Anda di halaman 1dari 80

VERIFIKASI METODE UJI PENETAPAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

PADA SAMPEL PROPOLIS DENGAN METODE DPPH


(1,1-DIPHENYL-2 PICRYLHIDRAZIL)

KRISNA TAFAUL SAFRUDIN


NIM: 2020346

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA


PENJAMINAN MUTU INDUSTRI PANGAN

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
POLITEKNIK AKA BOGOR
BOGOR
2023
VERIFIKASI METODE UJI PENETAPAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
PADA SAMPEL PROPOLIS DENGAN METODE DPPH
(1,1-DIPHENYL-2 PICRYLHIDRAZIL)

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

Diajukan Guna Melengkapi Syarat Pendidikan Diploma Tiga

Program Studi Penjaminan Mutu Industri Pangan

Oleh:

KRISNA TAFAUL SAFRUDIN

NIM 2020346

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Wittri Djasmasari, M.Si Nofa Mardia Ningsih Kaswati, M. Si

Direktur Politeknik AKA Bogor

Henny Rochaeni, M.Pd

POLITEKNIK AKA BOGOR

BOGOR

2023
PRAKATA
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, dan
hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga bisa
menyelesikan laporan praktik kerja industri dengan judul “Verifikasi Metode Uji
Penetapan Aktivitas Antioksidan Menggunakan Sampel Propolis dengan Metode
DPPH (1,1-DHIPHENYL-2 PICRYLHYDRAZIL)”. Prakerin ini dilaksanakan di
PT Nano Herbaltama Internasinal.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa


dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulisan ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlah membantu dalam
penyusunan laporan ini terutama kepada :

1. Ibu Wittri Djasmasari, M.Si., dosen pembimbing I dan dosen wali yang
bersedia meluangkan waktu, memberikan tambahan ilmu serta solusi kepada
penulis selama penyusunan laporan tugas akhir ini.
2. Ibu Nofa Mardia Ningsih Kaswati, M.Si., pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, saran, serta waktu luang selama pelaksanaan praktik
kerja industri.
3. Ibu Henny Rochaeni, M.PD., Direktur Politeknik AKA Bogor berserta
seluruh staf pengajar dan Civitas Akademik Politeknik AKA Bogor yang
telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu Dr. Anita Herawati P, M.Si., Ketua Prodi Penjaminan Mutu Industri
Pangan yang telah meberikan bimbingan dan semangat selama penyusunan
tugas akhir ini.
5. Ibu Denna Khoirun Nisha S.Si., dan keluarga besar Laboratorium Quality
Control PT Nano Herbaltama Internasional yang telah memberikan
bantuan, wawasan dan selalu memberikan dukungan serta semangat selama
prakerin.
6. Kedua Orang Tua, Kakak, Sahabat dan seluruh keluarga tercinta atas
perhatian, dukungan, kasih sayang dan doa sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik

iii
Penulis Menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalan laporan
ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang
membutuhkan.

Bogor, September 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
PRAKATA.............................................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

DAFTAR TABEL................................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2
BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI..............................3

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3


2.2 Alat dan Bahan 3
2.2.1 Alat..............................................................................................................3

2.2.2 Bahan...........................................................................................................3

2.3 Cara Kerja 3


2.3.1 Tahap Preparasi...........................................................................................4

2.3.1.1 Pembuatan larutan Induk DPPH 160 mg/L..............................................4

2.3.1.2 Pembuatan Larutan Stok DPPH 32 ppm..................................................4

2.3.1.3 Pembuatan Sampel Induk Propolis 5000 mg/L........................................4

2.3.2 Tahap Pengujian..........................................................................................4

2.3.2.1 Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum...............................4

2.3.2.2 Pengujian IC50 Propolis............................................................................5

2.3.2.3 Uji Linearitas Propolis..............................................................................5

2.3.2.4 Uji Presisi Propolis...................................................................................5

2.3.2.5 Uji Akurasi Propolis.................................................................................5

2.3.3 Tahap Pengolahan Data...............................................................................6

v
2.3.3.1 Pengolahan Data Nilai IC50 Propolis.........................................................6

2.3.3.3 Pengolahan Data Linearitas Propolis.......................................................6

2.3.3.4 Pengolahan Data Presisi Propolis.............................................................7

2.3.3.5 Pengolahan Data Akurasi Propolis dan Asam Askorbat..........................8

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................9

3.1 Pengujian Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimun 9


3.2 Nilai IC50 Pada Sampel Propolis 10
3.3 Linearitas 11
3.4 Presisi 12
3.5 Akurasi 13
BAB IV SIMPULAN............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

LAMPIRAN..........................................................................................................18

vi
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Data Hasil IC50 Pada Sampel Propolis.................................................................10


2 Data Hasil Presisi Propolis..................................................................................13
3 Data Hasil Akurasi Propolis................................................................................14

vii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Scaninng Panjang Gelombang Maksimum Larutan DPPH..................................9


2 kurva Linearitas Propolis....................................................................................11

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor
Halaman

Ringkasan Praktik Kerja Industri.....................................................................................19


