Anda di halaman 1dari 64

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?

sequence=1

VARIABILITAS SPASIAL DAN TEMPORAL KECEPATAN ARUS DAN ANGIN SERTA KAITANNYA DENGAN HASIL TANGKAPAN DI PERAIRAN LAUT FLORES MENGGUNAKAN DATA TAHUN 2009 SKRIPSI

Oleh:
ANDI ELYERVIANA L231 06 002

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

VARIABILITAS SPASIAL DAN TEMPORAL KECEPATAN ARUS DAN ANGIN SERTA KAITANYA DENGAN HASIL TANGKAPAN DI PERAIRAN LAUT FLORES MENGGUNAKAN DATA TAHUN 2009

Oleh :

ANDI ELYERVIANA L 231 06 002

Skripsi Ini Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan Universitas Hasanuddin

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Variabilitas Spasial dan Temporal Kecepatan Arus dan Angin Serta Kaitannya dengan Hasil Tangkapan di Perairan Laut Flores Menggunakan Data Tahun 2009 : Andi Elyerviana : L 231 06 002 : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Nama Stambuk Program Studi

Skripsi ini telah diperiksa Dan disetujui oleh : Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Dr. Mukti Zainuddin, S.Pi, M.Sc Nip. 197107031997021002

Dr.Ir. Alfa F.P. Nelwan, M.Si Nip. 196601151995031002 Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

Ketua Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Prof. Dr. Ir. Andi Niartiningsih, MP NIP. 196112011987032002

Dr. Ir. Aisjah Farhum, M.Si NIP. 196906051993032002

Tanggal Lulus :

Agustus 2011

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

RIWAYAT HIDUP ANDI ELYERVIANA, Lahir pada tanggal 11 November 1987


di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Orang Tua bernama Andi Muchtar Amin dan Fatmawati. Tahun 2000 lulus di SD Negeri 148 Sanuale. Pada tahun 2003 lulus di SLTP Negeri 2 Marioriwawo dan pada Tahun 2006 lulus di SMA Negeri 1 Marioriwawo. Pada tahun 2006 penulis berhasil diterima sebagai mahasiswa di Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar melalui jalur JPPB. Penulis aktif sebagai pengurus Rohis Perikanan, pengurus Himpunan Mahasiswa Profesi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (HMP-PSP) periode 2008-2009 sebagai koordinator Divisi Penelitian dan Keilmuan. Selain itu, selama kuliah penulis juga aktif sebagai asisten pada Mata kuliah Dasar-Dasar Teknologi Hasil Perikana. Penulis juga aktif di organisasi eksternal yakni Lembaga Dakwah Kampus Forum Komunikasi Mushallah dan Kerohanian Islam (LDK FKMKI) UNHAS periode (20092010), Pengurus Harian LDM Ramsis Unhas periode (2008-2010)

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 ABSTRAK ANDI ELYERVIANA. L 231 06 002. Variabilitas Spasial dan Temporal

Kecepatan Arus dan Angin serta Kaitannya dengan Hasil Tangkapan di Laut Flores Menggunakan Data Tahun 2009. Dibawah Bimbingan Dr. Mukti
Zainuddin, S.Pi, M.Sc Sebagai Pembimbing Utama dan Dr. Ir. Alfa F.P. Nelwan, M.Si Sebagai Pembimbing Anggota. Tujuan dari Penelitian ini adalah Mendeskripsikan variabilitas spasial dan temporal kecepatan arus bulanan di Laut Flores. Mendeskripsikan variabilitas spasial dan temporal kecepatan angin bulanan di Laut Flores. Serta mengetahui hubungan kondisi lingkungan dengan hasil tangkapan ikan. Adapun kegunaan dari penelitian ini yaitu diharapkan dapat memberikan informasi mengenai variabilitas spasial dan temporal kecepatan arus dan angin untuk kegiatan penangkapan ikan di Laut Flores. Selain itu, dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan mulai dari bulan Januari sampai Juli 2011 di Laboratorium Sistem Informasi Perikanan Tangkap (SIPT) dengan daerah pengamatan di perairan Laut dengan menggunakan data citra satelit parameter oseanografi. Hasil dari penelitian ini yaitu Variabilitas bulanan kecepatan arus pada tahun 2009 (Januari sampai Desember) menunjukkan bahwa kecepatan arus tinggi umumnya terjadi pada bulan Januari dan Februari yakni 49,39 53,84 cm/detik. Sedangkan kecepatan arus rendah terjadi pada bulan Mei, Juni, September dan Oktober yakni 0,32 4,78 cm/s.Variabilitas bulanan kecepatan angin pada tahun 2009 (Januari sampai November) menunjukkan bahwa kecepatan angin tinggi umumnya terjadi pada bulan Januari, Februari, Juni dan Agustus yakni 8,65 9,17 m/detik. Sedangkan kecepatan angin rendah terjadi pada bulan Maret, April, dan Mei yakni 2,25 2,67 m/detik. Hasil tangkapan optimium yakni pada bulan Juli 2009 dengan hasil tangkapan sebesar 14545,5 kg dengan kecepatan arus 5,68 cm/detik serta kecepatan angin 6,19 m/detik. Secara deskriptif berdasarkan hasil penelitian di salah satu wilayah perairan Laut Flores pada tahun 2009 , variasi hasil tangkapan diduga kuat dipengaruhi oleh variabilitas spasial dan temporal kecepatan arus dan angin.

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Dalam penulisan Skripsi ini penulis mendapat banyak arahan dan dukungan dari bergabagai pihak. Olehnya itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada : Ayahanda Andi Muchtar Amin dan ibunda Fatmawati yang tak henti hentinya memberikan dukungan dan doa kepada penulis. KMurni , KIqbal dan adikku Ilham . Bapak Dr. Mukti Zainuddin, S.Pi, M.Sc Sebagai Pembimbing Utama dan bapak Dr. Ir. Alfa F.P. Nelwan Sebagai Pembimbing Anggota waktu dan dengan sabar telah mengarahkan dam membimbing dari awal sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ibu Dr. Ir. Aisjah Farhum, M.Si sebagai Ketua Program Studi PSP beserta seluruh dosen perikanan dan staf yang telah memberikan banyak bekal berupa pengetahuan selama penulis berada di bangku kuliah. Teman seperjuangan dalam penelitian Fitriani Sudirman Rajo Teman-teman PSP #6 Teman-teman KKN Reguler angkatan 77 Kec. Camba Keluarga Cenrana Teman teman ikhwah : Rohis Perikanan , Mushallah Bahrul Ulum Kelautan, LDK FKMKI UNHAS dan LDM Ramsis Unhas. Tetaplah berkarya menuju Unhas Madani Teman teman Nuansa 06

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 Assalam Crue : dongsaeng Emi, Evi, Bu Siti, Anna Dahriana, , Irma, Wulan Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis tuliskan satu per satu. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat membeerikan manfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya. Amin. Penulis

Andi Elyerviana

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii RIWAYAT HIDUP ..............................................................................................iii ABSTRAK ......................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ..........................................................................................v DAFTAR ISI ......................................................................................................vii DAFTAR TABEL ...............................................................................................ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xi I. PENDAHU A. Latar Belakang B. Tujuan dan Kegunaan ........ II. TINJAUAN PUSTAKA A. Parameter Oseanografi 1. Arus 2. Angin .. B. Perubahan Iklim dan Pengaruhnya Terhadap Arus dan Angin Serta Sumberdaya Ikan C. Penginderaan Jauh D. Sistem Informasi Geografis . E. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Hubungannya dengan Zona Potensi Penangkapan Ikan .. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat B. Alat dan Bahan .. C. Metode Penelitian . 1 4

5 5 6 7 8 9 11 13 13 14

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 IV.HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian B. Deskripsi Alat Tangkap .. 1. Kapal Gill Net .. 2. Gill Net dan Metode Pengoperasian .. C. Variabilitas Spasial dan Temporal Kecepatan Arus Bulanan . D. Variabilitas Spasial dan Temporal Kecepatan Angin Bulanan ... E. Hubungan Deskriptif Kondisi Lingkungan dengan Hasil Tangkapan .. 39 15 15 16 16 16 28

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan . B. Saran 42 43

DAFTAR PUSTAKA ..

