Disusun sebagai
Salah satu syarat kelulusan
Tahun Pelajaran 2019/2020
OLEH :
Muhammad Nur Khoirudin
NIS : 179039
i
SURAT PENGANTAR PRAKERIN
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
vi
8. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
dan penyusunan laporan praktik kerja lapangan ini baik secara langsung
maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Laporan ini tentu masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan baik
dari segi materi atau penyajian. Oleh sebab itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi perbaikan laporan ini, sangat penyususn harapkan. Penyusun
berharap laporan praktik kerja lapangan ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan pembaca serta membantu pembuatan laporan pada masa yang akan
datang.
Penyusun
vii
DAFTAR ISI
viii
H. Uji Penampilan Cat (Appereance) ................................. 21
I. Analisis Jumlah Padatan (solid content) ........................ 21
BAB IV UJI CAT DAN BAHAN BAKU DI LAB. MIKROBIOLOGI 23
A. Dasar Teori ..................................................................... 23
B. Sterilisasi ........................................................................ 23
C. Pembuatan Media........................................................... 24
D. Penanaman Sampel ........................................................ 24
E. Pengamatan .................................................................... 25
BAB VPEMBAHASAN ............................................................................. 27
BAB VIPENUTUP ..................................................................................... 31
A. Kesimpulan .................................................................... 31
B. Saran-saran ..................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 33
LAMPIRAN ................................................................................................ 34
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
INTISARI
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Prakerin
Tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan adalah sebagai berikut.
1. Latihan Kerja
a. Dengan Praktik Kerja Industri siswa-siswi dilatih bekerja sesuai
jam kerja di perusahaan atau instansi.
b. Siswa-siswi diharap dapat berperan sebagai pekerja yang
bertanggung jawab di bagiannya.
1
2. Latihan Penyesuaian Lingkungan Kerja
Selama Praktik Kerja Lapangan siswa-siswi diharapkan mampu
bergaul dengan pimpinan maupun karyawan perusahaan, sehingga
mempunyai pengalaman dalam hal bekerja sama dengan rekan kerja.
2
a. Membuat Laporan Kegiatan Harian dan Lembar Kerja salama
Prakerin dengan pengesahaan pembimbing dari perusahaan atau
instansi dan dari pembimbing sekolah.
b. Membuat laporan Prakerin atas nama perorangan yang disahkan
oleh Pihak Perusahaan atau Instansi dan Pihak Sekolah.
3
material dapat diproses dan produk hasil siap dikemas, dan apabila
mengalami suatu masalah maka dari RnD mengeluarkan prosedur
kerja dan membuat formula yang berbeda dari proses yang
sebelumnya dengan perhitungan yang ada.
3. Finished Good
Finished Good adalah salah satu bagian pengecekan hasil produk
telah diproses di depatemen produksi. Tugasnya adalah melakukan
pengecekan ulang yang meliputi :Appearance, pH, Viscosity, Spesifik
Gravity, Fineness, dan Visual.
Jika produk yang dicek sesuai standar, maka produk siap untuk
disaring dan dikirim ke konsumen.Finished Good berhak untuk
menentukan produk boleh atau tidaknya disaring dan dikemas.
4. Teknik Aplikasi
Teknik Aplikasi terdiri dari Colour Matching (CM) dan Tecnichal
Support (TS). Teknik Aplikasi adalah salah satu bagian yang bekerja
sama dengan RnD dalam hal daya tutup cat, adhesi cat, penampilan
warna cat terhadap tembok. Teknik Aplikasi berhak memutuskan
formula dari RnD lulus uji atau tidaknya.
5. Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah salah satu bagian dari pengecekan hasil
produk cat yang telah diproses di departemen produksi.Tugasnya
adalah melakukan pengecekan mikrobia cat yang telah berbau dan
pengecekan cat yang berada di storage 3 hari sekali.
4
Melihat secara langsung proses analisa bahan dan praktikum pada
laboratorium perusahaan.
2. Metode Interview
Mencari informasi secara langsung dengan bertanya kepada
narasumber terkait agar memperoleh gambaran yang jelas.
3. Metode Patisipan (pengambilan sampel)
Mendapat informasi langsung dari praktik yang dikerjakan sendiri.
4. Metode Dokumenter
Metode dimana mendapat informasi terkait dari data-data yang sudah
ada atau diberikan.
