Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS USAHA BAKSO TEMPE DI DESA

WONOKOYO KECAMATAN BEJI KABUPATEN


PASURUAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Disusun oleh:
GUNTUR DWI KURNIAWAN
D31221342

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


AGRIBISNIS JURUSAN MANAJEMEN
AGRIBISNIS POLITEKNIK NEGERI JEMBER
TAHUN 20224
ANALISIS USAHA BAKSO TEMPE DI DESA
WONOKOYO KECAMATAN BEJI KABUPATEN
PASURUA

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahli madya pertanian
(A.Md.P)
Program Studi Manajemen Agribisnis
Jurusan Manajemen
Agribisnis

oleh
Guntur Dwi Kurniawan
D31221342

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS


JURUSAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2024

i
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET
DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN MANAJEMEN
AGRIBISNIS

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL

1. Judul : Analisis usaha bakso tempe di Desa


Wonokoyo Kecamatan Beji Kabupaten
Pasuruan
2. Identitas Pelaksana :
a. Nama : Guntur Dwi Kurniawan
b. Nim : D31221342
c. Jurusan/Program Studi : Manajemen Agribisnis/Manajemen
Agribisnis
3. Lokasi : Desa Wonokoyo Kecamatan Beji
Kabupaten Pasuruan
4. Identitas Dosen Pembimbing :
Nama Lengkap :
NIP :
Jurusan/Program Studi :

5. Lama Kegiatan :

Pasuruan, 24 Februari 2024


Menyetujui
Dosen Pembimbing 1, Pelaksana

Guntur Dwi Kurniawan


NIM. D31221342

Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen Agribisnis

Linda Ekadewi Widyatami, SP, MP


NIP. 19840308 2001504 2 002

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL.........................................................ii


DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.............................................Error! Bookmark not defined.
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................2
1.4 Manfaat...................................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1 Kajian Terdahulu....................................................................................4
2.2 Landasan Teori.......................................................................................5
2.2.1 Kewira Usahaan..............................................................................5
2.2.2 Tempe.............................................................................................5
2.2.3 Analisis Usaha.................................................................................7
2.2.4 Pemasaran.......................................................................................7
BAB 3. METODE KEGIATAN...........................................................................9
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan.............................................................9
3.2 Metode Pengumpulan Data....................................................................9
3.3 Alat dan Bahan........................................................................................9
3.4 Metode Analisis....................................................................................12
3.4.1 Analisis BEP.................................................................................12
3.4.2 Analisis R/C Ratio ( Revenue cost ratio)......................................13
3.4.3 Analisis ROI (Return On Invendmen)...........................................14
3.5 Proses Produksi.....................................................................................14
3.6 Pemasaran.............................................................................................16

iii
BAB 4. JADWAL KEGIATAN LAPORAN AKHIR........................................18
BAB 5. RENCANA ANGGARAN BIAYA.........................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20

iv
DAFTAR TABEL

2.1 Komposisi Kimia kedelai Dan Tempe...............................................................6


3.1 Alat Yang Digunakan Dalam Membuat Bakso Tempe....................................10
3.2 Bahan Yang Digunakan Dalam Membuat Bakso Tempe.................................11
3.3 Bahan Penunjang Yang Digunakan Dalam Membuat Bakso Tempe...............12
4.1 Jadwal Kegiatan Laporan Akhir.......................................................................18
5.1 Rencana Anggaran Biaya.................................................................................19

