KATA PENGANTAR
Pertama dan yang paling utama penulis ucapkan puji serta syukur kepada Allah
SWT atas kebesaran-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah “Penerapan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Industri Kilang Minyak” guna memenuhi
tugas dari mata pelajaran K3L.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
2.5.2.8 Pengembangan Sistem Manajemen K3 ......................................20
2.5.2.9 Penerapan Sistem .......................................................................20
2.5.2.10 Proses Sertifikasi ......................................................................21
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................22
3.1 Industri Kilang Minyak .............................................................................22
3.2 Tahap Pengolahan .....................................................................................23
3.2.1 Pengolahan minyak bumi tahap pertama ........................................24
3.2.2 Pengolahan minyak bumi tahap kedua ...........................................24
3.2.3 Transportasi ....................................................................................26
3.2.4 Penyimpanan ..................................................................................26
3.2.5 Niaga (pemasaran) ..........................................................................27
3.3 Kegiatan kilang minyak yang dapat menimbulkan bahaya dan resiko .....27
3.4 Perturan Pemerintah ..................................................................................30
3.5 Efek apabila muncul ketidakmampuan perusahaan dalam melaksanakan
K3....................................................................................................................31
3.6 Resolusi.....................................................................................................31
3.7 Health, Safety, and Environmental (HSE) ................................................31
3.7.1 Health .............................................................................................32
3.7.2 Safety ..............................................................................................32
3.7.3 Security ...........................................................................................33
3.7.4 Environment ..................................................................................33
3.7.5 Training .........................................................................................34
3.8 Alat Perlindungan Diri (APD) ..................................................................34
3.8.1 Safety Helmet .................................................................................34
3.8.2 Safety glass .....................................................................................35
3.8.3 Respirator/masker ...........................................................................35
3.8.4 Ear Plug dan Ear Muff....................................................................36
3.8.5 Safety Shoes ...................................................................................37
iv
3.8.6 Sarung Tangan ................................................................................37
3.8.7 Baju Tahan Api ..............................................................................38
3.9 Contoh kasus kecelakaan ..........................................................................39
3.10 Limbah ....................................................................................................41
3.10.1 Pengolahan Limbah ......................................................................41
3.10.2 Pengolahan Limbah Cair ..............................................................42
3.10.3 Pengolahan Limbah Gas ..............................................................42
3.10.4 Pengolahan Limbah Padat ...........................................................42
BAB IV KESIMPULAN .......................................................................................43
4.1 KESIMPULAN .........................................................................................43
4.2 SARAN .....................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................44
v
DAFTAR GAMBAR
vi
JOB SAFETY ANALYSIS
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia masih sering diabaikan. Hal ini ditunjukan masih banyak nya kecelakaan
kerja. Menurut data Indonesia dalam Ramli (2010:28) pada tahun 2007 terjadi
yang meliputi 7 juta pekerja. Kerugian akibat kecelakaan dan kejadian lainnya ini
merupakan resiko yang harus dihadapi oleh setiap organisasi atau perusahaan.
kecelakaan kerja menurut catatan adalah 85% (ILO, pencegahan kecelakaan kerja)
dan 15% merupakan faktor kondisi yang berbahaya. Oleh karena itu kecelakaan
bahaya dan akibat yang ditimbulkan cukup besar, maka perlu diadakan upaya –
1
Kilang minyak adalah sebuah pabrik/fasilitas industri yang mengolah
minyak mentah menjadi petroleum yang bisa langsung digunakan maupun produk-
mengenai kondisi lingkungan kerja yang bisa digunakan sebagai bahan masukan
1. Apa saja faktor bahaya dan potensi bahaya di pabrik kilang minyak?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui faktor – faktor dan potensi bahaya yang terdapat di pabrik kilang
minyak
minyak
2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian K3
orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat dan agar setiap
sumber produksi perlu dipakai dan digunakan secara aman dan efisien.
kerja dan setiap insan pada umumnya beserta hasil karya dan budaya dalam upaya
2.2 Tujuan K3
Tujuan utama dalam penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No. 1
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di
tempat kerja.
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
3
Dari penjabaran tujuan penerapan K3 di tempat kerja berdasarkan Undang-
Pemerintah/Negara. Sehingga di masa yang akan datang, baik dalam waktu dekat
2) Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya.
3) Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman
dan effisien.
4
5) Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-undang
yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang
kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan
pimpinannya, secara berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan
perundangan.
