Anda di halaman 1dari 48

KAS & BANK

PENGERTIAN KAS
Kas adalah uang kertas atau uang logam atau simpanan di bank yang dapat diuangkan
setiap saat, atau alat pembayaran yang setara/dapat disamakan dengan uang tunai (cash
equivalent).

• Deposito dan surat berharga jangka pendek diklasifikasikan sebagai temporary investments

• Chek mundur, tidak dapat dikategorikan sebagai Kas


Pentingnya dilakukan pengawasan atas kas (control of cash).

• Kas merupakan komponen asset yang paling likuid, oleh karenanya internal control dari kas
sangat penting

• Pengendalian harus bisa mencegah penggunaan kas secara tidak sah

• Managemen sangat berkepentingan dengan informasi mengenai penggunaan kas secara


wajar
Upaya pengendalian atas kas mulai dari saat kas diterima sampai disetorkan ke bank
tersebut disebut protective control, sedangkan prosedur yang didesain sedemikian rupa untuk
mendeteksi pencurian atau penyalahgunaan kas disebut detective controls, di mana
pengendalian ini juga bersifat preventif karena pegawai akan enggan untuk mencuri atau
menyalahgunakan kas jika tahu kemungkinan besar akan ketahuan.
Dalam perusahaan retail penerimaan kas umumnya berasal dari dua sumber utama,
yakni (1) dari konsumen yang datang langsung dan (2) melalui surat wesel atau sarana
lain.Salah satu pengendalian atas kas yang diterima langsung dari konsumen yang datang
adalah penggunaan mesin cash register.
Pengendalian terjadi mulai saat kasir memasukkan nilai atau jumlah yang dibayarkan
konsumen maka umumnya konsumen dapat melihat langsung jumlah yang diinput, atau
memeriksanya melalui nota cash register yang diberikan kasir kepadanya. Setiap akhir hari
atau saat penggantian kasir, uang akan dihitung dan dicocokkan dengan yang tertera pada cash
register dengan diawasi oleh penyelia untuk mendeteksi kalau-kalau ada selisih atau
perbedaan antara fisik kas dengan yang tercatat pada cash register.
Kas yang dikeluarkan dari mesin akan disimpan di tempat yang aman dan tidak bisa
diakses oleh setiap orang sebelum dikirim ke bank, sementara semua catatan dan gulungan
kertas cash register akan dikirim ke departemen akuntansi untuk digunakan sebagai dasar
melakukan jurnal.

PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENGELUARAN KAS


Pengendalian intern atas pengeluaran kas harus memberikan keyakinan bahwa semua
pengeluaran kas hanya bisa dilakukan atas transaksi yang diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang saja. Sebagai tambahan adalah perlunya pengendalian tersebut meyakinkan bahwa
semua diskon bisa diperoleh dan tidak ada kas yang dihamburkan atau tidak dimanfaatkan.

Penggunaan Sistem Voucher


Sistem Voucher merupakan seperangkat prosedur yang memberikan kewenangan
pencatatan berkaitan dengan kewajiban dan pengeluaran kas.
Penggunaan system voucher memberikan jaminan bahwa yang dibayarkan sudah
sesuai dengan yang dipesan, yang diterima dan yang harus dibayarkan kepada supplier
SISTEM VOUCHER

CHECK

ARSIP ARSIP
BUKU VOUCHER VOUCHER BUKU
VOUCHER
VOUCHER BELUM BELUM VOUCHER
BAYAR BAYAR

ARSIP
BUKU VOUCHER
CHECK TELAH
KELUAR DIBAYAR

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

SEMUA VOUCHER SETELAH PADA SAAT PENGELUARAN VOUCHER YANG


TRANSAKSI DICATAT DALAM DICATAT DALAM HARUS DIBAYAR, CHECK DICATAT TELAH DIBAYAR
PEMBELIAN BUKU VOUCHER BUKU VOUCHER, VOUCHER DALAM BUKU DICAP LUNAS DAN
BARANG DAN VOUCHER DIAMBIL DARI VOUCHER DAN DISIMPAN DALAM
JASA DISIMPAN ARSIP VOUCHER BUKU CHECK VOUCHER TELAH
DIBUATKAN DALAM ARSIP BELUM DIBAYAR KELUAR DIBAYAR
VOUCHER VOUCHER DAN DIBUATKAN
BELUM DIBAYAR CHECK
(Sumbe
r : Pedoman Mengajar , Soemarso )

Petty Cash Fund (Dana Kas Kecil)


Kas kecil adalah suatu dana yang dibentuk/disisihkan untuk menangani pengeluaran-
pengeluaran yang relatif kecil jumlahnya per transaksi namun karena banyak dan biasanya
merupakan pengeluaran rutin maka pada akhirnya nilainya akan relatif besar.
Pengeluaran dengan sistem ini pengelolaannya dilaksanakan oleh kasir. Prosedur ini
akan memudahkan pengeluaran kas karena tidak perlu melewati serangkaian proses otorisasi
seperti pada pembayaran normal (pengeluaran menggunakan cek) yang panjang dan lama.
Dana petty cash yang diambil dari bank jumlahnya tetap dan akan dikelola oleh
petugas/kasir kas kecil dengan syarat-syarat tertentu, misalnya berapa jumlah pengeluaran
maskimum yang boleh dikeluarkan dari petty cash untuk satu transaksi, kapan (pada saat sisa
saldo berapa) kasir harus meminta pengisian kembali kas kecil, jenis-jenis transaksi mana saja
yang boleh atau tidak boleh dikeluarkan menggunakan petty cash (misalnya: pinjaman
karyawan atau pembayaran pembelian barang dagangan tidak boleh diambil dari kas kecil
tanpa otorisasi tertentu).
Untuk kas kecil ini dibuat jurnal akuntansi yang terpisah dari kas besar/kas di bank dan
akan dicocokkan dengan catatan kasir serta fisik kas yang ada. Pengisian kembali dana kas kecil
(replenishment/reimbursement) umumnya dilakukan pada interval periode tertentu atau jika
sudah mencapai saldo minimum tertentu.
Pencatatan petty cash fund di bagian akuntansi dapat menggunakan dua metode sbb:
1. Imprest System (sistem dana tetap) tanggung jawab kasir tetap
Dalam sistem ini akun Petty Cash di catatan akuntansi selalu menunjukkan saldo yang
tetap meskipun terjadi pengeluaran fisik uang tunai di bagian kasir. Jadi bukti-bukti
pengeluaran petty cash disimpan di kasir dan tidak langsung dijurnal, melainkan menunggu
sampai terjadi/diterima bukti replenishment kemudian bukti dikirim ke bagian akuntansi
untuk dijurnal.
Keuntungannya adalah karena jurnal dilakukan hanya pada saat
reimbursement/penggantian dana maka pencatatannya lebih efisien dan karena tanggung
jawab kasir tetap maka pengendalian lebih baik.
2. Fluctuating System (sistem dana berfluktuasi) tanggung jawab kasir berubah
Dalam sistem ini rekening Petty Cash di catatan akuntansi berkurang saldonya setiap
kali terjadi pengeluaran fisik uang tunai ( setiap harinya), sesuai dengan transaksi pengeluaran
yang dilakukan di kasir. Jadi setiap kali bagian akuntansi menerima bukti pengeluaran petty
cash dari kasir, bagian akuntansi akan langsung mencatat pengeluaran tersebut.
Keuntungannya dana petty cash dapat dipantau setiap saat dari bagian akuntansi, tetapi
cara ini kurang efisien karena harus melakukan jurnal setiap kali terjadi pengeluaran kas dan
kontrol menjadi kurang baik karena tanggung jawab terbagi antara kasir dan akuntansi.

Perbedaan Pencatatan menurut fluctuating dan imprest fund system


Keterangan Fluctuating System Imprest System

X
Pada saat pembentukan Petty Cash XX Petty Cash X
Cash XX Cash XX

Pada saat pengeluaran Expenses XX No Entry


Petty
Cash XX

Pada saat pengisian X


kembali Petty Cash XX Expenses X
Cash XX Cash XX

Contoh soal :
1 Jan Dicairkan cek sebesar Rp 800.000,- untuk keperluan dana kas
kecil selama seminggu
3 Dibeli perlengkapan kantor Rp 180.000,-
3 Dibayar biaya iklan Rp 100.000,-
4 Dibayar biaya bensin, parkir, tol sebesar Rp 200.000,-
5 Dibeli perlengkapan kantor sebesar Rp 120.000,-
6 Diisi kembali dana kas kecil
Diminta : Jurnal atas transaksi tersebut diatas apabila kas kecil memakai :
a. Sistem Dana Tetap
b. Sistem Dana Berubah

Jawab :
Tgl Fluctuating System Imprest System
Jan
1 Petty Cash 800.000 Petty Cash 800.000
800.00
Cash 800.000 Cash 0
3 Office Supplies 180.000 No Entry
Petty Cash 180.000

3 Advertising Exp. 100.000 No Entry


Petty Cash 100.000

Miscellaneous
4 Exp. 200.000 No Entry
Petty Cash 200.000

5 Office Supplies 120.000 No Entry


Petty Cash 120.000

6 Petty Cash 600.000 Office Supplies 300.000


Advertising
Cash 600.000 Exp. 100.000
Miscellaneous
Exp. 200.000
Cash 600.000

AKUN BANK DAN KEGUNAANNYA DALAM PENGENDALIAN


Rekening yang dibuka perusahaan di suatu bank merupakan salah satu alat pengendali
utama dalam mengelola kas. Hampir semua perusahaan mengharuskan semua penerimaan kas
disetorkan ke bank setiap hari untuk menghindari risiko pencurian di perusahaan, selain itu
perusahaan juga sering membuka rekening di berbagai bank untuk memudahkan bertransaksi,
biasanya ada rekening tertentu yang diperuntukkan untuk pengeluaran tertentu pula, misalnya
pengeluaran untuk gaji karyawan dilakukan melalui rekening yang berbeda dengan
pengeluaran untuk pembayaran hutang. Selain itu, keuntungan menggunakan rekening bank
adalah adanya “pencatatan ganda” atas kas, artinya selaian pencatatan dilakukan oleh
perusahaan, bank juga melakukan pencatatan untuk transaksi yang sama.
Bank biasanya akan mencatat semua transaksi keluar-masuk kas dan akan melaporkan
semua transaksi tersebut melalui bank satement seperti rekening koran/rekening giro atau
buku tabungan. Rekening koran biasanya dikirimkan ke perusahaan setiap bulan, di mana di
dalamnya menunjukkan saldo awal, penambahan, pengurangan dan saldo akhir kas pada akhir
periode, atau bisa dikatakan merupakan laporan yang dibuat pihak bank untuk menunjukkan
mutasi kas yang disimpan di bank pada nomor rekening tertentu, biasanya dicetak sebulan
sekali dan dikirimkan ke nasabah.
Dengan adanya bank statement tersebut perusahaan bisa mencocokkan pencatatan kasnya
dengan yang dicatat oleh bank. Seringkali terdapat perbedaan saldo pada tanggal akhir bulan
antara bank statement dengan catatan yang dibuat perusahaan mengenai kas di bank (cash in
bank/bank). Perbedaan tersebut belum tentu akibat kesalahan (error), biasanya disebabkan oleh
perbedaan waktu mencatat antara pihak bank dengan pihak perusahaan (timing differences).
Untuk meningkatkan pengendalian internal perusahaan, perbedaan tersebut sebaiknya
ditelusuri dengan melakukan rekonsiliasi bank.