v
DAFTAR GAMBAR

3.1 Alur Proses Produksi.................................................................................15


3.2 Saluran Distribusi Langsung.....................................................................16

vi
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat ini perubahan yang terjadi dalam Masyarakat dibidang
konsumsi pangan sudah sangat berkembang. Tuntutan Masyarakat dalam
konsumsi pangan yang sangat beragam sehingga produsen di tuntut untuk
membuat inovasi baru dengan tujuan memenuhi tuntutan konsumsi
Masyarakat dari apa yang sudah ada menjadi hal yang baru. Pada saat ini
produk tempe sudah sangat banyak beredar di pasaran,sehingga usaha olahan
tempe akan menjadi opsi usaha yang baik untuk di lakukan karena
ketersediaan bahan baku yang melimpah.
Bisnis olahan tempe merupakan bisnis dengan prospek yang baik. Dapat
di lihat dari harga bahan baku tempe yang terjangkau namun harga olahan
tempe memiliki harga yang cukup tinggi,serta di imbangi dengan daya minat
beli Masyarakat pada olahan tempe seperti contoh pada Bakso tempe. Pada
perencanaan usaha saya ini, saya di dasari dari banyaknya produk tempe yang
sudah banyak beredar di Masyarakat sehingga dengan bahan baku yang
melimpah kelancaran dalam bisnis ini. Hal yang paling utama untuk di
perhatikan dalam bisnis adalah kualitas produk untuk memberikan kepuasan
kepada pelanggan. Di sisi lain juga yang paling penting dalam berbisnis yaitu
strategi marketing yang akan di gunakan untuk meningkatkan daya saing
terhadap competitor.
Bakso tempe merupakan salah satu inovasi yang dapat meningkatkan nilai
jual dari produk tempe itu sendiri. Tempe dapat di campurkan dengan adonan
bakso, tempe di gunakan sebagai pengganti daging sapi sehingga harga
produksi dapat lebih murah.
Usaha berbahan baku tempe dapat menjadi peluang usaha yang
menjanjikan karena faktor bahan baku dan pasar sudah tersedia. Pada olahan
bakso tempe memiliki nilai jual yang cukup tinggi serta daya simpan yang
cukup lama jika disimpan dengan baik kira – kira sekitar 1 bulan jika di
simpan didalam kulkas. Serta dengan kemasan yang baik dan rapih akan
menambah
1
minat beli konsumen karena tertarik pada kemasan serta mudah untuk di
bawa kemanapun dan kapanpun.
Bakso tempe ini dikemas dengan kemasan frozenfood sebagai inovasi
yang akan mengikuti kemauan konsumen yang ingin makanan yang instan
dan siap saji tanpa perlu memakan waktu lama. Dengan inovasi bakso tempe
frozen dapan meningkatkan kepuasan konsumen yang berdampak dalam
kelancaran bisnis.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat dirumuskan dalam
penulisan proposal tugas akhir ini adalah:
1. Bagaimana proses produksi Bakso tempe di Desa Wonokoyo Kecamatan
Beji Kabupaten Pasuruan.
2. Bagaimana analisis usaha Bakso tempe di Desa Wonokoyo Kecamatan
Beji Kabupaten Pasuruan.
3. Bagai mana pemasaran Bakso tempe di Desa Wonokoyo Kecamatan Beji
Kabupaten Pasuruan.

1.3 Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, Adapun tujuan penulisan proposal
tugas akhir ini adalah:
1. Melakukan proses produksi Bakso tempe di Desa Wonokoyo Kecamatan
Beji Kabupaten Pasuruan.
2. Menganalisis usaha Bakso tempe di Desa Wonokoyo Kecamatan Beji
Kabupaten Pasuruan.
3. Melakukan kegiatan pemasaran produk Bakso tempe di Desa Wonokoyo
Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan.

1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan di atas manfaat yang dapat di peroleh dari penulisan
proposal tugas akhir ini adalah:

2
1. Sebagai Upaya meningkatkan kreatifitas dan inovasi agar dapat
menambah nilai jual dari bakso tempe.
2. Meningkatkan wawasan dalam meraih peluang usaha.
3. Sebagai sumber informasi bagi mahasiswa yang ingin melaksanakan
tugas akhir dengan tema yang sejenis.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Terdahulu


