Anda di halaman 1dari 73

SATUAN PROSES

KIMIA ORGANIK











DISUSUN OLEH :


NAMA : LIA FITRI FUJIARSI
NIM : 061330400319
KELAS : 2 KB
DOSEN PEMBIMBING : Ir. M. ZAMAN, M.T., M.Si.




PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2013/2014

KIMIA ORGANIK


A. ALKANA
Alkana (juga disebut dengan parafin) adalah senyawa
kimia hidrokarbon jenuh asiklis.Alkana termasuk senyawa alifatik. Dengan kata
lain, alkana adalah sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal.
Rumus umum untuk alkana adalah C
n
H
2n+2
.Alkana yang paling sederhana
adalah metana dengan rumus CH
4
.Tidak ada batasan berapa karbon yang dapat
terikat bersama. Beberapa jenis minyak dan wax adalah contoh alkana dengan
atom jumlah atom karbon yang besar, bisa lebih dari 10 atom karbon.
Setiap atom karbon mempunyai 4 ikatan (baik ikatan C-H atau ikatan C-C),
dan setiap atom hidrogen mesti berikatan dengan atom karbon (ikatan H-C).Sebuah
kumpulan dari atom karbon yang terangkai disebut juga dengan rumus kerangka.
Secara umum, jumlah atom karbon digunakan untuk mengukur berapa besar
ukuran alkana tersebut (contohnya: C
2
-alkana).
Gugus alkil, biasanya disingkat dengan simbol R, adalah gugus fungsional,
yang seperti alkana, terdiri dari ikatan karbon tunggal dan atom hidrogen,
contohnya adalah metil atau gugus etil.Alkana bersifat tidak terlalu reaktif dan
mempunyai aktivitas biologi sedikit.


1. Tata Nama Alkana
Tata nama IUPAC untuk alkana didasarkan dari identifikasi rantai
hidrokarbon. Rantai hidrokarbon tersaturasi, tidak bercabang maka dinamai
sistematis dengan akhiran "-ana".
a. Rantai karbon lurus
Alkana rantai karbon lurus biasanya dikenali dengan awalan n-
(singkatan dari normal) ketika tidak ada isomer. Meskipun tidak
diwajibkan, tapi penamaan ini penting karena alkana rantai lurus dan
rantai bercabang memiliki sifat yang berbeda. Misalnya n-heksana atau
2- atau 3-metilpentana.
Anggota dari rantai lurus ini adalah:
Metana, CH
4
- 1 karbon dan 4 hidrogen
Etana, C
2
H
6
- 2 karbon dan 6 hidrogen
Propana, C
3
H
8
- 3 karbon dan 8 hidrogen
Butana, C
4
H
10
- 4 karbon dan 10 hidrogen
pentana, C
5
H
12
- 5 karbon dan 12 hidrogen
heksana, C
6
H
14
- 6 carbon dan 14 hidrogen
Mulai dengan jumlah karbon mulai dari lima diberi nama dengan
imbuhan jumlah yang ditentukan IUPAC diakhiri dengan -ana.
Contohnya antara lain adalahpentana, heksana, heptana, dan oktana.
b. Rantai karbon bercabang


Model dari isopentana (nama umum) atau 2-metilbutana (nama
sistematik IUPAC)
Untuk memberi nama alkana dengan rantai bercabang digunakan
langkah-langkah berikut:
Cari rantai atom karbon terpanjang
Beri nomor pada rantai tersebut, dimulai dari ujung yang terdekat
dengan cabang
Beri nama pada cabang-cabangnya
Nama alkana dimulai dengan nomor letak cabang, nama cabang, dan nama rantai
utama. Contohnya adalah 2,2,4-trimetilpentana yang disebut juga isooktana. Rantai
terpanjangnya adalah pentana, dengan tiga buah cabang metil (trimetil) pada karbon
nomor 2, 2, dan 4.
Perbedaan tatanama untuk 3 isomer C
5
H
12

Nama umum/trivial n-pentana isopentana neopentana
Nama IUPAC Pentane 2-metilbutana 2,2-dimetilpentana
Struktur


c. Alkana siklik
Sikloalkana adalah hidrokarbon yang seperti alkana, tapi rantai
karbonnya membentuk cincin.Sikloalkana sederhana mempunyai awalan
"siklo-" untuk membendakannya dari alkana. Penamaan sikloalkana dilihat
dari berapa banyak atom karbon yang dikandungnya,
misalnya siklopentana (C
5
H
10
) adalah sikloalkana dengan 5 atom karbon
seperti pentana(C
5
H
12
), hanya saja pada siklopentana kelima atom karbonnya
membentuk cincin. Hal yang sama berlaku
untuk propana dan siklopropana, butana dan siklobutana, dll.
Sikloalkana substitusi dinamai mirip dengan alkana substitusi - cincin
sikloalkananya tetap ada, dan substituennya dinamai sesuai dengan posisi
mereka pada cincin tersebut, pemberian nomornya mengikuti aturan Cahn-
Ingold-Prelog.

d. Nama-nama trivial
Nama trivial (non-IUPAC) dari alkana adalah "parafin." Nama trivial
dari senyawa-senyawa ini biasanya diambil dari artefak-artefak sejarah. Nama
trivial digunakan sebelum ada nama sistematik, dan sampai saat ini masih
digunakan karena penggunaannya familier di industri.
Dapat hampir dipastikan kalau nama parafin diambil dari industri
petrokimia. Alkana rantai bercabang disebut isoparafin. Penggunaan kata
"paraffin" untuk sebutan secara umum dan seringkali tidak membedakan
antara senyawa murni dan campuran isomer dengan rumus kimia yang sama.
Beberapa nama ini dipertahankan oleh IUPAC
Isobutana untuk 2-metilpropana
Isopentana untuk 2-metilbutana
Isooktana untuk 2,2,4-trimetilpentana
Neopentana untuk 2,2-dimetilpropana

2. Sifat-sifat Alkana
a. Sifat Kimia Alkana
- Pada umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya.
- Dalam oksigen berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan
kalor, karbon dioksida dan uap air.
- Jika alkana direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2,
Br2, I2), atom -atom H pada alkana akan digantikan oleh atom-
atom halogen.


b. Sifat Fisik Alkana :
- Semua alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut
dalam air. Pelarut yang baik untuk alkana adalah pelarut non
polar, misalnya eter. Jika alkana bercampur dengan air, lapisan
alkana berada di atas, sebab massa jenisnya lebih kecil
daripada1.
- Pada suhu kamar, empat suku pertama berwujud gas, suku ke 5
hingga suku ke 16 berwujud cair, dan suku diatasnya berwujud
padat.
- Semakin banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk
alkana yang berisomer (jumlah atom C sama banyak), semakin
banyak cabang, titik didih semakin kecil.

Tabel Beberapa sifat fisik alkana
Nama
alkana
Rumus
Molekul
Mr
Titik
leleh
(C)
Titik
didih
(C)
Kerapatan
g/cm3
Fase
pada
250C
Metana CH4 16 -182 -162 0,423 Gas
Etana C2H6 30 -183 -89 0,545 Gas
Propana C3H8 44 -188 -42 0,501 Gas
Butana C4H10 58 -138 -0. 5 0,573 Gas
Pentana C5H12 72 -130 36 0,526 Cair
Heksana C6H14 86 -95 69 0,655 Cair
Heptana C7H16 100 -91 99 0,684 Cair


Heptadekana C17H36 240 22 302 0,778 cair
Oktadekana C18H38 254 28 316 0,789 padat
Nonadekana C19H40 268 32 330 0,789 padat
Iikosana C20H42 282 37 343 0,789 padat

3. Pembuatan Alkana
Ada beberapa cara pembuatan alkana antara lain :

a) Sintesa Wurtz
2RX + 2Na RR + NaX
2CH
3
CH
2
Br + 2Na CH
3
CH
2
CH
2
CH
3
+ 2NaBr
etil bromida butana


b) Sintesa Grignard
RX + Mg RMgX
RMgX + H
2
O R H + MgOHX
CH
3
CH
2
Br + Mg CH
3
CH
2
MgBr
etil bromida etil magnesium bromida
CH
3
CH
2
MgBr + H
2
O CH
3
CH
3
+ MgOHBr
etana Mg hidroksi bromida
c) Sintesa Dumas
RCOONa + NaOH RH + Na
2
CO
3
CH
3
COONa + NaOH CH
4
+ Na
2
CO
3

natrium asetat metana
Rantai alkana yang terbentuk lebih pendek.

4. Reaksi pada Alkana
a. Oksidasi
Alkana sukar dioksidasi oleh oksidator lemah atau agak kuat
seperti KMNO
4
, tetapi mudah dioksidasi oleh oksigen dari udara bila
dibakar. Oksidasi yang cepat dengan oksigen yang akan mengeluarkan
panas dan cahaya disebut pembakaran atau combustion.
Hasil oksidasi sempurna dari alkana adalah gas karbon dioksida
dan sejumlah air.Sebelum terbentuknya produk akhir oksidasi berupa
CO
2
dan H
2
O, terlebih dahulu terbentuk alkohol, aldehid dan
karboksilat.Alkana terbakar dalam keadaan oksigen berlebihan dan
reaksi ini menghasilkan sejumlah kalor (eksoterm)
CH
4
+ 2O
2
CO
2
+ 2H
2
+ 212,8 kkal/mol
C
4
H
10
+ 2O
2
CO
2
+ H
2
O + 688,0 kkal/mol
Reaksi pembakaran ini merupakan dasar penggunaan
hidrokarbon sebagai penghasil kalor (gas alam dan minyak pemanas)
dan tenaga (bensin), jika oksigen tidak mencukupi untuk
berlangsungnya reaksi yang sempurna, maka pembakaran tidak
sempurna terjadi.Dalam hal ini, karbon pada hidrokarbon teroksidasi
hanya sampai pada tingkat karbon monoksida atau bahkan hanya
sampai karbon saja.
2CH
4
+ 3O
2
2CO + 4H
2
O
CH
4
+ O
2
C + 2H
2
O
Penumpukan karbon monoksida pada knalpot dan karbon pada
piston mesin kendaraan bermotor adalah contoh dampak dari
pembakaran yang tidak sempurna.Reaksi pembakaran tak sempurna
kadang-kadang dilakukan, misalnya dalam pembuatan carbon black,
misalnya jelaga untuk pewarna pada tinta.

b. Halogenasi
Reaksi dari alkana dengan unsur-unsur halogen disebut
reaksi halogenasi. Reaksi ini akan menghasilkan senyawa alkil halida,
dimana atom hidrogen dari alkana akan disubstitusi oleh halogen
sehingga reaksi ini bisa disebut reaksi substitusi.Halogenasi biasanya
menggunakan klor dan brom sehingga disebut
juga klorinasi dan brominasi. Halongen lain, fluor bereaksi secara
eksplosif dengan senyawa organik sedangkan iodium tak cukup reaktif
untuk dapat bereaksi dengan alkana.
Laju pergantian atom H sebagai berikut H
3
> H
2
>
H
1
.Kereaktifan halogen dalam mensubtitusi H yakni fluorin > klorin >
brom > iodin.Reaksi antara alkana dengan fluorin menimbulkan
ledakan (eksplosif) bahkan pada suhu dingin dan ruang gelap.



