Anda di halaman 1dari 23

SURVEI BATHIMETRI

DAN OCEANOGRAFI
PT. SILAR RANCANG
SURVEI BATHIMETRI BANGUN
DAN OCEANOGRAFI
SURVEIING,PLANNING, MANAGEMENT AND ENVIRONMENT CONSULTANT
Jl. PerintisKemerdekaan, Ruko Golden City No. 8 Tamalanrea, Makassar
Telp :0411 – 586738, Fax :0411 – 586738, Email : silarrancangbangun@gmail.com

1. Survei Bathimetri

1.1. Maksud dan Tujuan

Survei bathimetri atau sering juga disebut Sounding/Pemeruman dilakukan untuk


mengukur dan mengamati kedalaman air dengan menggunakan alat ukur kedalaman,
sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai formasi dasar laut, posisi-posisi batu besar
ataupun posisi benda – benda yang dapat berpengaruh terhadap deformasi gelombang
dan arus serta rencana alur pelayaran yang dapat mengancam keselamatan pelayaran.

1.2. Peralatan Survei

Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

 1 unit Echo Sounder

 2 unit Handy Talky

 1 unit Kapal Motor Tempel/Jukung (sewa di lapangan)

 3 helai Jaket Pelampung

 1 set Wild T-2 Theodolite dengan rambu ukur digunakan untuk memantau
pergerakan kapal motor tempel

 1 unit Peilschaal (papan duga) digunakan untuk mengukur fluktuasi muka air selama
pelaksanaan pemeruman
Gambar 1 Alat Echo Sounder dan Alat Topografi

1.3. Metoda/ProsedurPelaksanaan

Sebelum pelaksanaan pengumpulan data lapangan dilakukan kalibrasi alat. Kalibrasi


alat sounding dilakukan pada kolam dengan kedalaman 1 hingga 4 meter dengan
membandingkan hasil pembacaan dengan pengukuran langsung. Hal ini dilakukan
mengingat alat yang digunakan menggabungkan lokasi alat menurut satelit dan
pembacaan kedalaman menggunakan echo sounding secara simultan dan menyimpan
hasil pencatatan pada memori, bukan pada kertas bar check.

Pemeriksaan kondisi kapal motor, baik fisik kapal maupun motor penggerak. Kapal
motor sebaiknya masih baru dan dalam kondisi yang baik, tidak terdapat kebocoran
maupun rembesan air pada sisi dalam kapal.

Penetapan Bench Mark (BM) yang menjadi dasar penentuan koordinat dipilih yang
memiliki identitas dan informasi lengkap (koordinat X,Y dan Z). BM yang digunakan
hendaknya berada dalam atau dekat dengan lokasi pengukuran serta jauh dari gangguan
dan kemungkinan perubahan akibat manusia atau alam. Pada lokasi studi dimana tidak
terdapat BM yang dapat digunakan sebagai acuan/perbandingan, perlu dibangun BM
dengan lokal atau menggunakan GPS dengan ketelitian baik untuk menentukan
koordinatnya. Posisi titik ukur kedalaman dikendalikan dengan alat Global Positioning
System (GPS) dan diikatkan ke suatu titik BM yang telah ditentukan di darat.

Peillschaal (papan duga muka air) dipasang pada tempat yang aman dari gangguan,
tidak pernah kering dan mudah dibaca menggunaan alat theodolit/waterpass dan manual.
Elevasi papan duga dibaca menggunakan alat theodolit/waterpass dan diikatkan pada BM
yang telah diketahui identitasnya yang ada pada lokasi survei. Pengamatan muka air pada
peilschaal saat pelaksanaan pemeruman dengan interval 1o atau 15 menit.
a. Pelaksanaan Pemeruman

Beberapa kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan pemeruman adalah:

 Pemerikasaan terhadap kondisi kapal, kondisi motor dan bahan bakar serta
kelengkapan keselamatan termasuk jaket pelampung harus dikenakan oleh
seluruh anggota tim.

 Setting peralatan di atas kapal motor. Sebelum kapal berangkat peralatan


diletakkan pada tempat yang tepat. Untuk alat perekam data ditempatkan
pada lokasi yang paling aman dari kemungkinan hempasan air. Transducer
untuk memancarkan pulsa suara (sounding) dan penerima pantulan suara dari
dasar pantai diletakkan pada tempat yang selalu terendam. Antena GPS
ditempatkan pada lokasi paling tinggi dari kapal motor dan tanpa halangan
(dapat digunakan tiang).

 Uji coba pengukuran pada lokasi yang tenang dan dapat dibandingkan hasilnya
dengan papan skala atau alat pengukur kedalaman berupa handload yang
dilengkapi pita ukur. Jika terdapat perbedaan maka perlu dicatat untuk koreksi.

 Pemeruman dilakukan dengan interval berkisar 15 m sampai 25 m, pemeruman


dilakukan dengan lebih rapat pada posisi dekat dengan garis pantai, hal ini
dilakukan dengan mengatur interval waktu pembacaan kedalaman dan
kecepatan kapal motor tempel. Pemeruman yang lebih rapat pada daerah
pantai dilakukan karena perencanaan bangunan pantai dan pelabuhan
biasanya sangat dekat dengan pantai sehingga perhitungan ketelitian dan
volume pekerjaan bangunan akan lebih baik.

 Pada lokasi tertentu dilakukan pengukuran menggunakan handload dan pita


ukur untuk mendapatkan data pembanding yang dapat digunakan sebagai
bahan koreksi jika terjadi kesalahan.

