Laporan Praktek Kerja Lapangan ini ditulis untuk memenuhi salah satu
persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Ilmu Kelautan pada
Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana
NIM : 1514511011
Pembimbing
Menyetujui,
Universitas Udayana
i
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Menyetujui,
Universitas Udayana
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat
dan hidayah penulis dapat menyajikan Laporan Praktek Kerja Lapang yang
dilaksanakan pada tanggal 2 Januari 2018 hingga 30 Januari 2018 dengan judul
“Pendugaan Daerah Tangkapan Ikan Cakalang Di Teluk Bone Dengan Menggunakan
Variabel SPL Dan Klorofil-A Citra Modis Level-3” di Pusat Pemanfaatan
Penginderaan Jauh Lembaga Antariksa Dan Penerbangan Nasional.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada Yth :
1. Ibu Dr. Wikanti Asriningrum selaku pembimbing
2. Ibu Dra. Maryani, M.Sc selaku pembimbing
Sangat disadari bahwa kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis,
walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi masih dirasakan
banyak kekurang tepatan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang
membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 7 Hasil crop data suhu permukaan laut dan klorofil-a ............................ 13
Gambar 10 Hasil klasifikasi nilai suhu permukaan laut dan klorofil-a ................. 16
Gambar 12 Hasil contour data suhu permukaan laut dan klorofil-a ..................... 18
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Presentasi hasil dengan praktikan dari kampus yang berbeda ........... 26
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
cincin (purse seine), jaring insang, dan payang. Peningkatan produksi ikan cakalang di
perairan Teluk Bone masih dapat ditingkatkan, apabila operasi penangkapannya dapat
dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien. Pada umumnya nelayan dalam
menentukan daerah penangkapan ikan hanya berdasarkan pada pengalaman dan
pengamatan langsung. Akibatnya waktu operasi penangkapan menjadi tidak efektif dan
efisien untuk menentukan daerah penangkapan. Dalam hal ini ketersediaan makanan
baik dalam jumlah dan kualitas mempengaruhi tingkat predasi dan merupakan variable
penting bagi populasi cakalang. Ketersediaan makanan berhubungan dengan rantai
makanan. Plankton tumbuhan (phytoplankton) melalui proses fotosintesis dapat
memproduksi bahan organik (produsen primer), sehingga dapat dilakukan persiapan
yang lebih baik untuk melakukan operasi penangkapan yang lebih terarah (Adi Jufri
et al.,2014).
Suhu permukaan laut (SPL) dapat digunakan untuk menduga keberadaan suatu
organisme di suau perairan. Hal ini dikarenakan sebagian besar organisme bersifat
poikilotermik. Pengaruh suhu secara langsung terhadap kehidupan di laut adalah dalam
laju fotosintesis tumbuh-tumbuhan serta proses fisiologi hewan, khususnya derajat
metabolism dan siklus reproduksi. Berdasarkan varisi suhu, tinggi rendahnya variasi
suhu merupakan faktor penting dalam penentuan migrasi suatu jenis. Untuk daerah
teluk bone sendiri memiliki nilai SPL maksimum untuk habitat cakalang yaitu 29,9 -
31°C (Jufri et al.,2014).
Penggunaan data satelit merupakan salah satu langkah yang cepat dalam
menentukan daerah penangkapan di Teluk Bone dibandingkan dari pengalaman suatu
nelayan yang digunakan untuk menangkap ikan yang mengakibatkan tidak efisien
waktu dan tidak efektif. Jadi inilah tujuan saya untuk memberikan informasi tentang
daerah penangkapan ikan cakalang pada Teluk Bone. Oleh karena itu penulis
mengambil judul Pendugaan Daerah Tangkapan Ikan Cakalang di Teluk Bone dengan
Variabel SPL dan Klorofil-a Citra MODIS level-3.
2
1.2 Maksud dan Tujuan PKL
Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah :
1. Meningkatkan wawasan, pengalaman serta kemampuan dalam mengolah
dan menganalisis data penginderaan jauh untuk menghasilkan peta
pendugaan zona daerah tangkapan ikan.
