MANAJEMEN RISIKO
Tahun 2023
PUSKESMAS ROGOTRUNAN
Jalan Brantas No. 5 Lumajang 67315 Telp. (0334) 881224
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian Risiko merupakan salah satu unsur dalam Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 dalam pasal 13 ayat
1 mewajibkan setiap pimpinan instansi pemerintah untuk melakukan penilaian
risiko. Lebih lanjut dalam pasal 2 menyebutkan penilaian risiko terdiri dari 2
tahap yaitu; (1)identifikasi risiko, dan (2)analisis risiko.
Risiko mungkin saja dialami oleh setiap orang yang berada dalam
sarana pelayanan kesehatan mulai dari pasien atau pengunjung sarana
kesehatan maupun petugas kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan. Risiko atau kejadian yang tidah diharapkan terjadi bukan arena
ada unsur kesengajaan, tetapi karena rumitnya pelayanan kesehatan. Banyak
faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya risiko atau kejadian yang tidak
diharapkan sebagai contoh tidak tersedianya sumber daya manusia yang
kompeten, kondisi fasilitas, maupun ketersediaan obat dan peralatan
kesehatan yang tidak memenuhi standar.
Tidak hanya pelayan klinis saja yang berisiko terhadap pasien,
pengunjung, lingkungan, tetapi kegiatan-kegiatan dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan masyarakat juga berisiko terhadap keselamatan sasaran
kegiatan, masyarakat maupun lingkungan.
Pasien, pengunjung, dan masyarakat dapat mengalami cedera atau
kejadian yang tidak diharapkan terkait dengan infeksi, kesalahan pemberian
obat, kesalahan identifikasi, kondisi fasilitas pelayanan yang tidak aman,
maupun akibat penyelenggaraan kegiatan pada upaya kesehatan masyarakat
yang tidak memperhatikan aspek keselamatan.
Risiko mengacu pada ketidakpastian (uncertainty). Ketidakpastian
diartikan sebagai kurangnya pengetahuan dalam menjelaskan sesuatu atau
hasilnya di masa depan, dengan banyak kemungkinan hasil, sementara risiko
adalah ketidakpastian yang kemungkinan hasilnya akan berakibat tidak
diinginkan ataumendatangkan kerugian yang signifikan. Meskipun berkonotasi
negatif, risiko bukan merupakan sesuatu yang harus dihindari melainkan harus
dikelola melalui suatu mekanisme yang dinamakan pengelolaan (manajemen)
risiko.
Manajemen risiko puskesmas adalah upaya mengidentifikasi dan
mengelompokkan risiko (grading) dan mengendalikan/mengelola risiko
tersebut baik secara proaktif risiko yang mungkin terjadi maupun reaktif
terhadap insiden yang sudah terjadi agar memberikan dampak negative
seminimal mungkin bagi keselamatan pasien dan mutu di Puskesmas.
Penilaian risiko adalah upaya identifikasi dari risiko yang terjadi atau berpotensi
terjadi dalam pelayanan di puskesmas dengan mempertimbangkan klasifikasi
dan derajat(grading) kerugian yang mungkin terjadi akibat dari terpapar risiko
tersebut.
Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan kesehatan perlu
diidentifikasi dan dikelola dengan baik untuk mengupayakan keselamatan
pasien, pengunjung dan masyarakat yang dilayani.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif
untuk petugas puskesmas, pasien, pengunjung/pengantar pasien,
masyarakat dan lingkungan sekitar Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Membentuk kelompok kerja atau tim sebagai penanggung jawab
kegiatan Manajemen Risiko di Puskesmas
b. Mengidentifikasipotensi bahaya/risiko dan cara pengendaliannya
c. Menyusun rencana kerja Manajemen Risiko di Puskesmas
d. Melaksanakan kegiatan Manajemen Risiko di Puskesmas
e. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan Manajemen Risiko
di Puskesmas.
BAB II
HASIL PENILAIAN RISIKO
A. Identifikasi Risiko
Penilaian Risiko adalah upaya identifikasi dari risiko yang terjadi atau berpotensi
terjadi dalam pelayanan di rumah sakit dengan mempertimbangkan klasifikasi dan
derajat (grading) kerugianyang mungkin terjadi sebagai akibat dari terpapar risiko
tersebut.
Risiko adalah kerugian yang mungkin terjadi pada suatu waktu atau
kegiatan.Hal-hal yang bisa dilakukan untuk menangkal pemicu-pemicu
tersebut adalah kebijakan dan prosedur, profesionalisme, team, invididual,
lingkungan dan equipment.
Secara umum risiko-risiko tersebut dapat digolongkan menurut proses
sebagai berikut:
1. Risiko pada saat akses ke faskes (misalnya kegagalan melakukan
akses, keterlambatan akses, salah menuju/memilih tempat pelayanan)
2. Risiko pada saat pendaftaran (kekeliruan identitas rekam medis, rekam
medis tidak ditemukan, kartu identitas tertukar, rekam medis tertukar)
3. Risiko pada saat pengkajian dan penyusunan rencana asuhan (salah
baca hasil pemeriksaan penunjang, salah intepretasi hasil, salah
menyusun rencana terapi)
4. Risiko pada pelaksanaan (tidak sesuai rencana, kesalahan tindakan,
kesalahan diit, kesalahan penulisan resep, kesalahan penyediaan obat,
pelayanan tidak hygienis, tidak melakukan monitoring)
5. Risiko pada saat evaluasi dan tindak lanjut
6. Risiko pada saat kembali ke rumah/masyarakat
No Unit/Poli Resiko
1. Loket Pendaftaran dan Pasien menunggu lama
Rekam Medis Kesalahan pemberian identitas rekam
medis
Kesalahan pengambialan rekam medis
Kegagalan memperoleh inform concent
Kesalahan pelabelan rekam medis
Kebocoran informasi rekam medis
Ketidak lengkapan catatan dalam rekam
medis
Kehilangan / kesalhan penyimpanan
rekam medic
C. Evaluasi Risiko
1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut sesuai skor dan
grading yang didapat dalam analisis.
