K3 BIDANG :
- PENERAPAN SMK3
- KELEMBAGAAN K3
- BEJANA TEKAN
KELOMPOK 1 :
Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas izinNYA kami dipersatukan dalam
kelompok 1 dalam rangka kegiatan Pelatihan Ahli K3 Umum. Diselengggarakan oleh Fresh
Galang Consultant pada tanggal 09 - 24 Pebruari 2016, bertempat di Indocement Safety,
Health Enviroment Training Centre (I-SHELTER) Citeureup.
Kami diberi tugas bidang SMK 3, Kelembagaan K3 dan Bejana Tekan yang
dilaksanakan di PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk. Unit Workshop Quarry D. Penugasan
ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dari pelatihan ini.
Dalam pembuatan laporan kegiatan ini kami bahu membahu bekerja sama dari mulai
terbentuknya kelompok sampai membuat laporan Praktek Kerja Lapangan. Kami membagi
menjadi 3 (tiga) bidang, yakni bidang SMK 3, Kelembagaan K3 dan Bejana Tekan. Dalam
sistem pelaporannya dimulai dari mencari dasar hukum, observasi penerapan, analisa,
positif, negatif, kesimpulan dan saran. Sehingga dijadikan satu sebagai laporan Praktek Kerja
Lapangan ini.
Laporan ini adalah salah satu dari beberapa laporan yang ada dan akan disatukan
oleh pemateri maupun penyelenggara, sehingga menjadi satu materi yang komprehenship
dari semua materi yang diajarkan. Laporan ini kami buat dengan segala keterbatasan yang
ada. Semoga laporan ini dapat menjadi bahan evaluasi dan tolak ukur dalam pelaksanaan
SMK3, kelembagaan dan Bejana tekan di PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk. yang berguna
di masa akan datang.
Kami berterima kasih atas dukungan dari keluarga, penyelenggara, staff I-SHELTER,
pemateri, pembimbing, rekan-rekan, dan petugas di workshop quarry D, serta para staff
yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu Meskipun laporan kegiatan ini banyak
kekurangan dan kesalahan kami mohon dimaklumkan, Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar laporan yang kami buat ini menjadi lebih baik lagi.
2
DAFTAR ISI
3
a. Tugas Pokok dan Fungsi P2K3........................................................... 15
b. Tugas Pokok dan Fungsi DK3N............................................................. 18
c. Tugas Pokok dan Fungsi PJK3..................................................................19
D. Bejana Tekan........................................................................................................19
1. Dasar Hukum....................................................................................................19
2. Ruang Lingkup.................................................................................................19
3. Pengisian Bejana Tekan...................................................................................19
4. Pengangkutan...................................................................................................20
5. Pembuatan dan Pemakaian...............................................................................20
LAMPIRAN
Lampiran 1 . . ... ....................................................... 30
Lampiran 2 . . ... ............................................... 31
Lampiran 3 . . ... ............................................... 32
Lampiran 4 . . ... ............................................... 33
Lampiran 5 . . ... ............................................... 34
A. Daftar Pustaka ...................................... 35
B. Dokumentasi . . ... ................................................ 36
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
minimnya Pengawas ketenagakerjaan di bidang spesialis bejana tekan yang
tersebar di seluruh Indonesia serta kemampuan dari pengawas tersebut dapat
menjadi salah satu faktor yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja, Oleh karena
itu, maka diperlukan adanya tenaga kerja yang memiliki sertifikat agar dapat
meminimalisir faktor-faktor yang dapat menjadi sumber kecelakaan kerja terutama
human-error dalam pengoperasiannya.
Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang
berada di tempat kerja, dan menjamin keselamatan properti perusahaan yang
digunakan dalam proses kegiatan kerja, maka Perusahaan perlu menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3), antara lain termasuk
pengeloaan risiko terhadap potensi bahaya yang ditimbulkan
penggunaan/pengoperasian peralatan mekanik, pesawat uap dan bejana tekan
dapat menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja karena Perusahaan tidak
melakukan pengendalian, pembinaan dan pengawasan atas ketentuan dan syarat-
syarat keselamatan kerja sebagaimana ditetapkan dalam peraturan dan perundang-
undangan.
