pengetahuan petani yang diperoleh
melalui rutinitas kegiatannya sehari-hari atau peristiwa yang pernah dialaminya.

10
Pengalaman yang dimiliki merupakan salah satu faktor yang dapat
membantu memecahkan masalah yang dihadapi dalam usahataninya
(Rafika,2015).
4. Luas Lahan
Modal adalah faktor penunjang utama dalam kegiatan berusahatani. Hal ini
dikarenakan tanpa modal usahatani niscaya petani akan sulit mengembangkan
usahatani yang dilakukan. Ketersediaan modal dalam berusahatani sangatlah
penting, karena ketersediaan modal mempengaruhi keberhasilan dalam
berusahatani. Apabila petani memiliki modal yang tinggi maka, petani akan
memiliki kekuatan untuk meningkatkan produksi dalam berusahatani, seperti
pengadaan teknologi modern, memperluas lahan, dan pemilihan bibit yang unggul
( Damihartini dan Jahi, 2005).
Dalam ekonomi pertanian seorang petani perlu melakukan perhitungan yang
mendetail harus dilakukan sesuai dengan potensi dan sumber daya serta
kemampuan yanag ada. Luas lahan usaha atau skala usaha yang dilakukan
disesuaikan dengan kemampuan biaya yanga ada , tenaga yang tersedia, serta
keahlian yang dikuasai. Bila ini dilakukan berarti suatu langkah ilmu ekonomi
pertanian sudah berada di depan (Daniel, 2004).
Modal merupakan input yang sangat penting dalam menentukan tinggi
rendahnya jumlah produksi yang dihasilkan. Semakin banyak faktor-faktor
produksi yang dapat dimanfaatkan dalam proses produksi, maka dapat
meningkatkan produksi yang dihasilkan, dengan begitu maka petani dapat
menikmati keuntungan dari hasil produksi tersebut (Dewi dan Yuliarmi, 2017).
Karakteristik Petani

Karakteristik petani dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu


karakter demografi, karakter sosial ekonomi dan karakter sosial budaya
(Agunggunanto 2011). Variabel umur, pendidikan dan jumlah tanggungan
keluarga termasuk dalam karakter demografi. Variabel luas lahan garapan dan
pendapatan termasuk karakter sosial ekonomi. Variabel
pekerjaan/matapencaharian petani dan kelembagaan termasuk dalam karakter
sosial budaya. Karakteristik petani berupa umur, pendidikan formal, rata-rata
jumlah anggota keluarga dan luas penguasaan lahan.

11
1. Umur
Terdapat berbagai tingkat umur petani di kecamatan gunung labuhan ini.
Mulai dari usia 17-70 Tahun. dan Manusia dikatakan produktif apabila memiliki
usia 15-64 tahun
2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan sangat menentukan tingkat kompetensi petani dalam melakukan
kegiatan pertanian (Manyamsari & Mujiburrahmad 2014). Yang dimaksud dengan
kompetensi adalah perwujudan perilaku dalam merencanakan kegiatan untuk
mencapai target. Mengenai tingkat pendidikan Petani daerah gunung labuhan
sangat bervariatif, mulai dari SD, SMP, dan SMA.
3. Jumlah tanggungan keluarga
Besarnya jumlah tanggungan keluarga akan berpengaruh terhadap
pendapatan karena semakin banyaknya jumlah tanggungan keluarga atau jumlah
anggota keluarga yang ikut makan, maka secara tidak langsung akan memotivasi
anggota keluarga (KK) tersebut untuk mencari tambahan pendapatan atau
memaksimalkan SDA yang ada.
4. Luas lahan
Luas lahan sempit (1 ha) termasuk luas lahan sempit. Luas lahan
menunjukkan seberapa luas usahatani yang sedang digarap oleh petani. Semakin
luas usahatani maka semakin tinggi kecenderungan berusaha tani yang dilalui,
karena pada umumnya petani dengan usahatani yang luas memiliki kemampuan
ekonomi yang baik.

Penyuluhan Pertanian

Dalam Peraturan Presiden Nomer 35 Tahun 2022, Tentang Penguatan


Fungsi Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi Pelaku Utama serta
Pelaku Usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan dirinya dalam
mengakses informasi asar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya,
sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.

12
Departemen pertanian (2002), penyuluh pertanian adalah pemberdayaan
petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan
pendidikan non formal dibidang pertanian agar ereka mampu menolong dirinya
sendiri baik dibidang ekonomi, sosial maupun politik sehingga peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan mereka dapa dicapai.
Menurut Van Den Ban dan Hawkins (1999) penyuluhan merupakan
keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar
dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapatan hingga bisa
membuat keputusan yang benar.
Penyuluhan pertanian bukanlah satu-satunya penyebab terjadinya
perubahan, tetapi merupakan salah satu diantara sekain banyak variabel yang
menyebabkan terjadinya perubahan perilaku petani dan perubahan-perubahan
yang menjadi tujuan akhir dari penyuluhan pertanian (Lionberger dan Gwin, 1983
dalam Mardikanto, 1993).
Menurut Roger (1983) dalam Mardikanto (1993), penyuluhan diartikan
sebagai seorang yang atas nama pemerintah atau Lembaga penyuluhan
berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh sasaran penyuluhan untuk mengadopsi inovasi. Penyuluhan adalah
suatu proses penyebarluasan informasi yang terkait dengan upaya perbaikan cara-
cara petani dan berusaha tani demi tercapainya peningkatan produktivitas,
pendapatan petani, dan perbaikan kesejahteraan keluarga/masyarakat yang
diupayakan melalui kegiatan pembangunan pertanian.
Sebelumnya Mardikanto dan Sutami (1982), menjelaskan penyuluhan
pertanian dapat diartikan sebagi proses untuk memberikan penerangan kepada
masyarakat (petani) tentang segala sesuatu yang “belum diketahui (dengan jelas)”
untuk dilaksanakan/diterapkan dalam rangka peningkatan produksi dan
pendapatan/keuntungan yang ingin dicapai melalui proses pembanguan pertanian.
Penyuluhan sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan
memajukan kesejahteraan umum merupakan hak asasi warga negara Republik
Indonesia. Pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagi upaya untuk meningkatkan

13
produktivitas, efesiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya serta
meningkatkan kesadaran dalam plestarian fungsi lingkungan hidup UU.No.16
tahun 2006.