47

LAMPIRAN ..

49

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

DAFTAR TABEL Nomor Keterangan Halaman

1. Alat yang digunakan selama penelitian 15

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Keterangan

Halaman

1. Komponen Sistem Informasi Geografis...............................................12 2. Lokasi Pengamatan ..............................................................................15 3. Diagram Alir Kerangka Pikir Penelitian ...............................................16 4. Peta Pola Arus di Laut Flores pada Bulan Januari 2009.....................20 5. Peta Pola Arus di Laut Flores pada Bulan Februari 2009...................21 6. Peta Pola Arus di Laut Flores pada Bulan Maret 2009........................22 7. Peta Pola Arus di Laut Flores pada Bulan April 2009.........................23 8. Peta Pola Arus di Laut Flores pada Bulan Mei2009 ...........................24

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 9. Peta Pola Arus di Laut Flores pada Bulan Juni 2009..........................25 10. Peta Pola Arus di Laut Flores pada Bulan Juli 2009.........................26 11. Peta Pola Arus di Laut Flores pada Bulan Agustus 2009.................27 12. Peta Pola Arus di Laut Flores pada Bulan September 2009.............28 13. Peta Pola Arus di Laut Flores pada Bulan Oktober 2009..................29 14. Peta Pola Arus di Laut Flores pada Bulan November 2009..............30 15. Peta Pola Arus di Laut Flores pada Bulan Desember 2009..............31 16. Peta Pola Angin di Laut Flores pada Bulan Januari 2009.................32 17. Peta Pola Angin di Laut Flores pada Bulan Februari 2009 ..............33 18. Peta Pola Angin di Laut Flores pada Bulan Maret 2009....................34 19. Peta Pola Angin di Laut Flores pada Bulan April 2009 ....................35 20. Peta Pola Angin di Laut Flores pada Bulan Mei 2009.......................36 21. Peta Pola Angin di Laut Flores pada Bulan Juni 2009 ....................37 22. Peta Pola Angin di Laut Flores pada Bulan Juli 2009 ......................38 23. Peta Pola Angin di Laut Flores pada Bulan Agustus 2009 ..............39 24. Peta Pola Angin di Laut Flores pada Bulan September 2009...........40 25. Peta Pola Angin di Laut Flores pada Bulan Oktober 2009 ..............41 26. Peta Pola Angin di Laut Flores pada Bulan November 2009 ...........42 27. Grafik kecepatan arus bulanan di Laut Flores....................................43 28. Grafik kecepatan angin bulanan di Laut Flores..................................43 29. Hubungan kecepatan arus dan angin dengan hasil tangkapan Ikan terbang pada bulan April Juli 2009 ......................................... 44

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Keterangan Halaman

1. Data kecepatan arus dan angin pada tahun 2009 ................................ 49 2. Data kecepatan arus dan angin serta hasil tangkapan pada bulan April Juli 2009 .... 50

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Wilayah perairan laut Indonesia memiliki kandungan sumberdaya alam khususnya sumberdaya ikan yang berlimpah dan beraneka ragam.Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) produksi perikanan tahun 2007 sebesar 4.734.280 ton. Laut Flores merupakan salah satu perairan di Indonesia yang memiliki potensi perikanan yang tinggi. Laut Flores disebelah utara berbatasan dengan

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 Sulawesi, disebelah selatan dengan Nusa Tenggara. Luas Laut ini sekiitar 240.000 km2. Dengan bagian terdalam mencapai 5140 meter. Keberadaan ikan pelagis dipengaruhi oleh sifat bio-fisik perairan Indonesia yang sangat dinamis terkait erat dengan proses oseanografi yang beragam. Upwelling (proses naiknya masa air) dan through-flow (pergerakan masa air) membantu dalam penyebaran ikan pelagis melalui ketersediaan makanan yang cukup serta lingkungan perairan yang cocok untuk hidup larva, ikan kecil dan besar. Salah satu masalah utama yang dihadapi dalam upaya optimasi hasil tangkapan ikan adalah sangat terbatasnya data dan informasi mengenai kondisi oseanografi yang berkaitan erat dengan daerah potensi penangkapan ikan. Armada penangkap ikan terutama kapal nelayan tradisional berangkat melaut bukan untuk menangkap tetapi untuk mencari lokasi penangkapan sehingga selalu berada dalam ketidakpastian tentang lokasi yang potensial untuk penangkapan ikan,menyebabkan hasil tangkapannya juga menjadi tidak pasti. Di samping itu, sebagai akibat dari ketidakpastian lokasi penangkapan mengakibatkan kapal penangkap banyak menghabiskan waktu dan bahan bakar untuk mencari lokasi penangkapan ikan, dan ini berarti terjadi pemborosan bahan bakar. Akibat dari ketidakpastian ini adalah nelayan seringkalli menggunakan caracara illegal dalam kegiatan penangkapan ikan. Misalnya dengan bom, racun maupun pukat harimau. Aktivitas inI merupakan kegiatan melaut yang sangat

membahayakan ekosistem laut. Perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global dan memberikan dampak kepada kehidupan laut sangat perlu diperhatikan khususnya dalam hal penanggulangan dampak yang diberikan oleh keadaan tersebut. Hal ini dikarenakan dampak yang ditimbulkan sangat merugikan bagi kegiatan pemanfaatan

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 sumberdaya perikanan khususnya penangkapan ikan di laut. Selain itu perubahan iklim tersebut juga menyebabkan terjadinya perubahan musim sehingga diperlukan informasi mengenai kondisi oseanografi perairan. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dwi Ratna Yuliastuti (2010) tentang distribusi spasial dan temporal suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a di perairan Laut Flores, diperoleh suhu yang cukup tinggi pada bulan Maret sampai dengan Mei sekitar 30.5oC. Untuk bulan Juni sampai dengan September suhunya hampir sama. Pada posisi 118o 120o BT suhunya sekitar 27oC dan posisi 120o 121o BT suhu rendah hanya terjadi di daerah pantai.Suhu meningkat di bulan Oktober dan November sekitar 29oC.Suhu kembali meningkat di bulan Desember sekitar 30,5oC. Sedangkan konsentrasi klorofil-a diperoleh hasil di bulan Februari merupakan sebaran klorofil-a minimum 119o BT 121oBT dan 5oLS 7oLS yaitu 0,01mg/m3.

