Kelompok 4 :
1. Defani Laura
2. Fauz Anggoro Suryo Rahardjo
3. Indah Putrika Rezky
4. Mochamad Ali Haidar
5. Muhammad Fajar Ramadhan
6. Khusnul Khotimah
7. Vidya Tiara Pratiwi
8. Yogi Rorinez Jeka Putra
PENYELENGGARA
PT MUTIARA MUTU SERTIFIKASI
17 MEI – 01 JUNI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya kami dapat melaksanakan kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) dan menyusun Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul
“Pengawasan K3 Bidang Lingkungan Kerja, Kesehatan Kerja dan Bahan
Berbahaya”. Dalam penyusunan laporan ini, kami tidak lupa mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah terlibat: PT. Homeware International
Indonesia, para pembina dari Kementerian Ketenagakerjaan, Praktisi, Panitia, dan
teman-teman pelatihan Calon Ahli K3 Umum yang telah memberikan dukungan
dalam penyelesaian laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini kami menyadari bahwa masih terdapat
ketidaksempurnaan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan selanjutnya. Besar harapan
kami bahwa laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca sebagai bahan
referensi dalam mengembangkan pengetahuan.
26 Mei 2022
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan..........................................................2
1.3 Ruang Lingkup.........................................................................................................3
1.4 Dasar Hukum............................................................................................................3
BAB II KONDISI PERUSAHAAN.................................................................................5
2.1 Gambaran Umum Perusahaan..................................................................................5
2.1.1 Profil Singkat Perusahaan....................................................................................6
2.1.2 Visi dan Misi.......................................................................................................6
2.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan...........................................................................7
2.1.4 Penerapan Norma K3 Secara
Umum………………………………………………...... 7
2.1.5 Struktur Organisasi P2K3....................................................................................8
2.2 Temuan Hasil Observasi.......................................................................................10
BAB III TEMUAN, ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH............................12
3.1Temuan Pada Bidang Lingkungan Kerja, Kesehatan Kerja dan Bahan Berbahaya..12
3.1.1 Temuan Positif...................................................................................................12
3.1.2 Temuan Negatif.................................................................................................24
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................30
4.1 Kesimpulan…..………...………………………...……………………...…..............30
4.2 Saran.........................................................................................................................31
4.2.1 Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dibidang Lingkungan Kerja PT
Homeware International Indonesia.............................................................................31
4.1.1 Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dibidang Kesehatan Kerja PT
Homeware International Indonesia.............................................................................32
4.1.2 Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dibidang Bahan Kimia
Berbahaya PT Homeware International Indonesia.....................................................32
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................33
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Pada masa revolusi industri yang sudah mulai dimasuki seperti sekarang
ini, tentunya membawa dampak positif maupun dampak negatif bagi manuasia
dan lingkungan, terutama di dunia kerja. berbagai kasus kecelakaan kerja
maupun penyakit akibat kerja yang terjadi di dunia kerja semakin bertambah
seiring dengan perkembangan teknologi. Berbagai perusahaan telah mulai
mengalami perkembangan teknologi pada proses produksinya, yang tentunya
menimbulkan potensi bahaya baru yang belum diketahui sebelumnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Hasil laporan Praktek Kerja Lapangan kami terkait dasar hukum dan
peraturan perundang-undangan sebagai acuan topik pembahasan. Adapun
dasar hukum yang kami gunakan sebagai acuan adalah sebagai berikut:
3
dalam Pekerjaan pada Ketinggian.
4
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
5
2.1.1 Profil Singkat Perusahaan
PT Homeware International Indonesia (PT. HII) merupakan
perusahaan yang dikenal sebagai produsen eksportir kerajinan tangan,
seperti aksesoris rumah, keranjang, tempat penyimpanan, dan furniture
yang berbahan serat alam, rotan, kayu, terakota, batu alam, dan bahan
sintetis lainnya. Produk kerajinan tangan yang dihasilkan ini kemudian
diekspor ke beberapa benua dan negara, seperti Amerika, Inggris,
Eropa, Australia, Hongkong, dan China. Perusahaan ini memiliki tiga
gedung workshop atau pabrik, yaitu di Tangerang, Yogyakarta, dan
Cirebon. Kantor Pusat PT Homeware International Indonesia sendiri
terletak di Tangerang.