- Pasal 9 :
perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan; d. Cara-cara dan sikap
atas.
5
3) Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja
dijalankannya
- Pasal 11 :
kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga
Kerja.
- Pasal 14 :
Pengurus diwajibkan :
semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan
bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut
keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada
6
tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai
diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan
bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan
keselamatan kerja.
4) PP No. 11 TH 1979
5) PP No. 34 TH 2005
6) PP No. 36 TH 2004
kerja
7
Manfaat pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang harus dilakukan agar SMK3 tersebut dapat berjalan dengan efektif, karena
harus ada dalam suatu perusahaan. Sistem Manajemen K3 juga harus ditinjau ulang
bahwa system itu dapat berperan dan berfungsi dengan baik pada suatu perusahaan
8
2.5.1 Tahap Persiapan
Merupakan tahapan atau langkah awal yang harus dilakukan suatu
mulai dari menyatakan komitmen sampai dengan kebutuhan sumber daya yang
bukan hanya dalam kata-kata tetapi juga harus dengan tindakan nyata agar dapat
diketahui, dipelajari, dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh staf dan karyawan
9
perusahaan. Seluruh karyawan dan staf harus mengetahui bahwa tanggung jawab
mulai dari manajemen puncak sampai karyawan terendah. Karena itu ada baiknya
jajaran dalam perusahaannya. Untuk itu perlu dicari waktu yang tepat guna
1. Konsultan yang baik tentu memiliki pengalaman yang banyak dan bervariasi
Manajemn K3.
kelompok tersebut terdiri atas seorang wakil dari setiap unit kerja. Biasanya
10
manajer unit kerja, hal ini penting karena merekalah yang tentu paling
Dalam proses penerapan ini maka peranan anggota kelompok kerja adalah:
kerjanya termasuk merubah cara dan kebiasaan lama yang tidak menunjang
penerapan system ini. Selain itu mereka juga akan melatih dan menjelaskan
11
6) Membuat bagan alur yang menjelaskan tentang keterlibatan unit kerjanya
yang terkait dalam unit kerjanya. Sebagai contoh, anggota kelompok kerja
wakil dari divisi sumber daya manusia bertanggung jawab untuk pelatihan
dan seterusnya.
8) Melakukan apa yang telah ditulis dalam dokumen baik diunit kerjanya sendiri
maupun perusahaan.
secara menerus baik di unit kerjanya sendiri maupun di unit kerja lain secara
Manajemen K3.
12
5) Disiplin dan tepat waktu.
segi operasional.
kelompok kerja sekitar delapan orang. Yang pasti jumlah anggota kelompok kerja
ini harus dapat mencakup semua elemen sebagaimana disyaratkan dalam Sistem
Manajemen K3. Pada dasarnya setiap anggota kelompok kerja dapat merangkap
dalam working group, dan working group itu sendiri dapat saja hanya sendiri dari
satu atau dua orang. Kelompok kerja akan diketuai dan dikoordinir oleh seorang
dari para anggota manajemen, adapun tugas panitia ini adalah memberikan
13
kelompok kerja penerapan akan bertanggung jawab dan melaporkan panitia
pengarah.
dana. Orang yang dimaksud adalah beberapa orang yang diangkat secara resmi
menyimpan data. Tidak kalah pentingnya adalah waktu. Waktu yang diperlukan
tidaklah sedikit terutama bagi orang yang terlibat dalam penerapan, mulai
Manajemen K3 bukan sekedar kegiatan yang dapat berlangsung dalam satu atau
dua bulan saja. Untuk itu selama kurang lebih satu tahun perusahaan harus siap
14
Keadaan seperti ini sebetulnya dapat dihindari dengan perencanaan dan
harus disediakan, dan alat ini harus dikalibrasi. Oleh karena itu besarnya dana yang
kebutuhan personel perusahaan. Oleh karena itu, harus dibangun rasa adanya
penyuluhan.
15
2. Membangun komitmen menyeluruh mulai dari direksi, manajer, staf dan seluruh
jajaran dalam perusahaan untuk bekerja sama dalam menerapkan standar system
ini.
A. Penyataan Komitmen
kemajuan perusahaan.
komitmen setiap orang dalam perusahaan sesuai tugas dan jabatan masing-
masing.
