Anda di halaman 1dari 9

Nama : I Made Gde Kamal Mulia

NIM : 2007531244

No. Absen : 29

1. Labar kotor adalah pendapatan penjualan yang dikurangi dengan beban pokok penjualan.
Laba kotor menjadi penting karena merupakan salah satu parameter keberhasilan suatu
perusahaan. Suatu tingkat laba kotor yang cukup tinggi diperlukan bagi sebuah perusahaan
dagang. Laba kotor juga merupakan salah satu dari 3 elemen yang menentukan profitabilitas
suatu perusahaan dagang.
2. Siklus operasi adalah dagang adalah sebagai berikut:
a. Dimulai ketika perusahaan membeli barang dagangan dari penjual
b. Perusahaan menjual persediaan barangnya kepada konsumen
c. Akhirnya perusahaan menerima kas dari konsumen

Sumber pendapatan utama sebuah perusahaan dagang adalah penjualan barang dagangan
yang disebut dengan pendapatan penjualan atau disingkat dengan penjualan.

a) Pembelian dan penjualan tunai barang dagangan


Apabila penjualan dilakukan secara tunai, maka catatan pada kertas yang diproses oleh
Register Kas (cash register tapes) merupakan bukti bahwa penjualan tunai telah terjadi.
Pembelian secara tunai merupakan pembelian barang dagangan yang dilakukan dengan
kas atau setara kas pada saat transaksi dilakukan.
b) Pembelian dan penjualan kredit barang dagangan
Bila penjualan dilakukan secara kredit, penjual akan menerbitkan faktur penjualan yang
menjadi bukti pendukung transaksi. Lembar asli faktur dikirimkan kepada pembeli,
sedangkan tembusannya disimpan oleh penjual sebagai dasar untuk melakukan
pencatatan transaksi di bagian akuntansi. Pembelian barang dagangan secara kredit
dilakukan dengan cara kredit atau dibayar pada waktu yang akan dating atau sesuai
dengan kesepakatan antara penjual dengan pembeli.
3. Persamaan dari potongan pembelian dengan potongan rabat adalah pemasok atau penjual
akan memberikan potongan jika pembeli membeli barang dengan jumlah tertentu.
Perbedaan dari potongan pembelian dan potongan rabat adalah potongan pembelian adalah
potongan yang diterima karena perusahaan membayar dalam waktu yang telah ditentukan
dalam syarat pembelian, sedangkan potongan rabat adalah potongan yang diterima berupa
pengurangan harga dari daftar harga yang resmi.
4. Jurnal untuk:
a) Pembelian kredit barang dagangan dan pembayaran kas selanjutnya:

Tangga
l Keterangan Debet Kredit
3-Jan Pembelian   xxx  
    Utang Dagang   xxx
  (pencatatan saat pembelian)    
         
3-Jan Kas   xxx  
    Utang Dagang   xxx
(pencatatan saat pembayaran kas
  selanjutnya)    

b) Penjualan kredit barang dagangan dan pembayaran kas selanjutnya:

Tangga
l Keterangan Debet Kredit
3-Jan Piutang Dagang xxx  
    Penjualan   xxx
  (pencatatan saat penjualan)    
         
3-Jan Kas   xxx  
    Piutang Dagang   xxx
(pencatatan saat pembayaran kas
  selanjutnya)    

5. Pembayaran pada tanggal 08 Agustus mendapat potongan 3%

3% x 1,000 = 30

Jumlah yang dibayar 1,000 – 30 = 970

a) Jika pembayaran tunai, maka akan mendapat potongan sebesar 3%. Jadi pembeli hanya
membayar sebesar 970
b) Jika pembayaran secara kredit, maka pembeli akan tetap membayar sebesar 1,000

Tanggal pembayaran terakhir n/30 hari setelah tanggal faktur yaitu tanggal 27 Agustus
Nama : Ni Putu Ayu Rasita Nata Dewi

NIM : 2007531252

No. Absen : 30

6. Rabat
Penjualan = Rp 35.000,00 – Rp 3.000,00

Penjualan = Rp 32.000,00

Jurnal Umum

Piutang Dagang Rp 32.000,00 (Debet)

Penjualan Rp 32.000,00 (Kredit)

Potongan Penjualan

2% × 32.000 = 640

Jumlah Kas yang Diterima

32.000 – 640 = 31.360

JurnalsaatPelunasan

Kas Rp 31.360,00 (Debet)

Potongan Penjualan Rp 640,00 (Debet)

Piutang Dagang Rp 32.000,00 (Kredit)

Penjualan Bersih

Penjualan Bersih = Penjualan – (Retur + PotonganPenjualan)


= Rp 32.000,00 – (0 + Rp 640,00)

