Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alkana adalah hidrokarbon yang hanya mengandung ikatan tunggal. Ini
adalah hidrokarbon jenuh, sehingga semua karbon dalam molekul terikat hidrogen
pada setiap lokasi yang tersedia. Rumus umum alkana CnH2n +2. Ini berarti untuk
setiap satu karbon dalam alkana, ada dua kali jumlah hidrogen, ditambah dua lagi.
Alkana termasuk dalam hidrokarbon jenuh (asiklik). Jenis alkana yang paling
sederhana adalah metana. Alkana tidak larut dalam air dan senyawa ini berbentuk
cairan yang lebih ringan dari air, karena itu alkana terapung di atas air. Hal ini
disebabkan karena alkana yang bersifat non polar.
Alkana mempunyai titik didih yang rendah dibandingkan dengan senyawa
organik lainnya dengan berat molekul yang sama. Hal ini disebabkan karena daya
tarik menarik diantara molekul non polar, lemah, sehingga proses pemisahan molekul
satu dengan yang lainnya (sama dengan proses perubahan dari fase cair ke fase gas)
relatif memerlukan sedikit energi.
1.2 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa itu senyawa alkana?


Apa saja sifat-sifat senyawa alkana?
Bagaimana tata cara penamaan senyawa alkana?
Model isomer apa saja yang terdapat dalam senyawa alkana?
Bagaimana proses pembuatan senyawa alkana?
Apa saja kegunaan dan dampak senyawa alkana?

1.3 Tujuan Penulisan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Untuk mengetahui pengertian senyawa alkana.


Untuk mengetahui sifat-sifat senyawa alkana.
Untuk mengetahui tata cara penamaan senyawa alkana
Untuk mengetahui model isomer yang terdapat dalam senyawa alkana
Untuk mengetahui proses pembuatan senyawa alkana
Untuk mengetahui kegunaan dan dampak senyawa alkana

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alkana


Alkana adalah hidrokarbon yang hanya mengandung ikatan tunggal. Ini
adalah hidrokarbon jenuh, sehingga semua karbon dalam molekul terikat hidrogen
pada setiap lokasi yang tersedia. Rumus umum alkana CnH2n +2. Ini berarti untuk
setiap satu karbon dalam alkana, ada dua kali jumlah hidrogen, ditambah dua lagi.
Alkana (juga disebut dengan parafin) adalah senyawa kimia hidrokarbon
jenuh asiklis.Alkana termasuk senyawa alifatik. Dengan kata lain, alkana adalah
sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal. Rumus umum untuk
alkana adalah CnH2n+2.Alkana yang paling sederhana adalah metana dengan rumus
CH4.Tidak ada batasan berapa karbon yang dapat terikat bersama. Beberapa jenis
minyak dan wax adalah contoh alkana dengan atom jumlah atom karbon yang besar,
bisa lebih dari 10 atom karbon.
Setiap atom karbon mempunyai 4 ikatan (baik ikatan C-H atau ikatan C-C),
dan setiap atom hidrogen mesti berikatan dengan atom karbon (ikatan H-C).Sebuah
kumpulan dari atom karbon yang terangkai disebut juga dengan rumus kerangka.
Secara umum, jumlah atom karbon digunakan untuk mengukur berapa besar ukuran
alkana tersebut (contohnya: C2-alkana). Gugus alkil, biasanya disingkat dengan
simbol R, adalah gugus fungsional, yang seperti alkana, terdiri dari ikatan karbon
tunggal dan atom hidrogen, contohnya adalah metil atau gugus etil. Alkana dengan 3
atom karbon atau lebih dapat disusun dengan banyak macam cara, membentuk isomer
struktur yang berbeda-beda. Sebuah isomer, sebagai sebuah bagian, mirip dengan
anagram kimia, tapi berbeda dengan anagram, isomer dapat berisi jumlah komponen
dan atom yang berbeda-beda, sehingga sebuah senyawa kimia dapat disusun berbedabeda strukturnya membentuk kombinasi dan permutasi yang beraneka ragam. Isomer
paling sederhana dari sebuah alkana adalah ketika atom karbonnya terpasang pada
rantai tunggal tanpa ada cabang.
2.2 Sifat-Sifat Senyawa Alkana
2.2.1 Sifat Fisika

