Oleh
HALAMAN PENGESAHAN
ii
Menyetujui,
Dwi Eva N., S.P., M.Si. Ph.D Dr. Chandra Utami W., S.T.p., M.Si
NIP 19680814 199402 2 001 NIP 19710512 199512 2 001
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga kegiatan Proyek Mandiri (PM) ini
dapat dilaksanakan serta penulisan Laporan Proyek Usaha Mandiri dengan judul
“PENGARUH BAHAN PENYERAP KARBON AKTIF DAN VAKUM
DALAM MEMINIMALISIR BAU PADA MINUMAN BUAH MENGKUDU”
dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Chandra
Utami Wirawati, S.TP., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
arahan dan masukan kepada kami, kami juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dwi Eva Nirmagustina, S.P., M.Si., Ph.D. selaku Ketua Program Studi
Teknologi Pangan Politeknik Negeri Lampung
2. Ibu Ira Novita Sari, M.Sc dan Ibu Dr. Chandra Utami Wirawati, S.TP.,
M.Si. selaku dosen matakuliah Proyek Mandiri
3. Teman-teman Teknologi Pangan serta Sekolah Menegah Kejurusan Nurul
Huda yang terlibat dalam penyusunan laporan Proyek Mandiri
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan Pemecahan Masalah......................................................................2
1.4 Pemecahan Masalah.......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1 Mengkudu (Morinda citrifolia L.)..................................................................4
2.2 Karbon Aktif...................................................................................................7
2.3 Vakum...........................................................................................................11
BAB III METODOLOGI.......................................................................................12
3.1 Waktu dan Tempat........................................................................................12
3.2 Alat dan Bahan.............................................................................................12
3.3 Metode..........................................................................................................13
3.4 Prosedur Pelaksanaan..............................................................................14
3.5 Variabel Pengamatan...............................................................................18
3.6 Prosedur Pengujian.......................................................................................18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................22
4.1 Ekstrak Buah Mengkudu..............................................................................22
4.2 Karbon Aktif.................................................................................................22
4.3 Penyerapan Karbon Aktif.............................................................................22
4.4 Perlakuan Vakum..........................................................................................23
4.5 Uji Organoleptik...........................................................................................23
4.6 Uji Antimikroba............................................................................................26
ii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
mengkudu adalah dengan cara perlakuan fisik dengan vacum dan bahan penyerap
karbon aktif.
Bahan Penyerap karbon aktif dilakukan dengan cara memasukkan karbon aktif
tersebut ke dalam minuman buah mengkudu lalu disaring . Karbon aktif berfungsi
sebagai media adsorbsi aroma busuk pada minuman buah mengkudu. Menurut
Said (2007) pada proses adsorbsi dengan arang aktif akan menyebabkan beberapa
zat ikut teradsorpsi.Lebih lanjut dinyatakan oleh Esvandriyani dkk. (2010) bahwa
penggunaan adsorben dapat mempengaruhi kadar komponen dari susu kedelai.
Kondisi optimum penambahan arang aktif sebanyak 9% dengan waktu
pengadukan 3 menit dan suhu 50˚C pada susu kedelai berhasil menghilangkan bau
langu.
Sedangkan cara Vakum dilakukan dengan cara minuman buah mengkudu
dimasukan kedalam pipa yang telah disambung lalu dialirkan air mengalir. Hal ini
dapat membantu meminimalisir bau yang menyengat pada minuman buah
mengkudu dikarenakan baunya telah divacum/ sedot keluar .
Namun dari kedua perlakuan tersebut, belum diketahui cara yang manakah
yang lebih tepat dalam meminimalisir bau pada minuman buah mengkudu.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis akan melakukan penelitian terhadap
‘’Pengaruh Bahan Penyerap Karbon Aktif dan Vakum dalam meminimalisir bau
pada minuman buah mengkudu”.
material yang memiliki luas permukaan kurang lebih sebesar 500 m2, dengan luas
permukaan yang sangat besar ini karbon aktif memiliki kemampuan menyerap
(adsorpsi) zat-zat yang terkandung dalam air dan udara. Oleh karena itu, karbon
aktif sangat efektif digunakan untuk media pengolahan air kotor menjadi air
bersih (Kusnaedi, 2010).
2. Bentuk Granular
Karbon aktif bentuk granular/tidak beraturan dengan ukuran 0,8 – 1,2 mm
dengan ukuran pori sebesar 2 nm -50nm (Marsh, 2006). Jenis ini
umumnya digunakan dalam aplikasi fase cair dan gas. Beberapa
penggunaan dari karbon jenis ini adalah untuk pemurnian emas,
10
pengolahan air, limbah dan air tanah, pemurnian pelarut, dan penghilang
bau tidak sedap.