4) Bahwa manajemen akan segara membentuk tim kerja yang dipilih dari setiap
5) Perlu juga dijelaskan oleh manajemen puncak tentang batas waktu kapan
16
Tentu saja pernyataan seperti ini harus memperhitungkan kensekuensi
bahwa sertifikasi diharapkan dapat diperoleh dalam batas waktu tersebut. Hal ini
Manajemen K3. Kegiatan awareness ini bila mungkin dapat dilakukan secara
bersamaan untuk seluruh karyawan dan disampaikan secara singkat dan tidak
terlalu lama.
perusahaan.
dan manfaatnya.
17
C. Membagikan Bahan Bacaan
bacaan berupa buku atau selebaran dapat dibaca karyawan secara berulang-ulang.
Untuk itu perlu dicari buku-buku yang baik dalam arti ringkas sebagai tambahan
diedarkan berkala selama masa penerapan berlangsung. Lebih baik lagi jika
selebaran tersebut ditujukan kepada perorangan dengan menulis nama mereka satu
persatu, agar setiap orang merasa dirinya dianggap berperan dalam kegiatan ini.
Dengan semakin banyak informasi yang diberikan kepada karyawan tentunya itu
lebih baik biasanya masalah akan muncul karena kurangnya informasi. Informasi
ini penting sekali karena pada saat melakukan assessment, auditor tidak hanya
bertanya pada manajemen saja, tetapi juga kepada semua orang. Untuk sebaiknya
setiap orang benar-benar paham dan tahu hubungan standar Sistem Manajemen
dengan persyaratan yang ada dalam Sistem Manajemen K3. Peninjauan ini dapat
dilakukan melalui dua cara yaitu dengan meninjau dokumen prosedur dan
meninjau pelaksanaan.
18
1. Apakah perusahaan sudah mengikuti dan melaksanakan secara konsisten
prosedur atau intruksi kerja dari OHAS 18001 atau Permenaker 05/men/1996.
Dari hasil tinjauan system akan menunjukan beberapa banyak yang harus
disiapkan dan berapa lama setiap prosedur itu akan diperiksa, disempurnakan,
disetujui dan diaudit. Semakin panjang daftar prosedur yang harus disiapkan,
dan tanggung jawab lain diluar penerapan standar Sistem Manajemen K3 yang
kadang-kadang juga sama pentingya dengan penerapan standar ini. Hal ini
19
C. Keberadaan Proyek
badan sertifikasi, pastikan bahwa pada saat asesor dating proyek yang sedang
dikerjakan.
penyusunan bagan, penulisan manual Sistem Manajemen K3, prosedur dan intruksi
kerja.
mengenai isi dokumen tersebut. Kesempatan ini dapat juga digunakan untuk
operasional.
menerapkan hal-hal yang telah ditulis. Setiap kekurangan atau hambatan yang
20
menerapkan system ini sebaiknya tidak kurang dari tiga bulan sehingga cukup
tadi. Tiga bulan ini sudah termasuk waktu yang digunakan untuk
menunggu seluruh dokumen selesai. Begitu satu dokumen selesai sudah mencakup
salah satu elemen standar maka penerapan sudah dapat dimulai dikerjakan.
system ini. Apabila langkah-langkah yang terdahulu telah dapat dijalankan dengan
baik maka proses system ini relative lebih mudah dilaksanakan. Penerapan system
ini harus dilaksanakan sedikitnya tiga bulan sebelum pelaksanaan audit internal.
Waktu tiga bulan ini diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti (dalam bentuk
21
BAB III
PEMBAHASAN
22
Kilang minyak adalah pabrik/fasilitas industri yang mengolah minyak
mentah menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan maupun produk-
produk lain yang menjadi bahan baku bagi industri petrokimia. Produk-produk
nafta, bensin (gasoline), bahan bakar diesel, minyak tanah (kerosene), dan elpiji.
merupakan salah satu bagian downstream paling penting pada industri minyak
bumi.
23
3.2.1 Pengolahan minyak bumi tahap pertama
Dilakukan dengan distilasi bertingkat, yaitu proses distilasi berulang-ulang,
1. Fraksi pertama menghasilkan gas yang pada akhirnya dicairkan kembali dan
dikenal dengan nama elpiji atau LPG (Liquefied Petroleum Gas). LPG
digunakan untuk bahan bakar kompor gas dan mobil BBG, atau diolah lebih
2. Fraksi kedua disebut nafta (gas bumi). Nafta tidak dapat langsung digunakan,
tetapi diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi bensin (premium) atau
bahan petrokimia yang lain. Nafta sering disebut juga sebagai bensin berat.