5
6
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
A. Profil Perusahaan
1. Latar Belakang
PT Citra Warna Abadi yang berlokasi di Jl. Bayu No.9 RT 03 RW
10, Sudimoro, Parangjoro, Sukoharjo, Jawa Tengah yang didirikan
pada tanggal 9 Juni 2010 dengan akte No. 47 tanggal 9 Juni 2010,
waktu 11.30 WIB oleh Ina Megahwati, SH. notaris di Surakarta. Telah
mendapatkan Ijin Usaha industri dari Kantor Pelayanan Perijinan dan
Investasi Kabupaten Sukoharjo.PT Citra Warna Abadi dipimpin oleh
Bapak Wibisono Jadhisno sebagai Komisaris dan Bapak Rudy
Zulkarnain sebagai direktur.
Dalam mengoperasikan perusahaan, pihak manajemen telah
menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk memproduksi cat
sesuai dengan persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen
Mutu.Untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan berkualitas
tinggi sehingga dapat menjamin kepuasan pelanggan, perusahaan kami
selalu menjaga kualitas produk dengan mengacu pada standard SNI
3564:2014 tentang cat tembok emulsi. Dalam rangka menghadapi
perdagangan global dan untuk meningkatkan kapasitas produksi serta
menjamin konsistensi produk, manajemen PT Citra Warna Abadi telah
mempunyai komitmen untuk menerapkan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2015
2. Visi
Menjadi perusahaan skala Nasional, dan menghasilkan produk
yang berkualitas, sehingga menjadi pilihan utama bagi masyarakat,
serta selalu berkomitmen terhadap pelayanan terbaik bagi konsumen.
7
3. Misi
a. Melakukan riset dan pengembangan produk secara terus menerus.
b. Membangun jaringan bisnis yang efektif, efisien, dan saling
menguntungkan.
c. Meningkatkan kesejahteraan karyawan secara adil sesuai
perkembangan perusahaan.
d. Berkomitmen terhadap pelestarian lingkungan hidup.
4. Nilai-Nilai Perusahaan
a. Memahami dan mencari kebutuhan konsumen.
b. Melakukan hal yang tepat untuk pelayanan dan kepuasan
pelanggan.
c. Terus meningkatkan mutu produk.
d. Mencari dan melakukan riset untuk mencapai kualitas yang
terbaik.
5. Budaya Perusahaan
a. Jujur
b. Tanggung Jawab
c. Proaktif
d. Daya Juang
e. Pembelajar
6. Lokasi Perusahaan
Jl. Bayu No.9 RT 03/RW 10, Sudimoro, Parangjoro, Sukoharjo,
Jawa Tengah-Indonesia
Telp. (+62-271)672 7777, Fax. (+62-271)6727888
Homepage/Website: www.weldon.co.id
8
B. Sejarah Singkat Perusahaan
PT Citra Warna Abadi berdiri tahun 2010 yang merupakan
perusahaan nasional yang bergerak dibidang produksi cat tembok dan
bahan pelapis dengan produk unggulan cat dekoratif. Produk unggulan
berupa Weldon Wallpaint, Weldon Exterior, Paladin, Pillar, Welstone,
WelProof, dan Weldon Alkali Sealer. PT Citra Warna Abadi yang
berlokasi di Jl. Bayu No. 9 Rt 03/10 Sidumoro, Parangjoro, Sukoharjo,
Jawa Tengah, berkomitmen terhadap kepuasan pelanggan, dengan
menghasilkan produk cat tembok yang berkualitas tinggi dan membangun
jaringan bisnis yang efektif, efisien, dan saling menguntungkan.
Segenap Managemen dan seluruh karyawan PT Citra Warna Abadi
berkomitmen pada pelayanan dan mencapai kepuasaan pelanggan dengan
4 cara yaitu memahami dengan mencari kebutuhan konsumen, melakukan
hal tepat untuk pelayanan kepuasan pelanggan, terus meningkatkan mutu
produk, mencari dan melakukan riset untuk mencapai kualitas yang
terbaikuntuk pelanggan.
Melakukan pembinaan SDM secara terus menerus dengan
menciptakan budaya perusahaan antara lain jujur, tanggung jawab, daya
juang, proaktif, pembelajar.
C. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi PT Citra Warna Abadi dapat dilihat pada lampiran 1.
9
yang dipakai pada saat melakukan perekrutan calon karyawan adalah
dengan menerapkan masa percobaan 3 bulan. Setelah masa percobaan
selesai dilakukan evaluasi terhadap kerjanya dan kemudian jika
memenuhi syarat maka akan diangkat menjadi karyawan pabrik.
10
g. Jam Istirahat
Shift 1 : Pukul 12.00-13.00 WIB
Shift 2 : Pukul 18.00-19.00 WIB
3. Pembinaan Karyawan
Pembinaan karyawan berfungsi untuk meningkatkan kedisiplinan
serta kesejahteraan sehingga terbentuk karyawan yang terampil dan
disiplin. Pembinaan karyawan meliputi pembinaan terhadap SOP
(Standard Operating Procedure), APD (Alat Pelindung Diri), APAR
(Alat Pemadam Api Ringan), IK (Instruksi Kerja), dan grounding.
11
BAB III
UJI CAT DAN BAHAN BAKU DI LABORATORIUM
A. Dasar Teori
Cat merupakan suatu zat cair yang digunakan untuk melapisi
permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah, memperkuat, dan
melindungi bahan tersebut. Setelah melapisi atau terkena permukaan dan
mengering, cat akan membentuk lapisan tipis yang melekat kuat pada
permukaan tersebut. Pelekatan cat pada permukaan dapat dilakukan
dengan banyak cara yaitu, diusapkan, dilumurkan, dikuas, maupun
disenprotkan.
Emulsi termasuk dari salah satu jenis koloid dengan fase
terdispresi berupa zat cair dalam medium pendispresi padat, cair, dan gas.
Cat tembok water based merupakan emulsi, dimana terdapat emulsi antara
air dan minyak (binder) dalam formulasinya. Komponen atau bahan
penyusun dari cat terdiri dari binder (resin), pigment, solvent, dan
addititive.
1. Binder
Zat pengikat atau binder merupakan bahan yang berfungsi sebagai
pengikat, yaitu mengikat antar bahan baku lainnya antara partikel
pigment, solvent, dan bahan tambahan lainnya. Binder bertugas untuk
merekatkan komponen-komponen yang ada dan melekatkan
keseluruhan bahan pada permukaan suatu bahan (membentuk
film).Tipe binder dalam suatu formula cat dapat menetukan performa
suatu cat.Binder dibuat dari material bernama resin yang biasa dari
bahan alam juga sintesis. Ada banyak macam resinyaitu Natural Oil,
Alkyd, Nitro Cellulose, Polyester, Melamine, Acrylic, Epoxy,
polyurethane, Silicon, Fluorocarbon, Venyl, Cellulosik, dan lain-lain.
12
2. Pigment
Pigment adalah bahan yang umumnya berbentuk powder/bubuk
tepung yang dapat memberi warna pada bahan lain. Pigment dapat
mengawetkan barang yang dicat, karena paertikel pada pigmentdapat
memantulkan berkas sinar UV pada sinar matahari yang bersifat
destruktif.Pigment harus memiliki sifat opaque (tidak tembus cahaya)
dan inert atau tidak bereaksi dengan zat lain serta tidak bercun.
3. Solvent
Solvent adalah cairan mudah menguap yang berperan melarutkan
atau mendispersi komponen-komponen pembentuk film (binder,
pigment, additive) yang akan menguap dalam proses pengeringan.
Solvent atau pelarut juga berfungsi untuk menjaga kekentalan cat agar
tetap cair saat digunakan.Thinner termasuksolvent dimana dapat
melarutkan suatu material atau mengencerkan cat sesuai kekentalan
yang diinginkan.
4. Additive
Additive merupakan bahan yang ditambahkan dalam cat agar
menambah properti atau sifat-sifat cat sehingga dapat meningkatkan
kualitas suatu cat.Sebagai tambahan, suatu cat dapat mengandung satu
atau lebih additive yang berfungsi untuk meningkatkan performasi,
dan biasanya digunakan dalam jumlah yang sangat kecil.Hal ini
mempengaruhi fitur fisik dari penggunaan akhir cat.Contoh anti
fungus yang berfungsi mencegah timbulnya jamur, dan atau plasticizer
yang berfungsi untuk mengurangi lapisan cat pecah atau retak.
