Anda di halaman 1dari 47

PENURUNAN KADAR KEBUTUHAN OKSIGEN KIMIAWI PADA

SAMPEL AIR LIMBAH


DI PT ANUGRAH ANALISIS SEMPURNA

REFLIZAL
NIM 1730169

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA


PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
INDUSTRI POLITEKNIK AKA BOGOR
2020
PENURUNAN KADAR KEBUTUHAN OKSIGEN KIMIAWI PADA
SAMPEL AIR LIMBAH
DI PT ANUGRAH ANALISIS SEMPURNA

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI


Diajukan Guna Melengkapi Syarat Pendidikan Diploma Tiga
Program Studi Pengolahan Limbah Industri

Oleh :
REFLIZAL
NIM 1730169

Menyetujui

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ditanda tangani secara digital oleh :


AHMAD ZAKARIA, M.Si. EVITA RAHMAWATI, S.T.

Mengetahui
Direktur Politeknik AKA Bogor

Ditanda tangani secara digital oleh :


HENNY ROCHAENY, M.Pd.

POLITEKNIK AKA BOGOR


BOGOR
2020

ii
PRAKATA

Puji syukur panjatkan kepada Allah Azza Wa Jalla atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Industri yang
berjudul “Penurunan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi Pada Sampel Air
Limbah” di PT Anugrah Analisis Sempurna. Shalawat beserta salam tidak lupa
penulis kirimkan kepada Nabiyullah Muhammad Shalallahu’alaihiwasallam.
Terima kasih pernulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan Praktik kerja Industri ini, terutama kepada :

1. Bapak Ahmad Zakaria, M.Si., selaku pembimbing I atas kesedian dan


kesabarannya dalam memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk yang
sangat membantu dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Industri.
2. Ibu Evita Rahmawati, S.T., selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan waktu selama pelaksanaan Praktik
Kerja Industri.
3. Ibu Henny Rochaeni, M.Pd., Direktur Politeknik Aka Bogor beserta
seluruh staf pengajar dan karyawan yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan sebelum penulis melaksanakan Praktik Kerja Industri.
4. Ibu Ir. Rosalina, M.Si., sebagai dosen wali yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis selama kuliah di
Politeknik AKA Bogor..
5. Seluruh Pegawai dan Analis PT Anugrah Analisis Sempurna yang
telah mengizinkaan penulis untuk belajar dan menambah ilmu selama
Praktik Kerja Industri.
6. Ayah, Ibu dan Kakak yang telah memberikan doa, semangat dan
motivasi kepada penulis selama ini.
7. Keluarga Besar PLI, Kurca Fams yang telah memberikan dukungan dan
bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

iii
Penulis menyadari bahwa laporan Praktik Kerja Industri ini masih jauh
dari sempurna. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang membutuhkan dan membacanya.

Bogor, Agustus 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

PRAKATA.........................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL..............................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR........................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................................2
1.3 Manfaat.......................................................................................................................2
BAB II. PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI..........................................3
2.1 Tempat dan Waktu.....................................................................................................3
2.2 Bahan dan Alat..........................................................................................................3
2.2.1 Bahan...................................................................................................................3
2.2.2 Alat......................................................................................................................3
2.3 Cara Kerja..................................................................................................................3
2.3.1 Tahap Persiapan..................................................................................................4
2.3.2 Tahap Pengujian..................................................................................................4
2.3.3 Tahap Pengolahan Data.......................................................................................5
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................7
3.1 Preparasi Sampel........................................................................................................7
3.2 Kadar KOK Sampel Air Limbah.............................................................................8
BAB IV. SIMPULAN DAN SARAN...............................................................................14
4.1 Simpulan...................................................................................................................14
4.2 Saran.........................................................................................................................14
BAB V. DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15
LAMPIRAN......................................................................................................................14

v
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Jaminan Mutu dan Kadar KOK........................................................................8

vi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kurva Kalibrasi Analisis Kadar KOK Hari Kesatu...................................9


2. Grafik Kadar KOK dari Hari Pertama sampai dengan Hari Ketujuh........10
3. Persentase Penurunan Kadar......................................................................11

