Anda di halaman 1dari 36

PENDUGAAN DAERAH TANGKAPAN IKAN CAKALANG DI

TELUK BONE DENGAN MENGGUNAKAN VARIABEL SPL


DAN KLOROFIL-A CITRA MODIS LEVEL-3

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini ditulis untuk memenuhi salah satu
persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Ilmu Kelautan pada
Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana

I Putu Oka Saduarsa


1514511011

PRORAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN PKL

Judul : Pendugaan Daerah Tangkapan Ikan Cakalang Di Teluk Bone


Dengan Menggunakan Variabel SPL dan Klorofil-a Citra
MODIS level-3
Nama : I Putu Oka Saduarsa

NIM : 1514511011

Program Studi : Ilmu Kelautan

Pembimbing

I Wayan Gede Astawa Karang, S.Si.,M.Si.,Ph.D


NIP. 19830511 201012 1 006

Menyetujui,

Ketua Program Studi Ilmu Kelautan

Fakultas Kelautan dan Perikanan

Universitas Udayana

Dr. Eng. I Dewa Nyoman Nurweda Putra, S.Si., M.Si


NIP. 19830614 201012 1 00

i
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PENDUGAAN DAERAH TANGKAPAN IKAN CAKALANG DI


TELUK BONE DENGAN MENGGUNAKAN VARIABEL SPL
DAN KLOROFIL-A CITRA MODIS LEVEL-3

Pembimbing PKL Dosen Pembimbing

Dra. Maryani Hartuti, M.Sc I Wayan Gede Astawa Karang, S.Si.,M.Si.,Ph.D


NIP. 19670311 199302 2 001 NIP. 19830511 201012 1 006

Menyetujui,

Ketua Program Studi Ilmu Kelautan

Fakultas Kelautan dan Perikanan

Universitas Udayana

Dr. Eng. I Dewa Nyoman Nurweda Putra, S.Si., M.Si


NIP. 19830614 201012 1 006

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat
dan hidayah penulis dapat menyajikan Laporan Praktek Kerja Lapang yang
dilaksanakan pada tanggal 2 Januari 2018 hingga 30 Januari 2018 dengan judul
“Pendugaan Daerah Tangkapan Ikan Cakalang Di Teluk Bone Dengan Menggunakan
Variabel SPL Dan Klorofil-A Citra Modis Level-3” di Pusat Pemanfaatan
Penginderaan Jauh Lembaga Antariksa Dan Penerbangan Nasional.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada Yth :
1. Ibu Dr. Wikanti Asriningrum selaku pembimbing
2. Ibu Dra. Maryani, M.Sc selaku pembimbing
Sangat disadari bahwa kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis,
walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi masih dirasakan
banyak kekurang tepatan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang
membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Jimbaran, 3 April 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN PKL ............................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang PKL ................................................................................. 1


1.2 Maksud Tujuan PKL ................................................................................ 3
1.3 Kegunaan PKL ......................................................................................... 3
1.4 Tempat PKL ............................................................................................. 4
1.5 Jadwal Waktu PKL ................................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL........................................................ 5

2.1 Sejaran Instansi ......................................................................................... 5


2.2 Struktur Organisasi ................................................................................... 6
2.3 Kegiatan Umum Instansi .......................................................................... 7
BAB III. PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ............................ 9

3.1 Bidang Kerja............................................................................................. 9


3.2 Pelaksanaan Kerja .................................................................................... 9
3.3 Kendala Yang Dihadapi ......................................................................... 23
3.4 Cara Mengatasi Kendala ........................................................................ 23
4. KESIMPULAN ................................................................................................. 24

4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 24


4.2 Saran ....................................................................................................... 24

iv
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi LAPAN .................................................................. 6

Gambar 2 Diagram alir pengolahan data .............................................................. 10

Gambar 3 Tampilan home oceancolor .................................................................. 11

Gambar 4 Tampilan kumpulan data MODIS level-3 ............................................ 11