Jika campuran alkana dan gas klor disimpan pada suhu rendah
dalam keadaan gelap, reaksi tidak berlangsung. Jika campuran tersebut
dalam kondisi suhu tinggi atau di bawah sinar UV, maka akan terjadi
reaksi yang eksoterm. Reaksi kimia dengan bantuan cahaya disebut
reaksi fitokimia.
Dalam reaksi klorinasi, satu atau lebih bahkan semua atom
hidrogen diganti oleh atom halogen. Contoh reaksi halogen dan
klorinasi secara umum digambarkan sebagai berikut:


Untuk menjelaskan keadaan ini, kita harus membicarakan
mekanisme reaksinya.Gambaran yang rinci bagaimana ikatan dipecah
dan dibuat menjadi reaktan dan berubah menjadi hasil reaksi.
Langkah pertama dalam halogenasi adalah terbelahnya molekul
halogen menjadi dua partikel netral yang dinamakan radikal
bebas atau radikal. Suatu radikal adalah sebuah atom atau kumpulan
atom yang mengandung satu atau lebih elektron yang tidak mempunyai
pasangan.Radikal klor adalah atom yang klor yang netral, berarti atom
klor yang tidak mempunyai muatan positif atau negatif.


Pembelahan dari molekul Cl
2
atau Br
2
menjadi radikal
memerlukan energi sebesar 58 Kcal/mol untuk Cl
2
dan 46 kcal/mol
untuk Br
2
. Energi yang didapat dari cahaya atau panas ini, diserap oleh
halongen dan akan merupakan reaksi permulaan yang disebut langkah
permulaan.
Tahap kedua langkah penggadaan dimana radikal klor
bertumbukan dengan molekul metan, radikal ini akan memindahkan
atom atom hidrongen (H ) kemudian menghasilkan H-Cl dan sebuah
radikal baru, radikal metil ( CH
3
).
Langkah I dari siklus penggadaan





Radikal bebas metil sebaliknya dapat bertumbukan dengan
molekul (Cl
2
) untuk membedakan atom khlor dalam langkah
penggandaan lainnya.
Langkah 2 dari siklus penggadaan

Langka ketiga Reaksi Penggabungan Akhir.Reaksi rantai
radikal bebas berjalan terus sampai semua reaktan terpakai atau sampai
radikalnya dimusnahkan.Reaksi dimana radikal dimusnahkan disebut
langkah akhir. Langkah akhir akan memutuskan rantai dengan jalan
mengambil sebuah radikal setelah rantai putus. Siklus penggandaan
akan berhenti dan tak berbentuk lagi reaksi.
Suatu cara untuk memusnahkan radikal adalah dengan
menggabungkan dua buah radikal untuk membentuk non radikal yang
stabil dengan reaksi yang disebut reaksi penggabungan (coupling
reaction). Reaksi penggabungan dapat terjadi bila dua buah radikal
bertumbukan


Radikal lainnya juga dapat bergabung untuk mengakhiri
rangkaian reaksi tersebut.Misalnya CH
3
dapat bergabung dengan Cl
menghasilkan CH
3
Cl. Suatu masalah dengan radikal bebas adalah
terbentuknya hasil campuran. Contohnya ketika reaksi khlorinasi
metana berlangsung, konsentrasi dari metana akan berkurang
sedangkan klorometan bertambah. Sehingga ada kemungkinan besar
bahwa radikal klor akan bertumbukkan dengan molekul klormetan,
bukannya dengan molekul metan.
Jika halogen berlebihan, reaksi berlanjut dan memberikan hasil-
hasil yang mengandung banyak halogen berupa diklorometana,
trikloroetana dan tetraklorometana


Keadaan reaksi dan perbandingan antara klor dan metana dapat
diatur untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Pada alkana rantai panjang, hasil reaksinya menjadi semakin
rumit karena campuran dari hasil reaksi berupa isomer-isomer semakin
banyak. Misalnya pada klorinasi propana


Bila alkana lebih tinggi dihalogenasi, campuran hasil reaksi menjadi
rumit, pemurnian atau pemisahan dari isomer-isomer sulit dilakukan.Dengan
demikian halogenasi tidak bermanfaat lagi dalam sintesis alkil halida.Akan
tetapi pada sikloalkana tak bersubtitusi dimana semua atom hidrogennya
setara, hasil murni dapat diperoleh.Karena sifatnya yang berulang terus reaksi
semacam ini disebut reaksi rantai radikal bebas.

c. Sulfonasi Alkana
Sulfonasi merupakan reaksi antara suatu senyawa dengan asam
sulfat.Reaksi antara alkana dengan asam sulfat berasap (oleum) menghasilkan
asam alkana sulfonat.dalam reaksi terjadi pergantian satu atom H oleh gugus
SO
3
H. Laju reaksi sulfonasi H
3
> H
2
> H
1
.
Contoh


d. Nitrasi
Reaksi nitrasi analog dengan sulfonasi, berjalan dengan mudah jika
terdapat karbon tertier, jika alkananya rantai lurus reaksinya sangat lambat.


e. Pirolisis
Proses pirolisis atau cracking adalah proses pemecahan alkana dengan
jalan pemanasan pada temperatur tinggi, sekitar 1000
0
C tanpa oksigen, akan
dihasilkan alkana dengan rantai karbon lebih pendek

Proses pirolisis dari metana secara industri dipergunakan dalam
pembuatan karbon-black. Proses pirolisa juga dipergunakan untuk
memperbaiki struktur bahan bakar minyak, yaitu, berfungsi untuk menaikkan
bilangan oktannya dan mendapatkan senyawa alkena yang dipergunakan
sebagai pembuatan plastik. Cracking biasanya dilakukan pada tekanan tinggi
dengan penambahan suatu katalis (tanah liat aluminium silikat).

5. Kegunaan Alkana
Bahan bakar
Pelarut
Sumber hidrogen
Pelumas
Bahan baku untuk senyawa organik lain
Bahan baku industri


B. ALKENA
Alkena tergolong hidrokarbon tidak jenuh yang mengandung satu ikatan
rangkap dua antara dua atom C yang berurutan. Jadi rumus umumnya mempunyai
2 atom H lebih sedikit dari alkana karena itu rumus umumnya menjadi C
n
H
2n+2
-2H
= C
n
H
2n
. Kekurangan jumlah atom H pada alkena dibandingkan dengan jumlah
atom H pada alkana dapat dijelaskan sebagai berikut. Perhatikan untuk n = 2, pada
alkana adalah C
2
H
6
sedang pada alkena adalah C
2
H
4
.

1. Tata Nama Alkena
Hampir sama dengan penamaan pada Alkana dengan perbedaan :
Rantai utama harus mengandung ikatan rangkap dan dipilih yang
terpanjang. Nama rantai utama juga mirip dengan alkana dengan
mengganti akhiran -ana dengan -ena. Sehingga pemilihan rantai atom C
terpanjang dimulai dari C rangkap ke sebelah kanan dan kirinya dan
dipilih sebelah kanan dan kiri yang terpanjang.
Nomor posisi ikatan rangkap ditulis di depan nama rantai utama dan
dihitung dari ujung sampai letak ikatan rangkap yang nomor urut C nya
terkecil.
Urutan nomor posisi rantai cabang sama seperti urutan penomoran
ikatan cabang rantai utama.
Contoh :



menpunyai rantai utama



Penghitungan atom C pada rantai utama dimulai dari ikatan
rangkap....sebelah kiri ikatan rangkap hanya ada satu pilihan sedangkan
sebelah kanan ikatan rangkap ada dua pilihan yaitu lurus dan belokan pertama
ke bawah....kedua2nya sama2 menambah 4 atom C namun bila belokan
pertama kebawah hanya menghasilkan satu cabang sedangkan bila lurus
menimbulkan dua cabang.

Jadi namanya : 3 etil 4 metil 1 pentena

1 pentena dapat diganti dengan n-pentena atau khusus ikatan rangkap di
nomor satu boleh tidak ditulis, sehingga namanya cukup : pentena. Nomor
cabang diurutkan sama dengan urutan nomor ikatan rangkapnya.

2. Sifat-sifat Alkena
Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua
Alkena disebut juga olefin (pembentuk minyak)
Sifat fisiologis lebih aktif (sbg obat tidur --> 2-metil-2-butena)
Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif
Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif
dalam udara (pada konsentrasi 3 34 %)
Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses cracking
Rumus umumnya CnH2n

3. Pembuatan Alkena
a. Reduksi Alkuna
Reduksi alkuna dengan kehadiran natrium atau litium amonia
menghasilkan trans-alkena.Untuk pembuatan cis-alkena dapat digunakan
katalis Kindlar yang mengandung butiran paladium di antara karbon dan
barium sulfat.Kedua reaksi sangat bagus dalam reaksi katalisis heterolitik.

b. Dehidrohalogenasi Haloalkana
Ketika haloalkana dipanaskan dengan larutan kalium hidroksida
alkoholis, molekul hidrogen halida akan tereliminasi membentuk alkena.


>CH-C(X)< + :B >C=C< + H:B + :X-
Reaksi tersebut dinamakan eliminasi-1,2 dengan hidrogen yang
tereliminasi. Reaksi berlangsung dengan serangan basa seperti ion hidroksida
pada alkena melepas hidrogen ke dalam air diikuti dengan pelepasan ion
halida.
c. Dehidrasi Alkohol
Dehidrasi alkohol dengan adanya asam seperti asam fosfat akan
menghasilkan alkena. Reagen yang lain untuk dehidrasi adalah alumina pada
suhu 623K. Ketika alkohol menguap melewati alumina, maka akan terbentuk
alkena. Alkena sekunder dan tersier terdehidrasi oleh katalis asam seperti
asam sulfat pekat. Sebagai contoh, dehidrasi 2-propanol akan menghasilkan
propena.
d. Dehalogenasi dihalida visinal
Dihalida visinal terdehalogenasi membentuk alkena dengan adanya
zink pada larutan alkoholis pada suhu tinggi.

e. Elektrolisis Kolbe
Elektrolisis garam natrium atau kalium pada asam diprotik
menghasilkan alkena.Ketika larutan garam natrium atau kalium asam
diprotik terelektrolisis, maka alkena dapat diperoleh. Sebagai contoh,
selama elektrolisis kalium suksinat, reaksi pada anoda akan melepaskan
karbon dioksida dan etena.
f. Cracking
Pemecahan molekul hidrokarbon dalan jumlah besar menjadi
molekul hidrokarbon yang lebih kecil menggunakan suhu tinggi
disebutproses cracking. Cracking C
15
H
32
membentuk campuran etena,
propena, dan oktana.
C
15
H
32
2 C
2
H
4
+ C
3
H
6
+ C
8
H
18

Akhir-akhir ini zeolit digunakan untuk katalis untuk proses cracking.
Zeolit adalah kompleks alumino silikat yang mengandung silikon, aluminium,
dan oksigen.
g. Reaksi Grignard dengan Vinil Halida
Ketika vinil halida bereaksi dengan reagen Grignard, makan akan
membentuk alkena yang lebih tinggi. Sebagai contoh, metil magnesium
bromida membentuk propena dengan vinil bromida melalui reaksi
substitusi.
CH
3
MgBr + BrCH=CH
2
H
3
CH=CH
2
+ MgBr
2