Perhitungan Pembuatan Larutan......................................................................................63
Data dan Perhitungan IC50 dan Linieritas Propolis..........................................................66
Data dan Perhitungan Uji Presisi pada Propolis...............................................................69
Perhitungan Akurasi Propolis...........................................................................................71

ix
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alam telah menyiapkan bahan-bahan yang mengandung zat-zat yang


berpotensi sebagai antioksidan. Salah satunya adalah propolis. Propolis
merupakan bahan resin yang dikumpulkan oleh lebah yang bercampur dengan air
liurnya. Propolis digunakan oleh lebah sebagai benteng pertahanan untuk
bertahan hidup (PIETTA, 2022). Propolis mengandung banyak metabolit skunder
yang dapat digunakan sebagai antioksidan diantaranya polifenol (flavonoid, asam
fonolik dan esternya), terpenoid, asam amino dan steroid (KUMAZAWAT DKK,
2004).
PT Nano Herbaltama Internasional (Apivent), merupakan anak perusahaan
dari PT Nanotech Indonesia Global yang didirikan pada tahun 2005. Apivent
merupakan perusahaan maklon (toll manufacturing) untuk obat tradisional dan
kosmetik dengan menggunakan bahan-bahan nano herbal sebagai bahan aktifnya.
Produk dari Apivent salah satunya adalah propolis.
Untuk menguji adanya aktivitas antioksidan pada propolis dapat
menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Pengamatan terhadap
penangkal radikal DPPH dapat dilakukan dengan mengamati penurunan
absorbansi. Hal ini dapat terjadi karena adanya reduksi oleh antioksidan (AH)
atau bereaksi dengan senyawa radikal lainnya.
Metode DPPH digunakan secara luas untuk menguji kemampuan senyawa
yang berperan sebagai pendonor elektron atau hidrogen. Metode DPPH
merupakan metode yang dapat mengukur aktivitas antioksidan baik dalam pelarut
polar maupun nonpolar. Beberapa metode lain terbatas mengukur komponen yang
terlarut dalam pelarut yang digunakan dalam analisis. Metode DPPH mengukur
semua komponen antioksidan baik yang larut dalam lemak maupun dalam air
(PRAKASH, 2001). Metode tersebut harus di verifikasi karena merupakan

1
2

metode standar yang baru pertama kali akan digunakan untuk analisis rutin di
laboratorium Apivent yang mengacu pada jurnal Sains & Teknik Eurasia.
Verifikasi sebuah metode bertujuan untuk membuktikan bahwa laboratorium
yang bersangkutan mampu melakukan pengujian dengan metode tersebut dengan
hasil yang dapat dipercaya. Parameter verifikasi metode analisis yang diuji yaitu
linearitas, presisi dan akurasi.

1.2 Tujuan
Percobaan ini bertujuan mengkonfirmasi metode penetapan antioksidan pada
sampel propolis dengan metode DPPH layak dan sesuai, sehingga dapat
digunakan untuk analisis rutin di Laboratorium Avipent. Hasil yang diperoleh
dibandingkan dengan Jurnal Sains & Teknik Eurasia.

1.3 Manfaat
Manfaat penulisan tugas akhir ada tiga bagian yaitu untuk perusahaan,
penulis, dan pembaca. Manfaat bagi perusahaan untuk menjaga kualitas hasil uji
dan metode ini dapat digunakan untuk analisis rutin di laboratorium Apivent.
Manfaat bagi penulis adalah mendapatkan pengalaman dan wawasan ilmu
pengetahuan baru tentang verifikasi metode uji penetapan antioksidan pada
sampel propolis dengan metode DPPH, serta sabagai syarat penyelesaian tugas
akhir diploma tiga Politeknik AKA Bogor. Manfaat bagi pembaca mendapatkan
manfaat sebagai referensi dalam penulisan tugas akhir tentang verifikasi metode
uji penetapan antioksidan pada sampel propolis dengan metode DPPH.
BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Percobaan ini merupakan bagian dari pelaksanaan praktik kerja industri
(prakerin) yang dilaksanakan pada bulan Mei 2022 hingga bulan Februari 2023.
Prakerin dilaksanakan di PT Nano Herbaltama Internasional yang berlokasi di Jl
Raya Serpong No A12, Setu, Kec. Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten 15314.
Ringkasan Prakerin ada pada Lampiran 1.

2.2 Alat dan Bahan

2.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini meliputi alat utama dan alat
pendukung. Alat uji yang digunakan spektrofotometer Labtron Equipment UK
LUS-B13. Alat pendukung yang digunakan terdiri dari neraca analitik Shimadzu
ATX224, micropipet dan tip, labu ukur gelap dan bening, botol kecil gelap,
alumunium foil, kertas timbang, spatula, gelas piala, dan alat gelas lainnya.

2.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan meliputi bahan uji dan bahan kimia. Bahan uji yang
digunakan adalah sampel propolis. Bahan kimia yang digunakan yaitu larutan
metanol 95% dan larutan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil).