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Ringkasan Kegiatan Prakerin.....................................................................17


2. Kurva Kalibrasi Deret Standar Hari Kesatu Sampai Hari Ketujuh...........34
3. Hasil Pengukuran Konsentrasi Sampel......................................................37
4. Contoh Perhitungan Larutan Standar KHP................................................38
5. Cara Kerja Pembuatan Larutan Pereaksi Digestion Solution HR..............39

viii
1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT Anugrah Analisis Sempurna (AAS) merupakan perusahaan yang


bergerak di bidang jasa pengujian parameter lingkungan, kesehatan lingkungan
kerja (Industrial Hygiene) dan Biomonitoring. PT AAS didukung oleh sumber
daya manusia yang profesional dan berpengalaman di bidangnya, khususnya
untuk parameter lingkungan. Perusahaan ini telah berpengalaman dalam
menganalisis berbagai sampel baik udara, air, tanah serta air laut. PT AAS rutin
menerima sampel air permukaan dan air limbah untuk analisis kebutuhan oksigen
kimiawi (KOK) dari perusahaan konsumen atau perusahaan yang menggunakan
jasa analisisnya.
Air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang berwujud
cair (PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 5, 2014).
Salah satu parameter yang digunakan dalam menentukan kualitas air limbah yaitu
nilai KOK. Nilai KOK digunakan sebagai indikator pencemaran bahan organik
yang mudah terurai dan sulit terurai serta kaitannya dengan penurunan kandungan
oksigen terlarut perairan, semakin tinggi nilai KOK semakin tercemar perairan
tersebut.
Kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) didefinisikan sebagai jumlah oksidan
(dalam hal kesetaraan oksigen) yang dikonsumsi selama oksidasi bahan organik
oleh zat pengoksidasi kuat seperti kalium dikromat ( K 2Cr2O7) atau kalium
permanganat (KMnO4). KOK yang ditentukan menggunakan K2Cr2O7 disebut
sebagai KOKCr, umumnya digunakan untuk menilai kualitas air di badan air yang
tercemar berat atau sedang seperti air limbah. Analisis KOK menggunakan
KMnO4 umumnya digunakan dibadan air relatif bersih seperti air permukaan atau
air sungai (DHANJAI, 2018).
Pada percobaan ini dilakukan analisis kadar KOK pada sampel air limbah
dengan variabel waktu penyimpanan sampel 1, 2, 5, 6 dan 7 hari. Percobaan ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh waktu penyimpanan terhadap kadar KOK
yang terdapat di dalam sampel air limbah. Percobaan ini mengacu pada SNI
6989.2:2009 tentang Air dan air limbah.

1
2

1.2 Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu penyimpanan


terhadap kadar KOK di dalam sampel air limbah. Metode yang digunakan
mengacu pada SNI 6989.2:2009 tentang Air dan air limbah – Bagian 2 : Cara uji
Kebutuhan Oksigen Kiwiawi (Chemical Oxygen Demand/COD) dengan refluks
tertutup secara spektrofotometri.

1.3 Manfaat

Pelaksanaan percobaan dan hasil data yang diperoleh diharapkan


memberikan manfaat bagi perusahaan, penulis maupun pembaca. Manfaat bagi
perusahan yaitu perusahaan mengetahui pengaruh waktu penyimpanan sampel
terhadap kadar KOK. Manfaat bagi penulis yaitu sebagai syarat untuk
menyelesaikan tugas akhir diploma tiga program studi pengolahan limbah industri
di Politeknik AKA Bogor dan menambah wawasan dalam analis kadar KOK.
Manfaat bagi pembaca yaitu sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis.

2
BAB II. PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

2.1 Tempat dan Waktu

Percobaan ini merupakan bagian kegiatan praktik kerja industri (Prakerin).


Prakerin dilaksanakan di PT Anugrah Analisis Sempurna (AAS), Jalan Raya
Jakarta-Bogor KM.37, Cilodong, Depok, Jawa Barat. Prakerin dilaksanakan dari
bulan Januari sampai dengan Juli 2020. Ringkasan kegiatan prakerin dapat dilihat
pada lampiran 1.

