Anda di halaman 1dari 53

A World Class Energy Company

CATALYTIC CRACKING

Oktober 2013

SINERGY Safety, health & environment INnovative profEssional integRity diGnitY

PERENGKAHAN (CRACKING)
Cracking (perengkahan) adalah proses pemutusan
ikatan kimia molekul sehingga dibentuk molekulmolekul ringan dengan jumlah atom C yang lebih
sedikit (berat molekul lebih kecil)
Perengkahan di kilang minyak bumi merupakan proses
konversi fraksi minyak bumi berberat molekul besar
(bertemperatur didih tinggi) menjadi produk berberat
molekul lebih kecil dan bertemperatur didih rendah.

PERENGKAHAN
Pada 1900 kebutuhan bensin di Amerika meningkat pesat; melebihi

jumlah fraksi bensin yang terkandung di dalam minyak bumi yang


diolah di Amerika.
Kekurangan tersebut dipenuhi dengan mengkonversi fraksi yang lebih

berat menjadi fraksi bensin dg pemanasan temperatur tinggi. Proses


ini disebut Perengkahan Termal (dikenal sejak 1800-an)
Pada 1910, satu unit komersial perengkahan termal berhasil dibangun

(berdasarkan paten M. W. Burton dari Standard Oil Company) di


Amerika: proses batch, fasa cair, pada 750 oF (400 oC) dan 75-95 psig.
Pd 1943, 50% bensin di AS diproduksi dg perengkahan termal
Angka oktan bensin dari perengkahan termal rendah dan

ditingkatkan hingga 79 menggunakan TEL (sejak 1925)


3

PERENGKAHAN
Perengkahan termal tidak selektif, menghasilkan olefin dan

diolefin yang mudah berpolimerisasi membentuk gum, sehingga


ditinggalkan dan digantikan dg Perengkahan Katalitik
Perengkahan katalitik dg AlCl3 (fasa cair), dikembangkan pd 1915

T = 500 550 oF, P = atmosferik.


Kelemahan: pemisahan katalis dari residu

Proses Houdry dg katalis lempung aktif memecahkan persoalan

ini. Selain itu lempung yg terdeaktivasi dapat diregenerasi


Dibandingkan dg perengkahan termal proses Houdry menghasilkan
bensin lebih banyak
dg angka oktan lebih tinggi
4

Ada 2 jenis reaksi cracking :

* Thermal Cracking
* Catalytic cracking

THERMAL CRACKING

Mengandalkan panas / suhu reaksi


Mengikuti mekanisme radikal bebas
Distribusi / selektivitas produk sukar dikendalikan
Dekomposisi secara umum :
- parafin :
T sedang, P rendah, t singkat reaksi primer
(produk dominan etilen dan propilen, etan dan metan)
P tinggi (> 20 atm) ada reaksi sekunder ( produk
dominan bergeser ke arah HK dengan BM lebih tinggi
- Olefin :
P rendah, T sedang tinggi hasil mirip parafin
P tinggi, T sedang reaksi dominan = polimerisasi yang
juga menghasilkan senyawa siklik (bila ada dehidrogensi
aromat)
6

Thermal Cracking

(lanjutan)

- naphthene :
perengkahan hanya terjadi pada alkil yang terikat
pada cincin siklo sampai hasil terakhir cincin siklo
(non-substituted naphthene)
- Aromatik :
sama seperti pada senyawa naphthene. Kadang
terjadi reaksi kondensasi antar senyawa aromat atau
aromat dengan olefin polynuclear aromatik yang juga
akan menghasilkan kokas
Energi untuk memutuskan ikatan C-H lebih tinggi dibanding
untuk pemutusan ikatan C-C
Ikatan C=C dan C-C yang berdekatan dengan C=C lebih stabil
dibanding C-C yang jauh dari C=C
Propilen dari parafin cabang > dari parafin normal
7

Kondisi operasi thermal cracking


Pada thermal cracking selain dekomposisi juga terjadi

polimerisasi dan kondensasi.