Hal ini hampir terjadi pada seluruh wilayah tersebut.Sebaran klorofil-a maksimum terjadi di bulan Agustus 119o BT 120oBT dan 5oLS 6oLS konsentrasi klorofil-a

sangat tinggi mencapai 1 mg/m3 pada hampir seluruh wilayah tersebut. Pada 120 o BT 121oBT dan 5oLS 6oLS dan pada 119o BT 120oBT dan 6oLS 7oLS

konsentrasi klorofil-a lebih bervariasi mulai dari 0,34 mg/m 3 1 mg/m3. Pada 120o BT 121oBT dan 5oLS 7oLS klorofil-a pada perairan tersebut lebih sedikit rendah yaitu 0,6 mg/m3. Angin dan arus yang berganti arah sesuai dengan peralihan musim mempengaruhi sebaran mendatar beberapa parameter oseanografi di perairan Indonesia. Pada musim barat angin dan arus mendorong massa air hangat Indonesia lebih ke selatan, yaitu kawasan Laut Arafura dan barat laut Australia, sedangkan kekosongan yang timbul diganti dengan masuknya air yang relatif dingin

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 dari kawasan Laut Cina Selatan. Akibatnya terdapat peningkatan suhu paras laut dari Laut Cina Selatan ke arah Laut Arafura. Pada musim timur, hal yang sebaliknya terjadi. Untuk melengkapi informasi oseanografi di Laut Flores maka diperlukan kajian mengenai pola arus dan angin. Oleh karenanya dalam penelitian ini akan dibahas tentang variabilitas spasial dan temporal kecepatan arus dan angin pada daerah optimal penangkapan ikan sehingga dapat melihat pengaruh perubahan iklim terhadap daerah penangkapan tersebut. Kecepatan arus dan angin dapat dideteksi melalui satelit, seperti Satelit Aqua-MODIS dan SeaWiFS. Salah satu keunggulan penggunaan teknologi satelit adalah dapat melakukan pemantauan untuk wilayah yang luas dalam waktu yang hampir bersamaan. Data Satelit SeaWiFS sudah tersedia sejak tahun 1997 sedangkan data Satelit Aqua-MODIS sejak tahun 2002, sehingga dapat dilakukan pemantauan guna mengetahui pola sebaran kesuburan perairan permukaan laut di Indonesia. Adapun Metode yang dapat digunakan untuk memberikan informasi tersebut adalah dengan melakukan pengolahan data dan analisis daerah penangkapan ikan melalui analisis modis dan data citra satelit dari data yang telah ada. Hasil pengamatan satelit kemudian dipetakan dengan teknik Sistem Informasi Geografis (SIG) sehingga menciptakan peta variabilitas spasial dan temporal kecepatan arus dan angin. B. Tujuan dan Kegunaan Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 1. Mendeskripsikan variabilitas spasial dan temporal kecepatan arus bulanan di Laut Flores 2. Mendeskripsikan variabilitas spasial dan temporal kecepatan angin bulanan di Laut Flores 3. Mengetahui hubungan kondisi lingkungan dengan hasil tangkapan ikan. Adapun kegunaan dari penelitian ini yaitu diharapkan dapat memberikan informasi mengenai variabilitas spasial dan temporal kecepatan arus dan angin untuk kegiatan penangkapan ikan di Laut Flores. sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. Selain itu, dapat digunakan

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Parameter Oseanografi 1. Arus Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dapat disebabkan oleh tiupan angin, atau karena perbedaan dalam densitas air laut, atau dapat pula disebabkan oleh gerakan bergelombang panjang (Nontji, 2007).

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 Arus dipermukaan laut terutama disebabkan oleh adanya angin yang bertiup di atasnya. Namun kenyataan tidaklah demikian sederhana. Karena di samping faktor angin, arus juga dipengaruhi oleh sedikitnya tiga faktor lain, yaitu bentuk dasar perairan, letak geografi dan tekanan udara. Akibatnya arus yang mengalir dipermukaan lautan merupakan hasil kerja gabungan faktor-faktor tersebut (Hutabarat, 2001) Dari ketiga faktor tersebut, angin merupakan faktor yang paling bervariasi dalam membangkitkan arus. Sejak sistem angin dunia jumlahnya selalu tetap sepanjang tahun maka arah arus dunia hanya mengalami variasi tahunan yang kecil. Tetapi di bagian Utara Lautan Hindia dan lautan di sekitar perairan Asia Tenggara, angin musim (monsoon) berubah secara musiman dan mempunyai pengaruh yang dramatis terhadap arah dari arus permukaan. Arus di perairan Asia Tenggara baik yang terjadi di musim Barat (bulan Desernber - Februari) ataupun di musim Timur (bulan Juni -Agustus). Musim Barat ditandai oleh adanya aliran air dari arah Utara melalui Laut Cina bagian atas, Laut Jawa dan Laut Flores, sedangkan pada waktu musimTimur hal ini terjadi kebalikannya yaitu arus mengalir dari arah Selatan (Hutabarat, 2001) Angin Barat sangat berpengaruh di Laut Flores pada bulan Desember sampai dengan Maret. Pengaruh angin tenggara terjadi pada bulan April sampai dengan November. Sesuai dengan kondisi angin, pada bulan Desember sampai Maret, arus mengalir secara tetap ke arah timur dengan arus yang lebih kuat bergerak di sepanjang pantai bagian utara. Pada bulan April angin barat mulai menghilang, arus laut lemah di selatan pantai Sulawesi mengalir ke arah barat, dan arus laut kuat masih bergerak ke arah timur di sebelah utara Pulau Flores. Arus kuat

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 tersebut bahkan masih ada pada puncak musim tenggara di bulan Juli dan Agustus meskipun dengan kecepatan yang lebih rendah. Selama periode tersebut, arus ke barat yang ada di bagian utara Laut Flores lebih melebar dan pada bulan Agustus kecepatan arus sekitar 1,5 knot. Dengan berkurangnya musim tenggara arus di pantai utara Pulau Flores menguat kembali dan pada bulan Oktober arus lemah terjadi di selatan dari Pulau Sulawesi (Anonim, 2009). 2. Angin Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke rendah. Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya tempat yang bertekanan berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini disebut konveksi (Anonim, 2010) Pola angin yang sangat berperan di Indonesia adalah angin musim (munson). Angin musim bertiup secara mantap ke arah tertentu pada satu periode sedangkan pada periode lainnya angin bertiup secara mantap pula ke arah yang berlainan. Posisi Indonesia antara dua benua Asia dan Australia membuat kawasan ini paling ideal untuk berkembangnya angin musim (Nontji, 2007) Desember hingga Februari , Australia dan Laut Koral secara rata-rata menerima sinar matahari yang lebih besar dibandingkan dengan yang diterima di Asia Tenggara dan Laut Cina Selatan. Oleh sebab itu, tekanan udara dekat paras

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 bumi di kawasan Australia menjadi lebih rendah dibandingkan dengan yang ada di Asia Tenggara. Hasilnya ialah bertiupnya angin dari Asia Tenggara dan Laut Cina Selatan termasuk kepulauan Filipina dan Laut Filipina ke Australia dan Laut Koral melewati Benua Maritim Indonesia. Perputaran bumi pada sumbunya mempengaruhi angin tersebut sedemikian rupa hingga di belahan utara khatulistiwa, arah angin rata-rata adalah timur laut sampai utara dan di selatannya arahnya barat sampai barat laut. Musim atau munsonnya disebut munson barat (MB) atau barat laut. Juni hingga Agustus hal sebaliknya terjadi dan munsonnya disebut sebagai munson timur (MT) atau tenggara (Ilahude, 1999) B. Perubahan Iklim Dan Pengaruhnya Terhadap Arus dan Angin Serta Sumberdaya Ikan Pemanasan global merupakan isu lingkungan hidup yang dapat

menyebabkan perubahan iklim global. Perubahan iklim global terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang cukup panjang, antara 50 100 tahun. Walaupun terjadi secara perlahan, perubahan iklim memberikan dampak yang

sangat besar pada kehidupan mahluk hidup (Surakusumah, 2008). Dampak ekstrem dari perubahan iklim terutama adalah terjadinya kenaikan temperatur serta pergeseran musim. Kenaikan temperatur menyebabkan es dan gletser di Kutub Utara dan Selatan mencair. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya pemuaian massa air laut dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini akan menurunkan produksi tambak ikan dan udang serta mengancam kehidupan masyarakat pesisir pantai (Anonim, 2010) C. Penginderaan Jauh Penginderaan jauh didefinisikan sebagai ilmu atau seni untuk memperoleh tentang objek, daerah atau gejala dengan jalan menggunakan data yang diperoleh

