MODUL V
“Teknik Interpolasi Kriging dan IDW untuk Klorofil-a dan Suhu
Permukaan laut”
Oleh:
Arienda Widiastuti
26010118140041
Laporan resmi Praktikum Sistem Informasi Geografis dan Inderaja ini telah
disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Tempat : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro,
Semarang
Mengetahui,
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1. Tujuan Praktikum.................................................................................... 1
II. PEMBAHASAN............................................................................................ 2
2.1. Penginderaan Jauh Klorofil-a.................................................................. 2
2.2. Penginderaan Jauh Suhu Permukaan Laut.............................................. 3
2.3. Metode Interpolasi dalam Penginderaan Jauh......................................... 4
2.3.1. Kriging......................................................................................... 4
2.2.2. IDW (Inverse Distance Weighted)............................................... 5
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iv
28.Tampilan file indo_desa_region.shp................................................................20
29.Tampilan Add XY Data SST............................................................................21
30.Tampilan Menu Export Data............................................................................21
31.Tampilan Save Export Data Klorofil................................................................21
32.Tampilan Kriging Peta SST..............................................................................22
33.Tampilan Setelah Kriging.................................................................................22
34.Tampilan Layout View Peta Klorofil...............................................................23
35.Tampilan Peta yang sudah di Grid...................................................................23
36. Tampilan insert Scale Text..............................................................................24
37. Tampilan Hasil Pemetaan Sebaran Klorofil A................................................25
38. Tampilan Hasil Pemetaam Suhu Permukaan Laut..........................................25
v
I. PENDAHULUAN
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
2
3
geostatistika, terdiri dari dua jenis yaitu ordinary kriging ketika hanya satu
variabel dan cokriging ketika terdapat lebih dari satu variabel yang diamati.
Definisi interpolation dalam hal ini adalah metode untuk menghasilkan sebuah
prediction surface yang bersifat kontinyu dari sekelompok sampel data.
Interpolation analysis diperlukan karena data tidak mungkin diambil dari semua
lokasi yang ada. Teknik interpolasi mengambil data di sebagian lokasi dan
menghasilkan nilai prediksi untuk lokasi lainnya. Dalam statistik
terapan , regresi-kriging (RK) adalah teknik prediksi spasial yang
menggabungkan regresi variabel dependen pada variabel bantu (seperti
parameter yang berasal dari pemodelan elevasi digital, penginderaan jauh atau
citra, dan peta tematik) dengan kriging dari regresi residu. Secara matematis
setara dengan metode interpolasi dengan berbagai cara yang disebut kriging
universal dan kriging dengan penyimpangan eksternal , di mana prediktor
tambahan digunakan langsung untuk menyelesaikan bobot kriging. Menurut
Widiawaty et al. (2018), Teknik interpolasi Kriging dapat digolongkan dalam
interpolasi stochastic yang menawarkan penilaian secara prediktif, karena
mengasumsikan nilai kesalahan secara random. Teknik ini digunakan untuk
mengestimasi nilai z pada titik yang tidak tersampel berdasarkan informasi dari
karakteristik nilai z tersampel yang berada pada wilayah sekitarnya. Selain itu,
teknik ini juga mempertimbangkan korelasi spasial antar data menggunakan
semivariogram.
inverse jarak sampel. Asumsi dari metode ini adalah nilai interpolasi akan lebih
mirip pada data sampel yang dekat dari pada yang lebih jauh. Bobot (weight)
akan berubah secara linear sesuai dengan jaraknya dengan data sampel. Bobot
ini tidak akan dipengaruhi oleh letak dari data sampel. IDW mengasumsikan
bahwa setiap titik ukuran mempunyai pengaruh lokal yang berkurang dengan
jarak. Titik-titik yang lebih dekat ke lokasi estimasi akan diberi bobot yang
lebih besar dibandingkan yang terletak lebih jauh, oleh sebab itu dinamakan
inverse distance weighted (pembobotan inversi jarak). Metode Inverse Distance
Weighted memiliki nilai error yang besar karena nilai hasil interpolasi memiliki
nilai rata-rata sampel disekitarnya namun tidak memiliki kecenderungan
tertentu pada sampel tertentu. Hal tersebut disebabkan pola sampel berupa grid
dan jaraknya serupa sehingga menjadi semua titik sampel disekitarnya punya
pengaruh sama dan nilai sampel menjadi nilai puncak disetiap sampelnya .
Menurut Pasaribu dan Haryani (2012), Metode IDW umumnya dipengaruhi
oleh inverse jarah yang diperoleh dari persamaan matematika. Pada metode
interpolasi, dapat menyesuaikan pengaruh relatif dari titik-titik sampel.
III. MATERI DAN METODE
7
8
c. Dipilih gambar pada bulan yang akan di download, diklik gambar peta >
SMI > Klik kanan lalu Open Link in New Tab. Maka otomatis akan
terdownload.
4. Semua opsi di klik yang muncul pada menu Export Mask Pixels, kemudian
di klik Write to File.
7. D i blok kolom 6R × 5C, lalu di delete, lalu rapikan data. Blok data,
kemudian di klik menu Sort and Filter > Filter > Klik panah pada
Chlorophyl a > Select all > NaN.
12
8. klik filter pada Chlorophyl > select all (kecuali Blank) > OK.
10. Aplikasi dibuka ArcMap atau Arcgis > File > Add Data ( Data SHP
indonesia )
11. Dipilih file > Add Data > Add Data XY , Kemudian pilih file Excel yang
sudah disimpan sebelumnya. Ubah Z field menjadi Chlorophyl.