Kajian terdahulu bertujuan untuk mengetahui hasil analisa dari pengkaji
sebelumnya yang masih berkaitan dengan pembahasan dalam kajian yang
selanjutnya. Penyusunan laporan tugas akhir, kajian terdahulu sangat penting
untuk dilakukan yakni digunakan sebagai acuan, baik dalam langkah-
langkah dan penyusunannya. Berikut beberapa kajian terdahulu dari tugas akhir
yang digunakan. Nila Widya Wahyuningtyas (2020) dengan tugas akhir yang
berjudul “Analisis Usaha Keripik Tempe Buah Naga Di Desa Tambakrejo
Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi” menyatakan bahwa usaha yang
dilakukan menggunakan analisis usaha BEP (produksi) dan BEP (harga), R/C
Ratio. Adapun analisis didapat nilai BEP (produksi) sejumlah 20 kemasan dari
total produksi 25 kemasan dan BEP (harga) sebesar Rp. 4.909.- dengan harga jual
sebesar Rp. 6.000 per kemasan, sehingga didapatkan R/C Ratio 1,22, dan nilai
ROI sebesar 7%.
Berdasarkan analisis yang dilakukan usaha tersebut layak untuk diusahakan.
Bella Ratna Mitta (2022) dengan tugas akhir yang berjudul “ Analisis
Usaha Stik Tempe Rasa-Rasa di Desa Yosomulyo Kecamatan Gambiran
Kabupaten Banyuwangi” menyatakan bahwa usaha yang dilakukan menggunakan
analisis usaha BEP (produksi) dan BEP (harga), R/C Ratio. Adapun analisis
didapat nilai BEP (produksi) sejumlah 12,7 kemasan dari total produksi 21
kemasan dan BEP (harga) sebesar Rp. 4.838,48.- dengan harga jual sebesar Rp.
8.000 per kemasan, sehingga didapatkan R/C Ratio 1,653, dan nilai ROI sebesar
7,3%. Berdasarkan analisis yang dilakukan usaha tersebut layak untuk diusahakan.
Alfi Anis Susanti Windasari (2024) dengan tugas akhir yang berjudul
“Analisis Usaha Sambal Goreng Kering TANGPERI (Kentang Tempe Teri) di
Desa Sumber Jeruk Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember” menyatakan bahwa
usaha yang dilakukan menggunakan analisis usaha BEP (produksi) dan BEP
(harga), R/C Ratio. Adapun analisis didapat nilai BEP (produksi) sejumlah
14,79860133 kemasan dari total produksi 20 kemasan dan BEP (harga) sebesar

4
Rp. 11.098,951.-

5
dengan harga jual sebesar Rp. 15.000 per kemasan, sehingga didapatkan R/C
Ratio 1,35, dan nilai ROI sebesar 12,61%. Berdasarkan analisis yang dilakukan
usaha tersebut layak untuk diusahakan.
Kajian terdahulu diatas dapat digunakan sebegai pembanding usaha bakso
tempe, dengan membandingkan melalui proses produksi, analisis usaha diatas
seperti BEP (harga), BEP (produksi), R/C Ratio dan ROI, maka dapat diketahui
bahwa usaha diatas menguntungkan dan layak untuk diusahakan.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Kewira Usahaan
Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreatifitas, keinovasian, dan
keberanian menghadapi risiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk
membentuk dan memelihara usaha baru (Suyaman, D.J, 2015)

2.2.2 Tempe
Tempe adalah produk fermentasi asli Indonesia yang telah lama
dikenal secara turun temurun dan menjadi hidangan sehari-hari oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia. Seiring dengan bertambahnya
waktu, tempe juga mulai digemari oleh berbagai kelompok masyarakat di
berbagai belahan dunia, utamanya dari berbagai negara barat seperti
Eropa dan Amerika Serikat. Tempe dalam ejaan bahasa Indonesia atau
dalam bahasa Inggris dikenal sebagai “tempeh” adalah nama kolektif
untuk produk pangan hasil fermentasi kacang-kacangan atau biji-bijian
oleh kapang fermentatif dari jenis Rhizopus sp. Tempe berbentuk massa
yang kompak dan dapat diiris. Jenis kacang-kacangan yang banyak
digunakan sebagai bahan baku tempe adalah kacang kedelai yang
berwarna kuning (Nount dan Kiers 2005).