Bank Reconciliation
Rekonsiliasi bank adalah proses mencocokkan saldo buku kas antara catatan perusahaan
dengan bank statement yang dilakukan oleh perusahaan, untuk menemukan penyebab
selisih saldo-saldo tersebut.
Berikut ini bagan yang menunjukkan hubungan pembukuan menurut catatan
perusahaan dan rekening koran bank yang menimbulkan perbedaan saldo menurut catatan
buku perusahaan dan laporan rekening koran bank sehingga perlu dibuat rekonsiliasi bank.
TRANSAKSI PERUSAHAAN BANK

LAPORAN
BUKU REKENING
PENERIMAAN PENERIMAAN KORAN
UANG BANK
KREDIT

AKUN: BANK

DEBIT
SALDO SALDO
BUKU BANK
AKUN: BANK

KREDIT

BUKU
LAPORAN
PENGELUARAN
REKENING
BANK/ BUKU CEK
KORAN - DEBIT
KELUAR

PENGELUARAN
UANG

Sumber : ( Pedoman mengajar , Soemarso )

Biasanya, perbedaan pencatatan antara perusahaan dan pihak bank disebabkan oleh item-
item rekonsiliasi, yaitu:
 Deposit in Transit (setoran dalam perjalanan)
Misalnya terjadi pengiriman dari pelanggan atau perusahaan sendiri yang menyetorkan
ke bank pada akhir bulan, tetapi dilaporkan pada awal bulan berikutnya,seharusnya
penambahan uang di bank sudah dicatat, tetapi pihak bank belum mencatatnya, maka
koreksi dilakukan dengan menambah saldo catatan bank.
 Outstanding Check (cek yang masih beredar)
Misalkan perusahaan telah melakukan pembayaran kepada pelanggan dengan
memberikan cek, sehingga saldo di perusahaan sudah berkurang. Tetapi oleh pelanggan
cek tersebut belum diuangkan,sehingga saldo di bank masih tetap belum berkurang,
maka saldo di bank harus dikurangi.
 Bank Service Charges (biaya administrasi bank)
Pihak bank telah mengurangi saldo dana perusahaan sebagai beban administrasi, tetapi
perusahaan belum mengetahuinya, sehingga catatan di perusahaan harus dikurangi.
 Not Sufficient Fund (cek kosong)
Misalkan pelanggan melakukan pembayaran kepada pihak perusahaan dengan
memberikan cek, tetapi ternyata cek tersebut tidak ada dananya atau tidak mencukupi.
Catatan di perusahaan telah bertambah, sementara catatan di bank belum, sehingga
catatan di perusahaan harus dikurangi.
 Direct Collection By Bank (dana yang langsung masuk ke bank)
Misalkan bank menagihkan piutang yang dimiliki perusahaan kepada pelanggan, atau
pelanggan langsung melakukan pembayaran langsung melalui rekening perusahaan di
bank, maka catatan di perusahaan harus ditambah.
 Interest Income (pendapatan bunga atas dana yang disimpan)
Adalah bunga yang diperhitungkan oleh bank dari dana simpanan perusahaan yang
ada di bank, sehingga catatan di perusahaan harus ditambah.
 Error (Kesalahan)
Untuk melakukan koreksi akibat kesalahan, tidak ada aturan yang pasti, karena
kesalahan dapat dilakukan oleh pihak bank maupun pihak perusahaan, maka
diperlukan ketelitian untuk membaca kasus yang terjadi.
Rekonsiliasi bank umumnya dilakukan dengan 2 cara, sebagai berikut:
1. Bank to Book Balance atau Book to Bank Balance
Dalam hal ini saldo buku atau saldo bank (salah satu) dianggap benar. Sehingga koreksi
yang dilakukan adalah untuk mengacu pada saldo yang dianggap benar tersebut. Jika saldo
bank dianggap benar, maka semua koreksi dilakukan atas saldo buku, demikian sebaliknya.

2. Bank and Book Balance to Corrected Balance


Rekonsiliasi ini dilakukan dengan melakukan koreksi baik terhadap saldo bank maupun
terhadap saldo perusahaan, sampai mencapai saldo yang benar.
Semua koreksi atas kesalahan yang dilakukan atau ada di catatan perusahaan harus
dilakukan jurnal perbaikan. Teknik membuat bank rekonsiliasi dapat dilakukan dengan format
2 kolom maupun 4 kolom (Proof of cash, jika melakukan pemeriksaan atas 2 bulan yang
berkaitan.)
Format 2 kolom untuk rekonsilasi bank menuju saldo yang benar (Per Bank and per book to corrected
balance) adalah sbb:
Balance per bank statement xxx
Addition Deposit In Transit xxx
Bank error (yang mengurangi saldo bank) xxx +
xxx +
xxx
Deduction Outstanding check xxx
Bank error (yang menambah saldo bank) xxx +
xxx -
Corrected Balance ABC

Balance per book xxx

Addition Direct Collection xxx


Interest income xxx
Book error (yang mengurangi saldo buku) xxx +
xxx +
xxx
Deduction Bank charges/tax xxx

NSF (jika sudah dicatat sebagai penerimaan) xxx


Book error (yang menambah saldo buku) xxx +
xxx +
Corrected Balance xxx

Contoh soal :

Saldo Kas menurut catatan PT ABC pada tanggal 1 Maret 2006 adalah sebesar Rp 990.250,- .
Transaksi selama bulan Maret 2006, penerimaan kas Rp 2.225.750,- dan pengeluaran kas Rp
2.407.200,- . Sedangkan saldo menurut Rekening Koran Bank pada tanggal 31 Maret 2006
adalah sebesar Rp 880.880,- . Data rekonsiliasi pada bulan Maret 2006 antara catatan menurut
PT ABC dan menurut Rekening Koran Bank adalah sebagai berikut :
a. Setoran sebesar Rp 52.920,- belum tampak dalam Rekening Koran Bank
b. Cek sebesar Rp 12.000,- yang dikeluarkan untuk pelunasan hutang dagang telah salah
dicatat oleh PT ABC sebesar Rp 21.000,-
c. Bank telah menerima pelunasan dari debitur sebesar Rp 98.800,-
d. Cek yang telah dikeluarkan PT ABC tapi belum diuangkan Rp 35.000,-
e. Bank telah mendebit rekening PT ABC atas biaya administrasi Rp 1.000,-
f. Cek yang diterima dari pelanggan untuk pelunasan piutang dagang sebesar Rp 8.800,- telah
ditolak oleh Bank karena dananya tidak cukup.
g. Penarikan dengan selembar cek sebesar Rp 80.000,- telah salah dibebankan oleh bank
sebesar Rp 88.000,-
Diminta :
1. Susunlah rekonsiliasi bank dengan menunjukkan saldo yang benar
2. Buatlah ayat jurnal yang diperlukan.
Jawab : PT ABC
Bank Rekonsiliasi
. 31 Maret 2006 .
Saldo Menurut
Saldo Menurut Catatan Perusahaan 808,800 Catatan Bank 880,880

Ditambah Ditambah
c. Pelunasan
A/R 98,800 a. Deposit in transit 52,920

b. Error 9,000 g. Error 8,000


107,800

Dikurang Dikurang

e. Adm Exp 1,000 d. Out Standing Cek 35,000


f. NSF 8,800
9,800

98,000 25,920

Saldo yg benar 906,800 Saldo yg benar 906,800

Keterangan : Jurnal penyesuaian :


*) Saldo Awal 990,250

Penerimaan 2,225,750 c. Cash 98,800


Account
Pengeluaran (2,407,200) Receivable 98,800
Saldo Akhir 808,800

b. Error oleh
perusahaan : b. Cash 9,000
Account
Penarikan Cek 12,000 Payable 9,000
Dicatat di pembukuan ( Koreksi atas kesalahan jurnal pelunasan
perush 21,000 utang )
Selisih lebih pengurangan
kas Error : A/P 21,000
di perusahaan 9,000 Cash 21,000

g. Error oleh bank : e. Adm. Exp 1,000


Penarikan Cek ( Cek
keluar ) 80,000 Cash 1,000
Dicatat di pembukuan
bank 88,000
Selisih lebih pengurangan
kas f. Account Receivable 8,800
di bank 8,000 Cash 8,800

SOAL LATIHAN

SOAL I
Berikut ini merupakan transaksi – transaksi yang terjadi di toko Samudra berkaitan dengan kas
kecilnya selama bulan April 2004
April 1 Dicairkan cek sebesar Rp 500.000,- untuk keperluan dana kas
kecil
5 Dibayar biaya iklan Rp 150.000,- biaya pengiriman barang Rp 35.000,- biaya
kebersihan Rp 15.000,-
7 Dibeli perlengkapan toko sebesar Rp 100.000,-
8 Dibayar biaya bensin, parkir, tol sebesar Rp 90.000,-
9 Dana kas kecil diisi kembali
Diminta :
Jurnal atas transaksi tersebut diatas apabila kas kecil memakai :
a. Sistem Dana Tetap
b. Sistem Dana Berubah