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 dengan menggunakan suatu alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah atau gejala yang dikaji (Lillesan dan Kiefer, 1990 dalam Atmanegara 2009). Menurut Jars, 1993 dalam Atmanegara, 2009 penginderaan jauh didefinisikan sebagai suatu ilmu dan teknologi yang berhubungan dengan objek yang diukur, diidentifikasi atau dianalisis karakteristiknya tanpa kontak langsung dengan objek yang dikaji. Terdapat empat komponen yang sangat penting dalam sistem penginderaan jauh (Butler et.al, 1988 dalam Atmanegara, 2009): 1. Matahari sebagai sumber energi, yang berupa radiasi elektromagnetik (REM). Radiasi elektromagnetik merupakan suatu bentuk energi yang hanya dapat diobservasi melalui interaksinya dengan suatu objek. 2. Atmosfer merupakan media lintasan dari radiasi elektromagnetik, karena semua energi yang dideteksi dengan sistem penginderaan jauh tentu melalui atmosfer dengan jarak atau panjang alur tertentu. 3. Sensor, yaitu alat yang mendeteksi radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari suatu objek dan kemudian mengubah dalam bentuk sinyal yang dapat direkam atau ditampilkan sebagai citra atau data numerik. 4. Target atau objek yaitu fenomena yang dideteksi oleh sensor. Perolehan data dengan menggunakan penginderaan jauh melalui satelit memiliki keunggulan dari segi biaya, waktu serta kombinasi saluran spektral (band) yang lebih sesuai diaplikasikan. Sedangkan kekurangannya, sensor satelit hanya mampu merekam perairan yang sangat dangkal yaitu kedalaman kurang dari 30 meter dan kondisinya jernih (Donoedoro, 1996 dalam Atmanegara, 2009). Penggunaan teknologi penginderaan jauh dapat memberi informasi potensi sumberdaya alam baru yang terlengkap, akurat dalam bentuk spasial digital dinamis. Sedangkan sistem informasi geografi memberikan kemudahan untuk mengolah data

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 spasial dan analisa data secara komperehensif untuk mendukung pengambilan keputusan tentang pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. Keterpaduan antara teknik penginderaan jauh dengan sistem informasi geografi diharapkan mampu mengatasi permasalahan kesenjangan informasi untuk pengembangan wilayah sehingga dapat mengoptimalkan pemanfaatan potensi wilayah, sumberdaya alam dan lingkungan di kawasan Timur Indonesia (Hasyim, 2002)

D. Sistem Informasi Geografis GIS (Geographical Information System) atau dikenal dengan SIG (Sistem Informasi Geografis) merupakan komputer yang berbasis pada sistem informasi yang digunakan untuk memberikan bentuk digital dan analisa terhadap permukaan geografi bumi (Husein, 2006). Teknologi SIG ini dapat mengintegrasikan sistem operasi database seperti query dan analisis statistik dengan berbagai keuntungan analisis geografis yang ditawarkan dalam bentuk peta. Dengan kemampuan pada sistem informasi pemetaan (informasi spasial) yang membedakannya dengan sistem informasi lain seperti database, maka SIG banyak digunakan oleh masyarakat, pengusaha dan instansi untuk menjelaskan berbagai peristiwa, memprediksi hasil dan perencanaan strategis (Environmental Systems Research Institute, ESRI). SIG memiliki kapabilitas menghubungkan berbagai lapisan data di suatu titik yang sama pada tempat tertentu, mengkombinasikan, menganalisis data tersebut dan memetakan hasilnya. Teknologi ini juga dapat mendeskripsikan karakteristik objek pada peta dan menentukan posisi koordinatnya, melakukan query dan analisis spasial serta mampu

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 menyimpan, mengelola, mengupdate data secara terorganisir dan efisien (Anonim, 2008) Komponen utama SIG yakni orang, aplikasi, perangkat keras, perangkat lunak dan data. Orang yang menjalankan sistem meliputi mengoperasikan, mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Kategori orang yang menjadi bagian dari SIG ini ada beragam, misalnya operator, analis, programmer, database administrator bahkan stakeholder. Aplikasi merupakan kumpulan dari prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi geometri, query, overlay, buffer, join table dan sebagainya. Perangkat keras yakni seperangkat komputer yang digunakan dalam mengolah data. Dalam pembuatan GIS di perlukan perangkat lunak yang menyediakan fungsi tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi geografis (Gambar 1)

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 Gambar 1. Komponen Sistem Informasi Geografis E. Aplikasi SIG dan Hubungannya dengan Zona Potensi Penangkapan Ikan Dunia Kelautan dan Perikanan merupakan dunia yang dinamis, disini hampir semuanya bergerak kecuali dasar lautan. Di Wilayah yang merupakan bagian di permukaan bumi yang paling luas, terdapat banyak sumber daya alam yang bisa menghasilkan pendapatan yang tinggi untuk suatu daerah atau pemerintahan. Contohnya adalah sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang sangat besar pula. Indonesia dengan luas lautan sekitar 5,8 juta km dan panjang pantai kurang lebih 81.000 km, maka potensi pendapatan ekonomi dari bidang perikanan cukup besar sekali. Kurangnya pemanfaatan teknologi dalam eksploitasi sumberdaya ikan-ikan tersebut menyebabkan tidak optimumnya pemanfaatan sumberdaya ikan yang ada (Anonim, 2008) Aplikasi dan pengembangan SIG diawali di negara maju, terutama Amerika Utara. Komponen utama SIG meliputi perangkat keras, perangkat lunak, data dan sumberdaya manusia. Perangkat keras meliputi komputer, digitizer, scanner, plotter, printer, sedangkan perangkat lunak bisa dipilih baik yang komersial maupun yang tersedia dengan bebas. Contoh perangkat lunak yang banyak dipakai adalah ARC/INFO, ArcView, IDRISI, ER Mapper, GRASS, MapInfo. Beberapa cara memasukkan data ke dalam SIG adalah melalui keyboard, digitizer, scanner, sistem penginderaan jauh, survei lapangan, GPS. Sumber daya manusia sebagai komponen SIG bukan hanya meliputi staf teknikal, yaitu yang bertugas dalam hal pemasukan data maupun pemprosesan dan penganalisaan data, tetapi juga koordinator yang bertugas untuk mengontrol kualitas dari SIG. Adapun elemen

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 fungsional SIG meliputi pengambilan data, pemrosesan awal, pengelolaan data, manipulasi dan analisa data, dan pembuatan output akhir (Puntodewo, 2003) Pemanfaatan suatu teknologi seperti Sistem Informasi Geografis untuk Kelautan dan Perikanan diharapkan dapat mampu memberikan suatu gambaran dan suatu tampilan spasial tentang sumber-sumber atau spot-spot perikanan di wilayah Indonesia pada umumnya yaitu dengan menggabungkan faktor-faktor lingkungan yang mendukung tempat hidup dan berkumpulnya berbagai jenis ikan tersebut sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil penangkapan ikan (Anonim, 2008) Sistem pemetaan yang biasanya dilakukan dapat juga memanfaatkan bantuan penginderaan jauh yang nantinya data dari hasil analisa citra digital dipetakan ke dalam format SIG. Cara yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan penginderaan jarak jauh dengan sistem SIG yaitu data digital penginderaan jarak jauh yang dianalisis dan diklasifikasi secara digital. Hasil keluaran dari proses tersebut berupa peta konvensional kemudian digitasi dalam bentuk SIG ( Campbell, 1987 dalam Herlan, 2010).

