Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, hampir semua yang kita gunakan atau
kenakan dalam menjalankan aktifitas adalah hasil olahan dari senyawa
hidrokarbon. Seperti pakaian, alatmasak, alat tulis, tempat pensil,
dan sebagainya. Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa
yang terdiri dari senyawakarbon yang hanya tersusun dari atom
hidrogen(H) dan atom karbon(O). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai
karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut.

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling


sederhana. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui senyawa
hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas alam, plastik, dan lain-lain.
Sampai saat ini terdapat lebih kurang dua juta senyawa hidrokarbon. Sifat
senyawa-senyawa hidrokarbon ditentukan oleh struktur dan jenis ikatan
kovalen antar atom karbon. Oleh karena itu, untuk memudahkan mempelajari
senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para ahli melakukan pergolongan
hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan jenisikatan kovalen antar
atom karbon dalam molekulnya.

Sejalan dengan kemajuan industri dan teknologi, kebutuhan manusia


akan sarana yang memadai makin bertambah. Salah satu sarana itu ialah
bahan kimia, baik berupa unsur, senyawa ataupun campuran. Kita telah
mengetahui bahwa terdapat 92 jenis unsur di alam. Kebayakan dari unsur
tersebut terdapat sebagai persenyawaan. Hanya unsur-unsur yang kurang
reaktif saja yang belum ditemukan dalam keadaan bebas. Tetapi berkat

1
kemajuan IPTEK kita telah dapat membebaskan unsur-unsur dari
persenyawaan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep dari senyawa hidrokarbon?
2. Apa sajakah contoh penerapan dari senyawa hidrokarbon dan dalam
bidang teknik sipil?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat memahami konsep dari senyawa hidrokarbon.
2. Dapat mengetahui contoh penerapan dari senyawa hidrokarbon dalam
bidang teknik sipil.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keunikan Atom Karbon


1. Atom Karbon Memiliki 4 Elektron Valensi
Berdasarkan konfigurasi keenam elektron yang dimiliki atom
karbon didapatkan bahwa elektron valensi yang dimilikinya adalah 4.
Untuk mencapai kestabilan, atom ini masih membutuhkan 4 elektron lagi
dengan cara berikatan kovalen. Tidak ada unsur dari golongan lain yang
dapat membentuk ikatan kovalen sebanyak 4 buah dengan aturan oktet.
2. Atom Unsur Karbon Relatif Kecil

Ditinjau dari konfigurasi elektronnya, dapat diketahui bahwa atom


karbon terletak pada periode 2, yang berarti atom ini mempunyai 2 kulit
atom, sehingga jari-jari atomnya relatif kecil. Hal ini menyebabkan
ikatan kovalen yang dibentuk relatif kuat dan dapat membentuk ikatan
kovalen rangkap.

3. Atom Karbon Dapat Membentuk Rantai Karbon

Keadaan atom karbon yang demikian menyebabkan atom karbon


dapat membentuk rantai karbon yang sangat panjang dengan ikatan
kovalen, baik ikatan kovalen tunggal, rangkap 2, maupun rangkap 3.
Selain itu dapat pula membentuk rantai lingkar (siklik).

B. Definisi Senyawa Hidrokarbon

Di alam senyawa karbon sangat banyak jumlahnya. Senyawa karbon yang


paling sederhana adalah senyawa hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon adalah
senyawa karbon yang tersusun atas unsur karbon dan hidrogen. Senyawa
hidrokarbon dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:

3
1. Hidrokarbon alifatik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai terbuka.
Senyawa hidrokarbon alifatik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Hidrokarbon jenuh, yaitu hidrokarbon alifatik yang mengandung ikatan
tunggal, contohnya alkana.
b. Hidrokarbon tak jenuh, yaitu hidrokarbon alifatik yang mengandung
ikatan rangkap, baik rangkap dua (alkena) maupun rangkap tiga (alkuna).
2. Hidrokarbon siklik, yaitu senyawa hidrokarbon dengan rantai tertutup
(struktur cincin/melingkar). Senyawa hidrokarbon siklik dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu:
a. Hidrokarbon alisiklik, yaitu hidrokarbon yang struktur cincinnya semua
berikatan tunggal (jenuh).
b. Hidrokarbon aromatik, yaitu hidrokarbon yang mengandung cincin
benzena.

