Disusun oleh:
GUNTUR DWI KURNIAWAN
D31221342
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahli madya pertanian
(A.Md.P)
Program Studi Manajemen Agribisnis
Jurusan Manajemen
Agribisnis
oleh
Guntur Dwi Kurniawan
D31221342
i
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET
DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN MANAJEMEN
AGRIBISNIS
5. Lama Kegiatan :
Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen Agribisnis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 4. JADWAL KEGIATAN LAPORAN AKHIR........................................18
BAB 5. RENCANA ANGGARAN BIAYA.........................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, Adapun tujuan penulisan proposal
tugas akhir ini adalah:
1. Melakukan proses produksi Bakso tempe di Desa Wonokoyo Kecamatan
Beji Kabupaten Pasuruan.
2. Menganalisis usaha Bakso tempe di Desa Wonokoyo Kecamatan Beji
Kabupaten Pasuruan.
3. Melakukan kegiatan pemasaran produk Bakso tempe di Desa Wonokoyo
Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan.
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan di atas manfaat yang dapat di peroleh dari penulisan
proposal tugas akhir ini adalah:
2
1. Sebagai Upaya meningkatkan kreatifitas dan inovasi agar dapat
menambah nilai jual dari bakso tempe.
2. Meningkatkan wawasan dalam meraih peluang usaha.
3. Sebagai sumber informasi bagi mahasiswa yang ingin melaksanakan
tugas akhir dengan tema yang sejenis.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Rp. 11.098,951.-
5
dengan harga jual sebesar Rp. 15.000 per kemasan, sehingga didapatkan R/C
Ratio 1,35, dan nilai ROI sebesar 12,61%. Berdasarkan analisis yang dilakukan
usaha tersebut layak untuk diusahakan.
Kajian terdahulu diatas dapat digunakan sebegai pembanding usaha bakso
tempe, dengan membandingkan melalui proses produksi, analisis usaha diatas
seperti BEP (harga), BEP (produksi), R/C Ratio dan ROI, maka dapat diketahui
bahwa usaha diatas menguntungkan dan layak untuk diusahakan.
2.2.2 Tempe
Tempe adalah produk fermentasi asli Indonesia yang telah lama
dikenal secara turun temurun dan menjadi hidangan sehari-hari oleh
sebagian besar masyarakat Indonesia. Seiring dengan bertambahnya
waktu, tempe juga mulai digemari oleh berbagai kelompok masyarakat di
berbagai belahan dunia, utamanya dari berbagai negara barat seperti
Eropa dan Amerika Serikat. Tempe dalam ejaan bahasa Indonesia atau
dalam bahasa Inggris dikenal sebagai “tempeh” adalah nama kolektif
untuk produk pangan hasil fermentasi kacang-kacangan atau biji-bijian
oleh kapang fermentatif dari jenis Rhizopus sp. Tempe berbentuk massa
yang kompak dan dapat diiris. Jenis kacang-kacangan yang banyak
digunakan sebagai bahan baku tempe adalah kacang kedelai yang
berwarna kuning (Nount dan Kiers 2005).
6
Tabel 2.1 Komposisi kimia kedelai dan tempe
Komponen kedelai Tempe segar Tempe dikeringkan
Air (%) 2 64 2
Potein (%) 47,5 18,3 48,75
Nitrogen (%) 7,6 2,9 7,8
Lemak (%) 30,5 4 29,5
Asam lemak basah (%) 0,5 - 21
Karbohidrat (%) - 127 -
Abu - - -
Serat kasar - - -
Ammonia,%total 0,1 - 1,7
nitrogen
Nitrogen larut air (%) 6,5 - 39
Nitrogen larut dalam 5,9 - 28
TCA (%)
Nitrogen larut dalam 3,3 - 24
etanol
Padatan larutan air (%) 14 28 34
Kalsium (%) - 0,13 -
Fosfor (%) - 0,15 -
Zat besi (%) - 0,01 -
Vitamin-B1 (%) 0,001 - 0,0004
Vitamin A (IU) - 5 -
Pantotenat (%) 0,00046 - 0,00033
Riboflafin (%) 0,0003 - 0,0007
Niasin (%) 0,0009 - 0,0060
Vitamin B-12 (%) 15 x 10-8 - 5 x 10-6
Ph 5 6,5 – 6,9 -
Sumber : Steinkraus et al.2024
7
2.2.3 Analisis Usaha
Analisis usaha dilakukan untuk memprediksi, merencanakan, hingga
mengevalusai suatu usaha baik yang sudah dijalankan ataupun yang baru akan
dimulai. Tujuan dari adanya analisa usaha ini untuk mengantisipasi atau
mengurangi adanya resiko kegagalan yang mungkin terjadi dan untuk mengetahui
usaha tersebut menguntungkan atau tidak. Analisis usaha dapat dilakukan dengan
beberapa metode perhitungan, yaitu.