2.2 Bahan dan Alat

Percobaan ini membutuhkan beberapa bahan dan alat. Bahan dan alat yang
dibutuhkan seperti :

2.2.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan terdiri dari dua meliputi bahan uji
dan bahan kimia. Bahan uji yaitu sampel air limbah, bahan kimia yaitu larutan
standar kalium hidrogen ptalat (KHP) (HOOCC6H4COOK), akuabides dan
digestion solution high range (HR) yang terdiri dari campuran K 2Cr2O7, H2SO4
pekat, HgSO4, Ag2SO4 dan air suling.

2.2.2 Alat

Alat yang digunakan dibagi menjadi dua meliputi alat utama dan alat
penunjang. Alat utama diantaranya neraca analitik (Shimadzu), reaktor KOK
refluks tertutup, spektrofotometer sinar tampak HACH DR 2800. Alat penunjang
diantaranya rak tabung, tabung refluks HACH, sudip, batang pengaduk, pipet
mikro, gelas piala 50 mL, labu takar 10 mL dan 100 mL.

2.3 Cara Kerja

Pada percobaan ini terdapat tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap
pengujian dan tahan pengolahan data. Adapun uraian tahapan pada percobaan ini
sebagai berikut :

3
4

2.3.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi pembuatan larutan standar Kalium Hidrogen


Ptalat (KHP) 500mg/L dan pembuatan larutan deret standar kerja. Adapun uraian
pada tahapan ini sebagai berikut :

2.3.1.1 Pembuatan Larutan Standar Kalium Hidrogen Ptalat (KHP) 500


mg O2/L

Padatan KHP digerus perlahan, lalu dikeringkan sampai berat konstan


pada suhu 110° C. Serbuk KHP ditimbang 42,5 mg dan dilarutkan ke dalam labu
takar
100 mL dengan air bebas organik (akuabides), ditepatkan tanda tera dan
dihomogenkan. Larutan ini stabil bila disimpan dalam kondisi dingin pada
temperatur 4° C ± 2° C.

2.3.1.2 Pembuatan Larutan Deret Standar Kerja Kalium Hidrogen Ptalat


(KHP)

Larutan standar KHP 500 mg O2 /L dipipet sebanyak (0,7; 2; 3; 4; 6; 8)


mL, kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL dan
ditepatkan pada tanda tera dengan akuabides serta dihomogenkan. Pemipetan
dilakukan untuk mendapatkan larutan standar kerja KHP konsentrasi 3,5; 100;
150; 200; 300; 400 mg O2/L. Pembuatan deret standar dilakukan setiap pengujian
sampel (pengujian hari ke- 1, 2, 5, 6 dan 7).

2.3.2 Tahap Pengujian

Sampel uji atau deret standar kerja dipipet sebanyak 2,5 mL ke dalam
tabung refluks HACH yang berisi digestion solution High Range (HR). Tabung
refluk HACH ditutup rapat dan dihomogenkan. Tabung refluks tersebut
dipanaskan di dalam KOK reaktor refluks tertutup yang diatur pada suhu 150°C
selama 2 jam. Reaktor dimatikan setelah pemanasan berakhir dan sampel uji
dibiarkan didalam reaktor selama 20 menit sampai suhu sampel uji kurang dari
120°C. Sampel diangkat dan dipindahkan ke rak tabung reaksi untuk didinginkan
sampai suhu ruang. Sampel yang sudah dingin diukur serapannya pada
spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 600 nm dan dicatat hasil
serapannya.
5
4
6

2.3.3 Tahap Pengolahan Data

Hasil serapan contoh uji dimasukan kedalam persamaan regresi linier yang
didapat dari kurva kalibrasi untuk memperoleh konsentrasi didalam sampel.
Konsentrasi KOK didalam sampel ditentukan dengan rumus :

𝑋 = y−a
b

Keterangan :

x : Konsentrasi sampel uji (mg/L)


y : Absorbansi sampe terbaca alat (abs)
a : Intersep persamaan kurva kalibrasi (abs)
𝑎𝑏𝑠
b : Slope persamaan kurva kalibrasi ( )
𝑚𝑔 /𝐿