2.3 Cara Kerja


Percobaan ini terdiri atas 3 tahapan yaitu tahap preparasi, tahap pengujian,
dan tahap pengolahan data. Tahap preparasi meliputi pembuatan larutan DPPH,
pembuatan sampel propolis. Tahap pengujian terdiri dari parameter linearitas,
presisi, dan akurasi. Pada tahap pengolahan data meliputi rumus IC 50, rumus
linearitas, rumus presisi dan rumus akurasi, hasil yang diperoleh diolah
menggunakan Microsft Office Excel 2016.

3
4

2.3.1 Tahap Preparasi

2.3.1.1 Pembuatan larutan Induk DPPH 160 mg/L


DPPH dengan konsentrasi 160 mg/L dibuat dengan menimbang zat tersebut
sebanyak 4,0 mg dan dilarutkan dalam 25 mL metanol di dalam labu takar.
Larutan yang dihasilkan disimpan pada ruang gelap dan dilindungin dengan
aluminium foil. Perhitungan ada pada Lampiran 2.

2.3.1.2 Pembuatan Larutan Stok DPPH 32 ppm


DPPH dengan konsentrasi 160 mg/L diencerkan dengan dipipet sebanyak 5
mL ke dalam labu takar 25 mL kemudian ditera dengan metanol. Perhitungan
pada Lampiran 2.

2.3.1.3 Pembuatan Sampel Induk Propolis 5000 mg/L


Propolis 5000 mg/L dibuat dengan menimbang sebanyak 125 mg sampel
propopolis dan dilarutkan dalam 25 mL methanol di dalam labu takar. Larutan
yang dihasilkan dihomogenkan dan ditera menggunakan metanol.

2.3.1.4 Pembuatan Sampel Propolis

Sampel induk propolis dibuat menjadi 6 konsentrasi 250, 500, 750, 1000,
1250, 1500 ppm dengan dipipet Propolis (500, 1000, 1.500, 2.000, 2.500, 3.000)
µL dimasukan ke dalam labu ukur 10 mL, lalu di homogen kan dan tera
menggunakan metanol. Perhitungan ada pada Lampiran 2.

2.3.2 Tahap Pengujian

2.3.2.1 Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum


Pada Pengujian Panjang Gelombang Serapan Maksimum menggunakan
larutan sampel dengan DPPH, dengan sampel 0,6 mL ke botol gelap ditambahkan
dengan DPPH 160 mg/L 2,4 mL. Lalu simpan di ruang gelap selama 30 menit lalu
5

dilakukan scanning absorbansinya dengan spektrofotometer visibel pada panjang


gelombang 400-600 nm.

2.3.2.2 Pengujian IC50 Propolis


Uji IC50 propolis dilakukan dengan sampel propolis dibuat menjadi 6
konsentrasi 250, 500, 750, 1000, 1250, 1500 mg/L, dipipet 0,6 mL ke dalam botol
gelap tambahkan larutan stok DPPH 2,4 mL, pada setiap konsentrasi dilakukan
secara triplo, lalu simpan selama 30 menit di tempat gelap. Sampel diukur
menggunakan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 516 nm. Untuk
perhitungan mencari nilai IC50 dari propolis dan menghitung %inhibisi terlebih
dahulu. Perhitungan ada pada Lampiran 2.

2.3.2.3 Uji Linearitas Propolis


Uji Linearitas propolis dilakukan dengan sampel propolis dibuat menjadi 6
konsentrasi 250, 500, 750, 1000, 1250, 1500 ppm, dipipet 0,6 mL ke dalam botol
gelap tambahkan larutan stok DPPH 2,4 mL pada setiap konsentrasi dilakukan
secara triplo, lalu disimpan selama 30 menit ditempat gelap. Sampel kemudian
diukur menggunakan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 516 nm.
Untuk perhitungan mencari hasil linearitas menghitung terlebih dahulu %inhibisi.

2.3.2.4 Uji Presisi Propolis


Untuk pengujian presisi propolis dilakukan pengukuran terhadap tujuh
konsentrasi menggunakan 1500 ppm dengan ditambahakan larutan stok 32 ppm.
Sampel dipipet 0,6 mL kedalam botol kecil tambahkan 2,4 mL stok DPPH. Lalu
disimpan 30 menit diruang gelap. Sampel kemudian diukur menggunakan alat
spektrofotometer dengan panjang gelombang 516 nm. Pengolahan data absorbansi
melalui perhitungan %inhibisi lalu perhitungan statistika sehingga didapatkan
%SBR.

2.3.2.5 Uji Akurasi Propolis


Untuk pengujian akurasi propolis dengan konsentrasi 500, 1000, 1250 dipipet
0,6 mL kedalam botol gelap dicampurkan dengan larutan stok 2,4 mL, lalu
6

simpan selama 30 menit ditempat gelap. Sampel kemudian diukur menggunakan


alat spektrofotometer dengan panjang gelombang 516 nm.

