Anda di halaman 1dari 16

MENGENAL ALAT – ALAT

SURVEI HIDROGRAFI

Dosen Pengampu :
Romi Fadly, S.T., M.Eng. 197708242008121001
Citra Dewi, S.T.,M.Eng. 198201122008122001

Disusun Oleh :
1. Adinda Stephani Arizka P 2115013005
2. Hanny Melinda 2115013010
3. Syatreen Nisa 2115013018
4. Yondra Dutama Krisna B 2115013028
5. Rachma Ananta 2115013030

S1 Teknik Geodesi dan Geomatika


Fakultas Teknik
Universitas Lampung
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya, sehingga
“Makalah Survei Hidrografi” ini dapat tersusun dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Survei Hidrografi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang
alat-alat Survei Hidrografi atau Pengukuran Batimetri dalam rangka Pemetaan bawah laut bagi
para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terimakasih atas bantuan dari
beberapa pihak, sebagai berikut :
1. Bapak Romi Fadly, S.T., M.Eng., selaku Dosen Mata Kuliah Survei Hidrografi
2. Ibu Citra Dewi, S.T.,M.Eng., selaku Dosen Mata Kuliah Survei Hidrografi
3. Teman - teman Teknik Geodesi Angkatan 2021 yang telah memberi dukungan
Dalam penulisan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil “ Makalah Survei
Hidrografi” masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami selaku penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata semoga “Makalah Survei
Hidrografi” ini dapat memberikan manfaat untuk penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Bandar Lampung, 26 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 4
1.2 Maksud ................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 6
2.1 Alat-alat Survei Hidrografi ...................................................................................... 6
BAB III KESIMPULAN ..................................................................................................... 15
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidrografi merupakan cabang ilmu terapan yang berkaitan dengan pengukuran
dan deskripsi dari fitur fisik samudera, laut, pesisir, danau dan sungai, serta dengan
prediksi perubahan dari waktu ke waktu. Menurut International Hydrographic
Organization (IHO) Hidrografi didefinisikan sebagai ilmu tentang pengukuran dan
penggambaran parameter-parameter yang diperlukan untuk menjelaskan sifat-sifat dan
konfigurasi dasar laut secara tepat, hubungan geografisnya dengan daratan, serta
karakteristik-karakteristik dan dinamika-dinamika lautan.
Survei Hidrografi di bagi berdasarkan aspek lingkup yang cukup luas
diantaranya : Survei tepi pantai, survei perairan pantai dan survei lepas pantai. Secara
etimilogi, Hidrografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata Hidro yang
berarti air dan grafi yang berarti menulis, Hidrografi artinya Gambaran permukaan
bumi yang digenangi air.
Para Ahli Mengelompokkan Kegiatan Hidrografi Kedalam 3 Lokasi Berbeda
Yaitu:
1. Pantai (Coastal): Pengembangan Pelabuhan, masalah erosi pantai, penggunaan jasa
pelabuhan, pemeliharaan keamanan lalulintas pelayaran pantai (Coastal Waters).
2. Lepas Pantai (Offshore): Pengadaan data dan informasi hidrografis dari zone pantai
(Coastal Zone) s/d kedalaman 200m, pertambangan sumber daya alam mineral
termasuk hidrokarbon (Crude Oil) dan pengadaan data dan informasi untuk manajemen
perikanan.
3. Lautan Bebas (Oceanic); Pengadaan data dan informasi di daerah lautan bebas
(Oceanic) mencakup pengadaan data dan informasi di daerah lautan dalam untuk
menggambarkan geomorfologi dasar laut
Survey tepi pantai hanya dilakukan berdasarkan lingkup lokasi di tepi pantai
saja, fokus di tepian pantai dan beberapa komponen tepi pantai yang mengandung
karakter sedimen sedimen dan area yang berada di tepian pantai yang masih
dipengaruhi oleh sifat pantai.
Adapun pengukuran Survei Batimetri yang merupakan bagian dari Survei
Hidrografi yang dilakukan untuk mendapatkan data kedalaman dan
konfigurasi/topografi dasar laut, termasuk lokasi dan luasan obyek-obyek tertentu.
Survei Batimetri dilaksanakan di koridor survey dengan lebar bervariasi yang
pelaksanaannya mengikuti Rencana Jalur Survei yang telah direncanakan sebelumnya
sesuai kebutuhan.