Alkana yang memiliki massa molekul rendah yaitu metana, etana, propana
dan butana pada suhu kamar dan tekanan atmosfer berwujud gas, alkana yang
memiliki 5-17 atom karbon berupa cairan tidak berwarna dan selebihnya berwujud
padat.
Alkana merupakan senyawa nonpolar sehingga sukar larut dalam air tetapi
cenderung larut pada pelarut-pelarut yang nonpolar seperti eter, CCl 4. Jika alkana
ditambahkan ke dalam air alkana akan berada pada lapisan atas, hal ini disebabkan
adanya perbedaan massa jenis antara air dan alkana. Sebagian besar alkana memiliki
massa jenis lebih kecil dari massa jenis air.
Karena alkana merupakan senyawa nonpolar, alkana yang berwujud cair pada
suhu kamar merupakan pelarut yang baik untuk senyawa-senyawa kovalen. Beberapa
sifat fisika alkana dapat dilihat pada Tabel.
Nama
Metana

Titik leleh (C)


-182

Titik didih (C) Massa jenis (g/cm3)


-162
0,423

Etana

-183

-89

0,545

Propana

-188

-42

0,501

Butana

-138

0,573

Pentana

-130

36

0,526

Heksana

-95

69

0,655

Heptana

-91

98

0,684

Oktana

-57

126

0.703

Nonana

-51

151

0.718

Dekana

-30

174

0.730

2.2.2 Sifat Kimia Alkana


Reaksi-Reaksi Alkana
Seperti yang diektahui bahwa ikatan pada alkana berciri tunggal, kovalen dan
nonpolar. Oleh karenanya alkana relatif stabil (tidak reaktif) terhadap kebanyakan
asam, basa, pengoksidasi atau pereduksi yang dapat dengan mudah bereaksi dengan

kelompok hidrokarbon lainnya. Karena sifatnya yang tidak reaktif tersebut, maka
alkana dapat digunakan sebagai pelarut.
Walaupun alkana tergolong sebagai senyawaan yang stabil, namun pada
kondisi dan pereaksi tertentu alkana dapat bereaksi dengan asam sulfat dan asam
nitrat, sekalipun dalam temperatur kamar. Hal tersebut dimungkinkan karena senyawa
kerosin dan gasoline mengandung banyak rantai cabang dan memiliki atom karbon
tersier yang menjadi activator berlangsungnya reaksi tersebut. Berikut ini ditunjukkan
beberapa reaksi alkana :
1. Oksidasi
Alkana sukar dioksidasi oleh oksidator lemah atau agak kuat seperti KMNO 4,
tetapi mudah dioksidasi oleh oksigen dari udara bila dibakar. Oksidasi yang cepat
dengan oksingen yang akan mengeluarkan panas dan cahaya disebut pembakaran atau
combustion
Hasil oksidasi sempurna dari alkana adalah gas karbon dioksida dan sejumlah air.
Sebelum terbentuknya produk akhir oksidasi berupa CO2 dan H2 O, terlebih dahulu
terbentuk alkohol, aldehid dan karboksilat.
Alkana terbakar dalam keadaan oksigen berlebihan dan reaksi ini
menghasilkan sejumlah kalor (eksoterm)
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O + 212,8 kkal/mol
2C4H10 + 3O2 8CO2 + 10H2O + 688,0 kkal/mol
Reaksi pembakaran ini merupakan dasar penggunaan hidrokarbon sebagai
penghasil kalor (gas alam dan minyak pemanas) dan tenaga (bensin), jika oksigen
tidak mencukupi untuk berlangsungnya reaksi yang sempurna, maka pembakaran
tidak sempurna terjadi. Dalam hal ini, karbon pada hidrokarbon teroksidasi hanya
sampai pada tingkat karbon monoksida atau bahkan hanya sampai karbon saja.
2CH4 + 3O2 2CO + 4H2O
CH4 + O2 C + 2H2O
Penumpukan karbon monoksida pada knalpot dan karbon pada piston mesin
kendaraan bermotor adalah contoh dampak dari pembakaran yang tidak sempurna.
Reaksi pembakaran tak sempurna kadang-kadang dilakukan, misalnya dalam
pembuatan carbon black, misalnya jelaga untuk pewarna pada tinta.