4. Reaksi pada Alkena
Sifat khas dari alkena adalah terdapatnya ikatan rangkap dua antara
dua buah atom karbon. Ikatan rangkap dua ini merupakan gugus fungsional
dari alkena sehingga menentukan adanya reaksi-reaksi yang khusus bagi
alkena, yaitu adisi, polimerisasi dan pembakaran.
a. Adisi
Alkena dapat mengalami adisi Adisi adalah pengubahan ikatan
rangkap (tak jenuh) menjadi ikatan tunggal (jenuh) dengan cara
menangkap atom/gugus lain.
Pada adisi alkena 2 atom/gugus atom ditambahkan pada ikatan rangkap
C=C sehingga diperoleh ikatan tunggal C-C. Beberapa contoh reaksi
adisi pada alkena:
Halogenasi
Halogenasi adalah adisi alkena dengan unsur halogen, X
2
membentuk
Halo alkana, RX
n
.
Contoh :


Hidrogenasi
Reaksi adisi alkena dengan hidrogen sering dikenal sebagai
hidrogenasi. Reaksi ini akan menghasilkan alkana.
Contoh :
CH
2
= CH
2
+ H
2
CH
3
CH
3

CH
2
=CH-CH
3
+ H
2
CH
3
CH
2
CH
3


Hidrohalogenasi
Hidrohalogenasi adalah reaksi alkena dengan hidrogen
halida.Hasil reaksi antara alkena dengan hidrogen halida
dipengaruhi oleh strukjtur alkena, apakah alkena simetris atau
alkena asimetris.

- Alkena simetris : akan menghasilkan satu haloalkana.
CH
2
= CH
2
+ HBr CH
3
CH
2
Br
- Alkena asimetris akan menghasilkan dua haloalkana.
Produk utana reaksi dapat diramalkan menggunakan
aturan Markonikov, yaitu: Jika suatu HX bereaksi dengan ikatan
rangkap asimetris, maka produk utama reaksi adalah molekul dengan
atom H yang ditambahkan ke atom C dalam ikatan rangkap yang
terikat dengan lebih banyak atom H.

b. Polimerasi
Polimerisasi adalah penggabungan molekul-molekul sejenis menjadi
molekul-molekul raksasa sehingga rantai karbon sangat
panjang.Molekul yang bergabung disebut monomer, sedangkan
molekul raksasa yang terbentuk disebut polimer.
Polimerisasi alkena terjadi berdasarkan reaksi adisi.Prosesnya mula-
mula ikatan rangkap terbuka, sehingga terbentuk gugus dengan dua
elektron tak berpasangan.Elektron-elektron tak berpasangan tersebut
kemudian membentuk ikatan antargugsus, sehingga membentuk
rantai.

c. Pembakaran
Seperti halnya alkana, alkena suku rendah mudah terbakar.Jika dibakar
di udara terbuka, alkena menghasilkan jelaga lebih banyak daripada
alkana. Hal itu terjadi karena alkena mempunyai kadar karbon lebih
tinggi daripada alkana, sehingga pembakarannya menuntut lebih
banyak oksigen. Pembakaran sempurna alkena menghasilkan gas CO2
dan uap air.
CH
2
=CH
2
+ 2 O
2
2CO
2
+ 2H
2
O

5. Kegunaan Alkena
Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)
Untuk memasakkan buah-buahan
bahan baku industri plastik, karet sintetik, dan alkohol

C. ALKUNA
Alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga.Secara
umum, rumus kimianya CnH2n-2.Salah satunyaadalah etuna yang disebut juga
sebagai asetilen dalam perdagangan atau sebagai pengelasanAlkuna juga
merupakan suatu golongan hidrokarbon alifatik yang mempunyai gugus fungsi
berupa ikatan ganda tiga karbon-karbon (-CC-).Seperti halnya ikatan rangkap
dalam alkena, ikatan ganda tiga dalam alkuna juga disebut ikatan tidak
jenuh.Ketidakjenuhan ikatan ganda tiga karbon-karbon lebih besar daripada ikatan
rangkap.Oleh karena itu kemampuannya bereaksi dengan pereaksi-peraksi yang
dapat bereaksi dengan alkena juga lebih besar.Hal inilah yang menyebabkan
golongan alkuna memiliki peranan khusus dalam sintesis senyawa organik.
1. Tata Nama Alkuna
Aturan pemberian nama pada alkuna adalah sebagai berikut.
a. Rantai utama dipilih rantai terpanjang
b. Atom C yang mengandung ikatan rangkap pada rantai utama
diberi nomor sekecil mungkin.
Contoh :
1
CH
2
C
3
CH
2

4
CH
3
c. Bila rantai alkena bercabang, penomorandimulai dari ujung
yang paling dekat dengan cabang, nama cabang di dahulukan.
contoh :


3-metil-2-butuna


3-etil-4-metil-1-pentuna
d. Jika suku alkuna mempunyai dua ikatan rangkap atau lebih,
maka namanya diberi awalan sesuai jumlahnya (2=diuna, 3=
triuna, dan seterusnya)

3-metil-1,4-pentadiuna
Catatan :
- Rantai utama harus mengandung ikatan rangkap dan dipilih yang
terpanjang. Nama rantai utama juga mirip dengan alkana dengan
mengganti akhiran -ana dengan -ena. Sehingga pemilihan rantai
atom C terpanjang dimulai dari C rangkap ke sebelah kanan dan
kirinya dan dipilih sebelah kanan dan kiri yang terpanjang.
- Nomor posisi ikatan rangkap ditulis di depan nama rantai utama dan
dihitung dari ujung sampai letak ikatan rangkap yang nomor urut C
nya terkecil.
- Urutan nomor posisi rantai cabang sama seperti urutan penomoran
ikatan cabang rantai utama.

2. Sifat-sifat Alkuna
1. Sifat fisika alkuna
- Tiga alkuna dengan rantai anggota terpendek (etuna, propuna, dan
butuna) merupakan gas tak berwarna dan tak berbau. Adanya
pengotor berupa gas fosgen (ClCOCl), etuna (asetilena) berbau
seperti bawang putih. Delapan anggota selanjutnya berwujud cair,
dan jika rantai semakin panjang maka wujud alkuna adalah padatan
pada tekanan dan temperatur standar. Semua alkuna mempunyai
massa jenis lebih kecil daripada air.
- Alkuna tidak larut dalam air, namun cukup larut dalam pelarut
organik seperti benzena, eter, dan karbon tetraklorida
2. Sifat Kimia Alkuna
Titik leleh dan titik didih alkuna semakin meningkat seiring
dengan kenaikan massa molekul. Selain itu, titik leleh dan titik didih
alkuna dipengaruhi oleh percabangan, seperti halnya alkana dan
alkena. Contoh titik leleh alkuna adalah:
Senyawa Titik Leleh (C)
etuna -83
propuna -27
1-butuna 8
2-butuna 29
1-pentuna 48
2-pentuna 55

3. Pembuatan Alkuna
Alkuna merupakan senyawa organik yang berguna. Alkuna dapat
dijadikan sebagai starting materialuntuk sintesis beberapa senyawa organik
yang bermanfaat. Maka dari itu, usaha untuk membuat alkuna dapat
dipelajari sehingga alkuna dapat dibuat dengan skala besar. Inilah reaksi
pembuatan alkuna:
a. Dehidrohalogenasi Alkil Halida
Dehidrogenasi senyawa dihalida yang berstruktur visinal maupun
geminal oleh pengaruh basa kuat menghasilkan alkuna. Reaksi ini
melalui pembentukan zat antara vinil halida.
Contoh:
CH
3
-CH
2
-CHBr-CHBr-CH
3
+ KOH CH
3
-CH
2
-CC-CH
3
+ 2 KBr +
2 H
2
O

Pembuatan alkuna dengan cara ini biasanya menggunakan dihalida
visinal, karena dihalida visinal mudah dibuat dengan mereaksikan
alkena dengan halogen.
b. Reaksi Asetilida Logam dengan Alkil Halida Primer
Alkuna terminal dapat bereaksi dengan natrium amida, NaNH
2
,
menghasilkan natrium alkunida.
R-CC-H + NaNH
2
R-CC
-
Na
+
+ NH
3


Jika natrium alkunida direaksikan dengan alkil halida primer
menghasilkan asetilena tersubstitusi.
R-CC
-
Na
+
+ R'-X R-CC-R' + NaX

4. Reaksi pada Alkuna
Adanya ikatan rangkap tiga yang dimiliki alkuna memungkinkan
terjadinya reaksi adisi, polimerisasi, substitusi dan pembakaran.
a. Adisi
Adisi Hidrogen Halida
Adisi hidrogen halida (HX) pada senyawa alkuna berlangsung sama
dengan yang terjadi pada senyawa alkena.

Reaksi di atas mengikuti aturan markonikov, tetapi jika pada reaksi
alkena dan alkuna ditambahkan peroksida maka akan berlaku aturan
antimarkonikov. Perhatikan reaksi berikut:


Adisi Hidrogen



Halogenisasi
Halogenisasi adalah reaksi alkana dengan halogen. Bromin and
klorin dapat mengadisi pada alkuna seperti yang terjadi pada
alkena. Jika 1 mol halogen mengadisi pada 1 mol alkuna, maka akan
dihasilkan dihaloalkena.
Contoh :


Perhatikan reaksi di atas, reaksi pada tahap 2 berlaku aturan
markonikov

Adisi Halogen Halida
Hidrogen halida (HX) dapat mengadisi pada ikatan rankap 3
senyawa alkuna seperti yang terjadi pada adisi pada ikatan rangkap 2
senyawa alkena, dengan produk awal adalah vinyl halida.
Jika HX mengadisi pada alkuna ujung, maka akan dihasilkan produk
dengan orientasi mengikuti aturan Markovnikov.
Molekul HX kedua mengadisi dengan orientasi seperti yang pertama.

b. Polimerisasi
Polimerisasi alkuna terjadi berdasarkan reaksi adisi.Prosesnya mula-
mula ikatan rangkap terbuka, sehingga terbentuk gugus dengan dua
elektron takberpasangan.Elektron-elektron tak berpasangan tersebut
kemudianmembentuk ikatan antargugsus, sehingga membentuk rantai.




c. Substitusi
Substitusi alkuna Substitusi (pengantian) pada alkuna dilakukan
dengan menggantikan satu atom H yang terikat pada C=C di ujung rantai
dengan atom lain.


d. Pembakaran
Pembakaran alkuna Pembakaran alkuna (reaksi alkuna dengan
oksigen) akan menghasilkan CO2 dan H2O.
2CH=CH + 5 O2 4CO2 + 2H2O

5. Kegunaan Alkuna
Manfaat alkuna dalam kehidupan adalah:
a. Gas asetilena (etuna) digunakan untuk bahan bakar las. Ketika
asetilena dibakar dengan oksigen maka dapat mencapai suhu 3000 C.
Suhu tinggi tersebut mampu digunakan untuk melelehkan logam dan
menyatukan pecahan-pecahan logam.


b. Asetilena terklorinasi digunakan sebagai pelarut. Asetilena klorida juga
digunakan untuk bahan awal pembuatan polivinil klorida (PVC) dan
poliakrilonitril.
c. Karbanion alkuna merupakan nukleofil yang sangat bagus dan bisa
digunakan untuk menyerang senyawa karbonil dan alkil halida untuk
melangsungkan reaksi adisi. Dengan demikian sangat penting untuk
menambah panjang rantai senyawa organik.

