KOMITE K3RS
i
DAFTAR IS
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Dasar Hukum..............................................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................................ 2
A. Identifikasi Risiko........................................................................................................3
D. Evaluasi Risiko......................................................................................................... 45
A. Kesimpulan............................................................................................................... 46
B. Saran........................................................................................................................ 46
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pelayanan kesehatan berupa kegiatan pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap dan
pelayanan rawat darurat yang mencakup pelayanan medik dan penunjang medik. Masalah
di rumah sakit dapat ditinjau dari jumlah dan karakteristik layanan yang tersedia, luas area
yang diperlukan untuk menjalankan layanan, jumlah dan ragam individu yang terlibat dalam
layanan, juga termasuk peralatan dan teknologi yang digunakan. Potensi bahaya pada
petugas rumah sakit lebih besar risikonya bila dibandingkan dengan tenaga kerja pada
umumya. Tenaga kerja rumah sakit lebih rentan terkena risiko bahaya, kemungkinan
keseleo, cidera, infeksi dan penyakit yang berasal dari parasit, dermatitis, hepatitis dan lain-
lain.
Melihat perkembangan rumah sakit saat ini, fasilitas pendukung medispun semakin
sehingga perlu adanya proteksi bagi petugas kesehatan untuk menjamin keselamatan dan
kesehatan saat melakukan aktivitas pekerkerjaan. Potensi bahaya yang timbul di rumah
sakit selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya lainya yang dipengaruhi oleh
situasi dan kondisi rumah sakit, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang
berhubungan dengan instalasi listrik dan sumber-sumber cidera lainya), radiasi, bahan-
bahan kimia berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial, dan ergonimik. Potensi
bahaya tersebut mengancam jiwa para pegawai di rumah sakit, para pasien maupun para
pengunjung yang ada di lingkungan rumah sakit. Berbeda dengan tempat kerja lain, bahaya
potensial yang terdapat di rumah sakit dapat mengenai bukan hanya pekerja saja, tetapi
1
Hasil survei ILO menyatakan bahwa berdasarkan tingkat daya saing karena faktor
K3, prestasi K3 Indonesia berada pada urutan ke 98 dari 100 negara yang disurvei. Data
Kecelakaan akibat kerja dan Penyakit akibat kerja di rumah sakit belum tercatat dengan
baik. Data dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, hingga akhir
2019 telah terjadi kecelakaan kerja secara umum sebanyak 130.023 kasus. Sementara itu,
untuk kasus kecelakaan berat yang mengakibatkan kematian tercatat sebanyak 2.375 kasus
dari total jumlah kecelakaan kerja. Angka kecelakaan kerja dan PAK di Indonesia masih
tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa capaian K3 di Indonesia masih perlu ditingkatkan.
B. Dasar Hukum
2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit tujuan penerapan program
K3RS yaitu Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) merupakan suatu
upaya dalam menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari bahaya serta
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari Penyakit Akibat
Kerja (PAK), dan Kecelakaan Kerja (KK) yang kemudian dapat meningkatkan efektifitas,
bahwa untuk meningkat fasilitas pelayanan kesehatan, Rumah sakit dituntut untuk
risiko terjadinya penyakit akibat kerja (PAK) dan kecelakaan akibat kerja (KAK) di rumah
sakit dapat dihindari. Sejalan dengan undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan tercantum dalam pasal 165 disebutkan bahwa pengelolaan tempat kerja wajib
C. Tujuan
2
3. Prioritas Risiko di BLUD Rumah Sakit Konawe
BAB II
TATA LAKSANA
A. Identifikasi Risiko