Dari konsentrasi sampel didapat kadar KOK air limbah dengan rumus :

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 = C x Fp
Keterangan :

Kadar : Kadar KOK (mg/L)


C : Konsentrasi sampel uji
(mg/L) Fp : Faktor pengenceran

5
Kadar sampel yang didapat dihitung %efek penurunan kadar KOK pada
sampel air limbah terhadap pengaruh waktu penyimpanan pada sampel air limbah.
Nilai persentase penurunan kadar dihitung berdasarkan nilai kadar uji awal
dikurangi kadar setelah dilakukan penyimpan pada hari kedua, kelima, keenam
atau ketujuh.
Perhitungan :
A-B
% Penurunan Kadar(%)= x 100%
A
Keterangan :
A : Kadar KOK sampel awal (mg/L)
B : Kadar KOK sampel setelah disimpan pada hari kedua, kelima, keenam atau
ketujuh (mg/L).
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Preparasi Sampel

Senyawa organik dalam sampel dioksidasi oleh kalium dikromat dalam


keadaan asam yang mendidih. Bahan buangan organik akan dioksidasi oleh
kalium dikromat (K2Cr2O7) menjadi gas karbon dioksida (CO2) dan air (H2O).
Kalium dikromat berperan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent). Oksidasi
terhadap bahan organik akan mengikuti reaksi berikut ini :
𝐶𝑛𝐻𝑎𝑂𝑏 + 𝑑𝐶𝑟2𝑂72− + (8𝑑 + 𝑐)𝐻+ → nCO2+H2O+2dCr3+

Reaksi tersebut perlu dilakukan pemanasan selama 2 jam pada suhu 150°C
menggunakan alat KOK reaktor dan penambahan katalisator perak sulfat
(AgSO4). Pemanasan secara refluks tertutup berfungsi mencegah zat organik
volatil menguap. Katalisator perak sulfat (Ag2SO4) sebagai katalisator
mempercepat reaksi homolog senyawa aromatik.
Bahan organik diperkirakan ada unsur klorida yang dapat mengganggu
reaksi maka perlu ditambahkan merkuri sulfat untuk menghilangkan gangguan
klorida tersebut . Unsur klorida dapat mengganggu karena akan teroksidasi oleh
kalium dikromat sesuai dengan reaksi berikut ini :
Reduksi : Cr2O72- + 14 H+ + 6e- → 2Cr3+ + 1x
7H2O
Oksidasi : 2Cl- → Cl2 + 6e- 3x +
Reaksi : Cr2O72- + 6Cl- + 14H+ → 2Cr3+ + 3Cl2 + 7H2O
Penambahan merkuri sulfat berfungsi mengikat ion klorida menjadi merkuri
klorida mengikuti reaksi berikut ini :
Hg2+(aq) + 2Cl- (aq) → HgCl 2(s)
Sampel, ion merkuri bergabung dengan ion klorida membentuk merkuri
klorida. Adanya ion Hg2+ maka mengakibatkan konsentrasi ion Cl- menjadi sangat
kecil dan tidak mengganggu oksidasi zat organik dalam pengujian KOK. Warna
larutan air lingkungan yang mengandung bahan organik sebelum reaksi oksidasi
adalah kuning. Apabila reaksi oksidasi selesai maka akan berubah menjadi hijau.
Jumlah oksigen yang diperlukan untuk reaksi oksidasi terhadap bahan organik
sama

7
8

dengan jumlah kalium dikromat yang digunakan pada reaksi tersebut. Semakin
banyak kalium dikromat yang dipakai pada reaksi oksidasi, maka semakin banyak
oksigen yang diperlukan. Hal ini berarti bahwa air lingkungan semakin banyak
tercemar oleh bahan organik (MAHIDA, 1984).