D. ASAM KARBOKSILAT
Asam karboksilat adalah asam organik yang diidentikkan dengan gugus
karboksil.Asam karboksilat merupakan asam Bronsted-Lowry (donor
proton).Garam dan anion asam karboksilat dinamakan karboksilat. Asam
karboksilat merupakan senyawa polar, dan membentuk ikatan hidrogen satu sama
lain. Pada fasa gas, Asam karboksilat dalam bentuk dimer.Dalam larutan Asam
karboksilat merupakan asam lemah yang sebagian molekulnya terdisosiasi menjadi
H+ dan RCOO-.Contoh : pada temperatur kamar, hanya 0,02% dari molekul asam
asetat yang terdisosiasi dalam air. Asam karboksilat alifatik rantai pendek (atom
karbon <18) dibuat dengan karbonilasi alkohol dengan karbon monoksida. Untuk
rantai panjang dibuat dengan hidrolisis trigliserida yang biasa terdapat pada
minyak hewan dan tumbuhan

1. Tata Nama Asam Karboksilat

Ada dua cara pemberian nama pada asam karboksilat, yaitu:
a. Tata nama trivial.
Nama trivial asam karboksilat biasanya didasarkan pada nama
sumbernya, bukan berdasarkan strukturnya. Hal ini karena
banyaknya asam karboksilat yang telah dikenal orang sejak lama,
seperti terlihat pada tabel,


b. Menurut sistem IUPAC. Nama asam alkanoat diturunkan dari nama
lkana yang sesuai dengan mengganti akhiran a menjadi oat dan
diawali kata asam.

Cara penamaam asam alkanoat adalah:
Menentukan rantai induk, yaitu rantai C terpanjang yang
mengandung gugus karboksil
Penomoran dimulai dari atom C gugus fungsi (atom C
gugus karboksil selalu menjadi nomor 1 sehingga posisi gugus
karboksil tidak perlu dinyatakan)
Urutan penamaan: Asam(nomor cabang)-(nama cabang)(alkanoat)
Contoh :




2. Sifat-sifat Asam Karboksilat
a. Sifat Fisik Asam karboksilat
Asam karboksilat mempunyai titik didih lebih tinggi daripada
senyawa organik golongan lain yang berat molekulnya sebanding.
Kelarutan asam karboksilat dalam air lebih besar daripada alkohol,
eter, aldehida, dan keton yang berat molekulnya sebanding.
Kelarutan asam karboksilat dalam air menurun seiring dengan
meningkatnya berat molekul.
Asam karboksilat dengan 1-4 atom karbon dapat larut sempurna
dalam air.
b. Sifat KimiaAsam karboksilat
Reaksi dengan basa
Asam karboksilat bereaksi dengan basa menghasilkan garam dan air.
Contoh :

Reduksi
Reduksi asam karboksilat dengan katalis litium alumunium hidrida
menghasilkan alkohol primer.
Contoh :

Reaksi dengan tionil diklorida
Asam karboksilat bereaksi dengan tionil diklorida membentuk klorida
asam, hidrogen klorida dan gas belerang dioksida.
Contoh :

Esterifikasi
Dengan alkohol, asam karboksilat membentuk ester. Reaksi yang
terjadi merupakan reaksi kesetimbangan.
Contoh :

Reaksi dengan ammonia
Dengan amonia, asam karboksilat membentuk amida dan air.
Contoh :

Dekarboksilasi
Pada suhu tinggi, asam karboksilat terdekarboksilasi membentuk
alkana.
Contoh :

Halogenasi
Asam karboksilat dapat bereaksi dengan halogen dengan katalis
phosfor membentuk asam trihalida karboksilat dan hidrogen halida.
Contoh :


3. Pembuatan Asam Karboksilat
a. Oksidasi alkohol primer
Oksidasi alkohol primer dengan katalis kalium permanganat akan
menghasilkan asam karboksilat.
Contoh :

b. Karbonasi pereaksi Grignard
Karbonasi pereaksi Grignard dalam eter, kemudian dihidrolisis akan
menghasilkan asam karboksilat.
Contoh :

c. Oksidasi alkil benzena
Oksidasi alkil benzena dengan katalis kalium bikromat dan asam sulfat
akan menghasilkan asam karboksilat.
Contoh :

d. Hidrolisis senyawa nitril
Hidrolisis senyawa nitril dalam suasana asam akan membentuk asam
karboksilat.

4. Reaksi pada Asam Karboksilat

5. Kegunaan Asam Karboksilat
Asam format dipakai untuk menggumpalkan lateks (getah karet).
Asam asetat digunakan sebagai cuka makan.


E. KARBOHIDRAT
Karbohidrat berasal dari kata karbo yang berarti unsur karbon (C) dan
hidrat yang berarti unsur air (H2O), jadi karbohidrat berarti unsur C yang mengikat
molekul H2O. Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul
karbon, hidrogen dan oksigen. Rumus umumnya dikenal dengan C
x
(H
2
O)
n.
Secara
struktur, karbohidrat memiliki 4 gugus, yaitu gugus hidrogen (-H), gugus hidroksil
(-OH), gugus keton (C=O) dan gugus aldehida (-CHO).Karbohidrat juga
didefinisikan sebagai polihidroksi-aldehid atau polihidroksi-keton. Polihidroksi
aldehida yaitu struktur karbohidrat yang tersusun atas banyak gugus hidroksi dan
gugus karbonilnya barada di ujung rantai sedangkan polihidroksi keton yaitu
struktur karbohidrat yang tesusun atas banyak gugus hidroksi dan gugus
karbonilnya berada di selain ujung rantai.


1. Tata Nama Karbohidrat

Berdasarkan jumlah sakarida penyusunnya, karbohidrat dibedakan menjadi 3
golongan, yaitu :
1. MONOSAKARIDA
Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, yang berarti molekulnya
hanya tersusun dari beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan
dengan cara hidrolisis. Umumnya monosakarida disusun oleh 3 samapai 7
atom karbon, dan jumlah atom penyusunnya tersebut mempengaruhi
pemanaan masing-masing monosakarida, yaitu :
a. Gula tiga karbon (Triosa)
Senyawa ini merupakan zat antara yang penting dalam lintasan
metabolik fotosintesis dan respirasi sel. Yang termasuk ke dalam golongan ini
adalah gliseraldehid dan dihidroksiaseton.
b. Gula empat karbon (Tetrosa)
Gula ini tidak banyak ditemui, walaupun beberapa bentuk berperan
dalam proses fotosintesis dan respirasi.
c. Gula lima karbon (Pentosa)
Senyawa ini sangat penting dalam fotosintesis dan respirasi. Dua jenis
pentose (ribose dan deoksiribosa) juga membentuk unsure pembangun utama
untuk asam nukleat, yang penting bagi semua kehidupan.
d. Gula enam karbon (heksosa)
Gula ini sering ikut serta dalam tahap respirasi dan fotosintesis dan
menjadi bangun utama dari banyak macam karohidrat lain termasuk pati dan
selualosa.Kunci dari heksosa adalah glukosa dan fruktosa.
e. Gula tujuh-karbon (heptosa)
Salah satu jens heptosa adalah zat antara dalam fotosintesis dan
respirasi. Jika tidak dalam bentuk itu, gula ini jarang didapati.
Berikut rumus struktur monosakarida :







Karbohidrat yang paling sederhana adalah aldehida atau keton mempunyai dua
atau lebih gugus hidroksi. Monosakarida yang paling kecil adalah gliseraldehida dan
dihidroksiaseton senyawa-senyawa ini adalah triosa. Gliseraldehida mengandung
gugus aldehida mempunyai karbon asimetrik tunggal jadi terdapat dua streoisomer
dari aldose tiga karbon ini, D-gliseraldehida dan L-gliseraldehida. Sedangkan
dihidroksi aseton adalah ketosa karena mengandung gugus keton.
Di bawah ini digambarkan anggota deret aldose sebagai berikut :



Di bawah ini digambarkan anggota deret ketosa sebagai berikut :

Pada senyawa organik dikenal rumus ruang (isomer) sebagai akibat adanya atom
asimetris atau C khiral pada srtuktur molekulnya. Demikian juga monosakarida akan
memiliki banyak isomer,tergantung dari jumlah atom C khiral yang ada pada
molekulnya,rumus 2
n
,dimana n = jumlah C khiral. C khiral adalah karbon atom pusat
pada struktur molekul. Asimetris artinya atom C khiral memiliki empat gugus
subtituen yang berbeda.
Monosakarida bersifat aktif-optika ,artinya zat ini mampu memutar bidang sinar
terpolarisasi yaitu ke kiri atau ke kanan jika sinar ini menembus/melalui
monosakarida. Dengan demikian monosakarida memiliki lagi isomer lain yaitu isomer
aktif-optika. Satu isomer memutar bidang sinar terpolarisasi ke kanan
(kanan=dekstro) dn yang lain memutar ke kiri (kiri=levo). Dalam hal
ini,gliseraldehida memiliki dua isomer aktif-optika yaitu isomer -d (D) dan isomer-
l(L).
Semua monsakarida bersifat gula pereduksi. Sifat gula pereduksi ini disebabkan
adanya gugus aldehida dan keton yang bebas, sehingga dapat mereduksi ion-ion
logam,seperti tembaga (Cu) dan Perak (Ag).


2. Sifat-sifat Karbohidrat
a. Monosakarida
Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas
6-rantai atau cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada
rantai atau cincin ini secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH).
Ada tiga jenis heksosa yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukods,
fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini mengandung
jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen,
dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan
atom-atom hidrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon. Perbedaan
dalam susunan atom inilah yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat
kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga monosakarida tersebut.
Monosakarida yang terdapat di alam pada umumnya terdapat dalam
bentuk isomer dekstro (D). gugus hidroksil ada karbon nomor 2 terletak di
sebelah kanan. Struktur kimianya dapat berupa struktur terbuka atau
struktur cincin. Jenis heksosa lain yang kurang penting dalam ilmu gizi
adalah manosa. Monosakarida yang mempunyai lima atom karbon disebut
pentosa, seperti ribosa dan arabinosa.
b. Glukosa
Glukosa dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas di alam
dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon,
dan bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Glukosa juga memegang
peranan sangat penting dalam ilmu gizi. Glukosa merupakan hasil akhir
pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa pada hewan dan manusia.
Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan bentuk karbihidrat yang
beredar didalam tubuh dan didalam sel merupakan sumber energi.
c. Fruktosa
Fruktosa dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula paling
manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa,
C6H12O6, namun strukturnya berbeda. Susunan atom dalam fruktosda
merangsang jonjot kecapan pada lidah sehingga menimbulkan rasa manis.
d. Galaktosa
Galaktosa tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan
fruktosa, akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan
laktosa.
e. Manosa
Manosa jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun pasir, seperti di Israel
terdapat di dalam manna yang mereka olah untuk membuat roti.
f. Pentosa
Pentosa merupakan bagian sel-sel semua bahan makanan alami.
Jumlahnya sangat kecil, sehingga tidak penting sebagai sumber energi.