3. Bentuk Pelet
Karbon aktif berbentuk pelet dengan diameter 2 - 5 mm dengan ukuran
pori sebesar >50 nm (Mars dan Reinoso, 2006). Kegunaanya adalah untuk
aplikasi fase gas karena mempunyai tekanan rendah, kekuatan mekanik
tinggi, dan kadar abu rendah. Karbon aktif bentuk pelet ini biasa
digunakan untuk pemurnian udara, kontrol emisi, tromol otomotif,
penghilang bau kotoran, dan pengontrol emisi pada gas buang.
2.3 Vakum
Untuk meminimalisir bau pada minuman buah mengkudu dilakukan dengan
metode vacum dimana minuman buah mengkudu dipanaskan sehingga
menghasilkan uap, lalu uapnya disedot keluar oleh selang yang telah dialirkan
dengan kran air mengalir. Selanjutnya uap yang telah tercampur dengan air
dibuang ketempat pembuangan. Sehingga bau pada minuman buah mengkudu
dapat hilang akibat penghilangan uap tersebut.
12
karbonat 7,5%, dan standar asam galat. Bahan lain yang digunakan untuk
pengujian antioksidan adalah metanol, larutan DPPH, akuades dan vitamin C.
3.3 Metode
Metode yang kami gunakan yaitu dengan cara trial eror berupa perlakuan
fisik terhadap bau khas minuman mengkudu yang meliputi bahan penyerap
karbon aktif dan metode Vakum.
Minuman mengkudu diproses dengan cara adsorbsi karbon aktif dan Vakum
lalu setelah itu diamati proses manakah yang paling efektif dalam meminimalisir
bau minuman mengkudu.
14
Ampas
Saring
Dilakukan selama
Hidupkan keran air agar 15 menit, 30
proses vakum dapat berjalan menit, dan 45
menit
Uji ranking terdiri dari dua macam yaitu uji ranking pembedaan yang
dilakukan oleh panelis terlatih dan uji ranking kesukaan yang dilakukan oleh
panelis tidak terlatih. Dalam uji ini kami menggunakan Uji rangking kesukaan
yang dilakukan oleh panelis agak terlatih sebanyak 25 Orang. Atribut yang
diamati meliputi Aroma. Kepada panelis disajikan sampel yang akan dinilai
dengan dilengkapi formulir Komoditi diurutkan mulai dari contoh yang paling
tidak beraroma menyengat hingga contoh yang paling menyengat (menyengat
diantara sampel yang lain) diberi nomor Rangking (1-5).
c x fp x V
C=
m
Dengan:
C = konsentrasi TPC (mg GAE/g ekstrak)
C = konsentrasi asam galat (µg GAE/mL)
V = Volume larutan ekstrak yang diambil untuk pengujian (ml)
m = bobot ekstrak yang digunakan untuk pengujian (g)
2. Larutan induk sebanyak 3 ml; 4 ml; dan 5 ml dipipet kedalam labu ukur 50
ml untuk mendapatkan konsentrasi 60, 80, 100 ppm.
3. Sampel pada masing-masing konsentrasi diambil 5 ml dan dimasukkan
kedalam tabung reaksi. Kemudian pada masing-masing tabung reaksi
ditambahkan 2,5 ml DPPH.
4. Larutan kontrol dibuat dengan cara, larutan DPPH dipipet sebanyak 2,5 ml
kemudian dimasukkan kedalam 5 ml aquades.
5. Absorbansi DPPH diukur dengan spektrofotometri sinar tampak pada
panjang gelombang 517 nm. Kemampuan antioksidan diukur sebagai
penurunan serapan larutan DPPH akibat adanya penambahan sampel.
6. Nilai serapan larutan DPPH sebelum dan sesudah penambahan ekstrak,
dihitung sebagai persen inhibisi (% inhibisi) dengan rumus sebagai berikut:
A kontrol−A Sampel
% ∈hibisi= x 100 %
A Kontrol
Sebanyak satu ose dari masing- masing kultur murni bakteri uji diremajakan
dengan menumbuhkan pada media spesifik, yaitu Eosin Methylene Blue Agar
untuk E. coli, Salmonella-Shigella Agar untuk S. typhi dan Bacillus cereus Agar
untuk B. cereus. Kemudian kultur diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C.
Selanjutnya, pertumbuhan dengan terbentuknya koloni spesifik pada media
menunjukkan kultur bakteri dapat digunakan sebagai bakteri uji.
permukaan karbon menjadi semakin besar dan banyak sehingga daya serap
semakin tinggi. Tahap berikutnya yaitu memanaskan Ekstrak mengkudu sebanyak
25 ml diatas Hot Plate hingga suhu mencapai 45°C berikutnya merendam karbon
aktif yang telah diaktivasi sebanyak 1,5 gram, 3 gram, 4,5 gram, 6 gram dan 7,5
gram ke dalam ekstrak mengkudu tersebut selama 5 menit setelah itu menyaring
ekstrak mengkudu menggunakan kertas saring lalu masukan ekstrak mengkudu
kedalam botol lalu tutup rapat.