Variabel operasi yang berpengaruh :

- jenis umpan (feedstock)


- waktu (untuk konversi rendah orde-1)
- temperatur (perlu suhu tinggi)
- tekanan (untuk mengatur waktu reaksi)
- ratio daur ulang (recycle ratio)

Mekanisme Reaksi Perengkahan Termal


Pembentukan radikal bebas

R1 - C - C - R2
H

R1 - C
H

+ C - R2
H

Pemutusan ikatan

RCH2 - CH2 - CH

RCH2 + H2C=CH2

Abtraksi hidrogen dari molekul hidrokarbon lain oleh

radikal metil, menghasilkan radikal sekunder acak dan


metana:
H3C + RCH2CH2CH2CH2CH2CH2CH3 CH4 +

RCH2CH2CH2CH2CHCH2CH3
Radikal ini kemudian mengalami scission, menghasilkan
-olefin dan radikal bebas primer:

RCH2CH2CHCH2CHCH2CH3 RCH2CH2CH2 +
H2C=CHCH2CH3

Hasil perengkahan termal


Perengkahan Nafta pd 900 oC
Produk

%-mol

Perengkahan n-heksadekana skala


laboratorium*

Produk

Mol (100
direngkah)
Hasil
pengamatan

mol

yang

Hasil
perhitungan

C1

53

61

Hidrogen

16,2

C2

130

139

Metana

25,7

C3

60

50

1,4

C4

23

27

C5

15

C6

24

17

C7

16

14

Asetilena
Etilena

30,7

Propadiena

2,5

Propilena

0,8

C8

13

12

Propana

7,5

C9

10

11

Butadiena

0,2

C10

11

10

Butilena

2,4

C11

Butana

1,0

C12

C13

C14

C5+ cair

11,5

10

CATALYTIC CRACKING
Perengkahan mengandalkan kemampuan katalis untuk

mengarahkan produk.
Dengan demikian distribusi produk lebih mudah untuk
dikendalikan
Secara keseluruhan reaksi adalah endotermik
Mekanisme reaksi melalui pembentukan ion karbenium/
karbonium
Katalis yang diperlukan adalah katalis asam-basa (misal :
zeolit)
Reaksi yang terjadi :
Pemutusan ikatan C-C
- Isomerisasi
- Hidrogen transfer
11

Catalytic Cracking

(lanjutan)

Reaksi catalytic cracking berlangsung dengan bantuan ion

karbenium atau karbonium


Olefin mudah direngkah menjadi karbokation
Kec. Perengkahan n-parafin akan naik bila panjang rantainya
bertambah (s/d max C16), kemudian berkurang
Kec. Perengkahan isoparafin dan naphthene lebih cepat
dibanding n-parafin. Kec perengkahan Isoparafin lebih cepat
dari aromatik
Cincin aromatis tidak mudah direngkah
Adanya polynuclear aromatik (arang) dapat mendeaktivasi
katalis, karena menutupi pusat aktif.
Reaksi yang terjadi di dalam reaktor adalah reaksi kompleks
yang terjadi secara simultan

12

Mekanisme Reaksi Perengkahan Katalitik


pembentukan intermediat ion karbonium
perengkahan melalui pemotongan rantai karbon pada

ikatan yang berlokasi terhadap atom karbon bermuatan,


menghasilkan -olefin dan ion karbonium primer yang lebih
kecil.
Ion karbonium primer mengalami penyusunan ulang
dengan cepat hingga terbentuk ion karbonium sekunder
yang lebih stabil dan kemudian menghasilkan -olefin
demikian seterusnya
dengan mekanisme tsb perengkahan katalitik menghasilkan
banyak hidrokarbon C3 C6 (terutama C4)
13

PRODUK PERENGKAHAN
(RCC kilang UP VI Balongan)

Feed :

Atmosferik Residu [ 83 000 bpsd (barrel per stream


day) = 505 ton/jam ]
Produk :

* Off gas / fraksi ringan ( metan, etan, etilen)


* LPG ( propan, propilen, butan, buten)
* Gasoline (naphtha)
* LCO (light cycle oil) (komponen diesel)
* Slurry oil (decant oil = DCO)
* Coke (kokas)
14

Reaksi catalytic cracking (1)


Parafin

cracking

cracking
siklisasi

Olefin

isomerisasi

H-transfer
Kondensasi
dehidrogenasi

Parafin ringan + olefin

LPG olefin
Naphthene
Olefin
Bercabang

H-transfer

Parafin
bercabang

Parafin
Coke/kokas
15

Reaksi catalytic cracking (2)


cracking

naphthene

Dehidrogenasi

Isomerisasi

Side-chain
cracking

Aromatik

transalkilasi

Dehidrogenasi
kondensasi

Olefin
Siklo
Olefin

Dehidrogenasi

Aromatik

Naphthene dengan cincin berbeda


Aromatik
Tak tersubstitusi

+ Olefin

Berbagai
Alkil aromatik

polyaromatik

Alkilasi
Dehid + kond.