a. Break Event Point (BEP)
Analisis BEP (Break Event Point) merupakan titik impas dari suatu usaha
atau peluang modal atau titik temu antara total biaya dengan total output
(penerimaan). Perhitungan BEP terdiri atas BEP produksi dan BEP harga
jual produk (Rukmana dan Yudirachman, 2015)
b. Revenue / Cost Ratio
Analisis R/C Ratio, merupakan perbandingan antara total penerimaan
dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dinilai menguntungkan
apabila R/C Ratio lebih besar dari 1 (Rukmana dan Yudirachman, 2015)
c. Return On Investment (ROI)
Return On Investment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil
(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau ukuran
efisiensi manajemen. Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang
dikendalikannya dengan mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya
rasio ini diukur dengan persentase (%) (Kasmir, 2014). Rasio ini
menjukkann produktivitas dari keseluruhan dana perusahaan, baik modal
pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin
tidak baik, demikian sebaliknya. Artinya, rasio ini digunaka untuk
mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi perusahaan (Kasmir,2014)
2.2.4 Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan, mengatur lembaga, dan proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan bertukar penawaran yang
nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat pada umumnya. (Kotler and
8
Keller, 2016). Dalam aspek pemasaran terdapat beberapa hal yang harus di
perhatikan untuk menunjang keberlangsungan bisnis ini. Beberapa aspek yang
harus di perhatikan yaitu:
1. strategi pemasaran (marketing strategy)
strategi pemasaran (marketing strategy) adalah menentukan pasar
target dan bauran pemasaran yang terkait. Strategi ini merupakan
gambaran besar mengenai yang akan dilakukan oleh suatu perusahaan
disuatu pasar (Canon dkk, 2008:40). Dibutuhkan dua bagian yang
saling berkaitan:
a. Pasar target (target market) yaitu kelompok pelanggan yang
homogen yang ingin ditarik oleh perusahaan tersebut. (Canon dkk,
2008:40)
b. Bauran pemasaran (marketing mix) yaitu variabelvariabel yang
akan diawasi yang disusun oleh perusahaan tersebut untuk
memuaskan kelompok yang ditarget. (Canon dkk, 2008:40))
2. Segmentasi pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar ke dalam
kelompok-kelompok yang berbeda. Masing-masing kelompok tersebut
terdiri dari konsumen yang mempunyai ciri sifat yang sama atau
hampir sama. (Assauri, 2015)
3. Strategi penetapan harga
Definisi harga yaitu sebagai jumlah unit moneter yang harus
diserahkan pembeli untuk satu unit produk (Simon & Fassnacht, 2019).
strategi penetapan harga menjadi semakin penting sebagai faktor
eksternal dan internal yang memiliki dampak pada keputusan bisnis.
Faktor internal meliputi karakteristik produk, daur hdup produk, biaya
produksi, biaya distribusi, tujuan perusahaan, dll. Faktor eksternal
merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.
Misalnya, karakteristik pasar, presferensi konsumen, peraturan
pemerintah, dll (Jampala, 2016).
9
BAB 3 METODE KEGIATAN
1
0
Tabel 3.1 Alat yang digunakan dalam pembuatan Bakso tempe:
No. Alat Spesifikasi Fungsi
1. Kompor gas Kompor gas 2 tungku Alat bantu dalam pembuatan
bakso tempe
2. Tabung gas Kapasitas 3 kg Sebagai tempat penyimpanan
gas LPG
3. Baskom Diameter 55 cm Sebagai wadah pembuatan
adonan bakso tempe
4. Kukusan/ Diameter 30 cm, tinggi 19 Sebagai tempat mengukus
steamer cm dengan kapasitas 3 tempe pada awal proses
liter
5. Panci Panci berdiameter 44 cm Sebagai tempat merebus
adonan bakso tempe yang telah
dibuat
6. Ulekan Ulekan dengan panjang Sebagai alat bantu untuk
22 cm menghaluskan tempe yang
telah direbus
7. Sendok Sendok makan yang Sebagai alat bantu
terbuat dari stainless steel memasukkan bahan pelengkap
ke adonan
8. Serok bakso Panjang gagang serok 32 Alat bantu untuk mengambil
cm, diameter serok 9 cm, bakso tempe yang telah masak
tinggi serok 8 cm setelah direbus dari panci
9. Nampan Nampan berdiameter 60 Sebagai alas tempat meniriskan
cm bakso tempe yang telah masak
10. Pisau Pisau dapur Sebagai alat bantu memotong
bahan untuk adonan bakso
tempe
Sumber: Data primer (2023)
10
Tabel 3.2 Bahan yang digunakan dalam pembuatan Bakso tempe:
No. Bahan spesifikasi Fungsi