Pengujian cat hasil produksi di laboratorium PT Citra Warna
Abadi merupakan bagian dari QC ang bertuga melakukan pengwasan cat
hasil produksi agar tercapai produk yang sesuai standar.
PT Citra Warna Abadi hadir dengan produk cat.Cat merupakan
cairan yang digunakan untuk melapisi suatu bahan dengan tujuan
memperindah (Decorative), memperkuat (Reiforcing), dan melindungi
(Protective) suatu bahan.Cat hasil produksi harus memenuhi syarat standar
13
yang sudah ditetapkan.Syarat tersebut antara lain penampilan cat,
viskositas, massa jenis, dan masih banyak lagi syarat uji lainya.
Gambar 1.Piknometer
Rumus umum
14
Rumus untuk praktikum
C. Uji pH
1. Dasar Teori
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebebasan yang dimiliki oleh satuan larutan. pH
didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang
terlarut. Koefisian aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan
teoritis.Nila pH bersifat relative terhadap sekumpulan larutan standar
yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
15
Pengujian pH pada cat bertujuan untuk mengetahui nilai pH cat
agar sesuai dengan standar produksi.Cat bersifat basa lemah, hal ini
bertujuan untuk mencegah tumbuhnya bakteri pada cat karena bakteri
tumbuh pada keadaan asam.Alat yang digunakan adalah pH meter.
16
D. Uji Kekentalan (Viskositas)
1. Dasar Teori
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida (cairan)
yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan.Contoh, air yang
“tipis” memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang “tebal”
memiliki viskositas yang lebih tinggi.Sederhananya, semakin rendah
viskositas suatu fluida, semakin besar (mudah) juga pergerakan dari
fluida tersebut.
Dalam industri cat, perlu pengujian viskositas terhadap cat maupun
bahan baku (cair) sesuai standar. Viskositas pada cat dapat
mempengaruhi kondisi penyimpanan. Jika viskositas terlalu rendah
(solvent banyak), pigmentakan mudah mengendap dan solvent akan
terpisah berada di permukaan, sehingga terjadi pengendapan pada
dasar kemasan. Satuan pengukuran viskositas cat yang biasa
digunakan dalam industri cat adalah KU (Kreb’s Unit) dengan
menggunakan alat viskometer.
Gambar 3. Viskometer
2. Alat dan Bahan
a. Viskometer
b. Tisu/Kanebo
c. Sampel cat,base, atau bahan baku
3. Prosedur Percobaan
a. Sebelum melakukan pengecekan kekentalan, pastikan suhu sampel
sudah sesuai suhu ruang ± 25ºC menggunakan termometer.
17
b. Jika suhu sampel masih panas dari hasil produksi, maka sampel
harus didinginkan pada bak chiller(bak pendingin) ± 5 menit.
c. Jika suhu sampel sudah memenuhi, nyalaka (on) viskometer.
d. Tunggu hingga gerak rotasi berhenti, lalu siapkan sampel dibawah
pengaduk viskometer.
e. Turunkan tuas pada viskometer sehingga pengaduk akan turun ke
sempel dan akan berputar untuk mendeteksi kekentalan sampel.
f. Catat data yang diperoleh dan masukan pada data produksi.
g. Naikan tuas dan bersihkan pengaduk pada viskometer.
h. Matikan (off) viskometer jika sudah tidak digunakan.
18
Untuk menilai hasil warna, cat hasil produksi dibandingkan dengan
cat standar dengan cara penarikan sampel. Alat yang digunakan untuk
penarikan yaitu aplikator, dimana sampel ditarik di kertas roan coat
putih. Setelah dikeringkan, kertas dinilai dengan alat spektrofotometer
khusus cat bersama komputer.Sampel pada kertas merupakan sampel
basah, sedangkan sampel yang sudah dinilai dengan komputer sebagai
data disebut sampel kering.
Gambar 5. Aplikator
2. Alat dan Bahan
a. Aplikator
b. Tisu/Kanebo
c. Kertas roan coat putih
d. Kaca
e. Spatula
f. Sampel cat
g. Komputer dan Spektrofotometer
3. Prosedur Percobaan
a. Siapkan kertas roan coat putih di atas kaca, lalu letakkan aplikator
sesuai tarikan (50µ, 100µ, 150µ, 200µ) di atas kertas roan coat
putih.
b. Ambil standar dengan spatula secukupnya, dan oleskan pada kiri
kertas (sebagai standar).
c. Ambil sampel dengan spatula secukupnya, dan oleskan pada kanan
kertas (sebagai sampel).