sampel pengambilan data. Aspek identifikasi risiko ini dilakukan untuk mendapatkan data
sumber bahaya, jenis bahaya dan risiko dampak yang ditimbulkan dari proses pelayanan
1.4. Kekesrasan/Ancaman
1.6. Penyanderaan
2.3. Terbakar
2.4. Meledak
3.1. Banjir
3
3.3. Demonstrasi dan Anarkisme masa
3.7. Badai/Topan
3.8. Kekeringan
5.1. Kesalahan pembacaan hasil pada alat medis karena belum terkalibrasi
IDENTIFIKASI BAHAYA
JENIS
No ITEM KEGIATAN SUMBER BAHAYA RESIKO/DAMPAK
BAHAYA
4
Jarum suntik Fisik Tusukan jarum suntik
Tindakan
2 Pemberian obat Mekanik Kesalahan pemberian obat
Keperawatan
Transfusi darah Mekanik Kesalahan transfusi darah
Keterlambatan penaganan/
Penanganan pasien Mekanik
Terlambat visite
Kehilangan benda/Barang
Barang pasien Fisik
Berharga
Pasien mengamuk Fisik Kekerasan, luka
5
Lemari Barang di letakan bukan Kesulitan dalam pengambilan
9 Mekanik
Penyimpanan pada tempatnya dan penggunaan
Keterlambatan dalam
10 Obat Obatan Habis / Tidak tersedia Kimia
pemberian obat
Keterlambatan penanggulangan
Keterbatasan Jumlah Fisik
kebakaran
Kadaluarsa Fisik Tidak dapat digunakan
6
Jam Kerja Ergonomi Kelelahan, Postur Kerja
Keterlambatan penaganan/
Penanganan pasien Mekanik
Terlambat visite
Kehilangan benda/Barang
Barang pasien Fisik
3 Pasien Berharga
Pasien mengamuk Fisik Kekerasan, luka
7
Kebocoran pada plafon Fisik Licin dan terpeleset
IV RUANG ISOLASI
Keterlambatan penaganan/
Penanganan pasien Mekanik
Terlambat visite
Kehilangan benda/Barang
Barang pasien Fisik
Berharga
Pasien mengamuk Fisik Kekerasan, luka
2 Pasien
Kehilangan benda/Barang
Tidak ada penanda pasien Fisik
berharga, dan Penculikan bayi
8
Diletakan bukan pada Kesulitan dalam pengambilan
7 APD Mekanik
tempatnya dan penggunaan
Keterlambatan dalam
9 Obat Obatan Habis / Tidak tersedia Kimia
pemberian obat
9
Terdapat Lubang Berisi
Fisik Tersengat Listrik dan Terjatuh
rangkaian listrik
V RUANG OK
Jarum suntik, gunting,
Fisik Cedera kulit / luka
pisau
Cairan disinfektan Kimia Absorsi / Kanker
Percikan darah pasien
Tindakan yang tidak diketahui Biologis Absorsi / HIV
1 Keperawatan dan mengidap HIV
Operasi
Cedera muskulokeletal /
Postur tubuh Ergonomi
Musculasceletal disorders
10
Diletakan bukan pada Kesulitan dalam pengambilan
6 APD Mekanik
tempatnya dan penggunaan
Keterlambatan dalam
8 Obat Obatan Habis / Tidak tersedia Kimia
pemberian obat
11
Tidak ada penanda jenis Kesalahan memisahkan jenis
Fisik
sampah sampah
4 Tempat Sampah
Tumpahan sampah Biologis Pencemaran, bakteri dan virus
Keterlambatan dalam
9 Obat Obatan Habis / Tidak tersedia Kimia
pemberian obat
Keterlambatan penanggulangan
10 APAR Keterbatasan Jumlah Fisik
kebakaran
12
VII INSTALASI GIZI
Cedera muskulokeletal /
Postur tubuh Ergonomi
Musculasceletal disorders
7 APAR
Keterlambatan penanggulangan
Keterbatasan Jumlah Fisik
kebakaran
13
Kebersihan plafon, dinding
Biologis kerentanan penularan penyakit
dan lantai kurang
Lantai licin Fisik Terpeleset dan Jatuh
14
11 Penularan Penyakit Virus Biologis Kerentanan penularan penyakit
IX RUANG RADIOLOGI
Peralatan Radiologi
2 Peralatan dibiarkan berhamburan Fisik Tertabrak dan terjatuh
setelah penggunaan
Tahap analisis risiko yang dilakukan pada proses manajemen risiko di BLUD RS
Kab. Konawe diawali dengan proses penilaian risiko dan pengendalian risiko. Penilaian
Konsekwensi/keparahan, aspek deteksi atau sejauh mana kecelakaan kerja, penyakit akibat
kerja dan pemenuhan standar dimasing-masing ruangan bisa dipenuhi. Deteksi didapatkan
15
2 – Kecil Kemungkinan 2 - Ringan 10 – 17 : Bersyarat
1. Eliminasi
menjalankan suatu sistem karena adanya kekurangan pada desain. Penghilangan bahaya
merupakan metode yang paling efektif sehingga tidak hanya mengandalkan perilaku pekeria
2. Subtitusi
Metode pengendalian ini bertujuan untuk mengganti bahan, proses, operasi ataupun
peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya. Dengan pengendalian ini
menurunkan bahaya dan resiko minimal melalui desain sistem ataupun desain ulang.