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 II. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari Juli 2011 di Makassar dengan daerah pengamatan Perairan Laut Flores. Posisi geografis Laut Flores yang diamati yakni 4oLS 8oLS dan 117oBT 123oBT (gambar 2)

LAUT FLORES

Gambar 2 Peta Lokasi Pengamatan B. Alat dan Data Alat yang digunakan selama penelitian yaitu : Tabel 1. Alat yang digunakan selama penelitian No. Alat 1 2 Laptop dan Software pendukung (ArcGis 9.2) Alat tulis Kegunaan

Mengolah data Arus dan Angin Mencatat informasi yang dibutuhkan

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah data citra satelit yang dapat memberikan informasi mengenai arus dan angin. Selain itu juga menggunakan data hasil tangkapan nelayan gill net ikan terbang di kabupaten Takalar serta hasil wawancara dengan nelayan. C. Metode Penelitian Adapun metode penelitian yang dilaksanakan seperti pada gambar di bawah ini :
Data Hasil Data Hasil Tangkapan Tangkapan Posisi Posisi Penangkapan Penangkapan

DATA BASE

DATA CITRA DOWNLOAD

ARUS (AVISO ) www.oceanobs.


com

ANGIN (QUIKS CAT)


www.ssmi.com

PRE PRE PROCESSING PROCESSING Uncompressed Uncompressed Cropping Cropping

ID L

PROCESSING PROCESSING Binary Binary data data (4 (4 byte) byte) Ascii (bujur, lintang,kec Ascii (bujur, lintang,kec arus/angin) arus/angin) Excel Excel ke ke Dbf Dbf

PEMETAAN PEMETAAN (ARCGIS) (ARCGIS) Interpolasi kecepatan Interpolasi kecepatan arus/angin arus/angin Plotting Plotting data data Penentuan Penentuan arah arah arus/angin arus/angin

Gambar 3. Diagram alir kerangka pikir penelitian III. HASIL DAN PEMBAHASAN

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Laut Flores adalah laut yang terdapat di sebelah utara Pulau Flores. Laut ini juga menjadi batas alami antara Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan Provinsi Sulawesi Selatan. Di sebelah utara Laut Flores terdapat gugusan pulau-pulau kecil, diantaranya Kepulauan Bonerate dan Pulau Kalaotoa. Laut Flores mencakup 93.000 mil persegi (240.000 km) air di Indonesia dan memiliki kedalaman hingga 5.123 meter. Daerah yang mencakup Laut Flores di wilayah Sulawesi Selatan yaitu perairan kabupaten Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai dan Selayar. B. Deskripsi Alat Tangkap 1. Kapal Gill net Kapal gill net adalah kapal yang digunakan untuk menangkap ikan terbang oleh nelayan tradisional (pattorani) di kabupaten Takalar. Kapal didesain sedemikian rupa dengan bahan dan konstruksi yang disesuaikan dengan jenis ikan yang menjadi tujuan tangkapan. Konstruksi kapal gill net yang digunakan di kabupaten Takalar yang terbuat dari kayu damar dengan konstruksi yang sederhana. Ukuran kapal yang digunakan yaitu panjang total 12 meter, lebar kapal 1,50 meter, serta tinggi kapal 0,75 meter. Sebagai tenaga penggerak digunakan mesin Jiangdong 2 buah dengan kecepatan 12-24 knot, dan bahan bakar yang digunakan adalah solar. Besarnya daya mesin diseimbangkan dengan ukuran kapal agar kapal dapat berjalan dengan sempurna.

2. Gill net dan metode pengoperasian

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 Gill net yang dioperasikan di kabupaten Takalar terbuat dari bahan monofilament. Jenis gill net yang digunakan adalah gill net hanyut yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran mata jaring yang sama besar. Panjang total jaring 1000 meter, di mana terbagi atas 25-30 pices, kemudian panjang masing-masing 40 meter per pices dengan mesh size 1.25 inci. Alat tangkap gill net yang di operasikan di kabupaten Takalar ini dioperasikan pada siang hari, dengan menggunakan dua macam pelampung, yakni pelampung utama dan pelampung tanda. Pelampung utama terbuat dari bahan sintetik, tidak menyerap air yang dipasang pada tali ris atas dengan jarak masing-masing antar pelampung 30 cm. sedangkan pelampung tanda satu buah terbuat dari styrofoam berbentuk segi empat bujur sangkar yang dipasangi tiang bendera sebagai tanda, kemudian diikatkan pada ujung jaring. Pemberat yang digunakan terbuat dari bahan timah berbentuk silinder yang dipasang pada tali ris bawah dengan jarak masingmasing 30 cm. Dalam pengoperasian hanya dibutuhkan 2-3 orang ABK. Kapal meningggalkan fishing base pukul 02.30 dini hari dan menempuh perjalanan selama 6 jam. Penentuan daerah penangkapan dilakukan berdasarkan pengalaman nelayan dan melihat adanya ikan yang beterbangan di permukaan. Setiba di daerah penangkapan ABK langsung menurunkan jaring dan nahkoda tetap mengemudi kapal dengan kecepatan yang agak lambat dan menyesuaikan dengan arah arus. Setelah semua bagian jarring diturunkan kemuadian masuk dalam fase menunggu yang berlangsung sekitar 3 jam, barulah dilakukan penarikan.

C. Variabilitas Kecepatan Arus Bulanan

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 Untuk mengetahui variabilitas arus dilakukan dengan menggunakan metode analisis spasial terhadap peta pola arus bulanan. Dengan melakukan download data AVISO (2009) dan selanjutnya dilakukan pengolahan untuk memperoleh pola arus bulanan. Januari Pola arus pada bulan Januari di Laut Flores secara umum bergerak ke arah timur. Kecepatan arus sangat bervariasi, dimana kecepatan tertinggi dapat dilihat pada 6040 LS 80 LS dan 1200 BT 1210 BT yakni 49,39 53,84 cm/s. Sedangkan kecepatan terendah dapat dilihat pada 60 LS 50 LS dan 1170 BT 1230 BT yakni 0,32 4,78 cm/s. Tingginya kecepatan arus pada bulan ini disebabkan bertemunya arus dari Selat Makassar dan Laut Flores. Romimohtarto dan Thayyib (1982) menyatakan bahwa sesuai dengan pola angin, dari bulan Desember sampai Maret di Laut Flores mengalir arus ke timur dan terlihat arus yang kuat di sepanjang pantai utara pulau pulau Sunda Kecil. Pola arus di Laut Flores pada bulan januari dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

Gambar 4. Peta pola arus di Laut Flores pada bulan Januari 2009 Februari Pola arus pada bulan Februari di Laut Flores secara umum masih bergerak ke arah timur. Pada bulan ini kecepatan arus tertinggi pada 6040 LS 80 LS dan 1170 BT 1230 BT yakni 49,39 53,84 cm/s. Sedangkan kecepatan arus terendah pada 50 LS 60 LS dan 1170 BT 1230 BT yakni 0,32 27,08 m/s. Pola arus di Laut Flores pada bulan Februari dapat dilihat pada (Gambar 5)