Gambar 5 Tampilan data MODIS ......................................................................... 12

Gambar 6 Tampilan saat crop data........................................................................ 13

Gambar 7 Hasil crop data suhu permukaan laut dan klorofil-a ............................ 13

Gambar 8 Tampilan saat reproject. ....................................................................... 14

Gambar 9 Tampilan edit algoritma ....................................................................... 15

Gambar 10 Hasil klasifikasi nilai suhu permukaan laut dan klorofil-a ................. 16

Gambar 11 Pembuatan contour ............................................................................. 17

Gambar 12 Hasil contour data suhu permukaan laut dan klorofil-a ..................... 18

Gambar 13 Pembuatan grid ................................................................................... 19

Gambar 14 Hasil grid lokasi penelitian ................................................................. 19

Gambar 15 Proses tagging daerah pontensi tangkapan ikan cakalang .................. 20

Gambar 16 Penentuan perkiraan daerah potensi tangkapan ikan cakalang .......... 21

Gambar 17 Hasil Pengolahan citra telah dilayout ................................................. 22

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tahapan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ......................................... 4

Tabel 2 Koordinat lokasi dugaan daerah tangkapan ikan cakalang ...................... 23

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Presentasi mingguan dengan beberapa staf PUSFATJA LAPAN..... 26

Lampiran 2 Presentasi hasil dengan praktikan dari kampus yang berbeda ........... 26

Lampiran 3 Gedung PUSFATJA LAPAN ............................................................ 27

Lampiran 4 Lahan Parkir PUSFATJA LAPAN .................................................... 27

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teluk Bone memiliki ciri khas nya tersendiri, perairan ni merupakan jenis perairan
semi tertutup dibandingkan peraian di sekitarnya seperti perairan selat Makassar dan
laut Flores karena Teluk bone dilihat dari geografis terletak di sebelah timur daratan
Sulawesi Selatan dan di sebelah Timur daratan Sulawesi Selatan dan di sebelah Barat
daratan Seulawesi Tenggara. Teluk Bone ini sendiri telah lama dimanfaatkan untuk
usaha penangkapan ikan yang menggunakan cara tradisional, salah satu pemeran utama
dari kegiatan eksploitasi perairan ini adalah Ikan Cakalang. Mengapa dikatakan salah
satu potensi di perairan ini adalah ikan Cakalang karena adanya pengaruh dari pola
distribusi biofisik lingkungan secara spasial dan temporal (Muhammad Jamal et
al.,2011).
Zona penangkapan ikan (Fishing ground) adalah suatu daerah atau kawasan yang
menjadi sasaran penangkapan ikan. Pada daerah atau zona yang dijadikan sebagai
sasaran penangkapan ikan biasanya daerah tersebut adalah tempat dimana
berkumpulnya ikan. Para nelayan biasanya menentukan zona tangkapan dengan
melihat buih-buih atau riak di permukaan laut dan dengan melihat burung-burung yang
berterbangan di permukaan laut (Mursyidin et.,al, 2015). Kelimpahan ikan di suatu
kawasan atau daerah dapat juga diprediksi berdasarkan kondisi oceanografi perairan
tersebut. Kondisi oseanografi sangat berpengaruh terhadap kelimpahan ikan adalah
sebaran klorofil-a dan suhu permukaan laut.
Berdasarkan Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Selatan 2006 dalam
(Muhammad Jamal et al.,2011) wilayah laut teluk Bone yang memiliki luas sekitar
31,837 km2 memiliki potensi sumberdaya perikanan yang cukup besar khususnya
perikanan cakalang karena 59% (13,616) ton produksi ikan cakalang Sulawesi Selatan
berasal dari Kawasan Teluk Bone. Penangkapan cakalang di Teluk Bone umumnya
dilakukan dengan menggunakan huhate (pole and line), pancing tonda (troll line), pukat