3. Engginering Control
serta untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia. Pengendalian ini terpasang dalam
4. Administrative Control
Kontrol administratif ditujukan pengendalian dari sisi orang yang akan melakukan
pekerjaan. Dengan dikendalikan metode kerja diharapkan orang akan mematuhi, memiliki
kemampuan dan keahlian cukup untuk menyelesaikan pekerjaan secara aman. Jenis
pengendalian ini antara lain seleksi karyawan, adanya standar operasional Prosedur (SOP),
16
pelatihan, pengawasan, modifikasi perilaku, jadwal kerja, rotasi kerja, pemeliharaan,
Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri merupakan merupakan hal yang
paling tidak efektif dalam pengendalian bahaya. APD hanya dipergunakan oleh pekerja yang
akan berhadapan langsung dengan resiko bahaya dengan memperhatikan jarak dan waktu
kontak dengan resiko bahaya tersebut Semakin jauh dengan resiko bahaya maka resiko
yang didapat semakin kecil, begitu juga semakin singkat kontak dengan resiko bahaya
resiko yang didapat juga semakin kecil. Penggunaan beberapa APD kadang memiliki
dampak negatif pada pekerja seperti kurang leluasa dalam bekeria, keterbatasan
komunikasi dengan pekerija lain, alergi terhadap APD tertentu, dan lain-lain.
17
Hasil penilaian dan pengendalian risiko di BLUD RS Kabupaten Konawe yaitu sebagai berikut :
PENILAIAN RISIKO
Tingkat Risiko
KATEGORI
No ITEM KEGIATAN SUMBER BAHAYA JENIS BAHAYA RESIKO/DAMPAK PENGENDALIAN
RESIKO
L S RFN
18
Kesalahan tindakan Administratif : Bekerja sesuai SPO,
Tindakan medis Mekanik 3 4 12 Bersarat
medis Pengawasan, Edukasi
Keterlambatan
Administratif : Bekerja sesuai SPO,
Penanganan pasien Mekanik penaganan/ Terlambat 4 3 12 Bersarat
Pengawasan, Edukasi
visite
3 Pasien
19
Tidak ada penanda Kesalahan memisahkan Administratif : Pemasangan safety
Fisik 3 3 9 Rendah
jenis sampah jenis sampah sign/ Penanda jenis sampah
Administratif : Memindahkan
Sulit dijangkau,
Tersembunyi Fisik 2 3 6 Rendah ketempat yang sesuai, dan mudah
penyebaran bakteri
dijangkau
Administratif : Memindahkan
Kursi roda tidak
Fisik Tertabrak dan terjatuh 3 4 12 Bersarat ketempat yang sesuai, dan mudah
sesuai tempatnya
dijangkau
Administratif : Memindahkan
Meja troli
Fisik Tertabrak dan terjatuh 3 4 12 Bersarat ketempat yang sesuai, dan mudah
menghalangi jalur
dijangkau
20
Alat pemotong yang Penyebaran bakteri,
Biologis 4 3 12 Bersarat Eliminasi : Mengganti alat pemotong
karatan bahaya penyakit
Kebocoran selang Fisik Licin dan terpeleset 4 4 16 Bersarat Rekayasa Teknik : Perbaikan segera
7 Toilet
Rekayasa Teknik : Perbaikan segera,
Licin, dan Penggunaan
Keran yang menetes Fisik 3 3 9 Rendah sementara dapat menambahkan
air berlebih
keset antii licin
11 Wastafel
21
Belumut, kurang Penyebaran bakteri, Administratif : Pembersihan secara
Biologis 4 3 12 Bersarat
dibersihkan bahaya penyakit rutin
12 Dapur
Keterlambatan