2. Dapat memberikan informasi tentang lokasi daerah penangkapan ikan
cakalang yang optimum di Teluk Bone
3
1.4 Tempat PKL
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di Pusat Pemanfaatan
Penginderaan Jauh (PusFatJa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN), Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta.
4
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL
2.1 Sejarah Instansi
LAPAN adalah lembaga pemerintah non-kementerian yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri yang membidangi urusan
pemerintahan di bidang riset dan teknologi. LAPAN mempunyai tugas melaksanakan
tugas pemerintahan di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan
pemanfaatannya serta penyelenggaraan keantariksaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN) memiliki visi menjadi pusat unggulan penerbangan dan antariksa untuk
mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri serta memiliki misi yaitu :
5
2.2 Stuktur Organisasi
6
3. Penelitian dan pengembangan teknologi sistem akusisi dan stasiun bumi,
pengolahan data, serta pengembangan bank data penginderaan jauh.
4. Penelitian dan pengembangan pemanfaatan data penginderaan jauh.
Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh mempunyai tugas melaksanakan
penelitian dan pengembangan pemanfaatan data penginderaan jauh. Pusat Pemanfaatan
Penginderaan Jauh menyelenggarakan fungsi :
1. Penelitian dan pengembangan model pemanfaatan untuk sumberdaya wilayah
darat.
2. Penelitian dan pengembangan model pemanfaatan untuk sumberdaya wilayah
pesisir dan laut.
3. Penelitian dan pengembangan model pemanfaatan untuk pemantauan
lingkungan dan mitigasi bencana alam.
4. Penelitian dan pengambangan nilai tambah data dan standar produksi
informasi.
5. Pelaksanaan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.
7
pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan serta penyelenggaraan keantariksaan
di bidang teknologi aeronautika dan teknologi satelit.
8
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
9
Download Data
Cropping
Contour
Penentuan
Fishing Ground
Hasil Peta
10
Gambar 3. Tampilan home oceancolor
11
kebutuhan lalu download data dengan klik tulisan SMI yang terletak pojok
kiri bawah pada gambar salah satu data , dimana data yang
terdownload akan berbentuk nc.
3.2.2 Cropping
Cropping yang dilakukan setelah mendownload data dan cropping ini
merupakan cara untuk menfokuskan daerah yang diinginkan atau daerah
yang menjadi penelitian, dikarenakan data MODIS level-3 ini merupakan
data global yang berisi nilai SPL dan Klorofil-A seluruh dunia. Langkah
kemudian carilah data yang sudah di download tadi lalu klik open
product. Setelah itu akan muncul gambar data yang di download (Gambar
5).
12
Gambar 6. Tampilan saat crop data
Beginilah hasil setelah dilakukannya cropping terlihat jelas daerah yang
digunakan pada penelitian ini adalah daerah teluk bone.
(a) (b)
Gambar 7. Hasil cropping data Suhu permukaan laut(a) dan Klorofil-
a(b)
Data yang sudah di crop (Gambar 7) ini dapat mempermudah untuk
mengidentifikasi daerah teluk bone dan dapat mempermudah analisis daerah
teluk bone yang digunakan untuk mencari daerah yang berpotensi untuk
13
dilakukannya penangkapan ikan cakalang. Setelah di crop dilakukannya
penyimpanan data dalam bentuk tif agar dapat digunakan pada langkah
berikutnya. Pilih Raster kemudian pilih dan terbukalah seperti
pada gambar 7 lalu pilih save as bentuk GeoTIFF, tentukan lokasi
penyimpanan dan klik Run. Data yang sudah di crop akan tersimpan pada
tempat yang kita inginkan.