3.2 Kadar KOK Sampel Air Limbah

Berdasarkan analisis yang dilakukan di laboratorium lingkungan PT AAS


diperoleh hasil pengukuran deret standar dan sampel. Hasil pengukuran yang
diperoleh seperti Tabel 1.
Tabel 1. Jaminan Mutu dan Kadar KOK

Jaminan
Persamaan Kurva Kalibrasi Kadar (mg/L)
Mutu Rata-
%RPD
rata
(%)
Duplo (mg/L)
Hari Slope
Intersep
Ke- 𝐴𝑏𝑠 r Simplo
(Abs) (𝑚𝑔 /𝐿)
1

0,0040 0,0005 1,000 262,18 265,92 264,05 1,42

2 -0,0014 0,0005 0,999 260,16 261,98 261,07 0,70

r≥
0,995
5 -0,0036 0,0005 0,999 256,17 261,84 259,01 2,19

6 -0,0009 0,0005 0,999 241,75 241,75 241,75 0,00

7 0,0075 0,0005 0,996 236,38 234,41 235,40 0,83


9

Nilai koefisien korelasi (r) dari persamaaan kurva kalibrasi pada waktu
pengujian hari pertama sampai dengan hari ketujuh pada Tabel 1 adalah r ≥ 0,995 pada
rentang konsentrasi (3,5 – 400 mg/L). Nilai koefisien korelasi (r) dari uji KOK telah
memenuhi jaminan mutu yang ditetapkan oleh SNI 6989.2:2009 tentang Air dan Air
Limbah yakni r ≥ 0,995. Nilai r yang bernilai positif menunjukan hubungan selaras yang
kuat antara konsentrasi dengan absorbansi pada larutan standar KOK dan kenaikan
konsentrasi akan berbanding lurus dengan kenaikan intersep.

Nilai r ≥ 0,995 berarti deret standar larutan kerja dengan kadar yang berbeda
secara proporsional mengakibatkan instrumen akan memberikan respon yang
proporsional pada tingkat kadar tersebut. Respon yang terjadi dapat dilihat pada
Gambar1.

Kurva Kalibrasi KOK


0,250 0,220

0,200 0,162
0,150 0,111
Abs

0,082 y = 0,0005x + 0,004


0,100 0,057
r = 1,000
0,0500,008
0,000
0 100 200 300 400 500
Konsentrasi (mg/L)
Gambar 1. Kurva Kalibrasi Analisis kadar KOK Hari Kesatu
Perubahan secara proporsional antara kadar analit dengan respon instrumen
tersebut membentuk garis lurus seperti Gambar 1. Hubungan yang kuat antara
konsentrasi dengan respon alat ditandai dengan semakin lurus garis yang terbentuk ,
seperti pada Gambar1. Gambar 1 merupakan hasil kurva kalibrasi pada hari kesatu.
Kurva kalibrasi hari kedua, kelima, keenam dan ketujuh bisa dilihat pada Lampiran 2.

Konsentrasi KOK sampel diperoleh dari hasil pengukuran absorbansi sampel.


Absorbansi yang didapat dikurangi dengan slope hasil persamaan regresi lalu dibagi
dengan intersep persamaan kurva kalibrasi. Hasil konsentrasi diperoleh seperti
Lampiran
3. Dari konsentrasi yang diperoleh ditentukan kadar KOK yang terdapat di dalam
sampel. Kadar KOK dianalisis berdasarkan variabel lamanya waktu penyimpanan
sampel (hari
10

kesatu, dua, lima, enam dan tujuh). Analisis dilakukan secara duplo untuk menentukan
keterulangan. Kadar diperoleh dengan mengalikan konsentrasi sampel yang didapat
dengan faktor pengenceran. Hasil pengukuran kadar diperoleh seperti Tabel 1.

Hasil Pengujian yang dilakukan berdasarkan Tabel 1 memiliki relative percent


different (%RPD) di bawah lima persen (5%) untuk pengujian duplo, hal ini berarti
tingkat ketelitian pengujian dapat diterima karena pengujian secara duplo dikatakan
ketelitian yang tinggi apabila %RPD mendekati atau sama dengan nol. Jaminan mutu
analisis untuk %RPD kadar KOK dapat diterima karena menurut SNI 6989.2:2009
tentang air limbah standar mutu %RPD adalah ≤ 5% - 10%. Hasil pengujian yang
dilakukan mengalami penurunan kadar dari hari kesatu sampai dengan hari ketujuh
seperti yang terlihat pada Gambar 2.