6
Tabel 2.1 Komposisi kimia kedelai dan tempe
Komponen kedelai Tempe segar Tempe dikeringkan
Air (%) 2 64 2
Potein (%) 47,5 18,3 48,75
Nitrogen (%) 7,6 2,9 7,8
Lemak (%) 30,5 4 29,5
Asam lemak basah (%) 0,5 - 21
Karbohidrat (%) - 127 -
Abu - - -
Serat kasar - - -
Ammonia,%total 0,1 - 1,7
nitrogen
Nitrogen larut air (%) 6,5 - 39
Nitrogen larut dalam 5,9 - 28
TCA (%)
Nitrogen larut dalam 3,3 - 24
etanol
Padatan larutan air (%) 14 28 34
Kalsium (%) - 0,13 -
Fosfor (%) - 0,15 -
Zat besi (%) - 0,01 -
Vitamin-B1 (%) 0,001 - 0,0004
Vitamin A (IU) - 5 -
Pantotenat (%) 0,00046 - 0,00033
Riboflafin (%) 0,0003 - 0,0007
Niasin (%) 0,0009 - 0,0060
Vitamin B-12 (%) 15 x 10-8 - 5 x 10-6
Ph 5 6,5 – 6,9 -
Sumber : Steinkraus et al.2024

7
2.2.3 Analisis Usaha
Analisis usaha dilakukan untuk memprediksi, merencanakan, hingga
mengevalusai suatu usaha baik yang sudah dijalankan ataupun yang baru akan
dimulai. Tujuan dari adanya analisa usaha ini untuk mengantisipasi atau
mengurangi adanya resiko kegagalan yang mungkin terjadi dan untuk mengetahui
usaha tersebut menguntungkan atau tidak. Analisis usaha dapat dilakukan dengan
beberapa metode perhitungan, yaitu.
a. Break Event Point (BEP)
Analisis BEP (Break Event Point) merupakan titik impas dari suatu usaha
atau peluang modal atau titik temu antara total biaya dengan total output
(penerimaan). Perhitungan BEP terdiri atas BEP produksi dan BEP harga
jual produk (Rukmana dan Yudirachman, 2015)
b. Revenue / Cost Ratio
Analisis R/C Ratio, merupakan perbandingan antara total penerimaan
dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dinilai menguntungkan
apabila R/C Ratio lebih besar dari 1 (Rukmana dan Yudirachman, 2015)
c. Return On Investment (ROI)
Return On Investment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil
(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau ukuran
efisiensi manajemen. Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang
dikendalikannya dengan mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya
rasio ini diukur dengan persentase (%) (Kasmir, 2014). Rasio ini
menjukkann produktivitas dari keseluruhan dana perusahaan, baik modal
pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin
tidak baik, demikian sebaliknya. Artinya, rasio ini digunaka untuk
mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi perusahaan (Kasmir,2014)

2.2.4 Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan, mengatur lembaga, dan proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan bertukar penawaran yang
nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat pada umumnya. (Kotler and

8
Keller, 2016). Dalam aspek pemasaran terdapat beberapa hal yang harus di
perhatikan untuk menunjang keberlangsungan bisnis ini. Beberapa aspek yang
harus di perhatikan yaitu:
1. strategi pemasaran (marketing strategy)
strategi pemasaran (marketing strategy) adalah menentukan pasar
target dan bauran pemasaran yang terkait. Strategi ini merupakan
gambaran besar mengenai yang akan dilakukan oleh suatu perusahaan
disuatu pasar (Canon dkk, 2008:40). Dibutuhkan dua bagian yang
saling berkaitan:
a. Pasar target (target market) yaitu kelompok pelanggan yang
homogen yang ingin ditarik oleh perusahaan tersebut. (Canon dkk,
2008:40)
b. Bauran pemasaran (marketing mix) yaitu variabelvariabel yang
akan diawasi yang disusun oleh perusahaan tersebut untuk
memuaskan kelompok yang ditarget. (Canon dkk, 2008:40))
2. Segmentasi pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar ke dalam
kelompok-kelompok yang berbeda. Masing-masing kelompok tersebut
terdiri dari konsumen yang mempunyai ciri sifat yang sama atau
hampir sama. (Assauri, 2015)
3. Strategi penetapan harga
Definisi harga yaitu sebagai jumlah unit moneter yang harus
diserahkan pembeli untuk satu unit produk (Simon & Fassnacht, 2019).
strategi penetapan harga menjadi semakin penting sebagai faktor
eksternal dan internal yang memiliki dampak pada keputusan bisnis.
Faktor internal meliputi karakteristik produk, daur hdup produk, biaya
produksi, biaya distribusi, tujuan perusahaan, dll. Faktor eksternal
merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.
Misalnya, karakteristik pasar, presferensi konsumen, peraturan
pemerintah, dll (Jampala, 2016).