3. Pembuatan Karbohidrat
4. Reaksi pada Karbohidrat
5. Kegunaan Karbohidrat
Sumber Energi
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat
merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena
banyakdi dapat di alam dan harganya relatif murah. Satu gram karbohidrat
menghasilkan 4 kalori. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam
sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian
disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah
menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam
jaringan lemak. Seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah
berlebihan akan menjadi gemuk.
Pemberi Rasa Manis pada Makanan
Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan
disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa adalag
gula yang paling manis. Bila tingkat kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka
tingkat kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa 0,7; maltosa 0,4; laktosa 0,2.
Penghemat Protein
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya
sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi,
protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.
Pengatur Metabolisme Lemak
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna,
sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton,
dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk menyebabkan
ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH cairan menurun. Keadaan ini
menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat merugikan tubuh.
Membantu Pengeluaran Feses
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara emngatur peristaltik
usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur
peristaltik usus. Serat makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid,
penyakit-penyakit divertikulosis, kanker usus besar, penyakiut diabetes
mellitus, dan jantung koroner yang berkaitan dengan kadar kolesterol darah
tinggi. Laktosa dalam susu membantu absorpsi kalsium. Laktosa lebih lama
tinggal dalam saluran cerna, sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri
yang menguntungkan.


F. ALKOHOL, TIOL, DAN FENOL
1. Alkohol
Alkohol merupakan senyawa yang memiliki gugus fungsional OH
yang terikat pada rantai karbon alifatik.Dalam molekul alcohol, gugus
fungsi OH beriktan secara kovalen dengan atom karbon.Alcohol yang
memiliki satu gugus OH disebut dengan manoalkohol sedangkan yang
memiliki lebih dari satu gugus OH disebut engan polialkohol.Alkanol
merupakan manoalkohol turunan alkana.Rumus umum senyawa alkohol
adalah ROH dimana R adalah gugus alkil.Untuk itu rumus umum
golongan senyawa alkohol juga dapat ditulis CnH2n+1OH.

a. Tata Nama Alkohol
Penamaan senyawa alkohol prinsipnya ada dua cara yaitu :
- Dengan aturan IUPAC yaitu menggunakan nama senyawa alkananya
dengan mengganti akiran ana dalam alkana menjadi anol dalam
alkoholnya.

- Dengan sistem Trivial yaitu dengan menyebutkan nama gugus alkilnya
diikuti kata alkohol.
Contoh :
Rumus Molekul Nama IUPAC Nama Trivial
CH3 OH Metanol Metil alcohol
C2H5 OH Etanol Etil alcohol
C3H7 OH Propanol Propil alcohol
C4H9 OH Butanol Butil alcohol

Untuk senyawasenyawa alkohol dengan rumus struktur bercabang
aturanpenamaannya adalah sebagai berikut :
Tetapkan rantai utama dengan cara memilih deretan C paling
panjang yang mengikat gugus fungsi OH , kemudian beri nama
sesuai nama alkoholnya.

Pemberian nomor pada rantai utama dimulai dari ujung yang
memberikan nomor terkecil bagi atom C yang mengikat gugus
OH. Langkah selanjutnya sama dengan penamaan senyawa
senyawa hidrokarbon (terdahulu)

b. Sifat-sifat Alkohol
Alkohol merupakan zat yang memiliki titik didih relative tinggi
dibandingkan dengan senyawa hidrokarbon yang jumlah atom
karbonnya sama. Hal ini disebabkan oleh aanya gaya antar molekuk
dan adanya ikatan hydrogen antar molekul alcohol akibat gugus
hidroksil yang polar. Senyawa alcohol memiliki sifat-sifat fisika dan
sifat-sifat kimia sebagai berikut :
- Alcohol memiliki sifat yang mudah terbakar
- Alcohol memiliki sifat yang mudah tercampur, terlarut dengan air,
kelarutan ini disebabkan oleh adanya kemiripan struktur antara
alcohol (R-OH) dan air (H-OH)
- Alkohol dengan jumlah atom sebanyak satu sampai empat berupa
gas atau cair. Alkohol dengan jumlah atom lima sampai
Sembilan berupa cairan kental seperti minyak, sedangkan
memiliki atom sepuluh atau lebih berupa zat paat
- Alkohol bersifat heterepolar
- Titik didih alcohol lebih tinggi dari pada titik didih alkana.

c. Pembuatan Alkohol

a. Mereaksikan alkil halida dengan basa
Alkohol dibuat dengan mereaksikan antara alkil halida dengan suatu
basa. Selain itu juga diperoleh produk lain, yakni garam halide
contoh:
b. Reduksi aldehida
Reduksi (hidrogenasi) aldehida akan menghasilkan alkohol primer.
Contoh:
c. Hidrolisis alkil hidrogensulfat
Hidrolisis alkil hidrogensulfat akan menghasilkan alkohol dengan
hasil sisa asam sulfat.
Contoh :
d. Hidrolisis ester
Alkohol dibuat dengan hidrolisis ester. Reaksi yang terjadi
merupakan reaksi kesetimbangan.
Contoh :
e. Reduksi keton dengan hidrogen
Reduksi suatu keton akan menghasilkan suatu alkohol sekunder.
Contoh :
f. Mereaksikan Alkena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisis.
Hidrolisis hasil reaksi antara alkena dengan asam sulfat akan
menghasilkan alkohol.
Contoh :

Contoh dari pembuatan senyawa alcohol :
a) Metanol
Metanol adalah jenis alkohol yang bersifat racun keras, dapat
menyebabkan kebutaan
dan kematian. Metanol biasanya dibuat dan campuran CO dan H2
menggunakankatalis ZnO atau Cr2O3pada suhu 4000C dan
tekanan 200 atm.
b) Etanol
Berbeda dengan metanol etanol merupakan senyawa alkohol yang
tidak bersifat racun.
Etanol dapat dibuat dari fermentasi karbohidrat.


d. Reaksi pada Alkohol
Beberapa Reaksi Spesifik dari Alkohol
a. Reaksi dengan logam aktif
Atom H dari gugus OH dapat disubstitusi oleh logam aktif seperti
natrium dan kalium, membentuk alkoksida dan gas hidrogen.
Reaksi ini mirip dengan reaksi natrium dengan air, tetapi reaksi
dengan air berlangsung lebih cepat. Reaksi ini menunjukkan
bahwa alkohol bersifat sebagai asam lemah (lebih lemah daripada
air).

b. Substitusi Gugus OH oleh Halogen
Gugus OH alkohol dapat disubstitusi oleh atom halogen bila
direaksikan dengan HX pekat, PX
3
atau PX
5
(X= halogen).
Contoh:



c. Oksidasi Alkohol
Alkohol sederhana mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida
dan uap air. Oleh karena itu, etanol digunakan sebagai bahan
bakar spirtus (spiritus). Reaksi pembakaran etanol, berlangsung
sebagai berikut:

Dengan zat-zat pengoksidasi sedang, seperti larutan K
2
Cr
2
O
7
dalam
lingkungan asam, alkohol teroksidasi sebagai berikut:
Alkohol primer membentuk aldehida dan dapat
teroksidasi lebih lanjut membentuk asam karboksilat.
Alkohol sekunder membentuk keton.
Alkohol tersier tidak teroksidasi.
Reaksi oksidasi etanol dapat dianggap berlangsung sebagai berikut:


Etanal yang dihasilkan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk
asam asetat. Hal ini terjadi karena oksidasi aldehida lebih mudah
daripada oksidasi alkohol.

d. Pembentukan Ester (Esterifikasi)
Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester dan air.

e. Dehidrasi Alkohol
Jika alkohol dipanaskan bersama asam sulfat pekat akan mengalami
dehidrasi (melepas molekul air) membentuk eter atau alkena.
Pemanasan pada suhu sekitar 130
0
C menghasilkan eter,
sedangkan pemanasan pada suhu sekitar 180
0
C menghasilkan
alkena. Reaksi dehidrasi etanol berlangsung sebagai berikut:


e. Kegunaan Alkohol
Berikut beberapa fungsi alkohol secara umum
a) Sebagai bahan dasar sintesis senyawa organik
b) Sebagai pelarut
c) Sebagai bahan dasar pembuatan deterjen sintetik misalnya lauril
alkohol.
d) Sebagai bahan pembersih kaca
e) Untuk hewan-hewan koleksi yang berukuran kecil alkohol
dapat dijadikan sebagai pengawet
f) Campuran metanol dan etanol sering dicampurkan dengan
bensin sebagai bahan bakar.

2. Tiol
Dalam kimia organik, tiol adalah sebuah senyawa yang mengandung
gugus fungsi yang terdiri dari atom sulfur dan atom hidrogen (-SH).
Sebagai analog sulfur dari gugus alkohol (-OH), gugus ini dirujuk baik
sebagai gugus tiol ataupun gugus sulfhidril. Secara tradisional, tiol sering
dirujuk sebagai merkaptan.

a. Tata Nama Tiol
Ketika gugus tiol adalah substituen pada alkana, terdapat
beberapa cara penamaan:
Metode yang direkomendasikan oleh IUPAC adalah dengan
menambahkan akhiran -tiol pada nama alkana. Metode ini
hampir identik dengan tatanama alkohol. Misalnya: CH
3
SH
akan menjadi metanatiol.
Metode lama, perkataan merkaptan menggantikan alkhol pada
nama analog alkohol senyawa itu. Misalnya: CH
3
SH
menjadi metil merkaptan. (CH
3
OH bernama metil alkohol)
Sebagai sebuah prefix, istilah sulfanil digunakan. Sebagai
contoh : merkaptopurina

b. Sifat-sifat Tiol
Sifat Fisik Tiol
Bau
Banyak senyawa tiol adalah cairan dengan bau yang mirip
dengan bau bawang putih. Bau tiol sering kali sangat kuat
dan menyengat, terutama yang bermassa molekul ringan.
Tiol akan berikatan kuat dengan protein kulit. Distributor gas
alam mulai menambahkan berbagai macam tiol yang berbau
tajam ke dalam gas alam yang tidak berbau tersebut setelah
kasus peledakan sekolah New London pada
tahun 1937 di New London, Texas yang mematikan.
Walaupun demikian, tidak semua tiol berbau tidak sedap.
Sebagai contoh, tioterpineol bertanggung jawab atas aroma
sedap buah Citrus paradisi
Titik didih dan kelarutan
Oleh karena perbedaan elektronegativitas yang rendah antara
hidrogen dengan sulfur, ikatan S-H secara praktis
bersifat kovalen nonpolar. Sehingga ikatan S-H tiol
memiliki momen dipol yang lebih rendah dibandingkan
dengan ikatan O-H alkohol. Tiol tidak menampakkan
efek ikatan hidrogen, baik terhadap molekul air, maupun
terhadap dirinya sendiri. Oleh karena itu, tiol memiliki titik
didih yang rendah dan kurang larut dalam air dan pelarut
polar lainnya dibandingkan dengan alkohol.