19
d. Tarik menggunakan aplikator, usahakan jangan berhenti saat
penarikan maupun tarikan rusak.
e. Keringkan sampel basah dengan oven 68ºC selama ± 2 menit.
f. Setelah kering sampel dinilai dengan alat spektrofotometer dan
komputer dan dimasukan data sebagai sampel kering.
F. CR (hiding power)
1. Dasar Teori
CR atau hiding power merupakan uji cat untuk mengetahui daya
tutup cat sesuai dengan standar yang diberikan.Cara pengerjaannya
mirip dengan Uji Warna, hanya saja kertas yang digunakan adalah
kertas roan coat hitam putih yang berwarna setengah putih dan
setengah hitam.Sampel ditarik menggunakan aplikator yang
dibandingkan dengan standar.Setelah kering, sampel dinilai
menggunakan komputer atau dapat dinilai secara manual
menggunakan alat Opacity Meter.
2. Alat dan Bahan
a. Aplikator
b. Tisu/Kanebo
c. Kertas roan coat hitam putih
d. Kaca
e. Spatula
f. Sampel cat
g. Opacity Meter
3. Prosedur Percobaan
a. Siapkan kertas roan coat hitam putih diatas kaca, lalu letakkan
aplikator sesuai tarikan di atas kertas roan coat hitam putih (untuk
hiding power 100µ).
b. Ambil standar dengan spatula secukupnya, dan oleskan pada kiri
kertas (sebagai standar).
20
c. Ambil sampel dengan spatula secukupnya, dan oleskan pada kanan
kertas (sebagai sampel).
d. Tarik menggunakan aplikator, usahakan jangan berhenti saat
penarikan maupun tarikan rusak.
e. Keringkan sampel basah dengan oven 68ºC selama ± 2 menit.
f. Setelah kering sampel dinilai dengan Opacity Meter.
Gambar 6.Grindometer
2. Alat dan Bahan
a. Grindometer dan scrapper
b. Tisu/Kanebo
c. Spatula
d. Sampel base
21
3. Prosedur Percobaan
a. Siapkan sampel base dan alat grindometer.
b. Letakkan grindometer pada bidang datar.
c. Ambil sampel base dengan spatula lalu oleskan secukupnya pada
grindometer dengan tebal 100µ.
d. Ambil scrapper dan letakkan padagrindometer paling ujung 100µ
sebelum sampel.
e. Tarik scrapper tegak lurus dengan grindometer dengan sedikit
tekanan dari ketebalan 100µ menuju 0µ.
f. Lakukan pengamatan dan catat hasil uji kehalusan.
g. Bersihkan alat grindometer yang sudah digunakan.
22
Gambar 7. Oven Gambar 8. Neraca Analitik
3. Prosedur Percobaan
a. Siapkan kertas aluminium ukuran kecil, dan bentuk seperti wadah
dimana bagian mengkilap mengarah ke dalam.
b. Timbang kertas aluminium sebagai berat kosong (A).
c. Lalu tare atau zero pada timbangan.
d. Timbang 0,50 gr sampel (B) ke dalam wadah aluminium tersebut.
e. Masukan kedalam oven untuk dikeringkan dalam suhu 150ºC
dalam waktu 10 menit.
f. Timbang hasil akhir sebagai berat sampel kering ditambah berat
aluminium (C).
g. Hitung menggunakan rumu kadar padatan.
23
BAB IV
UJI CAT DAN BAHAN BAKU DI LAB. MIKROBIOLOGI
A. Dasar Teori
Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari
makhluk hidup yang berukuran kecil (mikro).Makhluk hidup berukuran
kecil tersebut dapat dikatakan sebagai jasad renik atau mikroorganisme.
Mikroorganisme tersebut antara lain bakteri (monera), khamir, jamur
(fungi), dan/atau virus. Jenis-jenis mikroorganisme hanya dapat
diidentifikasi menggunakan mikroskop atau alat dengan perbesaran
khusus karena ukurannya yang sangat kecil.