Kadar KOK
270,00 264,0500 261,07
259,01
Kadar KOK (mg/L)

260,00
250,00 241,75
235,4
240,00
230,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Hari Ke-

Gambar 2. Grafik kadar KOK dari Hari Pertama sampai dengan Hari Ketujuh

Kadar KOK mengalami penurunan dari kadar awal sebesar 264,05 mg/L
menjadi 235,40 mg/L pada hari ketujuh seperti pada Gambar2. Penurunan ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor seperti aktivitas mikroorganisme dan kondisi saat
penyimpanan. Menurut BADAN STANDARDISASI NASIONAL (2004) pengujian
KOK seharusnya diuji secepatnya karena dalam waktu relatif singkat selama
penyimpanan mulai berlangsung perubahan–perubahan yang dapat memengaruhi kadar
KOK seperti aktifitas mikroorganisme yang mendegradasi bahan organik sehingga
menurunkan kadar KOK, KOB, KOT dalam air.
Penurunan kadar KOK juga dipengaruhi oleh suhu saat penyimpanan. Analisis
pada hari pertama suhu sampel 7°C karena sampel baru dikeluarkan dari lemari
pendingin. Analisis hari selanjutnya (hari ke-2, 5, 6, 7) suhu sampel berada pada suhu
11

ruang ± 20°C karena disimpan di ruang preparasi untuk keperluan pengujian beberapa
parameter uji oleh analis di PT AAS seperti BOD, TSS,TDS dan sebagainya.
Pendinginan sampel bertujuan untuk memperlambat aktifitas biologi dan mengurangi
kecepatan reaksi secara kimia dan fisika sehingga tidak mengganggu unsur-unsur yang
ditetapkan (BADAN STANDARDISASI NASIONAL, 2004). Aktifitas degradasi
biologi bahan organik semakin cepat disaat suhu sampel mencapai suhu ruang sehingga
kadar KOK juga turun. Selain itu, suhu penyimpanan pada suhu ruang meningkatkan
efektifitas prespitasi yang menyebabkan hidrolisa pemecahan senyawa organik
kompleks menjadi senyawa organik sederhana yang dioksidasi menjadi gas-gas dan air
oleh mikroorganisme (METCALF & EDDY, 2003). Dari kadar yang didapat
ditentukan persentase penurunan kadar KOK terhadap pengaruh lama waktu
penyimpanan . Persentase penurunan kadar dapat dilihat pada Gambar 3.

%efisiensi pengaruh waktu terhadap kadar KOK


12 10,85

10 9,22
%efesiensi (%)

4
1,91
2 1,13
0
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Hari ke-

Gambar 3. Persentase Penurunan Kadar KOK

Kadar KOK mengalami penurunan pada waktu penyimpanan kedua sampai


dengan ketujuh seperti Gambar 3. Penurunan kadar yang terjadi pada hari kedua,
kelima, keenam dan ketujuh berturut turut (1,13; 1,91; 9,22; dan 10,85%). Persentase
penurunan kadar hari kedua sampai dengan kelima masih tergolong kecil yakni < 2%.
Tetapi pada hari penyimpanan keenam dan ketujuh mengalami penurunan yang cukup
signifikan yaitu sebesar 8,39% dan 10,85% . Pengujian KOK dengan waktu
penyimpanan hari kedua sampai dengan kelima masih tergolong kecil karena oksidasi
zat organik oleh mikroorganisme didalam sampel masih sedikit. Pengujian hari keenam
dan ketujuh, oksidasi zat organiknya sudah tinggi yaitu sebesar 8,39% dan 10,85%.
Penurunan kadar
12