2.3.3 Tahap Pengolahan Data

2.3.3.1 Pengolahan Data Nilai IC50 Propolis


Aktivitas antioksidan dapat dinyatakan dengan satuan % aktivitas antioksidan
(inhibisi), nilai ini diperoleh dengan rumus dibawah, Nilai IC 50 diperoleh dari
perpotongan garis antara daya hambatan dan sumbu konsentrasi, kemudian
dimasukan persamaan y = a + bx, dimana y = 50 dan nilai x menunjukan IC 50
(Hanni et al, 2005).

Rumus :
absorbansi kontrol−absorbansi sampel
% inhibisi = X 100
absorbansi kontrol
(MOLYNEUX, 2003).
2.3.3.3 Pengolahan Data Linearitas Propolis
Untuk mencari nilai linearitas menghitung % inhibisi terlebih dahulu lalu
menghitung persamaan regresi linear koefisien korelasi menggunakan Microsoft
Office Excel 2016.

Rumus:
absorbansi kontrol−absorbansi sampel
% inhibisi = X 100
absorbansi kontrol
(Sumber : MOLYNEUX, 2003).

a = y−b x
n
b = ∑ ¿¿ ¿
i

r =
∑ [ ( xi−x ) ( yi− y ) ]
i
{¿¿
(Sumber MILLER, J. N. & J. C. MILLER, 2010)
7

Keterangan
Inhibisi = aktivitas antioksidan (%)
a = intersep (inhibisi)
b = slope (inhibisi/(mg/L))
r = koefisien korelasi
xi = konsentrasi sampel ke-i (mg/L)
yi = inhibisi ke-i (%)
i = 1,2,3,….n
n = banyak ulangan

2.3.3.4 Pengolahan Data Presisi Propolis


Untuk mencari nilai presisi harus dihitung %inhibisi terlebih dahulu dari
tujuh kali ulangan, kemudian dihitung nilai rata-rata, simpangan baku, dan
simpangan baku relatifnyamenggunakan Microsoft Office 2016.

Rumus:
absorbansi kontrol−absorbansi sampel
% inhibisi = X 100
absorbansi kontrol
(Sumber MOLYNEUX, 2003).

x=
∑ ¿ 1 xi
i
n


n

SB = ∑ ¿1 ( xi−x )2
i
n−1
SB
%SBR = X 100 %
x
(Sumber HARMITA, 2008)
Keterangan:
ihibisi = aktifitas antioksidan (%)
SB : simpangan baku (mg/L)
8

SBR : simpangan baku relatif (%)


x : rata-rata konsentrasi dalam larutan (mg/L)
xi : konsentrasi inhibisi ulangan ke-i (%)
n : banyaknya ulangan dalam sampel
i : 1,2,3 ….. n
2.3.3.5 Pengolahan Data Akurasi Propolis dan Asam Askorbat
Untuk mencari nilai akurasi harus dihitung dengan %inhibisi terlebih dahulu
lalu mencari % akurasi menggunakan Microsoft Office 2016.
Rumus :
absorbansi kontrol−absorbansi sampel
% inhibisi = X 100
absorbansi kontrol
(MOLYNEUX, 2003).
%inhibisi yang didapat
% akurasi = x 100 %
Konsentrasi teoritis
Keterangan :
inhibisi = aktivitas antioksidan (%)
a = intersep (absorbansi)
b = slope (absorbansi/(mg/L)
p = konsentrasi sampel (mg/L)
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengujian Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimun


Pengujian penetapan Panjang gelombang serapan maksimum dilakukan
dengan scanning menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 400-
600 nm. Hasil pengujian penentuan panjang gelombang serapan maksimum dapat
dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Scaninng Panjang Gelombang Maksimum Larutan DPPH

Gambar 1 diperoleh panjang gelombang secara maksimum untuk penelitian


ini adalah 516 nm sebagaimana panjang gelombang maksimum larutan DPPH
adalah 517 nm. Selisih panjang gelombang ini dengan panjang gelombang
maksimum teoritis sebesar 1,0 nm, selisih nilai ini masih memenuhi selisih yang
diperbolehkan Farmakope Indonesia Edisi IV, yaitu kurang dari 1,0 nm. Karena
hal diatas panjang gelombang maksimum yang diperoleh dapat digunakan pada
percobaan.

9
10

3.2 Nilai IC50 Pada Sampel Propolis


IC50 (inhibisi concentration) yaitu konsentrasi larutan sampel yang
dibutuhkan untuk menghambat 50% radikal bebas DPPH. Pengukuran nilai IC 50
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 516
nm. Pada penelitian ini digunakan sampel uji propolis dilakukan dengan secara
triplo. Hasil aktivitas antioksidan dapat dilihat pada Tabel 1. Data dan perhitungan
ada pada pada Lampiran 3.