 Daerah dangkal/dekat pinggir laut yang tidak dapat dijangkau dengan kapal
sounding dan kedalaman tidak mencukupi, pengambilan data dilakukan
dengan pengukuran sifat datar dan dikoreksi dengan elevasi pasang surut pada
saat itu.
 Pencatatan terhadap muka air laut yang terbaca pada peilschaal dilakukan
secara simultan dengan pelaksanaan pemeruman dengan interval waktu setiap
15 menit untuk mendapatkan koreksi elevasi kapal dan elevasi alat pemeruman.

Gambar 2 Metode pembacaan koordinat horisontal dan kedalaman laut

b. Haluan Pemeruman

Haluan pemeruman yang dilaksanakan semaksimal mungkin tegak lurus dengan


garis air tepi laut atau antar lintasan sejajar serta dikontrol menggunakan alat
theodolit dan alat komunikasi. Pada daerah di darat yang mudah terlihat dari
kapal/sekoci ditempatkan patok-patok dengan bendera untuk membantu
pengemudi kapal mengarahkan haluan. Sketsa contoh haluan pemeruman
tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.
Lintasan Pemeruman

Kapal + GPS +
Echosounder

Peilschaal

BM Theodolit

Gambar 3 Lintasan pemeruman

c. Alat Apung (Kapal Perum atau Sekoci Perum)

Kapal perum yang digunakan diusahakan supaya:

 Ruangan cukup untuk peralatan (echosounder, letak transducer, tempat


power Accu) dan personil

 Kecepatan dapat dipertahankan konstan selama pemeruman berlangsung

 Berada dalam kondisi baik, tidak mengalami kebocoran dan tidak ada
rembesan air yang masuk kedalam badan kapal dan dilengkapi dengan alat
keselamatan (jaket pelampung).

1.4. Perhitungan/Analisa

Data hasil pemeruman yang tersimpan pada GPS Map Sounding diunggah ke
komputer yang dilengkapi dengan Software Map Source. Analisa terhadap hasil
pemeruman dan pengukuran dengan theodolit serta pembacaan fluktuasi muka air pada
peilschaal dilakukan menggunakan software Microsoft Excel, sedangkan untuk
penggambaran dilakukan menggunakan software AutoCAD Land Development.

Data kedalaman bathimetri yang diperoleh dari alat echosounding adalah data
kedalaman dari peletakan tranduser terhadap dasar laut saat pengukuran, sehingga untuk
mendapatkan elevasi dasar laut, dimana elevasi tersebut telah memiliki reverensi yang
sama dengan data topografi maka data terukur dari echosounding harus dikoreksi dengan
tinggi pasang surut saat pengukuran. Untuk keperluan tersebut syarat utama pengukuran
echosounding adalah dilakukan juga pengukuran pasang surut pada saat yang bersamaan.
Untuk keperluan analisa tersebut menggunakan persamaan di bawah ini :

Zkr = -(decho +dtrand – DF(t) (0)

DF (t )=Ma (t )−LWS

dengan :

Z kr = elevasi dasar laut terhadap LWS

decho = kedalaman terbaca dari echosounder

dtrand = Jarak peletakan tranduser terhadap muka air.

DF(t) = Faktor koreksi pasang surut saat t

Ma(t) = Tinggi muka air saat t

LWS = Angka Peilschaal pada saat surut terendah (LWS)

Bilamana menginginkan referensi elevasi berdasarkan MSL maka persamaan


tersebut berubah menjadi :
Z kr (MSL) = Zkr + Δh (MSL-LWS) (0)

dengan :

Δh (MSL-LWS) = beda tinggi antara MSL dan LWS


Peta bathimetri hasil pengukuran akan disajikan dengan skala 1:2000, dengan
interval kontur 1 m hingga kedalaman 10 m dan interval 5 meter atau 10 meter setelahnya.
Hasil pengamatan pasang-surut selama pelaksanaan survey bathimetri diperlihatkan
seperti pada Error: Reference source not found4, adapun perhitungan koreksi kedalaman
dan elevasi dasar laut diberikan dalam bentuk tabulasi pada Error: Reference source not
found berikut ini. Hasil survei bathimetri disajikan seperti pada Error: Reference source not
found6, untuk data dan perhitungan lengkap serta gambar detail diberikan pada Lampiran.

Grafik Pengamatan Pasang Surut selama Survei


Bathimetri
500
480
460
Elevasi Muka Air (cm)

440
420
400
380
360
340
320
300
10:40 11:20 12:00 12:40 13:20 14:00 14:40 15:20 16:00
Waktu Pengamatan (jam)