6
untuk menghadapi persaingan regional maupun global
7
Gambar 2.3 Kebijakan K3 PT. Homeware International Indonesia
8
Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang
susunannya terdiri dari Ketua, Wakil, Sekretaris, dan Anggota. Setiap
divisi memiliki keanggotaan Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan
Kerja dari perusahaan yang bersangkutan. P2K3 ditetapkan oleh
Menteri atau pejabat yang ditunjuknya atas usul dari pengusaha atau
pengurus yang bersangkutan. Berikut struktur organisasi P2K3 PT
Homeware International Indonesia:
Ketua
Purwanto
Sekretaris
Abdul Hamid Rais
Ketua: Karyanto
Anggota:
1. Nuryadi
2. Prayitno
3. Sukamtono
4. R. Budi Hardono
5. Sumaryanto
Gambar 2.4 Struktur Organisasi P2K3
PT Homeware International Indonesia
9
2.2 Temuan Hasil Observasi
10
Temuan Positif Temuan Negatif
panas, dan sepatu safety pada
pengendalian faktor bahaya
fisika yaitu kebisingan di area
genset yaitu kebisingan di area
genset adanya APD untuk
pengendalian faktor fisika yaitu
dari kebisingan
B. Kesehatan Kerja
1. Seluruh pekerja sudah memiliki 1. Warna Logo kotak P3K
BPJS Kesehatan dan BPJS yang tidak sesuai
Ketenagakerjaan 2. Isi Kotak P3K tidak tertata
2. Perusahaan telah bekerja sama rapi
dengan RSUD Prambanan 3. Ruang makan/dapur yang
terkait dengan pemeriksaan kurang memadai
kesehatan pekerja serta pusat
layanan kecelakaan kerja
3. Perusahaan memiliki program
Pemeriksaan Kesehatan Awal,
Berkala, dan Khusus
4. Terdapat petugas P3K yang
sudah bersertifikat
5. Perusahaan telah menempatkan
kotak P3K di beberapa titik
6. Telah melakukan sosialisasi
mengenai HIV/AIDS.
C. Bahan Kimia Berbahaya
1. LDKB dan Label bahan kimia 1. Gudang penyimpanan bahan
sudah tersedia kimia berbahaya menggunakan
2. Terdapat TPA Limbah Non B3 bahan berbahan kayu yang
memiliki potensi mudah
terbakar
11
BAB III
TEMUAN, ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
3.1 Temuan Pada Bidang Lingkungan Kerja, Kesehatan Kerja dan Bahan Berbahaya
16
MANFAAT
NO. YANG REKOMENDAS
TEMUAN ANALISA I LANDASAN HUKUM
DITIMBULKAN
B. Kesehatan Kerja
1. Seluruh pekerja sudah PT. HII sudah Jika terjadi Memberikan
memiliki BPJS Kesehatan mengikutsertakan kecelakaan kerja, pemahaman kepada Undang-Undang No. 24
dan BPJS Ketenagakerjaan seluruh pekerjanya maka seluruh seluruh pekerja Tahun 2011 tentang
ke dalam program biaya tindakan untuk mengetahui Badan Penyelenggara
BPJS Kesehatan dan medis yang timbul lokasi RSTC Jaminan Sosial. Pasal 15
juga BPJS akibat kecelakaan terdekat sehingga
kerja tersebut bisa 1. Pemberi Kerja secara
Kesehatan. ketika terjadi
diklaim ke BPJS bertahap
kecelakaan kerja
Ketenagakerjaan
sehingga akan yang wajib mendaftarkan
mengurangi beban Membutuhkan dirinya dan Pekerjanya
perusahaan dalam tindakan medis sebagai Peserta
menanggung biaya Lebih lanjut, seluruh kepada BPJS sesuai
tindakan medis pekerja sudah dengan program Jaminan
yang dilakukan memahami kemana
harus merujuk Sosial yang diikuti.
pekerja yang
mengalami
kecelakaan kerja
tersebut.