SOAL II

Saldo Kas menurut catatan PT Raina Rayhan pada tanggal 1 Maret 2004 adalah sebesar
Rp750.800,- . Transaksi selama bulan Maret 2004, penerimaan kas Rp 2.750.000,- dan
pengeluaran kas Rp2.500.800,- . Sedangkan saldo menurut Rekening Koran Bank pada tanggal
31 Maret 2004 adalah sebesar Rp ,1.100.000,- . Data rekonsiliasi pada bulan Maret 2004 antara
catatan menurut PT Raina Rayhan dan menurut Rekening Koran Bank adalah sebagai berikut :
a. Setoran sebesar Rp 45.000,- belum tampak dalam Rekening Koran Bank
b. Cek sebesar Rp 12.000,- yang dikeluarkan untuk pelunasan hutang dagang telah salah
dicatat oleh PT Raina Rayhan sebesar Rp 21.000,-
c. Bank telah menerima pelunasan dari debitur sebesar Rp 98.800,-
d. Cek yang telah dikeluarkan oleh PT Raina Rayhan tetapi belum diuangkan sebesar Rp
55.000,-
e. Bank telah mendebit rekening PT Raina Rayhan atas biaya administrasi sebesar Rp 1.000,-
f. Cek yang diterima dari pelanggan untuk pelunasan piutang dagang sebesar Rp 8.800,- telah
ditolak oleh Bank karena dananya tidak cukup.
g. Penarikan dengan selembar cek sebesar Rp 80.000,- telah salah dibebankan oleh bank sebesar
Rp 88.000,-

Diminta :
1. Susunlah rekonsiliasi bank dengan menunjukkan saldo yang benar
2. Buatlah ayat jurnal yang diperlukan.
PIUTANG ( RECEIVABLE )

1. PENGERTIAN & KLASIFIKASI PIUTANG


Piutang merupakan :
- hak klaim kepada pihak luar atas transaksi yang terjadi di masa lalu
- penyelesaiannya dapat dilakukan dengan diterimanya uang, aktiva lain atau jasa, di masa
yang akan datang
Piutang dapat diklasifikasikan menjadi piutang dagang dan piutang lain-lain. Piutang
lain-lain disajikan terpisah dengan piutang dagang. Tetapi, apabila salah satu pos piutang lain-
lain, secara individu, jumlahnya cukup besar maka pos tersebut disajikan terpisah.
Piutang dinilai sebesar jumlah yang diharapkan dapat diterima.
Jumlah bruto Rp 5.500.000
Penyisihan piutang tak tertagih ( 1.500.000 )

Jumlah yang diharapkan dapat diterima Rp 4.000.000


Piutang timbul dari bermacam-macam transaksi sehingga terdapat bermacam-macam
jenis piutang, yang umum terdapat di perusahaan adalah sebagai berikut:
 Accounts Receivable (Piutang Usaha/Piutang Dagang) Adalah piutang yang timbul dari
transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit, umumnya pelunasan akan diterima
dalam jangka waktu relatif pendek, misalnya 30 atau 6 hari.
 Piutang wesel (notes receivable/promissory notes), Merupakan janji debitur untuk membayar
sejumlah uang pada waktu yang telah ditentukan, notes ini bisa berasal dari perubahan
piutang usaha yang telah jatuh tempo atau dari transaksi peminjaman uang, transaksi
penjualan maupun transaksi lainnya. Umumnya notes diterbitkan untuk piutang yang
jangka waktunya lebih dari 60 hari.
 Piutang lain-lain (other receivables), contohnya :Piutang karyawan, piutang pajak, piutang
bunga, piutang sewa,

2. PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PIUTANG


Pengendalian intemal atas piutang dimulai otorisasi oleh pihak-pihak yang berwenang
pada saat menentukan penjualan kredit, termasuk pihak-pihak yang melakukan pencatatan
atas piutang tersebut.
Piutang Tak Tertagih.
Meskipun telah dibuat prosedur pengendalian intemal yang baik atas piutang, dalam
transaksi penjualan yang dilakukan secara kredit ada kemungkinan sebagian atau seluruh
piutang tidak dapat tertagih karena berbagai hal, misalnya karena pelanggan tersebut bangkrut.
Akibatnya piutang terhadap pelanggan tersebut akan menjadi beban perusahaan, istilah yang
sering digunakan adalah uncollectible accounts, doubtful accounts, bad debt accounts, piutang
tak tertagih, kerugian piutang, atau piutang ragu-ragu.

3. PENCATATAN KERUGIAN PIUTANG


Untuk mencatat kerugian yang timbul dari piutang yang tidak tertagih tersebut terdapat
2 (dua) metode yaitu :
 Direct Write Off Method / Metode Penghapusan Langsung dalam pencatatannya
melakukan penghapusan langsung atas piutang bila benar-benar terbukti tidak dapat
ditagih lagi.
Ayat jurnal yang dibuat :
(D) Bad Debt Expense XXX
(K) Account Receivable XXX

 Allowance Method / Metode Penyisihan Piutang Tak Tertagih dengan metode ini
perusahaan selalu memperkirakan jumlah piutang yang kemungkinan tidak akan
tertagih, sehingga setiap akhir periode akuntansi akan dihitung jumlah
penyisihan/cadangan kerugian piutang (allowance for uncollectible account)

Ayat jurnal yang dibuat :


(D) Bad Debt Expense XXX
(K) Allowance for Bad Debt XXX

Contoh Soal : Pada tgl 6 September 2006 PT ABC menjual barang dagangan secara kredit
kepada PT XYZ sebesar Rp 1.000,- Pada tgl 10 Oktober 2006 PT XYZ dinyatakan pailit.
Diminta :
Buatlah jurnal yang diperlukan oleh PT ABC apabila menggunakan metode :
a. Langsung
b. Cadangan
Jawab :
Metode Langsung Metode Cadangan

06/09/06 Account Receivable 1,000 Account Receivable 1,000

Sales 1,000 Sales 1,000

10/10/06 Bad Debt Expense 1,000 Bad Debt Expense 1,000


Account Allowance for Bad
Receivable 1,000 Debt 1,000

ALLOWANCE METHOD
Metode ini merupakan suatu estimasi atau perkiraan mengenai berapa jumlah piutang
usaha yang mungkin tidak bisa tertagih, sehingga perusahaan melakukan antisipasi dengan
membuat ayat jumal penyesuaian setiap akhir periode akuntansi, di mana adjustment entry
tersebut adalah untuk mencatat beban piutang tat tertagih di masa depan.
Menaksir Kerugian Piutang
Ada dua pendekatan dalam menaksir kerugian piutang (menghitung berapa penyisihan
yang diperlukan untuk piutang yang kemungkinan tidak tertagih). Perhitungan ini hanya
dilakukan jika perusahaan menggunakan metode allowance/ cadangan, yakni dengan
pendekatan sebagai berikut:

1. Income Statement Approach (pendekatan laba rugi)


Disebut sebagai pendekatan laba rugi karena yang dijadikan dasar perhitungan berapa
jumlah penyisihannya adalah dari penjualan yang merupakan akun di Income statement.
Perhitungannya dapat dihitung dari:
 persentase atas total penjualan (kredit maupun tunai). Apabila perusahaan
menggunakan penjualan kredit, maka perusahaan harus mencari penjualan kredit
selama tahun tersebut.
 persentase atas penjualan bersih (setelah dikurangi retur, allowance dan discount)
 persentase atas penjualan kredit bersih/kotor

2. Balance Sheet Approach ( pendekatan neraca )


Perhitungan ini disebut pendekatan neraca karena yang dijadikan dasar perhitungan
adalah piutang usaha yang merupakan akun di neraca. Perhitungan bisa didapat dari:
 persentase atas saldo piutang di akhir periode
 aging schedule (analisa umur piutang)
semakin lama piutang jatuh tempo belum dilunasi, semakin besar kemungkinan piutang
tersebut tidak akan bisa tertagih, karena itu estimasi dapat dilakukan dengan melihat berapa
lama piutang tersebut sudah lewat dari tanggal jatuh temponya dengan melakukan analisa
umur piutang.
Penyajian piutang dagang dalam neraca akan dikurangi oleh cadangan piutang tidak
tertagih ( allowance for bad debt ) sebagai berikut:
ASSETS LIABILITIES
Current Assets:
Account Receivable 55.000.000
Less : Allowance for bad debt (1.100.000)
Book Value 53.900.000

Contoh Soal :
PT ABC mengunakan metode cadangan dalam mencatat kerugian piutang, sebagian
saldo buku besar pada tgl 31 Desember 2005 adalah sbb. :
Account Receivable Rp 55.000.000,- ( D )
Allowance for Bad Debt Rp 1.100.000,- ( C )
Transaksi selama tahun 2006 adalah sebagai berikut :
Penjualan kredit Rp 75.000.000,-.
Penjualan tunai Rp 25.000.000,-
Retur penjualan kredit Rp 5.000.000,-
Penerimaan pelunasan piutang dagang Rp 60.000.000,-
Apabila kebijakan perusahaan menetapkan besarnya kerugian piutang tidak tertagih
ditaksir :
a. 4% dari Penjualan kredit
b. 3% dari Saldo Piutang dagang akhir
Diminta : buatlah jurnal yang diperlukan :
Jawab :
Cash 25.000.000,-
Account Receivable 75.000.000,-
Sales 100.000.000,-

Sales Return and Allowance 5.000.000,-


Account Receivable 5.000.000,-

Cash 60.000.000,-
Account Receivable 60.000.000,-

a. Bad Debt Expense 3.000.000,-


Allowance for Bad Debt 3.000.000,-
( 4% X Rp 75.000.000,- = Rp. 3.000.000,- )

b. Bad Debt Expense 2.600.000,-


Alowance for Bad Debt 2.600.000,-
( 3% X Rp 65.000.000,- = Rp 2.600.000,- )