= Rp 31.360,00

7. Perbedaan jurnal untuk mencatat penjualan barang dagangan secara tunai dengan penjualan
barang dagangan secara kredit adalah terletak pada nama akunnya, yaitu :
 Pencatatan Penjualan Barang Dagangan secara Tunai
Kas xxxx (Debet)
Penjualan xxxx (Kredit)

 Pencatat Penjualan Barang Dagangan secara Kredit


PiutangDagang xxxx (Debet)
Penjualan xxxx (Kredit)
8. Akun kontra penghasilan harus didebet untuk mencatat adanya retur dan potongan penjualan
karena retur dan potongan penjualan mengurangi pendapatan bersih dari penjualan. Sebuah
akun kontra selalu memiliki saldo normal yang berlawanan dengan akun yang diikutinya.
Dengan demikian akun retur dang potongan penjualan memiliki saldo normal debet
(berlawanan dengan akun Penjualan yang bersaldo kredit)
9. Jurnal yang harus dibuat jika pelanggan yang membeli barang dagangan secara kredit
membayarnya dalam periode potongan, yaitu :
Kas xxxx (Debet)

Potongan penjualan xxxx (Debet)


Piutang Usaha xxxx (Kredit)

10. Empat nama akun lawan (akun pengurang) yang dijumpai dalam bab ini, yaitu :
a) Akun pembelian
b) Akun penjualan
c) Akun persediaan
d) Akun potongan tunai
Nama : Ni Made Ayu Novitarini

NIM : 2007531270

No. Absen : 34

11. Retur dan potongan penjualan dicatat dalam akun tersendiri (akun kontra penjualan) dan
tidak didebetkan langsung pada akun penjualan yang bersangkutan, karena sebuah akun
kontra itu selalu memiliki saldo normal yang berlawanan dengan akun yang diikutinya.
Dengan demikian akun retur dan akun potongan penjualan memiliki saldo normal debit
(berlawanan dengan akun Penjualan yang bersaldo normal kredit). Akun retur dan
potongan penjualan dicatat dalam akun tersendiri, agar mudah mengetahui besarnya
masing-masing yang dimana Pendapatan Penjualan bersih ditetapkan sebagai berikut :
Pendapatan Penjualan bersih = pendapatan penjualan – retur dan pengurangan harga
penjualan - Potongan penjualan
12. Potongan tunai penjualan adalah apabila pembeli membayar dalam periode potongan
sesuai dengan termin kredit yang diberikan, maka penjual hanya akan menerima kas
setelah dikurangi potongan. Manfaat yang diperoleh penjual dengan memberikan
potongan tunai adalah kas akan segera diterima, sehingga bisa segera digunakan kembali
tanpa harus menunggu sampai akhir periode kredit. Jumlah rupiah yang tertanam dalam
piutang akan menurun. Resiko kerugian karena piutang tidak dapat ditagih dapat
berkurang.
13. Kesamaan perhitungan beban pemakaian perlengkapan dengan perhitungan harga pokok
penjualan adalah sama-sama dicatat di laporan laba/rugi dengan tujuan yaitu untuk
mengetahui besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan oleh suatu perusahaan saat
akan memproduksi barang/jasa. Dengan begitu perusahaan dapat menentukan harga jual
produk, menghitung rugi/laba perusahaan dari penjualan produk.
 Contoh jurnal penyesuaian harga pokok penjualan :
 HPP                           xxx

         Persedian barang dagang   xxx

 Contoh jurnal penyesuaian beban pemakaian perlengkapan :


Beban pemakaian perlengkapan              xxx

                            Perlengkapan                                               xxx

14. Cara menghitung harga pokok penjualan apabila perusahaan menggunakan metode fisik
adalah Yang pertama pengertian pencatatan persediaan metode fisik adalah cara sistem
pencatatan persediaan barang dagangan yang mengharuskan adanya perhitungan barang
yang masih ada pada tanggal penyususan laporan. Perhitungan persediaan (stock
opname) ini diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang masih ada dan
kemudian diperhitungkan sebagai harga pokok penjualan (HPP). Dengan menggunakan
metode ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku-buku. Setiap pembelian
barang dicatat dalam rekening pembelian. Karena tidak ada catatan mutasi persediaan
barang maka harga pokok penjualan (HPP) juga tidak dapat diketahui sewaktu-waktu.
Harga pokok penjualan baru dapat dihitung setelah persediaan akhir sudah dihitung. Cara
menghitung HPP (harga pokok penjualan) adalah dengan cara sebagai berikut:

15. Persediaan awal adalah Rp5.000,00, pembelian bersih total Rp30.000,00, dan biaya
angkut pembelian Rp1.000,00. Apabila persedian akhir barang dagangan berjumlah
Rp8.000,00, berapakah harga pokok penjualan?
Jawab :
Mencari pembelian bersih:
Pembelian bersih = Total pembelian bersih + biaya angkut pembelian – retur dan
potongan pembelian.