2. Halogenasi
Reaksi dari alkana dengan unsur-unsur halogen disebut reaksi halogenasi.
Reaksi ini akan menghasilkan senyawa alkil halida, dimana atom hidrogen dari
alkana akan disubstitusi oleh halogen sehingga reaksi ini bisa disebut reaksi
substitusi.
Halogenasi biasanya menggunakan klor dan brom sehingga disebut juga
klorinasi dan brominasi. Halongen lain, fluor bereaksi secara eksplosif dengan
senyawa organik sedangkan iodium tak cukup reaktif untuk dapat bereaksi dengan
alkana.
Laju pergantian atom H sebagai berikut H3 > H2 > H1. Kereaktifan halogen dalam
mensubtitusi H yakni fluorin > klorin > brom > iodin.
Reaksi antara alkana dengan fluorin menimbulkan ledakan (eksplosif) bahkan
pada suhu dingin dan ruang gelap.

Jika campuran alkana dan gas klor disimpan pada suhu rendah dalam keadaan
gelap, reaksi tidak berlangsung. Jika campuran tersebut dalam kondisi suhu tinggi
atau di bawah sinar UV, maka akan terjadi reaksi yang eksoterm. Reaksi kimia
dengan bantuan cahaya disebut reaksi fitokimia.
Dalam reaksi klorinasi, satu atau lebih bahkan semua atom hidrogen diganti
oleh atom halogen. Contoh reaksi halogen dan klorinasi secara umum digambarkan
sebagai berikut:

Untuk menjelaskan keadaan ini, kita harus membicarakan mekanisme


reaksinya. Gambaran yang rinci bagaimana ikatan dipecah dan dibuat menjadi
reaktan dan berubah menjadi hasil reaksi.
3. Sulfonasi Alkana

Sulfonasi merupakan reaksi antara suatu senyawa dengan asam sulfat. Reaksi
antara alkana dengan asam sulfat berasap (oleum) menghasilkan asam alkana
sulfonat. dalam reaksi terjadi pergantian satu atom H oleh gugus SO 3H. Laju reaksi
sulfonasi H3 > H2 > H1.
Contoh

4. Nitrasi
Reaksi nitrasi analog dengan sulfonasi, berjalan dengan mudah jika terdapat
karbon tertier, jika alkananya rantai lurus reaksinya sangat lambat.

5. Pirolisis (Cracking)
Proses pirolisis atau cracking adalah proses pemecahan alkana dengan jalan
pemanasan pada temperatur tinggi, sekitar 1000 0 C tanpa oksigen, akan dihasilkan
alkana dengan rantai karbon lebih pendek

Proses pirolisis dari metana secara industri dipergunakan dalam pembuatan


karbon-black. Proses pirolisa juga dipergunakan untuk memperbaiki struktur bahan
bakar minyak, yaitu, berfungsi untuk menaikkan bilangan oktannya dan mendapatkan
senyawa alkena yang dipergunakan sebagai pembuatan plastik. Cracking biasanya
dilakukan pada tekanan tinggi dengan penambahan suatu katalis (tanah liat
aluminium silikat).
2.3 Tata Nama Alkana
2.3.1. Nama Alkana (C1-C10)
Petama yang harus kalian ketahui dalam penamaan senyawa hidrokarbon
turunan Alkana ialah, nama Alkana sesuai dengan jumlah atom C-nya. Berikut ini
datanya:
Nama Alkana Berdasarkan Jumlah Atom C
C1H4

Metana

C2H6

Etana

C3H8

Propana

C4H10

Butana

C5H12

Pentana

C6H14

Heksana

C7H16

Heptana

C8H20

Oktana

C9H22

Nonana

C10H24

Dekana

Penggunaan nama-nama tidak hanya pada Alkana saja, tetapi juga pada Alkil (rantai
cabang), Alkena, Alkuna dan gugus fungsi hidrokarbon lainnya. Cabang pada rantai
utama suatu Hidrokarbon, disebut Alkil, dan memiliki nama IUPAC menyerupai
Alkana, tetapi dengan akhiran '-il', contoh: Metil, Butil, Propil, dll
Penamaan Alkana dengan Panjang Rantai Karbon 11, 12, 15, dst
Nama Alkana Berdasarkan Jumlah Atom C lebih dari 10
C11H24