. Setelah membuka aplikasi lalu pilih icon edit algorithm lalu pilih
load dataset untuk membuka data SPL dan klorofil-a yang berbentuk
14
tif. Setelah data dimasukkan lalu pilih icon edit formula dikhusus kan
untuk data klorofil-a dan munculah seperti gambar 9. Dan ubah variable 1
dengan 0.12 dan variable 2 dengan 0.22 ini merupakan range nilai klorofil-a
habitat yang sesuai dengan ikan cakalang kemudian apply change. Setelah
itu save as data tersebut dengan data type IEE4byteReal dan format (*.ers).
15
(a) (b)
Gambar 10. Hasil klasifikasi nilai Suhu Permukaan Laut (a) dan
Klorofil-a (b)
Hasil gambar 10 diatas di dapat dengan mengklasifikasikan nilai
disesuai dengan nilai yang sudah ditentukan pada tinjauan pustaka dengan
ketentuan habitat ikan cakalang. Namun dalam mengklasifikasikan ini nilai
data suhu permukaan laut tidak diubah dalam range habitat ikan cakalang,
hanya ditetapkan nilainya seperti yang sudah diterbitkan oleh MODIS
sendiri tujuan ini sendiri agar nantinya saat mendeteksi contour dapat lebih
mudah mendeteksi daerah front thermal. Jadi hanya data klorofil saja yang
diubah nilainya menjadi range habitat khusus untuk ikan cakalang dimana
yang berkisar 0,12-0,22mg/m-3 (Adi et.,al, 2014), untuk mengklasifikasikan
nilai klorofil dalam range tersebut digunakan aplikasi ER Mapper dengan
menggunakan algoritma threshold data between agar mempermudah
mengidentifikasi potensi daerah tangkapan ikan cakalang pada Teluk bone.
Dapat dilihat pada gambar (a) tidak terlalu terlihat perbedaan nilai yang
sesuai dengan habitat ikan cakalang namun pada gambar (b) terlihat bentuk
berbeda dan sudah berisi hanya nilai yang sudah ditentukan.
16
3.2.4 Contour
Hasil yang di dapat pada prosesi ini yaitu garis-garis yang berisi nilai
dari suhu permukaan laut dan klorofil-a. Pembuatan contour ini dilakukan
dengan aplikasi ArcGIS yang dapat mengidentifikasi nilai-nilai contour dari
setiap data suhu permukaan laut maupun klorofil-a. Langkah pertama buka
17
(a) (b)
Gambar 12. Hasil contour data suhu permukaan laut(a) dan klorofil-
a(b)
Pada gambar 12 terlihat suhu permukaan laut memiliki countur yang
lebih banyak dan bervariasi dibandingkan dengan klorofil-a, ini
dikarenakan nilai suhu permukaan laut masih bervariasi bawaan dari saat
di download dan klorofil-a sudah diubah menjadi nilai range yang sudah
ditentukan sehingga contour klorofil yang di gambar b sudah sesuai dengan
habitat dari ikan cakalang.
3.2.5 Penentuan Fishing Ground
Contour suhu permukaan laut dan klorofil-a yang didapat kemudian
ditumpuk setelah itu dibuatkan grid agar mempermudah dalam tagging
daerah yang berpotensi untuk dilakukannya penangkapan ikan cakalang
atau habitat dari ikan cakalang itu sendiri. Untuk menampilkan grid
18
Gambar 13. Pembuatan grid
19
penurunan suhu dan perubahan arah mata angin serta ditandai dengan
contour yang rapat serta memiliki nilai range yang sesuai dengan habitat
ikan cakalang 29,9-31°C. Menurut Robinson, 1991 menyatakan bahwa
front penting dalam hal produktivitas perairan laut karena cenderung
membawa air yang dingin dan kaya nutrient dibandingkan dengan perairan
yang lebih hangat tetapi miskin zat hara, kombinasi dari temperatur dan
peningkatan kandungan hara yang timbul dari pencampuran ini akan
meningkatkan produktivitas plankton. Jadi zona front dan memiliki nilai
suhu permukaan laut yang sesuai menjadi pontensi daerah tangkapan ikan
cakalang dan diperkuat dengan dilintasi oleh contour klorofil-a yang
memiliki range nilai yang sudah ditentukan.