Macam-macam atom karbon, yaitu atom karbon primer, sekunder, tersier,


dan kuarterner. Keistimewaan atom karbon yang dapat membentuk ikatan
kovalen sebanyak 4 buah dan kemampuannya dalam membentuk rantai karbon,
menyebabkan atom karbon mempunyai kedudukan yang berbeda-beda.
Kedudukan tersebut adalah: 1. Atom karbon primer, yaitu atom karbon yang
terikat langsung pada 1 atom karbon yang lain. 2. Atom karbon sekunder, yaitu
atom karbon yang terikat langsung pada 2 atom karbon yang lain.

4
Dari contoh di atas, bisa dilihat jumlah atom karbon pada masing-masing
posisi, yaitu:

primer : 5 (yang bertanda 1°)

sekunder : 3 (yang bertanda 2°)

tersier : 1 (yang bertanda 3°)

kuarterner : 1 (yang bertanda 4°)

C. Alkana
1. Rumus Umum

Alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh, yaitu


hidrokarbon dengan rantai terbuka dan semua ikatan karbonnya
merupakan ikatan tunggal. Kelompok senyawa ini cukup stabil sehingga
disebut juga paraffin. Parafin artinya mempunyai daya gabung yang kecil
atau sukar bereaksi dengan zat lain. Alkana alifatik (rantai lurus)
dinamakan alkana normal. Gugus (-CH2-) yang berperan memerpanjang
rantai disebut gugus metilen dan deret senyawa ini dikenal sebagai deret
homolog.

Senyawa alkana mempunyai rumus:

CnH2n+2

Jumlah Rumus Jumlah


Nama Rumus Struktur
Karbon Molekul Isomer
Metana 1 CH4 CH4 1

5
Etana 2 C2H6 CH3CH3 1
Propan 3 C3H8 CH3CH2CH3 1
Butana 4 C4H10 CH3(CH2)2CH3 2
Pentana 5 C5H12 CH3(CH2)3CH3 3
Heksana 6 C6H14 CH3(CH2)4CH3 5
Heptana 7 C7H16 CH3(CH2)5CH3 9
Oktana 8 C8H18 CH3(CH2)6CH3 18
Nonana 9 C9H20 CH3(CH2)7CH3 35
Dekana 10 C10H22 CH3(CH2)8CH3 75
2. Gugus Alkil
Gugus alkil adalah alkana yang telah kehilangan satu atom H. Gugus
alkil ini dapat dituliskan dengan menggunakan rumus:

CnH2n+1

Dengan menggantikan satu atom H, maka namanya juga akan


berubah dari metana menjadi metil. Berikut ini beberapa gugus alkil yang
biasa digunakan.

Rumus Nama Alkil


CH3— Metil
C 2 H5 — Etil
C 3 H7 — Propil
C 4 H9 — Butil

3. Tata Nama Senyawa Alkana


Berdasarkan itu alkana dapat diberi nama sesuai urutan berikut :
a. Akhiran –ana digunakan untuk semua hidrokarbon jenuh
b. Alkana rantai lurus didasarkan pada jumlah karbon

6
c. Nama alkana bercabang terdiri dari dua bagian, yaitu:
 Bagian pertama, di bagian depan, yaitu nama cabang (cabang-
cabang).
 Bagian kedua, di bagian belakang, yaitu nama rantai induk.

d. Alkana rantai cabang, penamaan didasarkan pada rantai karbon


terpanjang

CH3 CH3
| |
CH3-CH2-CH2-CH-CH3

Contoh tersebut menunjukkan rantai utamanya adalah lima


karbon sehingga disebut pentana bersubstitusi, dua karbon yang lain
disebut subtituen.

e. Subtituen jenuh yang terdiri dari karbon dan hidrogen saja disebut
gugus alkil, yang penamaannya sesuai nama alkana dengan atom
karbon yang sama, hanya dengan mengganti akhiran –ana menjadi
–il. Alkil dicirikan sebagai alkana yang hidrogennya berkurang
satu.