Fungsi Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan pertanian sangatlah diperlukan dalam pembangunan pertanian


saat ini yang bertujuan untuk meningkatkan pengtahuan, keterampilan dan sikap
petani sehingga dengan penyuluhan, masalah yang dihadapi oleh petani dan upaya
pemecahan dapat diselesaikan.
Fungsi penyuluhan pertanian; 1) penyuluhan pertanian sebagai proses
penyebaran informasi, penyulahan pertanian merupakan proses penyebaran
informasi yang diperluakn dan berkembang selama pelaksanaan pembangunan
pertanian. Informasi tersebut berupa inovasi yang diperoleh dari hasil kajian
maupun pengalaman dilapangan, masalah-masalah yang perlu dicari
pemecahannya agar tujuan pembangunan pertanian yang telah direncanakan dapat
tercapai; 2) penyuluhan pertania segai proses penerangan.
Mardikanto dan Sutami (1982), mengatakan istilah penyuluhan pertanian
berasal dari kata “suluh” yang berarti memberi terang ditengah-tengah kegelapan.
Dengan demikian penyuluh pertanian diartikan sebagai berikut: “proses untuk
memberiakn penerangan kepada masyarakat (petani) tentang segala hal yang
belum diketahui untuk dilaksanakan/diterapkan dalam rangka peningkatan
produksi dan pendapatan yang ingin dicapai melalui proses pembangunan
pertanian”; 3) penyuluhan pertanian sebagai proses perubahan perilaku,
penyuluhan pertanian merupakan suatu istem Pendidikan non formal yang tidak
sekedar memberikan penerangan atau penjelasan tetepi brupaya untuk merubah
perilaku sasarannya agar memiliki sifat progresif untuk melakukan perubahan dan
inovatif terhadap suatu yang bar serta trampil dalam melaksanakan berbagai
kegiatan, 4) penyuluhan pertanian sebagai proses Pendidikan, sebagai suatu
system Pendidikan non formal, penyuluhan pertanian adalah suatu Pendidikan
bagi orang dewasa yang lebih mengutamakan terciptanya dialog. Oleh karena itu
penyuluhan pertanian bukan merupakan Pendidikan yang hanya “mencekoki”
tanpa memberikan peluang kepada sasaran didik. Mengutamakan pendapat dan

14
pengalaman merupakan suatu hal yang sangat diperlukan dalam keberhasilan
pembangunan pertanian.
Meskipun demikian, bukan berarti bahwa kegiatan penyuluhan pertanian
merupakan satu-satunya penyebab terjadinya perubahan-perubahan yang terjadi.
Lionberber dan Gwin dalam Mardikanto (1993) dengan tegas menyatakan bahwa
kegiatan penyuluhan`pertanian merupakan salah satu diantara sekian banyak
variabel yang menyebabkan terjadinya perubahan yang menajdi tujuan akhir dari
penyuluhan pertanian. Artinya peyuluhan yang baik tidak selalu menjamin
tercapainya tujuan pembangunan, dan kegagalan pembangunan pertanian tidak
selalu hanya disebabkannya karena buruknya pelaksanaan penyuluhan pertanian.
Beberapa faktor atau kekuatan yang mempengaruhi proses perubahan yang
diupayakan melalui menyuluhan pertanian: 1) keadaan pribadi sasaran, yang
terutama tergantung kepada motivasinya untuk melakukan perubahan; 2) keadaan
lingkungan fisik, yang mencakup jenis tanah dan keadaan alam lainnya (iklim,
dll) yanga mempengaruhi tingkat kesuburannya; 3) lingkungan sosial dan budaya
masyarakat dimana (sasaran) mereka tinggal; dan 4) macam dan aktivitas
kelembagaan yang tersedia untuk menunjang kegiatan penyuluhan.

Peran Penyuluh Pertanian

Peran penyuluh pertanian dalam proses belajar sangat penting, karena


penyuluh pertanian merupakan unsur struktural yang harus ada demi
kelangsungan proses belajar bagi petani nelayan.Dengan demikian maka para
penyuluh pertanian selalu berupaya untuk melengkapi dirinya dengan inovasidan
informasi yang mutakhir, disamping menjalin kerjasama dengan berbagai pihak
terkait dalam kegiatan penyuluhan pertanian.
Selama menjalani tugasnya maka penyuluh pertanian bukanlah kegiatan
atau pekerjaan perorangan melainkan kegiatan yang didukung oleh berbagai
banyak pihak,meskipun penyuluh pertanian lapangan bekerja mandiri dan
berhadapan sendiri dengan masyarakat tani nelayan, tapi dia berada di lapangan
sebagai petugas yang berada dalam pengelolaan Balai Penyuluhan Pertanian
(BPP).Oleh arena itu penyuluh perlu dibekali Dn dilengkapi dengan perangkat
lunak di bidang tarta kerja dan tata hubungan penyuluh pertanian .

15
Mardikanto (1993),secara konvesional peran penyuluh hanya dibatasi pada
kewajiban untuk menyampaikan inovasi dan mempengaruhi sasaran penyuluhan
melalui metoda dan teknik-teknik tertentu sampai mereka (sasaran penyuluhan)itu
dengan kesadaran dan kemampuan sendiri mengadopsi inovasi yang di
sampaikan. Akan tetapi,dalam perkembangannya,peran penyuluh tidak hanya
terbatas pada fungsi menyampaikan inovasi dan mempengaruhi proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhan,akan tetapi , ia
harus mampu menjadi jembatan penghubung antara pemerintah atau lembaga
penyuluhan yang di wakilinya dengan masyarakat sasaran,baik dalam hal
menyakinkan inovasi atau kebijakan-kebijakan yang harus di terima dan
dilaksanakan oleh masyarakat sasaran,maupun untuk menyampaikan umpan balik
atau tanggapan masyarakat kepada pemerintah /lembanga penyuluhan yang
bersangkutan .Sebab hanya dengan menempatkan diri pada kedudukan atau posisi
seperti itulah dia akan mampu “mengamankan “kebijakan pemerintah atau
keinginan lembaga penyuluhan yang bertujuan membantu masyarakat
memperbaiki mutu hidup an kesejahteraannya, dilain pihak ia akan memperoleh
kepercayaan sebagai “agen pembaharuan” yang dapat di terima dan dipercaya
oleh masyarakat sasarannya. Peran penyuluh ini sangat diharapkan dapat
memotivasi petani terutama dalam penggunaan pestisida nabati sebagai penggainti
pestisida kimia dalam mengendalikan hama wereng pada tanaman jagung di
kampung Banjar Setia Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan.
Pestisida Nabati