Tabel 1 Data Hasil IC50 Pada Sampel Propolis

Konsentras Inhibisi (%) Persamaan Garis Nilai IC50


i
(mg/L)
250 6,0370
500 25,2945
750 43,6204 y= 0,0642x -7,3778 893,1247

1000 57,7724 r = 0,9975 mg/L

1250 73,6979
1500 86,5914

Berdasarkan Tabel 1 diperoleh persamaan regresi linier y = 0,0642x -7,3778


dengan koefisien korelasi (r) = 0,9975 dan mendapatkan nilai IC 50 mendapatkan
893,1247 mg/L. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel propolis memiliki
aktivitas antioksidan sangat lemah karena bernilai > 200 mg/L, sebagaimana
dikatakan dalam sebuah penelitian (PHONGPAICHIT dkk, 2007), bahwa
aktivitas antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 < 50 mg/L, kuat jika nilai IC50 50-
100 mg/L, sedang jika IC50 bernilai 100-150 mg/L, sedangkan jika IC50 bernilai
151-200 mg/L dikatakan antioksidannya rendah dan jika IC 50 bernilai > 200 mg/L
maka aktivitas antioksidan yang memiliki sangat rendah.
Hal ini juga menunjukkan bahwa propolis dapat menghambat ataupun
meredam radikal bebas. Untuk menganalisa aktifitas antioksidan pada sampel
propolis digunakan persamaan linier untuk mencari nilai IC 50. Berdasarkan
11

penggolonggan antioksidan, propolis merupakan golongan antioksidan yang


sifatnya belum diklasifikasikan. Namun, dari hasil pengujian ini nilai IC 50 propolis
didapatkan 893,1247 mg/L.

3.3 Linearitas
Uji linieritas suatu metode uji dilakukan untuk membuktikan adanya
hubungan yang linier antara konsentrasi zat aktif dalam sampel dengan respon
alat. Respon alat berasal dari luas area yang dihasilkan oleh puncak. Parameter
yang mununjukkan adanya hubungan yang linier antara konsentrasi zat aktif
dalam sampel dengan luas area dinyatakan dalam koefisien korelasi (r). Hasil
yang didapat ada pada Gambar 2. Data dan perhitungan dapat dilihat pada
Lampiran 3.

100.0000
90.0000
f(x) = 0.0642439364567539 x − 7.37784943347219
80.0000 R² = 0.995064538753503
70.0000
60.0000
%inhibisi

50.0000
40.0000
30.0000
20.0000
10.0000
0.0000
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Konsentrasi sampel (mg/L)

Gambar 2 kurva Linearitas Propolis

Berdasarkan Gambar 2, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi sebesar


0,9975 dengan persamaan regresi y=0,0642x -7,3778. Nilai intersep (a) diperoleh
-7,3778 , nilai dari slope (b) sebesar 0,0642 dengan nilai koefisien korelasi (r)=
0,9975. Nilai instersep sebesar -7,3778 menunjukan bahwa ketika konsentrasi
sampel propolis mg/L maka nilai Luas Areanya sebesar -7,3778. Nilai slope
sebesar 0,0642 menujukkan bahwa ketika konsentrasi sampel propolis naik satu
satuan konsentrasi maka nilai absorbansinya naik sebesar 0,0642 kali. Nilai r yang
12

mendekati satu menunjukan bahwa terdapat hubungan kuat dan linier antara
konsentrasi dan luas area pada rentang konsentrasi (250 – 1500 ) mg/L. Nilai r
yang positif (ditandai dengan kurva yang miring ke kanan) menunjukkan bahwa
hubungan konsentrasi dan luas area berbanding lurus, artinya ketika konsentrasi
naik maka luas area juga akan naik. Nilai r tersebut telah memenuhi syarat
kebertrimaan perusahaan, yaitu r ≥ 0,99 sehingga rentang kosentrasi tersebut
dapat untuk rentang kerja pada penetapan sampel propolis.

3.4 Presisi
Presisi merupakan kedekatan atau kesesuaian antara hasil uji satu dengan
yang lainnya pada serangkaian pengujian. Pada pengujian ini presisi yang
ditentukan yaitu repeatability. Repeatability adalah kemampuan suatu unit
instrumen atau sistem pengukuran untuk mendapatkan hasil pembacaan pada
beberapa kali pengukuran dari proses pengerjaan sampel yang sama. Pengujian
presisi dilakukan untuk mengetahui keseragaman hasil uji yang dilakukan dengan
penggunaan berulang prosedur yang sama pada kondisi operator, peralatan analis,
dan pereaksi yang sama. Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat
kesesuaian antara hasil uji individual yang diukur dengan cara yang sama
(ERALIKA, 2017).
Pada percobaan ini, uji presisi dilakukan dengan menganalisis keterulangan
sampel propolis dengan konsentrasi 1500 ppm yang pengukurannya sebanyak 7
kali ulangan dengan analisis dan alat di laboratorium yang sama. Hasil pengujian
presisi menunjukkan nilai SBR (Simpangan Baku Relatif atau Relative Standar
Deviation), adalah nilai absolut dari koefisien variasi. Hasil uji presisi metode
DPPH dalam sampel propollis secara spektrofotometer dapat dilihat pada Tabel 2.
Data dan perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 4.
13