4.5.1 Uji Rangking terhadap aroma ekstrak mengkudu dengan metode Karbon
Aktif
Gambar 9. Histogram hasil uji aroma dengan perlakuan penambahan karbon aktif
24
Keterangan :
P1 = Penambahan Karbon Aktif sebanyak 6%
P2 = Penambahan Karbon Aktif sebanyak 12%
P3 = Penambahan Karbon Aktif sebanyak 18%
P4 = Penambahan Karbon Aktif sebanyak 24%
P5 = Penambahan Karbon Aktif sebanyak 30%
Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa hasil pengujian tertinggi ada pada
sampel penambahan karbon aktif sebanyak 24% dengan skor 0,498. Skor tertinggi
pada sampel penambahan karbon aktif sebanyak 24% disebabkan karena aroma
ekstrak mengkudu dinilai lebih berkurang dibandingkan dengan penambahan
sebanyak 6%, 12%, 18%, dan 30%, dikarenakan karbon aktif yang digunakan
lebih banyak sehingga penyerapan aroma makin efektif. Berdasarkan grafik
diatas dapat disimpulkan bahwa aroma yang lebih berkurang ada pada perlakuan 4
dengan penambahan karbon aktif sebanyak 24%.
4.5.2 Uji Rangking terhadap aroma ekstrak mengkudu pada Metode Vakum
Keterangan :
P1 : Metode Vakum selama 5 menit
P2 : Metode Vakum selama 15 menit
P3 : Metode Vakum selama 30 menit
Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa hasil pengujian tertinggi ada pada
sampel dengan lama waktu vakum selama 30 menit dengan skor 0,68. Skor
25
tertinggi pada sampel dengan lama waktu vakum 30 menit disebabkan karena
aroma ekstrak mengkudu lebih lama di vakum sehingga zat – zat folatil lebih
banyak berkurang yang menyebabkan aroma ekstrak mengkudu lebih berkurang.
Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa aroma yang lebih berkurang
ada pada perlakuan 3 dengan waktu vakum selama 30 menit.
Gambar 11. Histogram uji aroma pada perlakuan karbon aktif 24% dan vakum
selama 30 menit
Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa hasil pengujian tertinggi ada pada
sampel penambahan karbon aktif sebanyak 24% dengan skor 0,56. Skor tertinggi
pada sampel penambahan karbon aktif sebanyak 24% disebabkan karena aroma
ekstrak mengkudu dinilai lebih berkurang dibandingkan dengan perlakuan waktu
vakum selama 30 menit. Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa
aroma yang lebih berkurang dari kedua metode tersebut yaitu metode penambahan
karbon aktif sebanyak 24%.
26
Salmonella typhimurium
Eschercia Coli
Berikut data hasil Uji Antioksidan pada sampel ekstrak mengkudu dengan
perlakuan penambahan karbon aktif 24% dan Vakum selama 30 menit :
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :
DAFTAR PUSTAKA
Renny Eka Putri, A. G. (2018). Kajian Volume Bahan Dan Lama Penyangraian
Terhadap Karakteristik Kopi Mengkudu (Morinda citrifolia, L.). Jurnal
Rona Teknik Pertanian, 10, 11-22.
Ruth Riama Magdalena Marbun, S. d. (2020). PENGARUH KOMBINASI SUHU
DAN DEHUMIDIFIKASI UDARA PENGERING TERHADAP
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN IRISAN BUAH MENGKUDU (Morinda
citrifolia). Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan, 6, 560-567.
Selvia Ferdiana Kusuma, R. E. (2017). Otomatisasi klasifikasi kematangan buah
Mengkudu berdasarkan warna dan tekstur. Jurnal Ilmiah Teknologi Sistem
Informas, 3, 17-23.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK BIJI MENGKUDU
(Morinda citrifolia L.) DAN SEDIAAN GEL HAND SANITIZER .
(2018). Jurnal Ilmu Pengetahuan Alam, 1-37.
Winarti, C. (2005). PELUANG PENGEMBANGAN MINUMAN FUNGSIONAL
DARI BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.). Jurnal Litbang
Pertanian, 24, 149-155.
Wulandari, A. A. (2010). Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Terhadap Sifat
Termofisik dan Rheologi Ekstrak Jus Buah Mengkudu. Jurnal Kimia, 1-7.
Yosefine Triwidyastuti, M. N. (2019). PENGENDALI SUHU PADA PROSES
PASTEURISASI SUSU DENGAN MENGGUNAKAN METODE PID
DAN METODE FUZZY SUGENO. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu
Komputer (JTIIK), 6, 355-362.
Zackiyah, G. D. (2014). BUAH MENGKUDU (Morinda Citrifolia L) SEBAGAI
SUMBER ANTIOKSIDAN PADA PRODUKSI MINUMAN
FUNGSIONAL YOGHURT. Prosiding Seminar Nasional Sains dan
Pendidikan Sains, 5, 542-549.