Dalam setiap proses tanam terdapat berbagai faktor pembatas yang


mengakibatkan hasil panen kurang optimal, termasuk pada tanaman jagung
Keberadaan organisme penganggu tanaman (OPT) merupakan salah satu
faktor pengghambat yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen.
Pengendalian hama pada tanaman jagung saat ini masih dominan dalam
penggunaan pestisida kimia. Namun penggunaan pesisida kimia dapat
menimbulkan berbagai dampak negatif seperti pencemaran air, tanah, udara,
rusaknya keseimbangan ekosistem, serta timbulnya dampak buruk bagi
kesehatan masyarakat. Salah satu usaha untuk meminimalisir dampak negatif
penggunaan pestsida sintetik dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan

16
pestisida nabati yang ramah lingkungan (Ramadhan et al., 2018).
Pemanfaatan pestisida nabati dapat dijadikan solusi pengendalian hama yang
mudah, murah, ramah lingkungan, serta besifat kompatibel dengan sistem
budikdamber. Pestisida nabati memiliki keunggulan dapat mudah terurai di
alam, tidak bersifat toksik bagi manusia dan hewan, termasuk tanaman jagung.
Indonesia memiliki aneka ragam tanaman yang telah diteliti dan dapat
dimanfaatkan sebagai pestisida nabati (Haryono, 2011). Tanaman sirsak
(Annona muricata) merupakan salah satu tanaman yang telah banyak
dimanfaatkan sebagai pestisida nabati (Syakir, 2011). Tando, (2018)
melaporkan bahwa terdapat senyawa metabolit sekunder dalam tanaman sirsak
yang dapat dimanfaatkan sebagai pengendali hama dan penyakit pada tanaman
budidaya. Tanaman sirsak dilaporkan dapat dijadikan sebagai pestisida nabati
untuk mengendalikan hama walang sangit (Amrullah & Herdiati, 2020), larva
ulat krop kubis (Arimbawa et al., 2017), larva ulat grayak (Yanuwiadi et al.,
2013), kutu daun dan kutu kebul (Idrus & Maros, 2016), serta penyakit
antraknosa (Zulkipli et al., 2018) Keberadaan tanaman sirsak di Kampung Banjar
Setia dapat dimanfaatkan sebagai komposisi utama pestisida nabati. Bahan utama
yang dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pestisida nabati adalah daun Sereh,
daun mindi dan daun sirsak (komposisinya daun sereh 2 kg, daun mindi 2 kg dan
daun sirsak 1 kg). Dalam kandungan ekstrak daun sirsak terdapat dua senyawa
aktif yaitu annonasinon dan annonasin. kedua senyawa tersebut termasuk dalam
golongan asetogenin monotetrahidrofuranoid yang dimana mempunyai manfaat
sebagai insektisida (Suranto, 2011). Daya racunnya menghambat laju makan serta
memperlambat pembentukan pupa. Berdasarkan hasil penelitian Soediro dkk,
sudah selayaknya sirsak (baik biji dan daunnya) yang pada awalnya merupakan
limbah tidak berguna dapat dikembangkan dan diolah menjadi bioinsektisida yang
ramah lingkungan serta mempunyai nilai ekonomi. Menurut penelitian Saragih
(2019), ekstrak daun sirsak dengan konsentrasi 20 % sudah efektif dalam
mengendalikan hama ulat api pada perkebunan kelapa sawit dengan mekanisme
racun kontak.

Sereh wangi mempunyai mekanisme pengendalian anti serangga,


insektisida, antifeedan, repelen, anti jamur dan anti bakteri. Daun dan batangnya

17
mengandung saponin, flavonoid dan polifenol, selain itu daunnya juga
mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri mengandung komponen sitronela, sitral,
geraniol, metilheptenon, eugenol-metilester, dipenten, eugenol, kadinen, kadinol
dan limonen. Bagian tanaman yang berpotensi mengendalikan hama adalah daun
dan minyak atsirinya. Kandungan senyawa sereh wangi antara lain geraniol 55-
65% dan sitronela 7-15% (Grainge dan Ahmed 1988 ; Saenong 2016). Menurut
Astriani (2012) akar wangi dan sereh wangi dengan dosis 5-20% pada
formulasi larutan (ekstrak) mempunyai toksisitas kontak dan pakan terhadap hama
bubuk (S. zeamais.) pada benih jagung, sedangkan pada formulasi serbuk
(powder) dan bentuk asli (non ekstrak) mempunyai toksisitas pakan. Sehingga
dalam kandungan sereh wangi mampu menghambat perkembangan dari S.
zeamais.

Jagung

Jagung merupakan salah satu komoditi pangan yang mempunyai peranan


strategis dalam perekonomian nasional. Kebutuhan terhadap komoditi ini terus
meningkat, baik untuk pangan maupun untuk pakan dan industri, apalagi dengan
berkembangnya usaha peternakan di Indonesia akhir-akhir ini. Pada saat produksi
dalam negeri tidak mendukung, pemerintah harus mengimpor jagung untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu komoditas utama tanaman
pangan yang mempunyai peranan penting dan strategis dalam peningkatan
perekonomian Indonesia. Komoditas ini mempunyai fungsi multiguna, baik untuk
konsumsi langsung, sebagai bahan baku utama industri pakan dan industri pangan,
dan bahkan dibanyak negara sudah dimanfaatkan sebagai bahan baku bioenergi
(Sulaiman dkk., 2018). Penanaman jagung pada lahan pasca tambang batubara
diharapkan menjadi alternatif sumber diversifikasi pangan selain padi dan kedelai
dalam menunjang ketahanan pangan. (Syamad, Suria, dkk, Jurnal AGRIFOR
Volume XX Nomor 1, Maret 2021)
Jagung merupakan tanaman semusim (annual plants) yang siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80 – 150 hari. Rochani (2007) menyatakan bahwa terdapat
berbagai macam jagung diantaranya yaitu jagung komposit, jagung hibrida,
jagung manis, dan lainnya. Jagung hibrida merupakan keturunan pertama dari