Contoh: metana CH4 menurunkan metil (CH3-), etana CH3CH3


menurnkan etil (CH3-CH2-), propane menurunkan propil, dan
seterusnya.

7
f. Lokasi gugus ditunjukkan dengan nama dan nomor. Penomoran
rantai utama dilakukan sedemikian rupa sehingga subtituen pertama
terletak pada nomor karbon yang paling rendah. Bila ada dua gugus
subtituen identik, maka digunakan awalan di-, jika tiga digunakan
tri- demikian juga seterusnya.
g. Nama dituliskan dalam satu baris, nomor-nomor dipisahkan satu
dengan lainnya oleh tanda koma, sedangkan nomor dan nama
dipisahkan oleh tanda garis datar. Jika terdaoat dua atau lebih
subtituen, maka subtituen tersebut disusun berdasarkan alfabetik.
Contoh, nama IUPAC senyawa berikut :

CH3
|

CH3-C-CH2-CH-CH2-CH3
| |

CH3 CH2-CH2-CH3

4-etil-2,2-dimetil heptana

3. Isomer Senyawa Alkana

Senyawa alkana yang mempunyai empat atau lebih atom karbon


dapat dituliskan dalam beberapa rumus struktur. Keadaan ini dikenal
dengan istilah Isomer. Butana dengan rumus molekul C4H10 diperoleh
dalam dua macam hidrokarbon yang berbeda. Kedua macam isomer
butana mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika yang agak berbeda. n-
butana mendidih pada -0,50C, dan isobutana mendidih pada -120C.

8
CH3-CH-CH3
CH3-CH2-CH2-CH3 Ι
n-butana CH3
2-metil propana

4. Sifat Fisik Alkana


Alkana merupakan senyawa non-polar, oleh karena itu tidak dapat
bercampur dengan air. Berat jenis alkana umumnya lebih rendah daripada
air sehingga bila dicampur dengan air akan membentuk larutan berlapis
dan alkana selalu terapung dibagian atas dan air bahagian bawah. Pada
suhu dan tekanan biasa, empat alkana yang pertama (CH4 sampai C4H10)
berwujud gas. Pentana (C5H12) sampai heptadekana (C17H36) berwujud
cair, sedangkan oktadekana (C18H38) dan seterusnya berwujud padat.
Titik didih alkana sesuai dengan pertambahan panjang rantai karbonnya.
Hal ini menjadi dasar pemisahan fraksi minyak bumi melalui teknik
penyulingan.

Tabel Rentang titik didih beberapa fraksi penting Minyak Bumi

Nama Rantai Karbon Rentang Titik Didih

Eter Petrolium C₅ - C₇ 30 – 60

Bensin C₉ - C₁₀ 40 – 200

Minyak Tanah C₈ - C₁₄ 175 – 325

Minyak Gas C₁₂ - C₁₈ >275

9
Minyak Pelumas >C₁₈ >275

5. Sifat Kimia Alkana

Alkana adalah hidrokarbon jenuh yang stabil, kurang reaktif. Tidak


bereaksi dengan kebanyakan asam, basa, oksidator, dan reduktor. Karena
itu alkana banyak digunakan sebagai pelarut senyawa-senyawa non polar.
Namun demikian pada kondisi khusus alkana dapat mengalami reaksi.
Reaksi subtitusi dan oksidasi merupakan jenis reaksi yang umum terjadi
pada alkana.