1. Gas lpg 3kg Isi dari gas LPG berkapasitas Sebagai bahan bakar produksi
3 kg bakso tempe
2. Air putih Air putih yang bersih dan Sebagai bahan merebus
belum dimasak tempe dan adonan bakso
serta sebagai pengalis
adonan
bakso
3. Tempe Tempe dengan tinggi 8 cm, Sebagai bahan baku
Panjang 24 cm, dan berat 500 pembuatan bakso tempe
gram
4. Telur Telur ayam Sebagai bahan perekat
adonan serta agar adonan
lebih gurih
5. Tepung tapioka Tepung tapioka dengan berat Sebagai bahan perekat dan
1 kemasan 500 gram pengenyal adonan tempe
6. Kaldu ayam Kaldu ayam bubuk dengan Sebagai penyedap dalam
berat 250 gram/sachet adonan tempe
7. Bawang putih Bawang putih dengan ukuran Sebagai perasa dan penyedap
sedang dan tidak busuk dan agar tempe terasa lebih
gurih
8. Merica Merica sachet dengan berat 4 Sebagai bahan pelengkap
gram/sachet untuk rasa bakso tempe
9. Garam Berat 500 gram Sebagai pemberi rasa gurih
pada bakso tempe
10. Bawang merah Bawang merah dengan Sebagai bahan pelengkap
ukuran sedang dan berwarna rasa adonan bakso tempe
keunguan serta tidak busuk
11. Sambal cabai Terbuat dari cabai asli dan Sebagai perasa pedas pada
bukan produk pabrik kuah bakso tempe
12. Kaldu bakso Kaldu bakso sachet dengan Sebagai bumbu perasa kadu
bubuuk berat 250 gram/ sachet bakso tempe
Sumber: Data primer (2023)
11
Table 3.3 Bahan penunjang yang digunakan dalam proses produksi
No. Bahan Spesifikasi Fungsi
1. Sarung tangan Sarung tanangan terbuat Sebagai alat pelindung tangan
plastik dari plastik dan sudah food saat proses produksi bakso tempe
grade
2. Label Terbuat dari kertas sticker Sebagai identitas produk
yang dilapisi perekat
3. Plastik Berbentuk makok plastik Sebagai kemasan produk bakso
thinwall dengan ukuran 300 ml tempe
4. Kuota internet Berbentuk voucher Sebagai bahan penunjang
promosi
5. Transportasi Kendaraan yang Sebagai sarana transportasi
(BBM) menggunakan bengsin
6. listrik Token pulsa Sebagai sumber energi untuk
menghidupkan mesin elektronik
Sumber: Data primer (2023)
12
b. BEP Harga
14
kukusan sekitar 10 menit. Setelah 10 menit tempe yang masih panas dimasukkan
kedalam baskom supaya mudah untuk di haluskan dengan ulekan. Tepung tapioka
dicampurkan sedikit demi sedikit kedalam adonan tempe yang telah dihaluskan
serta ditambah garam dan kaldu ayam secukupnya, adonan bakso tempe di aduk
hingga kalis. Adonan bakso tempe yang telah kalis di bulatkan dengan tangan
sampai adonan habis. Adonan bakso tempe yang telah berbentuk bulat direbus di
air mendidih hingga bakso tempe terapung kurang lebih 10 – 15 menit. Tempe
yang telah matang ditiriskan hingga air berhenti menetes dan tempe tidak lagi
lengket.
c. Pengemasan dan pelabelan
Tahap terakhir pada proses produksi bakso tempe adalah pengemasan dan
pelabelan. Dalam proses pengemasan bakso tempe yang telah di tiriskan dan tidak
lengket satu sama lain di kemas dengan plastik kemudian di vakum, stelah bakso
di kemas lalu dimasukkan kedalam plastik thinwall, kemudian kaldu bakso bubuk
dan sambal cabai dimasukkan di samping kemasan bakso. Stelah semua
dimasukkan plastik thinwall di tutup dengan rapat dan diberi label yang bertujuan
agar dapat dikenal oleh para konsumen.
Adapun bagan alur prses produksi bakso tempe disajikan dalam gambar
3.1 sebagai berikut :
Produsen Konsumen
16
d. Promotion (Promosi)
Promosi yang akan dilakukan dalam pemasaran bakso tempe ini secara
langsung dan secara tidak langsung. Penjualan secara langsung dilakukan dengan
cara menawarkan produk secara langsung pada konsumen dan pemasaran tidak
langsung bisa melakukan promosi tersebut melalui media sosial.
17
BAB 4. JADWAL KEGIATAN LAPORAN AKHIR
18
BAB 5. RENCANA ANGGARAN BIAYA
19
Daftar Pustaka
Canon dkk. 2008. Dasar – dasar pemasaran. Edisi 1. Malang: Ahlimedia press
Mitta, B.R. (2022) Analisis Usaha Stik Tempe Rasa-Rasa di Desa Yosomulyo
Kecamatan Gambiran Kabupaten Banyuwangi. Jember : Politeknik Negeri
Jember.
Nount dan Kiers. 2005. Tinjauan ilmiah Teknologi pengolahan tempe kedelai. Edisi
1. Bogor : Perhimpunan ahli Teknologi pangan Indonesia.
Rukmana dan Yudirachman. 2015. Untung Selangit dari Agribisnis Teh. Edisi
1.Yogyakarta : Lily Publisher.
Wahyunintyas, N.W. (2020) Analisis Usaha Keripik Tempe Buah Naga Di Desa
Tambakrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. Jember :
Politeknik Negeri Jember.
20