1.2 Maksud
Adapun maksud dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja alat-alat yang digunakan dalam
pemetaan Survei Hidrografi.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja fungsi dari alat-alat yang digunakan
dalam pemetaan Survei Hidrografi.

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini agar mahasiswa dapat mengenal dan
mendeskripsikan berbagai jenis alat-alat yang digunakan dalam pemetaan survei
Hidrografi.
BAB II
PEMBAHASAN

1.4 Alat-alat Survei Hidrografi


Setelah mengetahui sedikit penjelasan mengenai Survei Hidrografi, kita akan
membahas alat-alat yang digunakan dalam Survei Hidrografi. Ada banyak alat yang
digunakan dalam pengukuran ini dengan berbagai spesifikasinya, berikut adalah
penjelasannya :

1. Sidescan Sonar
Sonar merupakan teknik yang menggunakan perambatan gelombang suara di
bawah air digunakan untuk penunjuk arah, komunikasi atau mendeteksi kapal-kapal
laut. Sistem sonar dapat diartikan sebagai penentuan posisi dengan metode akustik
(acoustic location). Penggunaan posisi dengan metode akustik telah digunakan jauh
sebelum adnya teknologi radar.
Sidescan Sonar merupakan sistem sonar khusus untuk mencari dan mendeteksi
obyek yang ada di dasar laut. Seperti sonar lainnya, pemindaian samping
mentransmisikan energi suara dan menganalisis sinyal balik (gema) yang memantul
dari dasar laut atau obyek lainnya. Sidescan Sonar biasanya terdiri dari tiga
komponen dasar yaitu towfish, kabel transmisi dan unit pemrosesan topside. Dalam
side scanning, energi yang ditransmisikan dibentuk menjadi kipas yang menyapu
dasar laut langsung dari bawah towfish ke kedua sisi biasanya hingga jarak 100 m.
Prinsip kerja Side Scan Sonar pada dasarnya menggunakan gelombang akuistik,
mirip dengan prinsip kerja echosounder. Namun pada peralatan ini ditekankan pada
penyapuan pada permukaan dari obyek baik ke kanan ataupun ke kiri, sehingga
peralatan side scan sonar mempunyai kemampuan untuk mendeteksi obyek yang
berada dipermukaan dasar laut baik itu yang berada di kiri kapal survei maupun di
sebelah kanannya. Biasanya peralatan ini menggunakan frekuensi 100KHz (Low)
dan 500 Khz (High). Secara umum peralatan ini terdiri dari transducer yang berupa
towfish yang ditarik dibelakang kapal, trans-receiver dan recorder.

Gambar. Prinsip Dasar Side Scan Sonar


Transducer berfungsi memantulkan gelombang akuistik yang akan
dikirim ke permukaan dasar laut kemudian hasil pantulan dari gelombang
akuistik yang mengenai objek atau dasar laut akan diterima oleh receiver yang
kemudian akan ditampilkan oleh recorder dalam bentuk citra yang
menggambarkan kondisi permukaan dasar laut.

Gambar. Sistem Peralatan Side Scan Sonar

Towfish Sidescan Sonar (SSS) dapat dipasang pada badan kapal atau
ditarik di belakang kapal. Ilustrasi pemasangan SSS menggunakan towed body
dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

Gambar. Ilustrasi Survei Side Scan Sonar


Survei side scan sonar ini akan menghasilkan peta yang berisi gambaran
atau citra dasar laut yang akan menampilkan objek-objek dasar laut yang
berhasil dideteksi. Objek-objek tersebut berupa benda-benda yang terdapat di
permukaan dasar laut, seperti pipa, batu-batu karang, kapal karam, bekas
garukan jaring nelayan, dll.