Penghapusan Piutang Tak Tertagih


Penghapusan piutang merupakan :
- Piutang yang dihapuskan untuk langganan (debitur) tertentu. (Pada penyisihan piutang
tak tertagih, nama debitur tidak diketahui).
- Piutang kepada langganan tertentu hanya dapat dihapuskan jika telah diketahui dengan
pasti bahwa yang bersangkutan tidak dapat melunasi hutangnya (misalnya karena
bangkrut atau lari ke luar negeri).
- Penghapusan piutang berarti mengeluarkan saldo piutang debitur yang bersangkutan
dari buku perusahaan. Jadi, nama debitur tersebut tidak akan tercantum lagi dalam
daftar piutang.
Ayat jurnal yang dibuat untuk penghapusan piutang
(D) Allowance for Bad Debt XXX
(K) Account Receivable XXX

Penerimaan kembali piutang yang telah dihapuskan


Piutang yang telah dihapuskan dapat diterima kembali, untuk pencatatannya
tergantung situasi sbb. :
a. Diterima dalam periode yang sama dengan saat penghapusan piutang
Jurnal Metode Langsung Jurnal Metode Cadangan
Cash XXX Cash XXX
Bad Debt Expense XXX Allowance for Bad Debt XXX

b. Diterima dalam periode yang berbeda dengan saat penghapusan piutang


Jurnal Metode Langsung Jurnal Metode Cadangan
Cash XXX Cash XXX
Retained Earning XXX Allowance for Bad Debt XXX

Contoh soal :
PT. ABC menerima pelunasan dari PT XYZ yang telah pailit pada tgl 10 Oktober lalu
atas sebagian hutangnya sebesar Rp 750,-
Diminta : Buatlah jurnal yang diperlukan bila pembayaran dilakukan pada tgl.
a. 1 Desember 2006 ( periode sama )
b. 1 Maret 2007 ( periode berbeda )

Jawab :
a. 1 Desember 2006 :
Jurnal Metode Langsung Jurnal Metode Cadangan
Cash 750 Cash 750
Bad Debt Expense 750 Allowance for Bad Debt 750

b. 1 Maret 2007
Jurnal Metode Langsung Jurnal Metode Cadangan
Cash 750 Cash 750
Retained Earning 750 Allowance for Bad Debt 750

LATIHAN SOAL

SOAL 1
PT. Mutiara telah beroperasi selama beberapa tahun, berikut ini informas yang berhubungan
dengan kegiatan perusahaan selama tahun 2006 :
a. Penjualan tunai Rp 8.000.000,-. ( 70% diantaranya penjualan kredit )
b. Retur Penjualan kredit Rp 600.000,-
c. Penerimaan pelunasan piutang dagang Rp 2.000.000,- .
d. Piutang dagang yang dihapus pada tahun 2006 Rp 300.000,-
e. Penerimaan kembali piutang dagang yang telah dihapus Rp 200.000,-
Diminta : Buatlah jurnal yang diperlukan

SOAL 2
Sebagian saldo buku besar PT Tsuraya tgl 31 Desember 2005 adalah sbb. :
Account Receivable Rp 5.000.000,- ( D )
Allowance for Bad Debt Rp 700.000,- ( C )
Transaksi yang terjadi selama tahun 2006 adalah sebagai berikut :
a. Penjualan kredit Rp 7.000.000,-.
b. Penjualan tunai Rp 2.000.000,-
c. Retur penjualan kredit Rp 500.000,-
d. Retur penjualan tunai Rp 200.000,-
e. Penerimaan pelunasan piutang dagang Rp 4.000.000,- sudah termasuk potongan
penjualan Rp 100.000,-
f. Piutang dagang yang dihapus pada tahun 2006 Rp 500.000,-
g. Penerimaan kembali piutang dagang yang telah dihapus Rp 250.000,-

Berdasarkan data tsb. Diatas diminta :


1. Buatlah jurnal atas transaksi pada tahun 2006 bila menggunakan metode penghapusan :
a. Langsung
b. Cadangan
2. Berapa Saldo Piutang Dagang tgl. 31 Desember 2006
3. Buatlah jurnal penyesuaian tgl 31 Desember 2006 (untuk cadangan piutang) bila
dihitung : a. 2% dari Penjualan kredit bersih
b. 1% dari Saldo Piutang dagang akhir
4. Berapa saldo cadangan kerugian piutang 31 Desember 2006
PIUTANG WESEL ( NOTES RECEIVABLE )

Pengertian Notes Receivable


Note / wesel dapat diartikan sebagai janji tertulis untuk membayar sejumlah uang pada
jangka waktu yang telah ditentukan kepada pihak yang telah ditentukan pula. Jadi, notes
receivable atau piutang wesel adalah janji tertulis untuk menerima pembayaran dari pihak
yang berhutang. Suatu piutang wesel merupakan klaim yang lebih kuat di mata hukum apabila
dibandingkan dengan piutang biasa, dan kepemilikan piutang wesel lebih mudah dijadikan
cash bila dibandingkan dengan piutang biasa.
 Surat Wesel : dibuat oleh kreditur (maker = payee) ditujukan pada pihak yang berhutang
agar membayar sejumlah uang pada tanggal yang telah disepakati.
 Surat Promes : dibuat oleh dedbitur (maker) sebagai janji sanggup membayar sejumlah
uang pada tanggal yang sudah disepakati kepada kreditur (payee)
maker = pihak yang membuat wesel
payee = pihak yang akan menerima pembayaran atas piutang wesel tersebut
Jadi, bagi kreditur disebut notes receivable / surat pengakuan piutang dan bagi debitur disebut
notes payable / surat pengakuan hutang

Penyebab terjadinya Piutang Wesel :


1. Perubahan dari piutang usaha yang telah jatuh tempo, tetapi belum dapat dilunasi,
dengan syarat-syarat tertentu (jangka waktunya ditetapkan, nilai bunga, nilai nominal,
dll)
2. Pinjaman dalam bentuk uang tunai.
3. Transaksi penjualan, misalnya penjualan secara cicilan

Jenis-jenis Piutang Wesel


Piutang wesel dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :
1 Interest Bearing Notes ( Wesel Berbunga )
Yaitu wesel yang pada saat jatuh tempo harus dibayar sebesar nilai nominal ditambah
bunga, yang nilai % bunganya sudah ditentukan.
2 Non Interest Bearing Notes ( Wesel Tidak Berbunga)
Yaitu wesel yang pada saat jatuh tempo dibayar sebesar nilai nominalnya saja.
Umur / Jangka Waktu Piutang Wesel
Jangka waktu piutang wesel bermacam-macam, harian, bulanan, atau tahunan. Untuk
piutang wesel yang dilunasi kurang dari 1 tahun, dapat diklasifikasikan sebagai current asset
(aktiva lancar), sedangkan yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun dapat dikatagorikan
menjadi non current asset ( aktiva non lancar ).
Jangka waktu wesel dihitung dari tanggal diterbitkannya sampai tanggal pelunasan.
Misalnya piutang wesel yang diterbitkan tanggal 1 Januari, berjangka waktu 4 bulan, jadi
tanggal jatuh temponya tanggal 1 Mei. Apabila jangka waktunya dihitung dalam jumlah hari,
maka tanggal jatuh temponya harus dihitung dengan tepat.
Contoh : Piutang wesel diterbitkan tanggal 6 Mei, berjangka waktu 60 hari. Maka tanggal
jatuh temponya :
Jangka waktu wesel 60 hari
Jml hari dlm bln Mei : 31 hari
Tgl terbit (6) 25 hari
Sisa hari wesel 35 hari
Jml hari dlm bln Juni 30 hari
Tgl jatuh tempo, bln Juli tgl 5

Istilah-istilah dalam Wesel


a. Face value/ face amount / Nilai Nominal
Nilai yang tercantum / tertulis pada lembaran wesel
b. Issuing Date / Tanggal Terbit
Tanggal pada saat wesel dibuat
c. Maturity Date / Tanggal Jatuh Tempo
Tanggal pelunasan wesel
d. Time / Period / Jangka Waktu wesel
Jangka waktu wesel beredar
e. Interest Rate / Tingkat Bunga
Jumlah bunga yang harus dibayar debitur, besarnya % bunga tersebut adalah untuk 1
tahun
f. Maturity Value / Nilai Jatuh Tempo
Jumlah yang harus dibayar pada saat jatuh tempo
g. Discounting Notes / Pendiskontoan Wesel
Memindahtangankan / menjual kepemilikan piutang wesel kepada pihak ke 3, sehingga
pemilik piutang wesel yang baru berhak atas uang hasil pelunasan wesel tersebut.
h. Discounting Period / Periode Pendiskontoan
Lamanya waktu menunggu sampai pihak ke 3 menerima pembayaran, yaitu dari
tanggal pendiskontoan sampai tanggal jatuh temponya
i. Cash Proceeds
Jumlah uang tunai yang diterima dari hasil pendiskontoan
j. Default / Denda
Apabila debitur tidak melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo, maka akan
dikenakan fee / penalti/ denda, tergantung dari kesepakatan yang ditentukan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Piutang Wesel
 Jangka waktu wesel : dihitung dari tanggal wesel tsb diterbitkan sampai
tanggal jatuh temponya

 Bunga wesel : Nilai Nominal x % Bunga x Jangka waktu wesel

 Nilai Jatuh Tempo Wesel : Nilai Nominal + Bunga

 Jangka Waktu Pendiskontoan : dihitung dari tanggal penjualan sampai


tanggal jatuh tempo

 Jumlah Diskonto : Nilai Jatuh Tempo x % Diskonto x Jangka waktu


pendiskontoan

 Hasil Penjualan / Pendiskontoan : Nilai Jatuh Tempo – Jumlah Diskonto

Contoh : Wesel Tidak Berbunga


a. Pada tanggal 26 Januari 2006 PT ABC menjual barang dagangan senilai Rp 9.000.000,-
kepada PT. XYZ dengan utang piutang biasa.
b. Pada tgl 1 Pebruari 2006 PT ABC dan PT XYZ setuju bahwa utang piutang biasa
dari transaksi jual beli barang dagangan pada tgl 26 Januari yang lalu dirubah
menjadi utang piutang wesel yang berdiskon. Tanggal jatuh tempo ditetapkan
tanggal 1 Agustus 2006
c. Pada tgl. 1 juni 2006 PT ABC menjual piutang weselnya kepada PT KLM dengan
diskon sebesar 5% sebulan.
d. Jika pada tanggal 1 Agustus 2006 PT. XYZ
1. Melunasi utangnya kepada PT KLM
2. Tidak melunasi utangnya kepada PT KLM
3. Jangka waktu wesel diperpanjang