1
cincin (purse seine), jaring insang, dan payang. Peningkatan produksi ikan cakalang di
perairan Teluk Bone masih dapat ditingkatkan, apabila operasi penangkapannya dapat
dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien. Pada umumnya nelayan dalam
menentukan daerah penangkapan ikan hanya berdasarkan pada pengalaman dan
pengamatan langsung. Akibatnya waktu operasi penangkapan menjadi tidak efektif dan
efisien untuk menentukan daerah penangkapan. Dalam hal ini ketersediaan makanan
baik dalam jumlah dan kualitas mempengaruhi tingkat predasi dan merupakan variable
penting bagi populasi cakalang. Ketersediaan makanan berhubungan dengan rantai
makanan. Plankton tumbuhan (phytoplankton) melalui proses fotosintesis dapat
memproduksi bahan organik (produsen primer), sehingga dapat dilakukan persiapan
yang lebih baik untuk melakukan operasi penangkapan yang lebih terarah (Adi Jufri
et al.,2014).
Suhu permukaan laut (SPL) dapat digunakan untuk menduga keberadaan suatu
organisme di suau perairan. Hal ini dikarenakan sebagian besar organisme bersifat
poikilotermik. Pengaruh suhu secara langsung terhadap kehidupan di laut adalah dalam
laju fotosintesis tumbuh-tumbuhan serta proses fisiologi hewan, khususnya derajat
metabolism dan siklus reproduksi. Berdasarkan varisi suhu, tinggi rendahnya variasi
suhu merupakan faktor penting dalam penentuan migrasi suatu jenis. Untuk daerah
teluk bone sendiri memiliki nilai SPL maksimum untuk habitat cakalang yaitu 29,9 -
31°C (Jufri et al.,2014).
Penggunaan data satelit merupakan salah satu langkah yang cepat dalam
menentukan daerah penangkapan di Teluk Bone dibandingkan dari pengalaman suatu
nelayan yang digunakan untuk menangkap ikan yang mengakibatkan tidak efisien
waktu dan tidak efektif. Jadi inilah tujuan saya untuk memberikan informasi tentang
daerah penangkapan ikan cakalang pada Teluk Bone. Oleh karena itu penulis
mengambil judul Pendugaan Daerah Tangkapan Ikan Cakalang di Teluk Bone dengan
Variabel SPL dan Klorofil-a Citra MODIS level-3.

2
1.2 Maksud dan Tujuan PKL
Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah :
1. Meningkatkan wawasan, pengalaman serta kemampuan dalam mengolah
dan menganalisis data penginderaan jauh untuk menghasilkan peta
pendugaan zona daerah tangkapan ikan.
2. Dapat memberikan informasi tentang lokasi daerah penangkapan ikan
cakalang yang optimum di Teluk Bone

1.3 Kegunaan PKL


Adapun manfaat dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah :
a. Bagi Mahasiswa
1) Sebagai kesempatan belajar untuk memetakan potensi daerah
tangkapan ikan dengan baik dan benar.
2) Melatih keterampilan dalam memetakan potensi daerah tangkapan
ikan agar nantinya di dunia kerja tidak bingung lagi menerima
pekerjaan dalam hal pemetaan.
b. Bagi Instansi Pemerintah
1) Memberikan ilmu tambahan dan saling bertukar pikiran dalam hal
pemetaan potensi tangkapan ikan dari materi yang di dapat
dikampus.
2) Melihat berapa potensi mahasiswa yang minat dalam pemetaan
sehingga dapat bekerja sama dengan Lembaga Perguruan Tinggi
terkait pemetaan.
c. Bagi Prodi Ilmu Kelautan
Mendapatkan umpan balik untuk menyempurnakan materi tentang
pemetaan yang sesuai dengan kebutuhan di lingkungan instansi/perusahaan
dan tuntutan pembangunan pada umumnya.

3
1.4 Tempat PKL
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di Pusat Pemanfaatan
Penginderaan Jauh (PusFatJa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN), Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta.