9
BAB 3 METODE KEGIATAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pelaksanaan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis usaha bakso tempe di
Desa Wonokoyo Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan” dilaksanakan selama 4
bulan, yaitu dimulai dari bulan Maret 2024 sampai Juni 2024. Tempat produksi
Tugas Akhir ini dilaksanakan di Kabupaten Pasuruan.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pelaksanaan Tugas
Akhir Analisi Usaha Bakso Tempe di Desa Wonokoyo, Kecamatan Beji,
Kabupaten Pasuruan dilakukan melalui dua tahap yaitu, sebagai berikut:
a. Pengumpulan Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung
dari pelaksanaan Tugas Akhir baik dimulai dari data biaya yaitu biaya
variabel dan biaya tetap. Data harga yaitu total produksi, penerimaan, laba,
dan total asset. Proses produksi dengan mengumpulkan data terkait alat,
bahan dan cara pembuatan.
b. Pengumpulan Data Sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak
langsung dengan cara mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
seperti mengumpulkan data terkait pembanding harga dengan produk
pesaing dan mengumpulkan data statistic serta mencari informasi dari
berbagai literatur yang berkaitan dengan tugas akhir.

3.3 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam proses produksi Banoffeee dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:

1
0
Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam pembuatan Bakso tempe:
No. Alat Spesifikasi Fungsi
1. Kompor gas Kompor gas 2 tungku Alat bantu dalam pembuatan
bakso tempe
2. Tabung gas Kapasitas 3 kg Sebagai tempat penyimpanan
gas LPG
3. Baskom Diameter 55 cm Sebagai wadah pembuatan
adonan bakso tempe
4. Kukusan/ Diameter 30 cm, tinggi 19 Sebagai tempat mengukus
steamer cm dengan kapasitas 3 tempe pada awal proses
liter
5. Panci Panci berdiameter 44 cm Sebagai tempat merebus
adonan bakso tempe yang telah
dibuat
6. Ulekan Ulekan dengan panjang Sebagai alat bantu untuk
22 cm menghaluskan tempe yang
telah direbus
7. Sendok Sendok makan yang Sebagai alat bantu
terbuat dari stainless steel memasukkan bahan pelengkap
ke adonan
8. Serok bakso Panjang gagang serok 32 Alat bantu untuk mengambil
cm, diameter serok 9 cm, bakso tempe yang telah masak
tinggi serok 8 cm setelah direbus dari panci
9. Nampan Nampan berdiameter 60 Sebagai alas tempat meniriskan
cm bakso tempe yang telah masak
10. Pisau Pisau dapur Sebagai alat bantu memotong
bahan untuk adonan bakso
tempe
Sumber: Data primer (2023)

10
Tabel 3.2 Bahan yang digunakan dalam pembuatan Bakso tempe:
No. Bahan spesifikasi Fungsi
1. Gas lpg 3kg Isi dari gas LPG berkapasitas Sebagai bahan bakar produksi
3 kg bakso tempe
2. Air putih Air putih yang bersih dan Sebagai bahan merebus
belum dimasak tempe dan adonan bakso
serta sebagai pengalis
adonan
bakso
3. Tempe Tempe dengan tinggi 8 cm, Sebagai bahan baku
Panjang 24 cm, dan berat 500 pembuatan bakso tempe
gram
4. Telur Telur ayam Sebagai bahan perekat
adonan serta agar adonan
lebih gurih
5. Tepung tapioka Tepung tapioka dengan berat Sebagai bahan perekat dan
1 kemasan 500 gram pengenyal adonan tempe
6. Kaldu ayam Kaldu ayam bubuk dengan Sebagai penyedap dalam
berat 250 gram/sachet adonan tempe
7. Bawang putih Bawang putih dengan ukuran Sebagai perasa dan penyedap
sedang dan tidak busuk dan agar tempe terasa lebih
gurih
8. Merica Merica sachet dengan berat 4 Sebagai bahan pelengkap
gram/sachet untuk rasa bakso tempe
9. Garam Berat 500 gram Sebagai pemberi rasa gurih
pada bakso tempe
10. Bawang merah Bawang merah dengan Sebagai bahan pelengkap
ukuran sedang dan berwarna rasa adonan bakso tempe
keunguan serta tidak busuk
11. Sambal cabai Terbuat dari cabai asli dan Sebagai perasa pedas pada
bukan produk pabrik kuah bakso tempe
12. Kaldu bakso Kaldu bakso sachet dengan Sebagai bumbu perasa kadu
bubuuk berat 250 gram/ sachet bakso tempe
Sumber: Data primer (2023)