 Jika direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2),
maka atom-atom H pada alkana mudah mengalami substitusi
(penukaran) oleh atom-atom halogen.
CH4 + Cl2 → CH3Cl + HCl metilklorida
(klorometana)
 Alkana dapat mengalami oksidasi dengan gas oksigen, dan reaksi
pembakaran ini selalu menghasilkan energi. Itulah sebabnya alkana
digunakan sebagai bahan bakar.
Reaksi pembakaran sempurna:
CH + 2 O2 → CO2 + 2 H2O + energi
Reaksi pembakaran tidak sempurna:
CH4+ 3 2O2 → CO + 2 H2O + energi

10
6. Pembuatan (sintesis) Alkana

Cara Umum

Alkana dapat diperoleh dari reduksi alkil halide dengan logam, misalnya
logam Zn (campuran Zn + Cu) atau logam Na dan alkohol

C₂H₅Cl C₂H₆ + HCl

Alkana dapat diperoleh dari alkil halide melalui terbentuknya senyawa


grigmart kemudian dihidrolisis

C₂H₅Br + Mg C₂H₅ - Mg – Br

C2H3 ─ MgBr + H2o C2H6 + Mg (OH) Br

Alkana dapat diperoleh dari alkil halida oleh logam Na (reaksi wurtz),
dimana alkana yang dihasilkan mempunyai atom karbon dua kali lebih
banyak dari atom karbon alkil halida yang di gunakan.

2C2H3Cl + 2Na C2H3 ─ C2H3 + 2NaCl

D. Alkena
1. Rumus Umum

Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh yang memiliki satu


ikatan rangkap (C = C). Senyawa yang mempunyai dua ikatan rangkap
disebut alkadiena, yang mempunyai tiga ikatan rangkap disebut alkatriena,
dan seterusnya.

Senyawa alkena mempunyai rumus:

CnH2n

11
2. Tata Nama Senyawa Alkena

Penamaan alkena menyerupai cara-cara penamaan alkana, kecuali


tambahan untuk menyatakan letak dari ikatan ganda dua, sebagai berikut.

a. Ikatan ganda dua diberi akhiran ena untuk satu ikatan ganda, triena,
tetraena, untuk dua dan tiga ikatan ganda dua, begitu juga selanjutnya.
b. Penomoran sedemikian rupa sehingga ikatan ganda terletak pada
karbon dengan bilangan terendah.
c. Nomor yang menunjukkan ikatan ganda dituliskan didepan nama
senyawa

CH3-CH2-CH2=CH2-CH3 CH3-CH=CH2-CH3

CH3

2-pentena 2-metil-2-butena

3. Isomer Senyawa Alkena

Selain menghasilkan isomer struktur, alkena dapat pula


menimbulkan isomer geometrik, notasi cis dan trans. Hal ini disebabkan
oleh karena ikatan ganda tidak dapat berputar secara bebas. Contoh di
bawah ini menjelaskan adanya dua jenis tunggal alkena isomer struktur
dan isomer geometrik untuk senyawa C4H8.

12
Pada contoh kasus di atas terlihat ada tiga isomer struktur yaitu 2-
butena, 1-metil propena. Selain itu terdapat pula dua isomer geometrik
yaitu cis-2-butena dan tras-2-butena.

4. Sifat Fisik Alkena

Titik leleh dan titik didih alkena hampir sama dengan alkana yang
sesuai. Pada suhu kamar, suku-suku rendah berwujud gas, suhu suhu
sedang berwujud cair, dan suku-suku tinggi berwujud padat.

5. Sifat Kimia Alkena

Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya ikatan


rangkap. Reaksi alkena terutama terjadi pada ikatan rangkap tersebut

Kalau alkana mengalami reaksi substitusi maka alkena mengalami


reaksi adisi yang merupakan reaksi spesifik untuk hidrokarbon tak jenuh,
termasuk alkena dalam reaksi adisi ini, terjadinya pemutusan ikatan

13
rangkap karbon-karbon disebabkan oleh persentase ikatan π yang terpaut
dalam ikatan ganda tersebut. Sedangkan ikatan C tetap. Hal ini
dikarenakan kekuatan ikatan π relative lebih lemah dibanding dengan
kekuatan C.