Administratif : Menambah jumlah
Keterbatasan Jumlah Fisik penanggulangan 5 4 20 Ketat
APAR sesuai dengan peraturan K3
kebakaran
Administratif : Segera di lakukan
Kadaluarsa Fisik Tidak dapat digunakan 5 4 20 Ketat pengisian ulang dan pemeliharaan
rutin oleh pihak K3
22
Administratif : Menambah dan
Terhalang, Kurang,
15 Safay Sign Rambu Keselamatan Fisik 4 4 16 Bersarat memperbaarui jumlah Petunjuk
Sudah tidak dapat dibaca
keselamatan
16 Gedung
Kesulitan saat melakukan Administratif : Tidak mengunci pintu
Pintu darurat terkunci Fisik 3 3 9 Rendah
evakuasi terutama pada jalur evakuasi
23
Administratif : Bekerja sesuai SPO,
Jarum suntik Fisik Tusukan jarum suntik 2 4 8 Rendah
Penggunaan APD
Keterlambatan
Administratif : Bekerja sesuai SPO,
Penanganan pasien Mekanik penaganan/ Terlambat 4 3 12 Bersarat
Pengawasan, Edukasi
visite
4 Tempat Sampah
Administratif : Tidak membiarkan
Pencemaran, bakteri dan tumpukan sampah segera laporkan
Tumpukan sampah Biologis 3 4 12 Bersarat
virus kepada petugas kebersihan yang
berwenang
24
Administratif : Memindahkan
Sulit dijangkau,
Tersembunyi Fisik 2 3 6 Rendah ketempat yang sesuai, dan mudah
penyebaran bakteri
dijangkau
8 Toilet
Belumut, kurang Penyebaran bakteri, Administratif : Pembersihan secara
Biologis 4 3 12 Bersarat
dibersihkan bahaya penyakit rutin
25
Keterlambatan
Administratif : Menambah jumlah
Keterbatasan Jumlah Fisik penanggulangan 5 4 20 Ketat
APAR sesuai dengan peraturan K3
kebakaran
IV RUANG ISOLASI
26
Kesalahan transfusi Administratif : Bekerja sesuai SPO,
Transfusi darah Mekanik 2 4 8 Rendah
darah Pengawasan, Edukasi
Keterlambatan
Administratif : Bekerja sesuai SPO,
Penanganan pasien Mekanik penaganan/ Terlambat 4 3 12 Bersarat
Pengawasan, Edukasi
visite
2 Pasien
27
Tidak ada penanda Kesalahan memisahkan Administratif : Pemasangan safety
Fisik 3 3 9 Rendah
jenis sampah jenis sampah sign/ Penanda jenis sampah
Administratif : Memindahkan
Sulit dijangkau,
Tersembunyi Fisik 2 3 6 Rendah ketempat yang sesuai, dan mudah
penyebaran bakteri
dijangkau
Administratif : Memindahkan
Kursi roda tidak
Fisik Tertabrak dan terjatuh 3 4 12 Bersarat ketempat yang sesuai, dan mudah
sesuai tempatnya
dijangkau
Administratif : Memindahkan
Meja troli
Fisik Tertabrak dan terjatuh 3 4 12 Bersarat ketempat yang sesuai, dan mudah
menghalangi jalur
dijangkau
6 Toilet Kebocoran selang Fisik Licin dan terpeleset 4 4 16 Bersarat Rekayasa Teknik : Perbaikan segera
28
Rekayasa Teknik : Perbaikan segera,
Licin, dan Penggunaan
Keran yang menetes Fisik 3 3 9 Rendah sementara dapat menambahkan
air berlebih
keset antii licin
10 Wastafel
Belumut, kurang Penyebaran bakteri, Administratif : Pembersihan secara
Biologis 4 3 12 Bersarat
dibersihkan bahaya penyakit rutin
11 Exhoustfan
29
Administratif : Pembersihan secara
Kotor Biologis Penularan Bakteri, Virus 4 3 12 Bersarat
rutin
12 Dapur
Keterlambatan
Administratif : Menambah jumlah