Dalam industri cat, khususnya perusahaan PT Citra Warna Abadi
harus mempunyai Lab. Mikrobiologi.Mikroorganisme dalam cat dapat
mempengaruhi tanggal kadal luarsa cat. Laboran dari Lab. Mikrobiologi
selalu menguji air untuk produksi, bahan baku yang datang, base atau
bahan setengah jadi, serta arsip hasil produksi 1 tahun sebelumnya. Hasil
pengamatan akan ditulis sebagai laporan harian yang akan
dipertimbangkan apakah perlu penambahan desinfektan atau tidak, agar
mengurangi mikroorganisme yang ada.
B. Sterilisasi
Sterilisasi dapat diartikan sebagai membersihkan atau mematikan
mikroorganisme yang ada. Sterilisasi dalam pengujian Lab. Mikrobiologi
sangatlah penting, agar kontamina mikroorganisme yang sebelumnya ada
sudah bersih sehingga dapat diisi sampel lain yang diuji
mikroorganismenya.
Sterilisasi diperlukan dari sterilisasi alat-alat yang akan digunakan,
sterilisasi media, hingga sterilisasi air (aquadest). Ada tiga macam
sterilisasi, yaitu :
1. Sterilisasi dengan panas atau api langsung, yaitu alat yang digunakan
dipanaskan dengan api untuk membunuh mikroorganisme.
24
2. Sterilisasi kering, yaitu menggunakan oven suhu 170-180 ºC selama 2
jam, kekurangannya hanya sterilisasi yang tidak mengandung air
karena suhunya terlalu tinggi.
3. Sterilisasi basah, yaitu menggunakan autoklaf suhu 70-80 ºC dengan
tekanan 0,14 Mpa selama 15-20 menit, sterilisasi basah dapat
digunakan untuk sterilisasi media.
C. Pembuatan Media
Media digunakan sebagai tempat berkembangnya
mikroorganisme.Media yang digunakan berupa agar-agar yang cocok
sebagai pertumbuhannya.Media agar-agar tersebut yaitu PCA (Plate
Count Agar) dan PDA (Potato Dextrose Agar).Media PCA sangat efektif
sebagai pertumbuhan bakteri sedangkan PDA efektif untuk pertumbuhan
jamur.Selain media yang digunakan sebagai pertumbuhan,
mikroorganisme memerlukan nutrisi atau makanan.Nutrisi dapat dibuat
sendiri atau langsung dengan menggunakan bahan PW (Pepton
Water).Pepton perupakan ikatan dari protein-protein, dimana protein
berfungsi sebagi pertumbuhan.Setiap media mempunyai pengenceran
sendiri-sendiri sesuai dengan takarannya, misal PCA 50 gr dalam 1
liter.Setelah media diencerkan, media didterilisasikan dengan autoklaf.
D. Penanaman Sampel
Penanaman sampel juga dapat disebut planting. Plantingterdapat 2
cara, yaitu menggores sampel ke media yang sudah padat dan pour plate
atau penuangan sampel dahulu baru media yang masih cair.
Penanaman sampel harus menggunakan metode aseptis, agar
sampel yang ditanam tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Metode
aseptis selalu berada didekat api dimana panas dari api digunakan sebagai
sterilisasi cara panas.
25
Dalam pengujian bakteri dan jamur di Lab. Mikrobiologi PT Citra
Warna Abadi menggunakan carapour plate. Sampel dituangkan dahulu
dengan pengceran tertentu baru menuangkan media.
E. Pengamatan
Pengamatan dilakukan setelah 2 hari atau lebih dari waktu
inokulasi.Pengamatan bakteri pada media PCA, jika didalam media
(bukan di permukaan media) ada lingkaran maka sampel mengandung
bakteri, hitung jumlah lingkaran yang ada didalam media, lalu kalikan
dengan faktor pengnceran, sehingga jumlah bakteri didapat.Pengamatan
jamur pada media PDA, jika di permukaan media terdapat serabut hiva
yang berwarna putih, abu, orange, atau hijau atau sesuai jenis jamurnya,
maka sampel terdapat jamur.
26
PT Citra Warna Abadi memiliki spek tersendiri untuk jumlah
bakteri pada setiap base, bahan baku ataupun arsip. Namun untuk jamur
harus nol atau tidak ada, hal ini dikarenakan spora pada jamur yang dapat
tumbuh atau berkembang biak secara cepat, sehingga bisa tersebar cepat.