11
Table 3.3 Bahan penunjang yang digunakan dalam proses produksi
No. Bahan Spesifikasi Fungsi
1. Sarung tangan Sarung tanangan terbuat Sebagai alat pelindung tangan
plastik dari plastik dan sudah food saat proses produksi bakso tempe
grade
2. Label Terbuat dari kertas sticker Sebagai identitas produk
yang dilapisi perekat
3. Plastik Berbentuk makok plastik Sebagai kemasan produk bakso
thinwall dengan ukuran 300 ml tempe
4. Kuota internet Berbentuk voucher Sebagai bahan penunjang
promosi
5. Transportasi Kendaraan yang Sebagai sarana transportasi
(BBM) menggunakan bengsin
6. listrik Token pulsa Sebagai sumber energi untuk
menghidupkan mesin elektronik
Sumber: Data primer (2023)

3.4 Metode Analisis


Metode analisis yang digunakan dalam usaha banoffeee pada tugas akhir
ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha tersebut. Analisis yang
digunakan antara lain:
3.4.1 Analisis BEP (Break Event Point)
Analisis BEP (Break Event Point) merupakan titik impas dari suatu usaha
atau peluang modal atau titik temu antara total biaya dengan total output
(penerimaan). Perhitungan BEP terdiri atas BEP produksi dan BEP harga jual
produk (Rukmana dan Yudirachman, 2015). Perhitungan BEP dapat dilihat pada
keterangan rumus 3.1 dan 3.2.
a. BEP Produksi
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎
𝐵𝐸𝑃 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝐼 = .........................................(3.1)
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑢𝑛𝑖𝑡
Analisis usaha ini digunakan untuk mengetahui jumlah unit produksi untuk
mencapai titik impas produk.

12
b. BEP Harga

𝐵𝐸𝑃 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎


..........................................................(3.2)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
Analisis ini digunakan untuk mengetahui beberapa harga yang harus
ditetapkan agar mencapai titik impas.
Keterangan:
Total Biaya = Biaya Variabel + Biaya Tetap
Total Produksi = Jumlah produk dalam 1 kali produksi
Kriteria perhitungan analisis BEP.
1. Jika harga jual dan jumlah produksi sama dengan BEP maka usaha tersebut
tidak mengalami keuntungan maupun kerugian atau berada berada di titik
impas.
2. Jika harga jual dan jumlah produksi melebihi BEP maka usaha tersebut
mengalami keuntungan.
3. Jika harga jual dan jumlah produksi kurang dari BEP maka usaha tersebut
mengalami kerugian

3.4.2 Analisis R/C Ratio (Revenue Cost Ratio)


Analisis R/C Ratio. merupakan perbandingan antara total penerimaan
dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dinilai menguntungkan apabila
R/C Ratio > 1 (Rukmana dan Yudirachman, 2015) Perhitungan R/C Ratio dapat
dilihat pada keterangan rumus 3.3.

R/C 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = Total Penerimaan (TR)


...............................................(3.3)
Total Biaya (TC)
Keterangan:
Total Penerimaan = Jumlah Produksi x Harga jual per unit Kriteria analisis usaha:
a. Jika R/C Ratio > 1, maka usaha yang dijalankan mendapatkan keuntungan atau
layak untuk dijalankan.
b. Jika R/C Ratio < 1, maka usaha yang dijalankan mengalami kerugian atau tidak
layak dijalankan
c. Jika R/C Ratio = 1, maka usaha yang dijalankan berada di titik impas.
13
3.4.3 Analisis ROI (Return On Invedtment)
Analisis ROI (Return On Investment) merupakan rasio yang menunjukkan
hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau sutu
ukuran tentang efisiensi manajemen. Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh
aktiva yang dikendalikannya dengan mengabaikan sumber penadanaan dan
biasanya rasio ini diukur dengan persentase (Kasmir, 2014). Perhitungan ROI
dapat dilihat pada keterangan rumus 3.4.