Gambar 5. Peta pola arus di Laut Flores pada bulan Februari 2009 Maret Pola arus pada bulan Maret di Laut Flores menunjukkan pergerakan yang tidak menentu . Pada bulan ini, kecepatan arus sangat rendah yakni sekitar 0,32

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 31,54 cm/detik . Kecepatan arus tertinggi pada 7020 LS 80 LS dan 1190 BT 120040 BT yakni 31,55 36.00 cm/detik. Pola arus di Laut Flores pada bulan Maret dapat dilihat pada (Gambar.6)

Gambar 6. Peta Pola Arus di Laut Flores pada bulan Maret 2009 April Pola arus pada bulan April di laut Flores menunjukkan bahwa pergerakan angin tidak menentu. Adapun kecepatan arus tertinggi pada 7020 LS 80 LS dan 1170 BT 1180 BT yakni 31,55 35 cm/detik. Sedangkan kecepatan arus di perairan sekitarnya bervariasi yakni 0,32 22,62 cm/detik. Romimohtarto dan Thayib (1982) menyatakan bahwa menghilangnya angin barat pada bulan April, mulai terlihat arus melemah ke arah barat di pantai Selatan Sulawesi dan sementara ini masih terlihat arus kea rah timur di sepanjang pantai utara pulau Sunda Kecil. Berdasarkan data

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 hasil tangkapan ikan terbang dengan menggunakan alat tangkap gill net bulan April pada 5020 LS 60 LS dan 1180 BT 1190 BT diperoleh hasil tangkapan 1.331 kg, dengan kecepatan arus 0,32 9,24 cm/detik. Pola arus di Laut Flores pada bulan April dapat dilihat pada (Gambar.7)

Gambar 7. Peta Pola Arus di Laut Flores pada bulan April 2009 Mei Bulan Mei merupakan akhir dari Musim Peralihan I sehingga dapat dilihat bahwa pola pergerakan arus pada bulan Januari di Laut Flores mulai bergerak ke arah barat. Kecepatan arus relatif rendah dari 0,32 27,08 cm/detik. Berdasarkan

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 data hasil tangkapan ikan terbang dengan menggunakan alat tangkap gill net bulan Mei pada 5040 LS 5050 LS dan 1190 BT 119020 BT diperoleh hasil tangkapan 546 kg, dengan kecepatan arus 4,79 13,70 cm/detik. Pola arus di Laut Flores pada bulan Mei dapat dilihat pada (Gambar.8)

Gambar 8. Peta Pola Arus di Laut Flores pada Bulan Mei 2009

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 Juni Pola arus pada bulan Juni di laut Flores menunjukkan angin bergerak ke arah barat, dimana kita ketahui bahwa bulan Juni merupakan awal dari musim timur. Kecepatan arus relatif rendah, yakni sekitar 0,32 22,62 cm/detik. Berdasarkan data hasil tangkapan ikan terbang dengan menggunakan alat tangkap gill net bulan Juni pada 5030 LS 60 LS dan 1190 BT 119030 BT diperoleh hasil tangkapan 6271,75 kg, dengan kecepatan arus 4,79 13,7 cm/detik. Pola arus di Laut Flores pada bulan Juni dapat dilihat pada (Gambar.9)

Gambar 9. Peta Pola Arus di Laut Flores pada bulan Juni 2009

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 Juli Pola arus pada bulan Juli di laut Flores menunjukkan angin bergerak ke arah barat. Arus masuk dari timur dengan kecepatan 27,09 36 cm/detik, kemudian kecepatan arus menurun pada 50 LS 80 LS dan 1180 BT 1230 BT yakni sekitar 0,32 22,62 cm/detik. Berdasarkan data hasil tangkapan ikan terbang dengan menggunakan alat tangkap gill net bulan Juli pada 5030 LS 60 LS dan 118050 BT 119050 BT diperoleh hasil tangkapan 14. 545,5 kg, dengan kecepatan arus 4,79 13,7 cm/detik. Pola arus di Laut Flores pada bulan Juli (Gambar.10) dapat dilihat pada

Gambar 10. Peta Pola Arus di Laut Flores pada bulan Juli 2009

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 Agustus Pola arus pada bulan Agustus di Laut Flores menunjukkan angin masih bergerak ke arah barat. Arus masuk dari timur dengan kecepatan 40,47 44,92 cm/detik pada 70 LS 7020 LS dan 1210 BT 1230 BT kemudian kecepatan arus menurun sekitar 0,32 22,62 cm/detik dan kecepatan meningkat kembali pada 6020 LS 7010 LS dan 1170 BT 1190 BT yakni 27,09 36 cm/detik. Pola arus di Laut Flores pada bulan Agustus dapat dilihat pada (Gambar.11)

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

Gambar 11. Peta Pola Arus di Laut Flores pada bulan Agustus 2009 September Bulan September merupakan awal dari musim peralihasn II sehingga pola arus pada bulan Maret di Laut Flores menunjukkan pergerakan yang tidak menentu. Pada bulan ini, kecepatan arus sangat rendah yakni sekitar 0,32 31,54 cm/detik. Pola arus di Laut Flores pada bulan September dapat dilihat pada (Gambar.12)

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

Gambar 13. Peta Pola Arus di Laut Flores pada bulan September 2009 Oktober Pola arus pada bulan Oktober di Laut Flores menunjukkan bahwa angin bergerak dengan arah tidak menentu seperti pada bulan September. Adapun kecepatan arus di perairan ini sangat rendah dan bervariasi yakni 0,32 31,54 cm/detik. Pola arus di Laut Flores pada bulan Oktober dapat dilihat pada (Gambar.13)

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

Gambar 13. Peta Pola Arus di Laut Flores pada bulan Oktober November Bulan November merupakan akhir dari Musim Peralihan II sehingga dapat dilihat bahwa pola pergerakan arus pada bulan November di Laut Flores mulai bergerak ke arah timur. Kecepatan arus di perairan ini yakni 0,32 22,62 m/s. kecepatan arus tertinggi pada 6030 LS 80 LS dan 1180 BT 120020 BT yakni 22,63 36 cm/detik. Pola arus di Laut Flores pada bulan November dapat dilihat pada (Gambar.14)

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

Gambar 14. Peta Pola Arus di Laut Flores pada bulan November 2009 Desember Pola arus pada bulan Desember di Laut Flores menunjukkan angin bergerak ke arah timur, dimana kita ketahui bahwa bulan Desember merupakan awal dari musim barat. Arus masuk dari barat dengan kecepatan sedang, yakni sekitar 22,09 36 cm/detik pada 50 LS 70 LS dan 1170 BT 119030 BT. Kemudian kecepatan arus melemah sampai 0,32 cm/detik. Pola arus di Laut Flores pada bulan Desember dapat dilihat pada (Gambar.15)

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

Gambar 15. Peta Pola Arus di Laut Flores pada bulan Desember 2009 D.Variabilitas Kecepatan Angin Bulanan Januari Pola angin pada bulan Januari di Laut Flores bergerak ke arah timur. Kecepatan angin sangat bervariasi, dimana kecepatan tertinggi dapat dilihat pada 5 0 LS dan 1210 BT yakni 8,65 9,17 m/detik. Sedangkan kecepatan terendah dapat dilihat pada 80 LS dan 1190 BT , 50 LS dan 1210 BT yakni 4,41 4,93 m/detik. Pola angin di Laut Flores pada bulan Januari dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

Gambar 16. Peta Pola Angin di Laut Flores pada bulan Januari 2009

Februari Pola angin pada bulan Februari di Laut Flores masih bergerak ke arah timur.