27
BAB V
PEMBAHASAN
Uji cat maupun bahan baku cat dalam laboratorium dilakukan dengan
teliti, karena data dari pengujian dapat memberikan informasi dari hasil produksi
suatu cat. Pengujian yang sering dilakukan di laboratorium yaitu uji cat dan uji
base (bahan setengah jadi). Setiap pengujian memiliki standar yang sudah
ditetapkan, cat hasil produksi harus berada pada parameter yang ada dalam data
standar.Parameter yang diuji yaitu, appearance (penampilan), fineness
(kehalusan), Uji pH, Specific Gravity, Viskositas, dan CR/hiding power.
Apabila pengecekan memenuhi ukuran parameter standar, maka produk
cat akan dilakukan proses selanjutnya. Produk cat yang sudah jadi akan dikemas
pada kapasitas tertentu sesuai pemesan dari konsumen. Namun apabila
pengecakan belum memenuhi standar, contoh warna kurang cocok dengan standar
maka perlu penambahan pigment atau base, fungsi dari base sendiri yaitu untuk
memudarkan pigment, contoh lain jika pH diuji (8,5-9,5) dan sempel diuji pH
kurang dari 8,5 maka perlu penambahan pH 9, selain itu jika viskositas rendah
dari parameter yang uji maka perlu penambahan sol dan air untuk melarutkan sol,
jika viskositas tinggi maka perlu penambahan air saja.
28
Pengujian yang sering dilakukan pada produk cat dan base meliputi massa
jenis, uji pH, dan viskositas. Hasil uji produk cat dan base di laboratorium QC PT
Citra Wartna Abadi dapat dilihat padaTabel 1.
Tabel 1. Uji Hasil Produk Cat dan Base
No Sampel Massa Jenis (gr/ml) pH Viskositas (KU)
1 Atlantic Blue 1,53 8,78 113,1
2 Golden Shower 1,43 8,60 108,5
3 Exotic Purple 1,34 8,56 112,1
4 Teal Ice 1,54 8,66 105,7
5 Abu 1,13 8,25 104,3
6 Old Prime 1,36 8,47 105,8
7 Mint 1,53 8,66 111,0
8 Crystal Blue 1,51 8,57 105,3
9 Bug Green 1,12 8,31 96,4
10 Brilliant White 1,55 8,45 112,5
11 Sheva Green 1,49 8,53 97,9
12 Black 1,34 8,57 110,3
13 Cream 1,20 8,57 108,1
14 Sunrise 1,36 8,54 100,2
15 Monacco 1,34 8,15 100,9
16 Green Pads 1,25 8,29 88,2
17 Abu Muda 1,15 8,18 99,6
18 Lily White 1,41 2,28 105,4
19 Shapire 1,53 8,36 114,8
20 Canary Yellow 1,48 8,17 111,2
21 Base mesin A 1,31 8,44 101,4
22 Base mesin C 1,34 8,51 114,0
23 Base mesin D 1, 56 8,64 111,2
24 Base mesin B 1,51 8,49 100,5
25 Base mesin E 1,52 8,10 113,7
29
Dari data tersebut ada produk yang sudah memenuhi standar dan ada yang
masih belum. Pada setiap base maupun cat memiliki batasan tertentu pada
parameternnya, sehingga batasan setiap produk berbeda-beda. Contoh cat X
massa jenis harus antara 1,3-1,6 gr/ml, dan cat Y harus antara 1,0-1,3 gr/ml, cat X
viskositas harus 95-110 KU, dan keduanya harus memliki pH antara 8,5-9,5.
Hasil produksi dapat dikatakan baik jika hasil produk sudah memenuhi
parameter standarnya.Jika belum memenuhi maka perlu panambahan tertetu
seperti sol, air, maupun pH. Jika produk secara terus menerus harus diberi
penambahan maka produk dapat dikatakan fail atau gagal.
Hasil produk cat yang sudah diterima akan masuk dalam proses
pengemasan. Ada 3 kemasan cat sesuai dengan kapasitasnya yaitu, pail dengan
kapasitas 25 Kg, galon dengan kapasitas 5 Kg, dan kaleng dengan kapasitas 1 Kg.