Tabel 2 Data Hasil Presisi Propolis

Konsentrasi Sampel Inhibisi


(mg/L) (%)
1500 80,1731
1500 80,2429
1500 80,0195
1500 79,9916
1500 79,9358
1500 79,9078
1500 79,8520
Rata-rata 80,0176
SB 0,1425
%SBR 0,1781
Syarat Keberterimaan <10 %

Berdasarkan tabel 2 menjelaskan bahwa nilai presisi (repeability) dapat


diketahui berdasarkan nilai % simpangan baku relative (SBR). Berdasarkan hasil
pengujian presisi yang telah dilakukan, diperoleh nilai %SBR pada sampel
propolis sebesar 0,1781%. Menurut (FATIHA EL BABILI dkk, 2004), nilai
0,1781% ≤ 10%SBR menunjukan hasil tersebut teliti. Jika dilihat berdasarkan
percobaan, menunjukan hasil pengujian presisi yang memiliki ketelitian yang
tinggi, karena didapatkan nilai %SBR yang jauh berbeda dengan syarat
keberterimaan %SBR. Dalam melakukan uji presisi ada beberapa factor yang
dapat memengaruhi %SBR yaitu, kesalahan acak yang berupa perubahan kondisi
lingkungan laboratorium seperti suhu, tekanan, dan getaran saat analisis dilakukan
serta disebabkan karena kontaminasi peralatan dan kontaminasi larutan. Pengujian
presisi (repeability) dinyatakan telah memenuhi syarat keberterimaan perusahaan.
Data hasil dan perhitungan uji presisi dapat dilihat pada Lampiran 4.
14

3.5 Akurasi
Pengujian akurasi dilakukan untuk mengetahui kedekatan antara nilai nyata,
yang diterima sebagai nilai benar yang konvensional atau nilai standar yang dapat
diterima, dengan nilai hasil pengukuran dari komponen yang sama.
Pengujian ini akurasi dilakukan 3 kali penetapan aktivitaas antioksidan
dengan 3 konsentrasi yang berbeda yakni untuk penetapan aktivitas antioksidan
metode DPPH yakni untuk propolis konsentrasi 500, 1000, 1250 ppm. Akurasi
yang diperoleh antara 98,7275 – 101,6437%. Data hasil pengujian dapat dilihat
pada Tabel 3. Data dan perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 5.

Tabel 3 Data Hasil Akurasi Propolis

Konsentrasi Absorbansi Inhibisi Konsentrasi Recovery


Sampel (%) Teoritis (%)
(mg/L) (mg/L)
Kontrol 0,7443
500 0,5526 25,7557 25,3392 101,6437
500 0,5581 25,0168 25,3392 98,7275
500 0,5574 25,1108 25,3392 99,0986
1000 0,3151 57,6649 57,6380 100,0466
1000 0,3144 57,7590 57,6380 100,2098
1000 0,3134 57,8933 57,6380 100,4429
1250 0,1959 73,6800 73,7875 99,8543
1250 0,1958 73,7203 73,7875 99,8725
1250 0,1956 73,7203 73,7875 99,9090
Syarat Keberterimaan 95% - 110%

Berdasarkan Tabel 3 diperoleh hasil pengujian akurasi, dengan nilai akurasi


yang didapatkan propolis sebesar 110,643, 98,7275 dan 99,0986 dari 500 ppm,
100,0466, 100,2098 dan 100,94429 dari 1000 ppm dan 99,8543, 99,8725 dan
99,9090 dari 1250. Nilai akurasi ini memenuhi syarat %recovery pada analit yaitu
15

95% - 110% (FATIHA EL BABILI dkk,2014), yang menunjukkan bahwa uji


akurasi pada sampel propolis memberikan hasil yang akurat.
Nilai akurasi propolis pada konsentrasi sampel 500 mg/L mendapatkan satu
yang lebih dari 100% dan dua yang kurang dari 100% menunjukkan adanya
kesalahan sistematis yang berasal dari adanya kontaminan yang berasal dari
pelarut maupun zat lain yang ikut terukur. Nilai akurasi propolis konsentrasi 1000
mg/L mendapatkan nilai 100% yang menunjukan tidak ada kesalahan sistematis
dan tidak adanya kontaminan saat melakukan pengujian. Nilai akurasi propolis
konsentrasi 1250 mg/L mendapatkan nilai kurang dari 100% menunjukkan adanya
kesalahan sistematis yang berasal dari adanya kontaminan yang berasal dari
pelarut maupun zat lain yang ikut terukur.
Nilai perolehan kembali sampel propolis yang cenderung kurang dari 100%
menunjukan adanya kesalahan sistematis (sumber kesalahan telusur, dapat
dikendalikan dan berulang pada hal yang sama) yang berasal dari adanya
kontaminan (pengotor) yang berasal dari pelarut maupun zat lain yang ikut
terukur. Hal tersebut menyebabkan kadar sampel terukur lebih besar dari kadar
teoritis. Kesalahan sistematis pada pengujian ini tidak memberikan pengaruh yang
siginifikan terhadap hasil. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian yang masih
memenuhi syarat keberterimaan yang dapat dilihat pada Tabel 3.
16

BAB IV SIMPULAN

Hasil verifikasi metode penetapan aktivitas antioksidan pada sampel propolis


dengan metode DPPH menunjukan bahwa seluruh parameter uji yang meliputi
linearitas, presisi dan akurasi telah memenuhi syarat keberterimaan. Berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa metode ini dapat digunakan untuk
pengujian analisis rutin di Laboratoium RnD PT Nano Herbaltama Internasional.
V DAFTAR PUSTAKA

ERILIKA, 2017. Presisi dan Akurasi. Jurnal Kimia 1:1-10.