Gambar 4 Hasil pengamatan pasut saat pemeruman

Tabel 1 Perhitungan elevasi dasar laut

Waktu
Elevasi Muka decho + dtran koreksi (kr)
No. Pengukuran decho (m) Zkr (m)
Air Z (m) (m) (m)
t (Jam)
1 11:19:31 3.657 0.80 1.2 2.797 -1.597
2 11:19:32 3.658 0.80 1.2 2.798 -1.598
3 11:22:15 3.670 1.40 1.8 2.810 -1.010
4 11:22:25 3.671 2.50 2.9 2.811 0.089
5 11:22:26 3.671 2.50 2.9 2.811 0.089
1860 16:41:55 4.679 1.40 1.8 3.819 -2.019
1861 16:42:17 4.678 1.40 1.8 3.818 -2.018
1862 16:42:51 4.676 1.40 1.8 3.816 -2.016
1863 16:43:29 4.674 0.70 1.1 3.814 -2.714
1864 16:43:59 4.672 0.60 1.0 3.812 -2.812
1865 16:44:17 4.671 1.20 1.6 3.811 -2.211
1866 16:44:37 4.670 1.10 1.5 3.810 -2.310
Gambar 5 Deskripsi BM sebagai titik referensi pengukuran topografi dan bathimetri
Gambar 6 Peta Bathimetri dan Topografi
2. Survei Pengukuran Pasang Surut
Pengukuran gerak muka air yang relatif sangat lambat ini memerlukan metode atau
alat yang dapat menyaring gerak muka air yang tidak tergolong sebagai gerak pasang
surut. Pengukuran pasang surut dilakukan pada lokasi yang perairannya relatif tenang. Jika
pada lokasi terdapat gelombang besar maka pengukuran harus menggunakan peralatan
tambahan untuk meredam gelombang, atau bisa digunakan peralatan digital yang dapat
memisahkan gerak muka air pasang surut dengan gerakan lain yang tidak termasuk gerak
pasang surut.

2.1. Maksud dan Tujuan


Gerak muka air di daerah pantai dengan periode beberapa jam dikelompokkan
dalam gerak pasang surut muka air. Pengukuran gerak muka air pasang surut diperlukan
untuk mengetahui elevasi muka air minimum (LWL), rata rata (MSL) dan muka air
maksimum (HWL) untuk keperluan perencanaan elevasi suatu bangunan pelabuhan,
pengukuran fluktuasi muka air laut ini juga sebagai variabel koreksi kedalaman pada saat
pengukuran Bathimetri.
Data pasang surut diperoleh dari pengamatan selama 24 jam, dengan interval
waktu 30 menit selama 15 (lima belas) hari berturut-turut (15 piantan) atau 30 hari
berturut-turut (30 piantan). Hasil analisis pengukuran pasang surut tersebut diperoleh
beberapa elevasi muka air antara lain : MSL, MHWS, MLWS, HAT dan LAT.

2.2. Peralatan yang Digunakan


Peralatan yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan pengamatan pasang surut
adalah:
 Rambu ukur (peilschaal), yang berfungsi sebagai papan ukur untuk melihat
elevasi muka air, yang diukur dari suatu datum tertentu;
 Waterpass Topcon AT-G7N, untuk mengikat rambu ukur ke Bench Mark;
 Senter, digunakan sebagai alat penerang pada waktu malam hari;
 GPS, untuk menentukan koordinat peilschaal;
 Teropong untuk memperjelas pembacaan.
 Baju Pelampung bagi surveyor saat pemasangan dan pengamatan peilschaal.

2.3. Metode Pengukuran di Lapangan


Pengukuran dilakukan dengan mengamati fluktuasi muka air laut selama 15 atau 30
hari berturut-turut dengan interval waktu 30 menit dengan cara memasang peilschaal
dengan interval skala 1 cm di laut. Jika pada saat air surut, titik nol peilschaal tidak
terendam (kering), maka dipasang lagi peilschaal lebih ke tengah agar pada saat kondisi
tersebut elevasi muka air dapat terbaca. Di samping itu, juga dilakukan pengikatan elevasi
nol peilschaal terhadap BM dengan menggunakan waterpass untuk memperoleh
hubungan antara perubahan tinggi muka air yang dibaca dengan ketinggian referensi
(LWS). Pengukuran topografi, bathimetri dan pasang surut mempunyai datum (bidang
referensi) yang sama. Pembacaan ini selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan konstanta-
konstanta pasang-surutnya, dari hasil analisis ini dapat dihitung tinggi muka air seperti
MHWS, MSL dan MLWS.
Gambar 7 Contoh pemasangan peilschaal pada lokasi pengamatan