2. Perusahaan telah bekerja PT. HII sudah bekerja Apabila terjadi PT. HII harus Permenakertrans No.
sama dengan RSUD sama dengan RSUD. kecelakaan kerja tetap melakukan 3
Prambanan dan kerja sama Prambanan untuk yang membutuhkan pelatihan P3K Tahun 1982 tentang
dengan puskesmas melakukan tindakan medis lebih bagi seluruh pekerja Pelayanan Kesehatan
prambanan terkait dengan pemeriksaan kesehatan lanjut, maka pekerja sehingga seluruh Kerja Pasal 3 ayat (2)
pemeriksaan kesehatan pekerja dan juga akan Dengan segera pekerja dapat dan Pasal 4
pekerja serta pusat layanan ayat (1)
pelayanan tindakan mendapat tindakan memahami
kecelakaan kerja
medis lebih lanjut jika medis. tindakanpertolongan
terjadi kecelakaan pertama yang
17
MANFAAT
NO. YANG REKOMENDAS
TEMUAN ANALISA I LANDASAN HUKUM
DITIMBULKAN
kerja. dibutuhkan apabila
terjadi kecelakaan
kerja.
3. Perusahaan memiliki 1. Pemeriksaan awal 1. Pekerja baru 1. Pemeriks aan Pemeriksaan awal
program Pemeriksaan dilakukan ketika yang diterima yang dilakukan Pasal 3 ayat 1 poin
Kesehatan Awal, Berkala, penerimaan tenaga bekerja dalam bukan hanya tentang h UU No. 1 Tahun
dan Khusus kerja baru keadaan sehat dan pemeriksaan fisik 1970 tentang
2. Pemeriksaan berkala menentukan divisi tapi juga keselamatan kerja
dilakukan satu tahun kerja yang sesuai pemeriksaan mental Pasal 2 ayat 1 dan
sekali dan dilakukan dengan kondisi 2. Pemeriks aan 2 Permenakertrans
untuk seluruh kesehatannya kesehatan digunakan No.
pekerja 2. Memantau untuk mencegah Per-02/Men/1980
3. Pemeriksaan khusus kesehatan pekerja bahaya yang Tentang
dilakukan pada agar tetap dalam diperkirakan timbul Pemeriksaan
beberapa pekerjaan keadaan sehat 3. Dilakuka n untuk Kesehatan Tenga
tertentu saja (dengan 3. Mencegah menjamin kesehatan Kerja Dalam
perwakilan 2-3 orang terjadinya PAK tenaga kerja dan Penyelenggaraan
per divisi kerja yang proses rehabilitasi Keselamatan Kerja
terkait) bagi tenaga kerja
yang mengalami 2. Pemeriksaan
kecelakaan dan berkala Pasal 3
membutuhkan waktu ayat 1 dan 2
istirahat Permenakertrans
No.
Per-02/Men/1980
Tentang
Pemeriksaan
Kesehatan Tenga
Kerja Dalam
Penyelenggaraan
18
MANFAAT
NO. YANG REKOMENDAS
TEMUAN ANALISA I LANDASAN HUKUM
DITIMBULKAN
Keselamatan Kerja
3. Pemeriksaan
khusus Pasal 5 ayat
1 dan 2
Permenakertrans
No.
Per-02/Men/1980
Tentang
Pemeriksaan
Kesehatan Tenga
Kerja Dalam
Penyelenggaraan
4. Adanya petugas K3 Adanya petugas Memastikan Permenakertrans No.
P3K yang telah yang dapat bahwa petugas Per.15/Men/VIII/200
bersertifikat. langsung P3K siaga di 8 tentang P3K Di
melakukan tempat kerja. Tempat Kerja Pasal
pertolongan 2 dan Pasal 3
pertama jika
terjadi
kecelakaan di
tempat kerja.