Andekana

C12H26

Dodekana

C13H28

Tridekana

C14H30

Tetradekana

C15H32

Pentadekana

C16H34

Heksadekana

C17H36

Heptadekana

C18H40

Oktadekana

C19H42

Nonadekana

C20H44

Ikosana

Contoh Senyawa Alkana dan Penamaannya:

2. Ingat Urutan Penamaan


Urutan penamaan pada alkana ialah mengikuti aturan berikut: yang pertama(paling
kiri) menyatakan posisi rantai Cabang, kemudian jenis/nama cabang, diikuti dengan

posisi gugus fungsi, setelah itu rantai utamanya, diikuti dengan jenis gugus fungsinya.
Berikut keterangannya:

3. Cara Termudah Menentukan Tata Nama Alkana


Untuk rantai karbon sederhana, Ikuti cara berikut ini:

Cari rantai terpanjang dari alkana (rantai utama)

Tentukan cabang dari alkana (alkil group)

Beri Nomor rantai utama dari yang paling dekat dengan cabang

Gunakan Kapital untuk huruf pertama saja.

Tuliskan dengan tanda koma dan hypen(-) sesuai kebutuhan

Contoh Soal: Berikan nama pada rantai karbon berikut ini:

Langkah pertamanya, Menentukan rantai Terpanjang:

Langkah kedua, beri nomor rantai utama (rantai terpanjang), berdasarkan ujung yang
paling dekat dengan cabang/gugus fungsi.

10

Sekarang kamu bisa menentukan posisi dari cabang rantai karbonnya/Alkil.


Pada soal (a), Penomoran dilakukan dari karbon yang dibawah, karena posisi itu lebih
dekat dengan cabang. Cabang terdapat pada karbon nomor 3, dan jenis cabangnya
ialah Metil, Maka nama senyawa hidrokarbon ini ialah: 3, Metil heksana
Pada soal (b), Penomoran dilakukan dari karbon yang atas, karena posisi itu lebih
dekat dengan cabang. Cabang terdapat pada karbon nomor 3, dan jenis cabangnya
ialah Etil, Maka nama senyawa hidrokarbon ini ialah: 3, Etil heptana
Jenis-Jenis Alkil pada Hidrokarbon
Adapun jenis-jenis Alkil yang sering digunakan ialah seperti pada tabel:
Nama Alkil yang Sering Digunakan
Metil

Etil

Propil

Isopropil

11

Butil

S Butil (Sekunder
Butil)

Isobutil

Tersier Butil

2.4 Isomer Alkana


Struktur alkana dapat berupa rantai lurus atau rantai bercabang. Alkana yang
mengandung tiga atom karbon atau kurang tidak mempunyai isomer seperti CH 4,
C2H6 dan C3H8 karena hanya memiliki satu cara untuk menata atom-atom dalam
struktur ikatannya sehingga memilki rumus molekul dan rumus struktur molekul
sama. Perhatikan gambar di bawah ini:

Dalam senyawa alkana juga ada yang rumus molekulnya sama, tetapi rumus
struktur molekulnya berbeda. Mulai dari alkana dengan rumus molekul C4H10

12

mempunyai dua kemungkina struktur ikatan untuk menata atom-atom karbonnya


seperti di bawah ini :

Untuk senyawa-senyawa tersebut disebut isomer. Oleh karena perbedaan


hanya pada kerangka struktur maka isomernya disebut isomer kerangka.
Untuk pentana (C5H12) memiliki tiga kemungkinan struktur ikatan untuk
menata atom-atom karbonnya yaitu:

Kita dapat menyimpulkan dari 2 contoh di atas bahwa semakin bertambah


jumlah atom C pada rumus molekul suatu alkana maka semakin banyak isomernya
seperti yang tertera ditabel bawah ini :
Jumlah atom C
C4
Rumus molekul C4H10
Jumlah isomer
2
2.5 Pembuatan Alkana