1.5 Jadwal Waktu PKL


Pelaksaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilakukan selama dua puluh satu hari
terhitung mulai pada tanggal 2 Januari dan berakhir tanggal 30 Januari 2018 mengikuti
hari kerja dari instansi. Dalam 21 hari terdapat beberapa tahapan pelaksanaan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) yang sudah tertera pada tabel 1.
Tabel 1. Tahapan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

4
BAB II
TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL
2.1 Sejarah Instansi
LAPAN adalah lembaga pemerintah non-kementerian yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri yang membidangi urusan
pemerintahan di bidang riset dan teknologi. LAPAN mempunyai tugas melaksanakan
tugas pemerintahan di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan
pemanfaatannya serta penyelenggaraan keantariksaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN) memiliki visi menjadi pusat unggulan penerbangan dan antariksa untuk
mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri serta memiliki misi yaitu :

a) Meningkatkan kualitas litbang penerbangan dan antariksa internasional.


b) Meningkatkan kualitas produk teknologi dan informasi di bidang penerbangan
dan antariksa dalam memecahkan permasalahan nasional.
c) Melaksanakan dan mengatur penyelenggaraan keantariksaan untuk
kepentingan nasional.

Kronologi pembentukan LAPAN sendiri berawal Pada tanggal 31 Mei 1962,


dibentuk Panitia Astronautika oleh Menteri Pertama RI, Ir. Juanda (selaku Ketua
Dewan Penerbangan RI) dan R.J. Salatun (selaku Sekretaris Dewan Penerbangan RI).
Kemudian pada tanggal 22 September 1962, terbentuknya Proyek Roket Ilmiah dan
Militer Awal (PRIMA) afiliasi AURI dan ITB. Berhasil membuat dan meluncurkan
dua roket seri Kartika berikut telemetrinya. Dan tanggal 27 November 1963, Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dibentuk dengan Keputusan Presiden
Nomor 236 Tahun 1963 tentang LAPAN.

5
2.2 Stuktur Organisasi

Gambar 1. Struktur Organisasi LAPAN


Deputi Bidang Penginderaan Jauh sebagai naungan penulis dalamPraktek kerja
lapangan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang penginderaan jauh. Dalam melaksanakan tugas diatas Deputi Bidang
Penginderaan Jauh menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan, pemberian bimbingan dan
pembinaan di bidang penginderaan jauh.
2. Pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang penginderaan jauh.

6
3. Penelitian dan pengembangan teknologi sistem akusisi dan stasiun bumi,
pengolahan data, serta pengembangan bank data penginderaan jauh.
4. Penelitian dan pengembangan pemanfaatan data penginderaan jauh.
Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh mempunyai tugas melaksanakan
penelitian dan pengembangan pemanfaatan data penginderaan jauh. Pusat Pemanfaatan
Penginderaan Jauh menyelenggarakan fungsi :
1. Penelitian dan pengembangan model pemanfaatan untuk sumberdaya wilayah
darat.
2. Penelitian dan pengembangan model pemanfaatan untuk sumberdaya wilayah
pesisir dan laut.
3. Penelitian dan pengembangan model pemanfaatan untuk pemantauan
lingkungan dan mitigasi bencana alam.
4. Penelitian dan pengambangan nilai tambah data dan standar produksi
informasi.
5. Pelaksanaan kerjasama teknis di bidang pemanfaatan penginderaan jauh.

2.3 Kegiatan Umum Instansi


Lembaga Penerbangan dan Antariksa NAsional (LAPAN) memiliki tiga Deputi yaitu:
Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer, Deputi Bidang Teknologi Penerbangan
dan Antariksa dan Deputi Bidang Penginderaan Jauh. Masing - masing deputi memiliki
kegiatan yang berbeda, dimana yang pertama Deputi Bidang Sains Antariksa memiliki
kegiatan dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan sains antariksa serta
pemanfaatannya dan melaksanakan penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan
pemanfaatan serta penyelenggaraan keantariksaan di bidang sains dan teknologi
atmosfer. Deputi Penginderaan Jauh memiliki kegiatan dalam Melaksanakan
penelitian, pengembangan, dan perekayasaan, serta penyelenggaraan keantariksaan
dibidang pemanfaatan penginderaan jauh. Sedangkan Deputi Bidang Teknologi
Penerbangan dan Antariksa memiliki kegiatan dalam melaksanakan penelitian,

7
pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan serta penyelenggaraan keantariksaan
di bidang teknologi aeronautika dan teknologi satelit.