Gambar 3.6 Terdapat petugas
P3K yang sudah bersertifikat
5. Perusahaan telah Terdapat 12 kotak Kotak P3K yang Hal yang perlu Permenakertrans
menempatkan kotak P3K di P3K yang tersebar lengkap dan dilakukan setelah No.15 Tahun 2008
beberapa titik
19
MANFAAT
NO. YANG REKOMENDAS
TEMUAN ANALISA I LANDASAN HUKUM
DITIMBULKAN
dibeberapa area sesuai peraturan menyediakan pasal 2 ayat 2
seperti area istirahat perlu dilakukan kotak P3K adalah
karyawan, finish untuk memastikan
good packing, pra menanggulangi bahwa kotak
packing, barang resiko terluka dalam kondisi
masuk 1, office atau gangguan baik dan dapat
gudang, area amplas kesehatan yang dijangkau oleh
kayu. sewaktu-waktu siapapun, isi
dapat terjadi kotak telah
pada pekerja di tersedia sesuai
beberapa titik peraturan dan
area kerja. memastikan
tanggal
kadaluarsa masih
berlaku untuk
digunakan.
6. Telah melakukan sosialisasi Setiap tenaga kerja Sosialisasi Perusahaan wajib Kepmenakertrans
mengenai HIV/AIDS. berhak mendapatkan meningkatkan melakukan upaya No.68 tahun 2004
perlindungan kewaspadaan pencegahan dan tentang Pencegahan
keselamatan dan terkait bahaya penanggulangan dan Penanggulangan
kesehatan termasuk HIV/AIDS HIV/AIDS di HIV/AIDS Di
pencegahan, sehingga dapat tempat kerja Tempat Kerja
pengendalian, dan turut serta secara berkala
stigma terkait melakukan upaya melalui komitmen
HIV/AIDS pencegahan dan manajemen
penanggulangan perusahaan,
serta tidak berlaku membuat dan
stigma dan atau mengembangkan
20
MANFAAT
NO. YANG REKOMENDAS
TEMUAN ANALISA I LANDASAN HUKUM
DITIMBULKAN
diskrimasi, serta kebijakan serta
meningkatkan menyebarluaskan
produktivitas kebijakan tersebut
pekerja. melalui
pendidikan dan
pelatihan.