Diminta : Buatlah jurnal yang diperlukan oleh PT. ABC


Jawab :
Date Description Debit Credit
2006
26-Jan Account Receivable 9,000,000
Sales 9,000,000
( Penjualan kredit )

1-Peb. Notes Receivable 9,000,000


Account Receivable 9,000,000
( Perubahan menjadi Piutang Wesel )

1-Jun. Cash 8,100,000


Interest Expense 900,000
Notes Receivable Discounted 9,000,000
( Pendiskontoan Piutang Wesel )

1-Agst. Notes Receivable Discounted 9,000,000


Notes Receivable 9,000,000
( Penghapusan Akun Piutang Wesel )

Perhitungan :
Discount : Rp 9.000.000 X 5% X 2 = Rp 900.000,-
Hasil Pendiskontoan : Rp 9.000.000 – Rp 900.000 = Rp 8.100.000,-

2. Jika Pada tanggal 1 Agustus 2006 PT XYZ tidak melunasi utangnya


Date Description Debit Credit
1-Agst. Notes Receivable Discounted 9,000,000
Notes Receivable 9,000,000
( Penghapusan Akun Piutang Wesel )

26-Jan Account Receivable 9,000,000


Cash 9,000,000
( Melunasi kpd PT KLM )

3. Jika pada tgl jatuh tempo jangka waktu piutang wesel diperpanjang, maka tidak
dilakukan jurnal oleh PT ABC.

Contoh : Wesel Berbunga


a. Pada tanggal 26 Januari 2006 PT ABC menjual barang dagangan senilai Rp 9.000.000,-
kepada PT. XYZ dengan utang piutang biasa.
b. Pada tgl 1 Pebruari 2006 PT ABC dan PT XYZ setuju bahwa utang piutang biasa
dari transaksi jual beli barang dagangan pada tgl 26 Januari yang lalu dirubah
menjadi utang piutang wesel yang berbunga 4% per bulan. Tanggal jatuh tempo
ditetapkan tanggal 1 Agustus 2006
c. Pada tgl. 1 juni 2006 PT ABC menjual piutang weselnya kepada PT KLM dengan
diskon sebesar 5% sebulan.
d. Jika pada tanggal 1 Agustus 2006 PT. XYZ
1. Melunasi utangnya kepada PT KLM
2. Tidak melunasi utangnya kepada PT KLM
3. Jangka waktu wesel diperpanjang

Diminta : Buatlah jurnal yang diperlukan oleh PT. ABC

Jawab :
Date Description Debit Credit
2006
26-Jan Account Receivable 9,000,000
Sales 9,000,000
( Penjualan kredit )
1-Peb. Notes Receivable 9,000,000
Account Receivable 9,000,000
( Perubahan menjadi Piutang Wesel )

1-Jun. Cash 10,044,000


Interest Expense 1,116,000
Interest Income 2,160,000
Notes Receivable Discounted 9,000,000
( Pendiskontoan Piutang Wesel )

1-Agst. Notes Receivable Discounted 9,000,000


Notes Receivable 9,000,000
( Penghapusan Akun Piutang Wesel )

Perhitungan :
Bunga wesel saat jatuh tempo : Rp 9.000.000 X 4% X 6 = Rp 2.160.000,-
Nilai jatuh tempo : Rp 9.000.000 + Rp 2.160.000 = Rp 11.160.000,-
Discount : Rp 11.160.000 X 5% X 2 = Rp 1.116.000,-
Hasil Pendiskontoan : Rp 11.160.000 – Rp1.116.000 = Rp 10.044.000,-
Pendapatan bunga atas pendiskontoan : 10.044.000 - 9.000.000 = 1.044.000,-

2. Jika Pada tanggal 1 Agustus 2006 PT XYZ tidak melunasi utangnya


Date Description Debit Credit
1-Agst. Notes Receivable Discounted 9,000,000
Notes Receivable 9,000,000
( Penghapusan Akun Piutang Wesel )

26-Jan Account Receivable 11,160,000


Cash 11,160,000
( Melunasi kpd PT KLM )

3. Jika pada tgl jatuh tempo jangka waktu piutang wesel diperpanjang, maka tidak
dilakukan jurnal oleh PT ABC.

SOAL LATIHAN
SOAL I
PT Mutiara memiliki wesel – wesel sebagai berikut :
Wesel Tanggal Nilai Jangka Tingkat Tanggal Tingkat
Penarikan Nominal Waktu Bunga Diskonto Diskonto
A 01-Dec-01 Rp 85,000 120 hari 25% 31-Jan-02 22%
B 11-Nov-01 30,000 90 hari - 14-Dec-01 20%

Wesel A, dan B didiskontokan pada tanggal dan tingkat diskonto sesuai tabel diatas.
Diminta :
1. Untuk setiap wesel hitunglah tanggal jatuh tempo dan bunga yang harus diterima pada saat
jatuh tempo.
2. Hitunglah :
a. Nilai Jatuh Tempo
b. Jangka Waktu Diskonto
c. Jumlah diskonto
d. Jumlah yang diterima

SOAL II

PT. ABC menerima wesel – wesel sebagai berikut :

Wesel Tanggal Nilai Jangka Tingkat Tanggal Tingkat


Penarikan Nominal Waktu Bunga Diskonto Diskonto
A 01-Dec-00 Rp 35,000 120 hari 26% 31-Jan-01 23%
B 11-Nov-00 20,000 90 hari - 14-Dec-00 20%
C 14-Dec-00 13,000 2 bulan 24% - -

Wesel A, dan B didiskontokan pada tanggal dan tingkat diskonto sesuai tabel diatas.
Diminta :
1. Untuk setiap wesel hitunglah tanggal jatuh tempo dan bunga yang harus diterima pada saat
jatuh tempo.
2. Untuk wesel A, dan B hitunglah :
a. Nilai Jatuh Tempo
b. Jangka Waktu Diskonto
c. Jumlah diskonto
d. Jumlah yang diterima
3. Buatlah ayat jurnal yang diperlukan pada saat pendiskontoan wesel A, dan B
4. Apabila Wesel C tidak dijual sampai jatuh tempo hitung berapa bunga :
a. Yang dihasilkan pada tahun 2000
b. Yang dihasilkan pada tahun 2001
c. Buatlah ayat jurnal pada saat jatuh tempo
5. Apabila wesel A dan B dibayar oleh penariknya pada saat jatuh tempo sedangkan Wesel C
tidak dibayar. Buatlah ayat jurnal yang diperlukan.

PERSEDIAAN (INVENTORY)

Pengertian Inventory
Inventory yaitu barang yang dibeli dengan tujuan untuk dijual kembali, baik sudah
melalui pengolahan atau tidak.
Dalam perusahaan dagang disebut persediaan barang dagang (merchandise inventory),
sedangkan dalam perusahaan industri ada yang disebut sebagai persediaan bahan baku,
persediaan bahan pembantu, persediaan dalam proses produksi, dan persediaan barang jadi
(barang dagangan)
Persediaan merupakan bagian penting dalam laporan keuangan. Kesalahan dalam
persediaan berakibat pada neraca dan laba rugi serta berdampak tidak hanya pada tahun
terjadinya kesalahan.

Metode Pencatatan Persediaan


Berkaitan dengan pembelian dan penjualan barang dagang, ada dua metode pencatatan
persediaan barang dagang yaitu :
1. Metode Perpetual
2. Metode Physic / Periodic
Dalam metode perpetual (perpetual inventory system) setiap pembelian dan penjualan
barang dagang dicatat pada rekening persediaan. Akibatnya, jumlah barang dagang yang
tersedia untuk dijual dan jumlah yang telah dijual secara terus menerus (sistem perpetual)
tercantum dalam catatan pesediaan.
Dalam metode periodik (periodic inventory system), catatan persediaan tidak
memperlihatkan jumlah yang tersedia untuk dijual atau yang telah dijual sepanjang periode
tersebut. Akan tetapi, perhitungan fisik atas persediaan yang masih tersisa pada akhir periode
akuntansi (yang disebut physical inventory atau stock opname) disiapkan pada akhir periode.
Perhitungan persediaan secara fisik ini digunakan untuk menentukan harga perolehan dari
barang dagang yang tersisa pada akhir periode dan harga pokok penjualan selama periode
bersangkutan
Perbedaan pencatatan persediaan menurut metode Periodik dan Perpetual
Keterangan Periodik Perpetual
Merchandise
Pembelian Purchases xxx Inventory xxx
Account Payable xxx Account Payable xxx

Retur Account Payable xxx Account Payable xxx


Purchases Merchandise
Pembelian Return&Allowance xxx Inventory xxx

Account Receivable xxx Account Receivable xxx


Penjualan Sales xxx Sales xxx
Cost of Good Sold xxx
Merchandise
Inventory xxx

Sales Return & Sales Return &


Allowance xxx Allowance xxx
Keterangan Periodik Perpetual
Account Account
Retur Receivable xxx Receivable xxx
Merchandise
Penjualan Inventory xxx
Cost of Good
Sold xxx

Metode Penilaian Persediaan


Nilai persediaan barang yang dijual dalam unit moneter disebut Harga Pokok Barang yang
Dijual atau COGS (Cost Of Goods Sold) atau Cost Of Merchandise Sold, COGS merupakan
pengurang harga jual sehingga menjadi Gross Profit .
Untuk menghitung berapa nilai persediaan dapat dilakukan dengan beberapa cara yang
mungkin saja tidak sesuai dengan arus fisik barangnya, antara lain :

1. Berdasarkan harga pokok (Cost)

 FIFO (First in First Out) : Harga beli yang awal dikeluarkan terlebih dahulu saat
menghitung harga pokok penjualan atau persediaan barang akhir
 LIFO (Last in First Out): Harga beli yang terakhir yang harus dikeluarkan
terlebih dahulu saat menghitung harga pokok penjualan atau persediaan akhir.
 AVERAGE :
Weighted average method
Yaitu: harga beli per unit dikalikan dengan jumlah unit yang dibeli (untuk setiap
kali melakukan pembelian). Hasilnya dibagi dengan jumlah unit seluruh
pembelian selama periode tersebut.
Simple average method
Yaitu : harga beli per unit setiap kali melakukan pembelian dijumlahkan,
hasilnya dibagi dengan frekuensi melakukan pembelian.
Moving average method
Yaitu : Harga beli persediaan dirata-ratakan setiap kali terjadi pembelian dengan
harga yang tidak sama dengan pembelian sebelumnya maka harga per unit
persediaan akan berubah.