Coke
16

Contoh reaksi perengkahan :


1.

parafin menghasilkan parafin yang lebih kecil dan olefin:


CnH(2n+2) CpH (2p+2) + CmH2m
[n = m+p]

2.

olefin menghasilkan olefin yang lebih kecil:


CnH2n
CmH2m + CpH2p
[n = m+p]

3.

dealkilasi alkil aromatik menghasilkan aromatik dan olefin:


ArCnH(2n+1) ArH + CnH2n

4.

alkil aromatik juga mengalami pemotongan rantai alkil .


ArCnH(2n+1) ArCnH(2m+1) + CpH (2p+2)
[n = m+p]

5.

perengkahan naftena (sikloparafin) menghasilkan olefin-olefin:

CnH2n CmH2m + CpH2p


6.

[n = m+p]

Jika sikloparafin memiliki cincin sikloheksan, cincin sikloheksan


tidak terbuka.

CnH2n C6H12 + CmH2m + CpH2p

[n = m+p+6]
17

1.

2.
3.
4.

perpindahan hidrogen:
napthena +olefin aromatik + parafin
aromatik + olefin coke + parafin
isomerisasi:
olefin isoolefin
perpindahan gugus alkil:
C6H4(CH3)2 + C6H6 C6H5(CH3) + C6H5(CH3)
reaksi kondensasi:
CH=CH2 + R1CH=CHR2

+ H2

R2
R1

5.

disproporsionasi olefin berberat molekul rendah:


2H2C=CHCH2CH3 H2C=CHCH3 + H2C=CHCH2CH3CH2
18

Perengkahan Katalitik Berbagai Hidrokarbon


Kemudahan Perengkahan

atom C

Konv., %

n-Heptana

1. olefin sangat mudah

n-Dodekana

12

18

n-Heksadekana

16

42

2. dealkilasi aromatik
bercabang makin mudah
jika cabang makin panjang

2,7-Dimetiloktana

10

46

Dekalin

10

44

Mesitilena

20

Isopropilbezena

84

Sikloheksana

62

n-heksadekena

16

90

Senyawa

3. Iso-parafin dan Naftena


lebih mudah dp n-parafin
4. utk n-parafin makin besar
(s/d C16) makin mudah
5. Cincin aromatik sukar
direngkah
19

Distribusi produk Perengkahan Katalitik n-heksadekana

Garis penuh menyatakan produk yang diamati pada konversi 24%


dengan menggunakan silika-zirkonia-alumina pd 500oC dan LHSV =
10. Garis putus-putus menyatakan distribusi produk yang dihitung.
20

Perbandingan Distribusi Produk


Perengkahan Termal dan Katalitik

21

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
Perengkahan Berkatalis Unggun-Tetap
(Fixed-bed catalytic cracking)
Lempung (khususnya yang diolah dengan asam) aktif sebagai katalis

perengkahan
Katalis perengkahan terdeaktivasi akibat terbentuk arang (coke) yang
terdeposisi di permukaannya.
Temuan Eugen J. Houdry (1920): lempung ber-arang dapat diregenerasi
(diaktifkan kembali) dengan membakarnya.
Penemuan ini merupakan pemicu perubahan besar pada teknologi
proses pengilangan minyak bumi.
Beberapa perusahaan minyak Amerika bergabung untuk
mengembangkan Unit Perengkahan berkatalis
Vacuum Oil Company bergabung dengan Standard Oil of New York menjadi Socony-Vacuum, sekarang Mobil Oil
Corporation, dan kemudian Sun Oil Company turut bergabung
22

Perengkahan Berkatalis Unggun-Tetap


SUKSES!
Unit I dioperasikan (1936) di

Kilang Socony-Vacuum
Paulsboro, New Jersey.
Katalis: lempung
montmorillonite yang diolah
dengan asam.
Reaktor unggun tetap dg katalis
pelet, dioperasikan kontinyu
selama hanya 10 menit, akibat
katalis terdeaktivasi
Siklus:
reaksi
penyingkiran sisa minyak dari
katalis menggunakan steam
pembakaran arang dg udara
dilangsungkan bergantian di
dalam bejana reaktor yang sama.
RIBET!
23

