Anda di halaman 1dari 27

TUGAS PRAKTIKUM

GEOLOGI LAUT
MODUL 4: PETA TOPOGRAFI

Oleh :
Tanya Tristanova
26050120130042
Oseanografi A / Kelompok 1
Asisten
M. Fatah Nashrulah 26040117140056 Khansa Yatita Hira 26040118140096
Sa’iyd Husayn Ahmadi 26050117120014 Audria Izza Nadira 26050118120021
Adzkia Pincta Milenia 26050117120010 Muhammamd Azzam Hanif P. 26040119140188
Muhammad Khairunna’im 26040117140095 Muhammad Taufiqur R. 26040119140106
Febriana Banun Fitriani 26040117120054 Virginia Hesa Febio P. 26040119140202
Muhammad Wafiq Alanwary 26040117140084 Zulfikar 26040119130148
Atthariq Fachri Ramadhan A. 26040118130083 Rafly Zhulkifly Karel Sundah 26050118130082
Adella Maulina Savitri 26040118140098 Mohammad Khaiyul Imdad 26040118140108
Christianti Kartika Putri 26050118140049 Muhammad Arif Romadhi 26040118130123
Fifi Nur Hidayah 26040118120015 Muhammad Faisal Anggoro 26040119130122

DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kumpulan ilmu pengetahuan kebumian ini terdiri atas empat ilmu, yaitu
Geologi, Geofisika, Oseanografi dan Meteorologi (Washington D.C. : The
American Geological Institute, 1957). Salah satu bidangnya adalah geologi,
geologi adalah ilmu kebumian yang memperlajari segala sesuatu mengenai bumi
besarta isinya. Serta membahas sifat bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur
bumi, dan proses pembentukannya (Noor, 2012). Definisi geologi secara umum
yaitu ilmu yang mempelajari bumi, meliputi cara terjadinya, proses dan sejarah
yang berlangsung hingga saat ini, materi pembentuk bumi, struktur atau bangun
bumi, bentuk-bentuk permukaan dan prosesnya yang terjadi pada masa lalu, kini
dan yang akan datang. Geologi juga mempelajari mahluk hidup yang ada di bumi
(Mulyo, 2007).

Geologi laut adalah salah satu dari cabang ilmu geologi. Geologi laut
berguna untuk mengetahui komposisi, struktur dan proses pembentukan dasar
laut. Ilmu ini berguna untuk pembangunan struktur di bawah laut maupun
pelayaran. Dalam hal ini, untuk mempelajari laut diperlukan pengetahuan tentang
laut, salah satunya dengan menggunakan peta topografi. Peta merupakan
gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar
melalui sistem proyeksi tertentu (Prihandito, 1988). Sedangkan topografi (berasal
dari kata “topos” yang berarti tempat dan “grapho” yang berarti menulis) adalah
studi tentang bentuk permukaan bumi dan benda langit lain, seperti planet, satelit
(alami, seperti bulan), dan asteroid. Hal itu juga termasuk penggambarannya di
peta. Ada dua teknik yang dapat membantu studi topografi ini, yaitu survey secara
langsung dan penginderaan jarak jauh (remote sensing). (Heywood, 2002).

Jadi peta topografi adalah jenis peta yang ditandai dengan skala besar dan
detail, biasanya menggunakan garis kontur dalam pemetaan modern. Sebuah peta
topografi biasanya terdiri dari dua atau lebih peta yang tergabung untuk
membentuk keseluruhan peta. Sebuah garis kontur merupakan kombinasi dari dua
segmen garis yang berhubungan namun tidak berpotongan, ini merupakan titik
elevasi pada peta topografi. Karakteristik unik yang membedakan peta topografi
dari jenis peta lainnya adalah peta ini menunjukkan kontur topografi atau bentuk
tanah di samping fitur lainnya seperti jalan, sungai, danau, dan lain-lain. Karena
peta topografi menunjukkan kontur bentuk tanah, maka peta jenis ini merupakan
jenis peta yang paling cocok untuk kegiatan outdoor dari peta kebanyakan
(Anonimus, 2010).