18
persilangan dua tetua yang memiliki karakter atau sifat yang unggul serta salah
satu varietas jagung yang dibudidayakan oleh petani di Indonesia untuk bahan
baku pakan ternak. (Muthiara,Dika, Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah
Berwawasan Agribisnis. Januari 2021. 7(1): 353)
Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman semusim yang menyelesaikan
satu siklus hidupnya selama 80 hingga 150 hari. Jagung dalam satu siklus
hidupnya memerlukan dua fase pertumbuhan yaitu fase vegetatif dan fase
generatif. Klasifikasi tanaman jagung adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae-Plants

Subkingdom : Tracheobionta-Vascular plants

Superdivision : Spermatophyta-Seed plants

Division : Magnoliophyta-Flowering plants

Class : Liliopsida-Monocotyledons

Subclass : Commelinidae

Order : Cyperales

Family : Poaceae ⁄ Gramineae-Grass family

Genus : Zea L.-corn

Species : Zea mays L.-corn

Sumber : USDA, 2018

Tanaman jagung merupakan tanaman pokok peringkat ke dua setelah padi.


Biji jagung kaya akan karbohidrat. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80%
dari seluruh bahan kering biji. jagung merupakan tanaman tegak dan muda
terlihat sebagaimana sorgum dan tebu namun tidak seperti padi dan gandum.
batang beruas-ruas Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku batang.

Jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga Tanaman jagung memiliki
akar serabut yang dapat mencapi kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada
pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif

19
dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya
tanaman. Akar merupakan organ yang bertanggungjawab agar tanaman dapat
berdiri tegak pada tanah dan sebagai penyerapan unsur hara dan air ke batang.
Tanaman Jagung memilik tiga tipe akar, yaitu akar seminal yang tumbuh dari
embrio dan radikula, akar advenfit yang tumbuh dari buku batang bagian
terbawah pada batang, dan akar udara (brace root) (Gadmor, 2016).

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagai mana sorgum dan tebu,
namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak
tumbuh pesat sehingga tanaman terbentuk roset. Batang beruas ruas. Ruas
terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh
namun tidak banyak mengandung lignin. Tinggi tanaman jagung sangat
bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai
3 m, ada varietas yang dapat mencapai ketinggian 6 m. Menurut (Izzah 2009
dalam Gadmor 2016.) menyatakan bahwa batang jagung berbentuk silindris terdiri
dari sejumlah ruas dan buku, memiliki tinggi yang berbeda-beda tergantung dari
varietas serta lingkungan tempat tumbuh tanaman jagung.

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang antara


pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang
daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun
jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia poaceae. Setiap stoma
dikelilingi sel–sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam
respon tanaman menangani defisit air pada sel–sel daun. Jumlah daun tanaman
jagung pada umunya berkisar antara 10–18 helai, walauapun tanaman jagung
mampu memproduksi 20-21 helai daun, namun tanaman jagung hanya 1–15 helai
daun saja yang menyelesaikan stadi vegetatif. Daun jagung tumbuh disetiap buku
batang dan saling berhadapan satu sama lain. Menurut (Dongoran, 2009) setiap
pelepah daun jagung dibatasi oleh spikula yang berguna melindungi dari air hujan
serta embun agar tidak masuk kedalam pelepah.

Jagung memiliki bunga jantan dan betina yang terpisah (diklin) dalam satu
tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari
suku poaceae, yang disebut floret. Pada jagung dua floret dibatasi oleh sepasang

20
glumae (tunggal gluma). Bunga jantan tumbuh dibagian puncak tanaman, berupa
karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraromah
khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku diantara
batang dan pelepah daun. Pada umumnya sau tanaman hanya dapat menghasilkan
satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa
varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tonggkol produktif, dan
disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap unruk
penyerbukan 2–5 hari lebih dini dari pada bunga betina (prontandri) bunga betina
brupa tongkol yang terbungkus oleh semacam rambut, rambut jagung sebenarnya
adalah tangkai putik. Hampir 95% penyerbukan tanaman jagung itu berasal dari
sari tanaman lain dan hanya 5% saja yang berasal penyerbukan sari tanaman
sendiri. Karena tingkat penyerbukan dengan sari tanaman sendiri kecil maka
tanaman jagung disebut tanaman bersari bebas (cross pollinated crop) menurut
(Sunarti dkk., 2009).

Penelitian relevan

Meri Apriani (2019) dengan judul motivasi petani dalam pengendalian hama
terpadu dengan pestisida nabati untuk tanaman jagung di kecamanat Rancah
Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat. Menyatakan bahwa tingkat petani
terhadap produksi jagung adalah sering terjadi serangan hama dan penyakit yang
dapat menggagalkan panen hingga 100%.

Berdasarkan hasil analisis, tingkat motivasi petani dpengarui oleh beberapa faktor
yang berhubungan kuat dan signifikan dalam penggunaan pestisida nabati yaitu
kegiatan penyuluhan, dorongan pemerintah, dan penyuluhan. Peranan penyuluh
sangat menentukan dalam menentukan keputusan dalam menerapkan teknologi
baru untuk kemajuan usahataninya.