3. Fraksi ketiga atau fraksi tengah, selanjutnya dibuat menjadi kerosin (minyak
4. Fraksi keempat sering disebut solar yang digunakan sebagai bahan bakar
mesin diesel.
5. Fraksi kelima atau disebut juga residu yang berisi hidrokarbon rantai panjang
dan dapat diolah lebih lanjut pada tahap kedua menjadi berbagai senyawa
meliputi:
24
1. Perengkahan (cracking): Pada proses perengkahan, dilakukan perubahan
kotoran ini harus dibersihkan dengan cara menambahkan soda kaustik (NaOH),
Hasil proses tahap kedua ini dapat dikelompokan berdasarkan titik didih dan
2. Crude oil (minyak mentah), berhubungan dengan bahaya uap gas, cairan yang
25
3.2.3 Transportasi
Proses pengangkutan pada industri kilang minyak merupakan kegiatan
menggunakan gerbong ketel, truk, kapal tanker maupun jalur pipa. Apabila
jenis pipa yang sesuai dengan karakteristik fraksi yang dialirkan di dalamnya.
3.2.4 Penyimpanan
Kegiatan penyimpanan meliputi proses penerimaan, pengumpulan, dan
penampungan minyak bumi. Lokasi penyimpanan untuk hasil olahan bisa saja
lingkungan.
26
3.2.5 Niaga (pemasaran)
Kegiatan pemasaran merupakan tahap akhir pada bisnis industri kilang
minyak. Dimana terdiri dari pembelian, penjualan, ekspor, dan impor minyak bumi
dan gas bumi serta hasil olahan lainnya. Kegiatan niaga dapat digolongkan dalam
dua bagian yaitu usaha niaga umum dan usaha niaga terbatas, berikut penjelasannya
bakar minyak, bahan bakar gas, bahan bakar lain dan/atau hasil olahan dalam skala
besar yang menguasai atau mempunyai fasilitas dan sarana penyimpanan dan
bakar minyak, bahan bakar gas, bahan bakar lain dan/atau hasil olahan dalam skala
besar yang tidak menguasai atau mempunyai fasilitas dan sarana penyimpanan dan
pencemaran lingkungan.
3.3 Kegiatan kilang minyak yang dapat menimbulkan bahaya dan resiko
27
1. Semburan liar gas/minyak
28
Gambar 3.5. Tumpahan minyak di laut
1. Kerusuhan massa
2. Ancaman bom
3. Gempa bumi
29
4. Tabrakan kapal laut
Tentang keselamatan kerja pada pemurnian dan pengolahan minyak dan gas bumi.
Tentang kewajiban dan tata cara penyetoran pendapatan pemerintah dari hasil
Tentang formula dan besaran imbalan (fee) pengelolaan dan/atau penjualan minyak
30
3.5 Efek apabila muncul ketidakmampuan perusahaan dalam melaksanakan
K3
1. Sakit
2. Cacat
3. Kematian
3.6 Resolusi
besar, berupa tunjangan seumur hidup bagi tenaga kerja yang tidak dapat
merugikan perusahaan, jika korban tenaga kerja akibat kecelakaan terus meningkat,
Health Safety & Environmental (HSE) merupakan bagian yang sangat penting
perusahaan.
31
3.7.1 Health
Statement : “Pertamina menjamin semua pekerja dapat bekerja secara sehat
Kesehatan adalah aset yang sangat penting dalam bekerja dan beraktivitas,
pekerjanya.
3.7.2 Safety
Statement : “Pertamina menjamin semua pekerja dan mitra untuk bekerja
utama yang tidak dapat diabaikan, walaupun pencapaian – pencapaian lain dalam
32
3.7.3 Security
Statement : "Pertamina menjamin Keamanan Pekerja dan Mitra serta
Pengamanan yang disingkat dengan SMP yaitu sistem pengamanan terpadu yang
3.7.4 Environment
Statement : “Pertamina menjamin lingkungan Kerja yang ramah
lingkungan, operasi tanpa limbah berbahaya dan ramah lingkungan serta berusaha
baik di kantor pusat maupun unit-unit operasi, dimana proses eksplorasi, produksi,
33
2) Tanpa limbah berbahaya.