8
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Bidang Kerja


Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan pada tanggal 2-31 Januari 2018
di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dalam Depudi Bidang Penginderaan
Jauh dan khusus dalam pemanfaatan penginderaan jauh. Tugas praktikan disini
mengikuti dengan proposal kegiatan yang diajukan. Tugas praktikan selalu di bimbing
oleh pembimbing yang sudah ditentukan. Di setiap minggunya praktikan melakukan
presentasi tentang aktivitas yang telah dilakukan dalam satu minggu kerja.

3.2 Pelaksanaan Kerja


Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mulai tanggal 2 hingga 31 Januari 2018
selama 21 hari. Pelaksanaan PKL ini mengikuti hari kerja dari lembaga yaitu hari senin
hingga jumat pada pukul 08.30 – 17.00 WIB. Adapun pelaksanaan kerja yang praktikan
laksanakan adalah sebagai berikut :

9
Download Data

Cropping

Suhu Permukaan Laut Klasifikasi Klorofil-A

Contour

Penentuan
Fishing Ground

Hasil Peta

Gambar 2. Diagram alir pengolahan data

3.2.1 Donwload data


Download data ini dilakukan untuk mendapatkan data yang di inginkan dan
di gunakan sesuai dengan fungsi dari penelitian yang dilakukan. Untuk
mendownload data Aquamodis level-3 dengan resolusi 4 km dapat membuka
website ini http://oceancolor.gsfc.nasa.gov. Data yang di download yaitu bulan
Januari tahun 2017 berlokasi pada Teluk Bone yang memiliki luas 31.837,077
km2. Setelah membuka website akan munculah gambar seperti dibawah ini.

10
Gambar 3. Tampilan home oceancolor

Setelah membuka website oceancolor lalu klik dan kemudian


pilih agar kumpulan data level 3 terbuka dan muncullah
gambar seperti dibawah ini (Gambar 4).

Gambar 4. Tampilan kumpulan data MODIS level-3


Jika sudah telihat seperti tampilan diatas lalu tentukan jenis data yang
di download dengan resolusi 4 km dan bentuk data serta resolusi data sesuai
kebutuhan pada kolom yang terdapat diatas data. Setelah sesuai dengan

11
kebutuhan lalu download data dengan klik tulisan SMI yang terletak pojok

kiri bawah pada gambar salah satu data , dimana data yang
terdownload akan berbentuk nc.
3.2.2 Cropping
Cropping yang dilakukan setelah mendownload data dan cropping ini
merupakan cara untuk menfokuskan daerah yang diinginkan atau daerah
yang menjadi penelitian, dikarenakan data MODIS level-3 ini merupakan
data global yang berisi nilai SPL dan Klorofil-A seluruh dunia. Langkah

yang harus dilakukan dimana buka aplikasi SeaDAS kemudian pilih

kemudian carilah data yang sudah di download tadi lalu klik open
product. Setelah itu akan muncul gambar data yang di download (Gambar
5).

Gambar 5. Tampilan data MODIS level-3

Setelah open data lalu pilih lalu pilih dan munculah


gambar seperti dibawah ini. Kemudian gunakanlah koordinat sesuai dengan
daerah yang diteliti dan klik OK.

12
Gambar 6. Tampilan saat crop data
Beginilah hasil setelah dilakukannya cropping terlihat jelas daerah yang
digunakan pada penelitian ini adalah daerah teluk bone.