2.4. Pengolahan Data Pasut dan Peramalan Tinggi Pasut


Analisa pasang surut dilakukan untuk memperoleh elevasi muka air penting yang
dapat menentukan dalam perencanaan. Analisa pasang surut dilakukan dengan urutan
sebagai berikut:
 Menguraikan komponen-komponen pasang surut.
 Meramalkan fluktuasi muka air akibat pasang surut.
 Menghitung elevasi muka air penting.
Menguraikan komponen-komponen pasang surut adalah menguraikan fluktuasi
muka air akibat pasang surut menjadi komponen-komponen harmonik penyusunannya.
Besaran yang diperoleh adalah amplitudo dan fasa setiap komponen. Metode yang biasa
digunakan untuk menguraikan komponen-komponen pasang surut adalah Metode
Admiralty dan Least Square.
Metoda admiralty merupakan metoda empiris berdasarkan tabel-tabel pasang
surut yang dikembangkan pada awal abad ke 20. Metoda ini terbatas untuk menguraikan
data pasang surut selama 15 atau 29 hari dengan interval pencatat 1 jam.
Metoda Least Square menggunakan analisa matematika dimana komponen pasang
surut yang diperoleh akan memberikan harga jumlah kuadrat kesalahan peramalan yang
kecil. Analisa Harmonik dengan Metode Least Square didasarkan pada asumsi bahwa
perubahan muka air akibat benda-benda langit bersifat harmonik. Selanjutnya dengan
mengabaikan faktor meteorologi, persamaan fluktuasi muka air laut dapat dituliskan
sebagai berikut:
k k
η ( t n ) = S0 + ∑ Ai cos ω i t n + ∑ Bk sin ω i t n
r =1 r =1 (3)
Ar dan Br adalah konstanta harmonik, k jumlah komponen pasut dan tn
menujukkan waktu pengamatan tiap jam. Nilai hasil perhitungan η(tn) akan mendekati nilai
η(tn) hasil pengamatan jika:
n
2
μ = ∑ η ( tn ) +ηt n =min
t n=−n
(4)
dan fungsi μ2 minimum jika memenuhi hubungan berikut ini:
∂ μ2 ∂ μ2 ∂μ
2
=0 ; =0 ; =0
∂S 0 ∂ As ∂B s (5)
dengan menguraikan persamaan di atas, akan diperoleh 2k+1 persamaan dan selanjutnya
dapat ditentukan nilai S0, As dan Bs. Dengan menguraikan persamaan-persamaan awal
akan diperoleh konstanta pasut.
Peramalan pasang surut akan dilakukan untuk kurun waktu yang cukup panjang
yaitu selama 18,5 tahun, dimana dalam kurun waktu tersebut diyakini semua variasi
harmonik yang ada telah tercakup seluruhnya. Hasil peramalan tersebut kemudian
dianalisa lebih lanjut untuk memperoleh beberapa elevasi penting dalam perencanaan
sebagai berikut :
 HHWL : highest hight water level, muka air tertinggi
 MHWS : mean high water spring, rata-rata muka air tinggi saat purnama
 MHWL : mean high water level, rata-rata seluruh muka air tinggi
 MSL : mean sea level, rata-rata seluruh muka air yang terjadi
 MLWL : mean low water level, rata-rata seluruh muka air rendah
 MLWS : mean low water spring, rata-rata muka air rendah saat purnama
 LLWL : lowest low water level, muka air terendah
Secara khusus angka elevasi rata-rata muka air saat purnama (spring), yaitu MHWS
dan MLWS diperoleh dari merata-ratakan pasang tertinggi dan surut terendah setiap
periode waktu purnama (pada umumnya terjadi satu kali dalam kurun waktu selama 15
hari).
Tipe pasang surut dapar diketahui berdasarkan nilai Formzal dengan persamaan :
AK 1 + AO 1
F=
AM 2 + AS 2 (6)
F ≤ 0.25 : Pasang harian ganda
F≥3 : Pasang harian tunggal
0.25 < F < 1.5 : Pasang campuran condong harian ganda
1.5 < F < 3 : Pasang campuran condong harian tunggal
Dari konstanta tersebut didapatkan referensi ketinggian:
MHWS = MSL +(K1 + 01) (7)
HHWS = MSL + (M2 + S2 + K1 + 01) (8)
MLWS = MSL – ( K1 + 01) (9)
LLWS = MSL – (M2 + S2 + K1 + 01) (10)

Berikut diberikan contoh analisis komponen pasang surut dengan menggunakan Software
La Kipas dengan Metode Least Square. Data hasil pengamatan pasang surut 30 piantan
diberikan pada table.
Tabel 2 Data Pengamatan Pasang Surut
Pukul 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Tanggal Bulan
Hari ke
01 75 10 2 128 145 158 161 147 130 113 82 65 68 76 83 71 84 91 10 1 10 5 95 67 49 43 45 24 Juli
02 61 81 10 6 133 152 159 150 132 110 80 66 62 60 78 81 94 10 1 10 8 10 3 92 63 40 39 39 25 Juli
03 42 61 98 117 132 145 156 152 134 10 9 83 63 60 73 80 90 95 10 5 113 117 111 92 60 46 26 Juli
04 50 56 77 10 2 119 130 142 147 142 112 90 71 57 59 74 87 95 10 5 114 119 117 10 0 86 59 27 Juli
05 52 60 65 87 113 125 122 133 138 117 99 74 62 54 57 78 88 10 7 113 120 123 117 95 83 28 Juli
06 63 58 61 74 98 117 122 128 124 118 10 2 88 67 54 59 68 79 95 10 6 114 115 123 10 1 93 29 Juli
07 83 68 74 77 84 10 7 116 118 114 10 8 10 0 87 73 62 56 57 76 88 10 4 112 115 120 118 110 30 Juli
08 97 85 80 80 87 93 10 4 10 8 10 1 10 3 99 86 78 72 66 65 74 81 96 10 6 113 112 117 116 31 Juli
09 10 7 98 90 87 94 93 95 99 10 1 88 84 82 79 72 69 65 72 75 81 88 97 10 4 10 8 112 1 Agustus
10 110 10 8 10 1 98 10 3 98 96 94 10 0 92 90 88 81 82 85 78 76 74 72 78 89 94 10 0 10 8 2 Agustus
11 117 119 116 110 10 6 10 3 98 90 87 85 81 76 74 80 81 83 78 70 68 72 70 82 95 10 6 3 Agustus
12 112 118 125 124 116 10 7 10 4 95 87 82 77 69 72 76 78 86 87 80 76 66 63 67 82 98 4 Agustus
13 10 5 121 127 136 132 115 10 6 10 1 86 76 74 79 68 72 80 84 94 96 81 65 62 60 70 81 5 Agustus
14 98 113 124 142 140 129 118 10 1 84 73 69 68 66 71 76 88 95 97 90 70 57 54 62 65 6 Agustus
15 87 10 6 124 140 146 142 129 112 90 74 64 60 70 72 75 92 95 10 0 99 81 63 53 51 63 7 Agustus
16 74 95 118 132 143 147 130 110 85 69 60 61 66 73 78 81 85 10 5 10 8 10 1 86 60 51 45 8 Agustus
17 68 84 10 6 126 138 147 145 130 10 7 89 66 57 65 76 79 83 96 10 3 112 10 4 85 64 52 47 9 Agustus
18 56 70 97 118 132 139 149 140 119 96 71 55 61 72 77 85 95 10 7 115 112 10 0 81 64 49 10 Agustus
19 54 63 75 98 115 122 129 125 122 113 85 64 55 57 71 89 94 10 4 117 120 112 96 72 50 11 Agustus
20 53 62 86 10 1 121 136 144 138 126 10 0 75 61 56 59 76 90 10 4 110 119 126 118 10 8 85 69 12 Agustus
21 62 58 68 84 10 6 114 118 120 125 10 9 96 70 56 53 59 74 88 10 4 112 117 126 122 10 7 80 13 Agustus
22 74 72 75 86 99 10 9 112 117 114 112 10 0 82 66 60 63 65 83 10 3 115 120 128 131 121 110 14 Agustus
23 86 81 78 89 10 2 10 6 10 3 10 1 99 97 90 85 76 60 61 64 69 87 10 7 111 116 120 124 119 15 Agustus
24 119 10 7 94 91 89 84 10 2 10 7 10 1 97 93 87 81 79 72 62 64 67 73 82 99 10 9 112 121 16 Agustus
25 121 119 10 9 10 5 10 2 98 95 97 95 93 86 80 77 75 81 73 69 66 68 71 84 92 10 4 120 17 Agustus
26 120 124 127 121 115 10 8 10 6 98 96 94 88 76 70 78 82 85 81 74 71 68 66 76 89 10 4 18 Agustus
27 10 4 118 128 132 127 124 116 10 4 94 90 84 73 68 72 76 80 87 86 81 69 64 63 71 91 19 Agustus
28 91 10 3 116 137 143 142 134 118 98 88 74 69 72 66 70 78 87 96 10 0 80 64 54 51 71 20 Agustus
29 71 92 110 129 144 151 142 127 10 8 90 72 67 73 76 69 86 97 10 9 114 91 63 51 50 60 21 Agustus
30 60 79 10 1 118 133 144 154 145 118 90 78 61 58 74 81 77 92 10 8 116 10 9 10 0 71 56 42 22 Agustus