SMK3 merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses
dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian
dan pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3 Perusahaan dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, lestrasi, efisien dan produktif.
Dengan penerapan Sistem Manajemen dan program K3 yang komprehensif,
Perusahaan dapat mengendalikan resiko-resiko kecelakaan dan kerugian, serta
meningkatkan kinerja operasi dengan berwawasan K3. Pada saat yang sama akan
dicapainya sasaran khusus yakni terwujudkan perencaan kerja yang baik, dimana
kegiatan-kegiatan kerja lapangan selalu memperhatikan aspek keselamatan dan
kesehatan kerja, serta kesesuaian dengan persyaratan mutu dan lingkungan hidup.
6
Memahami Perinsip Manajemen K3 : Lingkup K3, Manajemen K3 dan Prinsip
Dasar K3;
Memahami Persyaratan SMK3 : Lingkup SMK3, Elemen-elemen K3 sesuai
dengan PP No. 50/2012;
Memiliki kemampuan dalam meninjau ulang dokumen-dokumen terkait;
manual, prosedur-prosedur, formulir-formulir, dokumen-dokumen
pendukung implementasi SMK3;
Memiliki Pengetahuan tentang Bejana Tekan : sumber potensi bahaya
tentang bejana tekan dan tata laksana teknis tentang bejana tekan;
Memiliki kemampuan pengawasan terhadap persyaratn K3 terhadap bejana
tekan.
C. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup laporan ini, disusun sesuai dengan perolehan pengetahuan
dan keterampilan kami selama mengikuti pelatihan, yakni:
Materi Pembelajaran dan Pengawasan bidang kelembagaan K3;
Materi Pembelajaran dan Pengawasan Sistem Manajemen K3;
Materi Pembelajaran dan Pengawasan bidang bejana Tekan;
Pelaksanaan Observasi K3 Lapangan;
Membuat Laporan dengan Tema Kelembagaan K3, Sistem Manajemen K3
dan pengawasan tentang K3 di bejana tekan.
D. Dasar Hukum
Yang Menjadi Dasar Hukum tentang Kelembagaan K3, Sistem manajemen K3
dan K3 di bejana Tekan, yakni:
Undang Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
Undang-undang Republik Indonesia No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER-01/MEN/1982
tentang Bejana Tekan;
7
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
KEP. 155/MEN/1984 Tentang pembentukan, susunan dan tata kerja Dewan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N), Dewan Keselamatan
dan Kesehatan Wilayah (DK3W) dan Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3), disebutkan tentang tugas pokoknya.
KEP. 04/MEN/1987 Tentang Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (P2K3) serta tata cara penunjukan Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (AK3)
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER.04/MEN/1995 Tentang
Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).
8
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT KERJA
A. Profil Perusahaan
PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. (Indocement atau Perseroan)
mengoperasikan pabrik pertamanya secara resmi pada Agustus 1975. Dalam kurun
waktu 39 tahun, Indocement telah menjadi salah satu produsen semen terbesar di
Indonesia.
Perseroan didirikan pada 16 Januari 1985 melalui penggabungan enam perusahaan
semen, yang pada saat itu memiliki delapan pabrik.
Indocement didirikan berdasarkan akta pendirian No. 227 tanggal 16 Januari 1985
yang dibuat di hadapan Notaris Ridwan Suselo, SH. Sesuai dengan Anggaran Dasarnya,
kegiatan usaha utama Perseroan meliputi manufaktur semen dan bahan bangunan,
penambangan, konstruksi dan perdagangan. Saat ini, Perseroan dan Entitas Anak
bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi manufaktur dan penjualan semen
(sebagai bisnis inti), memproduksi beton siap-pakai, agregat dan trass.