C5
C5H12
3

C6
C6H14
5

C7
C7H16
9

C8
C8H18
18

C9
C9H20
35

C10
C10H22
75

1. Secara komersial : Pemecahan (cracking)


Pemecahan (cracking) adalah istilah yang digunakan untuk menguraikan
molekul-molekul hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul yang lebih kecil
dan lebih bermanfaat. Penguraian ini dicapai dengan menggunakan tekanan dan suhu
tinggi tanpa katalis, atau suhu dan tekanan yang lebih rendah dengan sebuah katalis.
Sumber molekul-molekul hidrokarbon yang besar biasanya adalah fraksi nafta atau
fraksi minyak gas dari penyulingan minyak mentah (petroleum) menjadi beberapa
fraksi. Faksi-fraksi ini dipecah. Tidak ada reaksi unik yang terjadi pada proses
pemecahan. Molekul-molekul hidrokarbon dipecah secara acak menghasilkan

13

campuran-campuran hidrokarbon yang lebih kecil, beberapa diantaranya memiliki


ikatan rangkap karbon-karbon. Sebagai contoh, salah satu reaksi yang mungkin
terjadi untuk hidrokarbon C15H32 adalah :
C15H32 2C2H4 + C3H6 + C8H18
Ini hanya merupakan salah satu cara untuk memecah molekul C 15H32.
Senyawa pecahan yang dihasilkan berupa etena dan propena yang merupakan bahan
yang penting untuk membuat plastic atau untuk menghasilkan bahan-bahan kimia
organic yang lain. Oktana merupakan salah satu molekul yang terdapat dalam petrol
(bensin).
Pemecahan (cracking) terbagi menjadi 2 cara :
a.

Pemecahan Katalis
Pemecahan modern menggunakan zeolit sebagai katalis. Zeolit ini merupakan

aluminosilikat kompleks, dan memikili kisi besar (terdiri dari atom aluminium,
silicon dan oksigen) yang membawa muatan negative. Zeolit tentunya terkait denga
ion-ion positif seperti ion-ion natrium. Anda bisa menjumpai zeolit jika anda
mengerti tentang resin-resin penukar ion yang digunakan dalam pelicinanair. Alkana
dicampur dengan katalis pada suhu sekitar 500oC dan pada tekanan yang cukup
rendah. Zeolit digunakan dalam pemecahan katalisis untuk menghasilkan persentase
tinggi dari hidrokarbon yang memiliki jumlah atom karbon antara 5 10, sangat
bermanfaat untuk fetrol (bensin). Zeolit juga menghasilkan proporsi alkana bercabang
yang tinggi dan hidrokarbon aromatic seperti benzene.
b. Pemecahan Termal
Pada pemecahan termal, digunakan suhu yang tinggi (biasanya antara 450 oC
sampai 750oC) dan tekanan tinggi (sampai sekitar 70 atm) untuk menguraikan
hidrokarbon-hidrokarbon yang besar menjadi hidrokarbon yang lebih kecil.
Pemecahan termal menghasilkan caampuran produk yang mengandung banyak
hidrokarbon dengan ikatan rangkap, yakni alkena. Pemecahan termal tidak
melibatkan pembentukkan senyawa intermediet ionic seperti pada pemecahan
kaatalisis. Justru, ikatan C-C terputus sehingga masing-masing atom karbon memiliki
1 elektron tunggal. Denga kata lain, terbentuk radikal bebas. Reaksi-reaksi dari
radikal bebas akan menghasilkan berbagai produk.