Zulkarnain Lubis, Leni Handayani, Robby Pratama Sembiring (2019) dengan


judul PEMANFAATAN PESTISIDA NABATI DALAM PENGENDALIAN
PENCEMARAN LINGKUNGAN menyatakan bahwa Penggunaan pestisida
sangat berdampak terhadap kesehatan dan lingkungan. Setiap hari ribuan
petani dan para pekerja dipertanian diracuni oleh pestisida oleh pestisida dan
setiap tahun diperkirakan jutaan orang yang terlibat dipertanian menderita

21
keracunan akibat penggunaan pestisida. Dalam beberapa kasus keracunan
pestisida, petani dan pekerja di pertanian lainnya terkontaminasi (terpapar)
pestisida pada proses mencampur dan menyemprotkan pestisida. Oleh karena
itu diperlukan upaya pengendalian hama secara ramah lingkungan, seperti
penggunan pestisida nabati atau biopestisida. Metode pendekatan yang akan
dilakukan untuk mendukung realisasi Program kreativitas Mahasiswa yaitu
ceramah dan diskusi, pelatihan disertai praktek pembuatan pestisida nabati
praktek teknologi pengendalian hama dan penyakit (demplot) bermanfaat
untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman petani menghadapi hama dan
penyakit. luaran dari Program kreativitas Mahasiswa ini akan menghasilkan
produk pestisida nabati, peningkatan dan pemahaman dan pengetahuan petani
dalam inovasi teknologi dalam pengendalian hama dan penyakit.

Kerangka Berpikir

Motivasi petani dalam penerapan pestisida nabati pada tanaman jagung


diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia. Saat ini
petani sangat bergantung pada pestisida kima dalam budidaya jagung. Hal ini
tentu menjadi sebuah persoalan mengingat yang ditinggalkan dapat memengaruhi
lingkungan dalam jangka panjang. Motivasi petani dapat ditingkatkan dengan
memperhatikan berbagai faktor yang terlibat dalam membangun pengetahuan,
sikap dan keterampilan petani dalam penerapan pestisida nabati dalam
pengendalian hama pada budidaya jagung.
Kerangka berfikir dalam penulisan tugas akhir ini dalah dengan memperhatikan
faktor internal petani (X1) yaitu umur, pendidikan formal, lama usaha tani, luas
lahan dan jumlah tanggungan keluarga. Faktor lain adalah pengembangan
pestisida nabati (X2) yaitu budidaya jagung hibrida, hama wereng dan pestisida
nabati yang diduga faktor tersebut berpengaruh terhadap partisipasi petani (Y)
dalam hal pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dalam Motivasi Petani
Terhadap Pengendalian Hama Dengan Menggunakan Pestisida Nabati Pada
Tanaman Jagung Di Kampung Banjar Setia Kecamatan Baradatu Kabupaten Way
Kanan

22
Faktor Internal (X1)

- Umur
- Pendidikan Formal
- Lama usaha tani
- Luas lahan

Pemberdayaan Motivasi Petani dalam


Kelompok tani (Y) Menggunakan Pestisida
Nabati Pada Tanaman
Jagung di Kampung Banjar
Faktor Perlakuan(X2)
- Pengetahuan Setia Kecamatan Baradatu
- Budidaya Jagung Hibrida - Sikap Kabupaten Way kanan
Serangan hama Wereng - Keterampilan
- Pestisida nabati

Gambar 2. Kerangka berpikir antara motivasi petani dan penerapan pestisida nabati
pada tanaman jagung

RENCANA KEGIATAN

Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan karya ilmiah penugasan akhir ini adalah dimulai pada
minggu pertama bulan april sampai dengan minggu keempat bulan juni 2023.
Adapun lokasi yang dipilih adalah kampung Banjar Setia, Kecamatan Baradatu
KabupatenWay Kanan.

Sasaran Kegiatan

Sasaran kajian adalah petani yang ada di Kampung Banjar Setia,


Kecamatan Baradatu KabupatenWay Kanan. Khususnya anggota kelompoktani
yang sudah pernah mengikuti kegiatan penyuluhan penerapan pestisida nabati
untuk mengendalikan hama pada tanaman jagung.

23
Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari


makhluk hidup, benda, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang
mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian
dapat pula diartikan sebagai keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan
diduga. Unit analisis adalah unit/satuan yang akan diteliti atau dianalisis.
Dimeria Sinaga (2014:5) Populasi dapat dibedakan menjadi dua bagian
yaitu ;
1. Populasi target merupakan populasi yang telah ditentukan sesuai dengan
permasalahan penelitian, dan hasil penelitian dari populasi tersebut ingin
disimpulkan.
2. Populasi survei merupakan populasi yang terliput dalam penelitian yang
dilakukan.
Populasi terdiri dari unsur sampling yaitu unsur/unsur yang diambil
sebagai sampel. Kerangka sampling (sampling Frame) adalah daftar semua unsur
sampling dalam populasi sampling. Unsur sampling ini diambil dengan
menggunakan kerangka sampling (sampling frame).
Pemilihan lokasi desa pengkajian didasarkan atas potensi wilayah dan
rekomendasi pembimbing 3 sekaligus koordinator penyuluh. Sehingga,
didapatkan kampung Banjar Setia, Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan
sebagai sampel. Penentuan populasi di ketiga desa tersebut dipilih berdasarkan
beberapa kriteria, yaitu :

1. Petani jagung yang aktif dalam kelompoktani


2. Kampung tersebut memiliki jumlah petani yang mencukupi kriteria yaitu
jumlah anggota kelompok tani lebih dari 150 orang
3. Petani yang mendapatkan penyuluhan penerapan pestisida nabati pada
tanaman jagung
4. Petani yang memiliki luas lahan Tanaman jagung Lebih dari 1000 m2

24
Jumlah petani yang memenuhi kriteria dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nama Desa, Kelompoktani dan Jumlah Petani

Desa Kelompoktani Jumlah Petani (orang)

Banjar Setia Agung Karya 24

Harapan 23

Setia Tani 25

Subur Makmur 25

Mitra Tani 29

Bocika Tani Makmur 26

Jumlah 152

Sumber: Data diolah Penulis 2023

Sampel

Sampel merupakan wakil atau sebagian dari populasi yang memiliki sifat
dan karakteristik yang sama yang menggambarkan dan dapat mewakili seluruh
populasi yang diteliti. Sampel akan diambil sebagai objek dari pengamatan
lantaran dianggap dapat mewakili sebuah populasi yang ada. Hasil riset yang pada
nantinya berhasil didapatkan dari sebuah sampel ini, maka akan memunculkan
kesimpulannya. Kemudian kesimpulan ini akan dipakai untuk memastikan
kesimpulan dari populasi.
Syarat sampel Akurasi atau ketepatan , yaitu tingkat ketidakadaan “bias”
(kekeliruan) dalam sampel. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan
yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut. Tolak ukur adanya“bias”
atau kekeliruan adalah populasi. Agar sampel dapat memprediksi dengan baik
populasi, sampel harus mempunyai selengkap mungkin karakteristik populasi.