Elevasi muka air minimum : 39.00 cm


Elevasi muka air rerata (MSL) : 92.59 cm
Elevasi muka air maksimum : 161.00 cm

SURVEI BATHIMETRI & OCEANOGRAFI 15


Tabel 3 Konstanta Pasang Surut
Perioda w Amplitudo Phase
No Komponen Simbol Keterangan
(jam) (rad/jam) (m) radian derajad
1. Utama bulan M2 12.4206 0.5059 21.52613 2.50343 143.4359
2. Utama matahari S2 semi diurnal 12.0000 0.5236 31.46136 3.29403 188.7340
(tengah
3. Bulan, karena jarak bumi-bulan N2 harian) 12.6582 0.4964 2.79899 -1.32445 -75.8853
4. Matahari-bulan, karena perubahan deklinasi K2 11.9673 0.5250 20.98487 4.96292 284.3544
5. Matahari-bulan K1 23.9346 0.2625 21.81532 1.38355 79.2716
6. Utama bulan O1 diurnal 25.8194 0.2434 14.48180 1.50862 86.4374
(harian)
7. Utama matahari P1 24.0658 0.2611 13.54857 1.88436 107.9659
8. Utama bulan M4 6.2103 1.0117 2.61185 0.80015 45.8451
seperempat
9. Matahari-bulan MS 4 harian 6.1033 1.0295 2.11311 1.55305 88.9833

Hasil penguraian konstanta pasang surut memberikan nilai amplitudo dan sudut fase seperti
pada tabel di atas. Nilai tersebut jika dimasukkan dalam persamaan 3 akan memberikan kurva pasang
surut (garis putus merah) yang dapat dibandingkan dengan kurva pasang surut asli (hasil pengamatan)
mendekati sama. Grafik tersebut memberikan keyakinan bahwa hasil pengamatan merupakan data
benar dan hasil analisis sudah benar. Hasil inidapat juga memprediksi elevasi muka air laut
kedepannya.

Gambar 8 Grafik tunggang pasut hasil pengamatan dan analisa

Nilai Formzal untuk lokasi studi adalah:


A ( K 1 ) + A ( O1 )
F=
A ( M 2 ) + A ( S 2)
21,82+ 14,48
F= =0,68
21,53+ 31,46
Berdasarkan nilai Formzal tersebut, maka tipe pasut untuk daerah studi adalah Pasang Surut
Campuran Condong ke Harian Ganda (Mixed Tide Prevelling Semidiurnal), berarti dalam satu hari
terjadi dua kali pasang dan dua kali surut, tetapi tinggi dan periodenya berbeda.
Besaran tunggang pasang surut dapat dihitung menggunakan konstanta pasang surut yang ada pada
Tabel Konstanta Pasang Surut di atas. Adapun beberapa nilai tunggang pasang surut adalah sebagai
berikut:
HWS = MSL + (S2 + M2 + K1 + O1)

SURVEI BATHIMETRI & OCEANOGRAFI 16


= 92,59 + (31,46 + 21,53 + 21,82 + 14,48)
= 181,87 cm (peilschaal)
LWS = MSL – (S2 + M2 + K1 + 01)
= 92,59 – (31,46 + 21,53 + 21,82 + 14,48)
= 3,30 cm (peilschaal)

Dengan menjadikan LWS menjadi elevasi referensi ±0,00 maka diperoleh :


HWS = + 178,57 m
MSL = + 89,28 m
LWS = ± 0,00 m

Elevasi ±0,00 (LWS) yang dijadikan elevasi referensi peta topografi dan bathimetri, elevasi dermaga
dan kedalaman tiang pandang.