Perengkahan Berkatalis Unggun-Bergerak


(Moving-bed catalytic cracking)
Kapasitas perengkahan unggun-tetap << kebutuhan bensin
Dlm unit perengkahan sebaiknya katalis bersirkulasi terus

menerus dari reaktor ke regenerator dan kembali ke reaktor


Bagaimana mewujudkan sistem reaksi seperti itu?
Pd 1941 Houdry Process Corporation bersama Socony-Vacuum

membangun unit semikomersial: Thermofor Catalytic Cracking


(TCC) di Kilang Socony-Vacuum Paulsboro, New Jersey.
Model ini segera dikembangkan lebih lanjut
Pd 1950 Socony-Vacuum berhasil mengoperasikan unit TCC AirLift.
Dalam 6 tahun Socony-Vacuum telah membangun 45 unit TCC
Air-Lift.
24

Perengkahan Berkatalis Unggun-Bergerak


TCC Air-Lift,
reaktor di atas regenerator
katalis terdeaktivasi secara

gravitasi dijatuhkan ke
regenerator.
butiran (pelet) katalis hasil
diregenerasi dijatuhkan ke
bejana elevator.
Dari bejana elevator, katalis
diterbangkan dengan udara
melalui pipa menuju bejana
(surge separator) di atas
reaktor, sehingga katalis dapat
kembali memasuki reaktor
secara gravitasi.
25

Perengkahan Berkatalis Unggun-terfluidakan


(Fluid-Catalytic Cracking, FCC)
Tujuh perusahaan minyak bergabung

membentuk Asosiasi Penelitian Katalis (Catalytic


Research Association, CRA) untuk
mengembangkan proses perengkahan yang tidak
berbasis pada paten Houdry (perengkahan
berkatalis berbentuk tablet).

Pada Oktober 1938, Standard Oil of New Jersey, Standard

Oil of Indiana, M.W. Kellog dan I.G. Farben bergabung


terlebih dahulu, dan kemudian Anglo-Iranian Oil Co., Ltd,
Royal Dutch Shell Co., The Texas Co., Universal Oil
Product Co.
26

FCC
Industri juga bekerjasama dg perguruan tinggi
Standard Oil Development Co. New Jersey,
M.W. Kellog dan
Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Hasil:
paten proses perengkahan berkatalis unggun-terfluidakan
Reaktor pilot 100 BPSD, PECLA (Powdered Experimental

Catalyst, Lousiana) yg berhasil dioperasikan selama 53 hari.


(Reaktornya disebut reaktor ular, karena berupa pipa 4 inci
sepanjang 450 ft. Untuk menggerakan katalis digunakan
pompa screw.)
27

Bersama, mereka bisa

(beneran)

unit komersial pertama: PCLA No.1, Model I (Powdered

Catalyst Louisiana No. 1, Model I), dibangun di kilang


Standard Oil of New Jersey Baton Rouge, LA , dan
mulai dioperasikan pada 25 Mei 1942.
Model I ini merupakan sistem dengan aliran ke atas (up

flow reactor): katalis bersama umpan dialirkan dari


bagian bawah ke bagian atas reaktor,
di dalam regenerator katalis terdeaktivasi dialirkan

bersama udara dari bawah ke atas.

28

Powdered Catalyst Louisiana No. 1

29

Unit FCC Modern


Teknologi dan proses perengkahan berkatalis terus

berkembang
dipicu oleh kebutuhan bensin beroktan tinggi dan
dipacu oleh keinginan para perusahaan minyak, terutama
yang tergabung dalam CRA, untuk memiliki linsensi
teknologi proses perengkahan masing-masing.
Pengembangan itu menghasilkan perubahan: (tidak saja)

sistem reaksi dan katalis, tetapi juga produk dan bahkan


umpan.
Selama lebih dari 60 tahun sistem peralatan dan katalis

berkembang secara terus-menerus menuju sistem pemroses


yang lebih efisien, sederhana dan mudah dioperasikan.
30

Perkembangan Katalis Perengkahan


Pengembangan Katalis Perengkahan

Pengembang

Tahun

Aluminium khlorida

Gulf

1915

Lempung aktif

Houdry

1928

Silika-alumina

Houdry

1940

Produksi pertama katalis FCC

Davison

1942

Produksi katalis mikrosperodial beralumina Davison


rendah

1948

Penggunaan katalis sintetik, beralumina


tinggi

1956

Produksi komersial Zeolit Y

Union
Carbide

1959

Awal penggunaan katalis FCC berbasis zeolit Mobil

1962

Awal penggunaan USY dan REUSY

1964

Davison

31

Perkembangan Katalis Perengkahan


Pengembangan Katalis Perengkahan

Pengembang

Tahun

Penggunaan promotor pembakaran CO (Pt)