QC laboratorium bagian Canning atau pengemasan akan diberi tugas untuk
mencatat kemasan yang digunakan, dan menimbang 3 sampel dari setiap kemasan
untuk memastikan masuk dalam kapasitas kemasan.
Selain massa jenis, uji pH, dan viskositas, dalam laboratorium juga
menguji NV atau kadar padatan dalam sampel. Hasil NV atau menghitung kadar
padatan pada bahan baku dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Uji Kadar Padatan
No Sampel A(gr) B(gr) C(gr) NV(%)
1 Bahan baku perekat (Additive) 0,16 0,50 0,41 50
2 Bahan baku pembuatan sol 0,10 0,50 0,35 50
3 Base dari RnD 0,12 0,50 0,44 64
4 Pigmentcat (RED) 0,16 0,50 0,48 64
5 Pigment cat (CW YELLOW) 0,13 0,50 0,37 48
6 Pigment cat (RED 2) 0,13 0,50 0,40 54
Keterangan :
30
A : berat aluminium
B : berat sampel
C : berat sampel kering + berat aluminium
Beberapa bahan baku yang sering dihitung kadar padatannya yaitu, base,
pigment, sol/padatan, dan additive. Seperti hal-nya parameter uji cat, uji NV jika
sudah masuk dalam range atau nilai yang sudah ditentukan, maka kadar padatan
dapat dikatakan baik.
Uji mikroorganisme juga harus dilakukan pada bahan baku cat, base,
maupun arsip hasil produksi. Mikroorganisme ini mempengaruhi kadal luarsa dari
cat produksi, semakin banyak bakteri maka cat semakin cepat membusuk.Oleh
karena itu perlu pengamatan dari hasil penanaman sampel, jika sampel itu base,
maka perlu penambahan desinfektan untuk mengurangi mikroorganisme tersebut.
Untuk jumlah bakteri harus sesuai dengan spek yang ada, namun untuk
jamur jumlahnya harus nol atau tidak ada, karena pertumbuhan jamur cepat dan
susah dikurangi. Jika sampel yang diuji belum memenuhi spek, maka sampel diuji
ulang, dan jika sampel masih belum memenuhu spek, maka sampel tersbut dicari
untuk digunakan campuran selanjutnya, lalu campuran tersebut disampel untuk
diuji mikroorganismenya.
31
32
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktik kerja lapangan di PT.
Citra Warna Abadi adalah:
1. Pengecekan di QC Produksi meliputi : Pengecekan ph, spesivic
gravity/massa jenis, viscositas, penarikan pada kertas warna dan kertas cr,
kehalusan cat, appereance, visual
2. Kejujuran, ketelitian, tanggung jawab, kesabaran merupakan sifat-sifat
yang harus dimiliki oleh seorang laborat karena seorang laborat
mempunyai tanggung jawab besar terhadap kualitas produk yang
dihasilkan oleh perusahaan
3. Pada analisa yang telah dilakukan semua analisa hasilnya sudah sesuai
dengan standar yang ditentukan perusahaan.
4. Penentuan spesifikasi pada pengujian produk di Quality Control di buat
oleh RnD
B. Saran-saran
Penulis hanya dapat memberikan dukungan berupa saran terhadap
PT.Citra Warna Abadi ataupun SMK SMTI Yogyakarta yang mudah-
mudahan bermanfaat. Adapun saran tersebut antara lain :
1. Faktor kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang sudah diterapkan di
laboratorium PT. Citra Warna Abadi, semoga dapat dipertahankan dan
ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.
2. Semoga di tahun mendatang PT. Citra Warna Abadi dapat menerima
siswa/siswi SMK SMTI Yogyakarta untuk prakerin, karena penulis dapat
mendapat ilmu banyak setelah melakukan prakerin ini
3. Penggunakan Alat Pelindung Diri (APD) adalah perangkat yang penting
bagi perlindungan tubuh, sehingga diharapkan pekerja di PT. Citra Warna
Abadi dapat melindungi dirinya sendiri dengan memakai APD
33
4. Dimasa yang akan mendatang diharapkan agar PT. Citra Warna Abadi
dapat terus mengembangkan diri dengan menciptakan produk-produk
bermanfaat.
34
DAFTAR PUSTAKA
35
LAMPIRAN
36