13 APAR Keterbatasan Jumlah Fisik penanggulangan 5 4 20 Ketat
APAR sesuai dengan peraturan K3
kebakaran
30
Rekayasa Teknik : Menyediakan
Kebocoran pada
Fisik Licin dan terpeleset 4 4 16 Bersarat keset anti slip dan Perbaikan
plafon
kebocoran
Kebersihan plafon,
kerentanan penularan Administratif : Kebersihan secara
dinding dan lantai Biologis 4 4 16 Bersarat
penyakit menyeluruh rutin perlu dilakukan
kurang
V RUANG OK
31
Percikan darah
pasien yang tidak Administratif : Bekerja sesuai SPO,
Biologis Absorsi / HIV 2 4 8 Rendah
diketahui mengidap Pengawasan, Edukasi
HIV
Cedera muskulokeletal /
Administratif : Rotasi Kerja, Edukasi,
Postur tubuh Ergonomi Musculasceletal 4 3 12 Bersarat
dan Pengawasan
disorders
Keterlambatan
Penanganan pasien Mekanik 5 4 20 Ketat Administratif : Bekerja sesuai SPO
penaganan
2 Pasien
32
Administratif : Memindahkan
Kursi roda tidak
Fisik Tertabrak dan terjatuh 3 4 12 Bersarat ketempat yang sesuai, dan mudah
sesuai tempatnya
dijangkau
Administratif : Memindahkan
Meja troli
Fisik Tertabrak dan terjatuh 3 4 12 Bersarat ketempat yang sesuai, dan mudah
menghalangi jalur
dijangkau
4 Peralatan
Alat kebersihan Administratif : Memindahkan
Tertimpa, sulit
dibiarkan menumpuk Fisik, Biologis 3 3 9 Rendah ketempat yang sesuai, dan mudah
terjangkau, bakteri
di tempat tidak sesuai dijangkau
5 Ac Tidak berfungsi Fisik Ruang tidak digunakan 5 3 15 Bersarat Rekayasa Teknik : Perbaikan segera
33
Keterlambatan
Administratif : Menambah jumlah
Keterbatasan Jumlah Fisik penanggulangan 5 4 20 Ketat
APAR sesuai dengan peraturan K3
kebakaran
Genset/Control
13 Dinding retak/kerusakan Administratif :Dilakukan perbaikan
Room
gedung/ Resiko dan pemeliharaan gedung
Getaran kuat Fisik 5 5 25
roboh/runtuh/ledakan/keb Tinggi Rekayasa Teknik: Pengendalian
akaran getaran
VI RUANG UGD
34
Administratif : Bekerja sesuai SPO,
Kelengkapan
Fisik Kegagalan adminstrasi 4 3 12 Bersarat Pengawasan, Edukasi oleh komite
administrasi
keperawatan
1 Administrasi
Administratif : Bekerja sesuai SPO,
Kesalahan registrasi Fisik Kegagalan adminstrasi 4 3 12 Bersarat Pengawasan, Edukasi oleh komite
keperawatan
Percikan darah
pasien yang tidak Administratif : Bekerja sesuai SPO,
Tindakan Biologis Absorsi / HIV 2 4 8 Rendah
diketahui mengidap Pengawasan, Edukasi
2 Keperawatan dan
HIV
Operasi
Cedera muskulokeletal /
Administratif : Rotasi Kerja, Edukasi,
Postur tubuh Ergonomi Musculasceletal 4 3 12 Bersarat
dan Pengawasan
disorders
Keterlambatan
Penanganan pasien Mekanik 5 4 20 Ketat Administratif : Bekerja sesuai SPO
penaganan
35
Tidak ada penanda Kesalahan memisahkan Administratif : Pemasangan safety
Fisik 5 4 20 Ketat
jenis sampah jenis sampah sign/ Penanda jenis sampah
4 Tempat Sampah
Administratif : Tidak membiarkan
Pencemaran, bakteri dan tumpahan sampah segera laporkan
Tumpahan sampah Biologis 5 4 20 Ketat
virus kepada petugas kebersihan yang