2. Berdasarkan valuation method


 LCM : Metode ini dipakai jika harga inventory pada akhir periode turun dan
menjadi lebih rendah dari harga cost, dengan demikian dilakukan perbandingan
antara harga beli dengan harga pasar pada saat penilaian tersebut.
 NRV : Metode ini digunakan jika inventory usang atau rusak pada saat penilaian
akhir periode nilai inventory turun lebih rendah dari harga cost, sehingga nilai yang
boleh dicatat pada neraca adalah perkiraan harga jual inventory tersebut dalam
keadaan saat itu.

3. Berdasarkan estimation method :


 Metode Gross Profit : Metode ini dapat dilakukan apabila perusahaan
menggunakan metode periodic, sehingga diperlukan data seperti persediaan awal,
pembelian dan penjualan. Metode ini dapat digunakan apabila perusahan perlu
mennyusun Laporan Keuangan segera, misalkan untuk memperkirakan nilai
inventory yang rusak terbakar atau terkena bencana lain.
 Metode Retail Method : Metode ini biasanya digunakan untuk perusahaan yang
menjual barang dagangan secara eceran dengan jumlah yang banyak, perhitungan
fisik dilakukan sekali setahun tetapi nilai persediaan dapat diperkirakan setiap
periode (bulan/minggu). Caranya dengan menetapkan presentase antara harga beli
inventory (cost) dengan harga jual (retail)

4. Identifikasi Khusus
Metode identifikasi khusus layak digunakan dalam keadaan :
- Barangnya tidak banyak
- Nilai per unit besar
- Tiap unit barang punya karakteristik tersendiri

Contoh soal : Berdasarkan Harga Pokok ( Cost )


Persediaan barang dagang PT Nayla pada tanggal 1 Januari 2005 sebanyak 100 unit, harga
per unit Rp 450,- Mutasi persediaan barang dagangan selama bulan Januari 2005 adalah
sebagai berikut :

Pembelian Penjualan
Qty Qty
(unit Harga Total (unit Harga Total
Tanggal ) ( Rp ) ( Rp ) Tanggal ) ( Rp ) ( Rp )
5-Sep-05 200 500 10-Sep-05 170 525
100,000 89,250
15-Sep-05 300 475 20-Sep-05 200 550
142,500 110,000
25-Sep-05 250 525 30-Sep-05 250 560
131,250 140,000

Diminta :
1. Hitunglah persediaan akhir barang dagangan, harga pokok barang yang dijual dan laba
kotor ( Gross Profit ), apabila metode penilaian persediaan menggunakan :
a. FIFO dengan sistem Periodic
b. LIFO dengan sistem perpetual ( gunakan tabel )
c. Average
2. Jurnal yang diperlukan jika metode penilaian persediaan menggunakan metode LIFO
baik untuk metode pencatatan periodic maupun perpetual

Jawab :

a. Periodic ( FIFO )

M/I awal 45,000 SALES 339,250


Purchases 373,750 COGS 298,000
418,750 GROSS PROFIT 41,250
230 525 120,750 M/I akhir 120,750
COGS 298,000

b. Perpetual ( LIFO )

DATE PURCHASES COGS BALANCE


SEPT. QTY PRICE TOTAL QTY PRICE TOTAL QTY PRICE TOTAL
1 100 450 45,000
5 200 500 100,000 100 450 45,000
200 500 100,000
10 170 500 85,000 100 450 45,000
30 500 15,000
15 300 475 142,500 100 450 45,000
30 500 15,000
300 475 142,500
20 200 475 95,000 100 450 45,000
30 500 15,000
100 475 47,500
25 250 525 131,250 100 450 45,000
30 500 15,000
100 475 47,500
250 525 131,250
30 250 525 131,250 100 450 45,000
30 500 15,000
100 475 47,500
COGS 311,250 M/I Akhir 107,500

SALES 339,250
COGS 311,250
GROSS PROFIT 28,000

c.1 Perpetual Moving Average

DATE PURCHASES COGS BALANCE


SEPT QTY PRICE TOTAL QTY PRICE TOTAL QTY PRICE TOTAL
1 100 450 45,000
5 200 500 100,000 300 483 145,000
10 170 483 82,167 130 483 62,800
15 300 475 142,500 430 477 205,300
20 200 477 95,488 230 477 109,800
25 250 525 131,250 480 502 241,050
30 250 502 131,250 230 502 115,503
COGS 308,905 M/I Akhir 115,503

SALES 339,250
COGS 308,905
GROSS PROFIT 30,345

c.2 Harga rata – rata sederhana : 450 + 500 + 475 + 525 = 1.950 = Rp 488
4 4
Nilai persediaan akhir : 230 unit X Rp 488 = Rp 112.240

c.3 Harga rata – rata tertimbang : 45.000+100.000+142.500+131.250 = Rp 493


100 +200+300+250

Nilai persediaan akhir : 230 unit X Rp 493 = Rp 113.390


3. Jurnal yang diperlukan :

PERIODIC PERPETUAL
DATE DESCRIPTION DEBIT CREDIT DATE DESCRIPTION DEBIT CREDIT
Merchandise
5 Purchases 100,000 5 Inventory 100,000
Account Account
Payable 100,000 Payable 100,000

Account Account
10 Receivable 89,250 10 Receivable 89,250

Sales 89,250 Sales 89,250


Cost of Good
Sold 85,000
Merchandise
15 Purchases 142,500 Inventory 85000
Account
Payable 142,500
Merchandise
15 Inventory 142,500
Account Account
20 Receivable 110,000 Payable 142,500

Sales 110,000
Account
20 Receivable 110,000
25 Purchases 131,250 Sales 110,000
Account Cost of Good
Payable 131,250 Sold 95,000
Merchandise
Inventory 95000
Account
30 Receivable 140,000
Merchandise
Sales 140,000 25 Inventory 131,250
Account
Payable 131,250

Account
30 Receivable 140,000
Sales 140,000
Cost of Good
Sold 131,250
Merchandise
Inventory 131250
Contoh Soal : Valuation Method
Nilai bersih yang dapat direalisasi ( NRV ) u/ ( Barang rusak )
Toko Elektronik Satelit memiliki 5 bh VCD yang rusak bagian luarnya karena tergores
ketika masih digudang. Harga perolehannya : Rp 400.000,- Harga jual ( eceran ) Rp 500.000,-
Kalau pada tgl neraca akan laku terjual seharga Rp 300.000,- dan diperlukan biaya
perbaikan Rp 50.000,- komisi bagian penjualan 10% maka NRV untuk setiap buah VCD :

Taksiran Harga Jual Rp 300,000


Kurangi biaya Penjualan
- Biaya Reparasi Rp 50,000
- Komisi penjualan Rp 30,000
Rp 80,000
NRV 220,000

Kerugian Perusahaan :
HP Rp 400,000
NRV Rp 220,000
Kerugian per unit : 180,000
Total Kerugian ( 5 unit ) Rp 900.000,-

Kerugian Penurunan Penilaian Persediaan 900.000,-


Persediaan 900.000,-

Metode Harga Terendah diantara Harga Perolehan dan Harga Pasar


( Lower of Cost or Market /LCM ) u/ Penurunan Harga
Toko Elektronik menjual DVD yang harga perolehannya Rp 500.000,- dengan harga jual
Rp 600.000,- Pada tgl neraca harga pengganti turun sebesar 10% menjadi Rp 450.000,- ( 500.000
- 10% X Rp 500.000,- ) untuk setiap DVD. Seandainya persediaan ada 10 unit maka jurnal yang
harus dibuat untuk mencatat kerugian :

Kerugian Penurunan Penilaian Persediaan 500.000,-


Persediaan 500.000,-

Metode LCM dapat diterapkan untuk tiap jenis barang, atau untuk tiap kelompok atau untuk
seluruh persediaan.