Pembelian bersih = 30.000 + 1.000 – 0 = 31.000

Mencari HPP :

HPP = persediaan awal + pembelian bersih – persediaan akhir  

HPP = 5.000 + 31.000 – 8.000

HPP = 36.000 – 8.000

HPP = 28.000

Jadi, Harga pokok penjualan adalah Rp28.000,00

Harga Pokok Penjualan(dalam rupiah)

Persediaanawal 5.000
Pembelian 30.000

Biaya Angkut pembelian 1.000

Pembelianbersih 31.000

BTUD 36.000

Persediaan akhir (8.000)

HPP Rp28.000,00
Nama : A.A Putri Winasari

No : 51

NIM. : 2007531273

16. Mengapa digunakan akun tersendiri untuk menampung beban-biaya angkut pembelian ?
Jawab :
Biaya angkut pembelian adalah akun yang digunakan untuk mencatat besarnya beban
angkut pada barang dagang dari gudang pihak supplier ke gudang pihak pembeli yang
akan ditanggung oleh pihak pembeli. Akun beban-biaya angkut pembelian digunakan
akun tersendiri karena biaya angkut tersebut akan berpengaruh dengan harga barang yang
dibeli darigudang pihak supplier tersebut dan akan memudahkan penjual untuk mencari
harga jual barang yang akan dijual ini. Jadi nantinya harga barang yang dibeli darigudang
pihak supplier tersebut akan berbeda harganya ketika kita akan menjualnya kembali,
karena adanya biaya angkut.

17. Berikan contoh jurnal penyesuaian untuk akun persediaan apabila perusahaan
menggunakan metoda fisik.
Jawab :
Akun persediaan barang dagangan pada tanggal 31 Desember menunjukkan saldo sebesar
Rp.40.500.000

Persediaan Barang Dagangan

xxx  
xxx  
Saldo Rp.40.500.000  

Bila tidak terjadi kerusakan, pencurian, atau kesalahan, maka persediaan yang seharusnya
ada pada tanggal 31 Desemberadalah Rp.40.500.000 tetapi hasil perhitungan fisik yang
dilakukan Nada Kencana pada tanggal 31 Desember hanya berjumlah Rp.40.200.000

Saldo persediaan Persediaan menurut hasil Jurnal penyesuaian


sebelum disesuaikan perhitungan fisik terhadap persediaan
(sesungguhnya ada)
Rp. 40.500.000 Rp. 40.200.000 Rp. 300.000

Jadi, Jurnal Penyesuaiannya :

Desember, Beban Pokok Penjualan Rp.300.000


31
Persediaan Barang Dagangan Rp.300.000
(Penerimaan barang yang diretur)

18. Jelaskan cara menangani persediaan awal dan akhir dalam metoda fisik !
Metode fisik sering disebut juga dengan metode periodic. Dalam metode ini, satu-satunya
cara untuk menangani persediaan awal dan akhir adalah dengan cara menghitung
langsung barang persediaan yang ada atau sering disebut dengan perhitungan fisik.
Perhitungan fisik ini biasanya dilakukan pada saat akan menyusun laporan keuangan.
Perhitungan ini memegang peranan penting karena tanpa perhitungan fisik, laporan
keuangan tidak dapat disusun.

19. Bagaimana saudara dapat membedakan anatara perusahaan jasa dan perusahaan dagang
dengan cara melihat pada neraca laporan rugi-laba kedua perusahaan tersebut ?
Pada neraca laporan laba/rugi perusahaan jasa tidak memiliki persediaan barang (di
neraca), sehingga laporan laba/rugi pada perusahaan jasa tidak terdapat akun harga pokok
penjualan. Sedangkan pada perusahaan dagang muncul akun persediaan barang dan
membutuhkan perhitungan harga pokok penjualan. Perhitungan laporan laba/rugi pada
perusahaan jasa, yaitu dari selisih jumlah pendapatan dengan jumlah beban. Sedangkan
perhitungan laporan laba/rugi perusahaan dagang, yaitu dengan mengurangi pendapatan
penjualan dengan beban pokok penjualan, kemudian di kurangi beban operasi.

20. Sebutkan delapan jenis beban operasi.


1. Beban gaji pegawai bagian penjualan
2. Beban iklan/advertensi
3. Beban depresiasi
4. Beban sewa gedung
5. Beban angkut penjualan
6. Beban pajak bumi & bangunan
7. Beban listrik di bangunan took & Gudang
8. Beban sewa kantor

Anda mungkin juga menyukai