Indocement terus menambah jumlah pabriknya. Pada 22 Februari 2013, Perseroan
telah memulai perluasan Kompleks Pabrik Citeureup dengan penambahan lini produksi
yang disebut Pabrik ke-14. Jumlah pabrik Indocement termasuk Pabrik ke-14 adalah 13
pabrik. Sebagian besar pabrik berada di Pulau Jawa, 10 diantaranya berlokasi di
Citeureup, Bogor, Jawa Barat, yang menjadikannya salah satu kompleks pabrik semen
terintegrasi terbesar di dunia. Sementara dua pabrik lainnya ada di Palimanan, Cirebon,
Jawa Barat, dan satu lagi di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Indocement mencatatkan sahamnya pertama kali di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
5 Desember 1989 dengan kode saham INTP. Sejak 2001, HeidelbergCement Group,
yang berbasis di Jerman, menjadi pemilik mayoritas saham Perseroan.
HeidelbergCement adalah pemimpin pasar global dalam bisnis agregat dan merupakan
pemain terkemuka di bidang semen, beton siap-pakai (RMC), dan kegiatan hilir lainnya,
9
menjadikannya salah satu produsen bahan bangunan terbesar di dunia. Grup ini
mempekerjakan lebih dari 45.000 orang di 2.300 lokasi di lebih dari 40 negara.
Indocement juga terdaftar dalam Indeks Kompas100, indeks harga saham yang
dikelola BEI bekerjasama dengan harian Kompas. Saham Indeks Kompas100 merupakan
saham perusahaan yang berada pada peringkat 150 tertinggi dalam hal nilai transaksi,
frekuensi, dan kapitalisasi pasar di bursa regular selama 12 bulan terakhir.
Dengan merek dagang Tiga Roda Indocement menjual sekitar 18,7 juta ton semen
di 2014, yang menjadikannya perusahaan entitas tunggal penjual semen terbanyak di
Indonesia. Produk semen Perseroan adalah Portland Composite Cement (PCC), Ordinary
Portland Cement (OPC Tipe I, II, dan V), Oil Well Cement (OWC), Semen Putih, and
TR-30 Acian Putih. Indocement merupakan satu-satunya produsen Semen Putih di
Indonesia.
Selain penjualan semen, Indocement, melalui PT. Pionirbeton Industri yang
memroduksi beton siappakai, menjual 3,9 juta m3 RMC dan menjadikannya pemimpin
pasar dalam bisnis RMC di Indonesia.
Dalam bisnis agregat, PT Tarabatuh Manunggal, perusahaan yang 100% sahamnya
dimiliki Indocement, mulai berproduksi sejak 10 September 2014. Selain itu, Indocement
memiliki tambang agregat lainnya melalui PT. Mandiri Sejahtera Sentra.
Pada 31 Desember 2014, Indocement memiliki kapasitas produksi terpasang
mencapai 20,5 juta ton semen, 5,0 juta m3 RMC dengan 41 batching plant dan 706 truk
mixer, serta kapasitas produksi agregat sebesar 2,8 juta ton per tahun dengan total
cadangan agregat mencapai 80 juta ton dari dua tambang.
Dalam menjalankan usahanya, Indocement terus fokus pada pembangunan
berkelanjutan dengan komitmen mengurangi emisi karbon dioksida dari proses produksi
semen. Indocement adalah perusahaan pertama di Asia Tenggara yang menerima Emisi
Reduksi yang Disertifikasi (Certified Emission Reductions/CER) dalam kerangka
Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism/CDM). Indocement
merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang menggunakan terak pasir tanur
(granulated blast furnace slag), produk ampas leburan baja, beberapa tahun setelah
diluncurkannya proyek semen campuran (blended cement). Bahan cementitious ini
digunakan dalam produksi semen untuk mengurangi kandungan klinker dan
menurunkan emisi CO2.