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa dapat menjelaskan peta topografi manual dan peta topografi


digital
2. Mahasiswa dapat mengetahui alat yang digunakan membuat peta topografi
manual
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan peta topografi digital
4. Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan peta topografi dengan Geologi
laut dan manfaatnya di bidang Kelautan
BAB 2. ISI

2.1 Definisi Peta Topografi


2.1.1 Peta Topografi Digital
Peta topografi digital adalah proses dimana suatu kumpulan data
dikompilasi dan di format menjadi gambar digital. Fungsi utama dari teknologi ini
adalah untuk menghasilkan peta yang memberikan representasi akurat dari daerah
tertentu, merinci jalan utama dan tempat menarik lainnya. Teknologi ini juga
memungkinkan untuk perhitungan jarak dari satu tempat ke tempat lain
(Purnomo, 2017). Peta topografi digital adalah representasi fenomena geografik
yang disimpan dan dianalisis oleh komputer digital (Nuryadin, 2005). Setiap
objek yang ada pada peta digital disimpan sebagai sekumpulan koordinat,
contohnya objek berupa lokasi sebuah titik akan disimpan sebagai sebuah
koordinat sedangkan objek berupa wilayah akan disimpan sebagai sekumpulan
koordinat (Prahasta, 2010).

Peta digital memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan peta


analog (yang dibuat dalam bentuk kertas atau media cetakan lain), antara lain:

1. Kualitas peta digital tetap. Tidak seperti kertas yang dapat sobek, terlipat
ataupun mengalami kerusakan lainnya. Peta digital ini dapat dikembalikan
ke bentuk asalnya tanpa ada penurunan kualitas.
2. Peta digital mudah disimpan dan dipindahkan dari satu media ke media
penyimpanan yang lain. Peta analog memerlukan ruangan lebih besar jika
dibandingkan dengan peta digital yang bisa disimpan dalam sebuah hard
disk, CD-ROM, atau DVD-ROM.
3. Peta digital lebih mudah diperbaharui. Penyuntingan untuk keperluan
pemutakhiran data atau perubahan sistem koordinat misalnya, dapat lebih
mudah dilakukan menggunakan perangkat lunak tertentu

2.1.2 Peta Topografi Manual


Peta topografi manual adalah peta topografi yang dibuat secara manual
oleh manusia. Pembuatan peta topografi manual tidak menggunakan alat digital
seperti ArcGis atau ER-Mapper. Peta topografi menyediakan data yang diperlukan
tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan
pola urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-
ciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala.

Peta topografi dapat juga diartikan sebagai peta yang


menggambarkankenampakan alam (asli) dan kenampakan buatan manusia,
diperlihatkan pada posisi yang benar. Selain itu peta topografi dapat diartikan
peta yang menyajikaninformasi spasial dari unsur-unsur pada muka bumi dan
dibawah bumi meliputi, batas administrasi, vegetasi dan unsur-unsur buatan
manusia.

2.2 Alat untuk Membuat Peta Topografi Digital dan Manual

1. Alat yang digunakan untuk membuat peta topografi digital :

 ArcGIS 9.2  Laptop


 Surfer 8  Global Mapper
 Google Earth

Melakukan konversi data dari bentuk hardcopy menjadi elektronik


berformat joint photographics express group (*.jpeg) dengan jalan pemindaian
(scanning) atau pengunduhan (downloading) yang merupakan soft file. Soft file
(file yang berekstensi jpeg, dan sejenisnya) kemudian dikonversi menjadi shape
file (file yang berekstensi shp) dengan menggunakan teknik rektifikasi, digitasi,
overlay, adding coordinate, pembuatan kontur, dan layout, yang dilakukan
dengan perangkat lunak ArcGIS 9.2 dan Surfer 8. Dari proses ini dihasilkan data
digital berupa peta yang berbasiskan informasi spasial yang terintegrasi, mudah
dicopy, informatif, dan editable (Nugroho, et al. 2010).

2. Alat yang digunakan untuk membuat peta topografi manual :

 Pulpen Gambar  Penghapus


 Penggaris  Pensil Mekanik
 Peta Topografi  Kertas Kalkir

2.3 Cara Pembuatan Peta Topografi Digital dan Manual

1. Peta Topografi Digital


Dengan Global Mapper
 Buka Software Global Mapper
 Buka citra SRTM yang wilayah nya akan anda buat kontur nya,
dengan cara klik Open Your Own Data File