ROI = Laba Bersih


..............................................................................(3.4)
Total Aset
Keterangan :
Kriteria ROI :
a. Jika ROI > 0%, maka usaha tersebut menguntungkan.
b. Jika ROI < 0%, maka usaha tersebut tidak menguntugkan atau rugi.

3.5 Proses produksi


Proses produksi Bakso tempe dilakukan dengan beberapa tahap yang
meliputi
a. Persiapan alat dan bahan
Persiapan alat daan bahan adalah langkah awal dalam proses pembuatan suatu
produk. Alat yang digunakan dalam proses produksi yaitu kompor gas 2 tungku,
tabung gas, sendok makan, baskom, pisau, kukusan, panci, ulekan, serok bakso,
nampan. Bahan – bahan yang digunakan dalam produksi bakso tempe yaitu air
putih,tempe, telur, tepung tapioka, kaldu ayam, bawang putih, merica, garam,
bawang merah, sambal, kaldu bakso bubuk.
b. Pembuatan Bakso tempe.
Langkah awal pembuatan bakso tempe adalah pembuatan adonan bakso
tempe membutuhkan beberapa bahan yaitu tempe, garam, kaldu ayam, tepung
tapioka. Adonan bakso tempe ini dimulai dengan memotong tempe menjadi dadu
dengan ukuran kurang lebih 10 cm tujuannya untuk mempersingkat waktu
pengukusan tempe, kemudian tempe yang telah di potong – potong dikukus
dengan

14
kukusan sekitar 10 menit. Setelah 10 menit tempe yang masih panas dimasukkan
kedalam baskom supaya mudah untuk di haluskan dengan ulekan. Tepung tapioka
dicampurkan sedikit demi sedikit kedalam adonan tempe yang telah dihaluskan
serta ditambah garam dan kaldu ayam secukupnya, adonan bakso tempe di aduk
hingga kalis. Adonan bakso tempe yang telah kalis di bulatkan dengan tangan
sampai adonan habis. Adonan bakso tempe yang telah berbentuk bulat direbus di
air mendidih hingga bakso tempe terapung kurang lebih 10 – 15 menit. Tempe
yang telah matang ditiriskan hingga air berhenti menetes dan tempe tidak lagi
lengket.
c. Pengemasan dan pelabelan
Tahap terakhir pada proses produksi bakso tempe adalah pengemasan dan
pelabelan. Dalam proses pengemasan bakso tempe yang telah di tiriskan dan tidak
lengket satu sama lain di kemas dengan plastik kemudian di vakum, stelah bakso
di kemas lalu dimasukkan kedalam plastik thinwall, kemudian kaldu bakso bubuk
dan sambal cabai dimasukkan di samping kemasan bakso. Stelah semua
dimasukkan plastik thinwall di tutup dengan rapat dan diberi label yang bertujuan
agar dapat dikenal oleh para konsumen.
Adapun bagan alur prses produksi bakso tempe disajikan dalam gambar
3.1 sebagai berikut :

Persiapan Alat dan Bahan

Pembuatan Bakso Tempe

Pengemasan dan Pelabelan

Gambar 3.1 Alur proses produksi


Sumber : Data primer 2024
15
3.6 Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan, mengatur lembaga, dan proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan bertukar penawaran yang
nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat pada umumnya. (Kotler and
Keller, 2016). Adapun pemasaran yang digunakan dalam usaha pembuatan Bakso
tempe yaitu :
a. Product (Produk)
Produk yang ditawarkan dalam tugas akhir ini merupakan inovasi yang
memanfaatkan tempe sebagai bahan utama pembuatan bakso tempe. Bakso tempe
dikemas dengan plastik thinwall ukuran 300 ml yang sangat simple sehingga
mudah untuk dibawa kemana saja.
b. Price (Harga)
Harga produk bakso tempe ditentukan berdasarkan metode penentuan
harga jual agar harga yang ditetapkan sesuai dengan keuntungan yang diinginkan.
Dalam menentukan harga jual produk juga mempertimbangkan harga produk
sejenis yang ada di pasaran. Harga yang ditawarkan harus mampu dijangkau oleh
semua kalangan masyarakat.
c. Place (Tempat)
Sistem pemasaran produk bakso tempe dipasarkan dengan pemasaran
secara langsung kepada konsumen (direct marketing), yaitu pemasaran dengan
menjual bakso tempe secara langsung kepada konsumen. Saluran pemasaran
langsung dapat digambarkan sebagai berikut :