2. Pemeringkatan memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai, dan
meliputi prosesberikut :
a. Menilai secara obyektif beratnya / dampak / akibat dan menentukan suatu skor
b. Menilai secara obyektif kemungkinan / peluang / frekuensi suatu peristiwa terjadi
danmenentukan suatu skor
c. Mengalikan dua parameter untuk memberi skor risiko
3. Penilaian risiko akan dilaksanakan dalam dua tahap
a. Tahap pertama akandiselesaikan oleh penilai risiko yang terlatih, yang akan
mengidentifikasibahaya, efek yang mungkin terjadi dan pemeringkatan risiko.
b. Tahap kedua dari penilaian akan dilakukan oleh Kepala Unit Kerja yang akan
melakukanverifikasi tahap pertama dan membuat suatu rencana tindakan untuk
mengatasi risiko.
Evaluasi risiko dilakukan pada kasus yang terpilih berdasarkan
kegawatan risiko. Evaluasi dilakukan dengan mencari penyebab masalah
menggunakan Analisis Akar Masalah (RCA/Root Cause Analysis)
kemudian ditentukan apakah memerlukan tindakan perbaikan (treatment)
ataukah tidak.
DAFTAR IDENTIFIKASI RISIKO
PELAYANAN KLINIS
IDENTIFIKASI RISIKO
1. Karena petugas tidak bersegera menerima pasien untuk dilayani akibatnya pasien
terlambat dilayani dan tidak sesuai dengan waktu tunggu yang semestinya.
2. Karena petugas tidak menanyakan identitas dengan benar atau informasi dari
pasienkurang jelas akibatnya terjadi kesalahan pengambilan rekam medis.
3. Karena pasien tidak membawa identitas lengkap akibatnya terjadi kesalahan dalam
identifikasi pasien.
4. Karena jaringan internet tidak stabil, petugas kurang teliti dalam membaca nomor indek
RM akibatnya waktu pelayanan menjadi lebih lama.
5. Karena petugas salah mengambil rekam medis akibatnya terjadi kesalahan pembacaan
Riwayat penyakit pasien di unit layanan.
6. Karena petugas salah mengantar rekam medis ke unit layanan akibatnya pelayanan
menjadi lama.
IDENTIFIKASI RISIKO
1. Karena petugas tidak menerima rekam medis pada hari itu juga, akibatnya penyimpanan
rekam medis terhambat.
2. Karena petugas tidak mengisi rekam medis secara lengkap, akibatnya informasi riwayat
pasien tidak lengkap
3. Karena petugas loket tidak mencatat di buku pencatatan , akibatnya tidak mengetahui
jumlah rekam medis lengkap maupun tidak lengk, ap
4. Petugas loket tidak mencatat di buku register , akibatnya petugas tidak mengetahui
rekam medis yang telah kembali ke unit rekam medis
5. Petugas loket tidak menyimpan rekam medis dengan tepat sesuai urutan, akibatnya
rekam medis hilang dan tidak bisa melihat riwayat sebelumnya
6. Petugas loket tidak merapikan berkas rekam medis, akibatnya rekam medis ada yang
hilang dan rusak
IDENTIFIKASI RISIKO
Unit : FARMASI
Alur Proses : Kegiatan Pelayanan di UP Farmasi
3. Meracik obat menjadi 1. Kesalahan pengambilan jumlah obat 1. Kesalahan dosis obat
serbuk yang akan diracik
2.Setiap pergantian obat alat penggerus 2.tercampur dengan sisa
tidak dibersihkan obat sebelumnya
3.Keslhan pembagian jumlah racikan 3.Kesalahan dosis obat
4.Resiko terhirup debu serbuk obat yang 4.Terhirup obat yang
dikerjakan/ digerus diracik
2. Penggunaan bur pada 1. Pasien takut atau reflex Pasien terkena bur ketika
saat penambalan gig merasa takut dan reflex
ketika dilakukan tindakan
gigi
2. Petugas tidak memakai APD pada Tangan petugas dapat
saat melakukan pengeburan gigi terluka karena
penggunaan mata bur
3. Pencabutan gigi 1. Pasien takut atau reflex Pasien terkena jarum
dengan menggunakan suntik ketika merasa takut
jarum suntik atau reflex ketika
dilakukan tindakan
2. Petugas tidak memakai APD pada Petugas dapat terluka
saat melakukan pengeburan gigi karena patahan ampul dan
sehingga petugas dapat tertusuk tertusuk jarum
jarum
Unit : LABORATORIUM
Alur Proses : Pelayanan di UP Laboratorium
Unit : PERSALINAN
Alur Proses : Pelayanan di UP Persalinan
Unit : GIZI
Alur Proses : Pelayanan di UP Gizi
Program : IMUNISASI
Alur Proses : Pelayanan Imunisasi