Kecepatan angin pada bulan ini cukup tinggi dimana kecepatan tertinggi dapat dilihat pada 50 LS 60 LS dan 1190 BT - 1200 BT yakni 8,65 9,17 m/detik. Sedangkan kecepatan terendah dapat dilihat pada 50 LS dan 1210 BT , yakni 4,41 4,93 m/detik. Pola angin di Laut Flores pada bulan Februari dapat dilihat pada (Gambar.17)

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

Gambar 17. Peta Pola Angin di Laut Flores pada bulan Februari 2009

Maret Pola angin pada bulan Maret di Laut Flores masih bergerak ke arah timur.

Kecepatan angin pada bulan ini sangat rendah disbanding bulan Januari dan Februari dimana kecepatan tertinggi dapat dilihat pada 5 0 dan 1180 BT yakni 4,41 4,93 m/detik. Sedangkan kecepatan terendah dapat dilihat pada 80 LS dan 1210 BT , yakni 1,81 2,24 m/detik. Hal ini juga dijelaskan oleh Nontji (2007) bahwa dalam bulan Maret, angin barat masih berhembus tetapi kecepatan dan kemantapannya berkurang. Pola angin di Laut Flores pada bulan Maret dapat dilihat pada (Gambar.1

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

Gambar 18. Peta Pola Angin di Laut Flores pada bulan Maret 2009

April Pola angin pada bulan April di Laut Flores bergerak dari timur ke utara.

Kecepatan angin pada bulan ini mengalami peningkatan disbanding bulan Maret dimana kecepatan tertinggi dapat dilihat pada 6030 LS dan 1200 BT yakni 6,14

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 6,56 m/detik. Sedangkan kecepatan terendah dapat dilihat pada 80 LS dan 1190 40 BT 119050 BT, yakni 2,25 2,27 m/detik. Berdasarkan data hasil tangkapan ikan terbang dengan menggunakan alat tangkap gill net bulan April pada 5020 LS 60 LS dan 1180 BT 1190 BT diperoleh hasil tangkapan 1.331 kg, dengan kecepatan angin 3,98 4,83 m/detik. Pola angin di Laut Flores pada bulan April dapat dilihat pada (Gambar.19)

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 Gambar 19. Peta Pola Angin di Laut Flores pada bulan April 2009 Mei Pola angin pada bulan Mei di Laut Flores bergerak tidak menentu dari timur ke utara dan juga ke arah barat. Kecepatan angin pada bulan ini lebih tinggi dibanding bulan April, dimana kecepatan tertinggi dapat dilihat pada 50 LS - 5020 LS dan 117030- 118015 BT yakni 6,14 6,56 m/detik. Sedangkan kecepatan terendah dapat dilihat pada 6030LS dan 1200 BT , yakni 2,68 3,10 m/detik. Berdasarkan data hasil tangkapan ikan terbang dengan menggunakan alat tangkap gill net bulan Mei pada 5040 LS 5050 LS dan 1190 BT 119020 BT diperoleh hasil tangkapan 546 kg, dengan kecepatan angin 4,41 4,83 m/detik. Dalam Nontji (2007) dijelaskan bahwa dalam bulan April dan Mei arah angin sudah tidak menentu dan periode ini dikenal sebagai musim peralihan atau pancaroba awal tahun. Pola angin di Laut Flores pada bulan Mei dapat dilihat pada (Gambar.20)

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

Gambar 20. Peta Pola Angin di Laut Flores pada bulan Mei 2009

Juni Pola angin pada bulan Juni di Laut Flores ke arah barat. Kecepatan angin

pada bulan ini cukup tinggi, dimana kecepatan tertinggi dapat dilihat pada 5 0 LS 7030LS - 80 dan 117 0 - 119020 BT yakni 6,57 7,00 m/detik. Sedangkan

kecepatan terendah dapat dilihat pada 7030 LS - 80 LS dan 118020 BT - 1190 20 BT - yakni 3,55 3,97 m/detik. Berdasarkan data hasil tangkapan ikan terbang dengan menggunakan alat tangkap gill net bulan Juni pada 5030 LS 60 LS dan 1190 BT 119030 BT diperoleh hasil tangkapan 6271,75 kg, dengan kecepatan arus 6,14 7,00 m/detik. Pola angin di Laut Flores pada bulan Juni dapat dilihat pada (Gambar.21)

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

Gambar 21. Peta Pola Angin di laut Flores pada bulan Juni 2009

Juli Pola angin pada bulan Juli di Laut Flores bergerak ke arah barat. Kecepatan

angin pada bulan ini cukup tinggi, dimana kecepatan tertinggi dapat dilihat pada 5 0 LS - 6040 LS dan 1170 - 1190 BT yakni 6,57 7,00 m/detik. Sedangkan kecepatan terendah dapat dilihat pada 70 LS - 80 LS dan 119010 BT - 1190 40 BT - yakni 3,11 3,54 m/detik. Berdasarkan data hasil tangkapan ikan terbang dengan menggunakan alat tangkap gill net bulan Juli pada 5030 LS 60 LS dan 118050 BT 119050 BT diperoleh hasil tangkapan 14. 545,5 kg, dengan kecepatan arus 6,14 7,00 m/detik. Pola angin di Laut Flores pada bulan Juli dapat dilihat pada (Gambar.22)

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

Gambar 22. Peta Pola Angin di laut Flores pada bulan Juli 2009 Agustus Pola angin pada bulan Agustus di Laut Flores bergerak ke arah barat.

Kecepatan angin pada bulan Agustus terjadi penurunan dibanding bulan Juli dimana kecepatan tertinggi dapat dilihat pada 50 LS dan 117030 BT - 1180 BT yakni 6,57 7,00 m/detik. Sedangkan kecepatan terendah dapat dilihat pada 7050 LS 119030 BT dan

yakni 1,81 2,24 m/detik. Pola angin di Laut Flores pada bulan

Agustus dapat dilihat pada (Gambar.23)

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

Gambar 23. Peta Pola Angin di laut Flores pada bulan Agustus 2009 September Pola angin pada bulan September di Laut Flores pergerakannya mulai tidak menentu. Kecepatan angin pada bulan Agustus bervariasi, dimana kecepatan tertinggi dapat dilihat pada 50 LS - 5030 LS dan 1170 1190 BT yakni 6,57 7,00

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 m/detik. Sedangkan kecepatan terendah dapat dilihat pada 6 040 - 70 LS dan 119040 BT - 1200 BT yakni 2,25 2,67 m/detik. Pola angin di Laut Flores pada bulan September dapat dilihat pada (Gambar.24)

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 Gambar 24. Peta Pola Angin di Laut Flores pada bulan September 2009 Oktober Pola angin pada bulan Oktober di Laut Flores pergerakannya tidak menentu. Kecepatan angin pada bulan Oktober bervariasi, dimana kecepatan tertinggi dapat dilihat pada 50 LS - 5030 LS dan 117020 BT 118030 BT yakni 6,57 7,00 m/detik. Sedangkan kecepatan terendah dapat dilihat pada 6040 LS - 80 LS dan 119030 BT 122030 BT yakni 2,68 3,10 m/detik. Pola angin di Laut Flores pada bulan Oktober dapat dilihat pada (Gambar.25)

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

Gambar 25. Peta Pola Angin di Laut Flores pada Bulan Oktober 2009

November Pola angin pada bulan November di Laut Flores pergerakannya tidak menentu. Kecepatan angin pada bulan November bervariasi, dimana kecepatan tertinggi dapat dilihat pada 50 LS - 6020 LS dan 117040 BT 1190 BT yakni 6,57 7,00 m/detik. Sedangkan kecepatan terendah dapat dilihat pada 7040 LS - 80 LS dan 120050 BT - 123 BT yakni 3,55 3,97 m/detik. Pola angin di Laut Flores pada bulan November dapat dilihat pada (Gambar.26)

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

Gambar 26. Peta Pola Angin di Laut Flores pada bulan November 2009 E. Hubungan Deskriptif Kondisi Lingkungan Dengan Hasil Tangkapan Berdasarkan grafik kecepatan arus bulanan (Gambar.27) menunjukkan bahwa kecepatan arus tertinggi terjadi pada bulan Desember yakni 28,77 cm/detik, sedangkan kecepatan arus terendah terjadi pada bulan April yakni 3,31 cm/detik.