21
MANFAAT
NO. YANG REKOMENDAS
TEMUAN ANALISA I LANDASAN HUKUM
DITIMBULKAN
2. LDKB dan Label 1. Mengetahui Mengganti 1. PP No.50 th 2012
bahan kimia sudah komposisi dari dokumen yang tentang Penerapan
tersedia bahan kimia telah robek atau Sistem Manajemen
yang digunakan mulai usang serta Keselamatan dan
Terdapat LDKB di 2. Mengetahui sifat memastikan Kesehatan Kerja
dinding ruang fisika dan kimia pekerja Lampiran II,
penyimpanan bahan dari bahan kimia mengetahui Elemen ke 4
kimia berbahaya yang digunakan informasi yang 2. Kepmenaker RI
Gambar 3.8 LDKB dan diposisikan di belakang
Label bahan kimia 3. Mengetahui terdapat pada No.187/MEN/1999
atas setiap bahan kimia tenteng
sudah tersedia tindakan LDKB dan label
berbahaya
pertolongan Pengendalian
pertama pada Bahan Kimia
kecelakaan Berbahaya di
akibat bahan Tenpat Kerja pasal
kimia tersebut 3
3. Kep. Dirjen No.
84/PPK/X/2012
tentang Tata Cara
Penyusunan
Dokumen
Pengendalian
Potensi Bahaya
Besar dan
Menengah
22
3.1.2 Temuan Negatif
Tabel 3.2 Temuan Negatif
NO . POTENSI
TEMUAN ANALISA BAHAYA REKOMENDASI LANDASAN HUKUM
A. Lingkungan Kerja
1. Penggunaan Scaffolding Scafolding Dapat Pengusaha wajib Permenaker No. 9 Tahun
tidak aman dengan menyebabkan memastikan 2016 tentang K3 dalam
ketinggian di pekerja terjatuh scafolding yang Pekerjaan pada
atas 2 (dua) dari ketinggian digunakan memenuhi Ketinggian Pasal 15
1. Pengusaha dan/atau
meter tidak ketika melakukan syarat K3
Pengurus wajib
diberi aktivitas kerja di
memastikan pekerjaan
atas scafolding pada ketinggian yang
pagar pengaman. menggunakan
perancah dan/atau
Gambar 3.9 Penggunaan tangga wajib
Scaffolding memenuhi persyaratan
K3.
2. Persyaratan K3
Perancah dan/atau
tangga sebagaimana
diatur pada ayat (1)
mengacu pada
ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
23
NO . POTENSI
TEMUAN ANALISA BAHAYA REKOMENDASI LANDASAN HUKUM
2. Masih belum ada Dapat Perusahaan wajib Undang Undang No. 18
fasilitas menyebabkan menyediakan Tahun 2008 tentang
pemilahan tercampurnya fasilitas pemilahan Pengelolaan Sampah,
sampah antara sampah organik sampah sesuai Pasal 13 berbunyi:
sampah organik dan sampah non dengan pasal 13 Pengelola
dan sampah non organik sehingga Undang-Undang
organik. akan menjadi kawasan
No.18 Tahun 2008
kendala dalam permukiman, kawasan
Gambar 3.10 Tidak terdapat tentang Pengelolaan
penanganan lebih komersial, kawasan
fasilitas pembuangan sampah Sampah dengan cara industri, kawasan khusus,
lanjut.
berdasarkan jenisnya pemilahan sampah fasilitas umum, fasilitas
organik dan non sosial, dan fasilitas
organik serta lainnya wajib
penyediaan tempat menyediakan
pemilahan fasilitas pemilahan
sampahnya. sampah.
3. Terdapat bak Pembakaran Perusahaan wajib Undang-Undang No.18
bekas sampah memiliki menyediakan Tahun 2008 tentang
pembakaran dampak kesehatan fasilitas pemilahan Pengelolaan Sampah,
sampah, yang makhluk hidup sampah sesuai Pasal 29 ayat 1 huruf g :
artinya terjadi serta pencemaran dengan pasal 13 setiap orang dilarang
pembakaran lingkungan hidup. Undang-Undang membakar sampah yang
tidak sesuai dengan
sampah di area No.18 Tahun 2008
persyaratan teknis
titik kumpul tentang Pengelolaan
pengelolaan sampah
Gambar 3.11 Adanya lingkungan kerja. Sampah dengan cara
pembakaran sampah di area pemilahan sampah
assemble point organik dan non
organik serta
penyediaan tempat
24
NO . POTENSI
TEMUAN ANALISA BAHAYA REKOMENDASI LANDASAN HUKUM
pemilahan
sampahnya.
4. Kursi duduk Kemungkinan Perusahaan Peraturan Menteri
yang digunakan pekerja menyediakan kursi Ketenagakerjaan
pekerja di area mengalami dengan model Republik Indonesia
batu memiliki Musculoskeletal yang sesuai postur No. 5 tahun 2018
sandaran Disorders (MSDs) tubuh tentang Keselamatan
namun sangat / pekerja dan
rendah PAK Kesehatan Kerja
sehingga dapat Lingkungan
Gambar 3.12 Penggunaan Kerja Pasal 7 ayat (2)
kursi pekerja tidak menimbulkan
menerapkan sikap kerja beberapa PAK
ergonomi bila digunakan
terus-menerus
5. Pada area yang Ada potensi Melengkapi safety UU No. 1 Tahun 1970
memiliki potensi pekerja tidak sign dan tentang Keselamatan
bahaya seperti mengetahui poster/rambu K3 Kerja Pasal 14b
ruang bahaya yang pada setiap tempat
pembakaran, terdapat pada area kerja yang memiliki
gudang material, tersebut, sehingga potensi bahaya.
dan ruang dapat Memasang simbol
Gambar 3.13 Rambu K3,
pengeringan tidak membahayakan B3 pada pintu
safety sign yang belum
lengkap dilengkapi dengan pekerja itu sendiri masuk gudang
safety sign. Ruang dan pekerja material dan area
penyimpanan lainnya. penyimpanan bahan
bahan kimia juga kimia.
tidak dilengkapi
dengan simbol B3.