Mobil

1974

Penggunaan aditif: Ni passivation (Sb)

Phillips

1975

REH-Y selektif terhadap kokas

1980

Aditif penyingkiran SOx

1983

Perbaikan zeolit Y: arang rendah, oktan tinggi

1984

Penggunaan ZSM-5

Mobil

1986

Penggunaan matrik yg toleran terhadap Ni

Davison

1990

Penggunaan teknologi pengurangan SOx

Amoco

1992

Penggunaan aditif: mengurangi sulfur dlm


bensin

Davison

1995

Penggunaan zeolit CSSN

1996
32

Perubahan Besar terjadi

Reaktor

Reaktor dense bed digunakan hingga


1960-an,
waktu kontak singkat tidak
bermanfaat, bahkan
sebagian produk (HCO) harus
disirkulasi karena:
Silika-alumina kurang aktif
Tregenerator rendah (krn material
siklon: baja karbon)
Diketemukan katalis berbasis zeolit:
sangat aktif, lebih selektif tidak
membentuk arang dan
lebih tahan (stabil) pd suhu tinggi.
33

Perubahan Besar terjadi


Zeolit sangat aktif waktu

kontak cukup singkat saja;


bahkan harus sesingkat
mungkin (2-3 detik), agar tidak
berlangsung perengkahan
lanjut menghasilkan produk
yang tidak diinginkan.
Sistem reaksi berubah total,
Riser

Reaktor, yg semula berupa


unggun terfluidakan,
kini hanya berupa pipa tegak
disebut RISER. Campuran
umpan dan katalis mengalir
didalam riser dari bawah ke
atas.
34

Dengan katalis yang sangat aktif, distribusi temperatur dan

distribusi waktu tinggal sangat berpengaruh pd konversi dan


selektivitas.
Pemasukan umpan kedalam aliran fluida katalis panas menjadi
sangat penting.
Katalis dan umpan harus dicampurkan dengan cara yang sangat
baik, sehingga secara cepat mencapai homogen dan tidak (atau
sesedikit mungkin) terjadi pencampuran balik (back mixing)
katalis di daerah injeksi.
Hasil yang diharapkan:
penguapan berlangsung cepat, berlanjut dengan
perengkahan yang berlangsung serentak dalam waktu singkat
dan
tidak terjadi perengkahan lanjut akibat back mixing.
Kontak yang kurang baik dapat menghasilkan distribusi
temperatur dan waktu tinggal yang tidak seragam,
mengakibatkan konversi dan selektivitas rendah dan bahkan
terjadi hot spot.
35

Di puncak riser,
semua reaksi selektif telah berlangsung sempurna;
tidak diinginkan reaksi lanjut (reaksi sekunder) berlangsung.

Oleh karena itu


secepatnya produk dipisahkan dari katalis dan
dikeluarkan dari ruang pelepas (disengager) dan
didinginkan agar perengkahan termal tidak berlangsung.

Untuk memisahkan uap (produk) dan katalis secara cepat


digunakan siklon yang efektif dan efisien, sehingga pemisahan
berlangsung baik dan cepat.
36

Kompleks FCC

Seksi Fraksionator

Seksi ReaktorRegenerator
37

OPERASI F/RCC

38

Operasi F(R)CC

F(R)CC : salah satu unit paling kompleks


dalam pengilangan minyak bumi, karena
harus dioperasikan dg menjaga
kesetimbangan kalor
kesetimbangan tekanan
kesetimbangan material

yang terpenting adalah


kesetimbangan kalor

Variabel bebas operasi


1. temperatur reaktor
2. laju umpan/sirkulasi
3. Temperatur umpan
4. Aktivitas/selektivitas katalis
Variabel tak bebas
1. Temperatur regenerator
2. Laju sirkulasi katalis
3. konversi
4. kebutuhan udara
Katalis berperan penting:

1. perengkahan
2. pengangkut arang Rea Reg

3. pengangkut kalor Reg Rea

39

Operasi
F(R)CC
Efek kenaikan T reaktor
c/o naik
T reg naik
konversi naik
C4- dan olefin naik

angka oktan naik


perolehan arang naik
aromatik dalam LCO

naik

Efek kenaikan T umpan

pd T reaktor konstan
C/O turun, shg
konversi berkurang
perolehan arang berkurang
T reg naik
40

KATALIS UNTUK CATALYTIC CRACKING


Komponen utama zeolit :
- zeolit : Y ( USY / La-Y)
- zeolit : ZSM-5 (aditif)
- matrix (silika alumina amorf)
- binder
- Filler
Bentuk :
- u/ Fixed bed reactor : bola 2mm
- u/ Fluidized bed reactor : serbuk ~ 75 m
2

ZEOLIT
Kristal polimer anorganik aluminosilika (Si-Al-O) berbentuk

kerangka berpori
Rumus kimia secara umum :
M2/nO.Al2O3. xSiO2 . yH2O
Unit primer penyusun zeolit :
[SiO4]-4 dan [AlO4]-5

Unit pembentuk zeolit

8 MR

10 MR

12 MR

Sifat selektif zeolit

Sifat fisik katalis


Surface area 130 m2/g
Activity
= MAT 68 73 %
Kandungan logam = 8000 20000 ppm
Ukuran partikel katalis rata-rata = < 76 m
Density di regenerator = 460 640 kg/m3

Efek Si/Al terhadap sifat katalis


Si/Al tinggi

unit cell size (ucs)


: rendah
stabilitas termal
: tinggi
stabilitas hidrotermal : tinggi
aktivitas intrinsic cracking : rendah
aktivitas H. transfer : rendah

Peralatan Utama pada sistem RCC


3 bagian utama :

1. Reactor regenerator section


2. main column section
3. Gas concentration section

UNIT RCC
(Sistem Reaktor Regenerator)
REGENERATOR
Flue
gas

Ke main
column
(Fraksionator)

REAKTOR

udara

udara

Catalyst make up

Umpan (oil)
9

Kondisi Operasi
Suhu katalis panas (masuk riser) : 700 725oC

(bebas coke, dibawa oleh lift gas & steam)


Suhu kabut oil panas (masuk riser) : 240 - 275oC
Ratio Cat./oil (C/O) = 6,0 8,5 ( 5 10) di area nozzle feed
pada riser
Suhu hasil pencampuran katalis + oil : 505 530oC
Reaksi terjadi pada riser dengan waktu kontak 2,5 3 detik pada
suhu 520 550oC (optimum 545oC)
Konversi ( rendah = 50 60% ; tinggi = 80 -90%)

10

Kondisi Operasi (lanjutan)


Katalis /siklus = 870 ton ; make up = 16 19 ton/day

Sirkulasi katalis = 50 60 ton/menit


Katalis di regenerator = 670 ton
Katalis di reaktor = 200 ton
Lift gas = 2% feed rate
Lift steam = 2% feed rate
P (regenerator - reaktor) = 0,5 0,7 kg/cm2
Regenerasi : Temp. 730 720oC

di sec stage 70% C terbakar


di first stage 30% C terbakar
hasil pembakaran sisa = 0,02% C
11

Panas pembakaran (Hc) kcal/kmol)


Temp. (oC)

25

675

725

(Hc)CO

26,442

26,710

26,784

(Hc)Co2

94,135

94,372

94,396

(Hc)H2O (uap)

57,887

59,219

59,298

[mol/h CO ((Hc)CO) + mol/h CO2 ((Hc)CO) + mol/h H2O ((Hc)H2O)]


(Hc) = --------------------------------------------------------------------------------------------------kg/h kokas

12

Kondisi Operasi (lanjutan)


Variabel
ratio Zeolit/matrik
unit cell size (ucs)
( H transfer)
ratio Cat/Oil
Cat. Activity (konversi)
Temp outlet riser

Gasoline
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
sedang

middle distilate Light olefin


rendah
tinggi
rendah
rendah
rendah
rendah

tinggi
tinggi(sangat)
tinggi

13

A World Class Energy Company

SINERGY Safety, health & environment INnovative profEssional integRity diGnitY

Anda mungkin juga menyukai