KOK ini akan terus terjadi sampai bahan organik mudah terurai (biodegradable)
terdekomposisi semua oleh mikroorganisme yang terdapat didalam sampel. Bahan
organik biodegradable terdekomposisi maksimal sebanyak 95-99% pada hari kedua
puluh (METCALF & EDDY, 2003). Setelah hari kedua puluh tersebut bisa dianggap
tidak mengalami perubahan kadar lagi. Penurunan kadar ini dapat diperlambat dengan
pengawetan dan memasukan sampel ke dalam pendingin jika selesai digunakan untuk
pengujian parameter lain selain uji KOK.
BAB IV. SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil percobaan analisis kadar KOK dalam sampel air limbah di PT
AAS dengan variabel lama waktu penyimpanan mengalami penurunan dari hari kesatu
sampai dengan ketujuh. Dapat disimpulkan bahwa waktu penyimpanan dapat
memengaruhi kadar KOK pada sampel air limbah pada hari kedua, kelima keenam dan
ketujuh dengan efek penurunan sebesar (1,13; 1,91; 8,39; dan 10,85%). Semakin lama
sampel diuji semakin besar penurunan kadar KOK yang terjadi karena adanya
penguraian oleh mikroorganisme.

4.2 Saran

Pengujian kadar KOK langsung dilakukan saat sampel datang. Jika tidak
memungkinkan, sampel disimpan di dalam lemari pendingin dan lakukan pengawetan.
Hal tersebut dapat memperlambat degradasi bahan organik oleh mikroorganisme.

14
BAB V. DAFTAR PUSTAKA

BADAN STANDARDISASI NASIONAL (BSN). 2009. SNI 03.7016:2004 Tata Cara


Pengambilan Contoh Dalam Rangka Pemantauan Kualitas Air Pada Suatu Daerah
Pengaliran Sungai. Badan Standarisasi Indonesia, Jakarta.

BADAN STANDARDISASI NASIONAL (BSN). 2009. SNI 6989.3:2009 Air dan Air
Limbah-Cara Uji Kebutuhan Oksigen Kimiawi dengan Refluks Tertutup secara
Spektrofotometri. Badan Standarisasi Indonesia, Jakarta.

DHANJAI, ANKITA, S., HUMIN, Z., JIPING, C., SAMUEL, M.,M. 2018.
Determintation of chemical Oxygen Demand : An Analitycal Approach.
Encyclopedia Of Analytical Science. 3: 1-14.

MAHIDA,U.N. 1984. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Cetakan


pertama. C.V Rajawali. Jakarta.

METCALF & EDDY INC., 2003. Wastewater Engineering, Treatment, Disposal and
Reuse. 4th Edition, McGraw Hill Inc., New York, USA.

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK


INDONESIA. 2014. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah . Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Indonesia, Jakarta.

15
LAMPIRAN
17

Lampiran 1 Ringkasan Kegiatan Prakerin


Lampiran 1. (Lanjutan)
Lampiran 1. (Lanjutan)
Lampiran 1. (Lanjutan)
Lampiran 1. (Lanjutan)
Lampiran 1. (Lanjutan)
Lampiran 1. (Lanjutan)
Lampiran 1. (Lanjutan)
Lampiran 1. (Lanjutan)
Lampiran 1. (Lanjutan)
Lampiran 1. (Lanjutan)
Lampiran 1. (Lanjutan)
Lampiran 1. (Lanjutan)
Lampiran 1. (Lanjutan)
Lampiran 1. (Lanjutan)
Lampiran 1. (Lanjutan)
Lampiran 1. (Lanjutan)
Lampiran 2. Kurva Kalibrasi Deret Standar Hari Kesatu Sampai Hari Ketujuh
y = 0,0005x + 0,004
Kurva Kalibrasi COD Hari Kesatu r = 1,000
0,250 0,220

0,200
0,162
0,150
0,111
Abs

0,100 0,082
0,057
0,050
0,008
0,000
0 100 200 300 400 500
Konsentrasi (mg/L)

y = 0,0005x - 0,0014
Kurva Kalibrasi KOK Hari Kedua r = 0,999
0,250 0,223

0,200
0,157
0,150
0,107
Abs

0,100 0,080
0,052
0,050
0,004
0,000
0 100 200 300 400 500
Konsentrasi (mg/L)
Lanjutan 2. (Lanjutan)
y = 0,0005x - 0,0036

0,250
Kurva Kalibrasi KOK Hari Kelima r = 0,999
0,210
0,200
0,156
0,150
0,099
0,077
Abs