25
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada pengkajian ini adalah
teknik plihan purposive sampling. Purposive sampling yaitu pemilihan sampel
melalui pilihan-pilhan, berdasarkan kesesuaian karakteristik yang dimiliki calon
sampel/responden dengan kriteria tertentu yang ditetapkan/dikehendaki oleh
peneliti, sesuai dengan tujuan penelitiannya (Effendy, dkk. 2021)

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pemilihan sampel didasarkan


pada kriteria berikut:

1. Usia petani berada di kisaran 25-60 tahun


2. Pendidikan formal petani minimal 9 tahun (SMP)
3. Luas lahan usahatani minimal 1 hektare
4. Pengalaman usahatani setidaknya 5 tahun
5. Membudidayakan jagung sebagai tanaman pokok usaha tani

Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapatkan hasil jumlah sampel dalam


setiap keompok tani tersaji pada tebel berikut:

Perhitungan penentuan jumlah sampel untuk masing-masing


kelompoktani tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Sampel di Setiap Desa

Jumlah
Jumlah
Petani
No Desa Kelompoktani Sampel
(orang
(orang)
)

1 Banjar Setia Agung Karya 24 10

2 Harapan 23 10

3 Setia Tani 25 8

Subur
4 20 10
Makmur

26
5 Mitra Tani 29 9

Bocika Tani
6 26 8
Makmur

Jumlah 147 55

Sumber: Data diolah Penulis 2023

Teknik Pengumpulan data

Data yang di perlukan dalam kegiatan kajian dan penulisan karya ilmiah
prakrek akhir ini terdiri atas data primer dan data skunder . Data primer
dikumpulkan langsung dari sumbernya yaitu petani sampel dengan menggunakan
insrumen kuesioner sebagai pedoman dalam melakukan wawancara secara
terstuktur . Bentuk pertanyaan dalam kuesioner adalah pertanyaan tertutup .
Sedangkan data skunder diperoleh melalui pencatatan data yang telah tersedia di
kantor kecamatan dan BPP.

Uji Instrumen

Validasi Instrumen
Menurut Arikunto (2010) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Jika
instrumen tersebut valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) juga valid dan instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2013). Tahapan pengujian validitas yang
dilaksanakan adalah dengan membagikan kuesioner ke 10 responden. Data yang
diperoleh dari responden tersebut kemudian di uji validitasnya (butir pertanyaan)
menggunakan SPSS 24.

Reliabilitas instrument
Reliabilitas merupakan penerjemahaan dari kata reliability yang artinya
keterpercayaan ,keterandalan, konsistensi dan sebagainya.Hasil pengukuran dapat
dipercaya bila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok

27
subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama,selama aspek yang diukur
tidak berubah.

Uji keterhandalan (Realibilitas), keterhandalan sering juga disebut


kepercayaan ,konsistensi dan sebagainya(Hasan,2004),Reabilitas instrument
diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran . Kriteria
alat ukur dikatakan reabilitas jika Crombach’Alphanya lebih besar atau sama
dengan 0,70. (Abdurrahman dan Mahidin , 2007).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa validtas dan reliabilitas adalah


tempat kedudukan untuk menilai kualitas semua alat dan prosedur pengukuran .
Hasil pengujian realibitas instrumen menggunakan Crombach’s Alpha dengan
bantuan perangkat SPSS 24.

Analisis Data

Teknik Analisa data yang digunakan dalam kajian ini adalah menggunakan
analisis regresi linier berganda, hal ini untuk mengetahui indicator terlemah dari
jawaban responden , sehingga akan diperoleh rangking. Program yang digunakan
adalah SPSS Version 24. SPSS (Statisstical Product and Service Solusion) adalah
program atau softwere yang di gunakan untuk olah data statistik. Adapun maksud
dilakukannya analisis data yaitu untuk mengetahui tujuan dari kajian yang
dilaksanakan yaitu menetapkan tingkat hubungan pemberdayaan kelompoktani
dalam pengembangan Kawasan biofarmaka .

Berdasarkan dari hasil data indicator pengembangan kawasan dan


pemberdayaan kelompoktani yang diolah dengan menggunakan analisis
deskriptif,untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemberdayaan kelompoktani
dalam pengembangan kawasan biofarmaka di Kecamatan Maja provinsi Banten
sehingga akan diperoleh ranking , untuk hal ini digunakan analisis regresi linier
berganda.

28
JURNAL PALANG KIPA
“MOTIVASI PETANI TERHADAP PENGENDALIAN HAMA
DENGAN MENGGUNAKAN PESTISIDA NABATI
PADA TANAMAN JAGUNG DI KAMPUNG BANJAR SETIA KECAMATAN
BARADATU KABUPATEN WAY KANAN“
Waktu Pelaksanaan KIPA : 1 April s/d Juni 2023

Bulan/Minggu ke
No Kegiatan April Mei Juni
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
• Berangkat ke lokasi
• Melapor ke intansi
terkait
• Konsultasi dengan
1
pembimbing ektern
• Perkenalan dan
Penjelasan KIPA Kepada
pengurus kelompoktani
Pengambilan data skunder
2
dan primer
Mengolah dan
3
menganalisis data
• Konsultasi dengan
pembimbing intern dan
ektern
4 • Membuat rancangan
penyuluhan
• Penetapan materi
penyuluhan
5 Kegiatan penyuluhan
• Penyusunan KIPA
6
• Seminar Hasil
7 Ujian Komprehensif

29
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta

Astuti, Dwiningrum, Siti, Irene, 2011,Desentralisasi Dan Partisipasi


Masyrakat Dalam Membayar Pendidikan, Perpustakaan Pelajaran,
Yogyakarta

Ban, AW Van Den. dan HS. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian.