 Generate Contour
Setelah data citra terbuka, maka anda bisa langsung menggenarate
kontur dengan cara Analysis - Generate Contours
Pada tab Contour Options, terdapat beberapa data yang harus anda
sesuaikan, diantaranya:
 Pada Contour Interval isi angka interval kontur yang anda perlukan
dan masukan pilihan satuan ketinggian tempat yang anda perlukan, bisa
dalam satuan meter dan feet. Informasi : Satuan ketinggian tempat di
Indonesia biasanya menggunakan meter. 
Pada tab Simplication, anda bisa mengatur tingkat ketelitian kontur
yang akan anda hasilkan. Semakin kecil angka simplicatioan, maka
kontur nya akan semakin teliti tetapi data nya akan semakin besar.
Namun jika angka simplication semakin besar maka ketelitian kontur
nya akan semakin rendah, dan ukuran file nya pun kecil (bisa diatur
sesuai kebutuhan).
Pada tab Contour Bond, anda bisa mengatur luasan wilayah yang
akan anda buat kontur nya. Ada 7 pilihan untuk mengatur luas wilayah
yang akan dibuat kontur nya, tiga diantaranya yakni :
 All Loaded Data, artinya seluruh citra SRTM yang ditampilkan
akan dibuat konturnya
 All Data Visible On Screen, yakni dengan membuat draw box
wilayah yang akan kita buat konturnya
 Lat/Lon (Degree), yakni membatasi wilayah yang akan dibuat
konturnya dengan cara memasukan koordinat (koordinat geografis)
Dalam artikel ini, wilayah yang akan dibuat konturnya dengan
menggunakan pilihan all data visible on screen,  yakni dengan membuat
draw box pada wilayah yang akan kita buat konturnya dengan interval
kontur 25, seperti terlihat pada gambar berikut :

 Jika sudah dirasa cukup, maka klik OK. Kemudian klik OK pada
contour generation options, maka Global Mapper akan meng
generate kontur pada wilayah yang dipilih dengan interval kontur
yang telah anda masukan pada ketelitian kontur yang telah
ditentukan. Jika sudah selesai, maka hasilnya adalah :
 Export Data
Tahap terakhir pembuatan peta kontur di Global Mapper adalah
export data kontur yang telah dibuat ke dalam berbagai format
yang kita perlukan, yakni : File - Export. Jika anda akan mengubah
kontur tersebut kedalam format dwg, shapefile (shp), MapInfo atau
pun KML/KMZ maka anda pilih Export Vector Format kemudian
anda pilih format file yang anda butuhkan. Dalam artikel ini, data
kontur tersebut akan dirubah kedalam format shapefile (shp), jika
format data sudah terpilih, maka akan muncul :
Dengan ArcGIS
Selain dengan menggunakan GlobalMapper, generate garis kontur dari DEM juga
bisa dilakukan di ArcGIS, dengan tahapan :

1. Buka software ArcGIS

2. Buka Arctool Box pilih Raster Surface - Contur. Input raster isikan data DEM
yang akan digunakan, output pilih tempat penyimpanan, contour interval diisikan
nilai interval kontur yang anda butuhkan. Base contour dan z factor dibiarkan saja
seperti apa adanya. Jika sudah selesai, kemudian klik OK. Maka hasil nya adalah :

Data atribut
ketinggian tempat yang ada di dalam file shp tersebut adalah dalam format angka,
sehingga bisa digunakan untuk analisis seperti pembuatan peta kemiringan lereng
maupun peta topografi. (Solehudin, 2017).

2. Peta Topografi Manual (Ahadi, 2009)


 Tentukan skala jarak untuk menggambar denah dan skala tinggi untuk
menggambar potongan kontur
 Menentukan koefisien garis tinggi yang akan digambar (semakin rapat,
semakin akurat)
 Prinsipnya adalah perbandingan antara segitiga kecil dan segitiga besar
sehingga dapat dicari jarak titi dengan ketinggian tertentu
 Begitu juga dengan titik lainnya dihitung satu persatu sehingga ditemukan
titiknya dan kemudia menhubungkan tinggi titik yang sama dengan garis
2.4 Contoh Peta Topografi Manual

Gambar 1. Peta
Topografi Manual (1986)
Gambar di atas adalah contoh dari peta topografi manual yang mengambil
lokasi di Yogyakarta. Peta tersebut adalah peta Puncak Gunung Merapi.

2.5 Kegunaan dan Hubungan Peta Topografi dengan Geologi Laut

Peta topografi atau peta kontur ini dibuat untuk memberikan informasi
tentang keberadaan, lokasi, dan jarak, seperti lokasi penduduk, rute perjalanan dan
komunikasi. Peta topografi juga menampilkan variasi daerah, ketinggian kontur,
dan tingkat tutupan vegetasi (Sariyono dan Nursa’ban, 2009).

 Menunjukkan lokasi suatu wilayah dipermukaan bumi


 Menggambarkan bentuk dan persebaran berbagai gejala di permukaan
bumi
 Menggambarkan kondisi fisik suatu wilayah

Selain bidang geografi, banyak bidang lain yang memerlukan peta.