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

Gambar 27. Grafik Kecepatan Arus di Laut Flores pada Tahun 2009 Berdasarkan grafik kecepatan angin bulanan (Gambar.28) menunjukkan bahwa kecepatan angin tertinggi terjadi pada bulan April yakni 8,31 m/detik, sedangkan kecepatan arus terendah terjadi pada bulan Maret yakni 3,94 m/detik.

Gambar 28. Grafik Kecepatan Angin di Laut Flores pada Tahun 2009

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 Berdasarkan grafik hubungan kecepatan arus dan angin dengan hasil tangkapan ikan terbang pada bulan April Juli 2009 (Gambar.29) hasil tangkapan tertinggi diperoleh pada bulan Juli yakni 14.545,5 kg dengan kecepatan arus 5,68 cm/detik serta kecepatan angin 6,19 m/detik. Kita ketahui bahwa pada bulan Juli merupakan awal musim timur, di mana angin bergerak dari timur ke barat. Pada musim timur juga terjadi upwelling yang diduga menyebabkan terjadinya pemijahan ikan terbang di perairan Indonesia, khususnya Laut Flores, Selat Makassar dan Laut Banda (Syahailatua, 2009). Sehingga dapat disimpulkan bahwa penangkapan optimum ikan terbang di Perairan Laut Flores yakni pada bulan Juli.

Gambar.29 Hubungan kecepatan arus dan angin dengan hasil tangkapan ikan terbang di Laut Flores pada bulan April Juli 2009

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil analisa citra satelit kecepatan arus dan angin dengan menggunakan data base memberikan bahwa : Variabilitas bulanan kecepatan arus pada tahun 2009 (Januari sampai

Desember) menunjukkan bahwa kecepatan arus tinggi umumnya terjadi pada bulan Januari dan Februari yakni 49,39 53,84 cm/detik. Sedangkan kecepatan arus rendah terjadi pada bulan Mei, Juni, September dan Oktober yakni 0,32 4,78 cm/s. Variabilitas bulanan kecepatan angin pada tahun 2009 (Januari sampai November) menunjukkan bahwa kecepatan angin tinggi umumnya terjadi pada bulan Januari, Februari, Juni dan Agustus yakni 8,65 9,17 m/detik. Sedangkan kecepatan angin rendah terjadi pada bulan Maret, April, dan Mei yakni 2,25 2,67 m/detik. Hasil tangkapan optimium yakni pada bulan Juli 2009 dengan hasil tangkapan sebesar 14545,5 kg dengan kecepatan arus 5,68 cm/detik serta kecepatan angin 6,19 m/detik. Secara deskriptif berdasarkan hasil penelitian di salah satu wilayah perairan Laut Flores pada tahun 2009 , variasi hasil tangkapan diduga kuat dipengaruhi oleh variabilitas spasial dan temporal kecepatan arus dan angin.

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 B. Saran Sebaiknya Informasi yang tersedia mengenai kecepatan arus dan angin dapat diaplikasikan pada daerah penangkapan sehingga dapat meningkatkan hasil tangkapan nelayan.

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2009. Arus Permukaan Laut Bulan Februari dan Agustus di Indonesia . [online] : http://www.atlas nasional lndonesia/Arus Permukaan laut Bulan Februari dan Agustus di Indonesia. Diakses 25 Oktober 2010. Atmanegara, A. 2009. Aplikasi Penginderaan Jauh dan SIG Untuk Penatagunaan Lahan Mangrove diKabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan Hasyim, B. 2002. Penyediaan Informasi Spasial Potensi Sumber Daya Alam dan Linkungan Kawasan Timur Indonesia(dalam rangka mendukung Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia). Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi Penginderaan Jauh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. Herlan, A, 2010. Deteksi Daerah Potensial Penangkapan Ikan Terbang (Exocoetidae) di Perairan Takalar. Jurusan Perikanan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin.

Husein, R. 2006. Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (Geogrphic Information System). Ilmu Komputer.com. Hutabarat, S. 2001. Pengaruh Kondisi Oseanografi Terhadap Perubahan Iklim, Produktivitas dan Distribusi Biota Laut. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Madya dalam Ilmu Oseanografi pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Semarang Ilahude. Nontji. 1999. Oseanografi Indonesia dan Perubahan Iklim Global (El Nino dan La Nina). Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. Indrayani. 2009. Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Penentuan Pola Pergerakan Gerombolan Ikan Terbang (Exocoetidae) di Perairan Takalar. Jurusan Perikanan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Nontji, A. 2007. Laut Nusantara.DjambatanS. Jakarta. Nugrahani, T. 2008. Sistem Informasi Geografi Perikanan.Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi D.I.Y. Yogyakarta.

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1 Puntodewo, A. Dewi, S. Tarigan, J. 2003. Sistem Informasi Geografi Untuk Pengelolaan Sumberdaya Alam. Center For International Forestry Reaserch. Jakarta. Ratna, D. 2010.Dinamika Spasial dan temporal Suhu Permukaan Laut (SPL) dan Konsentrasi Klorofil-a di Perairan laut Flores dengan Menggunakan Data Time Series 2003 2009. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin. Makassar. Romimohtarto, K. Thayib, S.S. 1982. Kondisi Lingkungan Pesisir dan Laut di Indonesia. Lembaga Oseanologi Nasional. Lembaga Ilmu Pengetahuan Ildonesia. Jakarta. Surakusumah, W. 2008. Perubahan Iklim dan Dampaknya Terhadap Keanekaragaman Hayati. Jurusan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Syahailatua, A. 2009. Telur Ikan Terbang : Produksi Perikanan Yang Terancam. Oseana Volume XXXIV No. 2. (9 14)

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

LAMPIRAN 1 Data Kecepatan Arus dan Angin di Laut Flores pada tahun 2009

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

Bulan

Kec. Arus 10.463 8.72 11.998 3.316 14.089 7.025 5.679 13.373 14.265 9.158 17.284 28.77

Kec. Angin 3.977 1.335 1.745 1.702 2.018 2.743 2.699 2.769 1.703 3.547 2.975 1.477

September Oktober November Desember

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/141/Variabilitas %20Spasial%20dan%20Temporal%20Kecepatan%20Arus%20dan %20Angin%20serta%20Hubungannya%20dengan%20Hasil %20Tangkap.doc?sequence=1

LAMPIRAN 2. Data Kecepatan arus dan angin rata-rata serta hasil tangkapan di Laut Flores pada bulan April Juli 2009

Bulan April Mei Juni Juli

Kecepatan Arus 3.32 14.09 7.03 5.68

Kecepatan Angin 8.14 7.47 6.75 6.19

Hasil Tangkapan 1331 546 6271.75 14545.5

Anda mungkin juga menyukai