Misal
LCM
Harga Harga Per Jenis Per Klpk Keseluruhan
Televisi Perolehan Pasar
Layar datar 21" 250,000 200,000 200,000
Layar datar 14" 200,000 225,000 200,000
450,000 425,000 425,000
Radio
Listrik 150,000 125,000 125,000
Transistor 100,000 110,000 100,000
250,000 235,000 235,000
Jumlah 700,000 660,000 660,000

Contoh Soal : Estimasi Persediaan


Metode Laba Kotor ( Gross Profit )
Langkah 1 : Taksiran HPP = Penjualan Bersih – Taksiran Laba Kotor
Langkah 2 : Taksiran HP Persediaan akhir = HP brg tersedia dijual – Taksiran HPP
Misal :
Penjualan Bersih Rp 500,000

Persediaan awal 150,000


Pembelian 300,000
HP Tersedia dijual 450,000
Persediaan akhir ?(2)
Taksiran HPP ?(1)
Taksiran Gross Profit 30% 150,000

(1) Penjualan Bersih Rp 500,000


Kurangi Taksiran GP 30% X Rp 500.000,- 150,000
Taksiran HPP 350,000

(2) HP Tersedia dijual 450,000


Kurangi Taksiran HPP 350,000
Taksiran HP Persediaan akhir 100,000

Metode Eceran ( Retail Method )

Harga Pokok Harga Jual

Persediaan awal, 1 Januari 2006 Rp 21.500 Rp 35.000


Pembelian bersih bulan Januari 2006 258.500 365.000

Persediaan tersedia dijual Rp 280.000 Rp 400.000


Penjualan 200.000
200.000

Prosentase harga pokok


Harga pokok persediaan tersedia dijual
terhadap harga jual =
Harga jual persediaan tersedia dijual

Rp 280.000
=
Rp 400.000

= 70%

Nilai persediaan akhir = 70% X Rp 200.000 = Rp 140.000

Contoh : Identifikasi Khusus


Diketahui :
Harga Pokok
Tanggal Keterangan Kuantitas Per Unit

02-2-2006 Sedan Sport, Ferari,


D 6969 AF, tahun 2006 1 $ 29.750
12-2-2006 Sedan Sport, Jaguar,
F 474 R, tahun 2006 1 31.500
20-2-2006 Humvee,
B 217 AN, tahun 2006 1 28.750
22-2-2006 Toyota Probox
D 1 AM tahun 2006 1 5.000
26-2-2006 Mercedec Benz, Sport
F 47 AR, tahun 2005 1 17.000

Persediaan tersedia dijual 5


Rp 112.000

HARGA POKOK PENJUALAN

Sedan Sport, Ferari, D 6969 AF, tahun 2006 $ 29.750


Sedan Sport, Jaguar, F 474 R, tahun 2006 31.500
Mercedec Benz Sport, F 47 AR, tahun 2005 17.000

Total harga pokok penjualan $ 78.250

HARGA POKOK PERSEDIAAN

Humvee,B 217 AN, tahun 2006 $ 28.750


Toyota Probox D 1 AM tahun 2006 5.000
Persediaan 31 Januari 200A $ 33.750

Penyajian Dalam Laporan Keuangan


Inventory disajikan dalam laporan keuangan sebagai current asset, dengan mencantumkan
keterangan berkaitn dengan jenis-jenis persediaan dan metode penilaian persediaan dalam
catatan atas laporan keuangan ( notes to financial statement ) atau langsung dalam neraca.
Masing-masing metode pencatatan akan berdampak yang berbeda dalam laporan
keuangan, dimana nilai persediaan akan tampil di neraca, sedangkan harga pokok barang yang
dijual akan tampil dalam laporan laba rugi yang akan mempengaruhi laba kotor.

SOAL LATIHAN

SOAL I
PT Sabar Menanti memiliki persediaan 1’juni’06 sebanyak 100 unit VCD Sony dengan
nilai Rp 300.000,- per unit. Selama bulan Juni mutasi persediaan barang dagang sebagai berikut
(penjualan dan pembelian dilakukan secara kredit) :
Jun 3 : Pembelian 200 unit @ Rp 400.000,-
6 : Penjualan 150 unit dengan harga jual @ Rp 500.000,-
10 : Pembelian 100 unit @ Rp 450.000,-
17 : Pembelian 50 unit @ Rp 475.000,-
21 : Penjualan 150 unit dengan harga jual @ Rp 550.000,-
28 : Penjualan 125 unit dengan harga jual @ Rp 600.000,-

Diminta :
Hitunglah nilai persediaan akhir bulan juni, dengan menggunakan system pencatatan
Fisik (Periodic) dan perpetual menggunakan metode FIFO, LIFO dan Average dan berapa
gross profit selama bulan tersebut
SOAL II
Persediaan barang dagangan PT Anugrah pada tanggal 1 Mei 2004 sebanyak 25 unit,
harga per unit Rp 325,- Mutasi persediaan barang dagangan selama bulan Mei 2004 adalah
sebagai berikut :
Pembelian : Penjualan :
Qty Harga Total Qty Harga Total
Tanggal (unit) ( Rp ) ( Rp ) Tanggal (unit) ( Rp ) ( Rp )

05 Mei 04 250 365 91.250 10 Mei 04 200 450 90.000

15 Mei 04 325 355 115.375 20 Mei 04 250 425 106.250

25 Mei 04 225 360 81.000 30 Mei 04 300 395 118.500

Diminta :
Hitunglah persediaan akhir barang dagangan, harga pokok barang yang dijual dan laba kotor
(Gross Profit ) apabila metode penilaian persediaan menggunakan :
a. FIFO dengan sistem perpetual ( gunakan tabel )
b. LIFO dengan sistem Periodic
AKTIVA TETAP ( FIXED ASSET )

Pengertian Aktiva Tetap


Aktiva tetap/Plant Assets/Fixed Assets/Property, Plant & Equipment adalah harta berwujud
yang dimiliki secara sah oleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan operasional
perusahaan yang umumya/masa manfaatnya lebih dari 1 periode akuntansi (1 tahun) dengan
nilai yang biasanya relatif besar.

Perolehan Aktiva Tetap


Harga perolehan aktiva tetap ( acquisition cost ) adalah semua jumlah yang dikeluarkan
perusahaan dalam rangka pembelian aktiva tetap sampai aktiva tetap tersebut siap untuk
digunakan.
Aktiva tetap dapat diperoleh melalui beberapa cara misalnya :
 Dibeli secara tunai
 Dibeli secara angsuran
 Ditukar dengan surat berharga yang diterbitkan perusahaan
 Dibangun/ dibuat sendiri
 Ditukar dengan aktiva lain yang sejenis maupun yang berbeda

Penyusutan Aktiva Tetap


Semua jenis fixed assets (kecuali tanah) yang dimiliki perusahaan akan mengalami
penurunan nilai baik dari segi fisik, teknologi, maupun kapasitas karena kehilangan
kemampuannya dalam memberikan manfaat bagi perusahaan. Dengan demikian harus
dilakukan alokasi harga perolehan secara sistematis menjadi beban/expense selama aktiva
tetap tersebut digunakan dalam aktivitas perusahaan. Alokasi demikian disebut penyusutan
(depresiasi).
Faktor yang dapat menyebabkan turunnya kemampuan fixed assets memberikan
manfaat dalam kegiatan operasi perusahaan dapat dibagi ke dalam dua kategori, yakni (1)
penyusutan secara fisik yang diakibatkan oleh pemakaian dari keusangan normal serta (2)
penyusutan secara fungsional akibat kemajuan teknologi dari kemampuan perusahaan
berproduksi yang menyebabkan aktiva tersebut tldak memadai lagi untuk digunakan terus di
perusahaan.
Beberapa istilah atau hal yang perlu diperhatikan dalam pencatatan penyusutan atas
fixed assets adalah sbb:
 Initial Cost Acquisition yaitu harga perolehan aktiva tetap, yang akan menjadi dasar
penyusutan, oleh karena itu perhitungan kapitalisasinya harus tepat.
 Useful Life/Umur Ekonomis, yaitu taksiran masa manfaat jangka waktu kegunaan fixed
assets tersebut.
 Nilai sisa/residu/salvage value, merupakan perkiraan nilai aktiva di akhir umur
ekonomisnya, yang ditetapkan pada saat aktiva diperoleh.
 Depreciable cost, merupakan nilai manfaat yang akan disusutkan sesuai dengan perkiraan
umur aktiva.
 Akumulasi penyusutan/accumulated depreciation, merupakan hasil penjumlahan
(akumulasi) dari perhitungan beban penyusutan / depre-ciation expense setiap periode.
 Nilai buku/book value, yakni perkiraan sisa manfaat dari fixed assets setelah disusutkan

Metode Penyusutan
1. Straight Line Method / Metode Garis Lurus
cost aktiva dialokasikan secara merata setiap periode selama umur ekonomisnya, menjadi
beban penyusutan/ depreciation expense.
Rumus perhitungannya:
Depreciation = Cost – Salvage Value
Economical life
2. Unit of Production Method / Metode Unit Produksi
cost aktiva dialokasikan sesuai dengan jumlah unit produksi yang dihasilkan tiap-tiap
periode
Rumus perhitungannya :
Depreciation = (cost – salvage value) x Volume production
Capacity total

3. Declining Balance Method / Metode Sardo Menurun


cost aktiva dialokasikan dengan tarif yang dihitung -biasanya- 2 kali tarif straight line
(double declining balance).
Rumus perhitungannya :
Depreciation = 2 x 100% x Book Value
Economic life

4. Sum of The Year Digits Method / Metode Jumlah Angka Tahun


cost aktiva dialokasikan dengan suatu tarif yang menghasilkan beban penyusutan yang
menurun tiap-tiap periodenya, jadi dampaknya hampir seperti metode declining balance.
Untuk menghitung penyusutannya digunakan denominator (= penyebut) yang merupakan
penjumlahan dari umur aktiva dalam tahun (sum of the years digits), jika umumya 5
tahun maka denominatomya 15 (1 + 2 + 3 + 4 + 5),
untuk tahun 1 = 5/15 x (cost – salvage value)
2 = 4/15 x (cost – salvage value), dan seterusnya

Atau menggunakan rumus untuk mendapat denominatornya n ( n+1 )


2
n = umur aktiva

Dengan mencatat menggunakan cara tidak langsung, maka cost fixed assets tidak berubah,
tetapi akan ada contra account yang akan mengurangi nilai cost menjadi nilai buku (book
value) dari fixed assets.

Jumal yang dibuat adalah:


Dr. Depreciation expense
Cr. Accumulated depreciation

Contoh soal :

PT Rayhan pada tanggal 1 Januari 2005 membeli sebuah mesin pabrik senilai $ 24,000,
diperkirakan umur ekonomis mesin adalah 5 tahun dengan nilai sisa $ 2,000
Diminta :
Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan beserta perhitungannya apabila metode
penyusutan yang digunakan :

1) Straight Line
2) Sum of the year digits
3) Double declining balance
4) Unit of production, jika diketahui hasil produksi setiap tahun adalah sbb: Tahun. I = 25
ton, Tahun II = 35 ton, Tahun III = 45 ton, Tahun IV = 40 ton, Tahun V = 55 ton.