SURVEI BATHIMETRI & OCEANOGRAFI 17


3. Survei Pengukuran Arus

3.1. Maksud dan Tujuan


Pengukuran arus dilakukan untuk mengetahui arah dan kecepatan arus akan
digunakan dalam penentuan perilaku hidrodinamika perairan seperti arah sedimen
dominan. Pengukuran arus dilaksanakan dalam dua tahap yaitu pada saat pasang tertinggi
(spring tide) dan pada saat surut terendah (neap tide). Pelaksanaan pengukuran ini
dimaksudkan untuk mendapatkan arah dan kecepatan arus yang terjadi pada saat pasang
dan surut, sebab arah arus untuk kedua kondisi tersebut sangat berbeda.

3.2. Alat yang Digunakan


 2 Unit Pelampung yang diberikan pemberat seng
 2 Unit GPS Hand Garmin
 Stop Wacth
 Roll Meter dan Kompas
 Kertas dan Alat tulis
 Perahu motor atau sekoci
 Jaket pelampung untuk surveyor

Gambar 9 Alat pengukur arus Current Meter dan Pelampung dengan pemberat

3.3. Metode Pengukuran di Lapangan


Penempatan titik awal pengamatan ini disesuaikan dengan kondisi oseanografi
lokal dan ditentukan dari hasil pengamatan awal terhadap kondisi perairan pada lokasi
studi. Kegiatan pengukuran arus dilaksanakan dengan menempatkan pelampung pada
lokasi awal menggunakan perahu motor dan mencatat posisi/koordinat (dalam X dan Y)
dengan menggunakan GPS Hand. Setelah satu jam, surveyor kembali mencatat lokasi
pelampung menggunakan GPS Hand. Pencatatan selanjutnya dilakukan setiap interval 1 jam
selama 3 hari berturut-turut (3x24 jam) pada saat pasang tertinggi (spring tide) dan pasang
kecil (neap tide) pada bulan yang sama.

3.4. Pelaksanaan Survei


Pengukuran arus laut dilakukan menggunakan 2 buah alat berupa pelampung (A
dan B) yang diberi pemberat. Pelaksanaan pengukuran arus dilaksanakan selama 3 x 24
jam pada saat spring tide dan neap tide. Pelampung A dilepaskan pada sisi kanan lokasi
rencana pelabuhan dan pelampung B dilepaskan pada sisi kiri lokasi rencana pelabuhan.

SURVEI BATHIMETRI & OCEANOGRAFI 18


Pelampung dilepaskan pada titik awal yang telah ditentukan dan dicatat
koordinatnya menggunakan GPS. Pencatatan koordinat pelampung dilakukan setiap jam
menggunakan GPS. Pelaksanaan pengukuran arus dapat dilihat pada Error: Reference
source not found.

Gambar 10 Pengambilan koordinat pelampung sebagai data survey arus

3.5. Hasil Survei Pengukuran Arus


Hasil survei pengukuran arus adalah data koordinat pelampung dan waktu
pencatatan yang diambil menggunakan GPS. Data hasil pencatatan GPS disajikan pada
Error: Reference source not found dan Error: Reference source not found berikut ini,
adapun hasil lengkap pengukuran arus disajikan pada lampiran.
Tabel 4 Data pengukuran arus dengan pelampung A
DATA PENGUKURAN ARUS (PELAMPUNG A)
(Tgl: 21 September 2011)
Kode A Waktu X Y ∆x ∆y ∆x2 ∆y2 ∆s (m) ∆t (detik) v (m/s)
Start 9/21/11 10:30 AM 467057 9540556
A1 9/21/11 11:30 AM 466860 9540276 197.00 280.00 394.00 560.00 30.89 3600.00 0.009
A2 9/21/11 12:30 PM 467409 9540302 549.00 26.00 1098.00 52.00 33.91 3600.00 0.009
A3 9/21/11 1:30 PM 466839 9541256 570.00 954.03 1140.00 1908.06 55.21 3600.00 0.015
A4 9/21/11 2:30 PM 466828 9543164 11.00 1908.25 22.00 3816.50 61.96 3600.00 0.017
A5 9/21/11 3:30 PM 466945 9545073 117.00 1908.63 234.00 3817.27 63.65 3600.00 0.018
A6 9/21/11 4:30 PM 466945 9546505 0.00 1431.76 0.00 2863.52 53.51 3600.00 0.015
A7 9/21/11 5:30 PM 467014 9547746 69.00 1241.05 138.00 2482.09 51.19 3600.00 0.014
A8 9/21/11 6:30 PM 466996 9549178 18.00 1432.16 36.00 2864.32 53.85 3600.00 0.015
A9 9/21/11 7:30 PM 466996 9550992 0.00 1814.34 0.00 3628.69 60.24 3600.00 0.017
A10 9/21/11 8:30 PM 466714 9553858 282.00 2865.30 564.00 5730.60 79.34 3600.00 0.022
A11 9/21/11 9:30 PM 466892 9560545 178.00 6687.70 356.00 13375.40 117.18 3600.00 0.033
A12 9/21/11 10:30 PM 466775 9568194 117.00 7648.44 234.00 15296.87 124.62 3600.00 0.035
A13 9/21/11 11:30 PM 466998 9572117 223.00 3922.96 446.00 7845.92 91.06 3600.00 0.025
A14 9/22/11 12:30 AM 466998 9574127 0.00 2010.14 0.00 4020.29 63.41 3600.00 0.018
A15 9/22/11 1:30 AM 466996 9581882 2.00 7755.04 4.00 15510.09 124.56 3600.00 0.035
A16 9/22/11 2:30 AM 466523 9586769 473.00 4886.76 946.00 9773.52 103.54 3600.00 0.029
A17 9/22/11 3:30 AM 466870 9595493 347.00 8723.96 694.00 17447.92 134.69 3600.00 0.037
A18 9/22/11 4:30 AM 466870 9598467 0.00 2974.60 0.00 5949.21 77.13 3600.00 0.021
A19 9/22/11 5:30 AM 466917 9605282 46.69 6814.91 93.37 13629.82 117.15 3600.00 0.033
A20 9/22/11 6:30 AM 466963 9606243 46.69 960.53 93.38 1921.06 44.88 3600.00 0.012
A21 9/22/11 7:30 AM 467057 9607203 93.39 960.62 186.79 1921.25 45.91 3600.00 0.013
A22 9/22/11 8:30 AM 467164 9609125 107.42 1921.44 214.85 3842.88 63.70 3600.00 0.018
A23 9/22/11 9:30 AM 467258 9612007 93.43 2882.74 186.87 5765.47 77.15 3600.00 0.021