Sebagai contoh, di bidang kelautan peta sangat penting untuk menggambarkan
keadaan suatu wilayah. Di dalam bidang kelautan peta digunakan untuk melihat
kedalaman suatu perairan, keberadaan palung dan gunung dalam laut,
memberikan informasi mengenai kontur tanah di suatu wilayah.dan lain-lain
(Sariyono, 2009).

2.6 Pengaplikasian di Bidang Ilmu Kelautan / Oseanografi

Informasi tentang topografi suatu perairan memberikan banyak manfaat


baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat tersebut diantaranya untuk
kepentingan militer, navigasi serta perencanaan dan pemanfaatan perairan lainnya
khususnya sektor perikanan. Kegiatan manusia yang hidup di pesisir seperti
berenang, memancing, bahkan berbagai kegiatan teknisi bawah laut seperti
penanaman pipa bawah laut, kabel, dan pengeboran minyak erat kaitannya dengan
informasi batimetri. Selain itu juga, batimetri zona intertidal diperlukan untuk
studi morfologi dasar laut, lingkungan, pengelolaan sumber daya pesisir dan
pemodelan oseanografi (Siregar dan Selamat, 2010)

Pemeruman adalah proses dan aktivitas yang ditujukan untuk memperoleh


gambaran bentuk permukaan (topografi) dasar perairan. Model batimetri
diperoleh dengan menginterpolasikan titik-titik pengukuran kedalaman
bergantung pada skala model yang hendak dibuat (Poerbandono dan Djunarsah,
2005). Metode Pemeruman bekerja berdasarkan prinsip perambatan dan
pemantulan bunyi yang dipancarkan dari transducer merambat dengan kecepatan
1500/detik, hingga membentur dasar laut dan gema yang dipantulkan ditangkap
kembali. Metode ini merupakan landasan pengetahuan tentang kondisi dasar laut
dan gambaran kedalaman suatu perairan. Kelebihan dari metode ini adalah data
yang dihasilkan lebih akurat dibandingkan data citra satelit dan pengambilan data
yang sangat mudah serta banyak digunakan untuk pengambilan data untuk
perairan sempit (Nontji, 1993). Sebagai contoh Fauzan 2014, melakukan
penelitian penggunaan data batimetri untuk keperluan rute pemasangan pipa
bawah laut di perairan Tanjung Priok dengan metode pemeruman menyimpulkan
bahwa data batimetri dimanfaatkan untuk penentuan kategori zona kemiringan
(datar).
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Memalui praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari peta


topografi manual dan peta topografi digital
2. Mahasiswa juga dapat mengetahui alat dan cara yang digunakan membuat
peta topografi manual dan peta topografi digital
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan hubungan peta topografi
dengan Geologi laut dan manfaatnya di bidang Kelautan

3.2 Saran

1. Pengumpulan laporan waktunya diperpanjang


2. Praktikan lebih kondusif saat praktikum
3. Pre-test dan pos-ttest dibuat lebih menarik
Daftar Pustaka

Afani, I.Y.N., B.D. Yuwono dan N. Bashit. 2019. OPTIMALISASI


PEMBUATAN PETA KONTUR SKALA BESAR MENGGUNAKAN
KOMBINASI DATA PENGUKURAN TERESTRIS DAN FOTO UDARA
FORMAT KECIL. Jurnal Geodesi UNDIP., 8(1) : 180 – 189.

Bahri, S dan Madlazim. 2012. PEMETAAN TOPOGRAFI, GEOFISIKA DAN


GEOLOGI KOTA SURABAYA. Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya
(JPFA)., 2(2) : 23 – 28.

Gani. A., Halili dan L.O.A. Afu. 2017. BENTUK TOPOGRAFI PERAIRAN
DESA TANJUNG TIRAM MENGGUNAKAN METODE PEMERUMAN
(SOUNDING). Sapa Laut. 2(2) : 31 – 36.

Kent, A.J dan A. Hopfstock. 2018. Topographic Mapping: Past, Present and
Future. The Cartographic Journal., 55(4) : 305 – 308.

Nugroho, A dan S.B.S. Yarianto. 2010. PEMBUATAN PETA DIGITAL


TOPOGRAFI PULAU PANJANG, BANTEN, MENGGUNAKAN ArcGIS
9.2 dan SURFER 8. Jurnal Pengembangan Energi Nuklir. 12(1) : 38 – 46.

Rassarandi, F.D. 2016. Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa
Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Jurnal Integrasi., 8(1) :
50 – 55.

Rostianingsih, S dan K. Gunandi. 2014. PEMODELAN PETA TOPOGRAFI KE


OBJEK TIGA DIMENSI. Jurnal Informatika., 5(1) : 14 – 21.

Anda mungkin juga menyukai