Setelah menentukan daerah front dan dilintasi oleh contour klorofil
lalu tagging daerah pada grid tersebut dengan icon dan tag semua
daerah yang sesuai dengan hasil pada gambar 15 kemudian klik kanan pada
layers grid lalu eksport data dalam bentuk (*.shp) dan siap untuk dijadikan
peta.
20
Gambar 16. Penentuan perkiraan daerah potensi penangkapan ikan
cakalang
3.2.6 Layout dan Hasil Peta
21
Gambar 17. Hasil pengolahan citra yang di layout menjadi peta
Hasil yang di dapat pada penelitian ini adalah tampilan berupa peta
(Gambar 17) yang berisi tentang prediksi potensi daerah penangkapan ikan
cakalang pada bulan Januari 2017 menggunakan data suhu dan klorofil-a
Aquamodis level-3. Dengan nilai suhu habitat ikan cakalang 29,9 - 31°C
serta dengan keadaan klorofil-a 0,12- 0,22 mg/m-3 pada bulan Januari 2017
terdapat 11 lokasi yang berpotensi sebagai daerah penangkapan ikan
cakalang pada Teluk Bone. Lokasi yang berpotensi di tandai dengan kotak
bergaris yang memiliki skala 0.1. Lokasi ini bertempat pada koordinat yang
tertera di Tabel 2.
22
Tabel 2. Koordinat lokasi dugaan daerah tangkapan ikan cakalang
No Bujur Lintang
1 120.753 -3.946
2 121.156 -4.548
3 121.251 -4.554
4 121.251 -4.648
5 121.352 -5.056
6 121.352 -5.146
7 121.348 -5.241
8 121.452 -5.247
9 121.551 -5.244
10 120.749 -5.352
11 120.85 -5.352
23
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 21 hari di Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) kesimpulan yang praktikan dapatkan
adalah :
1. Data penginderaan jauh suhu permukaan laut dan klorofil-a dengan
menyesuaikan karakteristik habitatnya dapat digunakan untuk menduga daerah
potensi penangkapan ikan cakalang di teluk Bone.
2. Prediksi lokasi daerah yang berpotensi sebagai daerah tangkapan ikan cakalang
pada teluk bone terdapat 11 titik dalam satu bulan yaitu pada bulan Januari
2017. Prediksi lokasi tersebut tertera dalam bentuk koordinat pada tabel 2.
4.2 Saran
Saran yang praktikan berikan selama melakukan praktek kerja lapangan 21 hari di
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) adalah selalu aktif untuk
berkomunikasi dengan pembimbing saat melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
agar dapat bertukar ilmu dan mendapatkan ilmu yang belum didapatkan saat kuliah
serta mendapatkan pengalaman tentang bagaimana berkomunikasi yang baik di dunia
kerja.
24
DAFTAR PUSTAKA
Adi Jufri, M. Anshar Amran dan Mukti Zainuddin. 2014. Karakteristik Daerah
Penangkapan Ikan Cakalang Pada Musim Barat Di Perairan Teluk Bone.
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1).
Dinas Kelautan & Perikanan Sulsel. 2006. Laporan statistik perikanan. DKP Sulsel.
Jamal, M., Fedi Alfiadi Sondita M., Haluan, H. dan Wiryawan, B. 2011. Pemanfaatan
Data Biologi Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) dalam Rangka Pengelolaan
Perikanan Bertanggung Jawab di Perairan Teluk Bone . Jurnal Natur Indonesia
14(1): 1410 - 9379.
Mursyidin. Khairul Munadi dan Muchlisin Z.A, 2015. Prediksi Zona Tangkapan Ikan
Menggunakan Citra Klorofil-a dan Citra Suhu Permukaan Laut Satelit Aqua
MODIS di Perairan Pulo Aceh. Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 11, No. 5,
Desember 2015, hal. 176-182
25
LAMPIRAN
26
Lampiran 2. Presentasi hasil dengan praktikan dari kampus yang berbeda dan
beberapa staf PUSFATJA LAPAN
27