SURVEI BATHIMETRI & OCEANOGRAFI 19


Tabel 5 Data pengukuran arus dengan pelampung B
DATA PENGUKURAN ARUS (PELAMPUNG B)
(Tgl: 21 September 2011)
Kode B Waktu X Y ∆x ∆y ∆x2 ∆y2 ∆s (m) ∆t (detik) v (m/s)
Start 9/21/11 10:37 AM 465057 9542556
B1 9/21/11 11:37 AM 465860 9542276 803.00 280.00 1606.00 560.00 46.54 3600.00 0.013
B2 9/21/11 12:37 PM 467409 9542302 1549.00 26.00 3098.00 52.00 56.12 3600.00 0.016
B3 9/21/11 1:37 PM 465839 9544306 1570.00 2003.88 3140.00 4007.77 84.54 3600.00 0.023
B4 9/21/11 2:37 PM 465828 9545451 11.00 1145.32 22.00 2290.63 48.09 3600.00 0.013
B5 9/21/11 3:37 PM 465945 9548506 117.00 3054.54 234.00 6109.09 79.64 3600.00 0.022
B6 9/21/11 4:37 PM 465945 9549938 0.00 1432.28 0.00 2864.55 53.52 3600.00 0.015
B7 9/21/11 5:37 PM 467014 9552135 1069.00 2196.49 2138.00 4392.97 80.81 3600.00 0.022
B8 9/21/11 6:37 PM 465996 9554523 1018.00 2388.03 2036.00 4776.07 82.54 3600.00 0.023
B9 9/21/11 7:37 PM 465996 9556338 0.00 1815.36 0.00 3630.72 60.26 3600.00 0.017
B10 9/21/11 8:37 PM 465714 9557580 282.00 1242.32 564.00 2484.65 55.21 3600.00 0.015
B11 9/21/11 9:37 PM 465892 9559205 178.00 1624.79 356.00 3249.58 60.05 3600.00 0.017
B12 9/21/11 10:37 PM 465775 9563793 117.00 4588.42 234.00 9176.84 97.01 3600.00 0.027
B13 9/21/11 11:37 PM 465998 9569924 223.00 6130.39 446.00 12260.78 112.72 3600.00 0.031
B14 9/22/11 12:37 AM 465998 9573953 0.00 4028.94 0.00 8057.88 89.77 3600.00 0.025
B15 9/22/11 1:37 AM 465996 9577600 2.00 3647.68 4.00 7295.35 85.44 3600.00 0.024
B16 9/22/11 2:37 AM 465523 9583835 473.00 6235.02 946.00 12470.04 115.83 3600.00 0.032
B17 9/22/11 3:37 AM 465870 9586624 347.00 2788.90 694.00 5577.79 79.19 3600.00 0.022
B18 9/22/11 4:37 AM 465870 9590756 0.00 4131.84 0.00 8263.67 90.90 3600.00 0.025
B19 9/22/11 5:37 AM 465917 9594314 46.69 3558.17 93.37 7116.34 84.91 3600.00 0.024
B20 9/22/11 6:37 AM 465963 9633651 46.69 39336.69 93.38 78673.38 280.65 3600.00 0.078
B21 9/22/11 7:37 AM 467057 9637601 1093.39 3949.80 2186.79 7899.59 100.43 3600.00 0.028
B22 9/22/11 8:37 AM 467164 9640685 107.42 3084.03 214.85 6168.06 79.89 3600.00 0.022
B23 9/22/11 9:37 AM 467258 9644830 93.43 4145.49 186.87 8290.99 92.08 3600.00 0.026

A14 A14 A14 A14 A14 A14 A14 A14 A14 A14 A14 A14 A14
Start 11:30 12:30 13:30 14:30 15:30 16:30 17:30 18:30 19:30 20:30 21:30 22:30

A14 A14 A14 A14 A14 A14 A14 A14 A14 A14 A14 A14 A14
22:30 23:30 00:30 01:30 02:30 03:30 04:30 05:30 06:30 07:30 08:30 09:30 10:30

Keterangan:
0.05 m/s
0.1 m/s

Gambar 11 Vektor kecepatan arus hasil pengukuran

SURVEI BATHIMETRI & OCEANOGRAFI 20


4. Survei Pengukuran Transport Sedimen
Pengukuran contoh sedimen suspensi dilakukan bersamaan dengan pengambilan
sampel air. Sedangkan untuk pengambilan contoh sedimen dasar digunakan alat sediment
graber.