Sifat Kimia Tiol
SINTESIS
Metode pembuatan tiol mirip dengan pembuatan alkohol dan
eter. Reaksinya biasanya lebih cepat dan berendemen lebih
tinggi karena anion sulfur merupakan nukleofil yang lebih
baik daripada atom oksigen. Tiol terbentuk
ketika halogenoalkana dipanaskan dengan larutan natrium
hidrosulfida.
CH
3
CH
2
Br + NaSH heated in ethanol(aq) CH
3
CH
2
SH +
NaBr
Selain itu, disulfida dapat dengan mudah direduksi oleh
reduktor seperti litium aluminium hidrida dalam eter kering
menjadi dua tiol.
R-S-S-R' R-SH + R'-SH




c. Pembuatan Tiol


d. Reaksi pada Tiol

Gugus tiol merupakan analog sulfur gugus hidroksil (-OH)
yang ditemukan pada alkohol. Oleh karena sulfur danoksigen berada
dalam golongan tabel periodik yang sama, ia memiliki sifat-sifat
ikatan kimia yang mirip. Seperti alkohol, secara umum, ia akan
terdeprotonasi membentuk RS

(disebut tiolat), dan secara kimiawi


lebih reaktif dari bentuk tiol terprotonasi RSH.
Kimia tiol berhubungan dengan kimia alkohol: tiol
membentuk tioeter, tioasetal, dan tioester, yang beranalogi
denganeter, asetal, dan ester. Lebih jauh lagi, gugus tiol dapat
bereaksi dengan alkena, membentuk tioeter.

Keasaman
Atom sulfur tiol lebih nukleofilik daripada atom oksigen pada
alkohol. Gugus tiol bersifat sedikit asam dengan pK
a
sekitar 10
sampai 11.
Dengan keberadaan basa, anion tiolat akan terbentuk, dan
merupakan nukleofil yang sangat kuat. Gugus dan anion ini dapat
dengan mudah teroksidasi oleh reagen seperti bromin,
menghasilkan disulfida (R-S-S-R).
2R-SH + Br
2
R-S-S-R + 2HBr
Oksidasi oleh reagen yang lebih kuat, seperti natrium
hipoklorit atau hidrogen peroksida, menghasilkan asam
sulfonat (RSO
3
H).
R-SH + 3H
2
O
2
RSO
3
H + 3H
2
O

CONTOH TIOL
Metanatiol - CH
3
SH
Etanatiol - C
2
H
5
SH
Koenzim A
Lipoamida
Glutationa
Sisteina
2-Merkaptoetanol
Ditiotreitol/ditioeritritol (pasangan epimer)
2-Merkaptoindola
transglutaminase

e. Kegunaan Tiol

Fungsi tiol adalah mengaktifkan enzim-enzim yang berperan dalm
kondisi cekaman lingkungan, dan status tiol menunjukkan respons
tanaman terhadap tekanan eksploitasi. Kadar tiol berbanding
terbalik dengan intensitas eksploitasi. Semakin tinggi intensitas
eksploitasi, maka semakin rendah kadar tiol.

3. Fenol
Fenol yang disebut sebagai alkohol aromatik mempunyai rumus
struktur R-OH. Dimana pada alkohol (alkohol alifatik) R adalah gugus
alkil. Sedangkan perbedaan nya dengan fenol adalah gugus R nya adalah
gugus aril (Benzena yang kehilangan 1 atom H atau -C
6
H
5
)
CH
3
CH
2
OH
Fenol Etanol (alkohol)

Fenol (fenil alkohol) mempunyai substituen pada kedudukan orto,
meta atau para. Fenol berguna dalam sintesis senyawa aromatis yang
terdapat dalam batu bara. Turunan senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi
secara alami sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain.
Contoh dari senyawa fenol adalah eugenol yang merupakan minyak pada
cengkeh. Dengan rumus strukturnya:
OH
CH
3
O
CH
3 2
CH CH


a. Tata Nama Fenol
Fenol adalah senyawa dengan rumus ArOH, dimana Ar
adalah fenil atau fenil tersubstritusi atau aril. Fenol berbeda dari
alkohol dari posisi gugus OH-nya yang langsung berikatan dengan
cincin aromatik.


NAMA IUPAC


Secara umum fenol diberi nama sebagai turunan dari anggota
sederhana dalam famili, fenol.
Metil fenol diberi nama khusus : kresol
Kadang-kadan fenol diberi nama sebagai senyawa hidroksi

b. Sifat-sifat Fenol
Mempunyai gugus hidroksi tetapi bukan termasuk golongan
alkohol dan bukan pula termasuk basa
Termasuk asam karbolat yang bersifat asam lemah
Tidak berwarna dengan wujud padat tetapi mudah mencair
dengan titik lebur 42 derajat Celsius
Jika terkena fenol, kulit akan melepuh dan rusak
Dalam kehidupan sehari-hari fenol dikenal dengan karbol (lisol)
yang digunakan sebagai disinfektan dengan pengawet kayu
karena bakteri akan mati disebabkan mengalami kerusakan pada
protein
Fenol bersifat mengkoagulasikan protein
Fenol digunakan sebagai bahan baku dalam sintesis zat warna,
obat-obatan, pembuatan plastik.

c. Pembuatan Fenol

d. Reaksi pada Fenol


e. Kegunaan Fenol
Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir
Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol
merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol
atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan
bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan
kloraseptik.
Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi
aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya. Selain itu fenol juga
berfungsi dalam sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu
bara. Turunan senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami
sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain. Contoh
dari senyawa fenol adalah eugenol yang merupakan minyak pada
cengkeh

G. ALDEHID DAN KETON
1. Aldehid
Aldehid berasal dari alkohol primer yang teroksidasi, sedangkan keton
berasal dari alkohol sekunder yang teroksidasi.
a. Tata Nama Aldehid
Menurut sistem IUPAC, nama aldehid diturunkan dari nama alkana
dengan mengganti akhiran a menjadi al. Oleh karena itu, aldehid
disebut juga alkanal. Tata nama pada aldehid sama dengan tata
nama pada alkohol, rantai terpanjang harus mengandung gugus
aldehid. Contoh:



Menurut sistem TRIVIAL, nama aldehid diturunkan dari nama
asam karboksilat induk dengan mengubah asam oat / asam at
menjadi aldehid.
b. Sifat-sifat Aldehid


c. Pembuatan Aldehid
Oksidasi Alkohol Primer
Oksidasi alkohol primer dengan katalis Ag/Cu, reaksi ini dalam
industri digunakan untuk membuat formaldehida/formalin.
Destilasi kering garam Na- karboksilat dengan garam
natrium format.
natrium karboksilat + asam format alkanal + asam karbonat
RCOONa + HCOONa RC=OH + Na2CO3
Dari alkilester format dengan pereaksi Grignard (R-MgI)
HCOOR + R-MgI RC=OH + RO-MgI
RC(OH)2 RC=OH

d. Reaksi pada Aldehid
Aldehida adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus
umum R-CHO. Beberapa reaksi yang terjadi pada aldehida antara
lain:
Oksidasi
Aldehida adalah reduktor kuat sehingga dapat mereduksi oksidator-
oksidator lemah. Perekasi Tollens dan pereaksi Fehling adalah dua
contoh oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk
mengenali aldehida. Oksidasi aldehida menghasilkan asam
karboksilat. Pereaksi Tollens adalah larutan perak nitrat dalam
amonia. Pereaksi ini dibuat dengan cara menetesi larutan perak
nitrat dengan larutan amonia sedikit demi sedikit hingga endapan
yang mula-mula terbentuk larut kembali. Pereaksi Tollens dapat
dianggap sebagai larutan perak oksida (Ag2O). aldehida dapat
mereduksi pereaksi Tollens sehingga membebaaskan unsur perak
(Ag).
Bila reaksi dilangsungkan pada bejana gelas, endapan perak yang
terbentuk akan melapisi bejana, membentuk cermin. Oleh karena
itu, reaksi ini disebut reaksi cermin perak.
Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan
Fehling B. fehling A adalah larutan CuSO
4
, sedangkan Fehling B
merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat.
Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan
tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua.
Dalam pereaksi Fehling, ion Cu
2+
terdapat sebagai ion kompleks.
Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO.
Reaksi Aldehida dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan
merah bata dari Cu
2
O.




Pereaksi Fehling dipakai untuk identifikasi adanya gula reduksi
j(seperti glukosa) dalam air kemih pada penderita penyakit diabetes
(glukosa mengandung gugus aldehida).
Adisi Hidrogen (Reduksi)
Ikatan rangkap C=O dari gugus fungsi aldehida dapat diadisi oleh
gas hidrogen membentuk suatu alkohol primer. Adisi hidrogen
menyebabkan penurunan bilangan oksidasi atom karbon gugus
fungsi. Oleh karena itu, adisi hidrogen tergolong reduksi.



e. Kegunaan Aldehid
L arutan formaldehida 37% dalam air (formalin) untuk
mengawetkan specimen biologi dalam laboratorium / museum,
karena dapat membunuh germs (desinfektan)
Formaldehida untuk membuat plastic terms set. damar buatan
serta insektisida dan germisida
Etanal atau asetaldehida sebagai bahan untuk karet atau damar
buatan. Zat warna dan bahan organic yang penting misalnya asam
asetat, aseton, etilasetat, dan 1- butanol.
Zat ini sampai sekarang banyak diproduksi melalui :
- Oksidasi methanol dengan oksigen dar udara diberi katalis
Cu
2CH3 OH + O2 2H CHO + 2H2O
- Reduksi CO dengan gas hydrogen :
Campuran gas CO dan hydrogen yang dialirkan melalui katalisator
Ni atau Pt sehingga gas CO direduksi menjadi formaldehida.
CO + H2 H CHO
- Distlasi kering dari garam format :
2H + COONa H CHO + Na2CO3

2. Keton
Keton bisa berarti gugus fungsi yang dikarakterisasikan oleh sebuah
gugus karbonil (O=C) yang terhubung dengan dua atom karbon ataupun
senyawa kimia yang mengandung gugus karbonil. Keton memiliki rumus
umum:R
1
(CO)R
2
.
a. Tata Nama Keton
a) IUPAC
Pemberian nama keton dilakukan dengan mengganti akhiran a
pada nama alkana dengan on.

Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon
paling panjang yang mengandung gugus karbonil.
Contoh :

Tentukan substituen yang terdapat dalam rantai utama.
Contoh :

Penomoran substituen dimulai dari ujung yang terdapat gugus
karbonil (-CO-) dengan nomor atom C paling rendah.
Contoh :

Jika terdapat 2/lebih substituen berbeda, dalam penulisan harus
disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama nama
substituen.
Contoh :


Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam
penentuan urutan abjad sedangkan awalan yang tidak
dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan neo-)
diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
Contoh :

b. Trivial (Nama Umum)
Tentukan gugus-gugus alkil (substituen) yang mengikat gugus
karbonil (-CO-).
Contoh :
Tambahkan akhiran keton setelah nama-nama subtituen.
Contoh :
Penulisan substituen alkil tidak harus menurut urutan abjad.
b. Sifat-sifat Keton

1) Sifat Fisik Keton
Keton dengan 3-13 atom karbon berupa cairan dengan bau
sedap.
Keton dengan atom karbon lebih dari 13 berupa padatan.
Suku rendah golongan keton dapat larut dalam air.
Suku tinggi golongan keton tidak larut air.
2)Sifat Kimia Keton
Merupakan reduktor yang lebih lemah dari aldehid
Dapat menghasilkan alkohol sekunder
c. Pembuatan Keton
Oksidasi alkohol sekunder
Oksidasi alkohol sekunder dengan katalis natrium bikromat dan
asam sulfat akan menghasilkan keton dan air.
Contoh :
Mengalirkan uap alkohol di atas tembaga panas
Oksidasi uap alkohol sekunder dengan katalis tembaga
panas akan menghasilkan keton dan gas hidrogen.
Contoh :
Memanaskan garam kalsium asam monokarboksilat
Keton dapat diperoleh dari pemanasam garam kalsium asam
monokarboksilat.
Contoh :


d. Reaksi pada Keton
Oksidasi
Oksidasi keton dengan campuran natrium bikarbonat
dan asam sulfat akan menghasilkan asam karboksilat, air, dan
karbondioksida.
Contoh :
Reduksi
Reduksi keton dengan katalis litium alumunium hidrida
akan menghasilkan alkohol sekunder.
Contoh :
Reaksi dengan phosfor pentaklorida
Reaksi antara aseton dengan phosfor pentaklorida akan
menghasilkan alkil dihalida.
Contoh :
Reaksi dengan pereaksi Grignard
Hidrolisis hasil reaksi keton dan pereaksi Grignard
menghasilkan alkohol tersier.
Contoh :
Kondensasi aldol
Dalam suasana basa, keton dapat mengalami kondensasi
dengan katalis seng(II) klorida.
Contoh :
Reaksi dengan halogen
Keton dapat mengalami reaksi substitusi jika bereaksi
dengan halogen. Substitusi terjadi pada H.
Contoh :
Reaksi dengan asam sianida
Keton dapat bereaksi adisi dengan asam sianida membentuk
suatu senyawa sianohidrin.
Contoh :
Reaksi dengan natrium bisulfit
Keton dapat bereaksi adisi dengan natrium bisulfit
menghasilkan suatu keton bisulfit.
Contoh:
Reaksi dengan hidroksilamin
Keton bereaksi dengan hidroksilamin membentuk senyawa
oksim, dan air.
Contoh :
Reaksi dengan fenilhidrazin
Keton bereaksi dengan fenilhidrazin menghasilkan senyawa
fenilhidrazon dan air.
Contoh :

e. Kegunaan Keton
Beberapa contoh kegunaan keton :
a. Aseton digunakan sebagai pelarut organik.
b. Keton siklik digunakan sebagai bahan untuk membuat parfum.
c. Aseton digunakan untuk menghilangkan cat kuku.
d. Isobutil metil keton / hekson digunakan sebagai pelarut
nitroselulosa dan getah.

H. AMINA
Amina adalah senyawa organic yang mengandung atom nitrogen trivalent
yang mengandung atom nitrogen trivalen yang berkaitan dengan satu atau dua atau
tiga atom karbon, dimana amina juga merupakan suatu senyawa yang mengandung
gugusan amino (-NH2, - NHR, atau NH2). Gugusan amino mengandung nitrogen
terikat, kepada satu sampai tiga atom karbon (tetapi bukan gugusan karbonil). Apabila
salah satu karbon yang terikat pada atom nitrogen adalah karbonil, senyawanya adalah
amida, bukan amina.

1. Tata Nama Amina
Amina diberi nama dalam beberapa cara. Biasanya, senyawa tersebut
diberikan awalan "amino-" atau akhiran: ".-Amina" Awalan "N-"
menunjukkan substitusi pada atom nitrogen. Suatu senyawa organik dengan
gugus amino beberapa disebut diamina, triamine, tetraamine dan
sebagainya. Sistematis nama untuk beberapa amina umum:
Amina lebih rendah diberi nama dengan akhiran-amina.

Tata Nama IUPAC (Sistematik)
Nama sistematik untuk amina alifatik primer diberikan dengan cara seperti
nama sistematik alkohol, monohidroksi akhiran a dalam nama alkana
induknya diganti oleh kata amina

Contoh :
1. CH3-CH-CH3,2-propanamina.

NH2
2. CH3-CH2-CH-CH2-CH3,3-pentanamina.

NH3

Untuk amina sekunder dan tersier yang asimetrik (gugus yang terikat pada
atom N tidak sama), lazimnya diberi nama dengan menganggapnya sebagai
amina primer yang tersubtitusi pada atom N. Dalam hal ini berlaku ketentuan
bahwa gugus sustituen yang lebih besar dianggap sebagai amina induk,
sedangkan gugus subtituen yang lebih kecil lokasinya ditunjukkan dengan
cara menggunakan awalan N (yang berarti terikat pada atom N).

Tata Nama Trivial
Nama trivial untuk sebagian besar amina adalah dengan menyebutkan gugus-
gugus alkil/aril yang terikat pada atom N dengan ketentuan bahwa urutan
penulisannya harus memperhatikan urutan abjad huruf terdepan dalam nama
gugus alkil/aril kemudian ditambahkan kata amina di belakang nama gugus-
gugus tersebut.
Contoh :
CH3

CH3NH2 CH C NH2

CH3
Metilamina tersier-butilamina

2. Sifat-sifat Amina

Sifat Kimia
Seperti halnya amonia, semua amina bersifat sebagai basa lemah dan larutan
amina dalam air bersifat basa
Contoh :
H

CH3N: + H O- H CH3- N- H + HO

H, Metilamonium hidroksida.
[CH3NH3][HO]
Kb = = 4,37 10-4
[CH3NH2]

Harga pKb untuk CH3NH2= - log Kb = 3,36
Untuk menelaah kebasaan suatu amina, sering kali digunakan acuan tetapan
ionisasi konjugatnya (Ka). Untuk asam konjugat dari CH3NH2 yaitu
CH3NH3+ harga tetapan ionisasi asamnya adalah :
CH3NH3+ CH3NH2 + H+
[CH3NH2][H+]
Ka = = 4,37x10
[CH3NH3+]

Harga pKa untuk CH3NH3+ = -log Ka = 10,64
Harga pKa dan pKb untuk pasangan asam basa konjugat dinyatakan dengan
persamaan: pKa + pKb =1

Reaksi Amina dengan Asam
Amina yang larut maupun yang tidak larut dalam air dapat bereaksi dengan
asam dan menghasylkan garam yang larut dalam air.
Contoh :
(CH3CH2)2NH + HCl (CH3CH2)2NH2+Cl-
dietilamonium klorida.

Sifat Fisik
Contoh :
HH

ROH:OR R2NH :NR2
kcal/mol 3kcal/mol

Titik didih dari amina yang mengandung suatu ikatan NH adalah
ditengah-tengah antara alkana (tidak ada ikatan hidrogen) dan alcohol
(ikatan alcohol kuat).
CH3CH2CH3 CH3CH2NH2 CH3CH2OH,
propana Etilamina Etanol.

Berat rumus : 44,45,46
Titik didh (C): -42,17,78,5
Titik didih dari amina yang tidak mengandung ikatan NH, jadi tidak
mempunyai ikatan hidrogen, lebih rendah dari amina yang mempunyai
ikatan hidrogen.

3. Pembuatan Amina

Ada dua jalan umum untuk pembentukan amina yaitu subtitusi dan reduksi.

1. Reaksi Subtitusi dari Alkil Halida
Ammonia dan mengandung pasangan elektron sunyi pada atom
nitrogen, oleh sebab itu, senyawa itu dapatbertindak sebagai nukleofil
dalm reaksi subtitusi nukleofilik dari alkil halida. Reaksi dengan
amonia menghasilkan garam dari amin primer. Bila garam amina ini
direaksikan dengan basa akan dibebaskan amina bebas.
Reaksi alkil halida dengan amina dan bukan amonia akan
menghasilkan amin sekunder, tersier, atau garam amonium kuarterner,
tergantung pada amina yang digunakan.

2. Reaksi Reduksi dari Senyawa Nitrogen lain
Reduksi dari amida atau nitril dengan litium aluminium hidrida atau
dengan gas hidrogen (hidrogenasi katalitik) menghasilkan amina.
Dengan amida, amin primer, sekunder, atau tersier bisa didapat,
tergantung kepada jumlah substitusi pada amida nitrogen.
Amida yang disubtitusi
CH3CH2CH2 C N CH3CH2CH2- CH2NH2
Nitril 1amina.

4. Reaksi pada Amina
Reaksi Amina dengan Asam Nitrit
1. Amina alifatik primer dengan HNO2 menghasilkanalkohol disertai
pembebasan gas N2 menurut persamaan reaksi di bawah ini :
CH3-CH-NH2 + HNO2 CH3-CH-OH + N2 + H2O

CH3CH3
Isopropilamina (amina 1) isopropil alkohol (alkohol 2).

2. Amina alifatik/aromatik sekunder dengan HNO2 menghasilkan
senyawa N-nitrosoamina yang mengandung unsur N-N=O
Contoh :
H N=O
N + HNO2 N + H2O
CH3 CH3
N-metilanilina N-metilnitrosoanilina

3. Amina alifatik/aromatik dengan HNO2 memberikan hasil reaksi yang
ditentukkan oleh jenus amina tersier yang digunakan. Pada amina
alifatik/aromatik tersier reaksinya dengan HNO2 mengakibatkan terjadinya
sustitusi cincin aromatik oleh gugus NO seperti contoh dibawah ini :

CH3CH2
N + HNO2 N + H2O
CH3 CH3
N,N-dietilanilina p-nitroso N,N- dimetilanilina.

4. Amina aromatik primer jika direaksikan dengan HNO2 pada suhu 0C
menghasilkan garam diazonium
Contoh: :
NH2+HNO2+HCl N= : Cl + 2H2O
Anilina benzenadiaazonium klorida.
Reaksi Amina dengan Asam
Contoh :
(CH3CH2)2NH + HCl (CH3CH2)2NH+Cl-
Dietilamonium klorida

5. Kegunaan Amina

I. AMIDA
Amida adalah suatu jenis senyawa kimia yang dapat memiliki dua pengertian.
Jenis pertama adalah gugus fungsional organik yang memiliki gugus karbonil (C=O)
yang berikatan dengan suatu atom nitrogen (N), atau suatu senyawa yang
mengandung gugus fungsional ini. Jenis kedua adalah suatu bentuk anion nitrogen.