Kanisius.Yogyakarta

BPS. Way kanan dalam angka .2021. bps.waykanankab.go.id diakses pada 12


Januari 2023

Dadang dan D. Prijono. 2011. Pengembangan Teknologi Formulasi


Insektisida Nabati untuk Pengendalian Hama Sayuran dalam
Upaya Menghasilkan Produk Sayuran Sehat. Departemen
Proteksi Tanaman. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Bogor. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 16 (2):100-111.

Effendy, L. Fajar Gumelar. 2020. Tingkat adopsi pupuk Organik Padi Sawah di
Kecamatan Cikoneng Ciamis. Jurnal Sains dan Penelitian
Internasional. Volume 9 Edisi 4, April 2020

Effendy, L. Momon Rusmono. 2021. Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas


petani milenial komunitas petani cabai di Kabupaten Garut. Jurnal
Internasional Sains dan Teknologi Penelitian Inovasi. Volume 6
edisi 5,Mei 2021

Ginting, M. 2002. Strategi Komunikasi Bagi Penyuluh Pembangunan. DEP


SEP FP USU. Medan

Hasibuan, Malayu S.P 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,


Bandung, PT. Bumi Aksa.

30
Josef Riwu Kaho, 1988, Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik
Indonesia. Identifikasi Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi
Penyelenggaraannya, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

Lubis, Zulkarnain. Leni Handayani, Robby Pratama Sembiring. (2019).


PEMANFAATAN PESTISIDA NABATI DALAM
PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN. Prosiding
Seminar Nasional Hasil Pengabdian 2019. Universitas Muslim
Nusantara Al-Washliyah

Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta (ID):


Sebelas Maret University Press.

Mardikanto, Totok. 2010. Konsep- Konsep Pemberdayaan Masyarakat.


Cetakan ke-1. Surakarta (ID): UNS Press.

Mujiburrahmad, Mayansari Ira. 2019. Karakteristik Petani Dan Hubungannya


Dengan Kompetensi Petani Lahan Sempit Agrisep Vol (15) No. 2 ,
2014

Pasaribu dan Simanjuntak. (1986). Sosiologi dan Pembangunan. Bandung:


Tarsito

Roger, E.M, and F.F Shoemaker. 1987. Memasyarakatkan Ide-ide Baru.


Diterjemahkan Oleh Abdullah Hanafi. 1987. usaha Nasioanal.
Surabaya. Terjemahan dari : Communication of innovation Across
Cultural approach New York.

Siagian, P. Sondang, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta,


Bumi

Soekartawi, A. Soeharjo, L. Dillon dan J. Hardaker. 1986. Ilmu Usahatani dan


Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. Jakarta (ID) :
Universitas Indonesia Press.

Syakir, M. 2011. Status Penelitian Pestisida Nabati. Pusat Penelitian dan


Pengembangan Tanaman Perkebunan. Badan Litbang Pertanian.

31
Dalam Seminar Nasional Pestisida Nabati IV pada 15 Oktober 2011.
Jakarta. 9-18 hal.

Tirtawinata, Moh. Reza, Lisdiana Fachruddin. 1999. Daya Tarik dan


Pengelolaan Agrowisata. PT. Penebar Swadaya. Jakarta

Wood, M. E. 2002. Ecotourism: Principles, Practices and Policies for


Sustainability. UNEP.

Yustina,. 2007. Pemberdayaan Manusia Pembangunan yang Bermartabat. Medan


(ID) : Pustaka Bangsa Press.

32
Lampiran 1

KUESIONER
MOTIVASI PETANI TERHADAP PENGENDALIAN HAMA
DENGAN MENGGUNAKAN PESTISIDA NABATI
PADA TANAMAN JAGUNG DI KAMPUNG BANJAR SETIA KECAMATAN
BARADATU KABUPATEN WAY KANAN
Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Mohon dengan hormat bantuan mengisi identitas Bapak/Ibu pada isian titik-
titik yang telah disediakan.
2. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk menentukan
pilihan jawaban terhadap pernyataan yang tersedia dengan jujur dan sesuai
dengan keadaan sebenarnya.
3. Informasi yang didapat melalui kuesioner bersifat rahasia dan hanya
digunakan untuk keperluan akademik.
Identitas Responden (X1):

1. No. Responden :………………………...................


2. Nama :…………………………...............
3. Umur :................Tahun
4. Jenis Kelamin : (Laki-laki/Perempuan*)
5. Lama Menempuh Pendidikan : (…………………….*)
6. Pekerjaan :.......................................................
7. Pengalaman berusaha tani :.................Tahun
8. Nama Kelompoktani :......................................................
9. Kedudukan dalam kelompoktani :......................................................
10. Luas lahan garapan :................. (Ha)
11. Status lahan garapan :

33
Berikan tanda silang (√) pada pilihan jawaban yang dianggap paling benar pada
kolomjawaban yang tersedia.
FAKTOR INTERNAL ( X1)

Pilihan Jawaban

Tidak Kurang Sangat


No Pernyataan Setuju
setuju Setuju Setuju

1 2 3 4

Tingkat Usia

Faktor umur mempengaruhi seseorang dalam


pemahaman tentang motivasi petani dalam
1
pestisida nabati dalam pengendalian hama
pada tanaman jagung

Tingkat usia adalah faktor utama dalam


2 pengendalian hama dengan menggunakan
pestisida nabati pada tanaman jagung

Usia muda lebih mudah dalam merspon


informasi teknologi baru terutama dalam
3
pengendalian hama dengan menggunakan
pestisida nabati pada tanaman jagung

Pendidikan

Pendidikan yang rendah membuat seseorang


kesulitan untuk melaksanakan pengendalian
4
hama dengan menggunakan pestisida nabati
pada tanaman jagung

Pendidikan yang tinggi memudahkan orang


5 dalam pengendalian hama dengan
menggunakan pestisida nabati pada tanaman
jagung

Tingkat pendidikan mempengaruhi adopsi


petani dalam pengendalian hama dengan
6
menggunakan pestisida nabati pada tanaman
jagung

Luas Lahan

Luas lahan berpengaruh terhadap


7 pengendalian hama dengan menggunakan
pestisida nabati pada tanaman jagung

34
Semakin luas lahan yang digarap petani, maka
petani memiliki tingkat motivasi yang tinggi
8 pada pengendalian hama dengan
menggunakan pestisida nabati pada tanaman
jagung