Produsen Konsumen

Gambar 3.2 Saluran distribusi langsung

16
d. Promotion (Promosi)
Promosi yang akan dilakukan dalam pemasaran bakso tempe ini secara
langsung dan secara tidak langsung. Penjualan secara langsung dilakukan dengan
cara menawarkan produk secara langsung pada konsumen dan pemasaran tidak
langsung bisa melakukan promosi tersebut melalui media sosial.

17
BAB 4. JADWAL KEGIATAN LAPORAN AKHIR

Rencana pelaksanaan kegiatan laporan akhir ini akan dilaksanakan selama


kurang lebih 4 bulan, yaitu dimulai dari bulan Maret 2024 sampai Juni 2024.
Jadwal rencana kegiatan tugas akhir disajikan dalam tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Laporan Akhir
Bulan
No. Kegiatan Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan awal
2. Studi Pustaka
Pembuatan
3.
proposal
4. Seminar proposal
Produksi dan
5.
pemasaran
6. Pengolahan data
7. Penyusunan laporan
8. Ujian
9. Revisi laporan
Penggandaan
10.
laporan
Sumber : Data primer 2024

18
BAB 5. RENCANA ANGGARAN BIAYA

Perkiraaan biaya ayang akan dikeluarkan dalam pelaksanaan Tugas Akhir


yang berjudul Analisis Usaha bakso tempe di Kabupaten Pasuruan dari persiapan
awal sampai proses penggandaan laporan disajikan dalam tabel 5.1 sebagai
berikut Tabel 5.1 Rencana Anggaran Biaya
No. Nama Kegiatan Biaya (Rp)
1. Persiapan Awal 20.000
2. Pembuatan Proposal 50.000
3. Seminar Proposal 100.000
4. Produksi dan pemasaran 500.000
5. Penyusunan Laporan 60.000
6. Ujian Tugas Akhir 150.000
7. Revisi Laporan 50.000
8. Penggandaan laporan 200.000
Jumlah 1.130.000
Sumber : Data Primer 2024

19
Daftar Pustaka

Assauri. 2005. Dasar – dasar pemasaran. Edisi 1. Malang: Ahlimedia press

Canon dkk. 2008. Dasar – dasar pemasaran. Edisi 1. Malang: Ahlimedia press

Jampala. 2016. Dasar – dasar pemasaran. Edisi 1. Malang: Ahlimedia press

Kasmir, 2014. Kewirausahaan. Edisi revisi. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.


Kotler and Keller, 2016. Dasar – dasar pemasaran. Edisi 1. Malang:
Ahlimedia press

Mitta, B.R. (2022) Analisis Usaha Stik Tempe Rasa-Rasa di Desa Yosomulyo
Kecamatan Gambiran Kabupaten Banyuwangi. Jember : Politeknik Negeri
Jember.
Nount dan Kiers. 2005. Tinjauan ilmiah Teknologi pengolahan tempe kedelai. Edisi
1. Bogor : Perhimpunan ahli Teknologi pangan Indonesia.

Rukmana dan Yudirachman. 2015. Untung Selangit dari Agribisnis Teh. Edisi
1.Yogyakarta : Lily Publisher.

Suyaman,D.J. 2015. Kewira usahaan dan industri kreatif. Bandung: Alfabeta.

Wahyunintyas, N.W. (2020) Analisis Usaha Keripik Tempe Buah Naga Di Desa
Tambakrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. Jember :
Politeknik Negeri Jember.

Windasari, A.A.S. (2024) Analisis Usaha Sambal Goreng Kering TANGPERI


(Kentang Tempe Teri) di Desa Sumber Jeruk Kecamatan Kalisat Kabupaten
Jember. Jember : Politeknik Negeri Jember.

20

Anda mungkin juga menyukai