4.1. Maksud dan Tujuan


Pengumpulan sedimen suspensi dimaksudkan untuk mengetahui jumlah sedimen
suspensi dalam tubuh air dan menghitung besarnya trasnport sedimen suspensi yang
terjadi pada lokasi studi. Adapun pengumpulan sedimen dasar dimaksudkan untuk
mengetahui gradasi butiran sedimen dan menganalisa besarnya transport sedimen dasar.

4.2. Alat yang Digunakan


 Sediment Trap untuk sediment suspensi
 Sediment Graber untuk bed load sediment
 Botol penyimpan sedimen hasil sediment trap
 Wadah penampung hasil sediment graber
 GPS Hand Garmin
 Stop Watch
 Kompas
 Perahu motor atau sekoci
 Jaket pelampung

Gambar 12 Bed Load Sediment Graber

Gambar 13 Suspension Sediment Trap

SURVEI BATHIMETRI & OCEANOGRAFI 21


4.3. Metode Pengambilan Sampel
Pelaksanaan pengambilan sampel sedimen suspensi dan sedimen dasar dilakukan
dengan langkah sebagai berikut:
 Lokasi penempatan sediment trap dan pengambilan sedimen dasar diusulkan
pada pemilik pekerjaan berupa 3 (tiga) titik ke arah laut, tegak lurus pantai dan
tiga titik pada arah memanjang pantai.
 Posisi perletakan sedimen trap dan lokasi pengambilan sedimen dasar diukur
menggunakan GPS Hand Garmin.
 Sedimen trap diletakkan pada lokasi dimana alat tersebut selalu terendam air
dan pengambilan hasil dilakukan setiap 24 jam selama 3 x 24 jam.
 Sampel sedimen suspensi dikumpulkan dalam botol dan ditutup rapat dan diberi
label lokasi serta waktu pengambilan kemudian dikirim ke laboratorium untuk
dianalisa.
 Pengambilan sedimen dasar menggunakan sedimen graber dari atas
perahu/sekoci dengan interval 250 meter sepanjang pantai dalam area studi.
 Sampel sedimen dasar dikumpulkan dalam wadah tertutup dari plastik, diberi
label lokasi dan waktu pengambilan kemudian dikirim ke laboratorium untuk
dianalisa.

4.4. Analisa Sampel Sedimen


Sampel sedimen terlebih dahulu dikeringkan.
 Untuk sedimen dasar setelah pengeringan selesai, sampel kemudian disaring
melalui saringan saringan yang ukuran kerapatan jaring nya berbeda beda
(terkecil 0.0075 mm dan terbesar 4.75 mm). Selanjutnya sedimen yang
tertinggal pada setiap saringan masing masing ditimbang beratnya. Dari hasil
perbandingan tersebut akan diperoleh distribusi berat sedimen berdasarkan
rentang ukuran kerapatan jaring saringan. Dari hasil tersebut dapat dibangun
sebuah histogram frekuensi dan distribusi ukuran sedimen.
 Ukuran representatif yang dipakai untuk mewakili contoh sedimen adalah
diameter medianya yang ditentukan menurut berat. Diameter sedimen tersebut
dinotasikan sebagai d50 yang artinya, 50% berat contoh sedimen, mewakili
ukuran butir yang sama dengan atau lebih kecil dari d50 tersebut
d 84
2
d16 adalah sedimen yang terurut
d 84
 16
d16 adalah sedimen yang tercampur
d 84
σs=( )0 .5
d 16 merupakan standar deviasi geometrik
 Untuk pengukuran sedimen layang/ sedimen suspensi, yaitu sedimen yang
terlarut dalam air maka metode yang digunakan adalah dengan
membandingkan tingkat kekeruhan antara sampel air laut dengan air murni
(aqua), untuk analisa ini bisa digunakan alat Opcon atau sejenisnya.

SURVEI BATHIMETRI & OCEANOGRAFI 22


Gambar 14 Pengujian laboratorium untuk sedimen dasar

A. Sedimen Suspensi
Alat penangkap sedimen (sedimen trap) yang dipasang pada posisi yang telah
ditetapkan selanjutnya periksa dan diambil sampelnya pada setiap interval waktu tertentu
(saat neap tide dan spring tide). Sedimen suspensi yang terperangkap pada setiap arah
(utara, timur, selatan dan barat) pada alat penangkap selanjutnya dikeringkan dan
ditimbang beratnya.

B. Sedimen Dasar
Sedimen dasar diambil pada lokasi yang telah ditentukan sebelumnya
menggunakan sediment graber dan disimpan dalam tabung pipa untuk selanjutnya
dianalisa di laboratorium mekanika tanah milik konsultan. Beberapa pemeriksaan yang
dilakukan adalah:
 Berat Isi
 Berat Jenis
 Kadar Air
 Batas-batas Atterberg
 Analisa Saringan

SURVEI BATHIMETRI & OCEANOGRAFI 23

Anda mungkin juga menyukai