3.7.5 Training
Statement : "Dalam hal pengembangan Kompetensi HSE, Pertamina
Internasional."
setiap pekerja wajib menjalani Safety Mandatory Training, HSE Training Module
untuk aspek Operasi, dan HSE Leadership Training dengan Standar Internasional.
Objektif : 1) Mempunyai Skill & kemampuan Aspek HSE sesuai jabatan dan
pekerjaan.
34
Gambar 3.7. Safety Helmet
3.8.3 Respirator/masker
Masker Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat
35
Gambar 3.9. Respirator/masker
bising.
36
3.8.5Safety Shoes
Safety Shoes berfungsi untuk melindungi kaki dari benda yang jatuh ke kaki atau
dari benturan.
saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan
37
Gambar 3.12. Sarung tangan
38
3.9 Contoh kasus kecelakaan
meninggal dunia, sekitar pukul 10.30 pagi tadi. Setelah terjatuh dari lantai 12
tersangkut di lantai 10. Saat bekerja, almarhum Budi dan Raymond berada di
lantai 12.
Gambar 3.14
minyak kilang Pertamina RU II. Benget dilaporkan pada saat itu sedang bekerja
las pipa di atas ketinggian 4 meter dengan badan terikat tali penyelamat.
Namun secara tiba-tiba, pipa menyemburkan air panas bersuhu 140 derajat
celsius dan mengenai sekujur tubuh korban yang sedang bekerja dan tidak bisa
39
3. Terbakarnya salah satu bagian pada mesin operasional kilang minyak
Gambar 3.15
Provinsi Jawa Barat, ketika akan melepaskan ikatan tali pengikat pipa minyak
kejadian itu, korban tewas ditempat lantaran tertimpa pipa minyak sebanyak 6
ikatan tali pengingkat pipa di mobil dengan ditarik menggunakan kotrek, tiba-
40
Gambar 3.16
3.10 Limbah
Jenis – jenis limbah yang dihasilkan industri kilang minyak antara lain adalah :
1. Limbah cair
2. Limbah gas
3. Limbah padat
lingkungan terutama pada daerah sekitar industri maupun efek keseluruhan untuk
41
3.10.2 Pengolahan Limbah Cair
Limbah yang dihasilkan industri minyak bumi umumnya mengandung
logam – logam berat maupun senyawa yang berbahaya. Selain logam berat,
limbah, atau air buangan industri, minyak bumi juga mengandung senyawa –
setiap kegiatan industri, air buangan yang keluar dari kawasan industri minyak
bumi harus diolah terlebih dahulu dalam unit pengolahan limbah, sehingga air
buangan yang telah diproses dapat memenuhi spesifikasi dan persyaratan yang
dibakar di incinerator (untuk gas berupa H2S dan CO) maupun flare (gas
hidrokarbon).
yang tidak dapat dibuang begitu saja ke alam bebas, karena akan mencemari
lingkungan. Pada sludge selain mengandung lumpur, pasir, dan air juga masih
proses. Sludge ini juga tidak dapat di buang ke lingkungan sebab tidak terurai
lingkungan.
42
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
perusahaan dengan baik dan benar, terutama di perusahaan industri kilang minyak
yang merupakan pabrik atau fasilitas pengolahan minyak dan gas dengan resiko
kecelakaan yang tinggi. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya kerugian
4.2 SARAN
atau tingkah laku yang selalu beresiko khususnya di dunia industri kilang minyak,
kesehatan, kerja (K3) lebih baik diadakan program kerja seminar atau sejenisnya
43
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pertagas.pertamina.com/health-safety-the-environmentid-ID
http://www.pertamina.com/company-profile/k3ll/sertifikasi-dan-
penilaian/ohsas-18001/
https://www.goriau.com/berita/dumai/berikut-rentetan-kecelakaan-kerja-pt-
pertamina-dumai-sejak-2012
https://www.goriau.com/berita/dumai/3-pekerja-ta-pt-pertamina-dumai-
terbakar
http://kaltim.tribunnews.com/2011/04/07/kecelakaankerja-terjadi-di-kilang-
pertamina-balikpapan
healthsafetyprotection.com/langkah-langkah-penerapan-smk3ohsas18001/
https://mawisaranasamawi.com/k3-karyawan-dalam-perusahaan-migas/
https://www.slideshare.net/mobile/denidarma90/keselamatan-
dankesehatankerjapadakilangminyak
https://id.scribd.com/doc/31064733/K3-DI-KILANG-MINYAK
44