0,100
0,044
0,050
0,003
0,000
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
-0,050
Konsentrasi (mg/L)

y = 0,0005x - 0,0009
Kurva Kalibrasi KOK Hari Keenam r = 0,999
0,250 0,223

0,200
0,157
0,150
0,107
Abs

0,100 0,080
0,052
0,050
0,005
0,000
0 100 200 300 400 500
Konsentrasi (mg/L)
Lampiran 2. (Lanjutan)
y = 0,0005x + 0,0075

0,250
Kurva Kalibrasi KOK Hari Ketujuh r = 0,996
0,205
0,200 0,165

0,150
0,110
Abs

0,095
0,100
0,053
0,050
0,005
0,000
0 100 200 300 400 500
Konsentrasi (mg/L)
Lampiran 3. Hasil Pengukuran Konsentrasi Sampel

Absorbansi (abs) Konsentrasi (mg/L)


Rata-rata
Hari ke- Konsentrasi
(mg/L)
simplo duplo simplo duplo

1 0,144 0,146 262,18 265,92 264,05

2 0,141 0,142 260,16 261,98 261,07

5 0,132 0,135 256,17 261,84 259,01

6 0,131 0,131 241,75 241,75 241,75

7 0,128 0,127 236,38 234,41 235,40

Contoh perhitungan konsentrasi KOK


Y = 0,0005x + 0,004
𝑎𝑏𝑠
X = ( y – 0,004 ) / 0,0005 = (0,146 - 0,004) abs / 0,005
𝑚𝑔/𝐿

= 265,92 mg/L
Kadar mg/L = X x Fp = 265,92 mg/L x 1 = 265,92
Lampiran 4. Contoh Perhitungan Larutan Standar KHP

Oksigen digunakan sebagai Oksidan utama dalam oksidasi KHP seperti


persamaan reaksi dibawah ini :

KC8H5O4 + 7,5O2 → 8CO2 + 2H2O + KOH

Berdasarkan persamaan reaksi diatas maka kebutuhan oksigen teoritis adalah :

𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑂 32𝑔
7.5 𝑚𝑜𝑙 𝑥 𝑚𝑜𝑙
𝑇ℎ𝑂𝐷 = 2
= = 1.175 𝑔 𝑂 𝑝𝑒𝑟 𝑔 𝐾𝐶 𝐻 𝑂
204,2𝑔 2 8 5 4
𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐾𝐶8𝐻5𝑂4
1 𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑜𝑙
𝑋

Maka untuk membuat larutan standar KHP 500 mg/L dibutuhkan khp sebanyak
:

𝑂
2
500 𝑚𝑔 𝐾𝐻𝑃
𝑚𝑔 𝐾𝐻𝑃 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐿
= = 425 (𝑚𝑔
= 𝑇ℎ𝑂𝐷 1,175 𝑚𝑔 𝑂2 )
𝐿
𝑚𝑔 𝐾𝐻𝑃

Jadi Untuk membuat Larutan Standar 500 mg/L dibutuhkan 425 mg KHP
didalam l liter volume larutan 1. KHP dibuat pada labu ukur 100 mL maka KHP
yang dibutuhkan sebanyak 42,5 mg.
Lampiran 5. Cara Kerja Pembuatan Larutan Pereaksi Digestion Solution HR
Cara Kerja Pembuatan Larutan Digestion Solution HR

Diencerkan
Dikeringkan sampai
K2Cr2O7 pada dimasukan
kedalam labu Ditambahkan volume 1 L
suhu 150 °C dan di
takar 1 L, 167 mL H2SO4
selama 2 jam, Ditambahkan homogenkan
pekat dan
Ditimbang
500 mL air 33,3 g HgSO4.
1,022 g
suling
.
K2Cr2O7

Cara Kerja Pembuatan Larutan Pereaksi Asam Sulfat


Dilarutkan
Ditimbang Dimasukan
dan ditera
10,12 g kedalam labu Dihomogenkan
dengan
Ag2SO4 takar 1 L
H2SO4 pekat

Cara Kerja Perembuatan Pereaksi Digestion Solution HR

Ditambahkan 1,5 mL Ditambahkan 3,5 mL


Dimasukan ke
larutan digestion larutan pereaksi
dalam tabung
solution HR asam sulfat
HACH

Anda mungkin juga menyukai