Jawab:
1 Januari 2005
Dr. Machinary 24,000
Cr. Cash 24,000
( Pembelian aktiva tetap )

31 Desember
Dr Depreciation Expense 4,400
Cr Accumulated Depreciation 4,400
( Jurnal penyesuaian u/ beban penyusutan setiap thn berjalan
dengan straight Line Method )

Perhitungan penyusutan :

 Straight Line Method


Depreciation = 24,000 – 2,000 = $ 4,400
5

Tahun Depreciation Expenses Acc Depr Book Value


2005 4,400 4,400 19,600
2006 4,400 8,800 15,200
2007 4,400 13,200 10,800
2008 4,400 17,600 6,400
2009 4,400 22,000 2,000

 Sum of the years digits method :


Denominator = 1 + 2 + 3 + 4 +5 = 15

Tahun Depreciation Expenses Acc Depr Book Value


2005 5/15 x 22,000 = 7,333 7,333 16,667
2006 4/15 x 22,000 = 5,867 13,200 10,800
2007 3/15 x 22,000 = 4,400 17,600 6,400
2008 2/15 x 22,000 .= 2,933 20,533 3,467
2009 1/15 x 22,000 = 1,467 22,000 2,000

 Double Declining Balance Method :


Tarif = 2 x (100%/5 tahun) = 40%

Tahun Depreciation Expenses Acc Depr Book Value


2005 40 % x 24,000 = 9,600 9,600 14,400
2006 40 % x 14,400 = 5,760 15,360 8,640
2007 40 % x 8,640 = 3,456 18,816 5,184
2008 40 % x 5,184 = 2,074 20,890 3,110
2009 40 % x 3,110 = 1,244 22,000 2,000

 Unit of production method :


Penyusutan per ton = 24,000 – 2,000 = 110
200

Ket : 25 + 35 + 45 + 40 + 55 = 200 ton

Tahun Depreciation Expenses Acc Depr Book Value


2005 25 x 110 = 2,750 2,750 18,500
2006 35 x 110 = 3,850 6,600 17,400
2007 45 x 110 = 4,950 11,550 12,450
2008 40 x 110 = 4,400 15,950 8,050
2009 55 x 110 = 6,050 22,000 2,000
Penghentian Aktiva Tetap

Ada beberapa alasan kenapa dilakukan penghentian penggunaan aktiva tetap oleh
perusahaan :
a. Dijual sebelum habis umur ekonomisnya karena alasan tertentu
b. Ditukar dengan aktiva tetap yang baru
c. Mengalami kerusakan sebelum habis umur ekonomisnya
d. Sudah habis umur ekonomisnya

Penjualan Aktiva Tetap


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan apabila aktiva tetap perusahaan dijual :
a. Harga jual aktiva tetap
b. Penyusutan yang belum dicatat pada saat penjualan (buat jurnal penyesuaian)
c. Nilai buku aktiva tetap pada saat penjualan (selisih antara harga perolehan dengan
akumulasi penyusutan)
d. Laba atau rugi penjualan aktiva tetap, yaitu selisih antara harga jual dengan nilai
buku, terjadi laba apabila Harga Jual > Nilai Buku, terjadi rugi apabila Harga Jual <
Nilai Buku

Contoh soal :
Misal dari contoh tersebut diatas PT Rayhan menjual aktiva tetap mesinnya pada
tanggal 1 April 2006 dengan harga jual $ 19,000

Diminta :
Jurnal yang diperlukan beserta perhitungannya apabila metode penyusutannya menggunakan
metode garis lurus (stright line method), bagaimana bila menggunakan metode lainnya ?
Jawab :
Penyusutan yang belum dicatat :
1 januari 2006 s/d 1 April 2006 = 3 bulan → 3/12 X 4,400 = 1,100
Jurnal penyusutan pada tgl 1 April 2006

Dr Depreciation Expense 1,100


Cr Accumulated Depreciation 1,100
Akumulasi penyusutan s/d 1 April 2006 : 4,400 + 1,100 = 5,500
Nilai Buku pada tgl 1 April 2006 : 24,000 – 5,500 = 18,500
Laba penjualan aktiva tetap : 19,000 – 18,500 = 500
Jurnal penjualan mesin :
1 April 2006
Dr Cash 19,000
Accumulated Depreciation 5,500
Cr Machine 24,000
Gain on sale of Machine 500

Apabila terjadi rugi, misalkan mesin dijual dengan harga $ 17,500, maka
Jurnal penjualan mesin :
1 April 2006
Dr Cash 17,500
Accumulated Depreciation 5,500
Loss on Sales of Machine 1,000
Cr Machine 24,000

Pertukaran Aktiva Tetap


Merupakan penghentian penggunaan aktiva tetap lama karena ditukar dengan aktiva
tetap yang baru baik dengan aktiva tetap yang sejenis maupun yang tidak sejenis (berbeda jenis
maupun fungsinya)
Yang harus diperhatikan dalam pertukaran aktiva tetap ini adalah :

a. Harga pertukaran aktiva tetap


b. Penyusutan yang belum dicatat pada saat pertukaran (buat jurnal penyesuaian)
c. Nilai buku aktiva tetap pada saat pertukaran (selisih antara harga perolehan dengan
akumulasi penyusutan)
d. Laba atau rugi pertukaran aktiva tetap, yaitu selisih antara harga pertukaran dengan
nilai buku.

Untuk Aktiva tetap sejenis :


Apabila terjadi laba yaitu Harga Tukar › Nilai Buku  dicatat sebagai pengurang harga
perolehan (Cost ) aktiva tetap yang baru.
Apabila terjadi rugi yaitu Harga Tukar ‹ Nilai Buku  dicatat rugi
Untuk Aktiva tetap tidak sejenis :
Apabila terjadi laba yaitu Harga Tukar › Nilai Buku  dicatat laba
Apabila terjadi rugi yaitu Harga Tukar ‹ Nilai Buku  dicatat rugi

Contoh soal : untuk aktiva tetap sejenis


Misal dari contoh tersebut diatas PT Rayhan menukarkan aktiva tetap mesinnya pada tanggal 1
Maret 2006 dengan aktiva tetap mesin baru yang harganya $ 30,000 untuk itu harus
menambah kekurangannya sebesar $ 14,000

Diminta :
Jurnal yang diperlukan beserta perhitungannya apabila metode penyusutannya menggunakan
metode Jumlah Angka Tahun (Sum of The Year Digits Method), bagaimana bila menggunakan
metode lainnya ?

Jawab :
Penyusutan yang belum dicatat :
1 januari 2006 s/d 1 Maret 2006 = 2 bulan → 2/12 X 5,867 = 978
Jurnal penyusutan pada tgl 1 Maret 2006

Dr Depreciation Expense 978


Cr Accumulated Depreciation 978

Akumulasi penyusutan s/d 1 Maret 2006 : 7,333 + 978 = 8,310


Nilai Buku pada tgl 1 Maret 2006 : 24,000 – 8,310 = 15,690
Harga tukar : $ 30,000 – 14,000 = 16,000
Laba pertukaran aktiva tetap : 16,000 – 15,690 = 310

Jurnal pertukaran mesin :


1 Maret 2006
Dr Machine (New) 29,690
Accumulated D epreciation 8,310
Cr Machine (Old) 24,000
Cash 14,000

Apabila terjadi rugi, misalkan PT Rayhan menukarkan aktiva tetap mesinnya dengan
aktiva tetap mesin baru yang harganya $ 30,000 untuk itu harus menambah kekurangannya
sebesar $ 16,000 , maka

Jurnal pertukaran mesin :


1 Maret 2006
Dr Machine ( New ) 30,000
Accumulated Depreciation 8,310
Loss on Sales of Machine 1,690
Cr Machine ( Old ) 24,000
Cash 16,000

Contoh soal : untuk aktiva tetap tidak sejenis


Misal dari contoh tersebut diatas PT Rayhan menukarkan aktiva tetap mesinnya pada
tanggal 1 Maret 2006 dengan aktiva tetap peralatan yang harganya $ 30,000 untuk itu harus
menambah kekurangannya sebesar $ 14,000, apabila menggunakan metode yang sama maka
dengan perhitungan yang sama jurnal yang perlu dibuat adalah

1 Maret 2006
Dr Equipment 30,000
Accumulated Depreciation 8,310
Cr Machine ( Old ) 24,000
Cash 14,000
Gain on exchange of machine 310

Penyajian Di Neraca:
Aktiva tetap di neraca akan disajikan sebesar harga perolehan dikurangi dengan -
akumulasi penyusutannya untuk mendapatkan nilai buku, di mana nilai buku akan makin
menurun karena menunjukkan sisa manfaat aktiva. Penyajiannya adalah sebagai berikut:
ASSETS LIABILITIES
Current Assets:
……….
Fixed Assets
Machinery 24,000
Less : Accumulated Depreciation 4,400
Book Value 19,600

SOAL LATIHAN
SOAL I
Pada tanggal 6 September 2006 PT. Fajar Sukses Selalu membeli secara tunai Mesin
Rajut dengan harga faktur Rp 510.000.000,- Biaya Angkut dan pemasangan Rp 500.000,- Biaya
Instalasi dan uji coba Rp 1.500.000,- Mesin mulai dipergunakan pada tgl 1 Oktober 2006,
ditaksir mempunyai umur ekonomis 10 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp 12.000.000,- Metode
penyusutan garis lurus ( straight line methode )
Diminta :
1. Jurnal pembelian mesin tersebut
2. Buatlah jurnal penyesuaian pada akhir tahun 2006.

Soal II
Berikut ini merupakan data aktiva tetap milik PT Tunas Jaya pada tgl 31 Desember
2005 :
Machine Rp 275.000.000,-
Accumulated Depreciation Rp 100.000.000,-
Book Value Rp 175.000.000,-
Aktiva tetap tersebut dibeli pada tanggal 1 Januari 2002, Metode penyusutan
menggunakan metode garis lurus sedangkan nilai sisa Rp 25.000.000 dan umur ekonomis 10
th
Pada tgl 30 September 2006 aktiva tetap tsb. ditukar dengan mesin sejenis yang baru
seharga Rp 225.000.000 untuk itu perusahaan menambah uang tunai sebesar Rp 50.000.000
dan wesel bayar Rp 25.000.000

Diminta :
Buatlah jurnal pada tgl. 30 September 2006 & tgl 31 Desember 2006.

Anda mungkin juga menyukai