(a) (b)
Gambar 7. Hasil cropping data Suhu permukaan laut(a) dan Klorofil-
a(b)
Data yang sudah di crop (Gambar 7) ini dapat mempermudah untuk
mengidentifikasi daerah teluk bone dan dapat mempermudah analisis daerah
teluk bone yang digunakan untuk mencari daerah yang berpotensi untuk

13
dilakukannya penangkapan ikan cakalang. Setelah di crop dilakukannya
penyimpanan data dalam bentuk tif agar dapat digunakan pada langkah
berikutnya. Pilih Raster kemudian pilih dan terbukalah seperti
pada gambar 7 lalu pilih save as bentuk GeoTIFF, tentukan lokasi
penyimpanan dan klik Run. Data yang sudah di crop akan tersimpan pada
tempat yang kita inginkan.

Gambar 8. Tampilan saat reproject


3.2.3 Klasifikasi citra
Klasifikasi citra merupakan teknik yang digunakan untuk
menghilangkan informasi rinci dari data input untuk menampilkan pola-pola
penting atau distribusi spasial untuk mempermudah interpretasi dan analisis
citra sehingga dari citra tersebut diperoleh informasi yang bermanfaat atau
sesuai dengan keperluan. Klasifikasi ini yang bertujuan untuk menyesuaikan
lokasi habitat khusus untuk ikan cakalang yang menjadi objek utama dalam
penelitian ini. Untuk langkah ini menggunakan aplikasi ER Mapper 7.1

. Setelah membuka aplikasi lalu pilih icon edit algorithm lalu pilih

load dataset untuk membuka data SPL dan klorofil-a yang berbentuk

14
tif. Setelah data dimasukkan lalu pilih icon edit formula dikhusus kan
untuk data klorofil-a dan munculah seperti gambar 9. Dan ubah variable 1
dengan 0.12 dan variable 2 dengan 0.22 ini merupakan range nilai klorofil-a
habitat yang sesuai dengan ikan cakalang kemudian apply change. Setelah
itu save as data tersebut dengan data type IEE4byteReal dan format (*.ers).

Gambar 9. Tampilan edit algorithm

15
(a) (b)
Gambar 10. Hasil klasifikasi nilai Suhu Permukaan Laut (a) dan
Klorofil-a (b)
Hasil gambar 10 diatas di dapat dengan mengklasifikasikan nilai
disesuai dengan nilai yang sudah ditentukan pada tinjauan pustaka dengan
ketentuan habitat ikan cakalang. Namun dalam mengklasifikasikan ini nilai
data suhu permukaan laut tidak diubah dalam range habitat ikan cakalang,
hanya ditetapkan nilainya seperti yang sudah diterbitkan oleh MODIS
sendiri tujuan ini sendiri agar nantinya saat mendeteksi contour dapat lebih
mudah mendeteksi daerah front thermal. Jadi hanya data klorofil saja yang
diubah nilainya menjadi range habitat khusus untuk ikan cakalang dimana
yang berkisar 0,12-0,22mg/m-3 (Adi et.,al, 2014), untuk mengklasifikasikan
nilai klorofil dalam range tersebut digunakan aplikasi ER Mapper dengan
menggunakan algoritma threshold data between agar mempermudah
mengidentifikasi potensi daerah tangkapan ikan cakalang pada Teluk bone.
Dapat dilihat pada gambar (a) tidak terlalu terlihat perbedaan nilai yang
sesuai dengan habitat ikan cakalang namun pada gambar (b) terlihat bentuk
berbeda dan sudah berisi hanya nilai yang sudah ditentukan.

16
3.2.4 Contour
Hasil yang di dapat pada prosesi ini yaitu garis-garis yang berisi nilai
dari suhu permukaan laut dan klorofil-a. Pembuatan contour ini dilakukan
dengan aplikasi ArcGIS yang dapat mengidentifikasi nilai-nilai contour dari
setiap data suhu permukaan laut maupun klorofil-a. Langkah pertama buka

ArcGIS kemudian pilih pada Arc Toolbox


lalu pilih item dan pilih icon maka keluarlah tampilan
seperti gambar dibawah. Dan masukkan data SPL dan Klorofil-a yang
berbentuk ers kemudian sesuaikan interval contournya serta tentukan nilai
base contour yaitu nilai terendah dari data tersebut lalu klik OK.