25
NO . POTENSI
TEMUAN ANALISA BAHAYA REKOMENDASI LANDASAN HUKUM
6. Penempatan barang pada Penempatan Pekerja Dibuatkan SOP Permenaker No. 5 Tahun
Area Barang Masuk tidak barang tidak kelelahan karena untuk peletakan dan 2018 tentang Keselamatan
teratur teratur harus menyusun penyusunan barang dan Kesehatan Kerja
ulang produk sehingga tidak Lingkungan kerja pasal 43
setiap hendak terjadi kondisi ayat 2 huruf “e”
dilakukan barang yang
pengangkutan. berserakan
Barang terbuat
dari bahan mudah
terbakar sehigga
banyak potensi
terjadi gesekan
dan muncul panas
yang menjadi
sebab terjadinya
kebakaran
7. Pekerja yang Terjadinya Menyediakan SOP Permenaker No. 5 Tahun
berada di area penyakit akibat terkait bekerja di 2018 tentang Keselamatan
packing tidak kerja berupa area yang memiliki dan Kesehatan Kerja
menggunakan penurunan tingkat kebisingan Lingkungan Kerja BAB II
ear plug pada kualitas diatas 85dB, serta Pasal 7 ayat 3
saat bekerja pendengaran menyediakan APD
sampai tuli dalam hal ini ear
plug untuk pekerja
Gambar 3.14 Tidak
tersedianya APD berupa ear yang berada di
plug, dikarenakan ruang lingkungan yang
packing berdekatan dengan tingkat
area genset. kebisingannya di
26
NO . POTENSI
TEMUAN ANALISA BAHAYA REKOMENDASI LANDASAN HUKUM
atas ambang batas
8. Terdapat sarang membuat pekerja sesuai dengan Permenaker RI No 5
laba di sela sela merasa tidak peraturan penerapan Tahun 2018 Tentang
rak nyaman dan dapat sanitasi dan higiene keselamatan dan
penyebabkan pada gedung kesehatan kerja
penyakit terkait dibersihkan paling lingkungan kerja pasal 28
kerja apabila sedikit 1 (satu) kali ayat 1 huruf (a)
Gambar 3.15 Ditemukan
pekerja ada yang setahun
sarang laba-laba di rak
memiliki
komorbid
penyakit asma
B. Kesehatan Kerja
1. Warna lambang - Sesuai dengan Permenakertrans No. 15
pada kotak P3K peraturan kotak P3K Tahun 2008 Tentang
tidak sesuai. terbuat dari bahan Pertolongan Pertama Pada
yang kuat dan muda Kecelakaan Kerja Di
dibawa, berwarna Tempat Kerja, Pasal 10
dasar putih dan point (a)
Gambar 3.16 Warna Logo
lambang P3K
kotak P3K yang tidak sesuai
berwarna hijau.