1. Tata Nama Amida

2. Sifat-sifat

Sifat Fisik Amida
Amida mudah membentuk ikatan hidrogen sehingga titik didihnya
tinggi dibandingkan senyawa lain dengan bobot molekul yang sama, namun
bila terdapat subtituen aktif pada atom nitrogennya maka titik didih dan titik
lelehnya cenderung menurun karena kemampuan untuk membentuk ikatan
hidrogen juga menurun. Mudah larut di dalam air karena dengan adanya
gugus C=O dan N-H memungkinkan terbentuknya ikatan hidrogen.
Kepolaran molekul senyawa turunan asam karboksilat yang disebabkan oleh
adanaya gugus karbonil (-C-), sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat
fisiknya (titik didih,titik lebur dan kelarutan)diketahui bahwa titij didih
halida asam, anhidrida asam karboksilat dan ester hampir sama hampir sama
dengan titk didih aldehid dan keton yang brat molekulnya sebanding. Perlu
diingat bahwa aldehid dan keton adalah senyawa yang juga mengandung
gugus karbonil. Khusus untuk senyawa amida, ternyata harga titik didihnya
cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen antar
molekulnya yang digambarkan sebagai berikut :


R
H CO N H .O N H
C H
R

Sifat Kimia Amida
Amida bereaksi dengan nukleofil, misalnya dapat dihidrolisis dengan
air. Amida dapat direduksi dengan litium anhidrida menghasilkan amina.
Kegunaan Amida Amida yang sangat terkenal adalah ureum (urea), yaitu
suatu diamida dari suatu asam karbonat. Urea merupakan padatan kristal tak
berwarna, dan merupakan hasil akhir metabolisme protein. Orang dewasa
rata-rata menghasilkan 30 g urea dalam air seni-nya sehari-hari. Urea
dihasilkan besar-besaran untuk pupuk.pada tanaman-tanaman pertanian dan
perkebunan. Urea juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat dan
plastik.
Turunan-turunan asamkarboksilat memiliki stabilitas dan reaktifitas
yang berbeda tergantung pada gugus yangmelekat pada gugus karbonil.
Stabilitas dan reaktifitas memiliki hubungan terbalik, yangberarti bahwa
senyawa yang lebih stabil umumnya kurang reaktif dan sebaliknya. Karena asilhalida
adalah kelompok paling tidak stabil, masuk akal bahwa senyawa ini dapat
secara kimiadiubah ke jenis lain. Karena amida adalah jenis yang paling
stabil, secara logis harusmengikuti bahwa amida tidak dapat dengan mudah
berubah menjadi jenis molekul lain.Stabilitas semua jenis asam karboksilat
derivatif umumnya ditentukan oleh kemampuankelompok fungsional untuk
menyumbangkan elektron ke seluruh molekul. Pada dasarnya,semakin
elektronegatif atom atau kelompok yang melekat pada gugus karbonil maka
molekulakan kurang stabil. Hal ini mudah menjelaskan fakta bahwa asil halida
yang paling reaktif karena halida biasanya cukup elektronegatif.


3. Pembuatan Amida
Amida umumnya disintesis di laboratorium melalui beberapa cara :
Reaksi anhidrida dengan ammonia
Reaksi ester dengan ammonia
Reaksi klorida asam dengan ammonia
Pemanasan garam ammonium karboksilat.

4. Reaksi pada Amida
Hidrolisis suatu amida dapat berlangsung dalam suasana asam atau
basa. Dalam lingkungan asam, terjadi reaksi antara air dengan amida yang
telah terprotonasi dan menghasilkan asam karboksilat NH
3
. Dalam
lingkungan basa, terjadi serangan OH
-
pada amida dan menghasilkan anion
asam karboksilat +NH
3



5. Kegunaan Amida
Senyawa amida memiliki kegunaan yang luas dalam kehidupan antara
lain dapat berguna dalam pembuatan obat-obatan seperti sulfoamida yang
digunakan untuk melawan infeksi dalam tubuh manusia, sebagai zat antara
dalam pembuatan amina, sebagai bahan awal dalam pembuatan suatu
polimer seperti palmitamida yang digunakan sebagai bahan penyerasi pada
penguatan karet alam dengan silika.
Ada juga Formamida yang digunakan sebagai pelarut dan juga untuk bahan
pelunak. Dan Asetamida banyak sekali diperlukan dalam sintesis senyawa
organik, baik sebagai pereaksi maupun pelarut dan juga untuk bahan
pembasah.


J. HIDROCARBON AROMATIK
1. Tata Nama Hidrocarbon Aromatik

2. Sifat-sifat Hidrocarbon Aromatik
3. Pembuatan Hidrocarbon Aromatik
4. Reaksi pada Hidrocarbon Aromatik
5. Kegunaan Hidrocarbon Aromatik


K. PROTEIN

Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang
paling utama") adalah senyawa organic kompleks berbobot molekul tinggi
yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur
serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel
makhluk hidup dan virus.
Protein adalah salah satu makrobiomolekular yang berfungsi sebagai
pembentuk strukur sel dari pada makhluk hidup termasuk manusia. Protein
adalah polimer dari asamasam amino yang tersambung melalui ikatan
peptida, oleh karenanya dapat juga disebut sebagai polipeptida. Hal ini yang
menarik bahwa protein pada semua bentuk kehidupan (organisme)
mengandung hanya 20 jenis asam amino, namun interkoneksinya
menghasilkan ragam makhluk hidup yang tak terhingga banyaknya.

1. Tata Nama Protein

2. Sifat-sifat Protein
3. Pembuatan Protein
4. Reaksi pada Protein
5. Kegunaan Protein
Sumber energy
Pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan
Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibody
Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel


L. LIPID (LEMAK)

Lemak dan minyak adalah ester dari gliserol dengan asam karboksilat suhu tinggi
(asam lemak). Gliserida padat (lemak) terutama berasal dari sumber hewani adalah es
ter dari gliserol dengan asam karboksilat jenuh (mempunyai ikatan tunggal). Gliserida
cair (minyak) berasal dari sumber nabati seperti minyak kelapa, minyak jagung, dan
minyak wijen, adalah ester dari gliserol dengan asam karboksilat tak jenuh (mempuny
ai ikatan rangkap).
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipi
d, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam pelarut organik non-
polar, misalnya dietil eter (C
2
H
5
OC
2
H
5
), Kloroform(CHCl
3
), benzena dan hidrokarbo
n lainnya.

1. Tata Nama Lipid (Lemak)
Lemak adalah ester dari gliserol dengan asam
asam karboksilat suku tinggi. Asam penyusun lemak disebut asam lemak. A
sam lemak yang terdapat di alam adalah asam palmitat (C
15
H
31
COOH), asa
m stearat (C
17
H
35
COOH), asam oleat (C
17
H
33
COOH), dan asam linoleat (C
1
7
H
29
COOH). Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam
lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida.

Pada rumus struktur lemak di atas, R
1
COOH, R
2
COOH, dan R
3
- COOH
adalah molekul asam yang terikat pada gliserol.
Nama lazim dari lemak adalah trigliserida. Penamaan lemak dimulai denga
n kata glise-ril yang diikuti oleh nama asam lemak. Contoh :


2. Sifat-sifat Lipid (Lemak)
Sifat Fisis Lemak
Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat,
sedangkan lemak dari tumbuhan berupa zat cair.
Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak
jenuh, sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah
mengandung asam lemak tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester
gliserol dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71
C, sedangkan triolein (ester gliserol dengan tiga molekul asam
oleat) mempunyai titik lebur 17 C.
Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air,
sedangkan lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang
tidak larut dalam air.
Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas
merupakan pelarut lemak yang baik.
Sifat Kimia Lemak
Reaksi Penyabunan atau Saponifikasi (Latin, sapo = sabun)
Pada pembahasan terdahulu telah diketahui bahwa lemak dapat
mengalami hidrolisis. Hidrolisis yang paling umum adalah dengan
alkali atau enzim lipase. Hidrolisis dengan alkali disebut
penyabunan karena salah satu hasilnya adalah garam asam lemak
yang disebut sabun
Reaksi umum:

Reaksi hidrolisis berguna untuk menentukan bilangan penyabunan.
Bilangan penyabunan adalah bilangan yang menyatakan jumlah miligram
KOH yang dibutuhkan untuk menyabun satu gram lemak atau minyak.
Besar kecilnya bilangan penyabunan tergantung pada panjang pendeknya
rantai karbon asam lemak atau dapat juga dikatakan bahwa besarnya
bilangan penyabunan tergantung pada massa molekul lemak tersebut.
Contoh soal:

Halogenasi
Asam lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat sebagai ester
dalam lemak atau minyak mengadisi halogen (I2 tau Br2) pada ikatan
rangkapnya

Karena derajat absorpsi lemak atau minyak sebanding dengan banyaknya
ikatan rangkap pada asam lemaknya, maka jumlah halogen yang dapat
bereaksi dengan lemak dipergunakan untuk menentukan derajat
ketidakjenuhan. Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak
yang terkandung dalam lemak, diukur dengan bilangan yodium. Bilangan
yodiumadalah bilangan yang menyatakan banyaknya gram yodium yang
dapat bereaksi dengan 100 gram lemak. Yodium dapat bereaksi dengan
ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul yodium mengadakan
reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karena itu makin banyak ikatan
rangkap, maka makin besar pula bilangan yodium.
Contoh soal:

Hidrogenasi
Sejumlah besar industri telah dikembangkan untuk merubah minyak
tumbuhan menjadi lemak padat dengan cara hidrogenasi katalitik (suatu
reaksi reduksi). Proses konversi minyak menjadi lemak dengan jalan
hidrogenasi kadang-kadang lebih dikenal dengan proses pengerasan. Salah
satu cara adalah dengan mengalirkan gas hidrogen dengan tekanan ke
dalam tangki minyak panas (200 C) yang mengandung katalis nikel yang
terdispersi.
Kesimpulan:
Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, se
dangkan lemak dari tumbuhan berupa zat cair.
Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak
jenuh, sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah menga
ndung asam lemak tak jenuh. Contoh : tristearin (ester gliserol deng
an tiga molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71
o
C, sedangk
an trioelin (ester gliserol dengan tiga molekul asam oleat) mempun
yai titik lebur -17
o
C.
Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air
, sedangkan lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang ti
dak larut dalam air.
Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas m
erupakan pelarut lemak yang baik.

3. Pembuatan Lipid (Lemak)
4. Reaksi pada Lipid (Lemak)
5. Kegunaan Lipid (Lemak)
Lemak atau minyak dapat dimanfaatkan untuk beberapa tujuan, dia
ntaran sebagai beri-kut, :
1. Sumber energi bagi tubuh
Lemak dalam tubuh berfungsi sebagai cadangan makanan atau
sumber energi. Lemak adalah bahan makanan yang kaya energi. Pemb-
akaran 1 gram lemak menghasilkan se-kitar 9 kilokalori.
2. Bahan pembuatan mentega atau margarine
Lemak atau minyak dapat diubah menjadi mentega atau margar
-in dengan cara hidrogenasi.
3. Bahan pembuatan sabun
Sabun dapat dibuat dari reaksi antara lemak atau minyak denga
n KOH atau NaOH. Sabun yang mengandung logam Na disebut sabun
keras (bereaksi dengan keras terhadap kulit) dan sering disebut sabun c
uci. Sedangkan sabun yang mengandung logam K disebut sabun lunak
dan di kehidupan sehari-hari dikenal dengan sebutan sabun mandi.

Anda mungkin juga menyukai