Beberapa contoh reaksi adisi etena sebagai model, dapat dilihat sebagai
berikut.

a. Hidrogenasi

CH2 = CH2 + H2 Pt CH3 ─ CH3

etana etana

b. Halogenasi
Adisi ini dapat berupa brominasi, klorinasi, iodisasi jika
melibatkan brom, klor dan iod.
CH2 = CH2 + Br Ni CH2Br ─ CH2Br
etana 1,2-dibromo etana
c. Hidrasi
Adisi ini memerlukan asam sebagai katalisator. Metode ini
digunakan dalam sintesis alkcohol, termasuk untuk keperluan
komersial.
CH2 = CH2 + H2o H+ CH3 CH2OH
etana etanol
d. Hidroborasi
Reaksi reduksi ini banyak dimanfaatkan dalam sintesis, dengan
menggunakan senyawa BH3. Boron akan terikat pada karbon ikatan
rangkap yang mengandung subtitusi paling sedikit.

R – CH = CH2 + H- BH2 R – CH2 - CH2 -BH2

e. Oksidasi

14
KMnO4 adalah oksidator yang umum digunakan, berfungsi
menyerap elektron 𝝅 pada ikatan ganda dua, reaksi ini dicirikan
dengan perubahan warna permanganat dari warna ungu menjadi
coklat, terbentuk MnO2 .

CH3-CH=CH-CH3 + KMnO4 CH3-CH –CH - CH3

OH OH

2-butena 2,3 butadiol

6. Pembuatan Alkena (Sintesis)


a. Dehidrasi Alkohol Dengan Katalis Asam Sulfat

H2SO4
CH3 CH2 = CH2 OH CH3 CH = CH2 +H2O
propanol propena
b. Dehalogenasi Alkil halida dengan basa kuat

KOH

CH3 – CH2 – CH2Cl CH3 – CH = CH2 + KCl + H2O


alkohol
Kloropropana Propena

c. Dehalogenasi terhadap dihalida yang terikat pada atom karbon yang


bersebelahan
CH3 – CHBr – CH2Br + Zn CH3 – CH=CH2 + ZnBr2

15
E. Alkuna
1. Rumus Umum

Alkuna adalah senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh yang


mengandung ikatan rangkap tiga. Karena geometrinya linier maka
senyawa alkuna tidak melahirkan isomer geometri cis-trans.

Senyawa alkuna mempunyai rumus:

CnH2n-2

2. Tata Nama Senyawa Alkuna

Penamaan alkuna menyerupai cara-cara penamaan alkana, kecuali


tambahan untuk menyatakan letak dari ikatan rangkap tiga, sebagai berikut.

a. Ikatan rangkap tiga diberi akhiran una.


b. Penomoran sedemikian rupa sehingga ikatan rangkap tiga terletak pada
karbon dengan bilangan terendah.
c. Nomor yang menunjukkan ikatan rangkap tiga dituliskan didepan
nama senyawa.

CH3 C C CH CH3

C2H5

4–metil–2–heksuna

CH3 CH C CH

CH3

3–metil–1–butuna

16
3. Isomer Senyawa Alkuna
Alkuna hanya mempunyai keisomeran struktur, tidak mempunyai
keisomeran geometri. Contohnya C5H8 mempunyai tiga isomer, yaitu:

CH C CH3 CH2 CH2

1-pentuna

CH C CH CH3

CH3

3–metil–butuna

CH3 C C CH2 CH3

2–pentuna

4. Reaksi Alkuna

Reaksi- reaksi pada alkuna mirip dengan alkena, hanya berbeda


pada kebutuhan jumlah pereaksi untuk penjenuhan ikatan rangkap. Alkuna
membutuhkan jumlah pereaksi dua kali kebutuhan pereaksi pada alkena
untuk jumlah ikatan rangkap yang sama.