Gambar 11. Pembuatan contour

17
(a) (b)
Gambar 12. Hasil contour data suhu permukaan laut(a) dan klorofil-
a(b)
Pada gambar 12 terlihat suhu permukaan laut memiliki countur yang
lebih banyak dan bervariasi dibandingkan dengan klorofil-a, ini
dikarenakan nilai suhu permukaan laut masih bervariasi bawaan dari saat
di download dan klorofil-a sudah diubah menjadi nilai range yang sudah
ditentukan sehingga contour klorofil yang di gambar b sudah sesuai dengan
habitat dari ikan cakalang.
3.2.5 Penentuan Fishing Ground
Contour suhu permukaan laut dan klorofil-a yang didapat kemudian
ditumpuk setelah itu dibuatkan grid agar mempermudah dalam tagging
daerah yang berpotensi untuk dilakukannya penangkapan ikan cakalang
atau habitat dari ikan cakalang itu sendiri. Untuk menampilkan grid

menggunakan kemudian klik lalu klik

dan keluarlah tampilan pada gambar 11. Tentukan


koordinat grid yang cocok dengan lokasi daerah penelitian serta tentukam
skala grid dan definisi project yaitu WGS 1984.

18
Gambar 13. Pembuatan grid

Gambar 14. Hasil grid lokasi penelitian


Penentuan daerah tangkapan ikan cakalang di teluk bone diduga
dengan adanya deteksi daerah front thermal dimana zona front terbentuk
ketika pertemuan antara massa suhu yang berbeda, disertai dengan

19
penurunan suhu dan perubahan arah mata angin serta ditandai dengan
contour yang rapat serta memiliki nilai range yang sesuai dengan habitat
ikan cakalang 29,9-31°C. Menurut Robinson, 1991 menyatakan bahwa
front penting dalam hal produktivitas perairan laut karena cenderung
membawa air yang dingin dan kaya nutrient dibandingkan dengan perairan
yang lebih hangat tetapi miskin zat hara, kombinasi dari temperatur dan
peningkatan kandungan hara yang timbul dari pencampuran ini akan
meningkatkan produktivitas plankton. Jadi zona front dan memiliki nilai
suhu permukaan laut yang sesuai menjadi pontensi daerah tangkapan ikan
cakalang dan diperkuat dengan dilintasi oleh contour klorofil-a yang
memiliki range nilai yang sudah ditentukan.
Setelah menentukan daerah front dan dilintasi oleh contour klorofil

lalu tagging daerah pada grid tersebut dengan icon dan tag semua
daerah yang sesuai dengan hasil pada gambar 15 kemudian klik kanan pada
layers grid lalu eksport data dalam bentuk (*.shp) dan siap untuk dijadikan
peta.

Gambar 15. Proses tagging daerah potensi tangkapan ikan cakalang

20
Gambar 16. Penentuan perkiraan daerah potensi penangkapan ikan
cakalang
3.2.6 Layout dan Hasil Peta

Layouting peta dilakukan pada ArcGIS jadi langsung saja klik


dan klik layout view, kondisikan peta yang diinginkan horizontal ataupun
vertical. Lengkapilah peta dengan keterangan, legend, skala, judul, arah
mata angin ataupun ingin menambahkan tulisan semuanya lengkap tersedia

pada , hanya perlu di klik saja dan sesuaikan lokasi penempatannya.