Kelebihan side scan sonar meliputi :

- Penggunan sistem dual frekuensi yang memungkinkan dapat bekerja


secarasimultan dengan resolusi yang berbeda dan biasanya digunakan pada
perairanyang relatif dangkal (Lurton, 2002).
- Frekuensi yang digunakan bervariasi sehingga memungkinkan untuk
membatasi panjang Array di bawah satu meter dengan jangkauan mencapai
kisaran ratusanmeter.
- Sinyal yang dipancarkan memiliki durasi sekitar 0,1 meter/detik,
sehinggaresolusi spasial dapat mencapai 0,1 meter (Lurton, 2002)
- Mampu menghasilkan citra dasar laut yang dapat digunakan untuk
mendeteksiobyek yang dapat diperkirakan ketinggiannya menggunakan
shadows.

Kekurangan dari Sidescan Sonar adalah :

- Kebutuhan untuk memastikan cakupan yang lengkap dari daerah yang


disurveikarena adanya kesenjangan kolom air di bawah towfish.
- Adanya distorsi data side scan sonar.

Karena ketidakstabilan towfish, variasikecepatan dalam kapal survei, dan


jangkauan kompresi data karena ketinggian towfish (distorsi slant-range).
Ketidakstabilan towfish diminimalisir dengan konfigurasi towing yang
digunakan. Variasi kecepatan dan distorsi slant-range dapat dikoreksi dengan
sistem side scan sonar digital (Fish and Carr, 1990).Kecepatan koreksi dapat
dilakukan secara online selama akuisisi data dengan menerapkan kecepatan
kapal yang dihitung dari GPS-data.
2. Singlebeam Echosounder (SBES)
Singlebeam echosounder adalah alat ukur kedalaman air yang
menggunakan pancaran tunggal sebagai pengirim dan pengiriman sinyal
gelombang suara. Pada dasarnya singlebeam echosounder digunakan untuk
membuat peta 3D yangdikombinasikan dengan permukaan fisik lokasi dasar
laut yang pada umumnya digunakan untuk melakukan survei pendahuluan
sebelum penggunaan multibeam sonar.

Gambar. Singlebeam Echosounder

Singlebeam echosounder terdiri dari 2 jenis :


1. Single frequency, merupakan singlebeam echosounder yang menggunakan
satufrekuensi saja yaitu high frequency.
2. Dual frequency, merupakan singlebeam echosounder yang menggunakan
dua frekuensi yaitu high frequency dan low frequency High frequency
Lebih memberikan kedalaman yang akurat dalam hubungannya dengan
keselamatan pelayaran, sedangkan low frequency mampu melakukan penetrasi
hingga kelumpur dasar lautnya (sangat dalam) sehingga tidak aman untuk
pelayaran.

Kelebihan singlebeam echosounder adalah :


• Relatif mudah untuk digunakan.
• Mampu menyediakan informasi kedalaman sepanjang garis track yang
dilalui olehkapal.
• Ketika sonar memiliki sudut Beam yang sempit maka akan menyediakan
keakuratan posisi yang cukup tinggi dalam pengukuran kedalamannya.
Kekurangan singlebeam echosounder adalah :
• Dalam hal kecepatan survei, singlebeam echosounder bukan
merupakaninstrumen pengukuran yang efisien waktu karena dalam sekali
pengukuran hanyamendapatkan satu ukuran kedalaman.
• Ada fitur-fitur dasar laut yang tidak terekam antara lajur per lajur sebagai
garis tracking perekaman, yang mana ada ruang sekitar 10 sampai 100
meter yang tidakterlihat oleh sistem ini.
• Proses pemetaannya akan membutuhkan pengukuran yang satu per satu
danmembutuhkan waktu yang lama.

Prinsip kerja dari sistem tersebut ialah transducer memancarakan pulsa


akustik denganfrekuensi tertentu ke dasar perairan secara tegak lurus,
kemudian dipantulkan oleh dasar perairan lalu diterima kembali. Data yang
diperoleh dari proses itu adalah selang waktugelombang mulai dipancarkan
dan gelombang kembali diterima, sehingga diperoleh datakedalaman yang
dicatat alat perekam yang merupakan fungsi dari selang waktu. Prosestersebut
dapat diuraikan pada persamaan.