Contoh:

Reaksi penjenuhan etena oleh gas hidrogen

CH2 = CH2 + H2 → CH3 – CH3

etena etana

Bandingkan dengan reaksi penjenuhan etuna dengan gas hidrogen

17
CH ≡ CH + H2 → CH2 = CH2

CH2 = CH2 +H2 → CH3 – CH3

CH ≡ CH + 2H2 → CH3 – CH3

etuna etana

5. Sintesis Alkuna
 Asetilen dapat dihasilkan dari kalsium dengan air

C + CaO CaC2 + CO
+ H2O

CaCoHI2 + C2H2

 Alkilhida dengan KOH dalam alkohol

CH3–CH2-CH2Br + 2KOH CH3-C CH + 2KBr + 2H2O

 Alkiltetrahalida dengan KOH dalam alkohol

CH3-CBr2-CHBr2 + 2Zn CH3-C CH + 2ZnBr2

 Dari Iodoform dengan perak

CHCl3CHCl3 + 6 Ag HC CH + 6 AgCl

F. Hidrokarbon Siklik

Senyawa hidrokarbon siklik banyak dijumpai sebagai komponen kimia


bahan alam, seperti senyawa terpen siklik, steroid dan lain-lain. Ujung-ujung
rantai suatu hidrokarbon rantai lurus dapat tergabungkan membentuk suatu

18
rantai karbon yang tertutup atau cincin. Jika atom-atom pembentuk cincin
semua terdiri dari karbon maka dikenal sebagai alisklik, namun jika terdapat
satu atau lebih atom lain (selain karbon) seagai penyusun rantai utama dari
cincin tersebut maka disebut dengan heterosiklik. Selanjutnya apabila rantai
karbon siklik yang bersangkutan berupa hidrokarbon jenuh maka disebut
sikloalkana, dan jika terdapat ikatan rangkap maka disebut dengan
sikloalkana.

1. Tata cara penulisan dan penamaan hidrokarbon siklik


Di bawah ini disajikan beberapa senyawa siklik yang sederhana
dan tata cara penamaannya. Penulisan senyawa hidrokarbon siklik yang
lazim, adalah dengan menggambarkan satu sistem siklik tanpa
menuliskan atom karbon hidrogennya, kecuali terdapat hetero atom

H2C CH2 H2C CH2

H2C CH2

H2C CH2 CH2

standar lazim standar

Penamaan hidrokarbon siklik didasarkan pada jumlah atom karbon


sebagaimana hidrokarbon rantai lurus dan ditambah awalan kata siklo.
Penomoran diperlukan jika terdapat lebih dari satu subtituen terikat pada
cincin.

19
CH3 CH3

CH3 CH3 CH3

CH3 Br

CH3

1,1-dimetil 1,2-dimetil 1,2,4-trimetil 3-bromo-1-metil


sikloheksana sikloheksana sikloheksana sikloheksana

Penomoran ini didasarkan pada subtituen, sedemikian rupa


sehingga subtituen berada pada nomor-nomor terendah, demikian juga
ikatan rangkap selalu menjadi patokan awal penomoran. Subtituen
disebutkan lebih awal mendahului nama induk, dan jika terdapat dua atau
lebih subtituen yang berbeda maka masing-masing subtituen disebutkan
berturut-turut berdasarkan abjad dilihat dari huruf-huruf awal subtituen
tersebut.

G. Hidrokarbon Aromatik

Senyawa aromatik merupakan kelompok tersendiri dalam kimia


organik, memiliki sifat yang berbeda dengan kelompok alifatik, sangat stabil.

Beberapa senyawa aromatik sederhana dapat ditulis sebagai berikut.

Benzena Naftalena Fenantrena Antrasena

20
1. Tata Nama Senyawa Aromatik
Selain nama sistematika, banyak digunakan nama umum dalam penamaan
benzena.
CH3 CH=CH2 OH

Toluena Stirena
Fenol

Penamaan yang didasarkan pada benzena, benzena mengandung


subtitusi dianggap turunan benzena, seperti:

Br NO2 COOH SO3H

Bromobenzena Nitrobenzena Asam benzoat Asam

Istilah orto (o) dan meta (m) digunakan untuk benzena yang
mengandung subsitusi lebih dari satu. Istilah orto digunakan untuk dua
subtituen yang berdampingan, meta jika subtituen tersebut berselang
satu atom karbon dan para jika berselang dua atom karbon.