FATIHA EL BABILI & CAROLINE VINCENT AND ROMAIN
LALEMAN & ARTHUR, 2014, ICH Validation of DPPH Assay Method:
Some Interesting Medicinal Drugs. Eurasian Journal of Science &
Engineering 6:117-134
HARMITA, M. RADJI, 2008. Buku Ajar Analisis Hayati. Edisi 3. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta

KUNAZAWA,S., T. HAMASAKA & T. NAKAYAMA, 2004. Antioksidant


activity of Propolis of Various. Geographic Orgins. Food Chemistry 84:329
– 339.

LUNG, J.K.S. & D.P DESTIANI, 2015. Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin A,
C, dengan metode DPPH. Farmaka 15:53-62.

MILLER, J. N. & J. C. MILLER, 2010. Statistic and Chemomestrics for


Analytical Chemistry. Edisi ke-6. Pearson Education Limites. Harlow

MOLYNEUX, P, 2004. The Use Of The Stable Free Radical Diphenyl


Picrylhydrazyl (DPPH) For Estimating Antioxidant Activity, J. Sci. Technol
26:211-219.
PHONGPAICHIT, 2007. Biological Activities of Extracys Form Endophyric
ungi Isolated From Garcinia Plants. Chem Pharm Bull Immunology &
Medical Mycrobiology, 51:517 – 525.
PIETTA, P.G., GRADANA, & A.M. PIETTA, 2002. Analytical Methods for
Quality Control of Propolis. Fitoterapia 73:7 -20.
PRAKASH, A., RIGELHOF & E., MILLER, 2001. Antioxidant Activity,
Medallion laboratories analytical progress 19:1-4.

17
LAMPIRAN

18
Lampiran 1 Ringkasan Praktik Kerja Industri

19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
Lampiran 2 Perhitungan Pembuatan Larutan

 Pembuatan Larutan Induk DPPH 160 mg/L


bobot yang ditimbang ( mg )
Ppm (µg/mL) :
Volume ( L )
4 , 0 mg
Bobot yang ditimbang : = 160 mg/L
0,025 L
 Pembuatan Larutan DPPH 32 mg/L
Volume yang di pipet : M1.V1=M2.V2
mg
32 × 25 mL
L
=5mL
mg
160
L
 Preparasi Sampel Propolis 5000 ppm
1. Sampel Induk Propolis :
Pembuatan larutan induk 5000 ppm, dilakukan dengan
menimbang sebanyak 125 mg dalam labu takar 25 mL.
2. Sampel Propolis dengan kosentarsi (250,500,750,1000,1250,1500)
dalam labu takar 10 mL.
Konsentasi Volume yang
(ppm) dipipet (µ)
250 500
500 1000
750 1500
1000 2000
1250 2500
1500 3000
M1.V1=M2.V2
a) 250 mg/L
M1.V1=M2.V2

63
mg
250 × 10 ( mL )
L
V1 = =0,5 mL
mg
5000
L
b) 500 mg/L =
M1.V1=M2.V2

Lampiran 2 (Lanjutan)
mg
500 × 10 ( mL )
L
V1 = =1 mL
mg
5000
L

64
Lampiran 3 Data dan Perhitungan IC50 dan Linieritas Propolis

 Data Perhitungan Propolis

Konsentrasi Absorbansi Inhibisi Jumlah Rata –


Sampel (abs) (%) rata
( ppm)
Kontrol 0,7443
250 0,6999 5,9653
250 0,6993 6,0459 18,1110 6,0370
250 0,6989 6,0997
500 0,5526 25,7557
500 0,5581 25,0168 75,8834 25,2945
500 0,5574 25,1108
750 0,4196 43,6249
750 0,4195 43,6383 130,8612 43,6204
750 0,4198 43,5980
1000 0,3151 57,6649
1000 0,3144 57,7590 173,3172 57,7724
1000 0,3134 57,8933
1250 0,1959 73,6800
1250 0,1958 73,6934 221,0936 73,6979
1250 0,1956 73,7203
1500 0,1000 86,5646
1500 0,0998 86,5914 259,7743 86,5914
1500 0,0996 86,6183