14
12. File klorofil di klik kanan pada file > Data > Export Data.
13. Data export disimpan dengan format Shapefile (.shp) > save.
15
2. Raster dipilih pada kanan toolbar, Sea Serface Temperature dipilih. Dilik
Color Manager untuk mengunbah warna tampilan, kemudian diklik Show
World Map Layer untuk memperjelas tampilan citra.
3. Lalu diklik zoom pada lokasi yang diinginkan dan dipilih Ractangle drawing
tools.
17
4. Diklik kanan pada peta yang sudah diberi rectangle, diklik Export Mask
Pixels kemudian dipilih semua opsi yang muncul pada menu Export Mask
Pixels, kemudia di klik Write to File.
11. Dipilih file > Add Data > Add Data XY , Kemudian pilih file Excel yang
sudah disimpan sebelumnya. Ubah Z field menjadi Sea Surface
Temperature.
21
14. Klik Arc Toolbox > Interpolation > Kriging , Kemudia Z fileds diganti
dengan Sea Surface Temperature atau SST.
.
Gambar 32 . Tampilan Kriging Peta SST
15. Apabila kriging berhasil maka akan muncul seperti pada gambar, jika tidak
berhasil maka harus mengulang kembali proses kriging,
4.2. Pembahasan
Klorofil-a merupakan pigmen pemberi warna pada tumbuhan, alga, dan
bakteri fotosintetik. Senyawa Klorofil-a memiliki peran penting seperti proses
fotosintesis, dengan menyerap dan mengubah tenaga cahaya matahari menjadi tenaga
kimia. Berdasarkan hasil pemetaan sebaran klorofil-a, dapat diketahui bahwa
konsentrasi sebaran klorofil-a pada daerah Semarang – Demak, Jawa Tengah
memiliki kisaran nilai 2,5 mg/m3 - 4,69 mg/m3. Kategori tingkat kseuburan perairan
pada daerah Demak – Jepara tergolong rendah. Nilai konsentrasi klorofil-a yang
terdapat pada perairan tersebut lebih dari 1 mg/m3 dan tidak melebihi 15 mg/m3.
Menurut Zulharniata et al. (2015), perairan yang kurang subur dengan rerata
konsentrasi <1 mg/m3, perairan yang bagus dengan rerata konsentrasi klorofil-a 1-15
mg/m3, sedang dengan kisaran 15-30 mg/m3, dan termasuk dalam kategori eutrofikasi
atau tercemar dengan kisaran konsentrasi >30 mg/m3.
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapat data nilai klorofil di
perairan Demak – Jepara, Jawa Tengah. Data menunjukkan bahwa kandungan
klorofil sangat beragam, dengan ditunjukkan warna yang beragam pula pada data
yang didapat. Perairan yang memiliki kandungan klorofil paling tinggi adalah
perairan yang berada di dekat pantai dan semakin berkurang menuju laut lepas. Hal
ini dapat terjadi karena klorofil yang merupakan indikator keberadaan tumbuhan atau
fitoplankton membutuhkan nutrisi untuk tetap hidup. Maka dari itu banyak plankton
yang hidup di daerah pantai karena banyak tersedia nutrisi yang dibutuhkan di sana.
Konsentrasi klorofil-a sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor dan kondisi spasial. Di
wilayah pesisir dan perairan pantai, konsentrasi klorofil-a lebih tinggi. Sedangkan di
wilayah laut lepas konsentrasi menjadi rendah (Taufik dan Wiliyanto, 2016).
Hasil pengukuran suhu permukaan perairan pada daerah Semarang – Demak,
Jawa Tengah berkisar 28,10°C – 29,95°C. Suhu yang didapat pada daerah Demak –
Jepara yaitu berkisar 28,7 °C – 29,6°C. Dilihat dari hasil bahwa suhu perairan
semakin menuju ke daratan maka suhu perairan akan semakin rendah. Sedangkan
semakin mendekati laut lepas maka suhu permukaan semakin tinggi. Hal ini terjadi
dikarenakan sifat air yang mudah menyerap panas dan sulit melepaskan panas. Baik
27
Akbar, A.I., Y.V. Jaya dan T. Febrianto.2018. Kajian Suhu Permukaan Laut
Berdasarkan Data Citra Satelit NOAA-AVHRR dan Data Argo Float di
Perairan Selatan Jawa. Dinamika Maritim. 7 (1) : 27 – 32.
Fadika, U., A. Rifai dan B.Rochaddi.2014.Arah dan Kecepatan Angin Musiman Serta
Kaitannya Dengan Sebaran Suhu Permukaan Laut di Selatan Pangandaran
Jawa Barat. Jurnal Oseanografi. 3(3) : 429-437.
Pasaribu, J.M dan N.S Haryani.2012. Perbandingan Teknik Interpolasi DEM SRTM
dengann Metode Inverse Distance Weighted (IDW) Natural Neighbor dan
Spline. Jurnal Penginderaan Jauh. 9 (2) : 126-139.
Zulfiah, N dan Aisyah.2013. Status Trofik Perairan Rawa Pening Ditinjau Dari
Kandungan Unsur Hara (NO3 dan PO4) dan Serta Klorofil-a. BAWAL. 5(3) :
189-199.
28
Zulharniarta, D., Fauziyah, A.I.Sunaryo dan R.Aryawati.2015. Sebaran Konsentrasi
Klorofil-A Terhadap Nutrien di Muara Sungai Banyuasin Kabupaten
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Maapari Journal. 7(1) : 9-20.
29