berwenang
Administratif : Memindahkan
Kursi roda tidak
Fisik Tertabrak dan terjatuh 3 4 12 Bersarat ketempat yang sesuai, dan mudah
sesuai tempatnya
dijangkau
5 Peralatan
Administratif : Memindahkan
Meja troli
Fisik Tertabrak dan terjatuh 3 4 12 Bersarat ketempat yang sesuai, dan mudah
menghalangi jalur
dijangkau
6 AC Tidak berfungsi Fisik Ruang tidak digunakan 5 3 15 Bersarat Rekayasa Teknik : Perbaikan segera
36
Barang diletakan Kesulitan dalam Administratif : Menempatkan barang
Lemari
8 bukan pada Mekanik pengambilan dan 4 4 16 Bersarat sesuai dengan tempatnya setelah di
Penyimpanan
tempatnya penggunaan hunakan, sosialisasi 5R oleh K3RS
Keterlambatan
Administratif : Menambah jumlah
10 APAR Keterbatasan Jumlah Fisik penanggulangan 5 4 20 Ketat
APAR sesuai dengan peraturan K3
kebakaran
Kebersihan plafon,
kerentanan penularan Administratif : Kebersihan secara
dinding dan lantai Biologis 4 4 16 Bersarat
penyakit menyeluruh rutin perlu dilakukan
12 Gedung kurang
37
Administratif : Menambah dan
Terhalang, Kurang,
13 Safay Sign Rambu Keselamatan Fisik 4 4 16 Bersarat memperbaarui jumlah Petunjuk
Sudah tidak dapat dibaca
keselamatan
Cedera muskulokeletal /
Administratif : Bekerja sesuai SPO,
Postur tubuh Ergonomi Musculasceletal 4 3 12 Bersarat
Pengawasan, Edukasi
disorders
2 Tempat Sampah
Administratif : Tidak membiarkan
Pencemaran, bakteri dan tumpahan sampah segera laporkan
Tumpahan sampah Biologis 5 4 20 Ketat
virus kepada petugas kebersihan yang
berwenang
38
Administratif : Memindahkan
Tertabrak, terjatuh,
ketempat yang sesuai, dan mudah
Troli Rusak Fisik, Ergonomic keterlambatan dalam 5 4 20 Ketat
dijangkau, menganti yang baru atau
membawakan makanan
di perbaiki
Administratif : Memindahkan
Meja troli
Fisik Tertabrak dan terjatuh 3 4 12 Bersarat ketempat yang sesuai, dan mudah
menghalangi jalur
dijangkau
Tumpukan Barang
Tertimpa, sulit Administratif : Mengadakan lemari
bukan pada Fisik 5 3 15 Bersarat
terjangkau, bakteri penyimpanan yang lebih layak
tempatnya
Kerusakan alat,
Subtitusi : Menambah dan memuat
Tempat cuci piring peneyebaran bakteri,
Fisik, Biologis 5 4 20 Ketat tempat cuci yang baru sesuai dengan
terbatas dan kecil kesulitan dalam
yang dibutuhkan
membersihkan
39
Barang diletakan Kesulitan dalam Administratif : Menempatkan barang
bukan pada Mekanik pengambilan dan 5 4 20 Ketat sesuai dengan tempatnya setelah di
tempatnya penggunaan hunakan, sosialisasi 5R oleh K3RS
Keterlambatan
Administratif : Menambah jumlah
7 APAR Keterbatasan Jumlah Fisik penanggulangan 5 3 15 Bersarat
APAR sesuai dengan peraturan K3
kebakaran
Kebersihan plafon,
kerentanan penularan Administratif : Kebersihan secara
9 Gedung dinding dan lantai Biologis 4 4 16 Bersarat
penyakit menyeluruh rutin perlu dilakukan
kurang
40
Rekayasa Teknik : Membuat tempat
Suhu Ruangan Fisik Ruangan Pengap, Panas 5 4 20 Ketat
atau jendela sirkulasi udara
41