10
B. SMK3 Di Tempat Kerja
1. Kebijakan Perusahaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan upaya perlindungan
terhadap keselamatan serta kesehatan para tenaga kerja selama mereka bekerja di
perusahaan tempat mereka bekerja. K3 memiliki 2 aspek penting, yaitu mengenai
keselamatan kerja para karyawannya dan kesehatan para karyawannya.
Keselamatan kerja ini sangat berhubungan erat dengan proses produksi suatu
perusahaan. Terutama di Indonesia yang semakin berkembang negaranya, semakin
berkembang pula tingkat kecelakaan kerja yang terjadi.
Sudah menjadi kebijaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) agar setiap
pekerja mendapatkan tempat yang aman dan sehat untuk melaksanakan tugas
sehari-hari. Pada Perinsipnya setiap Perusahaan termasuk Indocement berupaya
mengambil langkah-langkah positif untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan
akibat kerja. Salah satu langkah positif adalah membuat kebijaksanaan di dalam
kebijakan perusahaan. Berikut ini kami lampirkan prinsip dan komitmen yang ada di
PT. Indocement.
11
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh melalui penerapan kebijakan CSR meliputi:
Lingkungan Hidup:
Peningkatan penggunaan sumber daya terbarukan;
Dimasukkannya perangkat manajemen lingkungan ke dalam rencana bisnis;
termasuk penilaian life-cycle dan manajemen lingkungan;
Daya tahan dan daya guna produk yang lebih baik.
Masyarakat
Keterlibatan perusahaan dalam penerapan program pemberdayaan lima pilar
termasuk;
Melahirkan local hero sebagai agen perubahan untuk meningkatkan
kesejahteraan di desa masing-masing;
Kontribusi amal;
Program relawan karyawan.
Pelanggan
Peningkatan citra dan reputasi merek;
Peningkatan penjualan dan loyalitas pelanggan.
Perseroan senantiasa berusaha mengacu kepada ISO 26000 mengenai Social
Responsibility dalam mengorganisasikan tanggung jawab sosial secara sistematik
dengan mempertimbangkan harapan semua pemangku kepentingan
3. Perencanaan K3 Di Workshop Quarry D,
Usaha untuk mencegah dan meminimalisir kecelakaan kerja hanya akan berhasil
apabila perusahaan memberlakukan sistem manajemen K3. Kemudian parkatek
dan kondisi dibawah standar merupakan salah satu penyebab terjadinya
kecelakaan. Oleh karena itu Perencanaan K3 yang sesuai dengan lingkungan dan
tempat kerja pekerja harus dengan sistem manajemen K3 yang tepat sasaran
dan tidak mengada-ada. Lingkungan Kerja adalah sesuatu yang ada di sekitar
para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam mengemban tugas yang
diberikan untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Kali ini kami akan
membahas dan mengidentifikasi potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja,
yakni Wokshop Quarry D, antara lain :
12
Faktor fisik : Penerangan cahaya, suhu, kebisingan;
Faktor kimia : gas, debu, asap;
Dari Workshop yang kami amati, masih banyak gejala-gejala yang berpotensi
terjadinya penyebab kecelakaan kerja dan penurunan kesehatan pekerja. Dalam
Penyusunan Rencana K3, Pengusaha harus mengikutsertakan ahli K3 (ada didalam
Struktur organisasi), panitia Pembina K3, wakil Pekerja dan pihak lain yang terkait
dengan Perusahaan seperti kontraktor maupun sub-kontraktor dan juga harus
mempertimbangkan beberapa aspek seperti :
Peraturan perundang-undangan;
13
b. Tabel Identifikasi Bahaya
- Penurunan
fungsi
pendengaran
Faktor Kimia
2
- Gas - Paru-paru - Batuk-batuk,
- Debu - Mata kanker paru-paru
- Buta
- Asap
3 Faktor Fisologis
Faktor Psikologis
4
14
- Suasana Kerja - Beban pikiran - Gila
- Stress - Malas bekerja