21
H. Penerapan Senyawa Hidrokarbon di dalam Bidang Teknik SIpil

Teknik sipil sebagai jurusan keteknikan yang berfokus pada pembangunan


infrastruktur, hidraulika, transportasi, manajemen proyek, dan geoteknik
cenderung memiliki keterkaitan yang cukup erat dengan ilmu kimia. Untuk
penerapan senyawa hidrokarbon sendiri, penerapan yang paling signifikan adalah
pada bidang teknik sipil konsentrasi transportasi, dalam hal ini adalah aspal.

Aspal ( C28H58 ) dikenal sebagai suatu bahan/material yang bersifat viskos


atau padat, berwarna hitam agak cokelat, yang mempunyai daya lekat,
mengandung bagian-bagian utama yaitu hidrokabon yang dihasilkan dari
minyak bumi atau kejadian alami (aspal alam) dan terlarut dalam karbon
disulfida. Sebagian besar aspal bahan jalan yang digunakan di Negara Ingrris
dihasilkan dari minyak bumi dengan mealui proses destilasi pada kilang minyak.
Hal ini sering disebut dengan residual bitumen atau Straight Run Bitumen.

Beberapa sifat aspal sebagai berikut:

a. Hidrokarbon adalah bahan dasar utama dari aspal yang umumnya


disebut bitumen sehingga aspal juga sering disebut bitumen
b. Aspal merupakan salah satu material konstruksi perkerasan lentur.
Aspal merupakan komponen kecil. Umumnya 4-10% dari berat
campuran, tetapi merupakan komponen yang relative mahal.
c. Aspal umumnya berasal dari salah satu hasil destilasi minyak bumi
(Aspal minyak) dan bahan alami (Aspal alam).
d. Aspal minyak (Aspal Cemen) bersifat mengikat agregat pada
campuran aspal beton dan memberikan lapisan kedap air. Serta tahan
terhadap pengaruh asam, basa, dan garam.
Contoh lainnya sebagai berikut :
1. Cat vinil (C4H6O2)n sebagai cat tembok berbahan dasar metana

22
2. Cat damar alkid (C11H10O5) sebagai cat kayu dan besi berbahan dasar
propena.
3. Genteng Plastik yang berbahan dasar alkena dari rantai karbon C3.

23
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hidrokarbon adalah senyawa karbon yang paling sederhana karena hanya
tersusun atas unsur karbon dan hidrogen. Senyawa hidrokarbon dibagi
menjadi dua kelompok besar, yaitu Hidrokarbon alifatik dan Hidrokarbon
siklik. Hidrokarbon alifatik sendiri terbagi lagi menjadi hidrokarbon jenuh dan
tak jenuh, sedangkan Hidrorkarbon siklik terbagi menjadi hidrokarbon
alisiklik dan aromatik. Penerapan hidrokarbon di bidang teknik sipil, yaitu
aspal, cat vinil, cat damar alkid, dan genteng plastik.

B. SARAN
Penulis berharap seyogyanya makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada para pembaca sehingga pembaca dapat mengetahui konsep
hidrokarbon secara menyeluruh dan mampu memanfaatkan senyawa
hidrokarbon sesuai porsinya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Aslani. 2016. Pengaruh Perendaman Air Laut terhadap Kuat Tarik Aspal Berongga
yang Menggunakan Aspal Buton Butir. Makassar: Universitas Hasanuddin

Brady, James E. 1990. General Chemistry, Principles & Structure, fifth edition. New
York: John Wiley & Son

Parning. 2010. Easy Learning Kimia SMA 1/2/3. Jakarta: Media Pusindo

UPT MKU. 2012. Kimia Dasar. Makassar: Universitas Hasanuddin

25

Anda mungkin juga menyukai