Keamanan dan Kurang pemahaman Administratif : Edukasi dengan
Fisik 3 4 12 Bersarat
Keselamatan pasien potensi bahaya RS sosialisasi K3 pada pasien
2 Tempat Sampah
Administratif : Memindahkan
Sulit dijangkau,
Tersembunyi Fisik 2 3 6 Rendah ketempat yang sesuai, dan mudah
penyebaran bakteri
dijangkau
42
APAR
Keterlambatan
Administratif : Menambah jumlah
Keterbatasan Jumlah Fisik penanggulangan 5 4 20 Ketat
APAR sesuai dengan peraturan K3
kebakaran
7
Administratif : Segera di lakukan
Kadaluarsa Fisik Tidak dapat digunakan 5 4 20 Ketat pengisian ulang dan pemeliharaan
rutin oleh pihak K3
Kebersihan plafon,
kerentanan penularan Administratif : Kebersihan secara
9 Gedung dinding dan lantai Biologis 4 4 16 Bersarat
penyakit menyeluruh rutin perlu dilakukan
kurang
IX RUANG RADIOLOGI
43
Tidak ada penanda Kesalahan memisahkan Administratif : Pemasangan safety
1 Tempat Sampah Fisik 5 4 20 Ketat
jenis sampah jenis sampah sign/ Penanda jenis sampah
Keterlambatan
Administratif : Menambah jumlah
4 APAR Keterbatasan Jumlah Fisik penanggulangan 5 4 20 Ketat
APAR sesuai dengan peraturan K3
kebakaran
44
Administratif : Menambah dan
7 Safay Sign Rambu Keselamatan Fisik terbatas 4 4 16 Bersarat memperbaarui jumlah Petunjuk
keselamatan
45
C. Prioritas Risiko Berdasarkan RFN
ini didasarkan dengan melihat nilai RFN yang memiliki nilai tingkat Risiko Tinggi.
D. Evaluasi Risiko
Berdasarkan tabel prioritas risiko diatas menunjukan bahwa terdapat 2 unit yang
memiliki kegiatan dengan resiko tinggi dengan nilai RFN 25 tidak dapat diterima yaitu Ruang
OK dan Instalasi Gizi. Ruang OK terdapat mesin yang memiliki getaran cukup tinggi dapat
menyebabkab resiko Dinding retak, kerusakan Gedung, roboh, runtuh, ledakan, kebakaran
pemeliharaan Gedung dan Rekaya Teknik yaitu pengendalian getaran. Pada Instalasi Gizi
terdapat kegiatan pengolahaan bahan makanan dan tabung Gas yang dapat menyebabkan
kebocoran, kebakaran dan ledakan sehingga perlu dilakukan pengendalian pada kegiatan
pengolahan bahan di lnstalasi gizi yaitu penggorengan atau perebusan makanan harus
dilakukan sesuai dengan prosedur memasak yang benar, perawatan kompor dan
pengecekan tabung gas harus dilakukan setiap hari sebelum proses memasak dimulai.
Selain itu ruangan memasak dan penyimpanan LPG harus disertai exhaust yang aktif jika
46
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Identifikasi telah dilakukan pada unit Ruang Rawat Inap, Ruang Poli Rawat Jalan,
Ruang Isolasi, Ruang OK, Ruang UGD, Instalasi Gizi, Ruang Laboratorium, dan
Ruang Radiologi.
2. Hasil identifikasi di temukan 2 unit yang memiliki kegiatan dengan rseiko tinggi yaitu
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang perlu dipertimbangkan oleh
Manajemen Rumah Sakit terkait dalam kaitannya dengan proses Manaiemen Risiko di
Risiko.
2. lmplementasi Program dan Kegiatan yang sudah dibuat secara terpadu dan
menyeluruh.
47