- Hubungan antar pekerja
- Perlakuan yg
menyimpang
Letakkan alat dan bahan yang akan digunakan di tempat yang mudah
terjangkau dan tidak mengganggu lingkungan kerja;
Pakailah pelindung tubuh seperti pakaian kerja, sepatu safety, ear plug
dll.;
Istirahatlah jika lelah dan jangan bekerja jika mengantuk, karena dapat
membahayakan diri;
15
Bahaya Potensial
Berikut ini bahaya potensial yang ada di workshop dan cara mengatasinya :
Menggunakan Masker;
Lantai disiram dengan air supaya debu tak bertebangan di udara;
- Kebisingan
- Suhu udara
Suhu tubuh manusia yang dapat kita rasakan tidak hanya didapat dari
metabolism, tetapi juga dipengaruhi oleh panas lingkungan. Semakin
rendah suhu Lingkungan makin banyak juga suhu yang hilang. Kesalahan-
kesalahan yang sering dibuat dengan membuat suhu rendah yang berakibat
timbulnya penyakit pernapasan. Sebaiknya perhatikan hal-hal berikut ini:
- Pencahayaan
16
Pencahayaan yang kurang memadai merupakan beban tambahan bagi
pekerja. Sehingga dapat menimbulkan gangguan performance (penampilan)
kerja yang akhirnya dapat berpengaruh terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja. Hal ini sangat erat kaitannya dan mutlak harus ada
karena berhubungan dengan fungsi indra penglihatan. Biasanya untuk
pencahayaan di workshop sekitar 500 lux, dan jumlah lampu disesuaikan
dengan luas workshop.
17
memelihara ketepatan dan kalibrasi alat yang digunakan.
Peraturan/perundangan;
Operasional;
Isu K3;
Kebijakan K3.
a. Tinjauan ulang
18
Perubahan kegiatan bisnis;
b. Elemen-elemen Audit
C. KELEMBAGAAN K3
1. Pengertian
19
b. Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N).
1. KEP. 155/MEN/1984
Tentang pembentukan, susunan dan tata kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Nasional (DK3N), Dewan Keselamatan dan Kesehatan Wilayah (DK3W) dan Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3), disebutkan tentang tugas pokoknya.
2. KEP. 04/MEN/1987
Tentang Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja (P2K3) serta tata cara
penunjukan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (AK3).
20
o Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan
K3 termasuk bahaya kebakaran dan peledakan serta cara
menanggulanginya;
o Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
21
o Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijaksanaan
manajemen dan pedoman kerja dalam rangka upaya meningkatkan
keselamatan kerja, higiene perusahaan, kesehatan kerja, ergonomi dan gizi
kerja. (berdasarkan pasal 4 (empat) Permenaker RI Nomor PER.
04/MEN/1987).
Peran Wewenang
22
Peran Wewenang
a. Perusahaan yang memiliki tenaga kerja 100 (seratus) orang atau lebih, maka
jumlah anggota sekurang-kurangnya ialah 12 (dua belas) orang yang terdiri dari 6
(enam) orang mewakili pengusaha/pimpinan Perusahaan dan 6 (enam) orang
mewakili tenaga kerja;
b. Perusahaan yang memiliki tenaga kerja 50 (lima puluh) orang sampai dengan 100
(seratus) orang, maka jumlah anggota sekurang-kurangnya ialah 6 (enam) orang
yang terdiri dari 3 (tiga) orang mewakili pengusaha/pimpinan Perusahaan dan 3
(tiga) orang mewakili tenaga kerja;
c. Perusahaan yang memiliki tenaga kerja kurang dari 50 (lima puluh) orang dengan
tingkat resiko bahaya sangat besar, maka jumlah anggota sesuai dengan
ketentuan nomor 2 (dua) di atas;
d. Kelompok Perusahaan yang memiliki tenaga kerja kurang dari 50 (lima puluh)
orang untuk anggota kelompok, maka jumlah anggota sesuai dengan ketentuan
nomor 2 (dua) di atas dimana masing-masing anggota mewakili Perusahaannya.