2. Isi kotak P3K Dapat menggangu Isi dari kotak P3K Permenakertrans No. 15
tidak tertata atau menghambat dirapihkan dan diisi Tahun 2008 Tentang
dengan rapih. pekerjaan terkait sesuai kebutuhan Pertolongan Pertama Pada
P3K apabila kategori kotak P3K. Kecelakaan Kerja Di
membutuhkan Tempat Kerja
bahan atau alat
Gambar 3.17 Isi Kotak P3K dari P3K
27
NO . POTENSI
TEMUAN ANALISA BAHAYA REKOMENDASI LANDASAN HUKUM
tidak tertata rapi
28
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari observasi lapang yang telah dilakukan di PT. Homeware
International Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Penerapan norma K3 di Bidang Lingkungan Kerja di PT. Homeware
International Indonesia pada umumnya telah berjalan dengan baik. Hal
ini ditandai dengan seluruh parameter faktor fisik, kimia, dan biologi
pada lingkungan kerja terpenuhi atau di bawah NAB, dan perusahaan
telah melatih security untuk memberikan safety induction kepada setiap
tamu/pengunjung dan tenaga kerja baru perihal evakuasi dalam keadaan
darurat. Namun, adapun yang masih perlu dilakukan perbaikan yaitu
kerapihan dalam penyusunan barang, pemilahan sampah, melindungi
pekerja yang bekerja di ketinggian, dan melengkapi simbol B3 pada area
yang mengandung potensi bahaya tinggi atau mengandung B3 itu sendiri.
2. Penerapan norma K3 di Bidang Kesehatan Kerja di PT. Homeware
International Indonesia telah berjalan dengan baik. Hal ini ditandai
dengan adanya Petugas P3K yang telah tersertifikasi, kotak P3K di
berbagai titik. Selain itu, dilakukannya pemeriksaan kesehatan awal dan
berkala, bagi seluruh pekerja, dan pemeriksaan khusus bagi pekerja yang
melakukan pekerjaan dengan potensi PAK lebih tinggi. Seluruh pekerja
juga telah terdaftar di BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Namun, adapun yang perlu diperbaiki yaitu pemisahan antara area parkir
dengan ruang makan.
3. Penerapan norma K3 di Bidang Bahan Kimia Berbahaya di PT.
Homeware International Indonesia telah berjalan dengan cukup baik,
dibuktikan dengan adanya area khusus untuk bahan kimia berbahaya
yang dilengkapi dengan LDKB dan label yang berbahasa Indonesia,
penempatan LDKB dan labelnya mudah terlihat oleh pekerja. Namun,
perusahaan harus menyediakan Petugas K3 Kimia yang tersertifikasi
29
untuk melakukan pengontrolan terhadap bahan-bahan kimia dan
mengetahui tindakan darurat jika terjadi kecelakaan kerja yang
melibatkan bahan kimia.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil temuan positif dan negatif dalam hal penerapan
norma K3 di PT Homeware International Indonesia, saran yang dapat
diberikan, yaitu:
30
9. Setiap pekerjaan loading akan dilakukan, dipasang cone atau
tanda dilarang melintas bagi pekerja atau peralatan lainnya
agar tidak tertabrak truk yang hendak loading produk.
10. Dilakukan pengecekan terhadap kondisi lampu secara
berkala dan mengevaluasi tempat kerja yang sekiranya
masih memerlukan pencahayaan.
11. Penjagaan diperketat bagi setiap pengunjung yang masuk ke
area pabrik dan memberikan pelatihan berkala bagi security
agar senantiasa memberikan safety induction yang tepat.
31
DAFTAR PUSTAKA
BPJS Ketenagakerjaan. 2019. Angka Kecelakaan Kerja Cenderung Meningkat,
BPJS Ketenagakerjaan Bayar Santunan Rp. 1,2 Triliun.
Binwasnaker. 2020. Menaker : Jadikan K3 Sebagai Prioritas Dalam Bekerja.
BPJS Ketenagakerjaan. 2020. BPJAMSOSTEK Sudah Tangani 129.305 Kasus
Kecelakaan Kerja di Indonesia.
BPJS, 2021. Laporan BPJS Ketenagakerjaan Tahun 2021. Jakarta.
Organization IL. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja. 5 ed. ILO;
2018
32
Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No.Kep. 13/MEN/2011 Tentang Ambang
Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01 Tahun 1979 Tentang
Pengadaan Kantin dan Ruang Makan
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.Kep.
84/PPK/X/2012 Tentang Cara Penyusunan Dokumen Pengendalian Potensi
Bahaya Besar dan Menengah
33
34