Petani yang mempunyai lahan yang luas akan


lebih mudah menerapkan pengendalian hama
9
dengan menggunakan pestisida nabati pada
tanaman jagung

Pengalaman

Pengalaman melakukan usaha tani tentunya


dapat memberikan pemahaman terhadap
10
pengendalian hama dengan menggunakan
pestisida nabati pada tanaman jagung

Pengalaman usahatani mempengaruhi


motivasi petani dalam pengendalian hama
11
dengan menggunakan pestisida nabati pada
tanaman jagung

Faktor pengembangan pestisida nabati (X2)

Budidaya jagung hibrida

Jagung hibrida menjadi komoditas utama yang


ditanam

12

Perlu adanya inovasi dalam pengendalian


hama pada tanaman jagung

13

Jagung hibrida memberikan keuntungan bagi


petani

14

35
Serangan Hama Wereng

Hama wereng menyerang tanaman jagung


menimbulkan kerugian materiil

15

Serangan hama wereng harus diatasi agar


tidak merugikan petani

16

Serangan hama wereng yang merugikan


petani harus diatasi secara efektif dan efisien

17

Saat ini petani menggunakan pestisida kimia


untuk mengatasi hama wereng

18

Serangan hama wereng harus dikendalikan


dengan menggunakan pestisida yang ramah
lingkungan
19

Serangan hama wereng menimbulkan


kerugian materiil bagi petani

20

21 Serangan hama wereng merusak dan


menurunkan produktifitas jagung

36
Pestisida nabati

Saat ini petani menggunakan pestisida kimia


22 untuk mengatasi hama wereng

Penggunaan pestisida kimia menimbulkan


23 dampak negatif bagi lingkungan

Pestisida kimia harus diganti dengan pestisida


24 nabati yang mudah dibuat dan dari bahan
yang murah

Pestisida nabati memberikan dampak yang


25
baik bagi lingkungan dalam jangka panjang

Faktor Eksternal (X3)

kegiatan Penyuluhan

Pilihan Jawaban

Cukup Sangat
No Pernyataan
Tidak rutin Rutin rutin rutin

1 2 3 4

26 Kegiatan penyuluhan rutin dilaksanakan


minimal setiap dua minggu sekali

27 Penyuluhan penggunaan pestisida nabati pada


tanaman jagung dilakukan secara rutin

Kegiatan penyuluhan penggunaan pestisida


28 nabati pada tanaman jagung dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan petani

Metode Penyuluhan

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Tidak Kurang Sesuai Sangat


Sesuai Sesuai Sesuai

37
1 2 3 4

29 Metode/cara penyuluhan yang dilakukan oleh


penyuluh sesuai dengan kebutuhan

Penyuluh memberikan metode demonstrasi


30
agar memudahkan petani untuk memahami
materi yang disampaikan

Metode/cara penyuluhan yang digunakan


31 penyuluh tidak selalu sama pada setiap
pertemuannya

Media Penyuluhan

32 alat bantu yang digunakan penyuluh sesuai


dengan keadaan lokasi penyuluhan

Media/alat bantu yang digunakan penyuluh


33
sesuai dengan materi dan metode/cara
penyuluhan

34 Media penyuluhan membantu petani untuk


memahami materi yang disampaikan

Motivasi Petani (Y)

Pilihan Jawaban

Tidak Kurang Sangat


Mengetahu
No Pernyataan Mengetahu Mengetahu Mengetahu
i
i i i

1 2 3 4

Pengetahuan

35
Bapak/Ibu mengetahui tentang bahaya
pestisida kimia bagi lingkungan dan kesehatan

Bapak/Ibu mengetahui dampak lingkungan


36 dalam jangka panjang yang disebabkan oleh
penggunaan pestisida kimia

38
Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang
37 pestisida nabati yang dapat dibuat dari bahan
alam

Apkah Bapak/Ibu mengetahui bahwa pestisida


38 nabati memiliki dampak negatif yang lebih
sedikit dibandingkan pestisida kimia

Bapak/Ibu mengetahui cara membuat


39
pestisida nabati dari bahan sehari-hari

40
Bapak/Ibu mengetahui cara menerapkan
pestisida nabati bagi tanaman jagung

Bapak/Ibu mengetahui cara penanggulangan


41
hama wereng dengan menggunakan pestisida
nabati

Pilihan Jawaban

Tidak Kurang Sangat


No Pernyataan
setuju Setuju Setuju Setuju

1 2 3 4

Sikap

Bapak/Ibu setuju bahwa hama wereng pada


42 jagung harus ditanggulangi untuk
meminimalisir kemungkinan gagal panen

Bapak/Ibu setuju hama wereng dapat diatasi


43 dengan menggunakan pestisida baik pestisida
kimia maupun pestisida nabati

Bapak/Ibu setuju bahwa pestisida kimia


memberikan dampak negatif dalam jangka
44
panjang baik bagi lingkungan maupun
kesehatan petani

39
45 Bapak/Ibu setuju bahwa penggunaan pestisida
nabati akan memberikan dampak yang baik
bagi lingkungan dalma jangka panjang

46 Bapak/Ibu setuju meminimalisir penggunaan


pestisida kimia

Bapak/Ibu setuju menggunakan pestisida


47 nabati dalam menanggulangi hama wereng
pada tanaman jagung

Pilihan Jawaban

Tidak Kurang Sangat


No Pernyataan Terampil
terampil Terampil Terampil

1 2 3 4

Keterampilan

48 Bapak/Ibu terampil dalam budidaya tanaman


jagung

Bapak/Ibu terampil dalam menanggulangi


49 hama terutama hama wereng pada tanaman
jagung

Bapak/Ibu terampil dalam menggunakan


50 pestisida untuk menanggulangi hama wereng
baik pestisida kimia maupun pestisida nabati

51 Bapak/Ibu terampil dalam pembuatan


pestisida nabati dari bahan sehari-hari

Bapak/Ibu terampil dalam mengaplikasikan


52 pestisida nabati untuk menanggulangi hama
wereng pada tanaman jagung

40

Anda mungkin juga menyukai