23
resmi. Selanjutnya Perusahaan melaporkan mengenai pelaksanaan program-program
P2K3 ke Disnakertrans setempat secara rutin.
Tugas pokok DK3N sebagai suatu badan pembantu di tingkat nasional untuk
memberikan saran-saran dan pertimbangan nasional baik diminta maupun tidak, kepada
Pemerintah mengenai Kebijakan K3 nasional dan membantu pembinaan K3 menuju budaya
K3. DK3N berfungsi menghimpun dan mengolah segala data dan atau permasalahan
keselamatan dan kesehatan kerja ditingkat nasional dan propinsi-propinsi yang
bersangkutan serta membantu Menteri dalam : membina DK3W, melaksanakan penelitian,
24
pendidikan, latihan, pengembangan dan upaya memasyarakatkan dan membudayakan
keselamatan dan kesehatan kerja.
D. BEJANA TEKAN
Pasal 6, Ayat 1
Dengan tidak mengurangi ketentuan tersebut pasal 5 maka :
a. Dengan bejana2 harus disertai Sertifikat asli dari bahan Kontruksinyadari
bahan yang tidak memihak dan diakui;
b. Bejana Tekan harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam dasar dasar
perhitungan kekuatan kontruksi bejana.
4. Pengangkutan
Pasal 37 Ayat 1 dialarang mengangkat bejana tekan dengan menggunakan magnit
pengangkat sling yang membelit pada bejana tekan.
25
Pasal 40, ayat 1 Barang siapa membuat bejana tekanan harus memiliki
pengesahan tertulis atas gambar rencana bejana tekanan yang akan dibuatnya
dari direktur atau pejabat yang ditunjuknya.
Bejana tekan ialah Bejana selain pesawat uap didalamnya terdapat tekanan yang
melebihi dari tekanan udara luar dan dipakai untuk menampung gas atau
campuran gas termasuk.
BAB III
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
B. OBSERVASI
1. Temuan Positif
a. SMK3
26
1 2 3 4 5 6 7
1 DEKAT Adanya rambu Mudah terlihat Dipertahankan UU No 1/1970 ttg
TEMPAT penanda bahaya oleh pekerja dan dipelihara Keselamatan
PERALATAN dan peringatan kerja BAB V pasal
ANGKAT 9
ANGKUT
Permenaker No.
Per.