3. Multibeam Echosounder (MBES)


Multibeam Echosounder (MBES) adalah alat pemancar sonar yang
digunakan untuk proses pemeruman dalam kegiatan pengukuran hidrografi.
Pemeruman adalah aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh gambaran
topografi dasar perairan (Seabed Surface).

Gambar. Multibeam Echosounder


Multibeam echosounder (MBES) seperti sistem sonar yang lainnya,
mengirimkan energi suara dan menganalisis sinyal balik (echo) yang telah
memantul dari dasar lautan atau obyek lain. Sonar multibeam memancarkan
gelombang suara langsung di bawah lambung kapal untuk menghasilkan
cakupan dasar laut berbentuk kipas.
Sistem ini mengukur serta merekam waktu sinyal akustik untuk bergerak
dari pemancar ke dasar laut dan kembali ke penerima. Sonar multibem
menghasilkan petak suara untuk memastikan cakupan penuh suatu area.
Cakupan area di dasar laut tergantung pada kedalaman air, biasanya dua
sampai empat kali kedalaman air.
Multibeam Echosounder menggunakan prinsip yang sama dengan
singlebeam namun jumlah beam yang dipancarkan adalah lebih dari satu
pancaran. Pola pancarannya melebar dan melintang terhadap badan kapal.
Setiap beam akan mendapatkan satu titik kedalaman hingga jika titik-titik
kedalaman tersebut dihubungkan akan membentuk profil dasar laut. Jika kapal
bergerak maju hasil sapuan multibeam tersebut menghasilkan suatu luasan
yang menggambarkan permukaan dasar laut. Semakin dekat obyeknya dengan
sumber makaintensitasnya pun semakin kuat. Gelombang akustik yang
dipantulkan dari dasar lautselanjutnya dianalisis oleh transducer sehingga
dapat dibedakan gelombang pantul yangdatang dari arah yang berbeda. Untuk
mendeteksi arah datangnya sinyal yang dipantulkan oleh dasar laut.
Pada MBES menggunakan tiga metode pendeteksian, yaitu pendeteksian
amplitudo, fase dan interferometrik (sudut). Pada prinsipnya pengukuran
multibeam echosounder menggunakan pengukuran selisih fase pulsa (jenis
pengamatanyang digunakan adalah metode pulsa). Untuk teknik pengukuran
yang digunakan selisihfase pulsa ini yaitu fungsi dari selisih pulsa waktu
pemancaran dan penerimaan pulsaakustik serta sudut datang dari sinyal tiap-
tiap transducer.

4. SUB-BOTTOM PROFILING
Merupakan suatu sistem pengidentifikasi dan pegukur variasi dari lapisan-
lapisan sedimen yang ada di bawah permukaan air. Sistem akustik yang
digunakan dalam penentuan sub-bottom profiling hampir sama dengan alat
pada echosounder. Sumber suara memancarkan sinyal secara vertikal ke bawah
menelusuri air dan reciever memonitor sinyal balikan yang telah dipantulkan
dasar laut. Batasan antara dua lapisan memiliki perbedaan ciri akustik (acoustic
impedance = rintangan akustik).
Sistem menggunakan energi pantulan untuk mengumpulkan informasi lapisan-
lapisan sedimen di bawah dasar permukaan air (tampilan muka sedimen bawah
air). Rintangan akustik berhubungan dengan tingkat kekentalan atau berat jenis
(densitas) dari kandungan material dan tingkat kecepatan suara menelusuri
material. Ketika terjadi perubahan rintangan akustik, seperti tampilan muka
sedimen bawah air, bagian suara yang diteruskan kemudian dipantulkan
kembali.

Gambar. Sub-Bottom Profiling

Dari pancaran gelombang suara yang terhalang akan


dikembalikan/dipantulkan kembali ke receiver berupa data yang menunjukkan
profil dari permukaan dasar laut/penghalang tesebut mengingat permukaan
dasar laut tidak rata. Dari beberapa energi suara yang menembus sampai batas
dan kedalam lapisan sedimen. Energi ini dipantulkan ketika menembus batas
antara lapisan sedimen yang lebih dalam yang memiliki rintangan akustik yang
berbeda-beda. Sistem ini menggunakan energi yang dipantulkan oleh lapisan-
lapisan untuk membentuk penampang daribagian sub-bottom lapisan-lapisan
sedimen. Beberapa parameter-parameter dari sonar (tenaga keluaran, frekuensi
dari sinyal, dan panjang gelombang pulsa yang dipancarkan) mempengaruhi
performa dari alat yang digunakan.