65
Lampiran 3 (Lanjutan)
 Contoh Perhitungan % inhibisi 250 ulangan 1
absorbansi kontrol−absorbansi sampel
% inhibisi 250 u1 =
absorbansi kontrol
0,7443−0,6999
=
0,7443
% inhibisi =5,9653
 Contoh rata – rata %inhibisi 250
n

x=
∑ ¿ 1 Xi
i
n
18,1110
x=
3
x = 6,0370

No Konsentras Rata – (xi- x (xi- x ¿^2 yi- y (yi- y )^2 (xi- x )


i rata ) (yi- y )
Std (mg/L) Inhibisi
(xi) (%) (yi)
1 250 6,0370 -625 390625,00 -42,798 1831,720 26749,13
2 500 25,2945 -375 140625,00 -23,541 554,185 8827,926
3 750 43,6204 -125 15625,00 -5,2152 27,198 651,8989
4 1000 57,7724 125 15625,00 8,9368 79,867 1117,101
5 1250 73,6979 375 140625,00 24,862 618,133 9323,358
6 1500 86,5914 625 390625,00 37,756 1425,503 23597,4
RERATA 875 48,8356 0 182291,67 0 540,977 11711,13
Jumlah 5250 293,0136 0 1093750,00 0 2704,886 70266,81
Sloppe 0,0642
Intercept -7,3778
r 0,9975
IC50 893,1247

66
Lampiran 3 (Lanjutan)
 Perhitungan slope
n
b = ∑ ¿¿ ¿
i

70266 , 81
=
1093750 ,00
= 0,0642
 Perhitungan Intersep
a = y−b x
=293,0136-(0,0642×875)
=−¿7,3778
 Nilai IC50
IC50 = y = a + bx
50 = - 7,3778 + 0,0642 x
x = 893,1247 mg/L
 Perhitungan Koefisien Relasi (r)

r =
∑ i[(xi−x )( yi− y )¿ ] ¿
{¿ ¿
11711,13425
=
(182291 , 7)¿ ¿
= 0,9975

67
Lampiran 4 Data dan Perhitungan Uji Presisi pada Propolis

 Perhitungan Data Hasil Uji Presisi Propolis


Replika Absorbansi Inhibisi
(abs) (%)
Kontrol 0,7162
1 0,1429 80,1731
2 0,1475 80,2429
3 0,1421 80,0195
4 0,1433 79,9916
5 0,1497 79,9358
6 0,1509 79,9078
7 0,1443 79,8520
Rata-rata 80,0176
SD 0,1425
%RSD 0,1781

a. Contoh Perhitungan %inhibisi u1


absorbansi kontrol−absorbansi sampel
% inhibisi u1 =
absorbansi kontrol

0,7162−0,1429
= x 100
0,7162
= 80,1731

68
Lampiran 4 (Lanjutan)
Ulangan Bobot Respon Konsentrasi Volume inhibisi (x- x ¿ x–(
2
Sampel instrumen (ppm) Akhir (%) x¿
(g) (ABS) (L)
1 0,1255 0,1420 1500 0,1 80,1731 0,16 0,0242
2 0,1256 0,1415 1500 0,1 80,2429 0,23 0,0508
3 0,1259 0,1431 1500 0,1 80,0195 0,00 0,0000
4 0,1255 0,1433 1500 0,1 79,9916 -0,03 0,0007
5 0,1251 0,1437 1500 0,1 79,9358 -0,08 0,0067
6 0,1254 0,1439 1500 0,1 79,9078 -0,011 0,0120
7 0,1257 0,1443 1500 0,1 79,8520 -0,17 0,0274
Jumlah 560,1229
Relata 80,0176

b. Rata-rata % inhibisi
n

x=
∑ ¿ 1 Xi
i
n
560,1229
=
7
= 80,0176
c. Perhitngan SB


n

SD = ∑ ¿1 ( Xi−x )2
i
n−1

=
√ 0,1218
6
=0,1425
d. Perhitungan SBR
SB
%SBR = X 100 %
x
0,1425
= X 100 %
80,0176

69
= 0,1781%

Lampiran 5 Perhitungan Akurasi Propolis

 Respon Instrumen Pada Uji Akurasi Proplis

Konsentrasi Absorbansi Inhibisi Konsentrasi Recovery


(mg/L) (abs) (%) Teoritis (%)
(mg/L)
Kontrol 0,7443
500 0,5526 25,7557 25,3392 101,6437
500 0,5581 25,0168 25,3392 98,7275
500 0,5574 25,1108 25,3392 99,0986
1000 0,3151 57,6649 57,6380 100,0466
1000 0,3144 57,7590 57,6380 100,2098
1000 0,3134 57,8933 57,6380 100,4429
1250 0,1959 73,6800 73,7875 99,8543
1250 0,1958 73,7203 73,7875 99,8725
1250 0,1956 73,7203 73,7875 99,9090

 Contoh Perhitungan % inhibisi 500 ulangan 1


absorbansi kontrol−absorbansi sampel
% inhibisi 500 u1 =
absorbansi kontrol
0,7443−0,5526
= x 100
0,7443
= 25,7557
 Contoh Perhitungan Akurasi 500 ulangan 1
%inhibisi yang didapat
% Recovery = x 100 %
Konsentrasi teoritis
25,7557
= ×100
25,3392
= 101,6437

70
71

Anda mungkin juga menyukai