08/MEN/VII/2010
Tentang APD
Pasal 6
1 2 3 4 5 6 7
PP No 50 Tahun
2012 Pasal 12
Ayat 1
Kelembagaan K3
27
N
LOKASI TEMUAN MANFAAT REKOMENDASI DASAR HUKUM FOTO
O
1 2 3 4 5 6 7
28
c. Bejana Tekan
29
6. TEMUAN NEGATIF
N
LOKASI TEMUAN RESIKO BAHAYA REKOMENDASI DASAR HUKUM FOTO
O
1 2 3 4 5 6 7
DEPAN RUANG Adanya tempat Mendatangkan Membuang Permen
12 PLANNER sampah yang telah di sumber penyakit, sampah pada Perburuhan No.
sediakan tetapi masih Menimbulkan tempat yang 07 / 1964 tentang
banyak yang buang aroma tidak sedap telah di Syarat Kesehatan,
sampah di pot bunga (bau) sediakan Kebersihan serta
sebelah nya penerangan dalam
tempat kerja Pasal
3
13 SAMPING Data Statistik tidak tidak mengetahui Data di perbarui PP No. 50 Tahun
RUANG update statistik terbaru di setiap satu 2012 tentang
PLANNER setiap bulan nya bulan sekali penerapan SMK3
bagian keenam
Pasal 15
30
Terdapat sebuah Mendatangkan Melakukan riksa Per-01//MEN//
bejana tekan di area bahaya uji 1982 Tentang
Mining PT kecelakaan kerja, bejana tekan (Pasal
Indocement terdapat seperti tabung 18 Ayat 2)
stiker pembuatan yang bisa meledak
bejana tekan tersebut karena data riksa
tetapi untuk tanggal uji yang tidak
pengujian tercantum
pemeriksaan tidak sehingga
terdapat tulisan yang dimungkinkan
bisa menujukan tabung yang
tanggal pemeriksaan sudah tidak layak
tersebut pakai bisa saja
digunakan
kembali
1 2 3 4 5 6 7
16 AREA MINING Penempatan pada Memunculkan Memberikan
bejana tekan pada potensi bahaya perlindungan Per-01//MEN//198
tabung gas dan karena pemuaian terhadap 2 Tentang Bejana
oxygen benar pada gas di dalam paparan cahaya Tekan (Bab v Pasal
posisi penempatanya tabung matahari 37 Ayat 1-3
diberi kaitan pada langsung,
tabung tetapi menempatkan
terdapat kekurangan, tabung pada
yaitu langsung tempatnya jika
terpapar pada cahaya sudah selesai
matahari menggunakan
17 AREA MINING Sekretaris P2K3 Karena belum Segera PER-04/MEN/1987 Tidak ada
bukanlah Ahli K3 mengerti tentang mengambil Pasal 3 ayat (2) dokumentasi
K3 dan fungsinya, sertifikasi Ahli
dikawatirkan K3
aspek aspek K3
yang tidak dapat
dijalankan
menurut
perundangan
sehingga fungsi
pemberian saran
dan pertimbangan
kepada
pengusaha tidak
berjalan baik
31
19 AREA MINING Tidak ada laporan Fungsi dari P2K3 Segera KEP.155/MEN/1984 Tidak ada
tentang rapat rutin yang memberikan mengagendakan Pasal 6 ayat (3) dokumentasi
yang dilakukan saran dan rapat rutin dan
sebagaimana fungsi pertimbangan melengkapinya
dari pembentukan dari bahaya tidak dengan bukti
P2K3 dapat berjalan notulensi rapat
dan tidak terjadi akukan riksa uji
evaluasi maupun
aksi.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
SMK3 Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha,
kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif
terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam
lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan
tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah
untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja.
Dari pemampaan laporan ini kami dapat menyimpulkan bahwa Perusahaan telah
menerapkan SMK3 dengan adanya kelembagaan didalamnya. Perusahaan telah
memberikan proteksi atau perlindungan terhadap karyawan. Hal ini sangat penting
dilakukan proteksi atau perlindungan ini akan semakin mengingkatkan kesejahtraan,
kesehatan dan terutama keselamatan kerja karyawan.
Dari temuan negatif yang ada, peranan kepala bagian, departemen sumber daya
manusia dan safety dalam keselamatan kerja merupakan peranan yang sangat vital
dalam perusahaan, merekalah merencanakan, mengaplikasikan dan mengawasi
program keselamatan kerja karyawan sampi dangan pelaksanaannya. Sehingga
32
diharapkan tidak ada temuan pada alat peralatan safety, maupun sistem yang tidak
berjalan.
B. SARAN
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam produktivitas karena sakit
dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu
perusahaan. Olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara
maksimal bukan saja oleh bagian safety saja akan tetapi semua tenaga kerja, semua
bagian, semua level di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk.
2. Atasan
a. Menjalankan semua standar SMK3 yang telah ada;
b. Mengingatkan kepada sesama dan kepada staf dibawahnya tentang
penerapan SMK3;
c. Patroli internal.
3. HRD
a. Mensuport Bagian safety melaui kedisiplinan;
b. Memberikan pelatihan yang sesuai.
33
LAMPIRAN 1
34
LAMPIRAN 2
35
LAMPIRAN 3
36
LAMPIRAN 4
37
LAMPIRAN 5
Sertifikat Kompetensi
38
A. DAFTAR PUSTAKA
39
Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Indonesia. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Suma'mur .1991. Higene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta :Haji Masagung
B. Dokumentasi
40
41
42
43