14

2. Secara laboraturium
a) Hidrogenasi senyawa alkena dan alkuna
Alkena (CnH2n) + H2 Alkana (CnH2n+2)
Reaksi ini menggunakan katalis platina / nikel
b) Reduksi Alkil Halida
c) Reduksi Metal dan Asam
R-H + Zn R-H Alkana + Zn2 + XContoh :
H2C-CH2-Cl + Zn2+ + H+ H2C-CH3 (etana) + Zn22+ + Cd) Sintasa Dumas
Garam Na-karboksilat jika dipanaskan bersama-sama dengan NaOH,
maka akan terbentuk alkana.
CH3COONa + NaOH CH4
+ Na2CO3
Na-asetat
Metana
CH3CH2CH2-COONa + Na CH3CH2CH3 + Na2CO3
Na-butirat
Propane
e) Reaksi Wurtz
Suatu reaksi pembuata paraffin hidrokarbon (alkana) dengan merefluks
alkil halide (haloalkana) dengan logas natrium dalam eter kering.
Pereduksi selain alkilmetal dapat digunakan mg, Ni(CO)4, t-BuLi
R-X + R-X +2Na R-R Alkana + 2NaX
CH3CH2Cl + CH3-Cl + 2Na CH3CH2CH3 (propane) + 2NaCl
f) Hidrolisis Pereaksi Grignard
Pereaksi Grignard memiliki rumus umum RMgx dimana X adalah sebuah
halogen, dan R adalah sebuah gugus alkil atau aril (berdasarkan pada
sebuah cincin benzene). Pada pembahasan ini, kita menganggap R
sebagai sebuah gugs alkil. Pereaksi grignard sederhana berupa
CH3CH2MgBr
2.6 Kegunaan dan Dampak Senyawa Alkana
A. Kegunaan
Kegunaan senyawa alkana di kehidupan manusia sehari-hari yaitu:
1. Gas Alam
Yang namanya gas alam ternyata hampir 80 % nya tersusun dari senyawa alkana
yaitu metana (rumus CH4) dan 20% sisanya terdiri dari senyawa alkana lainnya
seperti etana, propana, dan juga butana. Gas alam yang diolah dan dikemas dalam
tabung bisa menjadi bahan bakar alternatif selain minyak bumi. Sobat bisa lihat

15

sendiri konversi minyak tanah ke gas elpiji. Gas alam yang ditaruh pada suhu minus
160 derajat akan berubah wujud menjadi cair yang kita kenal dengan Liquified
Petroleum Gas (populer dengan nama elpiji). Dalam bentuk inilah gas alam terasa
sekali kegunaanya di kehidupan sehari-hari, mulai dari memasak, las, bahan bakar
kendaraan (BBG), dan masih banyak lagi.
2. Metil Klorida atau Monoklor Metana (CH3Cl)
Seiring deng an kesadaran banyak pihak tentang penggunaan gas freon yang sudah
tidak ramah lingkungan lagi, muncul yang namanya Metil Klorida. Senyawa yang
dihasilkan dari reaksi subtitusi alkana dengan gas klor ini banyak digunakan sebagai
pada pendingan kulkas. Zat ini lebih ramah lingkungan karena tidak merusak ozon.
3. Kloroform (CHCl3)
Kegunaan senyawa alkana berikutnya adalah kloroform. Kloroform merupakan hasil
reaksi subtitusi metana dengan gas klor berlebih. Zat ini berupa cairan yang sering
digunakan sebagai agen anastetik atau pemati rasa atau lebih dikenal dengan nama
obat bius. Dalam dunia medis zat ini sangat penting guna membantu mengurangi rasa
sakit saat operasi. Tidak hanya itu, kloroform pada suhu kamar punya wujud cair
sering digunakan sebagai bahan pelarut organik.
4. Karbon Tetraklorida
Sobat pernah lihat tabung merah yang sering digunakan untuk pemadam kebakaran di
gedung-gedung? Nah di dalamnya ada salah satu senyawa alkana yaitu Karbon
Tetraklorida namanya. Zat ini ampuh untuk memadamkan api dengan cepat. Sama
dengan kloroform, zat ini juga bisa dimanfaatkan sebagai pelarut nonorganic.

B. Dampak
Metana dapat meledak jika bercampur udara menghasilkan gas rumah kaca. Alkana
cair mudah terbakar jika bercampur udara. Pentana, heksana, heptana, dan oktana
merupakan neurotoksin dan berbahaya terhadap lingkungan.

16

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alkana (juga disebut dengan parafin) adalah senyawa kimia hidrokarbon
jenuh asiklis.Alkana termasuk senyawa alifatik. Dengan kata lain, alkana adalah
sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal. Rumus umum untuk
alkana adalah CnH2n+2.Alkana yang paling sederhana adalah metana dengan rumus
CH4.Tidak ada batasan berapa karbon yang dapat terikat bersama. Beberapa jenis
minyak dan wax adalah contoh alkana dengan atom jumlah atom karbon yang besar,
bisa lebih dari 10 atom karbon.

17

DAFTAR PUSTAKA
http://rumushitung.com/2014/02/11/sifat-sifat-senyawa-alkana/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_organik_dasar/hidro-karbon/tatanama-alkana/
Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 2. CV. Yrama Widya. Bandung.

18

19

Anda mungkin juga menyukai