21
Gambar 17. Hasil pengolahan citra yang di layout menjadi peta
Hasil yang di dapat pada penelitian ini adalah tampilan berupa peta
(Gambar 17) yang berisi tentang prediksi potensi daerah penangkapan ikan
cakalang pada bulan Januari 2017 menggunakan data suhu dan klorofil-a
Aquamodis level-3. Dengan nilai suhu habitat ikan cakalang 29,9 - 31°C
serta dengan keadaan klorofil-a 0,12- 0,22 mg/m-3 pada bulan Januari 2017
terdapat 11 lokasi yang berpotensi sebagai daerah penangkapan ikan
cakalang pada Teluk Bone. Lokasi yang berpotensi di tandai dengan kotak
bergaris yang memiliki skala 0.1. Lokasi ini bertempat pada koordinat yang
tertera di Tabel 2.

22
Tabel 2. Koordinat lokasi dugaan daerah tangkapan ikan cakalang
No Bujur Lintang
1 120.753 -3.946
2 121.156 -4.548
3 121.251 -4.554
4 121.251 -4.648
5 121.352 -5.056
6 121.352 -5.146
7 121.348 -5.241
8 121.452 -5.247
9 121.551 -5.244
10 120.749 -5.352
11 120.85 -5.352

3.3 Kendala Yang Dihadapi


Adapun kendala yang di hadapi saat melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional adalah Diperlukan computer atau
laptop dengan spesifikasi tinggi untuk mengolah data-data tersebut agar tidak
menghambat proses pengolahan data.

3.4 Cara Mengatasi Kendala


Untuk mengatasi kendala diatas praktikan diusahakan menggunakan laptop dengan
kapasitas RAM mencapai 6GB untuk mengolah data tersebut sehingga proses
pengolahan data tidak mengalami hambatan yang cukup berarti.

23
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 21 hari di Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) kesimpulan yang praktikan dapatkan
adalah :
1. Data penginderaan jauh suhu permukaan laut dan klorofil-a dengan
menyesuaikan karakteristik habitatnya dapat digunakan untuk menduga daerah
potensi penangkapan ikan cakalang di teluk Bone.
2. Prediksi lokasi daerah yang berpotensi sebagai daerah tangkapan ikan cakalang
pada teluk bone terdapat 11 titik dalam satu bulan yaitu pada bulan Januari
2017. Prediksi lokasi tersebut tertera dalam bentuk koordinat pada tabel 2.
4.2 Saran
Saran yang praktikan berikan selama melakukan praktek kerja lapangan 21 hari di
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) adalah selalu aktif untuk
berkomunikasi dengan pembimbing saat melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
agar dapat bertukar ilmu dan mendapatkan ilmu yang belum didapatkan saat kuliah
serta mendapatkan pengalaman tentang bagaimana berkomunikasi yang baik di dunia
kerja.

24
DAFTAR PUSTAKA
Adi Jufri, M. Anshar Amran dan Mukti Zainuddin. 2014. Karakteristik Daerah
Penangkapan Ikan Cakalang Pada Musim Barat Di Perairan Teluk Bone.
Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1).

Dinas Kelautan & Perikanan Sulsel. 2006. Laporan statistik perikanan. DKP Sulsel.
Jamal, M., Fedi Alfiadi Sondita M., Haluan, H. dan Wiryawan, B. 2011. Pemanfaatan
Data Biologi Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) dalam Rangka Pengelolaan
Perikanan Bertanggung Jawab di Perairan Teluk Bone . Jurnal Natur Indonesia
14(1): 1410 - 9379.

Mursyidin. Khairul Munadi dan Muchlisin Z.A, 2015. Prediksi Zona Tangkapan Ikan
Menggunakan Citra Klorofil-a dan Citra Suhu Permukaan Laut Satelit Aqua
MODIS di Perairan Pulo Aceh. Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 11, No. 5,
Desember 2015, hal. 176-182

25
LAMPIRAN

Lampiran 1. Presentasi mingguan dengan beberapa staf PUSFATJA LAPAN

26
Lampiran 2. Presentasi hasil dengan praktikan dari kampus yang berbeda dan
beberapa staf PUSFATJA LAPAN

Lampiran 3. Gedung PUSFATJA LAPAN

Lampiran 4. Lahan parkir PUSFATJA LAPAN

27

Anda mungkin juga menyukai