5. Current Meter
Currentmeter atau dikenal juga dengan alat ukur arus, biasanya digunakan
untuk mengukur aliran pada air rendah. Alat ini merupakan alat pengukur
kecepatan yang paling banyak digunakan karena memberikan ketelitian yang
cukup tinggi. Kecepatan aliran yang diukur adalah kecepatan aliran titik dalam
satu penampang aliran tertentu. Prinsip yang digunakan adalah adanya kaitan
antara kecepatan aliran dengan kecepatan putar baling-baling currentmeter.
Dari kecepatan yang didapatkan dari alat ukur arus, maka akan didapatkan
debit pada suatu aliran tersebut.

Gambar. Current Meter Flowatch FL 03

Pengukuran debit pada aliran air ini (saluran/sungai) memerlukan pengukuran


yaitu luas penampang aliran dan kecepatan aliran. Pengukuran luas penampang
sungai dapat dilakukan dengan mudah apabila lokasi stasiun telah ditetapkan,
dan dilakukan pengukuran yang cermat tentang bentuk penampang sungai di
stasiun tersebut. Dalam praktek terdapat cara pengukuran debit, yaitu
pengukuran langsung (direct measurement).
Currentmeter memiliki beberapa jenis, antara lain :
1. Current meter dengan pengukuran non-otomatik, yaitu current meter
dengan cara pengukuran atau perekaman data kecepatan arus yang harus
dilakukan langsung oleh seseorang untuk membacanya, biasanya alat ini
ditempatkan pada suatu struktur tertentu.
2. Current meter dengan pengukuran otomatik, yaitu current meter yang
merekam data kecepatan arus tanpa selalu harus langsung diperiksa oleh
pengguna, Biasanya tipe ini memiliki sarana penyimpanan data yang cukup
untuk jangka waktu pengukuran tertentu.
BAB III
KESIMPULAN

Hidrografi adalah cabang ilmu terapan yang berkaitan dengan pengukuran dan deskripsi dari
fitur fisik samudera, laut, pesisir, danau dan sungai, serta dengan prediksi perubahan dari waktu
ke waktu. Berdasarkan hasil Pencarian mengenai bidang keilmuan hidrografi dapat diketahui
banyak sekali manfaat dan kegunaan dalam pengukuran Survei Hidrografi dalam dunia
pemetaan laut. Tujuan utamanya adalah untuk keselamatan navigasi dan mendukung semua
kegiatan laut lainnya, termasuk pembangunan ekonomi, keamanan dan pertahanan, penelitian
ilmiah, dan perlindungan lingkungan. Dalam pengukuran Survei Hidrografi menggunakan
Alat-alat pendukung yang telah terlampir diatas serta mengetahui manfaat dan penggunaan
setiap alat tersebut.
Daftar Pustaka

http://akreditasi.big.go.id/sdm/subbidanginfo/2
http://www.national-oceanographic.com/article/survei-hidrografi-dan-survei-batimetri-
https://zonaspasial.com/tag/survey-hidrografi/
https://www.academia.edu/29211276/Pengolahan_Data_Singlebeam_Echosounder_Multibea
m_Echosounder_dan_Side_Scan_Sonar_untuk_Pemetaan_Dasar_Laut
https://oe.itk.ac.id/berita/detail/mengenal-lebih-jauh-proses-pengambilan-dan-pengolahan-
data-hidro-oseanografi-survey-hidrografi-dan-oseanografi-bagian-
4#:~:text=Multibeam%20Echosounder%20(%20MBES%20)%20adalah%20alat,pemeruman
%20dalam%20kegiatan%20pengukuran%20hidrografi.
https://antesena-geosurvey.com/inilah-daftar-alat-survey-batimetri/

Anda mungkin juga menyukai